MORFOLOGI GUNUNGAPI PURBA SAPAYA Fitrah Hidayat Kadir Muh. Altin Massinai Prody Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN Telah dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui morfologi gunungapi Sapaya berdasarkan 2 (dua) data citra yaitu ASTER GDEM dan DEM SRTM. Dari pola kelurusan (lineament) daerah rendahan menyatakan adanya struktur sesar sementara kelurusan (lineament) daerah tinggian menyatakan suatu lipatan. Struktur dari gunungapi purba Sapaya yang berumur Miosen yang tampak jelas pada kedua citra berupa struktur kawah dan kaldera, serta memperlihatkan bentuk morfologi kerucut tererosi. Kata Kunci : gunungapi purba Sapaya, ASTER GDEM, DEM SRTM, kelurusan (lineament) PENDAHULUAN Tatanan geologi pulau Sulawesi yang Geomorfologi berada di tengah tiga lempeng besar Van Zuidam (1983) mendefinisikan (lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, geomorfologi sebagai ilmu yang lempeng mendeskripsikan, Hindia-Australia) mempunyai keunikan tersendiri, serta mendefinisikan, menjabarkan bentuk-bentuk mengingat kawasan ini merupakan umum roman muka bumi serta pusat pertemuan tiga lempeng besar perubahan-perubahan yang terjadi yang saling mengalami pertumbukan. sepanjang Sehingga hubungannya berpengaruh terhadap evolusinya dengan dan keadaan pembentukan gunung-gunung yang struktur di bawahnya, serta sejarah ada perubahan di Sulawesi Selatan, salah geologi pada yang satunya adalah gunungapi Sapaya diperlihatkan bentuk (Massinai, 2011). permukaan itu. Verstappen (1983), mendefiniskan geomorfologi sebagai 1 ilmu yang mempelajari bentuk lahan dapat dibedakan sebagai erupsi celah (landforms), hubungan bentuk lahan dan dengan dalam samping adalah erupsi yang muncul lingkup ruang dan waktu. Dalam hal pada retakan/sesar dapat memanjang ini pembentukan permukaan bumi, sampai beberapa kilometer. Erupsi baik yang berada di atas maupun di eksentrik adalah erupsi samping bawah permukaan air dan penekanan tetapi magma yang keluar bukan dari dilakukan asal mula bentukan serta kepundan pusat yang menyimpang perkembangan di masa depan. ke samping melainkan langsung dari lingkungannya esrupsi eksentrik. Erupsi dapur magma melalui kepundan Sementara Massinai mendefinisikan (2011) tersendiri (Anonim, 2012). geomorfologi sebagai suatu studi tentang bentuk- Morfologi Gunungapi bentuk alamiah baik teratur maupun Menurut Kuno (1976), gunungapi acak di permukaan bumi dan segala mempunyai bentuk yang bermacam- proses yang menghasilkan bentuk- macam, tergantung pada jenis bahan bentuk tersebut. Permukaan bentang gunungapi alam antara lain (lihat Gambar 2.3) : melalui proses endogen maupun eksogen akan menghasilkan topografi permukaan bumi berbentuk cekungan, yang pedataran, perbukitan, dan pegunungan. yang a. Bentuk dihasilkannya, kerucut, umumnya dijumpai pada gunungapi berlapis. Bentuk kerucut dibangun juga oleh dapat bahanlepas gunungapi. Onggokan batuapung akan Gunungapi Gunungapi diklasifikasikan membentuk batuapung, kerucut skorea akan berdasarkan dua sumber erupsi yaitu membentuk kerucut skorea dan erupsi pusat dan erupsi samping. kerucut sinder yang merupakan Erupsi pusat adalah erupsi yang kumpulan keluar melalui kawah utama dan skoreaan. sinder dan bahan erupsi samping, erupsi yang keluar b. Bentuk kubah, biasa dijumpai dari lereng tubuhnya. Erupsi samping pada gunungapi lava kental yang 2 keluar melalui celah dan dibatasi oleh sisi curam disekelilingnya. c. Bentuk maar, yaitu e. Bentuk yaitu barangko alur-alur (barronco), pada tubuh biasanya gunungapi yang kasar dan tak terbentuk pada lereng atau kaki teratur yang disebabkan oleh erosi gunungapi utama akibat letusan dan sesar. freatik atau freatomagmatik d. Bentuk terutama datartinggi dijumpai (plateau), pada gunungapi lava. Gambar 4 Bentuk Gunungapi (Alzwar dkk, 1987) Keterangan : a. maar d,e,f. kubah lava b. kerucut piroklastika g. gunungapi berlapis c. jarum gunungapi h. gunungapi tameng DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Pengertian Gunung Api. http://rolandgoeslaw.wordpress.com/2012/04/05/pengertian-gunungapi/, diakses pada hari rabu tanggal 02 January 2013 pukul 09.10 Wita. 3 Alzwar, Muzil; Hanang Samodra; Jonatan J. Tarigan. 1987. Pengantar Dasar Ilmu Gunug Api. Bandung : Penerbit Nova Hartono. 2007 Jelajah Bumi dan Alam Semesta. http://books.google.co.id/books?id=B_9_R66O3IC&pg=PA63&lpg=PA6 3&dq=tipe+efusif&source=bl&ots=xL40cNvZfL&sig=igDjBc4Hz_tc2e mb4e1QmA7IMvA&hl=en&sa=X&ei=eXt5UueVMIWPrQeUk4Bg&red ir_esc=y#v=onepage&q=tipe%20efusif&f=false, diakses pada hari rabu 06 November 2013 pukul 07.35 Wita. Katili, J.A. 1980. Geotectonics of Indonesia. Jakarta : Directorate General of Mines Kuno, H. 1976. Volcanoes and Volcanic Rocks (2nd ed). Iwanasami – Zensho, 196 Massinai, Muhammad Altin. 2011. Peranan Tektonik Dalam Berkontribusi Membentuk Geomorfologi Wilayah DAS Jeneberang. Bandung : Program Pasca Sarjana UNPAD Massinai, Muhammad Altin. 2012. Morfotektonik Dalam Mengontrol Geomorfologi Das Lengkese-Jenelata Di Sulawesi Selatan. http://jurnal.unpad.ac.id/ijas/article/download/2725/2362, diakses pada hari senin tanggal 04 November 2013 pukul 08.46 Wita Sidarto. 2009. Identifikasi Gunung Api Purba di Daerah Sapaya, Sulawesi Selatan Pada Data Inderaan Jauh. http://psg.bgl.esdm.go.id/informasi/geoseminar/131-identifikasigunungapi-sapaya-miosen-di-sulawesi-selatan-pada-data-inderaan-jauh, diakses pada hari rabu tanggal 02 January 2013 pukul 08.46 Wita Sukamto, Rab; S. Supriatna. 1982. Geologi Lembar Ujung Pandang, Bantaeng, dan Sinjai. Trisakti, Bambang. 2005. Orthorektifikasi Data Citra Resolusi Tinggi (ASTER dan SPOT) Menggunakan ASTER DEM. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2 &cad=rja&ved=0CDoQFjAB&url=http%3A%2F%2Foc.its.ac.id%2Fam bilfile.php%3Fidp%3D467&ei=auAzUeCNJ4aurAfU2IHgCA&usg=AF QjCNEAAYjH7se1o0C3NTvRmMSFWmVQhQ&bvm=bv.43148975,d. bmk, diakses pada hari senin tanggal 25 Februari 2013 pukul 10.04 Wita. 4