BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Continuous Improvement Program Menurut pertamina (2015:14), Continuous Improvement Program (CIP) merupakan program perbaikan berkelanjutan dengan berbagai inisiatif dan inovasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa continuous improvement adalah peningkatan dan perbaikan yang berkesinambungan (tiada henti) dimana mengarah pada kemajuan yang lebih baik atau unggul. Sebenarnya istilah continuous improvement mengacu pada konsep Kaizen di Jepang. Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan terus-menerus atau perbaikan berkelanjutan. Perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan, dimulai dengan pengembangan tim dan harus didukung oleh tim kerja. Dalam hal ini perbaikan bersifat sedikit demi sedikit (step by step improvement). Continuous improvement merupakan elemen penting dalam menunjang kesuksesan seorang profesional, usaha-usaha berkelanjutan yang dilakukan untuk mengembangkan dan memperbaiki produk, pelayanan, ataupun proses. Kita tidak akan meraih kesuksesan semudah membalik telapak tangan tanpa andanya upaya atau usaha untuk meningkatkan mutu kinerja kita, semua butuh proses. Proses tersebut yang dinamakan Continuous Improvement. Seorang Profesional khususnya kita sebagai mahasiswa haruslah tidak mudah merasa puas dengan apa yang sudah kita raih (IP) . IP bukanlah jaminan bagi seorang mahasiswa untuk menjadi profesional, tapi setidaknya meningkatkan IP merupakan cerminan profesionalisme hasil dari kerja keras seorang mahasiswa. Hal yang tidak kalah penting bagi mahasiswa saat ini adalah peningkatan soft skill yang dapat menunjang untuk menjadi seorang profesional, diharapkan peningkatan atau continuous improvement mampu memunculkan profesional-profesional baru di bidangnya masing-masing. 9 10 2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Samsudin (2010:22), Manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis. Manajemen Sumber Daya Manusia pada dasarnya berisikan langkahlangkah perencanaan, penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tertentu, baik tujuan individual maupun organisasi. 2.3 Pengembangan 2.3.1 Pengertian Pengembangan Menurut Samsudin (2010:107), pengembangan sumber daya manusia adalah penyiapan manusia atau karyawan untuk memikul tanggung jawab lebih tinggi dalam organisasi atau perusahaan. Pengembangan sumber daya manusia berhubungan erat dengan peningkatan kemampuan intelektual yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan sumber daya manusia berpijak pada fakta bahwa setiap tenaga kerja membutuhkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang lebih baik. Pengembangan lebih terfokus pada kebutuhan jangka panjang dan hasilnya juga membantu para karyawan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi teknologi baru atau pasar produk baru. Pengembangan karyawan pun dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap personel perusahaan dituntut agar dapat bekerja efektif, efesien, kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pengembangan ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karier bagi karyawan (baru atau lama) melalui program CIP (continuous improvement program) ini dari inisiatif karyawan terhadap penyelesaian permasahalan pekerjaan. 11 2.3.2 Tujuan Pengembangan Menurut Hasibuan (2010:70), Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan, karyawan, konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang dihasilkan perusahaan. Tujuan pengembangan menyangkut hal-hal sebagai berikut: a. Produktivitas kerja Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produk semakin baik, karena technical skill, human skill dan managerial skill karyawan yang semakin baik. b. Efisiensi Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi hausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar. c. Kerusakan Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan baran, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya. d. Kecelakaan Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan dapat berkurang. e. Pelayanan Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan kerja perusahaan bersangkutan. f. Moral Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan keterampilan sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. 12 g. Karier Dengan adanya pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya akan lebih baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang. h. Konseptual Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill-nya lebih baik. i. Kepemimpinan Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik, human relation-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga pembinaan kerja sama vertical dan horizontal semakin harmonis. j. Balas Jasa Dengan pengembangan, balas jasa berupa (gaji, upah insentif dan benefit) karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar. k. Konsumen Pengembangan karyawan perlu dilakukan oleh setiap perusahaan karena akan memberikan manfaat bagi perusahaan, karyawan, masyarakat konsumen. 2.3.3 Jenis-jenis Pengembangan Meurut Hasibuan (2010:71), jenis pengembangan dikelompokkan atas pengembangan secara formal dan pengembangan secara nonformal. l. Pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan pelatihan atau program-program yang dilakukan oleh suatu perusahaan maupun yang dilaksanakan diluar dari perusahaan. Pengembangan secara formal dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun tuntutan untuk masa yang 13 akan datang, yang sifatnya nonkarier atau peningkatan karier seorang karyawan. 