HIGHEST AND BEST USE Dalam rangka sharing informasi KJPP Y& R Disampaikan Oleh : Ir. Muhammad amin, MSc, mappi (cert.) nipp : pb-1.08.00012 mappi : 92-s-00212 PENGERTIAN Tidak sedikit property dikembangkan memberikan hasil yang tidak memuaskan bagi pemiliknya, bahkan ada yang gagal sama sekali. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan pengembangan dilaksanakan dengan opsi pemanfaatan bukan yang terbaik dan maksimal, dengan kata lain property tersebut tidak highest and best use. Idealnya sebelum diambil keputusan tentang rencana pengembangan suatu lahan, terlebih dahulu dilaksanakan suatu kajian yang detail dan mendalam tentang alternatif-alternatif opsi pemanfaatan lahan tersebut dalam kerangka analisa penggunaan terbaik dan paling menguntungkan. Kajian alternatif-alternatif opsi pemanfaatan lahan tersebut harus ditopang oleh analisa mendalam mengenai kondisi pasar sektorsektor properti terkini maupun kajian mengenai rencana pengembangan itu sendiri. PENGERTIAN Basic Concepts and Terminology (Market Analysis for Real Estate Concepts and Applications in Valuation and Highest and Best Use, by Stephen F.Fanning, MAI) Highest and best use is the reasonably probable and legal use of vacant land or an improved property that is physically possible, appropriately supported, financially feasible, and results in the highest value. The four criteria that highest and best use must meet are legal permissibility, physical possibility, financial feasibility, and maximum productivity.*) th *) The Dictionary of Real Estate Appraisal, 4 ed SPI 2007, KPUP 6.3 : Penggunaan tertinggi dan terbaik (HBU) didefinisikan sebagai penggunaan yang paling mungkin dan optimal dari suatu properti, yang secara fisik dimungkinkan, telah dipertimbangkan secara memadai, secara hukum diizinkan, secara finansial layak, dan menghasilkan nilai tertinggi dari properti tersebut. PENGERTIAN Suatu property dikatakan Highest and Best Use harus memenuhi 4 (empat) kriteria yaitu : Physically possible, secara fisik dimungkinkan Legally permissible, secara legal diizinkan Financially feasible, layak secara finansial Maximally productive, produktivitas maksimum (menghasilkan nilai tertinggi) Untuk mengetahui pengembangan suatu tanah memenuhi kriteria tersebut, maka diperlukan suatu kajian yang comprehensive yang meliputi aspek fisik, aspek legal, market dan finansial serta aspek produktivitas. Hasil analisa ini akan menghasilkan alternatif-alternatif produk pengembangan, alternatif yang diharapkan adalah alternatif pengembangan terbaik yang memberikan tingkat keuntungan tertinggi. PENGERTIAN Highest and Best Use Study merupakan suatu rangkaian kegiatan inspeksi lapangan, penelitian, analisa untuk mengetahui product development yang paling sesuai dan optimal atas suatu tanah. Sesuai dimaksudkan adalah penggunaan terbaik sementara optimal dimaksudkan memberikan keuntungan maksimal. PENGERTIAN HBU as Though Vacant • Apakah sebaiknya tanah dikembangkan atau dibiarkan kosong ? • Jika sebaiknya dikembangkan, opsi pengembangan seperti apa yang sebaiknya dilakukan dan kapan waktunya ? HBU Property as Improved • Apakah bangunan saat ini telah memberikan produktivitas yang maksimum sehingga tetap dibiarkan atau sebaiknya dibangun bangunan lain yang lebih bernilai ? LINGKUP ANALISA The Six-Step Process and Four Parallel Test (by Stephen F.Fanning) Problem Definition The reasonably probable and legal use of vacant land or an improved property that is physically possible, appropriately