- Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Prov

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berkomunikasi secara efektif penting dikuasai
karena peranannya yang sangat vital dalam hubungan antarmanusia.
Dalam
pergaulan
sehari-hari
kita
sering
menemukan
bahwa
kemampuan berkomunikasi dapat memperlancar atau sebaliknya
dapat pula menghambat hubungan itu. Dalam hubungan pekerjaan,
kemampuan berkomunikasi seseorang akan sangat menunjang
keberhasilan dalam peningkatan kariernya . Itu sebabnya, dalam
Diklat
Pengembangan Diri Aparatur, peserta perlu dibekali dengan
teknik berkomunikasi yang efektif.
Dalam konteks dunia kerja, arus komunikasi antara atasan,
bawahan, dan sesama rekan sekerja (peer) bahkan dengan pihak lain
yang terkait dalam kegiatan suatu pekerjaan akan sangat berdampak
pada kinerja semua unsur yang ada di lingkungan dunia kerja tersebut.
Oleh karena itu, siapapun yang memasuki dunia kerja harus menyadari
dan memahami pentingnya komunikasi yang efektif dalam menjalin
hubungan yang sehat di lingkungan tempatnya beraktifitas.
Komunikasi
pada
dasarnya
proses
penyampaian
dan
penerimaan pesan atau informasi. Kita juga perlu menyadari bahwa
pesan atau informasi itu dapat dilakukan siapa saja, kapan saja, di
mana saja, dan dengan sarana apa saja. Perlu dicamkan bahwa
banyak terjadi kesalahpahaman yang berakibat sangat fatal dalam
hubungan antara individu dan bahkan antar kelompok etnis dan antar
bangsa karena faktor komunikasi atau kekurang-mampuan dalam
berkomunikasi. Itu sebabnya kemampuan berkomunikasi menjadi
sangat penting dalam pergaulan antarmanusia.
1
Kita juga harus mampu memahami komunikasi yang telah kita
warisi sejak lahir di dunia, yakni komunikasi non-verbal, mendengarkan
(menyimak), dan berkomunikasi secara respektif.
Memperlajari
komunikasi,
hambatan
berkomunikasi
dan
teknik
berkomunikasi mutlak dikuasi oleh para pejabat dan staf selaku
Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mewujudkan visi dan misi
instansinya. Kompetensi yang Anda miliki menjadi aset yang dapat
diaplikasi dalam berbagai ruang lingkup bidang tugas Anda secara
efektif.
B. Deskripsi Singkat
Mata
diklat
komunikasi
yang
efektif,
dimaksudkan
untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap aparatur sipil
Negara (ASN) mengenai pengertian dan makna berkomunikasi yang
efektif,
hambatan-hambatan
dalam
berkomunikasi,
teknik
berkomunikasi yang baik untuk berkinerja dalam organisasi.
C. Standar Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
menerapkan stategi bekerjasama dalam kelompok melalui komunikasi
yang saling menguntungkan sehingga pekerjaan atau tugas organisasi
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Indikator Keberhasilan
Secara lebih spesifik peserta diharapkan mampu:
a)
Mendeskripsikan pengertian dan makna komunikasi yang efektif
b)
Mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.
c)
Menerapkan teknik berkomunikasi.
2
D. Materi Pokok dan Sub Materi
1) Pengertian, Makna Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
b. Proses dan Unsur-Unsur Komunikasi
c. Makna Komunikasi yang Efektif
2) Hambatan Dalam Komunikasi
a. Hambatan Psikologis
b. Hambatan Sosiokultural
3) Teknik Berkomunikasi
a. Teknik berbicara efektif
b. Teknik mendengarkan yang Efektif
c. Terampil Berbicara
E. Waktu Penyajian
Tahapan penyajian isi modul berisi beberapa komponen pembelajaran
yang meliputi penyajian substansi pokok bahasan dan sub pokok
bahasan
dengan
metode
kegiatan
paratisipasi
aktif
peserta
menggunakan bahan Diklat (modul, kasus, cerita, audio visual dan
media pembelajaran lainnya). Jangka waktu pembelajaran mata diklat
ini adalah 3 Jam Pelatihan atau membutuhkan waktu 135
1). Pengertian, makna komunikasi (30-40 menit)
2). Hambatan dalam Komunikasi (30-40 menit)
3). Teknik berkomunikasi (40-50 menit)
F. Persyaratan
1) Peserta mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar
komunikasi
2) Peserta mampu memahami dan menjelaskan hambatan dalam
berkomunikasi
3) Peserta mampu memahami dan menjelaskan teknik berkomunikasi
yang efektif.
3
G. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini dibagi dalam 3 bab dan setiap bab merupakan satu pokok
bahasan. Keseluruhan bahan pembelajaran ini diharapkan dapat
digunakan dalam waktu sembilan (3) jam pembelajaran dengan lama
waktu masing-masing 45 menit.
Bab 1 berisi uraian tentang pengertian dan makna komunikasi. Tujuan
bab ini adalah untuk membekali peserta dengan pemahaman
mengenai
pengertian,
unsur-unsur,
jenis-jenis
dan
klasifikasi
komunikasi, manfaat dan kendala komunikasi, serta komunikasi yang
efektif.
Bab 2 menguraikan tentang komunikasi verbal. Dalam bab ini dibahas
mengenai pengertian komunikasi verbal, hal-hal yang perlu disimak
ketika berbicara dengan orang lain, deposito yang perlu Anda lakukan
ke dalam rekening emosi, dan akhirnya diketengahkan kaidah
komunikasi.
Bab 3 membahas Teknik Berbicara Efektif. Dalam bab ini perlu
diperhatikan mendengarkan ketika berkomunikasi, terampil berbicara,
Prinsip-prinsip komunikasi respektif.
