PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN JANIN Proses Pertumbuhan janin dari minggu ke minggu mengalami perkembangan. Perubahan – perubahan yang terjadi diharapkan dalam keadaan normal Akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi penyimpangan – penyimpangan seperti pertumbuhan janin yang terhambat dan kelainan – kelainan pada janin lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin diantaranya : faktor genetic, faktor lingkungan dan factor nutrisI A. PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN JANIN 1. Gangguan pertumbuhan janin Gangguan pertumbuhan janin dalam kehamilan (=IUGR=FGR) merupakan kejadian yang sering ditemukan dalam bidang obstetri. Kelainan ini meningkatkan morbiditas dan mortalitas bayi nomor 2 setelah prematuritas. Definisi. Janin yang beratnya dibawah presentil ke 10 usia kehamilannya dan lingkaran perut dibawah presentil ke 2,5. Standar berat badan bayi yang disebut cukup bulan adalah 2500 gr. Penyebab Bisa berasal dari ibu maupun janin. Secara garis besar penyebabnya adalah insufisiensi Plasenta (terganggunya aliran darah ke ari2), Penyakit Kronis ibu (jantung, hipertensi), Masalah plasenta (plasenta tidak pada tempatnya dan lepasnya plasenta sebelum waktunya, kelainan genetik (trisomi, triploidi), infeksi (rubella, herpes, toxo), Bahan2 (rokok alkohol), dan sosial ekonomi (ketidak tahuan, kemiskinan). Pembagian Ada dua jenis IUGR, simetris dan tidak simetris. Simetris artinya ukuran kepala dan perut seimbang, sedangkan yang tidak simetris, ukuran kepala normal sedangkan perutnya kecil dari standar. Penanganan Monitoring kondisi janin dengan pengukuran berat 3 minggu sekali, hitung gerak janin, CTG (rekam denyut jantung janin) 2 minggu sekali, Profil biofisik (kesejahteraan janin). Jika hasil pemantauan tidak normal, pertimbangkan untuk meleahirkan bayi setelah sebelumnya memberikan obat untuk mematangkan paru-paru janin. Jika hasil pemantauan baik maka kehamilan dapat diteruskan. Persalinan tetap diusahakan pervaginam selagi monitoring kondisi bayi baik, jika selama proses persalinan keadaan bayi tidak baik maka dilakukan operasi Cesar. Fungsi USG adalah mengukur biometri janin, kemudian dibandingkan dengan usia kehamilan berdasarkan hari terakhir (LMP=last menstrual periode). Ukuran yang dipakai adalah AC, BPD dam FL 2. Kelainan Pada Janin Tidak semua janin dapat berkembang dengan sempurna, ada kalanya terjadi kelainan-kelainan pada janin, Kelainan-kelainan pada janin Malformasi atau cacat dapat terjadi melalui tiga cara yaitu: a. Pengaruh bahan berbahaya dari lingkungan luar selama periode awal perkembangan b. Penerusan abnormalitas genetik dari induknya. c. Aberasi kromosom yang terdapat pada salah satu gamet atau yang timbul pada pembelahan pertama. Kelainan-kelainan pada janin diantaranya adalah : a. Teratoma Teratoma adalah tumor yang mengandung jaringan derivat dua, tiga lapis benih. Terjadi saat janin masih embrio. Terjadinya teratoma adalah karena embrio awal (tingkat clivage, blastula, awal grastula) lepas dari kontrol organizer. Ia seperti tubuh yang kembar tidak seimbang yang satu dapat tumbuh normal yang lain hanya gumpalan jaringan yang tidak utuh atau tidak wajar. Teratoma disebut juga fetus in fetu atau bayi dalam bayi. b. Sindrom Down Sindrom down merupakan kelainan fisik janin dengan ciri - ciri yang khas seperti retardsi mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), leukimia, hingga gangguan penglihatan dan pendengaran,. Kelainan ini terjadi karena kelainan pada kromosom yaitu pada kromosom 21. Pada penderita ini memiliki tiga unting kromosom 21 (Corebima, 1997). c. Sindrom edward Adalah kelainan pada janin karena kromosom janin mengalami kelainan. Kelainan ini terjadi karena kromosom 18 nya mengalami kelebihan yaitu terdapat tiga untai kromosom 18. ciri kelaian janin ini adalah retardasi mental berat, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala dan pinggul kecil, kelaianan pada tangan dan kaki. d. Sindrom patau Nama lain dari kelaianan janin ini adalah trisomi 13. hal ini karena terjadi kelainan pada kromosom ke13 dari pendeita tersebut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13. Ciri dari kelainan ini adalah bibir sumbing, ganggaun berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki.biasanya jika gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat dari kelahiran. e. Talasemia Talasemia adalah salah satu kelainan pada janin. Talasemia ini memiliki ciri dimana tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga penderita mengalami anemia berat akibatnya harus transfusi darah seumur hidup. f. Fenilketinoria Adalah gangguan metabolisme salah satu jenis asam amino pembentuk protein yaitu fenilalanin yang menyebabkan hambatan atau radiasi mental. Kelainan ini jika dideteksi sejak dini dapat diminimalkan dengan cara memberi asupan fenilalanin yang banyak terdapat pada keju, susu, telur, ikan, daging, pemberian obat atau vitamin tertentu. g. Hipotiroid Konginetal Merupakan penyakit yang dibawa sejak janin atau bisa disebut dengan kelainan janin. Hal ni karena tubuh tidak mampu atau hanya mampu sedikit memproduksi hormon tiroid. Karena hormon tiroid adalah hormon petumbuhan maka jika kekurangan hormon ini maka pertumbuhan fisik dan mental akan terganggu. