MODUL PERKULIAHAN PENDAHULUAN Modul ini mengupas tentang Gambaran Umum Pendidikan Pancasila. Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Sistem Informasi TM Kode MK 13 Disusun Oleh Dr. Rais Hidayat Abstract Kompetensi Makna dan aktualisasi sila keadilan sosial Diharapkan bagi memahami kembali nilai karakteristik seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bernegara mahasiswa menemukan dan bangsa sebagai perwujudan niali-nilai Pancasila Mahasiswa dapat mengaplikasikan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2016 1 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Makna Dan Aktualisasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalam Kehidupan Bernegara Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menun jukan bahwa manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadailan sosial dalam mayarakat Indonesia. Keadilan sosial memiliki unsur pemerataan, persamaan dan kebebasan yang berssifat komunal. Konsuensi nilai keadiln yang harus terwujud adalah: 1. Keadilan distributif Suatu hubungan keadilan antara negara terhadap rakyatnya 2. Kadilan legal Suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negaranya 3. Keadilan komunitatif Hubungan kadilan ataran warga negara satu dengan yang lainnya secara timbal balik, sehingga untuk mewujudkan suatu keadailan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia haruslah tercapai sebuah ekrakyatan yang di pimpin oelh hikmat kebijakasaan dan perwakilan. Kata kunci dalam pembahasan ini adalah aktualisasi, menurut Kamus Besare Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990) berasal dari kata ”aktual” artinya betul-betul ada, terjadi atau sesungguhnya. Aktualisasi adalah sesuatu mengaktualkan. Dalam masalah ini adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila itu benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku dari seluruh warga negara, mulai dari paratur dan pimpinan ansional samp[ai kepada rakyat biasa. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan measyarakat yang dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar tips service untuk mencapai keinginan pribadi dengan mengajak orang lain mengamalkan nilai-nilai Pancasila sedangkan perilaku sendiri jauh dari nilai-nilai Pancasila yang sesungguhnya. 2016 2 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Oleh karena itu, merealisasikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara sesungguhnya dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut. Aktualisasi Pancasila secara objektif, yaitu melaksanakan Pancasila dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, meliputi bidang legislatif, eksekutif, yudikatif, dan dalam bidang kehidupan kenegaraan lainnya. Seluruh kehidupan Pancasila, asas politik kedaulatan rakyat dan tujuan negara berdasarkan asas kerokhanian Pancasila. Aktualisasi Pancasila secara objektif, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam setiap pribadi, perseorangan, warga negara, dan penduduk. Pelaksanaan Pancasila secara subjektif sangat ditentukan oleh kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu untuk mengamalkan Pancasila. Sikap dan tingkah laku seseorang sangat menentukan terlaksananya nilai-nilai Pancasila yang sesungguhnya dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, Pancasila harus dipahami, diresapi, dan dihayati oleh setiap orang sehingga terwujud moral Pancasila dalam perilakunya A. MAKNA DAN AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBAGUNAN BIDANG POLITIK Aktualisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bidang politik dapat dipertimbangkan alternatif berikut: 1. Mengebangkan perbautan-perbuatan yang luhur yang mencermikan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong 2. Bersikap adil 3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 4. Menghormati hakhak orang lain 5. Suka meberi pertolongan kepada orang lain 6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain 7. Tidak bersifat boros 8. Tidak bergaya hidup mewah 2016 3 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum 10. Seuka bekerja kera 11. Menghargai hasil karya orang lain 12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. B. MAKNA DAN AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI Dalam mengaktualisasikan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bidang ekonomi dapat dilakukan sikap sebagai berikut: 1. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri 2. Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain 3. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pembosrosan dan gaya hidup mewah 4. Tidak menggunakan hak milik untuk hakhal yang bertentangan dengan atau kepentingan umum Nilai-nilai di atas dapat diaplikasikan dalam kegaiatan-kegaiatan ekonomi yaitu: a. Distribusi pendapatan dalam suatu kegaitan usaha sesuai dengan hak dan kewajiban serta kedudukan masing-masing b. Membantu pekerja yang lemah baik melalui bimbingan keterampilan mauun dalam bentuk material c. Gemar memberikan sebagian rezekinya kepada orang lain d. Mengakui bahwa keberhasilan suatu usaha atas kerja semua pihak e. Menghormati rekan kerja dan serta menjamin hubungan baik antara orangorang yang terlibat dalam komunitas produsen dengan konsumen. 