H. Tujuan Akhir
Berbekal hasil belajar pada modul komunikasi yang efektif, peserta
diharapkan mampu memahami dan menerapkan komunikasi yang
efektif yang berhubungan dengan bidang tugas masing-masing pada
tingkat individu maupun unit kerjanya sebagai aparatur sipil negara
(ASN) yang kompoten dalam tugas dan tanggungjawabnya.
4
I. Penguasaan Standar Kompetensi
Pengertian
dan
makna
komunikasi
yang
efektif,
mampu
mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi dan dapat
menerapkan teknik berkomunikasi.
5
BAB II
PENGERTIAN DAN KONSEP
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
A. Pengertian dan Konsep Komunikasi
Kita sering beranggapan bahwa kita dapat berkomunikasi
dengan baik hanya karena kita memiliki semua sarana melakukan hal
itu. Misalnya, kita merasa punya sarana alamiah yang diberi Tuhan
berupa mulut untuk berbicara, telinga untuk mendengar, atau mata
untuk melihat. Atau kita merasa memiliki sarana artifisial berupa
teknologi untuk menyampaikan pesan/informasi kepada orang lain.
Kita akan mengetahui kemampuan berkomunikasi dengan baik bukan
sekadar memiliki semua fasilitas komunikasi, betapapun canggihnya
sarana itu.
Komunikasi adalah
sebagai
pemindahan
informasi dan
pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). Istilah
komunikasi berasal dari kata Latin, communicatio dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama. Maksud sama di sini adalah sama
makna. Ada pendapat yang menyatakan bahwa komunikasi adalah
seluruh proses yang diperlukan untuk memahami pikiran yang
disampaikan orang lain. Pendapat lain mengemukakan bahwa
komunikasi adalah proses untuk memadukan ingatan atau pikiran.
Ahli
lainnya
mengatakan
bahwa
cara
terbaik
untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan
siapa mengatakan apa; dengan saluran apa; kepada siapa; dengan
pengaruh bagaimana. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau
kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau
perasaan (Roben.J.G).
Berdasarkan uraian definisi yang telah dikemukakan oleh para
ahli dan yang berkembang selama ini,
dapat disimpulkan bahwa
komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses, yaitu proses
6
(kegiatan)
penyampaian
pesan/informasi
dari
seseorang
(pengirim) kepada orang lain (penerima) dengan menggunakan
cara/teknik/sarana
penyampaian
pesan/informasi
tertentu.
Komunikasi yang efektif hanya terjadi jika pesan/informasi yang
disampaikan telah diterima dan dipahami sesuai dengan yang
diinginkan pengirim pesan/informasi. Nanti kita akan mengetahui
pentingnya
balikan
dalam
proses
komunikasi.
Bahkan
dapat
dikemukakan bahwa tanpa balikan, komunikasi bukanlah suatu proses.
Konsep komunikasi dapat juga ditelaah dari gagasan mengenai saling
ketergantungan (interdependency) yang menjelaskan hubungan antar
manusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar
pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan
bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Ketergantungan kita satu sama lain, sangat dipengaruhi oleh
komunikasi.
B. Proses dan Unsur-Unsur Komunikasi
Seperti yang telah dikemukakan komunikasi adalah suatu
proses (kegiatan) penyampaian pesan/informasi dari seseorang
(sender)
kepada
cara/teknik/sarana
orang
lain
(receiver)
penyampaian
dengan
pesan/informasi
menggunakan
tertentu.
Pada
awalnya proses itu berlangsung sangat sederhana. Dimulai dengan
sejumlah ide atau gagasan yang abstrak dalam pikiran seseorang
untuk mencari data atau menyampaikan pesan/informasi yang
kemudian
dikemas
menjadi
sebentuk
pesan
yang
kemudian
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan
bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan.
Selanjutnya
pesan/informasi
itu
diterima
oleh
penerima
pesan/informasi yang kemudian menafsirkannya dan selanjutnya
mengirimkan balikan. Proses sederhana ini dapat dilihat dalam peraga
berikut.
7
Berdasarkan
uraian
tersebut
kita
dapat
mengidentifikasi
lima
komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita
perhatikan. Kelima komponen itu adalah sebagai berikut.
1) Pengirim pesan
Sumber pesan, sering disebut komunikator, sender, encoder yaitu
orang yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang. Komunikator dapat berupa individu, kelompok atau
organisasi pengirim berita dengan tugas yaitu:
a) Menyampaikan pesan dengan jelas.
b) Memilih media yang tepat.
c) Meminta respon.
8
2) Pesan yang dikirimkan
Pesan, atau message merupakan seperangkat lambang-lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
Isinya dapat berupa informasi, nasihat, hiburan, atau propaganda.
3) Cara mengirimkan pesan
Cara mengirim pesan adalah melalui Media, atau channel yaitu
saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada komunikan. Pemilihan channel dalam proses komunikasi
tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto,
1994). Media komunikasi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a) audible, b) visual, dan c) audio visual.
4) Penerima pesan
Penerima, sering disebut komunikan, receiver, audience, khalayak,
atau sasaran yaitu yang menerima pesan dari komunikator. Dalam
komunikasi, peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang
proses komunikasi. Tanggungjawab penerima pesan adalah:
a. Konsentrasi untuk menangkap makna dengan tepat.
b. Memberi feedback memastikan pesan telah diterima dengan
tepat.
5) Balikan atau feedback.
Umpan balik, (feed back) atau pengaruh yaitu seperangkat
tanggapan atau reaksi pada komunikan setelah diterimanya pesan.
Umpan balik dapat berbentuk opini, pendapat, sikap, dan perilaku
sebagai akibat dari pesan yang diterimanya.