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi suplemen tiroid sejak dini. h. Fokomelia Cacat pada lengan, merupakan cacat yang disebabkan oleh Thalidomide. 10 % dari wanita hamil yang memakan obat ini periode sensitive akan melahirkan bayi cacat i. Selosomi Kelainan pada waktu menutupnya dinding perut. Organ-organ visceral dan terdapat di luar rongga perut j. Kraniorakiskisis Kegagalan bumbung neural untuk menutup. Tidak ada rongga kepala, tidak berbentuk lengkung vertebra (Sudarwati dkk, 1990). Faktor-Faktor Penyebab Kelainan pada Janin 1. Faktor intern a. Faktor genetic : Mutasi : Perubahan pada susunan nukleutida gen (DNA). Mutasi menimbulkan allel cacat, yang mungkin dominant, kodominan atau resesif. Ada allel cacat yang rangkai kelamin artinya diturunkan bersama-sama dengan karakter jenis kelamin. Contoh : Polydactil, hemofili Aberasi : Perubahan pada susunan kromosom. Contoh : Sindrom Turner, Sindrom Down. b. Faktor umur ibu Telah diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi baru lahir Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979, secara klinis ditemukan angka kejadian mongolisme 1,08 per 100 kelahiran hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar 26,93 untuk kelompok ibu berumur 35 tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan ialah 1: 5500 untuk kelompok ibu berumur < 35 tahun, 1: 600 untuk kelompok ibu berumur 35-39 tahun, 1 : 75 untuk kelompok ibu berumur 40 - 44 tahun dan 1 : 15 untuk kelompok ibu berumur 45 tahun atau lebih. c. Faktor hormonal Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian kelainan kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang normal. 2. Faktor Ekstern a. Infeksi Cacat dapat terjadi pada janin induk yang terkena penyakit infeksi terutama oleh virus. Contoh cacar air dan campak. Dikenal pula sitomegalovirus (CMV) yang menginveksi ibu yang sedang hamil yang menyebabkan bayinya menjadi tuli, gangguan hati dan mental terbelakang. b. Obat Berbagai macam obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menimbulkan cacat pada janinnya. Contoh obat yaitu aminopterin yang mempunyai sifat antagonis terhadap asam folat. c. Radiasi Ibu hamil yang diradiasi sinar x akan melahirkan bayi cacat pada otak. Ini disebabkan karena mineral radioaktif tanah sekeliling berhubungan erat dengan lahoir cacat bayi di daerah yang bersangkutan. d. Defisiensi Ibu yang defisiensi vitamin atau hormone dapat menimbulkan cacat pada janin. Contohnya devisiensi vit. A akan menimbulkan cacat mata. e. Emosi Sumbing dan Labio palatosciziz (ada celah di langit – langit mulut), kalau terjadi pada minggu ke-7 sampai ke 10 kehamilan orang, dapat disebabkan emosi ibu. Emosi itu mungkkin lewat system hormone. Stress psikis ibu membuat cortex adrenal hyperactive, sehingga penggetahan hydrocortisone tinggi, hormone ini, dapat menginduksi terjadinya langit-langit pecah. Pengaruh emosi itu mungkin juga lewat otak dulu, terus ke hypothalamus , dan ini merangsang penggetahan adrenocoriticotropin dari hipofisa, yang akan mendorong korteks adrenal menggetahkan hormone tersebut. B. HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN JANIN Meliputi : a. Faktor Genetic Faktor genetic dilihat dari pihak ibu dan ayah, perlu dipertimbangkan dalam pengembangan dan pertumbuhan janin yang normal. Faktor genetic mempengaruhi pertumbuhan janin secara langsung. Alel dari janin sesuai dengan alel yang ada pada gen orang tuanya. Gen mempunyai faktor penting dalam pengaturan pertumbuhan manusia. Pada sebagian besar gen ibu menekan pertumbuhan, sedangkan gen ayah mendukung pertumbuhan seperti IGF 2. IGF 2 muncul dikarenakan adanya konflik antara gen ibu dan ayah dan transfer nutrisi dari ibu ke janin. IGF 2 menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang abnormal dikenal dengan syndrome beckwithwiedemann yang memiliki karakteristik sebagai berikut : Berat lahir yang lebih, organomegali, makroglosia dan hipoglikemi neonatal. b. Faktor Plasenta Perfusi plasenta dan fungsi plasenta yang adekuat sangat penting. Kemampuan palsenta dalam mentransfer nutrisi dari ibu ke janin menentukan pertumbuhan janin yang normal. Perkembangan dari plasenta itu sendiri dipengaruhi oleh hormon plasenta. Ukuran plasenta mempengaruhi kemampuannya untuk pengangkutan bahan gizi dan supply oksigen. Glukosa merupakan bahan bakar utama yang dapat diperoleh dari darah ibu secara langsung. Jadi fungsi plasenta ; sebagai alat untuk memberi makanan pada janin, sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme ( ekskresi), sebagai alat yang mengeluarkan zat asam dan mengeluarkan CO2 (respirasi),sebagai alat yang membentuk hormon, sebagai penyalur berbagai antibodi ke janin. c. Nutrisi Status gizi ibu bukan merupakan yang membatasi kecuali pada kasus- kasus kelaparan yang ekstrim, kekurangan gizi yang ekstrim dapat menyebabkan BBLR. d. Faktor Ibu Berbagai faktor ibu mempengaruhi pertumbuahan janin. Faktor ini meliputi berat badan saat hamil, kesehatan umumnya, genotip. Pada ibu yang memiliki kelebihan berat badan perlu diperhatikan adanya kemungkinan kehamilan dengan kencing manis ( diabetes millitus) dan perlu untuk mengurangi kepekaan dari hormon insullin. Kondisi rahim ibu yang sehat berpengaruh terhadap proses implantasi dan tumbuh kembang janin yang normal.