gambaran pengetahuan cara memandikan bayi baru lahir pada

advertisement
GAMBARAN PENGETAHUAN CARA MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR PADA
IBU NIFAS PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGARAN
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
Raditya Titis Widowati¹), Ari Andayani²), Eti Salafas³)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN CARA MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR PADA IBU
NIFAS PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGARAN KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG. Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi
para orang tua terutama bila mereka baru pertama kali mempunyai seorang bayi. Tidak sedikit dari
mereka yang tidak mengetahui bagaimana cara memandikan bayi yang benar sehingga mereka
menyerahkan semua urusan memandikan bayi kepada pengasuh bayi atau kepada neneknya.
Padahal saat mandi merupakan saat yang tepat untuk mencurahkan kasih sayang orang tua kepada
anaknya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum primipara tentang cara
memandikan bayi baru lahir. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum primipara yaitu sebanyak 27
orang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 27 orang, teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan sample jenuh. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli. Instrumen
dalam penelitian ini berupa kuisioner yang terdiri dari 18 pertanyaan tentang gambaran pengetahuan
ibu nifas primipara cara memandikasn bayi baru lahir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 18 responden (66,7%),
dimana terdapat kasus 5 bayi (25%) mengalami infeksi kulit.
Dengan hasil penelitian tersebut diharapkan responden lebih meningkatkan pengetahuannya tentang
perawatan bayi baru lahir, dengan adanya peran serta dan kerjasama dari tenaga medis dan tim
kesehatan lainnya dalam memberikan informasi yang tepat, akurat, serta berkesinambungan melalui
penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu nifas, agar mereka mengerti tentang bagaimana perawatan
bayi baru lahir khususnya cara memandikan bayi baru lahir.
Kata kunci
Referensi
: Pengetahuan, Ibu Nifas, Primipara
: 21 (2005-2011)
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
1
Raditya Titis Widowati¹), Ari Andayani²), Eti Salafas³)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OFNEWBORN BATHING TECHNIQUE KNOWLEDGE ON
PRIMIPARAPOST PARTUM MOTHER AT TENGARAN HEALTH CENTRE
SEMARANG REGENCY. Bhate the babies has a challenge for parents, especially if they have
baby for the first time. A lot of hem don’t know how to bathing baby correctly so they give all of
about bathing baby to the baby sister or grandmother. Where as when take a bath is right time to
pour all of parents love to their baby.
The purpose of this study is to knowthe description of primipara postpatum mother’s knowledge
about baby bath tehnique. The study’s design used descriptive. Population of this study were all of
primipara postpartum mothers as many as 27 mothers, sample were 27 respondents, and technique
sampling with total sampling. This study was implemented in july 2013. The instrument of this
study was quessioners with 18 questions about the description of primipara postpatum mother’s
knowledge about baby bath tehnique. The result of this study showed that most of respondents
namely 18 respondent (66,7%) have enough knowledge.
From that result, respondents are expected to increase their knowledge about the baby’s care with
medical personal’s participation and other medical teams to give right information, accurate, and
sustainable with counseling to pregnant and postpartum mothers so they understand who to care
baby especially baby bath technique
Keywords
: Knowledge, Postpartum Mothers, Primipara.
Bibliography : 21 (2005-2011)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelahiran bayi sangat diharapkan bagi
kaum ibu. Apalagi ibu yang pertama kali
melahirkan. Setiap ibu yang menatap wajah
bayi pertama kali setelah lahir didunia akan
merasakan kebahagiaan yang tidak bisa
ternilai harganya. Semua orang menginginkan
bayi dapat tumbuh dengan sehat, untuk
mendapatkan bayi sehat diperlukan perawatan
menyeluruh seperti halnya memandikan.
Tubuh bayi mengalami sejumlah adaptasi
psikologik, bayi memerlukan pemantauan
ketat untuk menentukan masa transisi
kehidupannya ke kehidupan luar uterus
berlangsung baik. Bayi baru lahir juga
membutuhkan
asuhan
yang
dapat
meningkatkan
kesempatan
untuknya
menjalani masa transisi dengan baik (Sari,
2011).
Saat ini ilmu semakin berkembang.
