Para pendiri negara yang kemudian menemukan Pancasila sebagai

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA
Fakultas
Program Studi
Teknik
Teknik Mesin
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
Kode MK
Martolis
Abstract
Kompetensi
Pancasila sebagai ideologi terbuka
mempunyai nilai-nilai yaitu nilai dasar
yang bersumber pada kehidupan
masyarakat maupun realita bangsa
Indonesia
Mahasiswa
mampu
memahami
Pancasila sebagai ideologi terbuka
mempunyai nilai-nilai yaitu nilai dasar
yang bersumber pada kehidupan
masyarakat maupun realita bangsa
Indonesia
Pembahasan
Pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu pancasila dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan jaman ataupun perkembangan ideologi lain. Indonesia
menganut ideologi terbuka karena Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
demokrasi yang di dalamnya membebaskan setiap masyarakat untuk berpendapat
dan melaksanakan sesuatu sesuai keinginannya masing-masing tetapi tetap sesuai
dengan norma-norma yang ada di dalam pancasila. Pancasila sebagai ideologi
terbuka mempunyai nilai-nilai yaitu nilai dasar yang bersumber pada kehidupan
masyarakat maupun realita bangsa Indonesia seperti Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan; nilai instrumental untuk melaksanakan nilai
dasar, seperti UUD 45,UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR, dll; dan nilai
praktis yang merupakan penjabaran dari nilai instrumental dan terkandung dalam
kenyataan sehari-hari yaitu bagaimana cara kita melaksanakan nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, seperti toleransi, gotong-royong, musyawarah, dll.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Pancasila
memiliki fungsi dan peran yaitu Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia, Pancasila
sebagai kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia, Pancasila sebagai sumber hukum Indonesia, Pancasila sebagai
perjanjian luhur Indonesia, Pancasila sebagai pandangan hidup, Pancasila sebagai
cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai moral pembangunan, dan
Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Pancasila sebagai sumber
hukum Indonesia memang sudah diimplementasikan, terlihat pada undang-undang
dan peraturan dibawah undang-undang yang hukumnya bersumber pada Pancasila.
Namun pengamalan atau praktek dari pemberlakuan peraturan hukum tersebut
mengalami kesenjangan. Hukum menjadi tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
Maksudnya orang-orang yang memiliki kekuasaan atau uang, seperti koruptor hanya
dihukum dengan hukuman yang ringan dan dengan bebas dapat keluar masuk
penjara. Sedangkan orang-orang bawah yang hanya mencuri seekor ayam
mendapat hukuman yang sangat berat. Ini menandakan bahwa para penegak
hukum dalam menerapkan hukum belum maksimal dan masih terjadi penyimpangan
didalamnya.
2014
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Seharusnya nilai dalam sila-sila Pancasila benar-benar diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila harus menjadi petunjuk hidup atau
pandangan hidup warga Negara Indonesia dalam menuju kesejahteraan, keadilan
dan daya saing bangsa.
Makna dari sila pertama yaitu sila ini menghendaki setiap warga Negara
untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap tuhan. Sedangkan
implementasinya yaitu percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
agama dan kepercayaannya masing-masing, saling menghormati dan kebebasan
menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya, serta bekerja sama antara
pemeluk agama yang berbeda sehingga tercipta kerukunan. Selain itu, seseorang
dilarang memaksakan suatu agama kepada orang lain.
Tetapi dalam kenyataanya masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran
agama. Banyak warga Negara yang dalam menjalankan ibadahnya tidak merasa
aman karena masih ada ormas atau kelompok agama yang melakukan kekerasan
atau perusakan tempat ibadah kelompok penganut agama lain, seperti membakar
masjid. Hal ini pun tetap terjadi sampai sekarang. Dan belum ada penegakan hukum
terhadap kelompok/ ormas yang melakukan hal-hal tersebut.
