BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berkomunikasi secara efektif penting dikuasai karena peranannya yang sangat vital dalam hubungan antarmanusia. Dalam pergaulan sehari-hari kita sering menemukan bahwa kemampuan berkomunikasi dapat memperlancar atau sebaliknya dapat pula menghambat hubungan itu. Dalam hubungan pekerjaan, kemampuan berkomunikasi seseorang akan sangat menunjang keberhasilan dalam peningkatan kariernya . Itu sebabnya, dalam Diklat Pengembangan Diri Aparatur, peserta perlu dibekali dengan teknik berkomunikasi yang efektif. Dalam konteks dunia kerja, arus komunikasi antara atasan, bawahan, dan sesama rekan sekerja (peer) bahkan dengan pihak lain yang terkait dalam kegiatan suatu pekerjaan akan sangat berdampak pada kinerja semua unsur yang ada di lingkungan dunia kerja tersebut. Oleh karena itu, siapapun yang memasuki dunia kerja harus menyadari dan memahami pentingnya komunikasi yang efektif dalam menjalin hubungan yang sehat di lingkungan tempatnya beraktifitas. Komunikasi pada dasarnya proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi. Kita juga perlu menyadari bahwa pesan atau informasi itu dapat dilakukan siapa saja, kapan saja, di mana saja, dan dengan sarana apa saja. Perlu dicamkan bahwa banyak terjadi kesalahpahaman yang berakibat sangat fatal dalam hubungan antara individu dan bahkan antar kelompok etnis dan antar bangsa karena faktor komunikasi atau kekurang-mampuan dalam berkomunikasi. Itu sebabnya kemampuan berkomunikasi menjadi sangat penting dalam pergaulan antarmanusia. 1 Kita juga harus mampu memahami komunikasi yang telah kita warisi sejak lahir di dunia, yakni komunikasi non-verbal, mendengarkan (menyimak), dan berkomunikasi secara respektif. Memperlajari komunikasi, hambatan berkomunikasi dan teknik berkomunikasi mutlak dikuasi oleh para pejabat dan staf selaku Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mewujudkan visi dan misi instansinya. Kompetensi yang Anda miliki menjadi aset yang dapat diaplikasi dalam berbagai ruang lingkup bidang tugas Anda secara efektif. B. Deskripsi Singkat Mata diklat komunikasi yang efektif, dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap aparatur sipil Negara (ASN) mengenai pengertian dan makna berkomunikasi yang efektif, hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, teknik berkomunikasi yang baik untuk berkinerja dalam organisasi. C. Standar Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menerapkan stategi bekerjasama dalam kelompok melalui komunikasi yang saling menguntungkan sehingga pekerjaan atau tugas organisasi dapat terselesaikan dengan baik. 2. Indikator Keberhasilan Secara lebih spesifik peserta diharapkan mampu: a) Mendeskripsikan pengertian dan makna komunikasi yang efektif b) Mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi. c) Menerapkan teknik berkomunikasi. 2 D. Materi Pokok dan Sub Materi 1) Pengertian, Makna Komunikasi a. Pengertian Komunikasi b. Proses dan Unsur-Unsur Komunikasi c. Makna Komunikasi yang Efektif 2) Hambatan Dalam Komunikasi a. Hambatan Psikologis b. Hambatan Sosiokultural 3) Teknik Berkomunikasi a. Teknik berbicara efektif b. Teknik mendengarkan yang Efektif c. Terampil Berbicara E. Waktu Penyajian Tahapan penyajian isi modul berisi beberapa komponen pembelajaran yang meliputi penyajian substansi pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan metode kegiatan paratisipasi aktif peserta menggunakan bahan Diklat (modul, kasus, cerita, audio visual dan media pembelajaran lainnya). Jangka waktu pembelajaran mata diklat ini adalah 3 Jam Pelatihan atau membutuhkan waktu 135 1). Pengertian, makna komunikasi (30-40 menit) 2). Hambatan dalam Komunikasi (30-40 menit) 3). Teknik berkomunikasi (40-50 menit) F. Persyaratan 1) Peserta mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar komunikasi 2) Peserta mampu memahami dan menjelaskan hambatan dalam berkomunikasi 3) Peserta mampu memahami dan menjelaskan teknik berkomunikasi yang efektif. 3 G. Petunjuk Penggunaan Modul Modul ini dibagi dalam 3 bab dan setiap bab merupakan satu pokok bahasan. Keseluruhan bahan pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan dalam waktu sembilan (3) jam pembelajaran dengan lama waktu masing-masing 45 menit. Bab 1 berisi uraian tentang pengertian dan makna komunikasi. Tujuan bab ini adalah untuk membekali peserta dengan pemahaman mengenai pengertian, unsur-unsur, jenis-jenis dan klasifikasi komunikasi, manfaat dan kendala komunikasi, serta komunikasi yang efektif. Bab 2 menguraikan tentang komunikasi verbal. Dalam bab ini dibahas mengenai pengertian komunikasi verbal, hal-hal yang perlu disimak ketika berbicara dengan orang lain, deposito yang perlu Anda lakukan ke dalam rekening emosi, dan akhirnya diketengahkan kaidah komunikasi. Bab 3 membahas Teknik Berbicara Efektif. Dalam bab ini perlu diperhatikan mendengarkan ketika berkomunikasi, terampil berbicara, Prinsip-prinsip komunikasi respektif. H. Tujuan Akhir Berbekal hasil belajar pada modul komunikasi yang efektif, peserta diharapkan mampu memahami dan menerapkan komunikasi yang efektif yang berhubungan dengan bidang tugas masing-masing pada tingkat individu maupun unit kerjanya sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang kompoten dalam tugas dan tanggungjawabnya. 