Dahulu bayi yang baru lahir biasanya
langsung dimandikan, baik itu oleh bidan
maupun dukun beranak. Namun saat ini sudah
berubah, sekarang bayi baru lahir baru
dimandikan
enam
jam
dari
waktu
kelahirannya atau setelah suhu tubuhnya
stabil. Tujuan memandikan bayi adalah
membersihkan bayi yang berlumuran darah,
lendir, mekonium atau kotoran bayi yang
warnanya hitam kental, air ketuban, dan
lemak berwarna putih yang kelihatan sangat
menjijikkan (Sarwono, 2005). Bayi yang baru
lahir sebaiknya tidak dimandikan walaupun
dengan air hangat, karena belum bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya. Bayi akan mudah kehilangan panas
dan bisa terjadi hipotermi apabila terlalu lama
melakukan kontak dengan udara secara
langsung tanpa menggunakan alat pelindung.
Hipotermi
merupakan
salah
satu
penyebab angka morbiditas dan mortalitas
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
2
pada neonatal, sekitar 7% bayi baru lahir
angka kematian bayi sebesar 118 dari
21,17/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah
dikembangkan tindakan untuk mencegah
hipotermi pada neonatal (bayi) yaitu dengan
menunda memandikan bayi sampai suhu
tubuh stabil (Dinkes, 2010). Disamping itu
infeksi neonatorum pada saluran pernafasan
juga merupakan salah satu penyebab dari
memandikan yang tidak bersih sekitar 11,56%
– 49,9% merupakan kematian bayi karena
infeksi tersebut. Jika bayi dibasahi dengan air,
maka panas yang ada dalam tubuhnya akan
terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun
drastis. Jika bayi yang baru lahir kehilangan
suhu tubuh, darah yang mengalir dalam tubuh
yang berfungsi membawa oksigen keseluruh
tubuhnya akan berkurang. Bukan hanya itu,
akibat kekurangan oksigen tersebut maka
beberapa sel-sel tubuh akan mengalami
kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak
yang sensitif. Memandikan bayi pada
umumnya dilakukan pada jam 10 pagi
terutama untuk bayi yang masih kecil. Dalam
mingu-minggu pertama bayi cukup mandi
sehari satu kali di pagi hari. Temperatur panas
air kita ukur dengan mengira-ngira
menggunakan
siku-siku
tangan
kita
(Prawirohardjo,
2005).
Begitu
juga
perlengkapan bayi khusus dari bahan yang
lembut agar tidak terjadi infeksi disamping itu
bayi juga sangat sensitif.
Memandikan bayi merupakan alat
komunikasi antara orang tua dengan bayi,
karena saat mandi orang tua biasanya
melakukan sentuhan, usapan dan bicara
langsung walaupun bayi tidak mengerti arti
ucapan tersebut. Jarang ditemui bayi yang
takut air, sebab air bagi bayi sudah
merupakan hal yang biasa, bayi sewaktu
masih janin sudah merupakan hal yang biasa.
Bayi sewaktu masih janin sudah berenang
dengan ketuban dalam kandungan. Itulah
sebabnya jika kita membatasi bayi bermain
dengan air pada saat memandikan bayi akan
menangis (Sari, 2011).
Memandikan bayi bagi ibu nifas
merupakan pekerjaan yang berat dan
membingungkan karena kondisi tali pusat
yang masih basah selain itu ibu juga takut
akan terjadi infeksi karena kondisi tali pusat
yang masih basah, di tambah lagi dengan
kondisi ibu setelah proses persalinan yang
melelahkan dan bertambah sulit jika ibu
bersalin post Sectio Secaria atau terlalu lama
dalam menjalankan proses persalinan. Namun
jika
mereka
mengetahui
pedoman
memandikan bayi karena sebelumnya sudah
pernah memiliki anak maka hal itu bukanlah
pekerjaan yang berat terkadang ibu nifas
menyerahkan anaknya pada baby sister,
pembantu atau kepada orang tuanya untuk
memandikan sang bayi.
Berdasarkan data yang didapat di Desa
Cukil Kecamatan Tengaran bulan Oktober
2012 ibu melahirkan sebanyak 35 orang.