2. Pengembangan secara nonformal yaitu karyawan atas keinginan dan usahanya sendiri melatih, mengembangkan dan berinisiatif sendiri dengan memperlajari buku-buku literature yang ada hubungannya dengan pekerjaan atau fungsinya. Pengembangan secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan semakin besar, disamping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik. 2.4 Produktivitas Kerja Karyawan 2.4.1 Pengertian Produktivitas Kerja Karyawan Menurut Greenberg dalam Sedarmayanti (2011:196), produktivitas merupakan sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dapat dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan per satuan waktu. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan sasaran yang strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan tenaga manusia memanfaatkannya. Produktivitas kerja merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dari pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen. Produktivitas kerja dalam kamus ekonomi adalah kriteria untuk menilai cara mengelola berbagai sumberdaya yang dimiliki agar menjadikan masukan yang bermanfaat untuk menjadi karyawan yang diharapkan. Produktivitas perusahaan terdiri dari produktivitas mesin/peralatan dan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran keberhasilan tenaga kerja menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu. Sedangkan yang mempengaruhi produktivitas 14 tenaga kerja itu sendiri antara lain: pendidikan, keterampilan, disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen dan kesempatan kerja. Menurut National Productivity Board dalam Sedarmayanti (2011:196-197), pengertian lain produktivitas adalah sikap untuk melakukan peningkatan perbaikan. Adapun perwujudan sikap mental, dalam berbagai kegiatan antara lain: 1. Berkaitan dengan diri sendiri dilakukan melalui peningkatan: a. Pengetahuan b. Keterampilan c. Disiplin d. Upaya pribadi e. Kerukunan kerja 2. Berkaitan dengan pekerjaan, dapat dilakukan melalui: a. Manajemen dan metode kerja yang lebih baik b. Penghematan biaya c. Ketepatan waktu d. Sistem dan teknologi yang lebih baik 2.5 Motivasi 2.5.1 Pengertian Motivasi Menurut Samsudin (2010:281), Motivasi adalah proses memengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi atau dorongan (driving force) dikmasudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan. Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi sangat berhubungan erat dengan sumber daya manusia, yaitu sebagai pendorong gairah karyawan untuk menciptakan semangat kerja. Apabila karyawan 15 termotivasi maka akan menimbulkan pemikiran yang kreatif atau inovatif sebagai prestasi karyawan yang membagakan perushaan maupun masyarakat luar, seperti PT Pertamina (persero) MOR II Palembang yang memotivasi karyawannya agar lebih inovatif dan kreatif dengan mengadakan CIP (Continuous Improvement Program) yaitu inovasi yang berkelanjutan. Dimana dari forum presentasi inilah karyawan diberi kesempatan untuk berprestasi, bukan hanya dengan potensi nilai diatas kertas saja maupun nilai kinerja saja. 2.5.2 Tujuan Motivasi Tujuan motivasi menurut Hasibuan dalam Jurnal fitri (2012:15), yang mengatakan bahwa tujuan motivasi sebagai berikut : 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan 3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan 4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi. 16 2.5.3 Jenis-jenis Motivasi Jenis-jenis motivasi menurut Hasibuan dalam jurnal fitri (2012:14), yang mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi sebagai berikut : a. Motivasi Positif (Insentif Positif) Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsan) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif) Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negative ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik. 10 Dalam praktek, kedua jenis motivasi diatas sering di gunakan oleh suatu perusahaan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang supaya dapat meningkatkan semanggat kerja karyawan. Dari sepuluh tujuan motivasi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa apabila karyawan termotivasi maka semangat kerja akan muncul dengan sendirinya, jika semangat telah muncul akan meningkatkan produktivitas, moral, kepuasan karyawan, kedisiplinan, kreativitas, tingkat kesejahteraan karyawan, serta akan menciptakan suasana dengan hubungan kerja yang baik. Hubungan kerja yang baik inilah yang diinginkan setiap perusahaan karena akan mengharumkan nama perusahaan dan meningkatkan kualitas perusahaan berkat inovasi dan motivasi dari kinerja karyawan. Dalam praktek kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh manajer suatu perusahaan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Seperti halnya yang dilakukan oleh PT Pertamina yang mengadakan CIP (Continuous 17 Improvement Program) termasuk motivasi yang positif, karena manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang apabila mendapat suatu hal yang baik. 2.6 Pengertian Komunikasi Menurut Handoko (2003:272), komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Komunikasi sangat penting baik dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, karena dengan adanya komunikasi yang baik maka dapat menciptakan hubungan para karyawan atau seseorang menjadi baik. Bekerjaan yang dilakukan pun akan baik karena tidak ada kerenggangan antar karyawan.