Penerapan Strategi Pengelolaan Diri untuk Mengurangi Insomnia Pada Siswa Kelas VIIA di SMP PGRI & Sedati Sidoarjo PENERAPAN STRATEGI PENGELOLAAN DIRI UNTUK MENGURANGI INSOMNIA PADA SISWA KELAS VIII A DI SMP PGRI 7 SEDATI SIDOARJO Moch. Cahyo Putro R Dr. Tamsil Muis Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya [email protected] Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk menguji penerapan strategi pengelolaan diri untuk membantu mengurangi insomnia pada siswa kelas VIIIA SMP PGRI 7 Sedati Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah Pre Eksperimen Design dengan menggunakan Pre-Test and Post-Test One Group Design. Subyek penelitian ini adalah 9 siswa kelas VIIIA SMP PGRI 7 Sedati Sidoarjo yang memiliki tingkat insomnia tinggi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket keterampilan komunikasi antar pribadi. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan 4 pilihan jawaban yang terdiri dari selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Analisis data yang digunakan adalah statistik non parametrik dengan uji tanda. Setelah diadakan analisis dengan menggunakan uji tanda, dapat diketahui bahwa ρ = 0,02 lebih kecil dari α sebesar 5% = 0,05. Artinya setelah penerapan strategi pengelolaan diri, siswa mengalami penurunan insomnia dari kategori tinggi menjadi kategori sedang. Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan skor antara sebelum dan sesudah penerapan penerapan strategi pengelolaan diri terhadap insomnia pada siswa kelas VIIIA SMP PGRI 7 Sedati Sidoarjo. Dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pengelolaan diri dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengurangi insomnia. Kata Kunci : Strategi Pengelolaan Diri, Insomnia alasan logis. Hal ini bisa menyebabkan tidak PENDAHULUAN Tidur bukan berarti “time out” belaka tercapainya target-target pekerjaan, tugas- dari rutinitas kesibukan, tidur amat penting tugas akedemik, dan lain-lain. Hilangnya bagi kesehatan, fungsi emosional, mental, kesempatan tidur juga ditengarai sebagai dan keselamatan. Orang yang menderita penyebab insomnia darahnya melorotnya produktivitas di berbagai bidang. meningkat saat tidur dan menderita rasa Dan tidur yang kurang bisa berbahaya, bisa kantuk yang berat di siang harinya. Masalah- memicu kecelakaan serius atau bahkan fatal. masalah tidur kadang membuat kehidupan Hal ini didukung oleh fakta sebagai berikut merasakan sehari-hari terasa tekanan lebih menekan budaya ketidakhadiran dan Menurut Rafknowledge (2004) National atau menyebabkan seseorang menjadi kurang Highway produktif. Di samping itu, kehilangan waktu Amerika telah menghitung bahwa lebih dari tidur 100.000 kecelakaan mobil setiap tahunnya diketahui sebagai penyebab Traffic Safety keseimbangan dalam menerima tugas yang berhubungan melibatkan Kecelakaan karena mengantuk terhitung memori, pembelajaran, dan 1 dengan Administration faktor kelelahan. Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, sebanyak 1.500 orang tewas dan puluhan Transient insomnia terjadi pada seseorang puluhan ribu lainnya terluka dan cacat tetap. yang termasuk dalam golongan dapat tidur Kebanyakan orang berpendapat jika normal, namun karena adanya stress atau seseorang tidak dapat tidur, orang tersebut ketegangan pasti depresi, pendapat itu tidak benar. kebisingan Mungkin saja ada banyak orang depresi yang menjadi sulit tidur. Sedangkan, Short term menderita insomnia insomnia, tetapi kebanyakan sementara atau (misal pindah (insomnia karena tempat jangka tidur), pendek) orang yang insomnia belum tentu depresi. merupakan gangguan sulit tidur yang terjadi Sayangnya, jika seseorang pergi ke dokter pada para penderita sakit fisik (misalnya dan mengatakan bahwa dia tidak dapat tidur, batuk, rematik