Modul Pancasila [TM13]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PENDAHULUAN
Modul ini mengupas tentang Gambaran Umum
Pendidikan Pancasila.
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komputer
Sistem Informasi
TM
Kode MK
13
Disusun Oleh
Dr. Rais Hidayat
Abstract
Kompetensi
Makna dan aktualisasi sila keadilan sosial
Diharapkan
bagi
memahami kembali nilai karakteristik
seluruh
rakyat
Indonesia
dalam
kehidupan bernegara
mahasiswa
menemukan
dan
bangsa
sebagai perwujudan niali-nilai Pancasila
Mahasiswa dapat mengaplikasikan Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
2016
1
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Makna Dan Aktualisasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia Dalam Kehidupan Bernegara
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menun jukan bahwa
manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadailan sosial dalam mayarakat Indonesia. Keadilan sosial memiliki unsur
pemerataan, persamaan dan kebebasan yang berssifat komunal.
Konsuensi nilai keadiln yang harus terwujud adalah:
1. Keadilan distributif
Suatu hubungan keadilan antara negara terhadap rakyatnya
2. Kadilan legal
Suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negaranya
3. Keadilan komunitatif
Hubungan kadilan ataran warga negara satu dengan yang lainnya secara
timbal balik, sehingga untuk mewujudkan suatu keadailan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia haruslah tercapai sebuah ekrakyatan yang di pimpin oelh
hikmat kebijakasaan dan perwakilan.
Kata kunci dalam pembahasan ini adalah aktualisasi, menurut Kamus
Besare Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990) berasal dari kata ”aktual” artinya
betul-betul ada, terjadi atau sesungguhnya. Aktualisasi adalah sesuatu
mengaktualkan. Dalam masalah ini adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila itu
benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku dari seluruh warga
negara, mulai dari paratur dan pimpinan ansional samp[ai kepada rakyat biasa.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan
measyarakat yang dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat
dalam perilaku yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar tips service untuk
mencapai keinginan pribadi dengan mengajak orang lain mengamalkan nilai-nilai
Pancasila sedangkan perilaku sendiri jauh dari nilai-nilai Pancasila yang
sesungguhnya.
2016
2
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Oleh
karena
itu,
merealisasikan
Pancasila
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara sesungguhnya dapat
dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut.

Aktualisasi Pancasila secara objektif, yaitu melaksanakan Pancasila dalam
setiap aspek penyelenggaraan negara, meliputi bidang legislatif, eksekutif,
yudikatif, dan dalam bidang kehidupan kenegaraan lainnya. Seluruh
kehidupan Pancasila, asas politik kedaulatan rakyat dan tujuan negara
berdasarkan asas kerokhanian Pancasila.