C. Makna Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi
menginterpretasikan
yang
dan
efektif
berarti
menangkap
komunikan
pesan
(receiver)
(message)
yang
disampaikan tepat seperti yang dimaksud oleh komunikator (sender),
kemudian komunikan merespon positif sesuai harapan. Komunikasi
9
efektif terjadi jika terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator
dan komunikan dan informasi tersebut direspon sesuai harapan kedua
pelaku. Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting
dan kompleks (Mingay, 2005: 2; dan Soller, Lesgold, Linton dan
Goodman, 1999: 1-8). Penting karena ragam dinamika kehidupan
menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan tepat, munculnya
kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta
beragam kepentingan yang ikut muncul. Kompleks karena komunikasi
efektif tidak serta merta berlaku untuk semua bentuk proses
komunikasi yang terjalin.
Ada beberapa indikator komunikasi efektif yaitu:
1) Pemahaman.
Yaitu kemampuan memahami pesan secara cermat seperti
dimaksudkan komunikator. Komunikan dikatakan efektif
bila
mampu memahami secara tepat. Sedang komunikator dikatakan
efektif bila berhasil menyampaikan pesan secara cermat.
2) Kesenangan.
Tercapai bila proses komunikasi selain berhasil menyampaikan
informasi, juga berlangsung dalam suasana menyenangkan. Tujuan
berkomunikasi selain transaksi pesan, juga saling interaksi secara
menyenangkan untuk memupuk hubungan insani.
3) Pengaruh pada sikap
Terjadi bila komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya
berubah sesuai makna pesan. Dalam berbagai situasi kita
berusaha mempengaruhi sikap orang lain agar bersikap positif.
4) Hubungan yang makin baik.
Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja
meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di kantor, sering
terjadi komunikasi selain untuk menyampaikan informasi atau
mempengaruhi sikap, juga bermaksud implisit yakni membina
hubungan baik.
10
5) Tindakan
Pihak-pihak yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai
dengan pesan yang dikomunikasikan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan
komunikasi yang efektif:
1) Ketahui mitra bicara (audience). Kita harus menyadari dengan
siapa
kita
berkomunikasi.
Bahasa
yang
digunakan
untuk
menyampaikan informasi harus disesuaikan dengan latar belakang
audience kita. Informasi yang disampaikan mungkin saja bukan hal
baru bagi mitra kita, tetapi jika penyampaiannya dengan jargon
atau istilah yang tidak dipahami oleh mitra, maka informasi yang
disampaikan sulit dipahami.
2) Ketahui tujuan. Tujuan berkomunikasi akan menentukan cara
berkomunikasi. Bila sekedar ingin menyampaikan informasi, tentu
komunikasi bersifat pengumuman. Tetapi bila bermaksud membeli
atau menjual suatu produk, maka komunikasi bersifat negosiasi.
3) Perhatikan konteks. Konteks berarti keadaan atau lingkungan pada
saat berkomunikasi yang memperjelas informasi yang disampaikan.
Selain kata dalam konteks kalimat dan cara mengucapkan akan
membuat makna berbeda.
4) Pelajari kultur. Pelaku komunikasi harus memahami kultur mitranya
sehingga
timbul
saling
pengertian
dan
penyesuaian
gaya
komunikasi dapat terjadi.
5) Pahami
bahasa.
Untuk
memperjelas
pesan
yang
akan
disampaikan, gunakan kalimat sederhana yang mudah dipahami.
Kalimat yang panjang dan kompleks sering mengaburkan makna.
Kepiawaian menggunakan kalimat yang sederhana dan tepat
dalam
berbahasa
akan
sangat
mempengaruhi
efektifitas
komunikasi.
11
Prinsip dasar atau dikenal dengan lima hukum komunikasi yang efektif
(The 5 Inevitable Laws Of Efffective Communication) yang dirangkum
dalam satu kata yang mencerminkan esensi komunikasi yaitu REACH
(Respect,
Empathy,
Audible,
Clarity,
Humble),
berarti
meraih
(www.sinarharapan.co.id.). Komunikasi pada dasarnya adalah upaya
bagaimana meraih perhatian, saling berbagi, minat, kepedulian,
simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.
1) Respect,
Dalam
mengembangkan
komunikasi
efektif
adalah
sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang
disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan
hukum pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pada
prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Respek
terhadap keberadaan orang lain adalah nilai mutlak untuk menjalin
hubungan
timbal
balik
antar
perseorangan
(interpersonal
interaction) yang mutualistik atau saling menguntungkan.
Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan
dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaannya.
Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan
manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang
paling dalam (etika karakter), orang lain akan melihat atau
membaca sikap kita. Jadi, syarat utama dalam komunikasi
efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi
integritas pribadi yang kuat. Samuel Johnson mengatakan bahwa
”There will be no respect without trust, and there is no trust without
integrity.” Menurut Dale Carnegie dalam bukunya How to Win
Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan
salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah
dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang
ahli psikologi, William James juga mengatakan bahwa "Prinsip
12
paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk
dihargai."
2) Empathy.
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu
prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan
kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum
dimengerti oleh orang lain. Menurut Covey menaruh kemampuan
untuk mendengarkan sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan
manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti
terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand then be
understood to build the skills of empathetic listening that inspires
openness and trust). Ini yang disebut Komunikasi Empatik. Dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat
membangun keterbukaan dan kepercayaan yang diperlukan dalam
membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Dengan
memahami perilaku orang lain, maka kita dapat berempati dengan
kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan orang lain.
Bentuk komunikasi lain, misalnya komunikasi dalam membangun
kerjasama tim membutuhkan sikap saling memahami dan mengerti
keberadaan
orang
lain
dalam
tim.
Sebelum
membangun
komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan
memahami dengan empati calon penerima pesan. Sehingga pesan
dapat tersampaikan tanpa halangan psikologis atau penolakan dari
penerima.