dan lain sebagainya), atau dokter lebih memilih memberikan resep anti mendapat depresi ketimbang anjuran evaluasi tidur kehilangan /kematian orang dekat, pindah secara spesialis. Orang-orang juga sering pekerjaan dan lain sebagainya). Biasanya merasa bahwa persoalan tidur merupakan gangguan ini akan dapat disembuhkan masalah yang ada didalam kepala mereka beberapa sendiri pengobatan ataupun perbaikan suasana tidur. dan beranggapan dapat menyelesaikan sendiri. Adapun jenis stress saat situasional setelah terjadi (misal adaptasi, Insonmia ini biasanya berhubungan menurut langsung dengan peristiwa yang membuat Gunawan (2001), Jenis Insomnia, antara lain orang tertekan seperti ditinggal mati, Insomnia primer dan Insomnia sekunder. masalah keuangan yang sementara, masuk Insomnia primer merupakan gangguan sulit rumah sakit, ujian sekolah, menghadap tidur yang penyebabnya belum diketahui pengadilan, secara pasti. sehingga dengan demikian, pernikahan dan yang lainnya. pengobatannya insomnia bahkan Menurut Rafknowledge (2004) insomnia dilakukan dan biasanya berlangsung lama dapat memberi sedikit atau banyak dampak kronis (long term insomnia). Sedangkaan, pada kondisi yang lebih parah, seperti Insomnia sekunder merupakan gangguan Orang dengan insomnia lebih mudah sulit tidur yang penyebabnya dapat diketahui menderita depresi dibandingkan mereka secara dapat yang biasa tidur dengan baik, kekurangan diketahui secara pasti. Gangguan tersebut tidur akibat insomnia memberi kontribusi dapat berupa faktor gangguan sakit fisik pada timbulnya suatu penyakit, termasuk maupun psikis. Insomnia sekunder dapat penyakit jantung, mengantuk/ ketiduran dibedakan Transient insomnia (insomnia disiang hari dapat mengancam keselamatan sementara) kerja termasuk mengemudi kendaraan, Gangguan dan Short relative atau sukar pasti. masih wawancara, tersebut term Insomnia. orang dengan insomnia bisa kehilangan mengendarai banyak waktu dari pekerjaanya, tidur diantaranya tertidur di depan setir dan 22% malam yang buruk, dapat menurunkan remaja juga dilaporkan mengendarai lebih kemampuan dalam memenuhi tugas harian cepat untuk melawan kantuk. sertakurang menikmati aktivitas. yang meliputi mengantuk, 24% Berdasarkan data yang diperoleh diatas Menurut Joewana (1988) 2500 orang di skotlandia saat diketahui bahwa insomnia tidak berbagai memandang usia. Jika insomnia tidak golongan, tingkat usia dan tingkat sosial. ditindak lanjuti maka akan membahayakan Mereka mendapatkan bahwa orang yang terutama merasa tergolong nervous (gugup) juga penelitian ini yang menjadi populasi adlah merasa kurang tidur serta ketergantungan siswa walaupun dari data yang diperoleh obat di Jakarta menunjukkan hasil bahwa usia wanita lebih sering mengalami insomnia gangguan insomnia daripada usia dewasa daripada pria (2:1). Di Skotlandia, 45% dan lanjut usia. bagi remaja dirinya lebih sendiri. sedikit Pada mengalami dari wanita yang berusia lebih dari 75 Untuk mengantisipasi masalah tersebut tahun mempunyai kebiasaan makan obat maka perlu diberikan suatu teknik salah tidur secara teratur. Sedangkan menurut satunya penelitian Mc Ghie dan Russel terdapat 400 pengelolaan diri dan reinforcement, karena orang berusia 15 – 24 tahun, dengan menggunakan strategi 5% dianggap paling tepat untuk membantu diantaranya mengalami insomnia. Pada siswa mengatasi insomnia, dengan alasan penelitian di Jakarta tahun 1988 terhadap strategi 2500 siswa SLTP Negeri, sekitar 31% menimbulkan ketergantungan dan dapat mengaku sering susah tidur. digunakan Menurut Riyasa (2001) tidur pada remaja dewasa mempunyai muda pola (16-30 yang pengelolaan untuk diri tidak membantu siswa mengatur perubahan secara mandiri. tahun) Self-management berbeda secara sederhana didefinisikan sebagai strategi