1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya (State of the

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
Dalam penelitian ini, terdapat lima jurnal penelitian yang digunakan
sebagai acuan dan perbandingan. Kelima jurnal di bawah ini terdiri dari dua
jurnal internasional dan tiga jurnal lokal. Pemilihan jurnal didasarkan pada
topik penelitian yang serupa yaitu mengenai komunikasi interpersonal dan
kepemimpinan dalam organisasi. Penelitian ini memiliki beberapa
persamaan dan beberapa perbedaan dibandingkan dengan kelima jurnal
penelitian sebelumnya. Perbandingan akan diuraikan dalam tabel State of
the Art.
Tabel 2.1 State of the Art
Nama Peneliti
Lokasi dan
dan Judul
Tahun
Penelitian
Penelitian
Dr. Amit Kumar
Mizoram
Singh
University,
transmisi informasi dan jurnal ini memiliki
Mizoram,
pemahaman umum antara kesamaan
(Role of
Interpersonal
Communication
in
Organizational
Effectiveness)
India
(2014))
Hasil Penelitian
Perbandingan
Komunikasi adalah proses Penelitian
dalam
dengan
satu orang dengan lainnya. penelitian ini dalam
Setiap organisasi entah itu metode
penelitian
industri maupun negara yaitu menggunakan
berusaha untuk menjadi metode
kualitatif.
lebih efektif dan mencapai Perbedaan
hasil yang unggul. Kinerja terlihat
organisasi
pada
dari
bergantung penelitian
kemampuan jurnal
komunikasi
pemimpinnya
pelaksanaan
dalam
dengan
interpersonal penelitian
dalam adalah
perubahan fokus
atas efektivitas organisasi.
7
yang
ini
perbedaan
penelitian.
Dalam jurnal ini,
8
Nama Peneliti
Lokasi dan
dan Judul
Tahun
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
Perbandingan
Orang-orang
yang
dalam
komunikasi kepada
interpersonal
kuat penelitian
fokus
peran
membela komunikasi
hak-hak mereka, terutama interpersonal
ketika mereka menyatakan pemimpin
pernyataan
dan
tidak
setuju efektivitas
kemudian
akan organisasi.
menyatakan
yang
dalam
sebuah
pandangan
berbeda
menjatuhkan
tanpa
karyawan
untuk membuat organisasi
menjadi lebih efektif.
Teoh Shulyn
HELP
&
College of
Rashad Y.
Arts and
Komunikasi interpersonal Penelitian
juga dapat mempengaruhi jurnal
perilaku
Technology, Perilaku
(The Review of
Changes in
Organizational
Behavior,
Human
Relations, and
Performance
through
Interpersonal
Communication
in New
Millennium)
Kuala
dalam
ini
organisasi. menggunakan
organisasi
komunikasi
dan metode
kualitatif
interpersonal yang juga menjadi
Lumpur,
karyawan dengan atasan metode
penelitian
Malaysia
saling berhubungan dan dalam
penelitian
(2013)
saling berpengaruh satu ini.
Penelitian
sama
lain.
Komunikasi dalam
interpersonal
dalam fokus
jurnal
ini
kepada
organisasi adalah interaksi komunikasi
antara
karyawan
dan interpersonal antara
atasan sehingga mereka atasan
dapat berkomunikasi satu karyawan
dengan
yang
Kemampuan
dan
yang
lainnya. berperan
komunikasi mempengaruhi
interpersonal berkaitan
perilaku organisasi.
9
Nama Peneliti
Lokasi dan
dan Judul
Tahun
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
dengan
cara
Perbandingan
seseorang
berbicara, bertindak, sikap,
dan pendekatan mereka
saat sedang berkomunikasi
dengan orang lain.
Ronald S.
Universitas
& Yonathan
Katolik
(Analisis
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
dan Komunikasi
Komunikasi interpersonal Penelitian
berpengaruh
dalam
positif jurnal
ini
Indonesia
terhadap kinerja karyawan menggunakan
Atma Jaya,
pada UKM Sungkai Indah. metode
Jakarta,
Indonesia
(2014)
Interpersonal
Terkait
penelitian
dengan kuantitatif
yang
komunikasi interpersonal, membuatnya
melalui empati, motivasi, berbeda
dengan
dan pemikiran yang positif penelitian
Terhadap
diharapkan
Kinerja
dapat Namun
meningkatkan
Karyawan
efektivitas ini
komunikasi
UKM)
karyawan
akhirnya
ini.
penelitian
kurang
lebih
antar menggunakan
sehingga konsep yang sama
meningkatkan yaitu
kinerja karyawan UKM.
konsep
efektivitas
komunikasi
interpersonal yaitu
emphaty, equality,
openness,
dan
supportiveness.
Felicia Setyono
Universitas
Kristen
(Pengaruh
Petra,
Kualitas
Surabaya,
Komunikasi interpersonal Jurnal
pemimpin
salah
satu
ini
merupakan menggunakan
aspek
yang metode
berpengaruh besar dalam
penelitian
kuantitatif dan
10
Nama Peneliti
Lokasi dan
dan Judul
Tahun
Penelitian
Penelitian
Komunikasi
Indonesia
Interpersonal
(2013)
Hasil Penelitian
membentuk
Perbandingan
komitmen fokus
organisasi
pada
anggota pengaruh
Pemimpin
kelompok sel di Satelit komunikasi
Kelompok Sel
Holy. Hal ini berkaitan interpersonal
terhadap
dengan pendapat Brunetto pemimpin
Komitmen
dan
Organisasi
mengatakan
Anggota
keterampilan
Kelompok Sel di
interpersonal
Satelit Holy
Farr-Wharton
yang komitmen
Sharon Surabaya)
atau
bahwa keterikatan anggota
komunikasi dalam
organisasi.
manajer Persamaan
penting
Gereja Mawar
kepada
jurnal
untuk dengan
penelitian
meningkatkan keterikatan adalah
memiliki
karyawan
dengan konteks yang sama
organisasi.
yaitu
komunikasi
interpersonal
pemimpin.
Leidora Ardiyani
Universitas
Dalam
&
Atma Jaya
didapat
Ike D. S.
penelitian
hasil
Yogyakarta, terdapat
ini Penelitian
bahwa jurnal
pengaruh
dalam
ini
juga
yang menggunakan
Yogyakarta, signifikan antara kualitas metode kuantitatif
(Pengaruh
Kualitas
Komunikasi
Interpersonal
Pemimpin
terhadap
Tingkat
Pengetahuan
Karyawan
tentang Nilai-
Indonesia
(2013)
komunikasi
interpersonal untuk
pemimpin terhadap tingkat adanya
pengetahuan
akan
melihat
pengaruh
karyawan kualitas
nila-nilai
budaya komunikasi
organisasi di Mirota Batik. interpersonal
Apabila
interpersonal
komunikasi pemimpin terhadap
pemimpin pengathuan
ditingkatkan
maka karyawan
akan
pengetahuan
karyawan nilai-nilai
budaya
akan nilai-nilai budaya
organisasi.
11
Nama Peneliti
Lokasi dan
dan Judul
Tahun
Penelitian
Penelitian
Nilai
Hasil Penelitian
Perbandingan
organisasi di Mirota Batik Persamaan
dalam Budaya
akan
meningkat
Organisasi di
apabila
Mirota Batik
interpersonal
Yogyakarta)
menurun
dengan
komunikasi jurnal
adalah
pemimpin memiliki
tujuan
maka yang sama yaitu
pengetahuan
akan
dan penelitian
karyawan melihat
nilai-nilai
budaya atau
kualitas
kemampuan
organisasi di Mirota Batik komunikasi
akan menurun.
interpersonal
pimpinan.