Empati juga berarti kemampuan mendengar dan bersikap perseptif
atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan
sikap yang positif. Esensi komunikasi yang efektif adalah aliran dua
arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif jika tidak ada umpan
balik dari penerima pesan.
13
3) Audible.
Makna audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih
dahulu atau mampu menerima umpan balik dengan baik, maka
audible berarti pesan yang disampaikan dapat diterima oleh
penerima pesan.
Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui
media yang tepat hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima
pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita menggunakan
berbagai media, perlengkapan atau alat bantu audio visual agar
pesan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal
ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang
dapat diterima oleh penerima pesan. Kunci penerapan hukum ini
adalah:
a) Buatlah agar pesan mudah dimengerti.
b) Fokus pada informasi yang penting
c) Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi pesan.
d) Perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan sekitar
e) Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul
f) Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan (backup).
4) Clarity
Clarity dapat berarti keterbukaan dan transparansi. Kejelasan
pesan
sehingga
tidak
menimbulkan
multi
interpretasi
atau
menimbulkan penafsiran yang berbeda. Hal ini adalah hukum
paling utama dalam korespondensi tingkat tinggi. Kesalahan
penafsiran akan berdampak rumit.. Dalam berkomunikasi perlu
dikembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa
percaya (trust) dari penerima pesan. Tanpa keterbukaan akan
timbul sikap saling curiga dan menurunkan semangat tim. Caracara untuk memperjelas pesan yaitu:
a) Tentukan tujuan yang jelas.
14
b) Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita.
c) Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai.
d) Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan.
e) Pesan yang disampaikan harus fleksibel.
5) Humble
Dalam komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, didasari sikap rendah hati
yang kita miliki. Sikap Rendah Hati intinya antara lain: sikap penuh
melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap
menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong
dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan,
rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta
mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
D. Rangkuman
Komunikasi memainkan peran penting dalam interaksi manusia.
Komunikasi adalah proses untuk memadukan ingatan atau pikiran.
Akhirnya ada juga yang
berujar bahwa cara terbaik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan
siapa mengatakan apa; dengan saluran apa; kepada siapa; dengan
pengaruh bagaimana.
Komunikasi yang efektif terjadi jika baik pengirim atau penerima
memiliki persepsi yang sama atau pesan/informasi tersebut. Penerima
pesan/informasi memberikan balikan atau tanggapan atas pesan yang
dikirimkan kepadanya; apakah ia memahami pesan/ informasi yang
dimaksud oleh pengirim atau tidak. Komunikasi yang efektif sekaligus
dapat meningkatkan kadar hubungan intrapersonal.
Prinsip dasar atau dikenal dengan lima hukum komunikasi yang
efektif (The 5 inevitable laws of efffective communication) dapat
dirangkum dalam satu kata, yaitu REACH (Respect,
Empathy,
15
Audible, Clarity, Humble). Komunikasi pada hakikatnya adalah proses
penyempaian pesan dari pengirim kepada penerima pesan dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Pesan/informasi disampaikan melalui
suatu media atau saluran baik secara langsung (tatap muka) maupun
tidak langsung.
E. Latihan
1. Komunikasi merupakan kebutuhan umat manusia. Jelaskan makna
pernyataan tersebut?
2. Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi keefektifan komunikasi?
3. Jelaskan ciri ciri komunikasi yang efektif dan manfaat komunikasi
dalam organisasi?
F. Kunci Jawaban
1. Karena Komunikasi adalah mencakup segala bentuk interaksi
dengan orang lain yang berupa percakapan, membujuk, mengajar
dan negosiasi serta memadukan ingatan atau pikiran.
2. Faktor yang memengaruhi keefektifan komunikasi :
a) Clarity (Kejelasan)
b) Accuracy (Ketepatan)
c) Contex (Konteks)
d) Flow (Alur)
e) Dan Culture (budaya)
3. Ciri komunikasi yang efektif dan manfaat komunikasi
a) Pesan yang dikirim Komunikator / sender dapat diterima
dengan baik oleh Komunikan/Receiver
b) Umpan balik dari Komunikan sehingga terjadi timbal balik
proses komunikasinya.
c) Media dan Bahasa yang digunakan
16
BAB III
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
A. Hambatan Psikologis
Kondisi
psikologis
seseorang
akan
ikut
mempengaruhi
bagaimana pesan yang dikirim oleh komunikator. Kondisi ini dapat
menjadi hambatan berkomunikasi yang disebabkan oleh interferensi
kognitif atau mental berupa situasi psikologis yang tidak mendukung.
Jika dikaitkan dengan unsur komunikasi, hambatan psikologis
melibatkan unsur pengirim pesan dan penerima pesan. Hambatan
psikologis antara lain :
1) Emosi
Apa yang tengah dirasakan oleh penerima ketika memerima suatu
komunikasi akan mempengaruhi cara ia menerjemahkannya.
Pesan yang sama yang diterima pada saat anda marah atau
bingung tak jarang diterjemahkan secara berbeda dari ketika anda
sedang bahagia. Emosi-emosi ekstrem seperti rasa girang yang
bukan kepalang atau depresi memiliki potensi yang sangat besar
untuk menghambat komunikasi yang efektif. Dalam keadaan
semacam itu, kita cenderung mengabaikan proses pemikiran
rasional dan objektif kita serta menggantikannya dengan penilaian
emosional.