4 I. Penguasaan Standar Kompetensi Pengertian dan makna komunikasi yang efektif, mampu mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi dan dapat menerapkan teknik berkomunikasi. 5 BAB II PENGERTIAN DAN KONSEP KOMUNIKASI YANG EFEKTIF A. Pengertian dan Konsep Komunikasi Kita sering beranggapan bahwa kita dapat berkomunikasi dengan baik hanya karena kita memiliki semua sarana melakukan hal itu. Misalnya, kita merasa punya sarana alamiah yang diberi Tuhan berupa mulut untuk berbicara, telinga untuk mendengar, atau mata untuk melihat. Atau kita merasa memiliki sarana artifisial berupa teknologi untuk menyampaikan pesan/informasi kepada orang lain. Kita akan mengetahui kemampuan berkomunikasi dengan baik bukan sekadar memiliki semua fasilitas komunikasi, betapapun canggihnya sarana itu. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). Istilah komunikasi berasal dari kata Latin, communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksud sama di sini adalah sama makna. Ada pendapat yang menyatakan bahwa komunikasi adalah seluruh proses yang diperlukan untuk memahami pikiran yang disampaikan orang lain. Pendapat lain mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses untuk memadukan ingatan atau pikiran. Ahli lainnya mengatakan bahwa cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan siapa mengatakan apa; dengan saluran apa; kepada siapa; dengan pengaruh bagaimana. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). Berdasarkan uraian definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli dan yang berkembang selama ini, dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses, yaitu proses 6 (kegiatan) penyampaian pesan/informasi dari seseorang (pengirim) kepada orang lain (penerima) dengan menggunakan cara/teknik/sarana penyampaian pesan/informasi tertentu. Komunikasi yang efektif hanya terjadi jika pesan/informasi yang disampaikan telah diterima dan dipahami sesuai dengan yang diinginkan pengirim pesan/informasi. Nanti kita akan mengetahui pentingnya balikan dalam proses komunikasi. Bahkan dapat dikemukakan bahwa tanpa balikan, komunikasi bukanlah suatu proses. Konsep komunikasi dapat juga ditelaah dari gagasan mengenai saling ketergantungan (interdependency) yang menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Ketergantungan kita satu sama lain, sangat dipengaruhi oleh komunikasi. B. Proses dan Unsur-Unsur Komunikasi Seperti yang telah dikemukakan komunikasi adalah suatu proses (kegiatan) penyampaian pesan/informasi dari seseorang (sender) kepada cara/teknik/sarana orang lain (receiver) penyampaian dengan pesan/informasi menggunakan tertentu. Pada awalnya proses itu berlangsung sangat sederhana. Dimulai dengan sejumlah ide atau gagasan yang abstrak dalam pikiran seseorang untuk mencari data atau menyampaikan pesan/informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan yang kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan. Selanjutnya pesan/informasi itu diterima oleh penerima pesan/informasi yang kemudian menafsirkannya dan selanjutnya mengirimkan balikan. Proses sederhana ini dapat dilihat dalam peraga berikut. 7 Berdasarkan uraian tersebut kita dapat mengidentifikasi lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan. Kelima komponen itu adalah sebagai berikut. 1) Pengirim pesan Sumber pesan, sering disebut komunikator, sender, encoder yaitu orang yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. Komunikator dapat berupa individu, kelompok atau organisasi pengirim berita dengan tugas yaitu: a) Menyampaikan pesan dengan jelas. b) Memilih media yang tepat. c) Meminta respon. 8 2) Pesan yang dikirimkan Pesan, atau message merupakan seperangkat lambang-lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Isinya dapat berupa informasi, nasihat, hiburan, atau propaganda. 3) Cara mengirimkan pesan Cara mengirim pesan adalah melalui Media, atau channel yaitu saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto, 1994). Media komunikasi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a) audible, b) visual, dan c) audio visual. 4) Penerima pesan Penerima, sering disebut komunikan, receiver, audience, khalayak, atau sasaran yaitu yang menerima pesan dari komunikator. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang proses komunikasi. Tanggungjawab penerima pesan adalah: a. Konsentrasi untuk menangkap makna dengan tepat. b. Memberi feedback memastikan pesan telah diterima dengan tepat. 5) Balikan atau feedback. Umpan balik, (feed back) atau pengaruh yaitu seperangkat tanggapan atau reaksi pada komunikan setelah diterimanya pesan. Umpan balik dapat berbentuk opini, pendapat, sikap, dan perilaku sebagai akibat dari pesan yang diterimanya. C. Makna Komunikasi Yang Efektif Komunikasi menginterpretasikan yang dan efektif berarti menangkap komunikan pesan (receiver) (message) yang disampaikan tepat seperti yang dimaksud oleh komunikator (sender), kemudian komunikan merespon positif sesuai harapan. Komunikasi 9 efektif terjadi jika terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut direspon sesuai harapan kedua pelaku. Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks (Mingay, 2005: 2; dan Soller, Lesgold, Linton dan Goodman, 1999: 1-8). Penting karena ragam dinamika kehidupan menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul. Kompleks karena komunikasi efektif tidak serta merta berlaku untuk semua bentuk proses komunikasi yang terjalin. Ada beberapa indikator komunikasi efektif yaitu: 1) Pemahaman. Yaitu kemampuan memahami pesan secara cermat seperti dimaksudkan komunikator. Komunikan dikatakan efektif bila mampu memahami secara tepat. Sedang komunikator dikatakan efektif bila berhasil menyampaikan pesan secara cermat. 2) Kesenangan. Tercapai bila proses komunikasi selain berhasil menyampaikan informasi, juga berlangsung dalam suasana menyenangkan. Tujuan berkomunikasi selain transaksi pesan, juga saling interaksi secara menyenangkan untuk memupuk hubungan insani. 3) Pengaruh pada sikap Terjadi bila komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah sesuai makna pesan. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain agar bersikap positif. 4) Hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di kantor, sering terjadi komunikasi selain untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi sikap, juga bermaksud implisit yakni membina hubungan baik. 10 5) Tindakan Pihak-pihak yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai dengan pesan yang dikomunikasikan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan komunikasi yang efektif: 1) Ketahui mitra bicara (audience). Kita harus menyadari dengan siapa kita berkomunikasi. Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi harus disesuaikan dengan latar belakang audience kita. Informasi yang disampaikan mungkin saja bukan hal baru bagi mitra kita, tetapi jika penyampaiannya dengan jargon atau istilah yang tidak dipahami oleh mitra, maka informasi yang disampaikan sulit dipahami. 2) Ketahui tujuan. Tujuan berkomunikasi akan menentukan cara berkomunikasi. Bila sekedar ingin menyampaikan informasi, tentu komunikasi bersifat pengumuman. Tetapi bila bermaksud membeli atau menjual suatu produk, maka komunikasi bersifat negosiasi. 3) Perhatikan konteks. Konteks berarti keadaan atau lingkungan pada saat berkomunikasi yang memperjelas informasi yang disampaikan. Selain kata dalam konteks kalimat dan cara mengucapkan akan membuat makna berbeda. 4) Pelajari kultur. Pelaku komunikasi harus memahami kultur mitranya sehingga timbul saling pengertian dan penyesuaian gaya komunikasi dapat terjadi. 5) Pahami bahasa. Untuk memperjelas pesan yang akan disampaikan, gunakan kalimat sederhana yang mudah dipahami. Kalimat yang panjang dan kompleks sering mengaburkan makna. Kepiawaian menggunakan kalimat yang sederhana dan tepat dalam berbahasa akan sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi. 11 Prinsip dasar atau dikenal dengan lima hukum komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws Of Efffective Communication) yang dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi komunikasi yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble), berarti meraih (www.sinarharapan.co.id.). Komunikasi pada dasarnya adalah upaya bagaimana meraih perhatian, saling berbagi, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. 1) Respect, Dalam mengembangkan komunikasi efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Respek terhadap keberadaan orang lain adalah nilai mutlak untuk menjalin hubungan timbal balik antar perseorangan (interpersonal interaction) yang mutualistik atau saling menguntungkan. Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaannya. Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi, syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Samuel Johnson mengatakan bahwa ”There will be no respect without trust, and there is no trust without integrity.” Menurut Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi, William James juga mengatakan bahwa "Prinsip 12 paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai." 2) Empathy. Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum dimengerti oleh orang lain. Menurut Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Ini yang disebut Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang diperlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Dengan memahami perilaku orang lain, maka kita dapat berempati dengan kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan orang lain. Bentuk komunikasi lain, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim membutuhkan sikap saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim. Sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan. Sehingga pesan dapat tersampaikan tanpa halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati juga berarti kemampuan mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Esensi komunikasi yang efektif adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif jika tidak ada umpan balik dari penerima pesan. 