Sumber: Hasil Penelusuran Peneliti
2.2.
Landasan Konseptual
2.2.1. Komunikasi Interpersonal
2.2.1.1. Definisi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antar dua orang atau
lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto,
2006). Sedangkan menurut West dan Turner, komunikasi interpersonal
merujuk kepada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang
(West & Turner, 2008). Komunikasi interpersonal adalah penggunaan
simbol-simbol yang mewakili sebuah idea sehingga sebuah makna dapat
dibagi
di antara orang-orang (Solomon & Theiss, 2013). Sedangkan
Suharsono dan Dwiantara sendiri menyebutkan bahwa komunikasi
interpersonal dapat dilakukan antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok (Suharsono &
Dwiantara, 2013).
Secara
sederhana,Joseph
DeVito
mendefiniskan
komunikasi
interpersonal sebagai:“the verbal and nonverbal interaction between two (or
sometimes more than two) interdependent people”. Artinya adalah
12
komunikasi interpersonal merupakan interaksi verbal dan non verbal antara
dua orang atau lebih yang saling berkaitan. DeVito juga menyatakan bahwa
komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara orangorang yang saling terhubung dimana komunikasi interpersonal melibatkan
pertukaran pesan verbal dan nonverbal (DeVito, 2013). Komunikasi
interpersonal
memungkinkan
komunikator
untuk
memahami
dan
mengetahui bagaimana situasi komunikasi yang sedang berlangsung melalui
respon langsung yang diterima oleh komunikator saat komunikasi
interpersonal sedang berlangsung (Suharsono & Dwiantara, 2013).
2.2.1.2. Karakteristik Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan non verbal
antara dua orang atau lebih yang saling berkaitan (DeVito, 2013).
Berdasarkan definisi ini, DeVito menguraikan karakteristik komunikasi
interpersonal, yaitu:
1)
Interpersonal
Communication
Involves
Interdependent
Individuals
Komunikasi interpersonal melibatkan orang-orang yang
saling terhubung satu dengan yang lainnya. Walaupun sebagian
besar komunikasi interpersonal bersifat dyadic (dua orang),
komunikasi
interpersonal
sering
kali
diperluas
dengan
melibatkan kelompok-kelompok kecil yang intim seperti
keluarga. Dalam komunikasi intepersonal, orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi tidak hanya terhubung satu dengan
yang lainnya, namun saling berdampak satu dengan yang
lainnya. Contohnya adalah anak yang kurang sopan akan
membawa dampak pada keluarganya, temannya, bahkan
lingkungan sekitarnya.
2)
Interpersonal Communication Is Inherently Relational
Karena
saling
ketergantungannya,
komunikasi
interpersonal pastinya dan pada dasarnya bersifat relasional.
Komunikasi interpersonal terjadi dalam hubungan, berdampak
pada hubungan dan menjelaskan hubungan. Komunikasi
13
interpersonal yang terjadi dalam hubungan merupakan salah satu
fungsi dari hubungan tersebut. Cara anda berkomunikasi
menggambarkan jenis hubungan yang anda miliki dengan orang
lain. Perlu diingat bahwa cara anda berkomunikasi, cara anda
berinteraksi akan mempengaruhi hubungan yang sedang anda
jalin. Bila anda berkomunikasi dan berinteraksi dengan
bersahabat maka hubungan yang terjalin akan berkembang
menjadi persahabatan, dan begitu pula sebaliknya apabila anda
berkomunikasi dan berinteraksi dengan dengan penuh rasa benci
dan menyakitkan maka hubungan yang berkembang adalah
hubungan yang antagonis.
3)
Interpersonal Communication Exists on a Continuum
Menurut Miller, komunikasi interpersonal hadir dalam
rangkaian kesatuan dengan rentang impersonal sampai dengan
highlypersonal.
Komunikasi
yang
terjalin
pada
kondisi
impersonal adalah biasanya berlangsung secara sederhana di
antara orang-orang yang tidak saling mengenal, contohnya
adalah pelayan dan konsumen. Sedangkan pada kondisi
highlypersonal, komunikasi
di
antara
orang-orang
yang
memiliki hubungan yang intim seperti ayah dan anak, serta
pasangan kekasih.
4)
Interpersonal Communication Involves Verbal and Nonverbal
Messages
Komunikasi interpersonal melibatkan pertukaran pesan
verbal dan pesan non verbal. Kata-kata yang anda gunakan
dalam berkomunikasi beserta ekspresi wajah, kontak mata, dan
postur tubuh merupakan pesan interpersonal. Begitu pula saat
pesan interpersonal diterima. Pesan diterima dengan seluruh
indera yang dimiliki oleh manusia. Bahkan diam pun
mengandung pesan interpersonal. Menurut DeVito, dalam
kondisi tertentu, pesan non verbal mengandung lebih banyak
makna, hal ini dapat terlihat dari ekspresi emosi yang kuat.
14
Namun,
dalam
kondisi
lainnya,
pesan
verbal
mampu
mengkomunikasikan lebih banyak informasi. Pesan verbal dan
non verbal lebih sering bekerja bersama-sama.
5)
Interpersonal Communication Takes Place in Varied Forms
Komunikasi interpersonal lebih sering terjadi secara faceto-face seperti pada saat murid yang berbicara sebelum kelas
dimulai atau pada interaksi antar anggota keluarga pada saat
makan malam. Selain itu, komunikasi interpersonal juga sering
terjadi melalui jaringan komputer seperti pesan singkat, e-mail,
dan posting di Facebook. Beberapa bentuk ini adalah
synchronous yang memungkinkan kita berkomunikasi dalam
waktu yang sebenarnya dimana pesan dikirim dan diterima
dalam waktu yang sama seperti dalam face-to-face dan pesan
melalui telepon genggam. Sedangkan bentuk asynchronous
adalah komunikasi tidak terjadi dalam waktu yang sebenarnya,
contohnya adalah anda mungkin mengirim poke di Facebook
kepada teman anda namun teman anda tidak membalas poke
anda sampai ia melihat pesan poke tersebut di hari berikutnya.
6)
Interpersonal Communication Involves Choices
Pesan komunikasi interpersonal yang anda sampaikan
adalah hasil dari pilihan yang anda buat. Kita sering berpikir
bahwa apa yang kita sampaikan dan tidak kita sampaikan tidak
melibatkan pilihan dan berjalan di bawah alam sadar kita. Di
lain waktu, gagasan mengenai pilihan ini merupakan sesuatu
yang penting dalam pikiran kita.
2.2.1.3. Elemen Komunikasi Interpersonal
Proses komunikasi interpersonal dapat terjadi akibat adanya elemenelemen komunikasi interpersonal yang berperan membangun proses
komunikasi interpersonal. DeVito menyebutkan ada tujuh elemen dalam
komunikasi interpersonal dimana seluruh elemen ini saling berhubungan
15
dan saling bergantung satu dengan lainnya (DeVito, 2013). Berikut adalah
penjelasan mengenai elemen komunikasi interpersonal menurut DeVito:
1)
Source – Receiver
Komunikasi interpersonal setidaknya harus dilakukan oleh
dua orang yang berperan sebagai source atau sumber yang
menjalankan fungsi membentuk dan mengirim pesan dan
receiveratau penerima yang berfungsi mempersepsikan dan
memahami pesan. Istilah source – receiver menekankan bahwa
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal akan
menjalankan kedua fungsi sebagai source maupun receiver
dalam komunikasi interpersonal.