2) Gangguan lingkungan fisik
Hambatan fisik menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik
atau badan seseorang, misalnya tuna rungu atau orang yang tidak
bisa mendengar. Di sisi lain, hambatan fisik seperti saya harus
berbicara
keras
dengan
nenek
saya
karena
fungsi
pendengarannya yang sudah berkurang. Pesan saya kepada
nenek pun terkadang tidak sesuai. Untuk mengatasi hambatan
komunikasi terhadap nenek saya ini atau orang yang memiliki
fungsi pendengaran yang kurang maka saya akan berbicara
17
dengan ekspresi muka yang jelas dan suara lantang sehingga bisa
“terbaca”. Atau, informasi dituliskan sehingga nenek langsung
paham maksudnya. Hambatan komunikasi juga bisa saja terjadi
apabila salah satu pihak memerlukan bahasa isyarat seperti pada
orang tuna wicara.
3) Kepribadian
Seorang yang sangat pemalu, ia hanya berbicara seperlunya.
Sehingga sulit baginya untuk memiliki topik pembicaraan dengan
lawan jenis. Sifatnya yang minder dan pemalu akhirnya menjadi
hambatannya saat lawan bicaranya seorang wanita. Selain sifat
pribadi di atas, orang-orang introvert juga cenderung mengalami
kesulitan untuk membangun percakapan pertama kali. Kepribadian
seperti sanguinis tentu jarang mengalami hambatan berkomunikasi.
Mereka biasanya selalu punya topik pembicaraan dalam benak
mereka dan memiliki pribadi yang menarik komunikatif.
B. Hambatan Sosiokultural
Secara
umum
dapat
diklasifikasikan
tentang
hambatan-
hambatan dalam berkomunikasi pada sebuah organisasi, yang
mengakibatkan terjadinya miskomunikasi dan menghambat terjalinnya
kerjasama serta tujuan dari organisasi tersebut tidak tercapai.
Keberhasilan/kegagalan komunikasi dapat ditengarai dari problemproblem yang ada pada elemen dan sub-elemen komunikasi yang
sering muncul dalam lingkungan organisasi maupun intereraksi publik.
Hambatan
tersebut
tentunya
bukan
menjadi
suatu
pengganjal dalam organisasi karena semua hambatan pastinya dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat. Mengutif model Laswell (who-says
what-in which channel-to whom-with what effect), persoalan apa yang
ada pada komunikator atau pada unsur who-nya (kredibilitas, fisik dan
mental)?, isi pesan atau says what (struktur, akurasi, menarik)?, serta
18
bagaimana efek yang muncul (positif, negatif atau tanpa hasil)?.
Hambatan sosiokultur antara lain :
a. Aneka Etnik
Belasan ribu pulau yang membenteng dari sabang sampai merauke
merupakan kekayaan alam Indonesia yang tidak ternilai harganya.
Tiap-tiap pulau di huni oleh etnik yang berbeda. Pulau-pulau besar,
seperti pulau jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Papua terbagi
menjadi beberapa bagian, dimana tiap bagian memiliki budaya
yang berbeda.
b. Perbedaan Norma Sosial
Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbadaan norma
sosial yang berlaku pada masing-masing etnik. Norma sosial dapat
didefinisikan sebagai suatu cara, kebiasaan, tat krama dan alat
istiadat yang disampaikan secara turun temurun, yang dapat
memberikan
petunjuk
bagi
seseorang
untuk
bersikap
dan
bertingkah laku dalam masyarakat.
Norma sosial mencerminkan sifat-sifat yang hidup pada suatu
masyarakat dan dilaksanakan sebagai alat pengawas secara sadar
dan tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
Mengingat beragam norma sosial yang berlaku di indonesia, maka
tidak tertutup kemungkinan terhadap pertentangan nilai, dalam arti
kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu
masyarakat, dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya dan
sebaliknya.
c. Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
Keragaman etnik telah menyebabkan keragaman bahasa yang
digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Dapat dikatakan, jumlah
bahasa yang ada di indonesia adalah sebanyak etnik yang ada.
Seperti kita ketahui bersama bahwa masyarakat Batak memiliki
berbagai macam bahasa batak. Masyarakat di Papua, Kalimantan
juga demikian keadaannya. Jadi sekalipun bahasa Indonesia
19
merupakan bahasa nasional yang selalu kita ucapkan pada saat
memperingati sumpah pemuda, kita tidak dapat menutup mata
akan kenyataan yang ada, yakni masih masih adanya masyarakat
Indonesia, terutama di daerah terpencil yang belum bisa berbahasa
Indonesia. Hal ini dapat menyulitkan penyebarluaskan informasi,
kebijakan dan program-program pemerintah. Dalam menanggulangi
masalah ini, pemerintah akan menggunakan aparat setempat atau
para
petugas
penyuluh,
atau
para
opinion
leader
untuk
mengkomunikasikan kebijakan dan program pemerintah dengan
menggunakan bahasa daerah setempat.
d. Faktor Semantik
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertin atau makna kata
yang sebenarnya. Jadi hambatan semantik adalah hambatan
mengenai bahasa, baik bahasa yang digunakan oleh komunikator,
maupun bahasa yang digunakan oleh komunikan. Hambatan
semantis dalam suatu proses komunikasi dapat terjadi dalam
beberapa bentuk.
Pertama, komunikator salah mengucapkan kata-kata atau istilah
sebagai akibat bebrbicara terlalu cepat. Pada saat ia berbicara,
pikiran dan perasaan belum terformulasika, namun kata-kata
terlanjur terucapkan. Maksudnya akan mengatakan “demokrasi”
jadi “demonstrasi”; partisipasi menjadi “partisisapi”; ketuhanan jadi
“kehutanan”, dan masih banyak lagi kata-kata yang sering salah
diucapkan karena tergesa-gesa.
Kedua, adanya perbedaan makna makna dan penegrtian untuk
kata atau istilah yang sama sebagai akibat aspek psikologi.
Misalnya kata “Gedang” akan berarti ”pepaya” bagi orang sunda,
namun berarti “pisang” menurut orang jawa. Sedangkan kata
“pepaya” untuk orang jawa adalah “kates”.