2016 4 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id C. MAKNA DAN AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBAGUNAN SOSIAL BUDAYA a. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suaasana kekeluargaan dan gotongroyongan b. Suka bekerja keras c. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesjahteraan bersama d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial D. MAKNA DAN AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBAGUBNAN BIDANG HUKUM DAN HAM Dalam konteks hukum keadilan juga dapat dibedakan kedalam dua jenis: 1. Keadilan restutif Keadlan yang berlaku dalam proses litigasi di pengadilan, dimana fokunya adalah pada pelaku. Bagaimana menghukum atau membebaskan pelaku 2. Keadilan restorative Keadilan yang berlaku dalam proses penyelesaaian sengketa nonlitigasi (alternative Dispute Resolution), dimana fokusnya bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan “victims” (Korban). 2016 5 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Aktualisasi sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam bidang hukum dan HAM dapat berpedoman kepeda sikap: a. Mengembangkan sikap adil tehadap sesame b. Menjaga keseimbangan antara hak dan keawaiban c. Menghormati hak orang lain Beberapa aspek penting dalam ilmu pengetahuan Melalui kajian historis tersebut yang pada hakikatnya pemahaman tentang sejarah kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan, dapat dikonstatasikan bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung dua aspek, yaitu aspek fenomenal dan aspek struktural. Aspek fenomenal menunjukan bahwa ilmu pengetahuan mewujud/memanifestasikan dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk. Sebagai masyarakat, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai suatu masyarakat atau kelompok elit yang dalam kehidupan kesehariannya begitu mematuhi kaidah-kaidah ilmiah yang menurut partadigma Merton disebut universalisme, komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah. Sebagai proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, konggres. Sedangkan sebagai produk, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan kelompok elit tadi berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan lain sebagaimana disebarluaskan melalui karya-karya publikasi yang kemudian diwariskan kepada masyarakat dunia. Aspek struktural menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan di dalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut. a. Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui (Gegenstand) b. Objek sasaran ini terus-menerus dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu tanpa mengenal titik henti. Suatu paradoks bahwa ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang justru muncul permasalahanpermasalah baru yang mendorong untuk terus menerus mempertanyakannya. c. Ada alasan dan motivasi mengapa gegenstand dipertanyakan. 2016 6 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id itu terusmenerus d. Jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan sistem (Koento Wibisono, 1985). Pancasila sebagai paradigma pembangunan Iptek `Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung arti bahwa segaka aspek pembanguna harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Pembangunan nasional adalah untuk manusia Indonesia, di mana manusia secara kodratnya memiliki kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak hanya mengejar kepentingan pribadi, tetapi juga memperhatikan kepentingan masyarakat. Manusia tidak hanya mengutamakan tercapainya kebutuhan material, tetapi juga kebahagiaan spritual. Manusia memiliki fungsi monodualistis tidak hanya tidak hanya mengejar kepentingan dunia, tetapi mendapatkan kebagiaan di akhirat kelak. Oleh karena itu, pembangunan nasional hendaklah mewujudkan tujuan tersebut. Keberhasilan manusia mencapai tujuan dan hakikat hidupnya untuk mewujudkan kesejahtaeraan lahir dan batin, maka manusia menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sebagai usaha kreativitas manusia melalui proses akal dan pikirannya. Berdasarkan kreativitas akal dan pikiran manusia dalam mengembangkan iptek manusia mampu mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kepentingan kesejhateraan manusia. Fungsi Iptekhanyalah sebagai pengolah kekayaan yang merupakan milik Tuha Yang Maha Kuasa itu untuk kepentingan kesejahteraan manusia, maka Oleh karena itu usaha-usaha iptek harus mengikuti nilai-nilai dan moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berpikir serta asam moralitas bagi pembangunan iptek. Apabila kita melihat sila-sila demi sila menunjukkan sistem etika dalam pembanguan iptek (Kaelan 2000), yaitu sebagai berikut. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, perimbangan antara rasional, antara akal rasa, dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini iptek tidak memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga mempertimbangkan maksud dan akibatnya kepada kerugian dan keuntungan manusia dan sekitarnya. 2016 7 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengolahan diimbangi dengan pelestarian. Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai sentral melainkan sebagai bagian nyang sistematika dari alam yang diolahnya. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradan dan bermoral. Oleh karena itu, pembangunan iptek harus berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai kesejahteraan umat manusia. Iptek harus dapat diabadikan untk peningkatan harkat dan martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat dari penggunaan iptek. Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatudan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan ipetek. Oleh karena itu, Iptek harus dikembangkan untuk memperkuatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat international. Sila kerakyatan yang dipinpin oleh hikmah kebijakan dalam permusyawaratan/perwakilan , prinsip demokrasi sebagai jiwa sila keempat ini dapat mendasari pemikiran manusia secara bebas untuk mengkaji dan mengembangkan iptek. Seorang ilmuwan harus pula memiliki sikap menghormati terhadap hasil pemikiran orang lain dan terbuka, dikritik dan dikaji ulang hasil dari pemikirannya. Penemuan Iptek yang telah teruji kebenarannya harus dapat dipersembahkan kepada kepentingan rakyat banyak. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesamanya, hubungan antara manusia dengan Tuhan sebagai penciptanya, hubungan manusia dengan lingkungan di mana mereka berada. 2016 8 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pancasila sebagai paradigma pengembangan Ipoleksusbud hankam Pengembangan ideologi Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideologi harus memandang sebagai ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda perkembangan dan perubahan zaman. Untuk itu kita harus memperhatikan peranan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti berikut ini. Pancasila sebagai ideologi terbuka Nilai-nilai dasar dalam ideologi Pancasila dirumuskan dalam UUD 1945 untuk memperjelas suatu tatanan kehidupan beragama, hukum, politik, ekonomi, sosial budaya, hankan dan sebaginya. Nilai dasar ini tidak berubah dengan gampang, sedangkan penjabaran nilai dasar kepada nilai operasional dapat berkembang secara kesekapatan bersama di MPR yang disebut dengan amandemen dan GBHN. Nilai dasar ti8dak mudah berubah karena merupakan tolak ukur stabilitas dan dinamika, untuk Pasal 37 UUD 1945. Wawasan kebangsaan (nasionalisme) Konsep negara (staatsidee) bangsa Indoesia dapat kita rangkum dari pokok-pokok pikiram yang terkandung di dalam Pembukaanm UUD 1945. Negara adalah keadaan kehidupan berkelompoknya bangsa Indonesia, yang: atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorongkan oleh keinginan luhur bangsa, dan berkehidupan yang bebas, dalam arti, merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur, berdasarkan Pancasila. Dengan adanya unsur pertama menjadi jelas bahwa kita di dalam bernegara tidak akan sekuler. Dengan adanya unsur kedua kita di dalam bernegara tidak merupakan negara agama melainkan berwawasan kebangsaan (didorong oleh keinginan luhur bangsa). Sedangkan unsur berikutnya menjelaskan wawasan kebangsaan tersebut. Oleh karena itu, wawasan kebangsaan Indonesia atau nasionalisme Indonesia ialah berkebangsaan yang bebas, yaitu merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur (Padmo Wahjono, 1991: 31-32). 2016 9 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pancasila dijadikan platform kehidupan bersama bagi bangsa Indonesia yang sangat majemuk agar tetap terikat erat sebagai bangsa bernegara Pengembangan Politik Landasan kekuasaan dan kedaulatan, berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, perlu menyempurnakan UUD 1945 sejalan dengan perkembangan kebutuhan bangsa, dinamika dan tuntutan reformasi dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan bangsa sesuai dengan jiwa dan semangat Pembukaan UUD 1945. Meningkatkan peran MPR, DPR, dan lembaga tinggi negara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam usaha membangun kehidupan politik, maka beberapa unsur yang perlu dikembangkan dn ditingkatkan adalah sebagai berikut. Sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis, dan terbuka. Kemandirian partai politik dalam memp[erjuangkan kepentingan rakyat. Pendidikan politik kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yang demokratis. Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat yang seluas-luasnya. Tiga aspek demokrasi yang harus dikembangkan adalah sebagai berikut. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan, meliputi rakyat sebagai pendukung kekuasaan dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Dukungan rakyat kepada pemerintah dapat menjadikan pemerintah membuat kebijakan yang dapat dipercayai rakyat untuk membawa kesejahteraan kepadanya. Demokrasi sebagai kebudayaan politik, dalam masyarakat yang sedang membangun harus melakukan perubahan melalui proses dari budaya tradisional patrimordial kepada cara berpikir rasional objektif yang dapat memperkuat kemandirian bagi setiap warga negara. Kesetaraan dan persamaan hak yang disadari oleh setiap warga negara merupakan keberhasilan proses demokratisasi. Demokrasi sebagai struktur organisasi, badan-badan dalam permerintahan demokrasi harus dapat melaksanakan fungsi dan perananannya, seperti organisasi masyarakat, partai politik, Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintah 2016 10 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (eksekutif), birokrasi, dan peradilan. Keberhasilan proses demokratisasi sangat ditentukan oleh kesimbangan dari peranan dan kedudukan badanbadan tersebut. Dalam poisisi yang seimbang setiap badan tersebut dapat saling mengontrol satu badan yang lainnya. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan hanya akan berhasil kalalu didukung oleh demokrasi sebagai budaya politik yang rasional mobjektif. Hak asasi manusia harus dilaksanakan secara kenteksual sesuai dengan kebudayaan Indonesia yang tercermin dalam kesetaraan dan keseimbangan pernana lembaga-lembaga demokrasi. Pengembangan sosial budaya Pancasila dapat menjadi kerangka referensi identifikasi diri kalau Pancasila semakin credible, yaitu bahwa masyarakat mengalami secara nyata realisasi dari prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pacasila. Usaha yang dilakukan melalui cara-cara: dihormati martabatnyasebagai manusia diperlakukan secara manusiawi mengalami solidaritas sebagai bangsa karena semakin hilangnya kesenjangan ekonomi dan budaya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politikl, dan merasakan kesejahteraan yang layak sebagai manusia Pengembangan ekonomi Pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) terdiri atas beberapa kriteria kualitas SDM yang dibutuhkan adalah sebagai berikut. Memiliki kemampuan dasar untuk berkembang Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk mengolah sumber daya alam secara efektif, efisien, lestari, dan berkesinambungan. Memiliki etos profesional, tanggung jawab atas pengembangan keahliannya kejujuran dalam pelaksanaan tugas, ketelitian pelayanan masyarakat, penghargaan terhjadap waktu dan ketepatan waktu. 2016 11 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kepada Penciptaan kesejahteraan yang merata berakses pada pada sumber ekonomi, dunia kerja pendidikan, kesehatan, dan informasi. Peningkatan kesejahteraan selalu dihadapkan kepada permasalahan, bagaimana kita memadukan nilai-nilai ekonomis yang akan berkembang menjadi etos ekonomis dengan nilai-nilai etis Pancasila? Pengembangan Hankam Ketahanan nasional, pembangunan nasional tak terlepas dari ketahanan nasional, yaitu perwujudan cita-cita bangsa dalam tingkat ketahanan nasional yang terjabar sebagai berikut. Nilai-nilai fundamental yang menyangkut pribadi waga negara, yaitu pengembangan pribadi dalam matra harizontal dan vertikal, pertumbuhan sosial ekonomi, keanekaragaman, dan persamaan derajat. Nilai-nilai fundamental masyarakat, yaitu yang pemerataan menyangkut sistem/struktur kesejahteraan, solidaritas kehidupan masyarakat kemandirian, dan partisipasi seluruh masyarakat. Nilai-nilai fundamental yang menyangkut interaksi antara pribadi-pribadi warga negara dan sistem/struktur kehidupan masyarakat, yaitu keadilan sosial, keamanan/stabilitas, dan keseimbangan lingkungan. 2016 E. KASUS 1. 2. Contoh ketidak adilan di Indonesia Kasus nenek asyani Cermi Ketidak adilan Hukum di Indonesia 12 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Surip, Ngadino, 2015, DKK, Pancasila dalam makna dan aktual, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta. Soekarno, 1989, Pancasila dan Perdamaian Dunia, CV Haji Masagung, Jakarta. Suwarno, 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta. Yamin, Muhammad, 1954, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Djambatan, Jakarta/Amsterdam Syarbaini, Syahrial, 2011, Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa) di Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia. Kaelan, 2010, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma. Taniredja, Tukiran, 2012., Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa, Bandung: Alfabeta 2016 13 Pancasila Dr. Rais Hidayat Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id