2)
Encoding – Decoding
Encoding adalah kegiatan menghasilkan pesan seperti
contohnya menulis atau berbicara, sedangkan decoding adalah
kegiatan memahami pesan seperti contohnya mendengarkan
atau membaca. Dengan mengirimkan ide melalui gelombang
suara (dengan berbicara) atau gelombang cahaya (dengan
menulis), maka ide-ide ini diletakkan dalam bentuk kode-kode,
hal inilah yang disebut dengan encoding. Sedangkan pada saat
menerjemahkan gelombang suara maupun gelombang cahaya
menjadi ide-de, ide-ide ini dikeluarkan dari kode-kode tersebut,
hal inilah yang disebut dengan decoding. Dalam komunikasi
interpersonal, pesan harus melalui tahap encoding dan decoding,
apabila pesan tidak melalui salah satu dari tahap encoding
maupun decoding maka tidak terjadi komunikasi interpersonal.
3)
Messages
Pesan adalah sinyal yang disajikan sebagai stimulus bagi
receiver (penerima pesan) dan diterima dengan salah satu atau
kombinasi dari indera-indera yang dimiliki manusia antara lain,
auditory (indera pendengaran), visual (indera penglihatan),
tactile (indera peraba), olfactory (indera penciuman), gustatory
(indera perasa). Komunikasi interpersonal dapat dilakukan
16
dengan berbagai macam media seperti melalui telepon, webcams,
tatap muka, maupun melalui media sosial seperti Twitter atau
Facebook. Pesan dalam komunikasi interpersonal dapat berupa
pesan yang sengaja direncanakan atau dibentuk, dan dapat pula
berupa pesan yang tidak disengaja yang diucapkan atau
diekspresikan begitu saja. DeVito menyatakan bahwa pesan
dapat merujuk kepada dunia, orang-orang, dan peristiwaperistiwa serta pesan-pesan lainnya. Pesan mengenai pesan
lainnya disebut metamessage dan mewakili sebagian besar
komunikasi sehari-hari manusia. Contoh dari metamessage
adalah pertanyaan: “Apakah anda paham?”; “Apakah saya
mengatakannya dengan benar?”; “Apa yang baru saja anda
katakan?”. Ada dua tipe metamessage yang penting yaitu pesan
feedback dan pesan feedforward:
a. Feedback Messages
Feedback messages atau pesan umpan balik adalah pesan
yang memberitahukan kepada pembicara (pengirim pesan)
efek apa yang dimiliki oleh pendengar (penerima pesan).
Clement
dan
Frandsen
menyatakan
bahwa
dalam
keseluruhan komunikasi interpersonal, setiap orang bertukar
feedback (umpan balik) dimana pesan dikirimkan kembali
kepada pembicara mengenai reaksi atas apa yang dikatakan
oleh pembicara. Menurut Skinner, terkadang feedback
mudah untuk diidentifikasi dan terkadang tidak mudah
untuk didentifikasi. Kunci dalam komunikasi yang efektif
adalah memahami feedback dan menyesuaikan pesan
berdasarkan feedback.
b.
Feedforward Messages
Menurut Richards (DeVito, 2013), feed forward adalah
informasi yang disediakan sebelum mengirimkan pesan
utama. Feedforward mengungkapkan sesuatu mengenai
pesan yang akan datang, contohnya adalah kata pengantar
dalam buku, paragraf pembuka dalam sebuah tulisan, dan
preview film. Contoh pesan feed forward antara lain berupa
17
kalimat-kalimat pembuka seperti: “Hi, lama tidak berjumpa.
Bagaimana kabarmu?”
4)
Channel
Channel atau saluran komunikasi adalah medium yang
digunakan untuk mengalirkan pesan. Komunikasi lebih sering
berlangsung dalam dua, tiga, atau empat channels yang
digunakan bersamaan dan jarang berlangsung dalam satu
channel. Contohnya dalam komunikasi interpersonal face-toface pembicara dan pendengar tidak hanya menggunakan
auditory channel (saluran pendengaran) melainkan juga
menggunakan visual channel (saluran penglihatan), olfactory
channel (saluran penciuman), serta tactile channel (saluran
peraba).
5)
Noise
Secara teknis, noise adalah segala hal yang mengganggu
receiver dalam menerima pesan. Bahkan dalam kasus yang lebih
ekstrim, noise dapat mencegah sampainya pesan dari source
(sumber) kepada receiver (penerima). Menurut DeVito ada 4
jenis noise yang sangat relevan:
a. Physical Noise
Physical noise adalah gangguan eksternal bagi pembicara
maupun bagi pendengar yang menghalangi pengiriman
sinyal maupun pesan physical. Beberapa contoh dari
physical noise antara lain adalah suara mobil yang lewat,
tulisan yang tidak terbaca, kacamata hitam, serta
extraneous messages (pesan-pesan asing). Selain itu ada
pula tipe physical noise yaitu extraneous information
(informasi asing) yang menyulitkan pencarian informasi
yang ingin dicari, contohnya adalah spam dan foto-foto
yang terlalu banyak di Facebook.
b.
Physiological Noise
Physiological noise diciptakan oleh hambatan yang ada
dalam diri sender (pengirim pesan) dan receiver (penerima
18
pesan).
Contohnya
adalah
hilangnya
kemampuan
pendengaran, gangguan penglihatan, atau permasalahan
dalam artikulasi.
c. Psychological Noise
Psychological noise adalah gangguan mental yang ada
dalam diri pembicara dan pendengar dan termasuk ide-ide
prasangka, prejudice, bias, serta emosionalisme yang
ekstrim. Anda akan merasa mengalami psychological
noisepada saat berkomunikasi dengan orang-orang yang
menolak untuk mendengar atau menerima apa yang tidak
mereka percayai.
d.
Semantic Noise
Semantic noise adalah gangguan yang timbul saat
pembicara dan pendengar memiliki sistem pemaknaan
yang berbeda, contohnya adalah perbedaan bahasa atau
logat, penggunaan jargon atau istilah-istilah yang rumit.
Semantic noise paling sering muncul dalam komunikasi
yang dilakukan dengan dokter dimana dokter terkadang
menggunakan istilah-istilah medis tanpa menjelaskan arti
dari istilah tersebut.
Berdasarkan beberapa contoh di atas, noise adalah hal
apapun yang mencegah kita menerima pesan ataupun mencegah
orang lain dalam menerima pesan yang kita sampaikan. Sangat
penting bagi pembicara dan pendengar untuk memahami noise
atau gangguan yang mungkin muncul dalam komunikasi agar
dapat mengurangi efeknya. Salah satu konsep yang berguna
untuk memahami noise dan pentingnya dalam komunikasi
adalah signal-to-noise ratio. Istilah signal merujuk kepada
informasi yang anda anggap berguna dan noise untuk informasi
yang anda anggap tidak berguna. Contoh dari penggunaan
konsep ini adalah, sebuah blog yang berisi informasi-informasi
yang berguna memiliki tingkat signal yang tinggi dan noise
yang rendah, sedangkan spam yang berisi informasi-informasi
19
yang tidak berguna memiliki tingkat signal yang rendah dan
noise
yang
tinggi.
Semua
proses
komunikasi
pastilah
mengandung noise, noise tidak dapat dihilangkan sepenuhnya,
namun efeknya dapat dikurangi dengan beberapa hal seperti
penggunaan bahasa yang tepat, mengasah kemampuan mengirim
dan menerima pesan non verbal.
