MODUL PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising and Marketing Communication Modul 11 Kode MK Disusun Oleh 85001 Kelas : B11436AA Endri Listiani, S.IP. M.Si. Abstract Kompetensi Pokok bahasan ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai komunikasi antar budaya termasuk pengertian dan hakikat komunikasi dalam beda budaya dalam kehidupan manusia Setelah mengikuti perkuliahan ini, Mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang komunikasi antar budaya termasuk pengertian dan hakikat komunikasi dalam beda budaya dalam kehidupan manusia. S ejatinya, komunikasi dan kebudayaan adalah dua hal yang berbeda. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan di antara para peserta komunikasi. Sedangkan budaya atau kebudayaan dapat dikatakan cara bertingkah laku suatu komunitas masyarakat. Namun demikian, komunikasi dan kebudayaan eksistensinya saling keterkaitan. Suatu budaya dapat lestari dan diwariskan kepada generasi yang akan datang salah satunya melalui komunikasi. Di sini, komunikasi berfungsi sebagai alat penyebaran nilai atau budaya. Di sisi lain, bagimana cara orang berkomunikasi sanghat dipengaruhi oleh budaya yang ia anut. Cara orang Sunda berkomunikasi berbeda dengan orang Batak, Betawi, Jawa, dan seterusnya. Perbedaan tersebut dapat berupa logat, tata cara, perilaku nonverbal, atau simbol-simbol lain yang digunakan. Mengapa berbeda? Salah astu yang membedakan dari cara mereka berkomunikasi adalah latar belakang budaya yang berbeda. Menilik hal tersebut, jika komunikasi yang dibangun oleh orang-orang yang berbeda budaya tersebut dapat berjalan dengan baik, maka pemahaman budaya satu sama lain adalah sebuah keharusan. Dengan cara saling memahami latar belakang budaya tersebut, para peserta komunikasi yang berbeda latar belakang budaya tersebut tidak akan terjebak ke dalam pemahman yang sempit berupa etnosentrisme atau perilaku stereotif. Apalagi jika hal ini memperhatikan keragaman etnik (suku) yang ada di Indonesia. Keraifan memahami budaya lain atau toleransi kepada budaya saudara kita menjadi mutlak. Keragaman budaya tidak menjadi penghalang untuk saling melakukan komunikasi, yang penting sejauhmana kita mampu memahami dan bertoleransi kepada budaya orang lain. Pembahasan dalam modul 3 ini akan difokuskan kepada komunikasi dan kebudayaan, ruang lingkup kebudayaan, dan keterjalinan (timbal balik antara komunikasi dan kebudayaan). Pendek kata, memahamai komunikasi dan kebudayaan adalah jembatan yang akan mengantarkan kepada pemahaman yang menyeluruh mengenai komunikasi antarbudaya. ‘13 2 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Kebudayaan Secara etimologi (bahasa), kebudayaan berasal dari akar kata budaya (Bahasa Sansekerta) “bodhya” yang diartikan pikiran dan akal budi. Berbudaya berarti mempunyai budaya, mempunyai pikiran dan akal budi untuk memajukan diri. Kebudayaan diartikan sebagai sgala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budinya; peradaban sebagai hasil akal budinya; ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya. Secara terminologi (istilah), kebudayaan dapat diartikan sebagai keserluruhan simbol, pemaknaan, penggambaran (image), struktur aturan, kebiasaan, nilai, pemrosesan informasi dan pengalihan pola-pola konvensi (kesepakatan) pikiran, perkataan dan perbuatan/tindakan yang terjadi pada suatu kelompok masyarakat. Edward Burnett Tylor menyebutkan kebudayaan adalah kompleks dari keseluruhan pengetahuan, keyakinan, hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Sedangkan Hebding dan Glick menyebutkan kebudayaan dapat dilihat secara material (mis. alat-alat yang ddigunakan) maupun non material (unsur norma, nilai, kepercayaan dan bahasa) Kebudayaan memiliki dimensi yang sangat luas, bahkan dapat dikatakan seluas dan sekompleks kehidupan manusia itu sendiri. Tetapi untuk kepentingan ilmiah, kebudayaan dikelompokan ke dalam 7 (tujuh) unsure penting, yaitu: 1. Sistem religi (agama) dan upacara keagamaan 2. Sistem dan organisasi kebudayaan 3. Sistem pengetahuan 4. Bahasa 5. Kesenian 6. Sistem mata pencaharian hidup 7. Sistem teknologi dan peralatan ‘13 3 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Selain memahami unsur-unsur penting yang dimiliki oleh kebudayaan, perlu kiranya kita memahami Sifat kebudayaan, yang dapat dipaparkan sebagai berikut ini : Tidak diwariskan secara genetika , artinya budaya bisa didapatkan secara langsung ketika dia dilahirkan oleh orang tuanya. Budaya didapat melalui proses belajar, sehingga dipahami dan diresapi dan secara konyinyu dilakukan. Apa yang dia percaya dan dilakukannya akan diwariskan pada generasi berikutnya. Diperoleh melalui pendidikan, baik secara formal maupun tidak formal. Selain didapatkan dari orang tua lingkungan juga turut mempengaruhi budaya seseorang. Sehingga proses belajar tadi bisa didapat dari lingkungan keluarganya, ataupun pendidikan formal yang ditempunhnya. Namun pendidikan non formal dari lingkungan pergaulan juga akan melengkapi budaya yang dia pahami. Milik masyarakat, bukan milik individu Kebudayaan itu bukanlah sesuatu yang diyakini secara individual tapi sikap, tindakan dan kepercayaan yang diakui dan diikuti oleh sekelompok masyarakat. Jadi bukan milik personal. Bersifat tradisional Kebudayaan bersifat tradisi, atau mengikuti sesuatu yang yang sudah diikuti dan diyakini sekelompok masyarakat. Dalam kehidupan manusia (masyarakat), kebudayaan diwujudkan dalam tiga hal, yaitu: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto, dan berada dalam alam pikiran manusia. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. ‘13 4 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Wujud kebudayaan yang melingkupi no 2 ini sering disebut sistem sosial, mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Kelakuan berpola ini teraktualisasi dalam bentuk aktivitas dan interaksi manusia satu sama lain dari waktu ke waktu. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga ini berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto (bangunan, candi, kain batik, dan sebagainya). Memahami Timbal Balik Komunikasi Dan Kebudayaan Sebagaimana telah dikatakan di muka, meskipun komunikasi dan kebudayaan merupakan dua komsep yang berbeda, namun eksistensinya tidak dapat dipisahkan. Dalam pengertian terjadi hubungan timbal balik antara komunikasi dan kebudayaan. Secara lebih spesifik, hubungan timbal balik antara komunikasi dan kebudayaan tersebut dapat dijelaskan berikut ini: 1. Bangsa Indonesia terdiri dari puluhan bahkan ratusan suku, dan setiap suku tersdebut memiliki kebudayaan yang berbeda. Nilai-nilai budaya tersebut pada dasarnya mengendalikan perilaku manusia (penganut budaya tersebut) termasuk perilaku dalam mentransmisikan nilainilai budaya tersebut melalui sarana media, atau perilaku komunikasi. Di sisi lain, perilasku komunikasi tersebut dapat memberikan makna atau dapat mengatasi problem yang menjurus kepada perpecahan, konflik, kekerasan dan sebagainya. Dalam konteks ini komunkasi dan kebudayaan mengalami timbal balik. 2. Berbagai peraturan, norma dan etika yang mengikat suatu masyarakat (komunitas) perlu dipelajari secara bersama. Apalagi jika dalam komunitas tersebut terdiri dari orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Proses pembelajaran terhadap norma, etika, peraturan tersebut diperlukan lambing-lambang yang dapat dipahami ‘13 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bersama. Pada wilayah ini komunikasi menjadi jembatan untuk memahami suatu budaya secara bersama-sama. Perbandingan perilaku komunikasi antarbudaya menunjukkan perbedaan dan persamaan antara lain : Persepsi, yaitu sifat dasar persepsi dan pengalaman persepsi, peranan lingkungan sosial dan fisik terhadap pembentukan persepsi Kognisi, yang terdiri dari unsur-unsur khusus kebudayaan, proses berpikir, bahasa dan cara berpikir. Sosialisasi, berhubungan dengan masalah sosialisasi universal dan relativitas, tujuan-tujuan institusionalisasi; dan Kepribadian, misalnya tipe-tipe budaya pribadi yang mempengaruhi etos, dan tipologi karakter atau watak bangsa. Memahami Budaya Melalui Komunikasi Dan Berkomunikasi Dilandasi Budaya Memahami budaya dengan segala kompleksitasnya tidak mungkin tanpa menggunakan proses komunikasi. Budaya disosialisasikan dan diwariskan melalui proses komunikasi baik menggunkan bvahasa verbal maupun nonverbal. Hal ini terkait dengan fungsi komunikasi sebagai alat sosialisasi. Alat sosialisasi diartikan sebagai sosialisasi unsur-unsur kebudayaan atau wujud kebudayaan (ide, sistem sosial, benda). Jika pada pemaparan di atas, komunikasi berfungsi sebagai alat sosialisasi budaya (kebudayaan), maka selanjutnya cara orang berkomunikasi dipengaruhi oleh budaya yang ia bawa. Misalnya, dalam tradisi pesantren, budaya mencium tangan kiyai adalah sesuatu yang membudaya. Atau bagaimana ketika budaya orang Amerika berkomunikasi, ketika berkenalan matanya tajam menghujam ke mata yang diajak berkomunikasi. Mungkin menurut orang Indonesia perilaku tersebut kurang sopan, tapi bagi orang Amerika itulah cara berkomunikasi bangsanya yang menurut budayanya adalah perilaku yang baik. ‘13 6 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Lain halnya dengan orang Arab. Bila kita suatu ketika berkenalan dengan orang Arab jangan aneh ketika tiba-tiba mencium pipi atau meraba-raba tubuh kita. Kita langsung menghukuminya dengan tidak sopan, tapi nanti dulu, budaya mencium dan meraba-raba adalah budaya yang baik bagi orang Arab tersebut. Itu semua menandakan bahwa sesungguhnya cara seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh budaya dari mana ia berasal. Pemahaman Komunikasi Antar Budaya Ada banyak definisi komunikasi antar budaya yang dikemukakan oleh para ahli. Komunikasi antar budaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak yang memiliki kebudayaan lain. (Sitaram, 1970). Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi diantara orang-orang yang berbeda kebudayaan. (Rich, 1974). Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilainilai, adat, kebiasaan. (Stewart, 1974) Komunikasi antarbudaya menunjuk pada suatu fenomena komunikasi di mana para pesertanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung. (Young Yung Kim, 1984) Sedangkan Menurut DeVito (1997) bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya meliputi bentuk-bentuk komunikasi lain, yaitu: Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda. Misalnya: antara orang Islam dengan orang Yahudi. Komunikasi antara subkultur yang berbeda. Misalnya : antara dokter dengan pengacara, atau antara tunanetra dengan tunarungu. Komunikasi antara suatu subkultur dan kultur yang dominan. Misalnya ; antara kaum homoseks dan kaum heteroseks, atau antara kaum manula dan kaum muda. Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda yaitu antara pria dan wanita. Mulyana mengemukakan bahwa (2004) Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budaya. Sama halnya dengan komunikasi antaragama yaitu proses komunikasi dengan orang-orang yang berbeda agama. Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda bangsa, agama, kelompok ras, atau kelompok bahasa, komunikasi itu disebut komunikasi ‘13 7 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id antarbudaya. Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi, apa makna pesan verbal dan non verbal menurut budaya-budaya yang bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana cara meng-komunikasikannya, kapan mengkomunikasikannya. Fungsi Komunikasi Antar Budaya Secara khusus fungsi komunikasi antarbudaya adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Karena, ketika kita memasuki wilayah orang lain kita dihadapkan dengan orang-orang yang sedikit banyak berbeda dengan kita dalam berbagai aspek (sosial, budaya, ekonomi, status,dll). Pada waktu itu pula kita dihadapkan dengan ketidakpastian dan ambiguitas dalam komunikasi. Sedangkan Secara umum fungsi komunikasi antarbudaya tidak dapat dipisahkan dari fungsi komunikasi yaitu : Fungsi Pribadi (terdiri dari : Identitas Sosial, Integritas Sosial, Kognitif, dan Melepaskan Diri) dan Fungsi Sosial (terdiri dari : Pengawasan, Menjembatani, Sosialisasi, dan Menghibur). Hal ini akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini : 1. Fungsi Pribadi Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu. Hal ini terdiri dari beberapa hal berikut ini : Menyatakan Identitas Sosial Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang. ‘13 Menyatakan Integrasi Sosial 8 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan- perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka. Menambah Pengetahuan Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris. Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perlaku yang berbeda. Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer, perbedaan diantara dua pihak dimaksimumkan. Sebaliknya hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya. 2. Fungsi Sosial Pengawasan Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada ‘13 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda. Menjembatani Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa. Sosialisasi Nilai Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain. Menghibur Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antar budaya Komunikasi Antar Budaya yang Efektif Setelah mengetahui fungsi komunikasi antar budaya, maka mengusahakan komunikasi antar budaya yang efektif penting artinya. Dalam komunikasi antarbudaya, efektif dan tidaknya komunikasi ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut: ‘13 10 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Kemampuan seseorang untuk menyampaikan semua maksud atau isi hati dengan cara dan gaya komunikasi yang jelas dan baik. 2. Kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan baik. Misalnya, mampu bersahabat dan berteman. Kemampuan ini mendorong seseorang untuk mampu melakukan komunikasi dengan baik. 3. Kemampuan seseorang untuk menyesuaikan kebudayaan dirinya sendiri dengan budaya yang sedang dihadapinya. Meskipun hal tersebut dilakukan tidak dengan mudah. 4. Kemampuan seseorang untuk memberikan fasilitas atau jaminan bahwa dia mampu menyesuaikan diri dengan budaya yang sedang dihadapinya. Keempat kemampuan tersebut tidak hadir dengan sendirinya pada diri seseorang, melainkan harus melalui proses pembelajaran, proses menyadari bahwa hidup bersentuhan dengan orang lain yang berbeda budaya. Jika kesadaran tersebut tidak tumbuh dalam jiwa seseorang, maka ia kan merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya. Seorang komunikator yang sukses dalam berkomunikasi, ditandai oleh kemampuannya dalam empat hal, yaitu: 1. Mengubah sikap (to change the attitude) Artinya bahwa komunikasi yang dirancang dan dijalankan diorientasikan untuk mengubah sikap komunikan (individu maupun masyarakat), sehingga memiliki sikap sebagaimana yang diinginkan oleh komunikator. 