ISOLASI DAN KARAKTERISASI ACTINOMYCETES-ASOSIASI SPONS PENGHASIL ANTIBIOTIK KOLEKSI PULAU BARRANG LOMPO MAKASSAR DISERTASI Oleh Herlina Rante 07/264423/SFA/28 Promotor : Prof. Dr. Wahyono, SU., Apt Co-Promotor : Prof. Dr. Gemini Alam, M.Si., Apt Co-Promotor : Dr.rer.nat. Yosi Bayu Murti, M.Si., Apt PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Actinomycetes merupakan jenis mikroorganisme yang sangat penting sebagai penghasil metabolit sekunder untuk pengobatan. Senyawa bioaktif dari mikroba diperoleh melalui serangkaian penapisan untuk menghasilkan suatu senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengindentifikasi bakteri actinomycetes dari spons yang berasal dari pulau Barranglompo Makassar dan mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa antibakteri secara bioassay guided fractination Isolasi Actinomycetes dari spons dilakukan dengan metode spread plate menggunakan media SNA (Starch Nitrate Agar). Identifikasi bakteri Actinomycetes berdasarkan bentuk morfologi dan fisiologi serta karakter molekuler dengan gen16S rRNA. Deteksi gen Non-Ribosom Peptida Sintetase (NRPS) dilakukan untuk mengetahui korelasinya terhadap senyawa antibakteri yang dihasilkan. Isolat actinomycetes yang paling aktif difermentasi dan diekstraksi dengan etil asetat. Pemisahan senyawa antibakteri dilakukan dengan metode kromatografi cair vakum dan KLT preparatif. Struktur senyawa aktifnya ditentukan berdasarkan data spektrum UV-Vis, IR, 1H-NMR, 13C-NMR, 2D NMR, dan spektrum massa. Karakterisasi secara molekuler menunjukkan bahwa isolat actinomycetes memiliki hubungan kekerabatan yang paling dekat dengan Streptomyces parvulus dan Uncultured Streptomyces sp. dengan nilai similaritas 81,68%. Hasil yang diperoleh dari karakterisasi senyawa antibakteri berdasarkan data-data yang ada menunjukkan bahwa senyawa tersebut mengarah kepada actinomycin D atau Dactinomycin. Hal ini didukung oleh hasil sekuensing gen NRPS menunjukkan adanya kemiripan dengan S. parvulus yang diketahui menghasilkan metabolit sekunder dari kelompok senyawa peptida salah satunya Actinomycin D (Dactinomycin). Kadar hambat minimal 0,0195 µg/ml terhadap Staphylococcus. aureus resisten antibiotik Kata kunci : actinomycetes asosiasi spons, dactinomycin, Streptomyces parvulus S. aureus resisten antibiotik, RINGKASAN Peningkatan terapi antimikroba dan penemuan anggota-anggota baru golongan antimikroba melalui cara penapisan kimia sintetik atau fermentasi, memacu perkembangan produksi senyawa antimikroba selama dasawarsa terakhir. Di sisi lain permasalahan resistensi antimikroba juga semakin meningkat seiring dengan peningkatan penggunaannya. Hal ini memicu dilakukannya eksplorasi dan kajian potensi terhadap sumber daya alam sebagai upaya mengatasi masalah resistensi ini. Data dari National Cancer Institute Washington, yang telah melakukan proses skrining menunjukkan bahwa beberapa biota laut memiliki aktivitas biologi. Lebih dari 20 kategori senyawa bioaktif yang berbeda-beda telah ditemukan, seperti antivirus, antibiotik, antiinflamasi, antileukimia, dan insektisidal, sitotoksin, antihelmentik dan antikanker (Burrens dan Clement, 1993; Crews dan Hunter, 1993). Senyawa bioaktif tersebut umumnya ditemukan pada kelompok spons laut (Zhang et al., 2006). Adanya dugaan bahwa keberagaman dan keberadaan senyawa bioaktif yang tinggi dari spons berhubungan dengan asosiasi bakteri yang melimpah dalam spons laut (Zhang et al., 2009). Beberapa mikrobia yang ditemukan berasosiasi dengan spons juga menghasilkan komponen bioaktif . Bakteri dapat berkontribusi hingga 40 % dari biomassa spons ( setara dengan sekitar 108 – 109 bakteri/g jaringan) dan kemungkinan berasosiasi secara permanen dengan spon inang (G&himathi et al., 2008). Beberapa studi membuktikan bahwa bakteri yang berasosiasi dengan spons merupakan sumber senyawa bioaktif yang sesungguhnya dari beberapa produk bahan alam yang dihasilkan oleh spons. Sehingga mikroorganisme laut, terutama yang berasosiasi dengan spons menjadi salah satu fokus penelitian dalam mikrobiologi dan produk bahan alam laut (Zhang et al., 2009). Mikroorganisme yang berasosiasi dengan spons merupakan sumber senyawa bioaktif yang menjanjikan dalam pencarian produk hayati laut, yang menghasilkan senyawa bioaktif dengan berbagai aktivitas biologi. Mikrobia tersebut, misalnya kelompok actinomycetes. Hasil sekuen 16S rRNA terhadap isolat actinomycetes BLP 20 menunjukkan hubungan kekerabatan paling dekat dengan spesies Uncultured Streptomyces sp dan S. parvulus. Berdasarkan pada pohon filogeni dan nilai similaritas sekuen 16S rRNA menunjukkan bahwa isolat BLP 20 merupakan anggota Streptomyces dengan nilai similaritas 81,68 % . berdasarkan perbedaan nukleotida antara strain 20/BLP dengan Uncultured Streptomyces sp dan S. parvulus terlihat bahwa dari 1348 jumlah nukleotida ada 247 yang memiliki perbedaan dengan similaritas 81,68%. Hal ini sesuai juga dengan analisis filogenetiknya yang menunjukkan bahwa strain 20/BLP memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan Uncultured Streptomyces sp dan S. parvulus. Hasil sekuen gen NRPS selanjutnyadi BLAST (Basic Local Alignment Search Tool) melalui http://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi. Hasil BLAST menunjukkan bahwa urutan nukleotida gen NRPS BLP 20, memiliki kemiripan paling tinggi dengan Streptomyces parvulus dengan nilai similaritas sebesar 99% . S. parvulus memproduksi beberapa senyawa bioaktif diantaranya Actinomycin D atau Dactinomycin (Chin & Tseng, 1992; Rahman et al., 2010). Berdasarkan data-data spektrum pendukung (UV, NMR, LC-MS) serta referensi pendukung dan sekuen gen NRPS dapat disimpulkan bahwa senyawa yang dihasilkan oleh isolat actinomycetes terpilih (20/BLP) mengarah kepada senyawa Actinomycin D (Dactinomycin). Isolat actinomycetes 20/BLP mampu menghasilkan senyawa antibakteri dengan kadar hambat minimal 0,0195 µg/ml terhadap Staphylococcus. aureus resisten antibiotik