6)
Context
Komunikasi selalu terjadi dalam context atau lingkungan
yang mempengaruhi bentuk dan konten pesan. Ada 4 dimensi
dalam konteks komunikasi yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain, yaitu:
a. Physical Dimension
Physical dimension adalah lingkungan konkrit atau
berwujud
dimana
komunikasi
itu
berlangsung,
contohnya adalah ruangan, taman, ruang rapat. Besar
ruangan, suhu udaranya, dan jumlah orang yang hadir
juga termasuk dalam physical dimension. Dalam
media
cetak
seperti
koran
ataupun
majalah,
positioning cerita dan artikel termasuk dalam context,
contohnya adalah peletakan artikel di halaman 37
menunjukkan bahwa artikel tersebut tidak sepenting
artikel yang ada di halaman 1 atau 2.
b. Temporal Dimension
Temporal dimension tidak hanya berhubungan dengan
waktu di saat sekarang maupun masa lampau namun
juga
berhubungan
dengan
dimana
pesan-pesan
tertentu cocok dengan urutan dalam peristiwa
komunikasi. Contohnya adalah gurauan tentang
penyakit akan ditanggapi berbeda apabila gurauan
disampaikan pada saat salah satu teman sakit dan
dengan pada saat sedang bersenda gurau. Beberapa
channels seperti face-to-face, chatrooms, instant
messaging, memungkinkan komunikasi yang sinkron
20
dimana pesan dikirim dan diterima secara bersamaan.
Beberapa channels lain seperti surat, e-mail, dan
social
networking
postings
memungkinkan
komunikasi yang tidak sinkron dimana pesan dikirim
dan diterima dalam waktu yang terpisah.
c. Social – Psychological Dimension
Yang termasuk dalam social–psychological dimension
antara lain adalah status hubungan antar peserta
komunikasi,
peran,
kelompok, formalitas.
norma
dalam
lingkungan
Social networks seperti
Facebook dan MySpace merupakan social networks
yang informal dan digunakan sebagai komunikasi
yang bertujuan untuk kesenangan, sedangkan social
networks seperti LinkedIn dan Plaxo digunakan untuk
komunikasi yang berorientasi pada bisnis.
d. Cultural Dimension
Hal-hal yang termasuk dalam konteks budaya adalah
kepercayaan dan adat budaya yang dianut oleh orangorang yang terlibat dalam komunikasi. Apabila anda
berkomunikasi dengan orang yang berasal dari latar
budaya yang berbeda dengan anda maka tentunya
kedua pihak akan mengikuti aturan komunikasi yang
berbeda.
Hal
ini
menimbulkan
kebingungan,
penghinaan yang tidak disengaja, penilaian yang tidak
akurat. Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan
oleh Li, dalam situasi intercultural, anda akan
kehilangan lebih banyak informasi dibandingkan pada
situasi intracultural yaitu sekitar 50%, sedangkan
dalam situasi intracultural hanya sekitar 25%.
7)
Ethics
Karena
komunikasi
memiliki
konsekuensi,
maka
komunikasi interpersonal tentu melibatkatkan etika dimana
setiap komunikasi memiliki dimensi moral, kebenaran, maupun
21
kesalahan.
Pilihan
komunikasi
perlu
diarahkan
oleh
pertimbangan etika dengan memperhatikan efektivitas dam
kepuasan. Ada beberapa prinsip etika universal yang dianut oleh
seluruh budaya antara lain adalah harus saling menghormati
martabat orang lain, harus mengatakan kejujuran, dan jangan
sakiti orang yang tidak bersalah.
2.2.1.4. Prinsip Komunikasi Interpersonal
Berikut adalah 7 prinsip komunikasi interpersonal (DeVito, 2013),
yaitu:
1)
Interpersonal Communication is a Transactional Process
Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses, sebuah
event yang terus berlanjut yang memiliki elemen-elemen yang
saling berhubungan. Komunikasi terjadi dan berubah secara
konstan, tidak mungkin ada kesamaan pada awal dan akhir
komunikasi atau pun kesamaan dalam setiap situasi komunikasi.
2)
Interpersonal Communication is Purposeful
Setiap orang melakukan komunikasi interpersonal dengan
tujuan tertentu. 5 Tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk
belajar, untuk menghubungkan, untuk mempengaruhi, untuk
bermain, dan untuk menolong. Berikut penjelasannya:
a. To Learn
Tujuan utama dari komunikasi interpersonal memungkinkan
anda untuk belajar, untuk memahami dengan lebih baik dunia
luar. Yang terpenting adalah, komunikasi interpersonal
membantu anda untuk belajar tentang diri anda.
b. To Relate
Komunikasi
interpersonal
membantu
anda
dalam
membangun hubungan. Anda berkomunikasi mengenai
persahabatan dan cinta melalui interaksi interpersonal.
c. To Influence
Komunikasi
interpersonal
memungkinkan
anda
mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain dalam
22
interaksi
interpersonal.
Fungsi
mempengaruhi
ini
berhubungan dengan persuasi. Semua komunikasi adalah
persuasi dan semua komunikasi memiliki tujuan persuasi.
d. To Play
Tujuan umum dari komunikasi interpersonal adalah untuk
memberi keseimbangan dalam diri di luar aktivitas-aktivitas
yang bersifat serius. Contohnya adalah berkomunikasi
dengan teman mengenai aktivitas di akhir minggu.
e. To help
Komunikasi interpersonal bertujuan untuk memberi bantuan
atau
bimbingan
secara
profesional
melalui
interaksi
interpersonal. Contohnya adalah konsultasi teman yang
sedang putus cinta dan meminta saran.
3)
Interpersonal Communication is Ambiguous
Dalam komunikasi interpersonal, terkadang orang-orang
menggunakan kata-kata yang dapat diintepretasikan secara
berbeda. Hal ini membuat pesan tersebut menjadi ambigu karena
dapat diintepretasikan menjadi lebih dari satu makna.
4)
Interpersonal
Communication
May
Be
Symmetrial
or
Complementary
Komunikasi interpersonal dapat dideskripsikan sebagai
hubungan
symmetrical
maupun
complementary.
Dalam
hubungan symmetrical, dua individu mencerminkan perilaku
satu sama lain. Contohnya adalah salah satu individu akan
memberi respon dengan lebih sabar apabila individu yang lain
tampak memberi respon yang berapi-api. Sedangkan dalam
hubungan complementary, dua individu mengikutsertakan
perilaku yang berbeda. Respon yang diberikan oleh satu
individu akan menjadi stimulus bagi individu yang lainnya.
23
5)
Interpersonal
Communication
Refers
to
Content
and
Relationship
Pesan dalam komunikasi interpersonal mengacu pada isi
dari pesan yang dikomunikasikan, namun pesan tersebut juga
mengacu kepada hubungan yang dimiliki oleh partisipan
komunikasi. Dalam komunikasi, dimensi konten mungkin
memiliki kesamaan namun memiliki aspek hubungan yang
berbeda, sedangkan dalam komunikasi lainnya aspek hubungan
antara partisipan komunikasi mungkin sama namun memiliki
dimensi konten yang berbeda.
6)
Interpersonal Communication Is a Series of Punctuated Events
Komunikasi interpersonal adalah sebuah transaksi yang
berkelanjutan. Komunikasi interpersonal dianggap sebagai
punctuation, artinya dalam komunikasi interpersonal terdapat
kecenderungan untuk membagi transaksi komunikasi dalam
bagian-bagian yaitu rangsangan dan respon.