supported, financially feasible, and that results in the highest value LINGKUP ANALISA POTENSI SITE SITE ANALYSIS Location Site Characteristics Accessibility, Circulation Regulation Neighborhood Context Infrastructure & Utilities SWOT Site Analysis MARKET ANALYSIS ALTERNATIF OPSI PENGEMBANGAN DEVELOP FINANCIAL ANALYSIS INVESTMENT CRITERIA REKOMENDASI OPSI PENGEMBANGAN Macro Analysis Market Environment Supply & Demand (Current & Future) Potential Market DCF MODEL (Forecast the expected future benefits and cost) LINGKUP ANALISA Tahap pertama, analisa lokasi merupakan pertimbangan pertama untuk menjawab dua pertanyaan : 1) pemanfaatan apa yang dapat direalisasikan secara fisik (tapak, lokasi, lingkungan). 2) pemanfaatan apa yang secara legal dizinkan. Tahapan ini sangat penting sebagai kajian awal untuk mengidentifikasikan karakteristik tertentu sebagai dasar pertimbangan atas opsi pengembangan yang dimungkinkan untuk dijadikan alternative produk pengembangan. Analisa ini meliputi antara lain : Location Site Characteristic: site area & dimension, shape, orientation, topography, views, climate, and etc Infrastructure, Utilities & Public Facilities Accessibility, Traffic Circulation & Transportation Neighborhood Condition and Context Local Regulation Requirement (Zoning, BCR, FAR, Max High Level) SWOT Site Analysis LINGKUP ANALISA Tahap kedua, market dan marketability analysis untuk menjawab produk property apa yang marketable memungkinkan untuk dikembangkan di atas suatu site. Analisa ini dilaksanakan atas seluruh jenis property yang mungkin dapat dikembangkan yang meliputi potensi dan daya serap pasar, harga & tingkat persaingan. Analisa ini meliputi antara lain : Macro Economic and Demographic Analysis : Macro and Micro Economic growth and Characteristics Investment climate Inflation rate Population growth & characteristics Melakukan analisa pasar detail per type property yang mungkin dapat dikembangkan di atas tanah tersebut (Residential, Shop Houses Complex, Office Park, Shopping Center, Apartment, Hotel, Convention, Recreation Center, Etc) meliputi : Existing Demand & Supply Future Demand & Supply Catchment Area Analysis (khusus shopping center) Potential Market Target Market Pricing, Rental and Take up Rate Competitors Analysis LINGKUP ANALISA Tahap ketiga, berdasarkan kombinasi hasil analisa lokasi (tahap-1) dan analisa pasar (tahap-2) selanjutnya ditentukan alternative opsi pengembangan yang memungkinkan untuk dikembangkan, meliputi : Type of property product (classification, level/grade) Quantum (units, size) Facilities & Utilities Price, Rental, Service Charge, Take up rate Sales program, occupancy level Dan lain-lain LINGKUP ANALISA Tahap keempat, atas masing-masing alternative opsi pengembangan dilaksanakan analisa finansial untuk melihat tingkat kelayakan secara finansial atas masing-masing alternative opsi pengembangan. Analisa dimulai dengan analisa biaya pengembangan, analisa penjualan dan pendapatan, biaya operasional, proyeksi cash flow dan analisa kelayakan investasi : Total and Draw Down Project Cost: Sales & Revenue Projection Operating Expenses Projection Cash Flow Projection Investment Criteria Analysis - Net Present Value - Internal Rate of Return - Modified/Adjusted Internal Rate of Return Risk Analysis LINGKUP ANALISA Tahap kelima, berdasarkan rangkaian analisa di atas, maka dapat direkomendasikan salah satu alternatif terbaik. Rekomendasi opsi pengembangan tersebut dapat saja berupa peruntukan tunggal (single-use) maupun peruntukan campuran (multi-use / mixed use). Highest and Best Use Conclusions : Propose development and the optimal target market Size, mix and pricing level of the propose development Timing and Development Stages PROYEKSI CASH FLOW Proyeksi cash flow dibuat untuk setiap alternatif opsi pengembangan, contoh model cash flow sebagai berikut : HIGHEST AND BEST USE DECISIONS HIGHEST AND BEST USE DECISIONS DISCOUNTED CASH FLOW MODELS Net Present Value (NPV) Investasi bisa diterima jika NPV > 0 Internal Rate Of Return (IRR) Project bisa diterima jika IRR > Tingkat balikan yang diharapkan HIGHEST AND BEST USE DECISIONS USER PRICE SALES METHOD LAND RESIDUAL METHOD HIGHEST AND BEST USE DECISIONS HIGHEST AND BEST USE DECISIONS USER PRICE SALES METHOD HIGHEST AND BEST USE DECISIONS HIGHEST AND BEST USE DECISIONS HIGHEST AND BEST USE DECISIONS HIGHEST AND BEST USE DECISIONS LAND RESIDUAL METHOD HIGHEST AND BEST USE DECISIONS HIGHEST AND BEST USE DECISIONS DATA Inspeksi Lapangan Secara Langsung Dinas Tata Kota / Bapeda / Pemda Pekerjaan Umum Badan Otoritas Pengelolaan Tanah Pemegang Hak Referensi dari Lembaga Riset / Penelitian Pemilik Tanah Lain-Lain MANFAAT DAN KEGUNAAN HBU Hasil HBU Studi ini bermanfaat bagi : Pemiliki Tanah Calon Investor Konsultan Pendamping arranger) Konsultan Perencana Investasi (Investment Hasil HBU Studi ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pemilik tanah dalam rencana pengembangan tanah tersebut, acuan dalam menawarkan kerjasama pengembangan dengan pihak investor Hasil HBU Studi ini dapat digunakan sebagai acuan bagi Calon Investor dalam melakukan penawaran kerjasama atas rencana pengembangan suatu tanah Hasil HBU Studi ini dapat digunakan sebagai acuan bagi Konsultan Investment Arranger dalam menjalankan perannya sebagai mediasi rencana kerjasama pengembangan suatu tanah Hasil HBU Studi ini dapat digunakan sebagai acuan bagi Konsultan Perencana/Arsitek dalam perencanaan pengembangan suatu tanah MANFAAT DAN KEGUNAAN HBU REKOMENDASI OPSI PENGEMBANGAN REVIEW OF INVESTOR RECOURSES DEVELOP of SCENARIO ANALYSIS Acquisition B. O.T Joint Venture Win-win Situation RECOMMENDED OF INVESTMENT DECISION HBU STUDY DALAM RANGKA OPTIMALISASI ASET Kegiatan HBU Studi idealnya merupakan bagian dari suatu paket pekerjaan dalam rangka optimalisasi aset (Pemda, Pemko, Instansi/Lembaga/Departemen, BUMN/D). Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui : Pemilahan mana aset yang sudah optimum pemanfaatannya dan mana aset yang belum optimum pemanfaatannya Mengetahui opsi pemanfaatan yang paling optimum atas aset yang belum optimum pemanfaatannya Mengetahui Pola Kerjasama yang paling menguntungkan atas aset tersebut HBU STUDY DALAM RANGKA OPTIMALISASI ASET Feedback A ASSET DAERAH I • Tanah • Bangunan • Mesin & Peralatan • Fixture, Furniture & Equipment B IDENTIFIKASI, VERIFIKASI DAN INVENTARISASI FISIK DATABASE ASET AUDIT LEGAL MASALAH? Feedback Tidak Ya REKOMENDASI SOLUSI OPINI LEGAL Feedback C PENILAIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET (SIMA) NILAI ASET Feedback II OPTIMALISASI ASET ASET OPERASIONAL? Ya Bukan OPTIMAL? Ya Belum OPTIMALISASI DAPAT DIOPTIMALKAN? STUDI HIGHEST & BEST USE Tidak RENCANA & STRATEGI DISPOSAL PENGEMBANGAN JV, KSO, BOT, Sendiri Step 1. Inventarisasi Aset 1. Tahap Persiapan 1. Pembentukan TIM INVENTARISASI yang melibatkan semua dinas/badan/unit kerja terkait yang terintegrasi dengan KONSULTAN secara formal dengan penunjukan Person In Charge yang jelas 2. Sosialisasi program ini kepada segenap instansi Pemda untuk mendukung kegiatan ini 3. Mempersiapkan kelengkapan data/dokumen aset yang tercatat di buku inventaris, kartu inventaris barang, kartu inventaris ruangan, laporan tahunan inventaris, laporan mutasi barang, laporan pengadaan barang, daftar barang yang dikuasai tetapi tidak masuk dalam Daftar Barang Milik Kekayaan Daerah, dan daftar inventaris lainnya (tidak boleh ada yang tidak tercatat!) 