13 3) Audible. Makna audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu atau mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media yang tepat hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita menggunakan berbagai media, perlengkapan atau alat bantu audio visual agar pesan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. Kunci penerapan hukum ini adalah: a) Buatlah agar pesan mudah dimengerti. b) Fokus pada informasi yang penting c) Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi pesan. d) Perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan sekitar e) Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul f) Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan (backup). 4) Clarity Clarity dapat berarti keterbukaan dan transparansi. Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau menimbulkan penafsiran yang berbeda. Hal ini adalah hukum paling utama dalam korespondensi tingkat tinggi. Kesalahan penafsiran akan berdampak rumit.. Dalam berkomunikasi perlu dikembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan. Tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan menurunkan semangat tim. Caracara untuk memperjelas pesan yaitu: a) Tentukan tujuan yang jelas. 14 b) Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita. c) Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai. d) Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan. e) Pesan yang disampaikan harus fleksibel. 5) Humble Dalam komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, didasari sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap Rendah Hati intinya antara lain: sikap penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. D. Rangkuman Komunikasi memainkan peran penting dalam interaksi manusia. Komunikasi adalah proses untuk memadukan ingatan atau pikiran. Akhirnya ada juga yang berujar bahwa cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan siapa mengatakan apa; dengan saluran apa; kepada siapa; dengan pengaruh bagaimana. Komunikasi yang efektif terjadi jika baik pengirim atau penerima memiliki persepsi yang sama atau pesan/informasi tersebut. Penerima pesan/informasi memberikan balikan atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya; apakah ia memahami pesan/ informasi yang dimaksud oleh pengirim atau tidak. Komunikasi yang efektif sekaligus dapat meningkatkan kadar hubungan intrapersonal. Prinsip dasar atau dikenal dengan lima hukum komunikasi yang efektif (The 5 inevitable laws of efffective communication) dapat dirangkum dalam satu kata, yaitu REACH (Respect, Empathy, 15 Audible, Clarity, Humble). Komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyempaian pesan dari pengirim kepada penerima pesan dengan menggunakan cara-cara tertentu. Pesan/informasi disampaikan melalui suatu media atau saluran baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung. E. Latihan 1. Komunikasi merupakan kebutuhan umat manusia. Jelaskan makna pernyataan tersebut? 2. Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi keefektifan komunikasi? 3. Jelaskan ciri ciri komunikasi yang efektif dan manfaat komunikasi dalam organisasi? F. Kunci Jawaban 1. Karena Komunikasi adalah mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan, membujuk, mengajar dan negosiasi serta memadukan ingatan atau pikiran. 2. Faktor yang memengaruhi keefektifan komunikasi : a) Clarity (Kejelasan) b) Accuracy (Ketepatan) c) Contex (Konteks) d) Flow (Alur) e) Dan Culture (budaya) 3. Ciri komunikasi yang efektif dan manfaat komunikasi a) Pesan yang dikirim Komunikator / sender dapat diterima dengan baik oleh Komunikan/Receiver b) Umpan balik dari Komunikan sehingga terjadi timbal balik proses komunikasinya. c) Media dan Bahasa yang digunakan 16 BAB III HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI A. Hambatan Psikologis Kondisi psikologis seseorang akan ikut mempengaruhi bagaimana pesan yang dikirim oleh komunikator. Kondisi ini dapat menjadi hambatan berkomunikasi yang disebabkan oleh interferensi kognitif atau mental berupa situasi psikologis yang tidak mendukung. Jika dikaitkan dengan unsur komunikasi, hambatan psikologis melibatkan unsur pengirim pesan dan penerima pesan. Hambatan psikologis antara lain : 1) Emosi Apa yang tengah dirasakan oleh penerima ketika memerima suatu komunikasi akan mempengaruhi cara ia menerjemahkannya. Pesan yang sama yang diterima pada saat anda marah atau bingung tak jarang diterjemahkan secara berbeda dari ketika anda sedang bahagia. Emosi-emosi ekstrem seperti rasa girang yang bukan kepalang atau depresi memiliki potensi yang sangat besar untuk menghambat komunikasi yang efektif. Dalam keadaan semacam itu, kita cenderung mengabaikan proses pemikiran rasional dan objektif kita serta menggantikannya dengan penilaian emosional. 2) Gangguan lingkungan fisik Hambatan fisik menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik atau badan seseorang, misalnya tuna rungu atau orang yang tidak bisa mendengar. Di sisi lain, hambatan fisik seperti saya harus berbicara keras dengan nenek saya karena fungsi pendengarannya yang sudah berkurang. Pesan saya kepada nenek pun terkadang tidak sesuai. Untuk mengatasi hambatan komunikasi terhadap nenek saya ini atau orang yang memiliki fungsi pendengaran yang kurang maka saya akan berbicara 17 dengan ekspresi muka yang jelas dan suara lantang sehingga bisa “terbaca”. Atau, informasi dituliskan sehingga nenek langsung paham maksudnya. Hambatan komunikasi juga bisa saja terjadi apabila salah satu pihak memerlukan bahasa isyarat seperti pada orang tuna wicara. 