7)
Interpersonal Communication Is Inevitable, Irreversible, and
Unrepeatable
Komunikasi interpersonal adalah suatu peristiwa yang
tidak dapat dihindari., tidak dapat diubah kembali, dan tidak
dapat diulang kembali. Dalam situasi interaksional, manusia
tidak mungkin tidak berkomunikasi dan tidak dapat mengulang
sebuah pesan dengan sama persis.
2.2.1.5. Bentuk Komunikasi Interpersonal
Suharsono dan Dwiantara menyebutkan ada lima bentuk komunikasi
interpersonal (Suharsono & Dwiantara, 2013), yaitu:
1)
Percakapan
Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan
dengan bawahannya dengan percakapan atau berbicara terutama
dengan percakapan yang ramah yang dapat mengindikasikan
bahwa pemimpin memiliki perhatian Bahkan dalam banyak
24
kasus, seorang atasan tidak membedakan gaya berkomunikasi
antara dengan teman maupun dengan bawahan untuk menjaga
keabraban.
2)
Mendengarkan (Menyimak)
Dalam
komunikasi
interpersonal,
mendengarkan
merupakan proses yang sangat penting karena respon pada
dasarnya ditentukan oleh hasil mendengar.
3)
Dialog (Berbagi Ide)
Pada dasarnya, dialog merupakan percakapan dengan
maksud untuk saling mengerti, memahami, menerima dan
bekerja sama untuk kesejahteraan bersama.
4)
Rapat
Rapat adalah bentuk komunikasi yang dihadiri beberapa
orang untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan
tertentu. Rapat dalam organisasi merupakan aktivitas yang tidak
dapat dipisahkan dari fungsi kepemimpinan. Rapat merupakan
sarana komunikasi dalam rangka memperoleh berbagai gagasan
atau ide dalam proses pengambilan keputusan yang penting.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rapat merupakan
sarana yang efektif untuk mendapatkan partisipasi dan sambutan
(respons) yang aktif dari bawahan untuk memperoleh berbagai
informasi dan umpan balik.
5)
Presentasi
Dalam konteks komunikasi, presentasi dapat diartikan
dengan penyajian berbagai informasi kepada sekelompok orang
melalui proses berbicara. Presentasi pada dasarnya merupakan
bagian dari komunikasi interpersonal yang tidak terpisahkan dari
aktivitas organisasi atau bisnis.
2.2.1.6. Prinsip Pesan Verbal
Prinsip-prinsip pesan verbal (DeVito, 2013), yaitu:
1)
Messages are packaged
Pesan dikemas maksudnya adalah sinyal verbal dan non
verbal berinteraksi bersama untuk menghasilkan sebuah pesan
25
dalam kesatuan. Contohnya adalah dalam mengekspresikan rasa
takut atau khawatir tidak mungkin menggunakan bahasa tubuh
yang
santai,
melainkan
dengan
bahasa
tubuh
yang
mengekspresikan ketakutan atau kekhawatiran. Ada 6 hal utama
dimana pesan non verbal dapat berinteraksi dengan pesan verbal
adalah untuk: (1) Menekankan pesan verbal; (2) melengkapi
atau menambah nuansa dalam pesan verbal; (3) membantah
pesan verbal; (4) mengontrol atau mengatur alur komunikasi; (5)
mengulang
atau
menyampaikan
kembali
pesan;
(6)
menggantikan peran pesan verbal.
2)
Message meanings are in people
Makna dari pesan tidak hanya bergantung pada bagaimana
pesan tersebut dikemas, melainkan juga bergantung pada
interaksi dari pesan-pesan tersebut serta pemikiran dan perasaan
penerima pesan. Dalam komunikasi, anda tidak menerima
makna melainkan anda membentuk makna dari pesan yang anda
terima dan dikombinasikan dengan persfektif sosial dan budaya
yang anda miliki.
3)
Meaning are denotative and connotative
Bagi dokter, kata “death” atau yang dalam bahasa
Indonesia berarti meninggal menjelaskan saat dimana jantung
berhenti berdetak. Kata ini memiliki makna denotatif yaitu
dekripsi objektif mengenai suatu momen. Sedangkan bagi
seorang ibu yang baru saja kehilangan anaknya, kata ini
memiliki makna mendalam yang mengingatkannya akan masa
muda anaknya ataupun penyakitnya, keluarganya, ambisinya.
Dalam konteks ini, kata tersebut memiliki makna konotatif yaitu
makna secara subjektif atau emosional.
4)
Messages vary in abstraction
Pesan verbal yang efektif mengandung kata-kata dalam
berbagai level abstraksi. Terkadang istilah umum cocok dengan
26
kebutuhan komunikasi, namun terkadang penggunaan istilah
yang lebih spesifik lebih cocok digunakan.
5)
Messages vary in politeness
Cara terbaik untuk melihat politeness (pertimbangan atau
respect) dalam komunikasi interpersonal adalah dengan istilah
positive dan negative politeness. Dalam positive politeness,
setiap orang ingin dilihat secara positif oleh orang lain, dilihat
secara menyenangkan, hal ini mengacu pada mempertahankan
wajah positif. Sedangkan saat setiap pribadi ingin menjadi
otonom,
punya
hak
untuk
melakukan
hal-hal
yang
diinginkannya, hal ini mengacu pada mempertahankan wajah
negatif. Kesopanan dalam komunikasi interpersonal nantinya
melibatkan tingkah laku yang memungkinkan orang lain untuk
mempertahankan wajah positif dan negatif.
6)
Messages meanings can deceive
Ada dua jenis pesan yaitu pesan yang berisi kebenaran dan
pesan yang berisi kebohongan. Berbohong adalah sebuah
tindakan mengirimkan pesan dengan tujuan memberikan
informasi yang salah kepada orang lain. Walaupun kita
beroperasi dalam komunikasi interpersonal yang meyakini
bahwa orang-orang akan menyampaikan kebenaran, beberapa
orang justru berbohong. Faktanya, banyak orang berbohong
secara umum, dalam politik, bisnis, maupun hubungan
interpersonal. Orang-orang jelas lebih menyukai orang-orang
yang manyampaikan kebenaran dibandingkan dengan orangorang yang berbohong.
7)
Messages can criticize and praise
Dalam setiap pengalaman komunikasi, anda diharapkan
untuk memberikan kritik, evaluasi dan penilaian lainnya
terhadap orang lain atau sesuatu yang dilakukan oleh orang lain.
Terutama dalam berbagai bidang profesi seperti mengajar,
merawat, dan konseling, memberikan kritik adalah sebuah
27
kemampuan yang penting dan sering digunakan. Masalah
muncul apabila kritik yang dilontarkan tidak dalam fungsi
menolong seperti kasar atau tidak pantas.
8)
Messages vary in assertiveness
Memperjuangkan hak-hak sendiri tanpa melanggar hakhak orang lain adalah tujuan dari komunikasi assertive. Untuk
mencapai komunikasi assertive ada empat pola efektif yang
harus diikuti. Yang pertama adalah, deskripsikan permasalahan
tanpa terkesan menyalahkan orang lain. Kedua, sampaikan
bagaimana permasalahan ini berefek kepada anda dengan
menyampaikan apa yang anda rasakan. Ketiga, mengusulkan
solusi yang dapat diterapkan. Terakhir mengkonfirmasi kembali
pemahaman.
