AKTIVITAS ANTIVIRUS DARI EKSTRAK SPONS Clathria basilana DAN Oceanapia amboinensk TERHADAP SIML4N RETROMRUS SEROTIPE-2 SECARA IN- MTRO AMOR TRESNA KARYAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 AMOR TRESNA KARYAWATI. Aktivitas Antivirus dari Ekstrak Spons Clathria basilana dan Oceanapiu adoinens& terhadap Simian Retrovirus Serotipe-2 secara In-vitro. Dibiibing oleh JOKO PAMUNGKAS dan IRMA HERAWATI SUPARTO. Jumlah orang dengan Human Immunodeficiency Virus 0 / Acquired Immuno&ficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia semakin meningkat, kebutuhan obat anti HJY juga meningkat. Pencarian obat antivirus dari bahan alam banyak dilakukan. Salah satu bahan dam yang banyak diteliti sebagai obat adalah spons, karena mengandung senyawa-senyawa yang berkhasiat obat bagi manusia. Spons adalah invertebrata laut penghasil senyawa bioaktif. Biota ini hidup di terumbu karang, berpori, dan mampu menghasilkan senyawa kimia yang memilii aktivitas antivirus. Spons banyak terdapat di perairan laut daerah tropis, antara lain perairan laut yang terletak di sekitar plat Sahul (antara bagian tenggara Indonesia dan bagian barat laut Australia). Terdapat sekitar 830 jenis spons yang hidup di wilayah laut Indonesia. Oleh karena itu, penelitian tentang spons yang hidup di perairan laut Indonesia perlu dilakukan agar spons tersebut dapat dimanfaatkcin secara optimum dan lestari sebagai surnber obat alami. Spons C. basilam dan 0. amboinensis banyak terdapat di perairau pantai Tablolong dan pantai Paradise, Kupang-Nusa Tenggara Timur. Kedua spons ini diteliti aktivitas antivirusnya terhadap Simian Retrovirus mtipe-2 (SRV-2). SRV-2 dipilih sebagai model pada penelitian ini, karena gejala penyakit yang ditimbulkan oleh SRV-2 berspektrum luas. Sasaran SRV-2 tidak hanya sel-sel imunitas saja, tetapi juga mampu menginfeksi sel-sel lainnya. Dengan demikian SRV-2 dapat ditumbuhkan pada sel A549 atau sel lestari yang berasal dari sel kanker paru-paru manusia Replikasi SRV-2 pada sel A549 tidak menyebabkan lisis sel, sehingga memudahkan untuk mendeteksi pengurangan jumlah pelepasan virus dari sel A549 kedalarn supernatan Mtur sel. SRV-2 masih satu famili dengan HIV, yaitu famili Retroviridae. Inang alami dan hang fatalnya adalah monyet Asia dari genus Macaca.-Monyet-monyet dari genus Macaca banyak yang terinfeksi SRV2. V h ini menyebabkan Simian Acquired Immunodeficiency Syndrome (SAIDS) pada monyet genus Macaca. Gejala SAIDS sangat mirip dengan gejala AIDS pada manusia. Monyet yang terinfeksi SRV-2 umumnya mengalami diare, kehilangan berat badan dalam waktu yang singkat, anemia, kehilangan sel-sel lirnfosit T dan B, infeksi oportunistik, dan tumor pada jaringan ikat atau retroperitoneal fibromatosis. Oleh karena itu, SRV-2 dapat dijadikan sebagai model dari HIV. Penelitian aktivitas antivirus dari spons C. basilana dan 0. amboinensis dilakukan dalam 4 tahap, yaitu ekstraksi spons, uji toksisitas ekstrak spons, uji pelepasan virus dan uji antivirus. Sel A549 yang telah diiieksi SRV-2 ditumbuhkan secara in-vitro dan diberikan penambahan ekstrak spons dan obat antiretrovirus. Supematan dari kultur sel dikoleksi pada hari ke-2 dan hari ke-4 setelah penambahan ekstrak. Ekstraksi RNA dilakukan terhadap supernatan, dilanjutkan dengan One Step Reverse Transcriptme Real-Time PCR sehingga