Ketiga, adalah adanya pengertian yang konotatif. Sebagaiman kita
ketahui semantik pengetahuan mengenai pengertian kata-kata
20
yang
sebenarnya.
Kata-kata
yang
sebenarnya
itu
disebut
pengertian denotatif, yaitu kata-kata yang lazim diterima oleh
orang-orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama.
e. Pendidikan Belum Merata
Penduduk indonesia pada saat ini sudah mencapai 210 juta jiwa
dan tersebar diseluruh pulau dan Nusantara. Ditinaju dari sudut
pendidikan, maka tingkat pendidikan rakyat indonesia belum
merata. Di perkotaan, relatif banyak penduduk yang dapat
menyelesaikan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi, tetapi
di desa-desa terpencil, jangankan menyelesaikan perguruan tinggi
kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan dasar pun relatif
kecil. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari, oleh sebab
seorang komunikator dapat menyampaikan pesan sesuai namun
amat disadari oleh pemerintah, sehingga untuk menanggulanginya
pemerintah telah mencanangkan program pendidikan sembilan
tahun.
C. Rangkuman
Keberhasilan/kegagalan komunikasi dapat ditengarai dari problemproblem yang ada pada elemen dan sub-elemen komunikasi yang
sering muncul dalam lingkungan organisasi maupun intereraksi publik.
Ada tiga jenis hambatan utama yang dapat membuat komunikasi tidak
efektif yaitu:
a. Hambatan
Psikologis,
yakni
hambatan
komunikasi
yang
disebabkan oleh interferensi kognitif atau mental berupa situasi
psikologis yang tidak mendukung, antara lain, Emosi, Gangguan
lingkungan fisik dan Kepribadian.
b. Hambatan sosiokultur, yakni hambatan komunikasi berkenaan
dengan segi sosial dan budaya masyarakat berarti pelaku
komunikasi memahami diri mereka (individu) dengan perbedaan-
21
perbedaan yang ada secara Etnik, Norma Sosial, Kurang Mampu
Berbahasa Indonesia, Semantik dan Pendidikan.
D. Latihan
1. Jelaskan
dengan
singkat
faktor
yang
dapat
menghambat
kelancaran berkomunikasi?
2. Jelaskan mengapa pihak penerima tidak percaya bahkan bersikap
sinis terhadap suatu komunikasi?
3. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan diantara pengirim dan
penerima pesan?
E. Kunci Jawaban
1. Faktor yang dapat menghambat kelancaran berkomunikasi adalah :
a. Hambatan
Psikologis,
yakni hambatan komunikasi yang
disebabkan oleh interferensi kognitif atau mental berupa situasi
psikologis
yang
tidak
mendukung,
antara
lain,
Emosi,
Gangguan lingkungan fisik dan Kepribadian.
b. Hambatan semantik berarti komunikator dan komunikan
memberi arti yang berlainan. Permasalahan semantik terkait
dengan penyandian/simbol antara komunikator dan komunikan,
antara lain Bahasa dan Persepsi.
c. Hambatan media karena faktor penggunaan media komunikasi
yang tidak tepat.
2. Pihak penerima tidak percaya bahkan bersikap sinis terhadap suatu
komunikasi. Hendaknya dalam berkomunikasi hindarilah kata-kata
jargon, membosankan dan tidak menarik perhatian pendengarnya.
3. Terjadi perbedaan diantara pengirim dan penerima pesan, karena
ketidak jelasan pesan yang disampaikan atau bisa juga pesan yang
disampaikan bertele-tele atau memperlukan interprestasi.
22
BAB IV
TEKNIK BERKOMUNIKASI
A. Teknik Berbicara Efektif
Berdasarkan
kesuksesan
dalam
berbagai survei, sekitar 85% persen dari
hidup
berkaitan
secara
langsung
dengan
kemampuan berkomunikasi dan keterampilan membina hubungan. Tak
dipungkiri, komunikasi menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam
perjalanan kesuksesan seseorang. Kemampuan berkomunikasi dan
keterampilan membina relasi sangat diperlakukan buat siapapun itu
yang ingin mendambakan kesuksesan.
Teknik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan
jelas sehingga dapat dimengerti dan mencapai tujuan yang diharapkan
di dalam komunikasi. Teknik berbicara di dalam berkomunikasi harus
menyesuaikan diri antara komunikator dan komunikan kepada pesan
(message) yang dipercakapkan. Secara sederhana, teknik berbicara di
dalam komunikasi secara afektif adalah sebagai berikut :
1) Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan
2) Berbicara diiringi dengan bantuan gerak gerik
3) Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan baik
4) Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik
5) Menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara
Berbicara efektif prinsipnya adalah berbahasa seperlunya
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain
itu kita juga harus memperhatikan tata cara dan adat sopan santun
yang berlaku di lingkungan kerja maupun dimasyarakat agar
pembicaraannya dapat berjalan dan berlangsung dengan lancar. Agar
dapat berbicara dengan efektif, kita perlu mengetahui prinsipprinsipnya, diantaranya :
1) Memberi kesempatan berbicara kepada lawan bicara.
23
2) Menatap bergantian secara sopan.
3) Berbicara secara jelas, mengerti dan jangan berbisik.
4) Menghayati pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan.
5) Berbicara efektif hendaknya mengemukakan ide-ide, pandanganpandangan pemikiran tentang bahan pembicaraan yang akan
dibicarakan dalam bentuk tujuan-tujuan.
Berbicara bukan hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau
kata-kata. Berbicara berarti mengomunikasikan gagasan-gagasan
yang
disusun
serta dikembangkan
sesuai dengan
kebutuhan-
kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan
instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir
secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik
bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia
bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat
dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia
waspada serta antusias atau tidak ( Mulgrave dalam Tarigan 1981)
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
teknik berbicara yang baik/efektif.
