pesan komunikasi upacara malam 1 suro pada komunitas

advertisement
PESAN KOMUNIKASI UPACARA MALAM 1 SURO PADA KOMUNITAS
KEJAWEN
Oleh: Yulfikar Yudistira ( 05220199 )
Communication Science
Dibuat: 2010-07-29 , dengan 7 file(s).
Keywords: Kata kunci : Pesan Komunikasi, Upacara malam 1 Suro
ABSTRAKSI
Dalam komunikasi antar budaya, kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan
pemberian makna yang mirip pula dalam suatu peristiwa atau objek sosial. Dalam ilmu
komunikasi, terdapat dua fungsi yang saling berkaitan antara satu sama lain. Yaitu yang
pertama, sebagai fungsi sosial, bertujuan untuk membangun, memelihara hubungan antar
individu. Kedua, fungsi interpretasi pesan, maksudnya dalam komunikasi ide, bahasa,
gagasan, pendapat, yang dikirimkan oleh sumber ke komunikan (penerima) adalah pesan.
Terkait dengan tradisi sosio-budaya yang ada di masyarakat saat ini, menjelaskan bahwa
komunikasi berlangsung dalam kontek budaya tertentu karena komunikasi dipengaruhi dan
mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.
Seperti yang terdapat dalam upacara Malam 1 Syuro ini, simbol-simbol atau pesan yang
terkandung didalamnya mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat desa Trowulan,
mojokerto. Pesan atau simbol tersebut menunjukkan bahwa dalam upacara ini masyarakat
harus bisa melestarikan budaya warisan dari nenek moyang terdahulu.
Penelitian yang masuk pada kelompok explorasi ini didasari atas fenomena tradisi adat
kejawen yang dilakukan setiap tahun baru jawa. Dan yang menarik untuk dilakukan
penelitian ini adalah apa pesan komunikasi di balik upacara malam 1 suro. Untuk
mendapatkan pengetahuan yang lengkap maka hasil penelitian harus mendeskripsikan tradisi
suroan yang dilakukan setiap tahun di Trowulan.
Teori yang dijadikan landasan (1) Reasoned Action (2) teori Efektivitas pesan. Melalui dua
landasan teori ini sebagai dasar untuk menemukan apa makna komunikasi dibalik
permasalahan.
Gambaran tentang malam 1 suro, yang pertama memilih lokasi penelitian yaitu Desa
Trowulan, sebab setiap tahun dalam bulan jawa di sebuah pendopo agung ada tradisi tersebut.
Paradigma penelitian ini adalah konstruktivisme, membangun ide tentang peristiwa yang
terjadi dalam berbagai cara dan terpola secara relatif. Pendekatan penelitian menggunakan
kualitatif dengan penarikan kesimpulan bersifat khusus ke umum, dari fenomena yang ada
dihubungkan dengan teori. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Dengan menetapkan paguyuban amung tani sebagai responden, mereka yang
setiap tahun melakukan upacara malam 1 suro di pendopo agung, Trowulan. Cara
memperoleh data dengan menggunakan strategi ”permisi masuk” pada kepala desa dan
bertemu tokoh masyarakat. Teknik penyajian data yang di peroleh dari lapangan berupa data
lokasi life story responden, dan data untuk menjawab permasalahan yakni pesan komunikasi
upacara malam 1 suro pada masyarakat kejawen. Teknik keabsahan data dengan cara
triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi teori.
Hasil penelitian di Trowulan menunjukkan bahwa pesan-pesan yang terkandung dalam
upacara malam 1 suro adalah ((1) Ritual Sakral, (2) Seni Tradisional yang perlu dilestarikan,
(3) Kegiatan komunikasi yang memiliki makna, (4) Grebeg 1 suro sebagai komunikasi sosial,
(5) Macapat sebagai kebersamaan, (6) Pagelaran Wayang sebagai media komunikasi.
ABSTRACT
In inter-cultural communication, cultural similarities in perceptions allow for a similar
meaning also in an event or social object. In science communication, there are two
interrelated functions between each other. That is the first, as a social function, aims to build,
maintain relationships between individuals. Second, the message interpretation function, that
is the communication of ideas, language, ideas, opinions, sent by the source to the
communicant (receiver) is the message. Related to socio-cultural traditions in society today,
explained that the communication takes place in a particular cultural context because
communication is affected and therefore influence the culture of a society.
As contained in night ceremony of 1st Syuro, symbols or messages contained in it has very
important meaning for villagers in Trowulan. Messages or symbols that indicate in this
ceremony that the public should be able to preserve the cultural heritage of previous
ancestors.
Research into the exploration group is based on the phenomenon of Javanese tradition that is
conducted every new years of Java. And interesting to do in this research is what the
communication messages behind 1 suro night ceremony. To get a complete knowledge of the
research, the results should describe the suroan tradition done every year in Trowulan.
The theory foundation : (1) Reasoned Action (2) The effectiveness of the message theory.
Through these two theoretical foundation as the basics to find what the meaning behind the
communication problems.
Describe of the 1 suro night ceremony, first select the sites for research is the Village
Trowulan, every year in the month of Java in a great hall there do the tradition. this research
paradigm is constructivism, develop ideas about the events that occurred in various ways and
plotted relative. Using a qualitative research approach with specific inferences to the general,
from the phenomenon that is associated with the theory. Techniques of data collection
through interviews, observation and documentation. By Amung-Tani community as the
respondent. those who every year make the ceremony at the Trowulan great hall. How to
obtain the data is by using “permisi masuk” strategy into the village heads and community
leaders met. Technical data obtained from field locations in the form of life story data of
respondents, and data to answer the communication messages of the night ceremony at 1 suro
in the Kejawen Community. Technical validity of the data by Source triangulation, methods
Triangulation, Triangulation of theory.
Research results in Trowulan indicates that the messages contained in the 1st suro night
ceremony are (1) Sacred Ritual, (2) Traditional Art that should be preserved (3) The
communication activities that have meaning, (4) Grebeg 1 suro as a social communication (5)
Macapat as a collective (6) Pagelaran Wayang as a media of communication.
Download