2. Mengubah opini atau pandangan (to change the opinion) artinya bahwa komunikasi yang dirancang dan dijalankan mampu mengubah persepsi dan pandangan masyarakat terhadap realitas yang mengitarinya. Tentu saja bahwa opini ini dalam arti mengubah opini negatif menuju kepada opini yang positif. 3. Mengubah perilaku (to change to behavior) artinya komunikasi yang dirancang dan dijalankan idealnya mampu mengubah perilaku ke arah perilaku yang lebih baik. 4. Mengubah masyarakat (to change to society) ‘13 11 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id artinya komunikasi yang dirancang dan dijalankan ditujukan untuk mengubah masyarakat sesuai dengan kehendak komunikator. Sedangkan dalam perspektif psikologi komunikasi, suatu komunikasi dikatakan efektif jika ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut: 1 Kesenangan, Kondisi di mana tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu. Sebenarnya, tujuan mazhab analisis transaksional adalah sekedar berkomunikasi dengan orang lain untuk menimbulkan kesejahteraan bersama. Komunikasi semacam ini bisa disebut komunikasi fatik (phatic communication), atau mempertahankan hubungan insani. Berkencan, minum kopi, dan ramah tamah merupakan acara yang sengaja dirancang untuk menimbulkan kesenangan dari perjumpaan dan obrolan-obrolan tersebut. Intinya, jika komunikasi yang dibangun dapat memencarkan kesenangan, maka komunikasi itu berjalan dengan efektif. 2 Mempengaruhi sikap, Kondisi di mana komunikasi dikatakan efektif apabila pada gilirannya dapat mempengaruhi sikap komunikan. Komunikasi dalam upaya mempengaruhi sikap ini sering disebut komunikasi persuasif, yaitu sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. Misalnya, guru ingin mengajak muridnya untuk mencintai ilmu pengetahuan, pemasang iklan merangsang konsumen dan mendesaknya untuk membeli, dan sebagainya. 3 Memperbaiki hubungan, Komunikasi dimaksudkan untuk memperbaiki atau bahkan meningkatkan kualitas hubungan insani. Dalam konteks ini Tubbs menjelaskan: “Sudah menjadi keyakinan unum bahwa bila seseorang dapat memilih kata yang tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya denga tepat pula, maka hasil komunikasi yang sempurna dapat dipastikan. Namun keefektifan komunikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana psikologis yang positif dan ‘13 12 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator yang paling kompeten pun bisa saja berubah makna atau didiskreditkan.” 4 Tindakan, Kondisi di mana idealnya sebuah komunikasi yang dilancarkan dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan konatif. Komunikasi harus bisa mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Banyak orang berpendapat bahwa komunikasi apa pun tidak ada gunanya bila tidak memberikan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian, baru dikatakan sebuah komunikasi efektif apabila apa yang dikomunikasikan menjadi tindakan yang dilakukan oleh komunikan. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya Prinsip-prinsip komunikasi Antar Budaya dapat dijabarkan dan dijelaskan sebagai berikut : Relativitas Bahasa Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia. Bahasa Sebagai Cermin Budaya Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar ‘13 13 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing). Mengurangi Ketidak-pastian Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena ketidak-pastian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri. Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya. Memaksimalkan Hasil Interaksi Dalam komunikasi antarbudaya - seperti dalam semua komunikasi - kita berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antarbudaya. Pertama misalnya sebagai contoh, orang akan berinteraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda akan memilih ‘13 14 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berbicara dengan rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat berbeda. Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif. Dalam komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang menurut anda akan memberikan hasil negatif. ‘13 15 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka ‘13 Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy , Nuansa-Nuansa Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy , Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Remaja Rosdakarya. 16 Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id