Aktualisasi Pancasila secara objektif, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam
setiap pribadi, perseorangan, warga negara, dan penduduk. Pelaksanaan
Pancasila secara subjektif sangat ditentukan oleh kesadaran, ketaatan, serta
kesiapan individu untuk mengamalkan Pancasila. Sikap dan tingkah laku
seseorang sangat menentukan terlaksananya nilai-nilai Pancasila yang
sesungguhnya dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, Pancasila
harus dipahami, diresapi, dan dihayati oleh setiap orang sehingga terwujud
moral Pancasila dalam perilakunya
A. MAKNA DAN AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBAGUNAN
BIDANG POLITIK
Aktualisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bidang politik dapat
dipertimbangkan alternatif berikut:
1. Mengebangkan perbautan-perbuatan yang luhur yang mencermikan sikap
dan suasana kekeluargaan dan gotong royong
2. Bersikap adil
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hakhak orang lain
5. Suka meberi pertolongan kepada orang lain
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
7. Tidak bersifat boros
8. Tidak bergaya hidup mewah
2016
3
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
10. Seuka bekerja kera
11. Menghargai hasil karya orang lain
12. Bersama-sama
berusaha
mewujudkan
kemajuan
yang
merata
dan
berkeadilan sosial.
B. MAKNA DAN AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN
BIDANG EKONOMI
Dalam mengaktualisasikan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam bidang ekonomi dapat dilakukan sikap sebagai berikut:
1. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
2. Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain
3. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pembosrosan dan
gaya hidup mewah
4. Tidak menggunakan hak milik untuk hakhal yang bertentangan dengan atau
kepentingan umum
Nilai-nilai di atas dapat diaplikasikan dalam kegaiatan-kegaiatan ekonomi
yaitu:
a. Distribusi pendapatan dalam suatu kegaitan usaha sesuai dengan hak dan
kewajiban serta kedudukan masing-masing
b. Membantu pekerja yang lemah baik melalui bimbingan keterampilan mauun
dalam bentuk material
c. Gemar memberikan sebagian rezekinya kepada orang lain
d. Mengakui bahwa keberhasilan suatu usaha atas kerja semua pihak
e. Menghormati rekan kerja dan serta menjamin hubungan baik antara orangorang yang terlibat dalam komunitas produsen dengan konsumen.
2016
4
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. MAKNA DAN AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBAGUNAN
SOSIAL BUDAYA
a. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suaasana
kekeluargaan dan gotongroyongan
b. Suka bekerja keras
c. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesjahteraan bersama
d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan keadilan sosial
D. MAKNA DAN AKTUALISASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBAGUBNAN
BIDANG HUKUM DAN HAM
Dalam konteks hukum keadilan juga dapat dibedakan kedalam dua jenis:
1. Keadilan restutif
Keadlan yang berlaku dalam proses litigasi di pengadilan, dimana
fokunya
adalah
pada
pelaku.
Bagaimana
menghukum
atau
membebaskan pelaku
2. Keadilan restorative
Keadilan yang berlaku dalam proses penyelesaaian sengketa nonlitigasi
(alternative Dispute Resolution), dimana fokusnya bukan pada pelaku,
tetapi pada kepentingan “victims” (Korban).
2016
5
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Aktualisasi sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam
bidang hukum dan HAM dapat berpedoman kepeda sikap:
a. Mengembangkan sikap adil tehadap sesame
b. Menjaga keseimbangan antara hak dan keawaiban
c. Menghormati hak orang lain
Beberapa aspek penting dalam ilmu pengetahuan
Melalui kajian historis tersebut yang pada hakikatnya pemahaman
tentang sejarah kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan, dapat
dikonstatasikan bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung dua aspek, yaitu
aspek fenomenal dan aspek struktural.
Aspek
fenomenal
menunjukan
bahwa
ilmu
pengetahuan
mewujud/memanifestasikan dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk.
Sebagai masyarakat, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai suatu
masyarakat atau kelompok elit yang dalam kehidupan kesehariannya begitu
mematuhi kaidah-kaidah ilmiah yang menurut partadigma Merton disebut
universalisme, komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah. Sebagai
proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau kegiatan
kelompok elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan
ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, konggres. Sedangkan
sebagai produk, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan
kelompok elit tadi berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan lain
sebagaimana disebarluaskan melalui karya-karya publikasi yang kemudian
diwariskan kepada masyarakat dunia.
Aspek struktural menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan di dalamnya
terdapat unsur-unsur sebagai berikut.
a. Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui (Gegenstand)
b. Objek sasaran ini terus-menerus dipertanyakan dengan suatu cara (metode)
tertentu tanpa mengenal titik henti. Suatu paradoks bahwa ilmu pengetahuan
yang akan terus berkembang justru muncul permasalahanpermasalah baru
yang mendorong untuk terus menerus mempertanyakannya.
c. Ada
alasan
dan
motivasi
mengapa
gegenstand
dipertanyakan.
2016
6
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
itu
terusmenerus
d. Jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan
sistem (Koento Wibisono, 1985).
Pancasila sebagai paradigma pembangunan Iptek
`Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan
nasionalnya sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada
hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung
arti bahwa segaka aspek pembanguna harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Pembangunan nasional adalah untuk manusia Indonesia, di mana manusia
secara kodratnya memiliki kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Manusia tidak hanya mengejar kepentingan pribadi, tetapi juga
memperhatikan kepentingan masyarakat. Manusia tidak hanya mengutamakan
tercapainya kebutuhan material, tetapi juga kebahagiaan spritual. Manusia
memiliki fungsi monodualistis tidak hanya tidak hanya mengejar kepentingan
dunia, tetapi mendapatkan kebagiaan di akhirat kelak. Oleh karena itu,
pembangunan nasional hendaklah mewujudkan tujuan tersebut.
Keberhasilan manusia mencapai tujuan dan hakikat hidupnya untuk
mewujudkan kesejahtaeraan lahir dan batin, maka manusia menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) sebagai usaha kreativitas manusia melalui
proses akal dan pikirannya. Berdasarkan kreativitas akal dan pikiran manusia
dalam mengembangkan iptek manusia mampu mengolah kekayaan alam yang
disediakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kepentingan kesejhateraan
manusia. Fungsi Iptekhanyalah sebagai pengolah kekayaan yang merupakan
milik Tuha Yang Maha Kuasa itu untuk kepentingan kesejahteraan manusia,
maka Oleh karena itu usaha-usaha iptek harus mengikuti nilai-nilai dan moral
Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan
sumber nilai, kerangka berpikir serta asam moralitas bagi pembangunan iptek.
Apabila kita melihat sila-sila demi sila menunjukkan sistem etika dalam
pembanguan iptek (Kaelan 2000), yaitu sebagai berikut.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan,
mencipta, perimbangan antara rasional, antara akal rasa, dan kehendak.
Berdasarkan sila pertama ini iptek tidak memikirkan apa yang ditemukan,
dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga mempertimbangkan maksud dan
akibatnya kepada kerugian dan keuntungan manusia dan sekitarnya.
2016
7
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengolahan diimbangi dengan pelestarian. Sila pertama menempatkan
manusia di alam semesta bukan sebagai sentral melainkan sebagai bagian
nyang sistematika dari alam yang diolahnya.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas
bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab.
Iptek adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradan dan
bermoral. Oleh karena itu, pembangunan iptek harus berdasarkan kepada
usaha-usaha mencapai kesejahteraan umat manusia. Iptek harus dapat
diabadikan untk peningkatan harkat
dan martabat manusia, bukan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat dari
penggunaan iptek.

Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia
bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek,
dengan iptek persatudan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan
terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah di berbagai daerah
terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan ipetek. Oleh karena itu, Iptek
harus dikembangkan untuk memperkuatkan rasa persatuan dan kesatuan
bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia
Indonesia dengan masyarakat international.

Sila
kerakyatan
yang
dipinpin
oleh
hikmah
kebijakan
dalam
permusyawaratan/perwakilan , prinsip demokrasi sebagai jiwa sila keempat
ini dapat mendasari pemikiran manusia secara bebas untuk mengkaji dan
mengembangkan iptek. Seorang ilmuwan harus pula memiliki sikap
menghormati terhadap hasil pemikiran orang lain dan terbuka, dikritik dan
dikaji ulang hasil dari pemikirannya. Penemuan Iptek yang telah teruji
kebenarannya harus dapat dipersembahkan kepada kepentingan rakyat
banyak.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus
dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu
keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesamanya, hubungan
antara manusia dengan Tuhan sebagai penciptanya, hubungan manusia
dengan lingkungan di mana mereka berada.
2016
8
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pancasila sebagai paradigma pengembangan Ipoleksusbud hankam

Pengembangan ideologi
Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideologi harus memandang
sebagai ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda
perkembangan dan perubahan zaman. Untuk itu kita harus memperhatikan
peranan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, seperti berikut ini.