9)
Messages can confirm and disconfirm
Sifat dari pesan dikenal dengan confirmation dan
disconfirmation dan berhubungan dengan tingkat pengetahuan
orang lain. Disconfirmation adalah pola komunikasi dimana
anda mengacuhkan keberadaan seseorang, begitu juga dengan
komunikasinya. Respon disconfirmation akan membawa pada
berkurangnya
atau
hilangnya
harga
diri
seseorang.
Disconfirmation berbeda dengan rejection. Dalam rejection,
anda tidak setuju dengan orang tersebut, anda mengindikasikan
bahwa anda tidak bersedia menerima apa yang dikatakan oleh
orang lain. Sedangkan dalam disconfirmation seseorang, anda
menyangkal signifikansi seseorang, anda menyatakan bahwa apa
yang disampaikan atau dilakukan orang tersebut tidak dapat
diperhitungkan. Sedangkan confirmation adalah kondisi saat
anda mengakui keberadaan seseorang serta mengindikasikan
bahwa anda menerima orang tersebut. Respon confirmation
akan membawa pada peningkatan harga diri dan dapat
meningkatkan motivasi dan pengetahuan.
28
10)
Messages vary in cultural sensitivity
Mengenal berbagai pesan dalam sensitivitas budaya adalah
langkah
besar
untuk
mengembangkan
konfirmasi
dan
menghindari pesan yang tidak terkonfirmasi. Sensitivitas budaya
dibagi menjadi empat identifikasi budaya yaitu ras dan
kebangsaan, affectional orientation, usia, dan jenis kelamin.
2.2.1.7. Prinsip Pesan Non Verbal
Prinsip-prinsip pesan non verbal (DeVito, 2013), yaitu:
1)
Nonverbal Messages Interact with Verbal Messages
Pesan verbal dan non verbal berinteraksi satu sama lain dalam 6
cara utama, yaitu:
a. Accent: Komunikasi non verbal biasanya digunakan untuk
memberi penekanan pada beberapa bagian pesan verbal.
b.
Complement: Komunikasi non verbal digunakan untuk
melengkapi, untuk menambah nuansa dalam makna yang
tidak dapat dikomunikasikan melalui komunikasi verbal.
c. Contradict: Anda mungkin dengan sengaja menentang pesan
verbal anda dengan gerakan non verbal.
d.
Control: Gerakan non verbal dapat digunakan untuk
mengontrol atau menunjukkan keinginan anda untuk
mengontrol aliran pesan verbal.
e. Repeat: Anda dapat mengulang atau menyatakan kembali
pesan verbal dengan cara non verbal.
f. Substitute: Anda dapat mengganti komunikasi verbal dengan
komunikasi non verbal.
2)
Nonverbal Messages Help Manage Impressions
Komunikasi non verbal memiliki peran yang sangat besar
dalam membentuk kesan dalam diri seseorang, entah itu
berdasarkan penampilan fisik, cara tersenyum, kontak mata.
Melalui komunikasi non verbal mereka anda membetuk kesan
terhadap mereka dan melalui komunikasi non verbal anda,
mereka membentuk kesan terhadap anda.
29
3)
Nonverbal Messages Help Form Relationships
Sebagian besar hubungan dalam kehidupan hidup secara
non verbal. Anda mengkomunikasikan kasih sayang, support,
dan
cinta.
Di
waktu
yang sama
juga
anda
dapat
mengkomunikasikan kemarahan atau ketidak senangan melalui
sinyal non verbal. Sinyal non verbal juga dapat mengkomunikasi
status hubungan.
4)
Nonverbal Messages Structure Conversation
Pada saat anda sedang dalam percakapan, anda memberi
dan menerima tanda atau sinyal yang menyatakan anda siap
berbicara dan mendengar atau untuk mengomentari apa yang
disampaikan oleh pembicara. Sinyal-sinyal ini mengatur dan
menyusun interaksi.
5)
Nonverbal Messages Can Influence and Deceive
Anda dapat mempengaruhi orang lain tidak hanya dengan
apa yang anda sampaikan tapi juga dengan sinyal non verbal.
Dengan kemampuan untuk mempengaruhi maka anda memiliki
kemampuan untuk mengecoh orang lain dengan sinyal non
verbal.
6)
Nonverbal Messages Are Crucial for Expressing Emotions
Walalupun sebagian besar orang menjelaskan dan
mengeluarkan emosi secara verbal, sinyal non verbal merupakan
bagian yang besar dari pengalaman emosional. Contohnya
adalah saat anda senang anda akan mengirimkan sinyal non
verbal yang mengekspresikan rasa senang seperti tersenyum.
2.2.1.8. Komunikasi Verbal dan Non Verbal Serta Persepsi Makna
Komunikasi verbal dan persepsi makna memiliki hubungan kuat
dengan masalah gender. Penelitian menemukan bahwa pria dan wanita
memiliki kecenderungan komunikasi dan pembentukan makna yang berbeda.
30
Untuk meningkatkan komunikasi di lingkungan kerja usahakan untuk
berada di tengah-tengah komunikasi, artinya adalah hindari berbicara
menggunakan stereotype. Dalam menghadapi masalah budaya maupun
gendered bias, penting bagi individu yang berkomunikasi untuk mengontrol
dan bijak dalam menentukan strategi pesan. Salah satu bagian penting dari
komunikasi verbal adalah komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal
berarti tidak menggunakan kata-kata dan mengacuh kepada semua sumber
yang berkontribusi dalam pembentukan makna. Peneliti menemukan bahwa
65% dan 70% makna sosial dalam komunikasi disampaikan secara non
verbal.(Goodall, Goodall, & Schiefelbein, 2010) Berikut ini adalah hal-hal
yang berkaitan dengan komunikasi non verbal di perusahaan:
a.
Your Workspace
Dalam dunia kerja, penting untuk melihat ruang kerja anda
sebagai refleksi dari image yang ingin anda tampilkan di dunia
kerja. Untuk menciptakan ruang kerja yang optimal, kurangi
display yang berhubungan dengan kehidupan pribadi anda, kedua
tonjolkan prestasi dan berbagai penghargaan yang berhubungan
dengan pencapaian profesional, kosongkan meja dan sampah pada
saat anda akan meninggalkan tempat kerja lebih cepat, dan
waspadalah terhadap pesan yang anda sampaikan saat anda
memamerkan benda-benda personal di tempat kerja.
b.
Clothing and Personal Appearance
Dalam dunia kerja, penting bagi anda untuk menyadari
bagaimana anda berpenampilan. Gunakan pakaian yang tidak
menarik perhatian terlalu besar. Gunakan perhiasan seminimum
mungkin dan jangan berpakaian melebihi atasan dan rekan anda.
Bos anda akan mungkin berpikir bahwa anda ingin merebut
pekerjaannya dan rekan anda mungkin berpikir bahwa anda ingin
mamamerkan diri
c.
Voice
Suara manusia adalah salah satu instrument paling kuat dalam
pemaknaan. Belajar untuk mendengarkan secara kritis bagaimana
anda berbicara dan monitor kecocokan antara karakteristik suara
dengan sikap, maksud, dan emosi yang akan anda sampaikan.
31
d.
Body Movement, Facial Expression, and Eye Contact
Untuk menjadi concious communicator, penting bagi kita untuk
memonitor gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata.
Salah satu sumber informasi non verbal yang paling utama adalah
ekpresi wajah, terutama bagian mata.
e.
Space
Kegiatan kerja dan profesional termasuk dalam personal space.