4. Mempersiapkan peralatan inventarisasi : form entry data, aplikasi komputer untuk entry data, ruang studio kerja, peralatan survei lapangan dan lain-lain 2. Tahap Pelaksanaan 1. Identifikasi fisik aset : lokasi, luas/volume, kondisi, umur, peta, kategori aset, penguasaan aset, dan lain-lain 2. Identifikasi aspek legal : dokumen penguasaan, status legal aset menurut kategori (operasional, penyertaan, penggunausahaan, dll), status penguasaan aset (kuat, lemah, sengketa, dikuasai pihak lain, dll), dan aspek legal lainnya 3. Identifikasi potensi ekonomi : potensi pasar lokal & regional, potensi intrisik aset, rencana tata ruang, dan aspek potensi ekonomi aset lainnya Step 2. Penilaian Aset JENIS NILAI INVENTARI SASI ASET OPERASIONAL NON-OPERASIONAL Nilai buku Nilai pasar JENIS NILAI Nilai buku Nilai pasar Nilai potensi Proses PENILAIAN Database Aset *) Standar Penilaian Indonesia (SPI) Step 3.(a) Penilaian Aspek Hukum Mempelajari dokumen dan surat bukti kepemilikan areal tanahnya: Sertifikat Hak Penguasaan Sertifikat atau surat-surat tanah hak lainnya Surat-surat bukti pembebasan tanah berikut surat tanah sebelum dibebaskan Surat-surat tanah yang bermasalah Berita acara pengesahan tanah dan surat-surat perjanjian penyerahan penggunaan bidang-bidang tanah (bagian-bagian dari tanah HPL) kepada pihak ketiga (instansi pemerintah, lembaga non departemen dan perusahaan swasta) Surat-surat perjanjian dan pengembangan tanah dengan pihak ketiga (BOT, disewakan dll) Mempelajari dan mengadakan pemeriksaan peta-peta rincikan dari masing-masing areal tanah kawasan, meliputi batas-batas areal tanah melalui plotting, gambar situasi atau surat-surat ukur setiap bidang tanah serta bidang-bidang tanah yang bermasalah pada areal bersangkutan Mempelajari status tanah yang tersedia, peruntukan tanahnya sekarang dan peruntukan tanahnya menurut regulasi tata ruang Mempelajari pemasalahan hukum yang berlangsung atas tanah-tanah yang bermasalah Analisis yuridis mengenai penyelesaian tanah-tanah bermasalah Tinjauan aspek hukum dalam penerapan estate management dalam rangka pengelolaan tanah pada areal kawasan Step 4.(a) Strategi Manajemen Aset 1. Identifikasi kinerja aset (asset performance) Locational quality Kinerja aset dapat dianalisis dengan 4 (empat) kriteria, yaitu : Kualitas lokasi, yaitu lokasi aset dilihat dari aspek aksesibilitas, nilai tanah, pertumbuhan ekonomi kawasan, rencana tata ruang dan lain-lain. Investment opportunity Asset performance Utilisation quality Utilisasi penggunaan, yaitu kinerja penggunaan aset dilihat dari okupansi ruang, biaya sewa/operasional, level of services, dan aspek lainnya. Peluang pasar, yaitu potensi peluang pasar properti berkaitan dengan aset, meliputi sektor properti, daya tarik pasar, daya saing aset, dan lainnya. Market opportunity Service standard Peluang investasi, yaitu peluang investasi berkaitan dengan aset bersangkutan, meliputi daya tarik investasi, investment sustainability, preferensi pelaku investasi dan aspek lainnya. Operational assets Ke-empat indikator tersebut akan diterapkan dalam dua kelompok : Aset operasional, yaitu aset-aset yang terkait dengan operasionalisasi pemerintah daerah Non operational ass. Asset reformation framework Aset non operasional, yaitu aset-aset yang tidak secara langsung berkaitan dengan operasionalisasi, yaitu aset surplus, aset ditempatkan, aset disewakan, dan lain-lain Step 4.