pengubahan dibandingkan usia lainnya. Ini disebabkan tingkah oleh perubahan hormonal yang terjadi di pengaturan akhir masa pubertas, pada masa ini mereka dilakukan oleh konseli sendiri, dalam mengalami pergeseran irama sirkadian bentuk latihan self-monitoring, stimulus (dan temperature inti tubuh), sehingga jam control, serta self-reward. Seperti yang tidur pun bergeser. Yang paling berbahaya telah diuraikan adalah kemampuan mengendarai, sebesar Nursalim, 2005) “Self-Management adalah 60% suatu proses dimana konseli mengarahkan dewasa muda di Amerika 3 laku atau dan perilaku pemanfaatan dengan yang oleh Cormier (dalam Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, perubahan tingkah laku mereka sendiri dengan satu strategi atau kombinasi strategi”. Dalam pembagiannya strategi Menurut Diahwati (2001), insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu tidur dengan nyaman. pengelolaan diri terbagi menjadi tiga Menurut Joewana (1988) insomnia macam : self-monitoring merupakan upaya adalah suatu keadaan dimana seseorang mematau diri, dengan mencatat sendiri tidak dapat tidur seperti yang ia harapkan, tingkah laku tertentu (pikiran, tingkah laku, atau suatu ketidak mampuan untuk tidur. dan Dimana terdapat tiga tipe insomnia yaitu tindakan) tentang dirinya dan interaksinya dengan peristiwa lingkungan. tidak stimulus rencana terbangun tengah malam beberapa kali, sebelum antisedent atau isyarat untuk terbangun pada waktu pagi yang sangat menambah atau mengurangi tingkah laku. dini. control merupakan dapat atau sulit masuk tidur, Dan self-reward adalah penghargaan diri Dan beberapa pendapat tersebut, dapat baik materiil maupun non materiil, apabila disimpulkan bahwa insomnia adalah suatu berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. keadaan dimana seseorang tidak mampu Didalam mengarahkan perubahan tingkah tidur dengan nyaman disertai gejala-gejala laku ini digunakan kombinasi ketiganya. selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari Dan untuk memberikan motivasi agar dan dirinya benar-benar dapat melakukan kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di strategi tersebut, maka diberikan tengah malarn dan tidak dapat kembali tidur. reinforcement, yaitu dorongan dari dalam secara terus menerus mengalami Faktor - faktor penyebab Insomnia dan luar diri siswa untuk melakukan tindak antara lain mendengkur, tidak dapat bernafas belajar sesuai dengan arahan guru. Hal ini dan merasa sesak kehabisan udara, kaki dilakukan mengejang, suhu tubuh menjadi lebih tinggi atas bimbingan seorang pembimbing yaitu seorang konselor. Insomnia Pengertian insomnia menurut Langen (1984) insomnia adalah suatu gangguan di malam hari, rasa mengantuk yang berlebihan serta seringkali tertidur sejenak secara terus menerus sepanjang hari, ketergantungan terhadap obat tidur. tidur yang dialami oleh penderita dengan Sedangkan menurut Herlina (dalam gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah Diahwati, 2001) faktor penyebab yang dapat sepanjang hari dan secara terus menerus mempengaruhi siklus tidur yaitu : mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu a Penyakit fisik; meliputi asma, radang terbangun ditengah malam dan tidak dapat sendi, metabolism yang kacau, diabetes, kembali tidur. anemia, ginjal yang kurang berfungsi, memenuhi tugas harian sertakurang demam dan batuk. menikmati aktivitas. b Lingkungan, meliputi lingkungan yang Strategi Pengelolaan Diri tidak tenang, suhu yang terlalu panas atau ( Self-Management ) terlalu dingin. c Penyakit Menurut Cormier (dalam Nursalim, mental: meliputi 2005), “Self management is process in which depresi, anxiety/kecemasan. d Faktor clients their own behavior change with any tingkah laku: meliputi one therapeutic strategy or a