3) Kepribadian Seorang yang sangat pemalu, ia hanya berbicara seperlunya. Sehingga sulit baginya untuk memiliki topik pembicaraan dengan lawan jenis. Sifatnya yang minder dan pemalu akhirnya menjadi hambatannya saat lawan bicaranya seorang wanita. Selain sifat pribadi di atas, orang-orang introvert juga cenderung mengalami kesulitan untuk membangun percakapan pertama kali. Kepribadian seperti sanguinis tentu jarang mengalami hambatan berkomunikasi. Mereka biasanya selalu punya topik pembicaraan dalam benak mereka dan memiliki pribadi yang menarik komunikatif. B. Hambatan Sosiokultural Secara umum dapat diklasifikasikan tentang hambatan- hambatan dalam berkomunikasi pada sebuah organisasi, yang mengakibatkan terjadinya miskomunikasi dan menghambat terjalinnya kerjasama serta tujuan dari organisasi tersebut tidak tercapai. Keberhasilan/kegagalan komunikasi dapat ditengarai dari problemproblem yang ada pada elemen dan sub-elemen komunikasi yang sering muncul dalam lingkungan organisasi maupun intereraksi publik. Hambatan tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat. Mengutif model Laswell (who-says what-in which channel-to whom-with what effect), persoalan apa yang ada pada komunikator atau pada unsur who-nya (kredibilitas, fisik dan mental)?, isi pesan atau says what (struktur, akurasi, menarik)?, serta 18 bagaimana efek yang muncul (positif, negatif atau tanpa hasil)?. Hambatan sosiokultur antara lain : a. Aneka Etnik Belasan ribu pulau yang membenteng dari sabang sampai merauke merupakan kekayaan alam Indonesia yang tidak ternilai harganya. Tiap-tiap pulau di huni oleh etnik yang berbeda. Pulau-pulau besar, seperti pulau jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Papua terbagi menjadi beberapa bagian, dimana tiap bagian memiliki budaya yang berbeda. b. Perbedaan Norma Sosial Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbadaan norma sosial yang berlaku pada masing-masing etnik. Norma sosial dapat didefinisikan sebagai suatu cara, kebiasaan, tat krama dan alat istiadat yang disampaikan secara turun temurun, yang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku dalam masyarakat. Norma sosial mencerminkan sifat-sifat yang hidup pada suatu masyarakat dan dilaksanakan sebagai alat pengawas secara sadar dan tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Mengingat beragam norma sosial yang berlaku di indonesia, maka tidak tertutup kemungkinan terhadap pertentangan nilai, dalam arti kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat, dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya dan sebaliknya. c. Kurang Mampu Berbahasa Indonesia Keragaman etnik telah menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Dapat dikatakan, jumlah bahasa yang ada di indonesia adalah sebanyak etnik yang ada. Seperti kita ketahui bersama bahwa masyarakat Batak memiliki berbagai macam bahasa batak. Masyarakat di Papua, Kalimantan juga demikian keadaannya. Jadi sekalipun bahasa Indonesia 19 merupakan bahasa nasional yang selalu kita ucapkan pada saat memperingati sumpah pemuda, kita tidak dapat menutup mata akan kenyataan yang ada, yakni masih masih adanya masyarakat Indonesia, terutama di daerah terpencil yang belum bisa berbahasa Indonesia. Hal ini dapat menyulitkan penyebarluaskan informasi, kebijakan dan program-program pemerintah. Dalam menanggulangi masalah ini, pemerintah akan menggunakan aparat setempat atau para petugas penyuluh, atau para opinion leader untuk mengkomunikasikan kebijakan dan program pemerintah dengan menggunakan bahasa daerah setempat. d. Faktor Semantik Semantik adalah pengetahuan tentang pengertin atau makna kata yang sebenarnya. Jadi hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang digunakan oleh komunikator, maupun bahasa yang digunakan oleh komunikan. Hambatan semantis dalam suatu proses komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Pertama, komunikator salah mengucapkan kata-kata atau istilah sebagai akibat bebrbicara terlalu cepat. Pada saat ia berbicara, pikiran dan perasaan belum terformulasika, namun kata-kata terlanjur terucapkan. Maksudnya akan mengatakan “demokrasi” jadi “demonstrasi”; partisipasi menjadi “partisisapi”; ketuhanan jadi “kehutanan”, dan masih banyak lagi kata-kata yang sering salah diucapkan karena tergesa-gesa. Kedua, adanya perbedaan makna makna dan penegrtian untuk kata atau istilah yang sama sebagai akibat aspek psikologi. Misalnya kata “Gedang” akan berarti ”pepaya” bagi orang sunda, namun berarti “pisang” menurut orang jawa. Sedangkan kata “pepaya” untuk orang jawa adalah “kates”. Ketiga, adalah adanya pengertian yang konotatif. Sebagaiman kita ketahui semantik pengetahuan mengenai pengertian kata-kata 20 yang sebenarnya. Kata-kata yang sebenarnya itu disebut pengertian denotatif, yaitu kata-kata yang lazim diterima oleh orang-orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. e. Pendidikan Belum Merata Penduduk indonesia pada saat ini sudah mencapai 210 juta jiwa dan tersebar diseluruh pulau dan Nusantara. Ditinaju dari sudut pendidikan, maka tingkat pendidikan rakyat indonesia belum merata. Di perkotaan, relatif banyak penduduk yang dapat menyelesaikan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi, tetapi di desa-desa terpencil, jangankan menyelesaikan perguruan tinggi kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan dasar pun relatif kecil. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari, oleh sebab seorang komunikator dapat menyampaikan pesan sesuai namun amat disadari oleh pemerintah, sehingga untuk menanggulanginya pemerintah telah mencanangkan program pendidikan sembilan tahun. C. Rangkuman Keberhasilan/kegagalan komunikasi dapat ditengarai dari problemproblem yang ada pada elemen dan sub-elemen komunikasi yang sering muncul dalam lingkungan organisasi maupun intereraksi publik. Ada tiga jenis hambatan utama yang dapat membuat komunikasi tidak efektif yaitu: a. Hambatan Psikologis, yakni hambatan komunikasi yang disebabkan oleh interferensi kognitif atau mental berupa situasi psikologis yang tidak mendukung, antara lain, Emosi, Gangguan lingkungan fisik dan Kepribadian. b. Hambatan sosiokultur, yakni hambatan komunikasi berkenaan dengan segi sosial dan budaya masyarakat berarti pelaku komunikasi memahami diri mereka (individu) dengan perbedaan- 21 perbedaan yang ada secara Etnik, Norma Sosial, Kurang Mampu Berbahasa Indonesia, Semantik dan Pendidikan. D. Latihan 1. Jelaskan dengan singkat faktor yang dapat menghambat kelancaran berkomunikasi? 2. Jelaskan mengapa pihak penerima tidak percaya bahkan bersikap sinis terhadap suatu komunikasi? 3. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan diantara pengirim dan penerima pesan? E. Kunci Jawaban 1. Faktor yang dapat menghambat kelancaran berkomunikasi adalah : a. Hambatan Psikologis, yakni hambatan komunikasi yang disebabkan oleh interferensi kognitif atau mental berupa situasi psikologis yang tidak mendukung, antara lain, Emosi, Gangguan lingkungan fisik dan Kepribadian. b. Hambatan semantik berarti komunikator dan komunikan memberi arti yang berlainan. Permasalahan semantik terkait dengan penyandian/simbol antara komunikator dan komunikan, antara lain Bahasa dan Persepsi. c. Hambatan media karena faktor penggunaan media komunikasi yang tidak tepat. 2. Pihak penerima tidak percaya bahkan bersikap sinis terhadap suatu komunikasi. Hendaknya dalam berkomunikasi hindarilah kata-kata jargon, membosankan dan tidak menarik perhatian pendengarnya. 3. Terjadi perbedaan diantara pengirim dan penerima pesan, karena ketidak jelasan pesan yang disampaikan atau bisa juga pesan yang disampaikan bertele-tele atau memperlukan interprestasi. 22 BAB IV TEKNIK BERKOMUNIKASI A. Teknik Berbicara Efektif Berdasarkan kesuksesan dalam berbagai survei, sekitar 85% persen dari hidup berkaitan secara langsung dengan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan membina hubungan. Tak dipungkiri, komunikasi menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam perjalanan kesuksesan seseorang. Kemampuan berkomunikasi dan keterampilan membina relasi sangat diperlakukan buat siapapun itu yang ingin mendambakan kesuksesan. Teknik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jelas sehingga dapat dimengerti dan mencapai tujuan yang diharapkan di dalam komunikasi. Teknik berbicara di dalam berkomunikasi harus menyesuaikan diri antara komunikator dan komunikan kepada pesan (message) yang dipercakapkan. Secara sederhana, teknik berbicara di dalam komunikasi secara afektif adalah sebagai berikut : 1) Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan 2) Berbicara diiringi dengan bantuan gerak gerik 3) Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan baik 4) Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik 5) Menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara Berbicara efektif prinsipnya adalah berbahasa seperlunya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu kita juga harus memperhatikan tata cara dan adat sopan santun yang berlaku di lingkungan kerja maupun dimasyarakat agar pembicaraannya dapat berjalan dan berlangsung dengan lancar. Agar dapat berbicara dengan efektif, kita perlu mengetahui prinsipprinsipnya, diantaranya : 1) Memberi kesempatan berbicara kepada lawan bicara. 23 2) Menatap bergantian secara sopan. 3) Berbicara secara jelas, mengerti dan jangan berbisik. 4) Menghayati pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan. 5) Berbicara efektif hendaknya mengemukakan ide-ide, pandanganpandangan pemikiran tentang bahan pembicaraan yang akan dibicarakan dalam bentuk tujuan-tujuan. Berbicara bukan hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara berarti mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak ( Mulgrave dalam Tarigan 1981) Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam teknik berbicara yang baik/efektif. 