(b) Strategi Manajemen Aset High Utilization High Utilization EFFICIENCY H i g h c o s t Strategi pengelolaan aset operasional meliputi 4 (empat) hal, yaitu : STANDARDIZED Quadrant II Quadrant I Quadrant IV Quadrant III UP GRADE 2. Strategi pengelolaan aset operasional OPTIMALIZED L o w c o s t Standarisasi, yaitu penetapan pengelolaan aset yang mampu mencapai tingkat utilisasi tinggi dengan biaya yang rendah sebagai acuan baku (benchmark) Efisiensi, yaitu penetapan efisiensi dalam pengelolaan aset yang tingkat utilisasi tinggi namun masih memerlukan biaya tinggi pula Optimalisasi, yaitu menetapkan strategi optimalisasi atas utilisasi aset yang memiliki biaya rendah Up-grade, yaitu melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan kinerja atas aset yang memiliki kriteria tingkat utilisasi rendah namun berbiaya tinggi Low Utilization Untuk implementasi ke-empat strategi pengelolaan aset operasional tersebut perlu dilakukan langkah-langkah, yaitu : Penetapan kriteria pemanfaatan aset berdasarkan tingkat utilisasi dan biaya operasional Pemetaan aset operasional berdasarkan kriteria tingkat utilisasi dan pemakaian biaya operasional Penetapan strategi pengelolaan aset : program, time frame, implementasi, monitoring, evaluasi Step 4.(c] Strategi Manajemen Aset High Market opp. High Utilization RESTRUCTURE & REVITALIZE 3. Strategi pengelolaan aset non-operasional REVITALIZE Strategi pengelolaan aset operasional meliputi 4 (empat) hal, yaitu : Quadrant II Quadrant I Revitalisasi, yaitu strategi untuk pemanfaatan aset untuk meraih peluang pasar dan keuntungan investasi yang tinggi Quadrant IV Quadrant III Restrukturisasi dan revitalisasi, yaitu strategi untuk melakukan restrukturisasi atas pemanfaatan aset untuk kemudian melakukan revitalisasi aset atas aset non operasional yang memiliki peluang pasar atau peluang investasi tinggi DISPOSE RESTRUCTURE & REVITALIZE Dispose, yaitu melakukan dispose actiaon atas aset yang dinilai kurang memiliki peluang pasar maupun keuntungan investasi, biasanya disinergikan dengan kebutuhan pemanfaatan aset untuk program non profit atau darurat Asset restructuring Joint operation Dispose Low Market opp. Asset revitalization Asset Revitalization Framework Step 4.(d) Strategi Manajemen Aset 4. Strategi infrastruktur pengelolaan aset Strategi infrastruktur pengelolaan aset daerah, yaitu : Asset Institutional Teknologi, yaitu infrastruktur teknologi yang memudahkan dan membantu upaya pengelolaan aset daerah berupa SIMA : sistem informasi manajemen aset daerah yang merupakan pengembangan dari SIMBADA : sistem informasi barang daerah Revitalization Institusional, yaitu penetapan infrastruktur kelembagaan (institusional) yang mendukung upaya pengelolaan aset daerah secara optimal, meliputi tugas, kewenangan, mekanisme & prosedur Restructuring Keuangan, yaitu mekanisme, penganggaran maupun alokasi dana dalam upaya pengelolaan aset daerah terkait dengan misi dan pencapaian kinerja pengelolaan aset daerah yang dituju Infrastructure Strategic Planning Framework Accountable, Manageable, Implementable, Profitable TERIMA KASIH ATAS KESEMPATAN DAN PERHATIANNYA