combination of penyalahgunaan kafein/ terlalu banyak strategys” arti dalam bahasa Indonesia: minum kopi, alcohol, rokok, obat-obatan, strategi pengelolaan diri adalah suatu proses pil diet, perubahan akibat kerja shift, jet dimana klien mengatur sendiri perubahan lag dan aktivitas kerja pada malam hari. perilaku mereka dengan satu strategi atau Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor suatu kombinasi strategi. penyebab Menurut Hilgrad, dkk (1996), Self- insomnia adalah meliputi faktor fisik, Managment mental/psikis, lingkungan dan tingkah laku. pengalaman perilaku sendiri dan penggunaan Menurut Rafknowledge (2004) insomnia adalah pemantauan atau berbagai teknik untuk mengubah perilaku. memberi sedikit atau banyak dampak pada Dari beberapa pendapat diatas dapat kondisi yang lebih parah, dampaknya bias disimpulkan bahwa strategi pengelolaan diri lebih serius antara lain: (Self-Management) adalah strategi yang a. Orang dengan insomnia lebih mudah memberikan kesempatan kepada klien untuk menderita depresi dibandingkan mereka mengenali, yang biasa tidur dengan baik. perilaku diri sendiri dengan menggunakan b. Kekurangan member suatu tidur d. e. memantau insomnia satu atau berbagai teknik untuk mengubah pada timbulnya perilaku dengan bantuan yang minimal dari termasuk penyakit konselor. jantung. c. dan akibat kontribusi penyakit, mengatur, Cormier (1985), memberikan tahap- Dampak mengantuk/ ketiduran disiang tahap dalam strategi pengelolaan diri (Self- hari dapat mengancam keselamatan Management) sebagai berikut : kerja, termasuk mengemudi kendaraan. Tahap 1 : Klien mengidentifikasi, mencatat Orang dengan insomnia bias kehilangan sasaran perilaku dan mengontrol banyak waktu dari pekerjaanya. penyebab serta akibatnya. Tidur malam menurunkan yang buruk, kemampuan dapat dalam 5 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, Tahap 2 : Klien mengidentifikasi perilaku yang diharapkan arah perubahannya. Sedati Sidoarjo. Metode yang digunakan untuk mngumpulkan data tentang siswa yang memiliki insomnia tinggi adalh dari angket. Tahap 3 : Konselor menjelaskan Penerapan strategi self management strategi dilakukan 6 kali pertemuan dengan tahap kemungkinan pengelolaan diri. tahap pemantauan diri self monitoring, Tahap 4 : Klien memilih satu atau lebih strategi pengelolaan diri. pengendalian diri stimulus control, penghargaan diri self reward. Tahap 5 : Klien menyatakan secara verbal Data dianalisis dengan menggunakan persetujuan untuk menggunakan tekhnik statistic non parametik dengan tahap kedua dan tahap keempat. menggunakan uji tanda. Tahap 6 : Konselor memberi instruksi dan model strategi yang dipilih. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap 7 : Klien mengulangi pemahaman strategi yang dipilih. Tahap 8 : Klien siswa dari kelas VIII A SMP PGRI 7 Sedati menggunakan strategi yang dipilih. Tahap 9 : Klien Sidoarjo yang termasuk dalam kategori tingkat insomnia yang tinggi. Selanjutnya, 9 mencatat penggunaan strategi serta tingkat perilaku sasaran. Tahap 10 : Data Berdasarkan hasil pre-test, diperoleh 9 siswa diperiksa diberikan Strategi Pengelolaan Diri (self management). Setelah klien tersebut diberikan perlakuan dengan oleh Strategi Pengelolaan diri sebanyak 6 kali konselor dan klien, kemudian pertemuan, selanjutnya siswa diberikan lagi klien melanjutkan dan membuat angket tentang insomnia. Tujuannya untuk revisi program. mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat Tahap 11 : Membuat catatan dan penyajian data pada diri sendiri dan penguat demi kemajuan klien. METODE Jenis penelitian ini adalah dipakai adalah rancangan pre-experimental design insomnia oleh 9 siswa dari kelas VIII A SMP PGRI 7 Sedati Sidoarjo setelah memperoleh perlakuan self management. Penurunan