Pancasila sebagai ideologi terbuka
Nilai-nilai dasar dalam ideologi Pancasila dirumuskan dalam UUD 1945 untuk
memperjelas suatu tatanan kehidupan beragama, hukum, politik, ekonomi,
sosial budaya, hankan dan sebaginya. Nilai dasar ini tidak berubah dengan
gampang, sedangkan penjabaran nilai dasar kepada nilai operasional dapat
berkembang secara kesekapatan bersama di MPR yang disebut dengan
amandemen dan GBHN. Nilai dasar ti8dak mudah berubah karena
merupakan tolak ukur stabilitas dan dinamika, untuk Pasal 37 UUD 1945.

Wawasan kebangsaan (nasionalisme)
Konsep negara (staatsidee) bangsa Indoesia dapat kita rangkum dari
pokok-pokok pikiram yang terkandung di dalam Pembukaanm UUD 1945.
Negara adalah keadaan kehidupan berkelompoknya bangsa Indonesia, yang:

atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, dan

didorongkan oleh keinginan luhur bangsa, dan

berkehidupan yang bebas, dalam arti,

merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur,

berdasarkan Pancasila.
Dengan adanya unsur pertama menjadi jelas bahwa kita di dalam
bernegara tidak akan sekuler. Dengan adanya unsur kedua kita di dalam
bernegara tidak merupakan negara agama melainkan berwawasan kebangsaan
(didorong
oleh
keinginan
luhur
bangsa).
Sedangkan
unsur
berikutnya
menjelaskan wawasan kebangsaan tersebut. Oleh karena itu, wawasan
kebangsaan Indonesia atau nasionalisme Indonesia ialah berkebangsaan yang
bebas, yaitu merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur (Padmo Wahjono,
1991: 31-32).
2016
9
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pancasila dijadikan platform kehidupan bersama bagi bangsa Indonesia
yang sangat majemuk agar tetap terikat erat sebagai bangsa bernegara

Pengembangan Politik

Landasan kekuasaan dan kedaulatan, berada di tangan rakyat. Oleh karena
itu, perlu menyempurnakan UUD 1945 sejalan dengan perkembangan
kebutuhan
bangsa,
dinamika
dan tuntutan reformasi
dengan
tetap
memelihara kesatuan dan persatuan bangsa sesuai dengan jiwa dan
semangat Pembukaan UUD 1945. Meningkatkan peran MPR, DPR, dan
lembaga tinggi negara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata
hubungan yang jelas antara lembah eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Dalam usaha membangun kehidupan politik, maka beberapa unsur yang
perlu dikembangkan dn ditingkatkan adalah sebagai berikut.

Sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis, dan terbuka.

Kemandirian partai politik dalam memp[erjuangkan kepentingan rakyat.

Pendidikan politik kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik
yang demokratis.

Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat yang
seluas-luasnya.
Tiga aspek demokrasi yang harus dikembangkan adalah sebagai berikut.

Demokrasi sebagai sistem pemerintahan, meliputi rakyat sebagai pendukung
kekuasaan dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Dukungan rakyat
kepada pemerintah dapat menjadikan pemerintah membuat kebijakan yang
dapat dipercayai rakyat untuk membawa kesejahteraan kepadanya.

Demokrasi sebagai kebudayaan politik, dalam masyarakat yang sedang
membangun harus melakukan perubahan melalui proses dari budaya
tradisional patrimordial kepada cara berpikir rasional objektif yang dapat
memperkuat kemandirian bagi setiap warga negara. Kesetaraan dan
persamaan hak yang disadari oleh setiap warga negara merupakan
keberhasilan proses demokratisasi.