Secara lebih spesifik termasuk dalam social-consulting zone.
Zona ini berjarak 4-8 kaki. Zona ini banyak kita temui dalam
kegiatan transaksi dan profesional. Zona ini juga adalah salah satu
yang paling sering digunakan dalam meeting dengan kelompok
dan orang-orang yang hanya memiliki hubungan bisnis dengan
kita.
f.
Touching
Dalam dunia kerja, penting untuk memahami makna pesan yang
terkirim melalui sentuhan. Jenis sentuhan yang paling cocok
dengan dunia kerja adalah social-polite touching. Salah satu
bentuknya adalah jabat tangan yang mengandung makna. Contoh
lainnya adalah dengan pelukan sosial, tepukan di punggung, atau
dengan meletakan punggung tangan di kening orang lain.
2.2.1.9. Kualitas Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Kualitas efektivitas interpersonal skill (DeVito, 2013), yaitu:
1)
Openness
Keterbukaan mengacu pada kesediaan individu untuk
membuka diri, untuk memberikan informan tentang dirinya
dengan pantas. Keterbukaan juga berkaitan dengan kesediaan
untuk mendengar secara terbuka dan bereaksi dengan jujur.
Untuk berkomunikasi dengan terbuka, individu perlu mmebuka
diri di saat yang sesuai, mendengar dengan baik dan memberi
respon jujur, komunikasi yang jelas menunjukkan kesediaan,
dan bertangggung jawab atas apa yang anda katakan, yaitu
perasaaan dan pikiran anda.
32
2)
Empathy
Empati adalah perasaan dimana individu merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain dari sudut pandang orang
tersebut tanpa kehilangan identitasnya. Empati memungkinkan
anda untuk memahami apa yang dilalui orang lain secara
emosional. Untuk berkomunikasi dengan empati yaitu dengan
bepikir dan merasakan empati. Untuk berkomunikasi secara
empati, tunjukan dengan jelas bahwa anda mencoba untuk
memahami situasi orang tersebut. Selain itu anda perlu fokus,
reflect,
terbuka,
sampaikan
pesan
campuran,
mengakui
pentingnya pernyataan.
3)
Supportiveness
Sikap mendukung adalah tingkah laku yang lebih
mengekspresikan sikap memahami dibandingkan dengan sikap
yang mengevaluasi atau menilai. Untuk berkomunikasi dengan
supportiveness, hindari menuduh orang lain, hindari istilahistilah negatif, hindari mengkhotbahi, ekpresikan kesediaan anda
untuk mendengar dengan pikiran terbuka, dan tanyakan opini
kepada orang lain untuk menunjukan bahwa hal ini penting
untuk anda.
4)
Equality
Keseteraan mengacu pada sikap atau pendekatan yang
memperlakukan orang lain sebagai bagian yang penting dalam
interaksi. Dalam situasi apapun mungkin ada ketidak setaraan,
ada orang yang berada dalam posisi yang lebih tinggi, namun
sikap ini perlu dihindari dalam komunikasi interpersonal. Untuk
berkomunikasi dengan keseteraan, hindari pernyataan dengan
kata harus, buat permohonan dan hindari tuntutan, hindari
memotong pembicaraan, mengakui kontribusi orang lain di atas
diri kita, dan menyadari perbedaan budaya.
33
2.2.2. Kepemimpinan
2.2.2.1. Definisi Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan, berangkat dari beberapa komponen yang
merupakan pusat fenomena, yaitu: (1) Kepemimpinan adalah sebuah proses;
(2) kepemimpinan melibatkan pengaruh; (3) kepemimpinan terjadi dalam
kelompok; (4) kepemimpinan melibatkan tujuan bersama. Berdasarkan
komponen-komponen tersebut, Northouse mendefinisikan kepemimpinan
sebagai: a process whereby an individual influences a group of individuals
to achieve a common goal. Artinya adalah kepemimpinan atau leadership
adalah proses dimana seorang individu mempengaruhi sebuah kelompok
dalam individu untuk mencapai tujuan bersama. Berikut adalah penjelasan
Northouse mengenai kepemimpinan dan komponennya (Northouse, 2015),
yaitu:
1)
Berdasarkan definisi kepemimpinan sebagai sebuah proses
artinya adalah kepemimpinan bukanlah sifat atau karakteristik
yang melekat dalam diri seorang pemimpinan, melainkan
sebuah peristiwa transaksional yang terjadi antara pemipin dan
pengikutnya. Proses ini berarti pemimpin mempengaruhi, dan
dipengaruhi oleh pengikutnya.
2)
Kepemimpinan
melibatkan
pengaruh,
artinya
adalah
kepemimpinan berkaitan dengan pemimpin memepengaruhi
pengikutnya. Kepemimpinan tidak akan ada apabila tidak ada
pengaruh.
3)
Kepemimpinan
terjadi
dalam
kelompok,
artinya
adalah
kelompok merupakan konteks dimana kepemimpinan terjadi.
Kepemimpinan melibatkan kegiatan mempengaruhi kelompok
dalam individu yang memiliki maksud atau tujuan yang sama.
Kepemimpinan
berbicara
mengenai
satu
individu
yang
mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
4)
Kepemimpinan melibatkan perhatian pada tujuan bersama.
Maksud kata tujuan bersama dalam pernyataan tersebut adalah
pemimpin dan pengikut memiliki tujuan yang sama. Pemimpin
mengarahkan energinya terhadap para pengikutnya yang
mencoba mencapai sesuatu bersama.
34
2.2.2.2. Leader dan Manager
Beberapa leader adalah manajer yang baik dan beberapa manajer
adalah leader yang baik. Dalam organisasi formal, manajer bertanggung
jawab atas beberapa fungsi seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan, pendanaan, pengurusan pegawai, penyelesaian masalah, dan
tugas-tugas dasar dalam menjalankan bisnis, sedangkan leader tidak
berperan
besar
dalam
fungsi
manajemen
melainkan
menyediakan
pandangan mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana untuk
mendorong pencapaian tujuan organisasi. Menurut David Kozak, ada
beberapa perbedaan antara leader dan manajer (Bertocci, 2009), yaitu:
a. Leader berurusan dengan visions dan manusia sedangkan manajer
berurusan dengan sistem, proses, dana, peralatan, dan berbagai hal.
b. Efektivitas leader diukur berdasarkan pencapaian satu atau beberapa
tujuan, sedangkan efektivitas manajer diukur berdasarkan keuntungan.
c. Dalam kepemimpinan, pengikut memiliki kebebasan untuk mengikuti
atau tidak mengikuti leader sedangkan dalam manajemen, ada struktur
organisasi yang harus diikuti sehingga pengikut harus mau mengikuti
manajer.
d. Perbedaan lainnya antara leader dan manajer dipaparkan dalam tabel
2.2.