skor pada 9 siswa tersebut merupakan hasil dari penerapan Strategi self management. dengan bentuk one-group pretest-posttest Perubahan skor insomnia siswa terlihat design, sedangkan subyek penelitiannya pula dalam proses analisis data yang adalah 9 siswa yang memiliki tingkat dilakukan dengan menggunakan uji tanda insomnia tinggi dikelas VIII A SMP PGRI 7 adalah : probabilitas binomial N= 9 dan x = 0, diperoleh ρtabel = 0.02 sehingga (a). Menentukan tanda dari selisih tiap pasangan. Tanda menunjukkan Tanda positif insomnia negatif ρtabel lebih kecil dari α = 0.05 (0.02< (+) meningkat. (-) 0.05). (d). Jika ρ lebih kecil atau sama dengan α, menunjukkan insomnia menurun. tolak H0. Harga 0,02 lebih kecil daripada (b). Menentukan pula nilai N yaitu jumlah α = 0,05 yang ditetapkan sebelumnya. pasangan yang mempunyai tanda (+) Untuk menolak H0 peluang sampel dan (-). Dapat diketahui bahwa harus lebih kecil daripada 0,05 karena tanda peringkat yang bertanda (+) = 0 0,02 < α, berarti H0 ditolak dan Ha dan tanda peringkat yang bertanda (-) = diterima. 9, dengan demikian tanda dengan Maka hipotesis yang berbunyi penerapan jumlah terkecil atau x = 0. N adalah strategi pengelolaan diri untuk mengurangi subjek penelitian yaitu 9. insomnia telah dibuktikan kebenarannya. Atau hipotesis yang berbunyi terdapat (c).Metode untuk menentukan peluang yang perbedaan signifikan pada skor insomnia timbul menurut kejadian H0 dari nilai x antara sebelum dan sesudah diterapkannya pengamatan bergantung pada besarnya strategi pengelolaan diri pada siswa kelas N, VIII-A SMP PGRI 7 Sedati diterima. (1). Jika N ≤ 25, tabel D (tabel binomial) Self memperlihatkan uji satu arah. untuk membantu uji dua arah, lipat duakan nilai lingkungan melalui rumus pendekatan normal distribusi (self-monitoring), tersebut., subjek < 25 atau pengendalian stimuli (stimulus control), dan mengajarkan diri (self-reward)” (Cormier & Cormier, 1985). uji dua arah, lipat duakan peluang dari memanipulasikan varian dalam teknik ini yakni: pantauan diri normal) untuk menolak H0, sedangkan untuk memperoleh dan konsekuensi yang diinginkan. Terdapat tiga memberikan peluang uji satu arah yang perubahan mengadministrasikan sendiri konsekuensi- dengan koreksi untuk kontinuitas. Tabel-A (tabel membuat untuk mereka untuk memodifikasi aspek-aspek (2). Jika N > 25, hitunglah nilai x sebaran binomium siswa digunakan dengan cara menumbuhkan kemampuan peluang dari tabel D tersebut. dari Management Dari hasil post-test tersebut, diketahui tabel-A ada perbedaan dari 9 siswa tersebut setelah maka memperoleh perlakuan dengan Strategi self menentukan signifikansi dari tabel management. Adapun temuan-temuan dari 7 Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, hasil penelitian adalah meskipun kesembilan untuk pelaksanaan strategi self management. subyek sama-sama diberi perlakuan dengan Sehingga kesembilan strategi pengelolaan diri akan tetapi ada subyek dalam penelitian ini bisa berhasil subyek dalam mengurangi insomnia. yang belum maksimal untuk siswa yang menjadi mengurangi insomnia. Dapat di tunjukkan Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu berdasarkan selisih antara pre test dan post pemberian strategi self management yang test. Hal ini disebabkan masing-masing dilakukan hanya sebanyak 6 kali pertemuan. subyek dalam mengikuti proses penerapan Sebaiknya diberikan waktu yang lebih strategi self management mempunyai minat banyak dan motivasi yang berbeda-beda. sehingga memungkinkan tercapainya tujuan Pada skor awal (pre-test), kesembilan dalam peneliti Sidoarjo layanan-layanan memiliki kategori perlakuan secara maksimal. Selain itu hendaknya siswa kelas VIII A SMP PGRI 7 Sedati termasuk melaksanakan juga memperhatikan khusus yang tentang wajib insomnia