1) Prinsip motivasi
Setiap pembicaraan sudah barang tentu mempunyai motif yang
berbeda-beda, tergantung pada masalah yang dibicarakan, siapa
yang bertindak sebagai pembicara, serta waktu, tempat dan
alasannya. Suatu hal yang tidak dapat disangkal bahwa setiap
pembicaraan mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengertian
dari pihak yang mendengarkan. Agar cara berbicara kita efektif dan
dimengerti
oleh
orang
lain,
maka
dalam
berbicara
harus
memperhatikan:
a) Dorongan kebutuhan
b) Menghargai pendengar
c) Memanfaatkan dorongan rasa ingin tahu
24
2) Penyajian isi pembicaraan
Penyajian isi pembicaraan dapat dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu: pendahuluan, isi atau materi, dan penutup. Untuk lebih
jelasnya ketiga bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pendahuluan
Bagian yang dianggap penting dalam pembicaraan adalah
permulaan
pembicaraan
yang
menarik
perhatian
para
pendengar. Dalam hal ini sebaiknya dipilih kata-kata yang enak
dan bersifat motivasi, sehingga hal-hal yang menjadi inti
pembicaraan merupakan hal yang penting dan benar-benar
dapat diserap oleh para pendengar. Pergunakanlah kata-kata
atau kalimat yang tidak bertele-tele tetapi yang singkat dan
berisi atau padat, sehingga menarik minat dan perhatian.
b) Isi atau materi
Agar penyajian isi pembicaraan berlangsung secara efektif ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan, kejelasan materi
yang dibicarakan, konsistensi, dapat memberikan pengertian
pada pendengarnya, penggunaan waktu atau timing yang tepat
tidak bertele-tele atau terlalu meluas, sehingga akan membuat
kabur isi pembicaraan.
c) Penutup
Seperti halnya pada bagian pembukaan, maka pada bagian
penutup harus dipilih kata-kata yang menarik karena bagian
pembukaan dan penutup mencerminkan kualitas pembicaraan.
Pada bagian ini sebaiknya diutarakan pula ucapan terima kasih
kepada
audiens
atas
perhatian
dan
kepedulian
serta
partisipasinya.
3) Teknik penyampaian dan gaya bicara
Teknik penyampaian pembicaraan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu teknik memulai pembicaraan dan teknik pola
25
penyajian pembicaraan. Untuk lebih jelasnya kedua hal tersebut
dapat diuraikan seperti berikut ini.
a) Teknik memulai pembicaraan.
Kata-kata
pembukaan
harus
dapat
menarik
perhatian
pendengar. Dalam hal ini ada beberapa teknik yang dapat
dipergunakan untuk memulai pembicaraan, yaitu:
•
Memulai dengan menggunakan anekdot
•
Memulai dengan mengajukan pertanyaan
•
Memulai dengan mengemukakan hal-hal yang lucu
•
Memulai dengan menyatakan keistimewaan suatu tempat
atau kejadian.
b) Teknik pola penyajian pembicaraan
Dengan teknik pola penyajian berarti pembicaraan dimulai
dengan isi materi pembicaraan. Terdapat beberapa macam pola
yang dapat dipakai dalam menyajikan materi pembicaraan,
yaitu:
•
Pola waktu (time order) dan pola tempat (space order),
maksudnya penyajian materi pembicaraan disesuaikan
kondisi waktu dan tempat.
•
Pola pemecahan masalah, artinya penyajian materi
pembicaraan dilakukan dengan berbagai cara tergantung
tujuan yang ingin dicapai, seperti melalui symposium,
seminar, rapat kerja, dan konggres.
•
Pola topik order, artinya materi pembicaraan dibagi dalam
topik-topik yang dibahas atau dibicarakan secara mendetail.
Masing-masing topik dibicarakan oleh kelompok lain dan
selanjutnya dibuat suatu rangkuman.
•
Pola aspek, artinya penyajian materi pembicaraan ditinjau
dari berbagai aspek atau segi, seperti segi tempat,
kejelasan, konsekuensi, waktu, dan kecukupan.
26
c) Gaya bicara
Gaya bicara adalah cara berbicara yang dapat menimbulkan
daya tarik bagi para pendengar. Berikut ini disajikan bermacammacam gaya bicara yang dapat dilakukan oleh pembicara,
yaitu:
•
Gaya berbicara dengan gaya bahasa, adalah cara berbicara
dengan
menggunakan
pilihan
kata,
ungkapan
atau
hubungan suara.
•
Gaya berbicara dengan mimik, adalah cara berbicara
dengan menggunakan gerak air muka atau wajah si
pembicara.
•
Gaya berbicara dengan pantomimic, adalah cara berbicara
dengan menggunakan gerak anggota badan, seperti dengan
menggeleng-gelengkan
kepala
atau
menganggukkan
kepala.
•
Gaya berbicara dengan gerak campuran, adalah cara
berbicara dengan menggunakan mimik dan pantomimic.
B. Teknik Mendengarkan yang Efektif
Untuk
dapat
membutuhkan
mendengarkan
konsentrasi,
dengan
pengalaman,
efektif
pengetahuan
sangat
dan
keterampilan. Adapun manfaat menjadi pendengar yang baik adalah:
1) Lawan bicara akan lebih mudah menyampaikan informasi atau
pesan-pesannya
2) Hubungan kerjasama kelompok atau tim akan menjadi lebih baik
dan harmonis
3) Mendorong lawan bicara untuk tetap menjalin hubungan atau
komunikasi yang baik
4) Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan yang lainnya
akan lebih jelas dapat diterima oleh lawan bicara.