1) Prinsip motivasi Setiap pembicaraan sudah barang tentu mempunyai motif yang berbeda-beda, tergantung pada masalah yang dibicarakan, siapa yang bertindak sebagai pembicara, serta waktu, tempat dan alasannya. Suatu hal yang tidak dapat disangkal bahwa setiap pembicaraan mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengertian dari pihak yang mendengarkan. Agar cara berbicara kita efektif dan dimengerti oleh orang lain, maka dalam berbicara harus memperhatikan: a) Dorongan kebutuhan b) Menghargai pendengar c) Memanfaatkan dorongan rasa ingin tahu 24 2) Penyajian isi pembicaraan Penyajian isi pembicaraan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: pendahuluan, isi atau materi, dan penutup. Untuk lebih jelasnya ketiga bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pendahuluan Bagian yang dianggap penting dalam pembicaraan adalah permulaan pembicaraan yang menarik perhatian para pendengar. Dalam hal ini sebaiknya dipilih kata-kata yang enak dan bersifat motivasi, sehingga hal-hal yang menjadi inti pembicaraan merupakan hal yang penting dan benar-benar dapat diserap oleh para pendengar. Pergunakanlah kata-kata atau kalimat yang tidak bertele-tele tetapi yang singkat dan berisi atau padat, sehingga menarik minat dan perhatian. b) Isi atau materi Agar penyajian isi pembicaraan berlangsung secara efektif ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, kejelasan materi yang dibicarakan, konsistensi, dapat memberikan pengertian pada pendengarnya, penggunaan waktu atau timing yang tepat tidak bertele-tele atau terlalu meluas, sehingga akan membuat kabur isi pembicaraan. c) Penutup Seperti halnya pada bagian pembukaan, maka pada bagian penutup harus dipilih kata-kata yang menarik karena bagian pembukaan dan penutup mencerminkan kualitas pembicaraan. Pada bagian ini sebaiknya diutarakan pula ucapan terima kasih kepada audiens atas perhatian dan kepedulian serta partisipasinya. 3) Teknik penyampaian dan gaya bicara Teknik penyampaian pembicaraan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu teknik memulai pembicaraan dan teknik pola 25 penyajian pembicaraan. Untuk lebih jelasnya kedua hal tersebut dapat diuraikan seperti berikut ini. a) Teknik memulai pembicaraan. Kata-kata pembukaan harus dapat menarik perhatian pendengar. Dalam hal ini ada beberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk memulai pembicaraan, yaitu: • Memulai dengan menggunakan anekdot • Memulai dengan mengajukan pertanyaan • Memulai dengan mengemukakan hal-hal yang lucu • Memulai dengan menyatakan keistimewaan suatu tempat atau kejadian. b) Teknik pola penyajian pembicaraan Dengan teknik pola penyajian berarti pembicaraan dimulai dengan isi materi pembicaraan. Terdapat beberapa macam pola yang dapat dipakai dalam menyajikan materi pembicaraan, yaitu: • Pola waktu (time order) dan pola tempat (space order), maksudnya penyajian materi pembicaraan disesuaikan kondisi waktu dan tempat. • Pola pemecahan masalah, artinya penyajian materi pembicaraan dilakukan dengan berbagai cara tergantung tujuan yang ingin dicapai, seperti melalui symposium, seminar, rapat kerja, dan konggres. • Pola topik order, artinya materi pembicaraan dibagi dalam topik-topik yang dibahas atau dibicarakan secara mendetail. Masing-masing topik dibicarakan oleh kelompok lain dan selanjutnya dibuat suatu rangkuman. • Pola aspek, artinya penyajian materi pembicaraan ditinjau dari berbagai aspek atau segi, seperti segi tempat, kejelasan, konsekuensi, waktu, dan kecukupan. 26 c) Gaya bicara Gaya bicara adalah cara berbicara yang dapat menimbulkan daya tarik bagi para pendengar. Berikut ini disajikan bermacammacam gaya bicara yang dapat dilakukan oleh pembicara, yaitu: • Gaya berbicara dengan gaya bahasa, adalah cara berbicara dengan menggunakan pilihan kata, ungkapan atau hubungan suara. • Gaya berbicara dengan mimik, adalah cara berbicara dengan menggunakan gerak air muka atau wajah si pembicara. • Gaya berbicara dengan pantomimic, adalah cara berbicara dengan menggunakan gerak anggota badan, seperti dengan menggeleng-gelengkan kepala atau menganggukkan kepala. • Gaya berbicara dengan gerak campuran, adalah cara berbicara dengan menggunakan mimik dan pantomimic. B. Teknik Mendengarkan yang Efektif Untuk dapat membutuhkan mendengarkan konsentrasi, dengan pengalaman, efektif pengetahuan sangat dan keterampilan. Adapun manfaat menjadi pendengar yang baik adalah: 1) Lawan bicara akan lebih mudah menyampaikan informasi atau pesan-pesannya 2) Hubungan kerjasama kelompok atau tim akan menjadi lebih baik dan harmonis 3) Mendorong lawan bicara untuk tetap menjalin hubungan atau komunikasi yang baik 4) Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan yang lainnya akan lebih jelas dapat diterima oleh lawan bicara. 27 Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang teratur. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa mendengarkan seseorang berbicara merupakan suatu kebutuhan yang sama pentingnya dengan keterampilan berkomunikasi. Dalam hal ini terdapat beberapa prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman pada saat kita mendengarkan seseorang yang sedang berbicara. Prinsip-prinsip untuk menjadi pendengar yang efektif adalah: 1) Tidak melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara pada saat yang bersamaan. 2) Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara 3) Hindari gangguan dari lingkungan sekitar 4) Mencoba untuk mengendalikan emosi 5) Membuat catatan yang singkat dan jelas 6) Mencoba untuk bersikap empati (perhatian dan senyuman) 7) Memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi non verbal 8) Bertanya pada tempatnya 9) Membuat kesimpulan tentang inti sari pembicaraan 10) Memberikan umpan balik C. Keterampilan Berbicara Sayangnya, tidak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Oleh karena itu, Ada lima kiat terampil berbicara di depan umum (Public Speaking). 1) Perhatikan intonasi Intonasi adalah tinggi rendahnya nada bicara. Seperti halnya penyanyi, saat menjadi komunikator, kita harus memiliki nada bicara agar tidak terdengar monoton dan membosankan. Tidak perlu segan untuk melatih diri Anda dalam mengeksplor berbagai kemungkinan intonasi yang bisa anda gunakan ketika berbicara. 28 2) Artikulasi yang jelas Artikulasi adalah pelafalan saat berbicara. Agar khalayak nyaman mendengar sekaligus mengerti materi yang anda sampaikan, pastikan diri anda untuk berbicara sejelas mungkin. Caranya adalah jangan berbicara terlalu cepat, juga jangan malas untuk membuka mulut agar perkataan anda tidak terdengar seperti gumaman. 3) Berikan Aksentuasi Aksentuasi adalah penekanan dalam beberapa kata yang dianggap penting. Tujuannya agar pendengar memperhatikan beberapa kata tertentu. Prinsip melakukan aksentuasi pada dasarnya sama seperti ketika anda memberikan tanda tebal (bold), miring atau garis bawah dalam sebuah tulisan. 4) Jaga Pace Pace adalah kecepatan berbicara sesuai ketukan. Berbicaralah sesuai dengan kecepatan yang nyaman didengar oleh hadirin, kurang lebih sesuai dengan ketukan yang teratur. Anda bisa melatih kecepatan berbicara sambil mendengarkan lagu dengan tempo sedang dalam ketukan 4/4. 5) Gunakan Diafragma Diafragma adalah otot di atas perut di bawah dada yang berfungsi untuk membantu pernapasan sehingga suara anda terdengar bertenaga dan jelas. Dengan menggunakan napas diafragma, suara anda akan terdengar bulat dan tebal, sehingga terkesan lebih meyakinkan dan nyaman didengar. D. Rangkuman Teknik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jelas sehingga dapat dimengerti dan mencapai tujuan yang diharapkan di dalam komunikasi. Teknik berbicara secara afektif adalah sebagai berikut : 29 1. Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan 2. Berbicara diiringi dengan bantuan gerak gerik 3. Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan baik 4. Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik 5. Menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara Teknik penyampaian pembicaraan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu teknik memulai pembicaraan dan teknik pola penyajian pembicaraan. Ada lima kiat terampil baik berbicara di depan umum (Public Speaking). 1. Perhatikan intonasi 2. Artikulasi yang jelas 3. Berikan Aksentuasi 4. Jaga Pace 5. Gunakan Diafragma E. Latihan 1. Jelaskan dengan singkat teknik berbicara efektif? 2. Jelaskan mengapa teknik memulai pembicaraan dan teknik pola penyajian pembicaraan perlu dikuasai oleh komunikator dalam berkomunikasi? 3. Dalam berkomunikasi tidak saja menyampaikan tetapi juga mendengarkan, Apa manfaat menjadi pendengar yang baik? F. Kunci Jawaban 1. Teknik berbicara efektif adalah : a. Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan b. Berbicara diiringi dengan bantuan gerak gerik c. Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan baik d. Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik e. Menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara 30 2. Karena seorang komunikator dapat memulai pembicaraan dengan : a. menggunakan anekdot b. mengajukan pertanyaan c. mengemukakan hal-hal yang lucu d. menyatakan keistimewaan suatu tempat atau kejadian. e. Serta penyajian materi pembicaraan ditinjau dari berbagai aspek tempat, kejelasan, konsekuensi, waktu, dan kecukupan. 3. Manfaat menjadi pendengar yang baik adalah a. Lawan bicara akan lebih mudah menyampaikan informasi atau pesan-pesannya b. Hubungan kerjasama kelompok atau tim akan menjadi lebih baik dan harmonis c. Mendorong lawan bicara untuk tetap menjalin hubungan atau komunikasi yang baik d. Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan yang lainnya akan lebih jelas dapat diterima oleh lawan bicara. 31 DAFTAR PUSTAKA Effendy, O. U. (2002). Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cangara, Hafied, 2015, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Raja Grafindo Persada Dale Carnegie & Associates Inc, 2016, Sukses Berkomunikasi, PT. Gramedia Jakarta Devito, Joseph A, 2011, Komunikasi Antarmanusia, Jakarta, Kharisma Effendy, Onong Uchjana, 2002, Ilmu Komunikasi teori dan praktek, Bandung Rosdakarya. Lunandi, A.G, 1987, Komunikasi Mengena Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Yogyakarta, Kanisius. Nurudin, 2016, Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer, Raja Grafindo Persada 32