tinggi. Sedangkan pada skor akhir diberikan kepada siswa misalnya teknik (post-test), skor insomnia siswa mengalami strategi yang lainnya, karena faktor-faktor penurunan. Dari kesembilan siswa yang yang dapat mengurangi insomnia tidak mengalami penurunan skor dapat disajikan hanya diimplementasikan melalui strategi sebagai berikut: Melati dari 60 menjadi 47, self management. Dalam hal-hal tersebut Mawar dari 58 menjadi 44, Kamboja dari 59 tidak menjadi 44, Teratai dari 59 ke 40, Anggrek keterbatasan dari 56 ke 48, Tulip dari 57 menjadi 45, penelitian lebih lanjut hendaknya variabel- Kateliya dari 60 menjadi 46, Anyelir dari 60 variabel tersebut dipertimbangkan untuk menjadi 47, Aster dari 58 menjadi 48. Hal diamati supaya hasil penelitian lebih akurat. diamati karena peneliti, keterbatasan- sehingga untuk ini disebabkan mereka sangat bersungguhsungguh dalam mengikuti proses penerapan Strategi Pengelolaan diri yang telah dilaksanakan SIMPULAN DAN SARAN Berdasar hasil analisis dengan menggunakan uji tanda, dapat diketahui self bahwa ρ = 0,02 lebih kecil dari α sebesar 5% management Pembimbing tidak mengalami = 0,05 atau 0,02 < 0,05 berarti Ho yang kendala yang berarti baik pada siswa berbunyi tidak ada perbedaan skor yang maupun pembimbing sendiri. Petunjuk atau signifikan antara sebelum dan sesudah instruksi yang diberikan oleh pembimbing diberikan strategi pengelolaan diri ditolak cukup dapat dipahami oleh siswa dan alokasi dan Ha yang berbunyi ada perbedaan skor waktu yang digunakan juga sudah cukup yang signifikan antara sebelum dan sesudah Dalam pelaksanaan strategi diberikan strategi pengelolaan diri diterima. diri agar insomnia yang dialami siswa Dengan demikian hipotesis penelitian yang dapat dikurangi dengan cepat. berbunyi “Penerapan strategi pengelolaan DAFTAR ACUAN diri untuk mengurangi insomnia pada siswa Cormier and Cormier. 1985. Interviewing Strategis for Helpes Fundamental Skil and Cognitive, Behaviour Intentions. California Books: Cole Publishing Company kelas VIII A SMP PGRI 7 Sedati Sidoarjo.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa . penerapan strategi pengelolaan diri efektif Diahwati, Diana. 2001. Serba – Serbi Manfaat dan Gangguan Tidur. Bandung : CV.PIONIR JAYA untuk mengurangi insomnia. Berdasarkan hasil simpulan yang telah diuraikan dan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka Gunawan, L. 2001. Insomnia Gangguan terdapat Sulit Tidur. Yogyakarta: KANISUS beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian, yaitu : Hilgard. E. R. Dkk. 1996. 1. Bagi Sekolah Pengantar Psikologi. Jilid II. Jakarta : Erlangga. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan Joewana , S. 1988. Psikopatologi Insomnia (http://www.kalbe.co.id, diakses 28 Maret 2011). sebagai sumber masukan pada pihak sekolah yang nantinya akan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Langen, D. 1984. Gangguan Tidur. Jakarta: strategi untuk mengurangi insomnia siswa PT. Grafidian Jaya. dengan memberi perlakuan yang terbaik. 2. Bagi Konselor Sekolah Rafknoledge, 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan baru untuk meningkatkan layanan bimbingan konseling di sekolah, Riyasa, I Ketut T. 2001. Karakteristik Penderita Dalam Kaitanya dengan Gangguan Tidur Awal pada Pasien Kanker Mammae yang Menjalani Pengobatan Operasi dan Kombinasi, (Online), (http://[email protected], diakses 28 maret 2011). khususnya untuk membantu siswa yang mengalami insomnia dengan menggunakan metode pengelolaan diri. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain hendaknya memperhatikan aspek alokasi waktu yang diberikan dalam proses perlakuan agar hasilnya lebih maksimal. Selain itu perlu adanya suatu metode atau teknik yang lain untuk melengkapi teknik pengeloaan 9