Sila kedua memiliki makna yaitu ingin menempatkan manusia sesuai
harkatnya sebagai makhluk Tuhan dan sesama manusia tidak saling melecehkan,
tidak semena-mena terhadap orang lain, mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia, menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, sesama manusia punya rasa memiliki (memiliki Negara Indonesia),
setiap manusia harus menjaga keseimbangan hak dan kewajiban, dll. Dalam
menyeimbangkan hak dan kewajiban, manusia harus mengerjakan kewajibannya
terlebih dahulu, setelah itu baru menuntut haknya.
Sila ketiga memiliki makna yaitu merujuk pada kesatuan yang utuh dan tidak
terpecah belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama dan
lain-lain yang berada di wilayah Indonesia. Implementasinya yaitu, kepentingan
Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan (lebih mengutamakan kepentingan
bangsa), rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara (ini adalah wujud
dari kesetiaan dan kewajiban dari seorang warga Negara terhadap negaranya),
bangga sebagai bangsa Indonesia (maka dari rasa bangga itu akan muncul rasa
2014
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
saling memiliki dan rasa persatuan kesatuan antara warga Negara), dan memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Banyaknya kerusuhan atau bentrokan antar warga seperti di Poso, Ambon, dll, itu
disebabkan karena kurangnya pergaulan/ toleransi antara warga Negara. Dan dalam
penyelesaian masalah warga Negara tidak mementingkan rasa persatuan dan
kesatuan tetapi ego dan kepentingan pribadi yang lebih diutamakan.
Sila keempat memiliki makna bahwa adanya kesesuaian sifat dan keadaan di
dalam Negara dengan hakikat “rakyat”. Dalam hal ini, masyarakat harus mengawasi
wakil rakyat, tidak memaksakan kehendak orang lain, mengutamakan musyawarah
dalam pengambilan keputusan, musyawarah untuk mufakat didasarkan semangat
kekeluargaan dan musyawarah harus dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan
hati nurani yang luhur. Tetapi kenyataanya banyak hasil dari musyawarah berasal
dari keputusan pemimpin. Pendapat-pendapat yang disampaikan anggota rapat
hanya dianggap sebagai formalitas saja dan hasil dari musyawarahpun tidak
dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab. Pengawasan terhadap kerja wakil rakyat
pun dirasa kurang. Banyak pejabat Negara yang melakukan korupsi. Sebagai
contohnya saat ini terungkap bahwa ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar,
melakukan korupsi yang terkait dengan suap sengketa pilkada. Padahal Mahkamah
Konstitusi memiliki kekuasaan yang tinggi dan bisa dikatakan bebas, tidak ada
lembaga Negara yang mengawasi.
Sila kelima memiliki makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan
perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan dan
kebutuhan rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Arti adil yaitu
tidak pilih kasih, tidak memandang darimana seseorang itu berasal dan derajatnya,
sebab setiap warga Negara di mata hukum sama.
Penjelasan sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Mengandung makna kata “Tuhan”. Alam semseta diciptakan oleh Tuhan
beserta makhluk-makhluk yang tinggal di bumi. Kemudian dari situ muncul
pertanyaan ataupun konflik. Di dalam politik pun masih menjadi hal yang
diperdebatkan sampai sekarang.
Beberapa Negara memiliki paham ketuhanan yang berbeda dengan Negara
lain. paham ini meliputi:
2014
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Atheis,
bahwa Negara tidak menganggap adanya tuhan, bahkan warga negaranya
dalam beragama dibatasi. Negara yang menerapkan paham ini salah satunya
Rusia yang merupakan Negara komunis yang Marxisme yaitu bertumpu pada
materi. Negara tersebut melarang warga negaranya untuk beribadah ke
tempat peribadatan, misalnya seorang civil serrvan dilarang untuk beribadah
ke gereja. Namun di Negara yang menganut atheis, agama tetap
berkembang, karena dalam diri seorang manusia tetap ada rasa ingin
memiliki tuhan.
2. Teokrasi,
bahwa Negara menganggap adanya tuhan. Agama sebagai landasan hukum.
Negara yang menganut paham ini adalah Vatikan, Arab, Iran. Paham ini
dibedakan menjadi dua yaitu teokrasi monarkis dan teokrasi demokrasi. Teori
monarkis, yaitu tidak mengenal pemilu (pemimpin Negara turun temurun).