Demokrasi sebagai struktur organisasi, badan-badan dalam permerintahan
demokrasi harus dapat melaksanakan fungsi dan perananannya, seperti
organisasi masyarakat, partai politik, Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintah
2016
10
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(eksekutif), birokrasi, dan peradilan. Keberhasilan proses demokratisasi
sangat ditentukan oleh kesimbangan dari peranan dan kedudukan badanbadan tersebut. Dalam poisisi yang seimbang setiap badan tersebut dapat
saling mengontrol satu badan yang lainnya.
Demokrasi sebagai sistem pemerintahan hanya akan berhasil kalalu
didukung oleh demokrasi sebagai budaya politik yang rasional mobjektif. Hak
asasi manusia harus dilaksanakan secara kenteksual sesuai dengan
kebudayaan Indonesia yang tercermin dalam kesetaraan dan keseimbangan
pernana lembaga-lembaga demokrasi.

Pengembangan sosial budaya

Pancasila dapat menjadi kerangka referensi identifikasi diri kalau Pancasila
semakin credible, yaitu bahwa masyarakat mengalami secara nyata realisasi
dari prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pacasila. Usaha yang dilakukan
melalui cara-cara:

dihormati martabatnyasebagai manusia

diperlakukan secara manusiawi

mengalami
solidaritas
sebagai
bangsa
karena
semakin
hilangnya
kesenjangan ekonomi dan budaya

memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politikl, dan

merasakan kesejahteraan yang layak sebagai manusia

Pengembangan ekonomi

Pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) terdiri
atas beberapa kriteria kualitas SDM yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

Memiliki kemampuan dasar untuk berkembang

Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk mengolah sumber daya alam
secara efektif, efisien, lestari, dan berkesinambungan.

Memiliki etos profesional, tanggung jawab atas pengembangan keahliannya
kejujuran
dalam
pelaksanaan
tugas,
ketelitian
pelayanan
masyarakat, penghargaan terhjadap waktu dan ketepatan waktu.
2016
11
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kepada
Penciptaan kesejahteraan yang merata berakses pada pada sumber
ekonomi, dunia kerja pendidikan, kesehatan, dan informasi. Peningkatan
kesejahteraan selalu dihadapkan kepada permasalahan, bagaimana kita
memadukan nilai-nilai ekonomis yang akan berkembang menjadi etos ekonomis
dengan nilai-nilai etis Pancasila?

Pengembangan Hankam

Ketahanan nasional, pembangunan nasional tak terlepas dari ketahanan
nasional, yaitu perwujudan cita-cita bangsa dalam tingkat ketahanan nasional
yang terjabar sebagai berikut.

Nilai-nilai fundamental yang menyangkut pribadi waga negara, yaitu
pengembangan pribadi dalam matra harizontal dan vertikal, pertumbuhan
sosial ekonomi, keanekaragaman, dan persamaan derajat.

Nilai-nilai
fundamental
masyarakat,
yaitu
yang
pemerataan
menyangkut
sistem/struktur
kesejahteraan,
solidaritas
kehidupan
masyarakat
kemandirian, dan partisipasi seluruh masyarakat.

Nilai-nilai fundamental yang menyangkut interaksi antara pribadi-pribadi
warga negara dan sistem/struktur kehidupan masyarakat, yaitu keadilan
sosial, keamanan/stabilitas, dan keseimbangan lingkungan.
2016
E.
KASUS
1.
2.
Contoh ketidak adilan di Indonesia
Kasus nenek asyani Cermi Ketidak adilan Hukum di Indonesia
12
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Surip, Ngadino, 2015, DKK, Pancasila dalam makna dan aktual, CV. ANDI
OFFSET, Yogyakarta.
Soekarno, 1989, Pancasila dan Perdamaian Dunia, CV Haji Masagung,
Jakarta.
Suwarno,
1993,
Pancasila
Budaya
Bangsa
Indonesia,
Kanisius,
Yogyakarta.
Yamin, Muhammad, 1954, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia,
Djambatan, Jakarta/Amsterdam
Syarbaini, Syahrial, 2011, Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai-Nilai
Karakter Bangsa) di Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia.
Kaelan, 2010, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma.
Taniredja, Tukiran, 2012., Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa,
Bandung: Alfabeta
2016
13
Pancasila
Dr. Rais Hidayat
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download