27
Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan
yang teratur. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah
menyadari bahwa mendengarkan seseorang berbicara merupakan
suatu kebutuhan yang sama pentingnya dengan keterampilan
berkomunikasi. Dalam hal ini terdapat beberapa prinsip dasar yang
dapat dijadikan pedoman pada saat kita mendengarkan seseorang
yang sedang berbicara.
Prinsip-prinsip untuk menjadi pendengar yang efektif adalah:
1) Tidak melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara pada saat
yang bersamaan.
2) Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara
3) Hindari gangguan dari lingkungan sekitar
4) Mencoba untuk mengendalikan emosi
5) Membuat catatan yang singkat dan jelas
6) Mencoba untuk bersikap empati (perhatian dan senyuman)
7) Memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi non verbal
8) Bertanya pada tempatnya
9) Membuat kesimpulan tentang inti sari pembicaraan
10) Memberikan umpan balik
C. Keterampilan Berbicara
Sayangnya, tidak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Oleh
karena itu, Ada lima kiat terampil berbicara di depan umum (Public
Speaking).
1) Perhatikan intonasi
Intonasi adalah tinggi rendahnya nada bicara. Seperti halnya
penyanyi, saat menjadi komunikator, kita harus memiliki nada
bicara agar tidak terdengar monoton dan membosankan. Tidak
perlu segan untuk melatih diri Anda dalam mengeksplor berbagai
kemungkinan intonasi yang bisa anda gunakan ketika berbicara.
28
2) Artikulasi yang jelas
Artikulasi adalah pelafalan saat berbicara. Agar khalayak nyaman
mendengar sekaligus mengerti materi yang anda sampaikan,
pastikan diri anda untuk berbicara sejelas mungkin. Caranya adalah
jangan berbicara terlalu cepat, juga jangan malas untuk membuka
mulut agar perkataan anda tidak terdengar seperti gumaman.
3) Berikan Aksentuasi
Aksentuasi adalah penekanan dalam beberapa kata yang dianggap
penting. Tujuannya agar pendengar memperhatikan beberapa kata
tertentu. Prinsip melakukan aksentuasi pada dasarnya sama seperti
ketika anda memberikan tanda tebal (bold), miring atau garis
bawah dalam sebuah tulisan.
4) Jaga Pace
Pace adalah kecepatan berbicara sesuai ketukan. Berbicaralah
sesuai dengan kecepatan yang nyaman didengar oleh hadirin,
kurang lebih sesuai dengan ketukan yang teratur. Anda bisa
melatih kecepatan berbicara sambil mendengarkan lagu dengan
tempo sedang dalam ketukan 4/4.
5) Gunakan Diafragma
Diafragma adalah otot di atas perut di bawah dada yang berfungsi
untuk membantu pernapasan sehingga suara anda terdengar
bertenaga dan jelas. Dengan menggunakan napas diafragma,
suara anda akan terdengar bulat dan tebal, sehingga terkesan lebih
meyakinkan dan nyaman didengar.
D. Rangkuman
Teknik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jelas
sehingga dapat dimengerti dan mencapai tujuan yang diharapkan di
dalam komunikasi. Teknik berbicara secara afektif adalah sebagai
berikut :
29
1. Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan
2. Berbicara diiringi dengan bantuan gerak gerik
3. Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan baik
4. Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik
5. Menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara
Teknik penyampaian pembicaraan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu teknik memulai pembicaraan dan teknik pola penyajian
pembicaraan. Ada lima kiat terampil baik berbicara di depan umum
(Public Speaking).
1. Perhatikan intonasi
2. Artikulasi yang jelas
3. Berikan Aksentuasi
4. Jaga Pace
5. Gunakan Diafragma
E. Latihan
1. Jelaskan dengan singkat teknik berbicara efektif?
2. Jelaskan mengapa teknik memulai pembicaraan dan teknik pola
penyajian pembicaraan perlu dikuasai oleh komunikator dalam
berkomunikasi?
3. Dalam berkomunikasi tidak saja menyampaikan tetapi juga
mendengarkan, Apa manfaat menjadi pendengar yang baik?
F. Kunci Jawaban
1. Teknik berbicara efektif adalah :
a. Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan
b. Berbicara diiringi dengan bantuan gerak gerik
c. Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan baik
d. Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik
e. Menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara
30
2. Karena seorang komunikator dapat memulai pembicaraan dengan :
a. menggunakan anekdot
b. mengajukan pertanyaan
c. mengemukakan hal-hal yang lucu
d. menyatakan keistimewaan suatu tempat atau kejadian.
e. Serta penyajian materi pembicaraan ditinjau dari berbagai
aspek tempat, kejelasan, konsekuensi, waktu, dan kecukupan.
3. Manfaat menjadi pendengar yang baik adalah
a. Lawan bicara akan lebih mudah menyampaikan informasi atau
pesan-pesannya
b. Hubungan kerjasama kelompok atau tim akan menjadi lebih
baik dan harmonis
c. Mendorong lawan bicara untuk tetap menjalin hubungan atau
komunikasi yang baik
d. Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan yang lainnya
akan lebih jelas dapat diterima oleh lawan bicara.
31
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, O. U. (2002). Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cangara, Hafied, 2015, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Raja
Grafindo Persada
Dale Carnegie & Associates Inc, 2016, Sukses Berkomunikasi, PT.
Gramedia Jakarta
Devito, Joseph A, 2011, Komunikasi Antarmanusia, Jakarta, Kharisma
Effendy, Onong Uchjana, 2002, Ilmu Komunikasi teori dan praktek,
Bandung Rosdakarya.
Lunandi, A.G, 1987, Komunikasi Mengena Meningkatkan Efektivitas
Komunikasi Antarpribadi, Yogyakarta, Kanisius.
Nurudin, 2016, Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer, Raja Grafindo
Persada
32
Download