3. Sekuler/ Sekuleristis,
yaitu Negara dan agama dibatasi/ memiliki ruang tersendiri. Yang menganut
sistem ini adalah Negara-negara di Eropa dan Turki. Paham ini melarang
pengeksposan simbol keagamaan.
4. Moderat,
yaitu paham yang selalu mencari jalan tengah dalam menyelesaikan semua
persengketaan. Menurut paham ini, semua pihak yang bersengketa, baik
disebabkan oleh perbedaan kepentingan, pemikiran, ataupun ideologi harus
berkompromi dengan mencari jalan tengah di antara keduanya. Keinginan
untuk saling menang diganti dengan konsep take and give.
Para pendiri negara yang kemudian menemukan Pancasila sebagai dasar
negara menyebutkan bahwa yang dimaksud dasar di sini adalah philosofische
grondslag, yaitu dasar kefilsafatan bagi berdirinya Negara Indonesia yang diserap
dari weltanschauung, pandangan hidup bangsa yang berupa nilai-nilai fundamental,
yaitu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan/kebangsaan, kerakyatan, dan
keadilan sosial (Kongres Pancasila, 2009: 53).
Karena diambil dari budaya sendiri, nilai-nilai ini diyakini kebenarannya dan
diakui dapat membawa manfaat yang besar bagi bangsa Indonesia kalau dijadikan
2014
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagai sumber nilai dan norma moral bagi pengelolaan kehidupan bersama, baik
dalam berbangsa maupun bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara bermakna bahwa nilai-nilai Pancasila
berfungsi untuk menata dan mengatur penyelenggaraan negara, dasar dalam
menata dan mengatur sistem pemerintahan negara, serta merupakan sumber norma
hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perpaduan Madu dan Susu
Nilai-nilai Pancasila diakui memiliki keunggulan. Sejumlah ahli malah menyebutkan
keunggulan Pancasila setara dengan ideologi-ideologi besar lainnya, seperti
Sosialisme, Marxisme dan lain-lain. Pancasila merupakan paduan unik antara
moralitas agama dan naturalisme iptek, atau Barat yang sekuler dan Timur yang
religius. Pancasila menyentuh dimensi lahir dan dimensi batin dari peradaban
bangsa Indonesia. Pancasila, meminjam istilah Prof. Noor Syam, merupakan
paduan antara "sumur madu" peradaban theisme religius dari Timur dan "sumur
susu" peradaban sekuler dari Barat (M. Noor Syam, Kongres Pancasila, 2009: 76).
Artinya, manusia atau bangsa yang ingin sehat dan kuat hendaknya memadukan
nilai theisme religius dengan iptek. Atau dengan kata lain, budaya dan peradaban
yang luhur dan unggul akan berkembang bila didasarkan pada nilai-nilai moral
agama dan ilmu pengetahuan/teknologi.
Keunggulan Pancasila sejak mula sudah diusahakan oleh para pendiri
bangsa lewat kesadaran dan kearifan kolektif mereka bahwa dasar negara haruslah
sesuatu paham yang hidup, yang dijalankan sehari-hari. Bahwa sumur madu dan
sumur susu itu ternyata telah ada di negeri sendiri. Dasar negara yang tidak
bersumber dari lokalitas obyektif suatu budaya masyarakat tentulah akan membuat
negara yang berpijak di atasnya mudah goyah diterpa perubahan zaman.
Dalam kaitan ini menarik untuk disimak pandangan Alfian mengenai kriteria
ideologi yang baik (Alfian, 1978: 187). Suatu ideologi akan mampu bertahan dan
berfungsi dengan baik bila memenuhi sekurangnya tiga syarat. Pertama merupakan
pencerminan realita yang hidup dalam masyarakat di mana ideologi itu muncul untuk
pertama kalinya, paling kurang pada saat-saat kelahirannya. Dengan perkataan lain,
2014
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ideologi merupakan gambaran tentang sejauh mana suatu masyarakat berhasil
memahami dirinya sendiri. Di sanalah terletak daya tahan sesuatu ideologi.