Tabel 2.2 Perbandingan Pemimpin dan Manager
Leader
Goal Oriented
Inspires / Empowers
Thoughtful
Results Oriented
Effective
Long-term Planner
Policy Oriented
Mission Oriented
Attract Talent
Works in Future
Studies the Environment
National / International Perspective
Process Oriented
Consults
Decides
Utilizes Staff Work
Managers
Task Oriented
Directs
Industrious
Action Oriented
Efficient
Short-term Planner
Implementation Oriented
Program Oriented
Recruits Talent
Works in Present
Observes Operation
Agency Perspective
Product Oriented
Consulted
Recommends
Provides Staff Work
35
Mediates
Focuses on Concepts
Looks Outward
Represents Entire Institution / Unit /
Agency
Sees the Whole
Operates in Internal and External
Politics
Delegates
Champions
Focuses on Details
Looks Inward
Represents Separate Organizational
Function
Sees parts of the Whole
Operates in Internal Politics
Oversees
Sumber: Bertocci, Leadership in Organizations: There is a Difference
Between Leaders and Managers, 2009, p10
2.2.2.3. Teori Kepemimpinan
Northouse memaparkan tiga teori kepemimpinan (Northouse, 2015),
yaitu:
1)
Contingency Theory
Menurut
matchtheory
Fiedler,
contingencytheory
adalah
yang artinya adalah mencoba
leader-
mencocokan
pemimpin dengan situasi yang sesuai. Teori ini disebut
contingency karena teori ini menyebutkan bahwa efektivitas
pemimpin bergantung pada sebagaimana cocoknya gaya
pemimpin dengan konteks. Untuk mengetahui penampilan
pemimpin, penting untuk memahami situasi saat mereka
memimpin. Secara singkat dapat dikatakan bahwa contingency
theory berhubungan dengan gaya dan situasi yang menyediakan
lingkup kerja efektif yang mencocokan pemimpin dan situasi.
Dalam lingkup kerja contingencytheory gaya kepemimpimpinan
dideskripsikan
motivated.
sebagai
Task
task
motivated
motivated
artinya
atau
relationship
pertimbangan
utama
pemimpin adalah mencapai tujuan, sedangkan relationship
motivated artinya adalah pertimbangan pemimpin adalah
mengembangkan hubungan interpersonal yang baik.
2)
Path-Goal Theory
Path-Goal Theory berbicara tentang bagaimana pemimpin
memotivasi bawahan dalam mencapai tujuan yang telah
36
ditargetkan. Tujuan utama dari teori ini adalah meningkatkan
performa karyawan dan kepuasan karyawan dengan fokus pada
motivasi karyawan. Teori ini menekankan pada hubungan gaya
pemimpin dan karakteristik karyawan serta setting kerja.
Asumsi pokok dari teori ini berasal dari asumsi bahwa karyawan
akan
termotivasi
bila
mereka
percaya
mereka
mampu
melakukan pekerjaannya, bila mereka percaya usaha mereka
akan membuahkan hasil, dan bila mereka percaya kerja mereka
akan terbayarkan. Tantangan pemimpin dalam teori ini adalah
pemimpin harus menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan kebutuhan motivasi karyawan. Untuk itu dalam memilih
gaya kepemimpinannya, pemimpin harus menyesuaikan dengan
karakteristik karyawan dan tugas yang akan dikerjakan.
Northouse membagi gaya pemimpin dalam Path-Goal Theory
menjadi 4:
a) Directive: Gaya pemimpin yang directive cocok digunakan
dalam menghadapi karyawan yang memiliki karakteristik
dogmatic dan otoriter. Gaya ini cocok digunakan dalam
tugas yang ambigu, tanpa aturan yang jelas, dan kompleks.
Dalam directiveleadership ini pemimpin membimbing dan
menyediakan psychologicalstructure.
b) Supportive:
gaya
pemimpin
yang
supportive
cocok
digunakan dalam menghadapi karyawan yang memiliki
karakteristik tidak puas, butuh afiliasi, dan butuh sentuhan
manusia. Gaya ini cocok digunakan untuk tugas-tugas yang
berulang, tidak menantang, dan mundane. Dalam supportive
leadership, pemimpin menyediakan pengasuhan kepada
para karyawan dalam pengerjaan tugas.
c) Participate: Gaya pemimpin yang participate ini cocok
digunakan
dalam
menghadapi
karyawan
dengan
karakteristik autonomous, butuh kontrol, dan butuh
kejelasan. Gaya ini cocok untuk tugas yang ambigu, tidak
jelas, dan tidak terstruktur. Dalam participate leadership,
pemimpin menyediakan keterlibatan.
37
d) Achievement
digunakan
Oriented:
dalam
Gaya
pemimpin
menghadapi
ini
karyawan
cocok
dengan
karakteristik yang memiliki ekspektasi tinggi dan ingin
menjadi unggul. Gaya ini cocok untuk digunakan pada
tugas-tugas yang ambigu, menantang, dan kompleks. Dalam
achievement oriented leadership, pemimpin memberikan
tantangan.
Tabel 2.3 Path-Goal Theory: How it Works
Subordinate
Characteristics
Leadership Behavior
Directive
Provide guidance and
pyschological structure
Supportive
Provides nurturance
Participate
Provides involvement
Achievement Oriented
Provides challenges
Dogmatic
Authoritarian
Unsatisfied
Need affiliation
Need human touch
Autonomous
Need for control
Need for clarity
High expectations
Need to excel
Task
Characteristics
Ambiguous
Unclear rules
Complex
Repetitive
Unchallenging
Mundane
Ambiguous
Unclear
Unstructured
Ambiguous
Challenging
Complex
Sumber: Northouse, Leadership: Theory and Practice, 2015, p131
3)
Leader-Member Exchange Theory
Leader-Member
Exchange
Theory
menggunakan
pendekatan dan konseptualisasi kepemimpinan sebagai proses
yang berpusat pada interaksi pemimpin dan pengikutnya. Ini
membuat hubungan antara pemimpin dengan anggota menjadi
konsep yang sangat penting dalam proses kepemimpinan.
Hubungan dyadic antara pemimpin dan pengikut merupakan
titik penting proses kepemimpinan dalam teori LMX. Dalam
pembentukan kepemimpinan dengan pendekatan preskriptif
menekankan bahwa seorang pemimpin harus mengembangkan
pertukaran dengan semua pemimpin dari karyawan yang lain.
38
2.2.2.4. Komunikasi dan Kepemimpinan
Menurut Miller, peran komunikasi dalam proses kepemimpinan dapat
dilihat dari berbagai cara. Hal ini penting, contohnya, melihat apa yang
disampaikan atau konten dari komunikasi tersebut. Tentunya konten dari
komunikasi dapat berbeda dalam setiap situasi, namun beberapa penelitian
memberikan gambaran mengenai apa yang disampaikan oleh pemimpin
yang efektif. Yang terpenting bagi pemimpin dalam menghadapi krisis
adalah dengan menyampaikan apa yang sebenarnya. Seeger dan Ulmer
dalam sebuah studi menemukan bahwa wacana kepemimpinan yang efektif
ditandai dengan beberapa karakteristik antara lain, komitmen yang kuat
kepada stakeholder, komitmen langsung untuk membangun kembali,
kesempatan untuk pembaruan melalui krisis (Miller, 2012). Mungkin yang
lebih penting selain dari apa yang dibicarakan adalah bagaimana cara
penyampaiannya.
Studi
eksperimental
membuktikan
bahwa
gaya
penyampaian yang kuat seperti eye contact, penggunaan ekspresi wajah dan
gestur tubuh, serta variasi vokal dapat membawa pada tingkat efektivitas
komunikasi yang lebih tinggi.
Pemimpin yang efektif tau di mana mereka berada dan ke mana
mereka akan menuju. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang
memperhatikan konteks, mengenal waktu dan situasi yang memungkinkan
adanya kesempatan untuk membentuk makna atau kendala yang
menghambat proses framing. Pemimpin yang efektif menggunakan bahasa
dalam berbagai cara untuk mengatur makna dalam cara yang ampuh dan
tepat. (Miller, 2012).
39
2.3.
Kerangka Konseptual
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti
40
Download