MODUL PERKULIAHAN PANCASILA DALAM MAKNA DAN AKTUALISASI Modul ini mengupas tentang Pancasila sebagai sistem ideologi terbuka. Fakultas Program Studi Teknik Teknik Industri TM memahami Disusun Oleh 05 Abstract Mampu Kode MK Dr. Rais Hidayat Kompetensi sekaligus menerapkan nilai-nilai Pancasila Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan Pancasila sebagai dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari 2016 1 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id A. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA Dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya merupakan hasil pergumulan pemikiran para pendiri negara (The Founding Fathers) untuk menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara Indonesia merdeka.Walaupun rumusan dasar negara itu baru mengemuka pada masa persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), namun bahan-bahannya telah dipersiapkan sejak awal pergerakan kebangsaan Indonesia. Latif (2002: 5) menyebutkan bahwa setidaknya sejak dekade 1920-an pelbagai kreativitas intelektual mulai digagas sebagai usaha mensintesiskan aneka ideologi dan gugus pergerakan dalam rangka membentuk “blok historis” (blok nasional) bersama demi mencapai kemerdekaan. idiologi di negara-negara yang baru merdeka dan sedang berkembang, menurut Prof. W. Howard Wringgins, berfungsi sebagai sesuatu yang “CONFIRM AND DEEPEN THE IDENTITY OF THEIR PEOPLE” (memperkuat dan memperdalam identitas rakyatnya). Namun, ideologi dinegara-negara tersebut, menurutnya sekedar alat bagi rezimrezim yang baru berkuasa untuk melanggengkan kekuasaannya. Idelogi ialah untuk mendefinisikan aktifitas politik yang berkuasa , atau untuk menjalakan suatu politik .”cultural management” sesuatu muslihat managemen budaya (abdulgani, 1979: 20) oleh sebab itu, kita akan menemukan beberapa penyimpangan parapelaksana ideologi didalam kehidupan di setiap nnegara. Impikasi ideologi memiliki fungsi penting untuk penegas identitas bangsa atau untuk menciprtakan rasa kbersamaan sebagai satu bangsa. Disisi lain, ideologi rentan disalahgunaan oleh elite penguasa untuk melangengkan kekuasaan. 1. Pancasila sebagai ideologi terbuka Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk idea dan logos, yang berasal dari bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana artinya suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat. Dalam arti kata luas adalah keseluruhan cita-cita, nilai-nilai 2016 2 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dasar dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Dalam arti ini ideologi disebut terbuka. Dalam arti sempit ideolgi adalah gagasan dan teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertintak. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan negara Indonesia yang bersumber dari kebudayaan Indonesia. Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilainilai budaya bangsa Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Ciri khas ideolgi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus (kesepakatan) masyarakat, tidak diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Oleh sebab itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat, masyarakat dapat menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan melahirkan dibutuhkan. Nilai-nilai dasar menurut pandangan negara modern bahwa negara modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-sikap dasarnya. Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu, sebenarnya terdapat dalam penjelasan umum UUD 1945, yang menyatakan, “… Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mengcabutnya.” Selanjutnya dinyatakan, “… Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya bernegara ialah semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan.” Suatu ideologi yang wajar ialah bersumber atau berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah hidup bangsa. Dengan demikian, ideologi tersebut akan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kecerdasan kehidupan bangsa. Hal ini adalah suatu prasyarat bagi suatu 2016 3 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ideologi. Berbeda halnya dengan ideologi yang diimpor (dari luar negara), yang akan bersifat tidak wajar dan sedikit banyak memerlukan pemaksaan oleh kelompok kecil manusia yang mengimpor ideologi tersebut. Dengan demikian, ideologi tersebut bersifat tertutup. Kenyataan ini telah terjadi dalam ideologi komunis yang diimpor ke berbagai negara, sehingga ideology ini tidak dapat bertahan lama, terbukti bubarnya negara Uni Soviet yang paling ekstrim melaksanakan komunisme. Pancasila berkar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga memenuhi prasyarat suatu ideologi terbuka. Sekalipun ideologi ini bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan ieologi itu sendiri, hal mana merupakan suatu yang tidak logis atau nalar. Suatu ideologi sebagai rangkuman gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa kontradisi atau saling bertentangan dalam aspek-aspeknya, pada hakikatnya berupa suatu tata nilai, di mana nilai dapat kita rumuskan sebagai hal ihwal buruk baiknya sesuatu, yang dalam hal ini ialah apa yang dicita-citakan. 2. Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila Faktor yang mendorong keterbukaan ideology Pancasila adalah sebagai berikut: Kenyataan dalam proses pembanguan nasional dan dinamika msyarakat yang berkembang secara cepat. Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideology yang terutup dan beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya, seperti bagaimana komunisme ditinggalkan oleh sebagai besar negara-negara Eropa Timur dan Rusia. Pengalaman sejarah politik masa lampau, seperti dominasi pemerintah Orde Baru untuk melaksanakan penataran Pedoman Penghayatan Pengalaman Pancasila (P4), yang mana materi penataran P4 itu sesuatu yang dirumuskan oleh kemauan pemerintah, bukan atas keinginan dari segenab komponen masyarakat Indonesia, sehingga hasilnya jauh dari harapan yang diinginkan. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional. 2016 4 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keterbukaan ideology Pancasila ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola piker yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai dengan keadaan, dan nilai praksis berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya. Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma-norma dasar Pancasila yang terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau diubah, karena itu adalah pilihan dan hasil kesepakatan (consensus) bangsa. Perwujudan dan pelaksanaan nilai-nilai instrumental adalah pasal-pasal dari UUD 1945 yang dapat mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan jaman, seperti yang telah dilaksanakan oleh MPR dengan melakukan amandemen UUD 1945 di era reformasi ini. Contoh dari perubahan instrumental itu adalah pemilihan Presiden yang berubah dari MPR kepada rakyat yang langsung memilih. Sedangkan nilai-nilai praksis tercermin dan undang-undang, peraturan pemerintah dan seterusnya yang berhubungan dengan kenyataan kehidupan dalam masyarakat. Baik nilai-nilai instrumental maupun nilai praksis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya, yaitu Pancasila atau Pembukaan UUD 1945. 3. Batas-batas Keterbukaan Ideologi Pancasila Sekalipun Pancasila memiliki sifat keterbukaan, namun ada batas-batas keterbukaan itu yang tidak boleh di langgar, yaitu sebagai berikut: stabilitas nasional yang dinamis, larangan terhadap ideology marxisme, Lenninisme dan komunisme. Mencegah berkembangnya paham liber. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan bermasyarakat. 2016 5 Penciptaan norma-norma baru harus melalui consensus. Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI LIBERAL Contoh dalam kehidupan sehari-hari: a. Apabila sekumpulan warga negara merasa pemerintahnya tidak memperhatiakn mereka, maka mereka berhak untuk membentuk suatu negara baru atau berpisah dengan negra tersebut untuk bergabung kenegara lain. Syaratnya, penduduk didaerah tersebut mensetujui dan negara yang akan dijadikan negara baru juga menerima mereka. b. Seorang wartawan atau pers disebuah media bebas memuat berita baik untuk yang berbau pornografi maupun yang berita –berita yang tidak dapat di pertangung jawabkan kebenanrannya. Sebagai contoh di Amerika Serikat terdapat situs berita yang memuat beritaberita bohong seperti bangkitnya Sang Raja Pop Dunia, yaitu Michael Jacksson. Situs tersebut sangatlah populer bukan hanya dinegara asalnya Ameriak, melainkan juga di Indonesia. Banyak yang mengakses situs tersebut, baik disengaja maupun tidak. Namun pada kenyataannya negara tersebut tidak prnah membatasi apa yang mereka muat dalam emberitaannya. Mengengenai konsep liberalisme dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang terkandung yang didalamnya, sebagai berikut: 1. Inti pemikiran, yakni kebebasan individu 2. Berkembang sebagai respon terhadap pola kekuasaan negara yang absolut 3. Landasan pemikiran 4. Sistem pemerintahannya (harus) demokrasi Sedangkan ciri-ciri Ideologi Liberalisme addalah: 1. Negara sebagai penjaga malam 2. Kepentingan dan hak warga lebih di utamakan dari pada kepentingan negara 3. Negera tidak mencampuri urusan negara 2016 6 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id C. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI SOSIALISME Hal-hal yang terkandung dalam sosialisme adalah 1. Inti pemikiran adalah kolektifitas (kebersamaan/gotong royong) 2. Falsafahnya ialah pemerataan dan kesetaraan bahwa setiap orang berhak diperlakukan sama dalam berbagai hal (pemetaan kesempatan kerja, pemetaan kesempatan berusaha) 3. Landasan pemikiran ialah masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama 4. Sistem pemerintahan boleh berupa demokrasi atau otoriter Sosialisem sebagai suatu idelogi memiliki ciri-ciri sebgai berikut: 1. Mementingkan kekuasaan dari kepentingan negara. 