Kedua terkait dengan kemampuannya memberikan harapan kepada berbagai
kelompok yang ada dalam masyarakat akan kehidupan bersama dan masa depan
yang lebih cerah. Dimensi inilah motor penggerak yang membangkitkan hasrat para
pendukung ideologi untuk hidup bersama, bersatu, dan berpartisipasi dalam
berbagai
kegiatan
Ketiga
hidup
terkait
bermasyarakat,
dengan
berbangsa,
kemampuannya
dan
be
mempengaruhi
rnegara.
sekaligus
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan masyarakat. Adanya
fleksibilitas ini membuka jalan bagi generasi penerus untuk mengembangkan dan
menggunakan kemampuan intelektualnya untuk mencari interpretasi-interpretasi
baru yang mungkin bisa diberikan terhadap nilai-nilai dasar ideologi. Dengan
fleksibilitas ini terbuka ruang yang luas untuk menjaga relevansi ideologi dengan
perkembangan masyarakatnya.
Keunggulan lain dari Pancasila yang sering tidak kita sadari adalah rumusan
teks Pancasila yang dibuat sederhana, singkat dan padat sehingga mudah dihapal
oleh masyarakat hampir segala strata dan lapisan. Ini dimaksudkan agar Pancasila
mudah dikenal dan diingat serta mudah menjangkau masyarakat seluas-luasnya.
Bersamaan dengan itu di balik teks yang singkat tersebut terkandung nilai-nilai
fundamental
yang
memerlukan
pemahaman
seksama.
Pemikiran para pendiri bangsa mengenai dasar negara bahwa negara
Indonesia adalah negara persatuan, demokrasi yang religius, humanis dan
berkeadilan sosial merupakan pemikiran yang khas Indonesia, yang membedakan
dari konsep-konsep negara liberal, negara sosialis, negara sekuler, negara teokrasi
dan lain sebagainya. Karena itu butir-butir ide yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan merupakan satu kesatuan (Kaelan
M.S., Kongres Pancasila, 2009: 247). Pemahaman parsial bukan saja akan
mengarahkan pada konotasi bentuk negara tertentu non-Pancasila tetapi juga akan
membawa implikasi serius terhadap segala usaha yang dilakukan terkait revitalisasi,
reaktualisasi dan imple¬mentasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.
2014
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Karena itu menarik disimak gagasan mengenai penyatuan butir-butir nilai
Pancasila dalam satu kesatuan. Pancasila dipandang sebagai satu kesatuan yang
bulat dan utuh karena Pancasila akan mengalami kerancuan bila sila-silanya
diantitesiskan satu sama lain atau dipahami terpisah sendiri-sendiri. Setiap sila
memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama lain, sedemikian
rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan (Notonagoro, 1975: 52).
Dengan pemahaman seperti itu maka pengertian negara yang kita kehendaki
menurut Pancasila sebagai dasarnya adalah negara yang (1) ber-Ketuhanan yang
Maha Esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan
Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, serta ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia; (2) ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhanan yang
Maha Esa, yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan ber-Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia; (3) ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan
yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan berKeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; (4) ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang ber-Ketuhanan
yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan
Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; (5) ber-Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa, yang berKemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan berKerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
Kalau kata "negara" diganti dengan kata "demokrasi" misalnya, maka akan
kita temukan makna demokrasi Pancasila yang sebenarnya adalah demokrasi yang
religius, berperikemanusiaan, persatuan/kebangsaan, kerakyatan, dan berkeadilan
sosial. Kita bisa mengganti dengan kata kunci lain seperti "pembangunan" atau
"hukum" atau yang lainnya, niscaya akan menemukan hakekat pengertian
pembangunan atau hukum menurut Pancasila yang sebenar-benarnya.
2014
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

https://dindhut.wordpress.com/2014/03/08/pancasila-dan-implementasinya

Lukaman
Hakim
Sarifuddin,
http://www.lukmansaifuddin.com/opini/45-
pancasila-dan-implementasinya-di-era-demokrasi 26 maret 2015
2014
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download