2. Kepentingan negara lebih diutamakan dari pada kepentingan warga negara. 3. Kebebasan atau kepentingan warga negara dikalahkan untuk kepentingan negara. 4. Kehidupan agama juga terpisah dengan negara Sedangkan ideologi pancasila 1. Hubungan antar warga negara dengan negara addalah seimbang. 2. Kepentingan negara dan warga negara sama-sama dipentingkan 3. Agama erat hubungannya dengan negara 2016 7 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id D. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI FASISME Asal mula ideologi fasis berasal dari gerakan nasionalis sindikalis pada masa perang dunia I (sindikalisme adalah salah satu gerakan nasionalis kaum buruh dieropa). Beberapa aspek yang paling mendasar fasisme adalah: 1. Nasionalisme fasisme melihat perjuanganbangsa dan ras adalah mendasar bagi masyarakat, dan menolak konsep perjuangan kaum Marxis 2. Eskpansi imperialis sebagai dasar politik luar negri, karena percaya bahwa perang dan ekspansi adalah bukti ketangguhan bangsa. 3. Otoritariasme 4. Darwinisme sosial 5. Intervensi sosial Lahirnya fasisme dilatar belakangi oleh perubahan yang terjadi setelah perang dunia I seperti: 1. Runtuhnya negara-negara dinastik yang masih bertahan 2. Revolusi Bolshevik (komunis) di rusia tahun 1917 3. Kehancurah ekonomi sebagai akibat perang khususnya bagi negara-negara yang kalah 4. Adanya kekecewaan dinegaranegara yang kalah perang (khususnya jerman) dalam mematuhi syaratsyarat perdamaian. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA a. Pancasila sebagai ideologi bangsa. Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR tentang P4. Ditegaskan bahwa pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2016 8 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Pancasila sebagai ideologi negara. Pengertian ideologi-ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran, dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas (Al marsudi, 2001: 57)[3]. Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat di rumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar serta apa yang dinilai baik dan tidak baik. Menurut pendapat Harol H.Titus defenisi dari ideologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat. 1. Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut : Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan Mewujudkan suatu asaz kerohanian, pandangan-pandangan hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban. 2. Fungsi ideologi menurut pakar dibidangnya : Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara individual (cahyono,1986). Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua dengan generasi muda, (setiardja,2001). Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu, masyarakat,dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan. (hidayat,2001). 2016 9 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DAN TERTUTUP Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka. Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah : a. Ideologi Terbuka 1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat 2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri. 3. Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat. 4. Bersifat dinamis dan reformasi. b. Ideologi Tertutup 1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, 2. Bukan berupa nilai dan cita-cita 3. Kepercayaan dan kesetian ideologis yang kaku 4. Terdiri atas tuntutan kongkrit dan operational yang diajukan secara mutlak Menurut kaelan, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka: 1. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila pancasila 2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaannya 3. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengalaman yang bersipat nyata, dalam masyarakat,berbangsa dan bernegara. C. KASUS 1. Teorisme atas nama Agma: Akar Masalah dan solusi 2. Pengertian teorisme 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi 2016 10 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kehidupan sehari-hari dalam Daftar Pustaka Surip, Ngadino, 2015, DKK, Pancasila dalam makna dan aktual, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta. Soekarno, 1989, Pancasila dan Perdamaian Dunia, CV Haji Masagung, Jakarta. Suwarno, 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta. Yamin, Muhammad, 1954, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Djambatan, Jakarta/Amsterdam Syarbaini, Syahrial, 2011, Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa) di Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia. Kaelan, 2010, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma. Taniredja, Tukiran, 2012., Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa, Bandung: Alfabeta 2016 11 Pancasila DR.Rais Hidayat,M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id