Berdasarkan hasil wawancara sementara
terhadap 12 ibu nifas yang mempunyai bayi
baru lahir umur 0 – 28 hari di Desa Cukil
Kecamatan Tengaran pada bulan oktober
2012 didapatkan data 9 orang ibu nifas (75%)
pengetahuannya kurang dalam memandikan
bayi dan 3 orang ibu nifas (25%)
pengetahuannya baik dalam memandikan
bayinya. Diketahui semuanya tidak bisa cara
memandikan bayi dengan benar dan bahkan
bisa dikatakan 50% ibu nifas yang ada dilahan
menyerahkan bayinya untuk dimandikan atau
dirawat oleh dukun bayi, orang tua, nenek,
dan atau mertuanya. Dan disini ternyata juga
terdapat kasus masih banyak bayi yang
mengalami infeksi kulit dari 12 bayi ibu,
berdasarkan survei di lahan berdasarkan hasil
observasi ada 5 bayi (25%), terdapat bintikbintik disekitar leher, kulit mengelupas, lecet
memerah di lipatan paha, dan bintik-bintik
disekitar bikong bayi.Hal ini disebabkan
karena bayi tidak dimandikan hanya dilap saja
tidak diperhatikan kebersihan pada lipatanlipatan organ bayi yang terjadi infeksi seperti
di leher, ketiak, bokong dan lain-lain yang
mana daerah tersebut sensitif terhadap
kemungkinan terjadinya infeksi oleh jamur.
Berdasarkan masalah tersebut diatas,
penulis tertarik untuk meneliti “Gambaran
Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru
Lahir pada Ibu Nifas Primipara di Wilayah
Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang”.
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
3
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah penelitian
deskriptif tentang gambaran pengetahuan cara
memandikan bayi baru lahir dengan
pengambilan data menggunakan kuisioner.
Penelitian sudah dilaksanakan pada bulan Juli
2013 dengan jumlah populasi berjumlah 27
ibu nifas primipara di wilayah kerja
Puskesmas
Tengaran.
Sampel
dalam
penelitian ini sejumlah 27 ibu nifas primipara
yang memenuhi kriteria inklusi dan
sampelnya tersebut dapat mewakili semua
populasi. Penelitian ini menggunakan teknik
Total Sampling atau Sampel Jenuh, di
wilayah kerja Puskesmas Tengaran secara
door to door.
Instrument penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesionerterdiri
dari 20 pertanyaan tentang gambaran
pengetahuan ibu nifas primipara tentang
menandikan bayi yang benar. Analisa data
penelitian ini menggunakan analisi univariat
untuk menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik setiap variable penelitian.
Analisa ini menggambarkan tiap-tiap variable
dengan menggunakan distribusi frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menggunakan analisa
univariat. Analisis Univariat digunakan untuk
membuat gambaran tentang pengetahuan
responden tentang memandikan bayi, dimana
hasilnya disajikan berikut ini.
Tabel 1 Distribusi
frekuensi
umur
responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Tengaran.
Umur (tahun)
<20
20-35
>35
Total
Frekuensi
6
20
1
27
Presentase (%)
22,2%
74,1%
3,7%
100,0
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa
responden sebagian besar berumur 20-35
tahun yakni, 20 responden (74,1%), dan
paling sedikit berumur >35 tahun yakni, 1
responden (3,7%).
Tabel 2 Distribusi frekuensi pendidikan
responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Tengaran.
Pendidikan
PT
SMA
SMP
SD
Total
Frekuensi
3
13
8
3
27
Presentase
11,1%
48,1%
29,6%
11,1%
100,0
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa
responden sebagian besar berpendidikan
SMA yakni, 13 responden (48,1%), dan
sebagian kecil berpendidikan SD yakni, 3
responden (11,1%).
Tabel 3. Distribusi frekuensi pengalaman
responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Tengaran.
Pengalaman
Pernah
Tidak pernah
Total
Frekuensi
6
21
27
Presentase
22,2%
77,8%
100,0
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa
responden sebagian besar tidak pernah punya
pengalaman yakni, 21 responden (77,8%),
dan sebagian kecil pernah punya pengalaman
yakni, 6 responden (22,2%).
Tabel 4 Distribusi
frekuensi
sumber
informasi responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Tengaran
Sumber
informasi
Tidak ada
Orang lain
Total
Frekuensi
Persentase
20
7
27
74,1%
25,9%
100,0
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa
responden sebagian besar tidak ada sumber
informasi yakni, 20 responden (74,1%), dan
sebagian kecil mendapat informasi dari orang
lain yakni, 7 responden (25,9%).
Tabel 5 Distribusi frekuensi gambaran
pengetahuan ibu nifas primipara
secara umum
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Frekuensi
1
18
8
27
Persen
3,7
66,7
29,6
100,0
4
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
bahwa pengetahuan responden tentang
memandikan bayi baru lahir yaitu dengan
pengetahuan baik sebanyak 1 responden
(3,7%), pengetahuan cukup sebanyak 18
responden (66,7%), dan berpengetahuan
kurang sebanyak 8 responden (29,6%).
Tabel 6 Distribusi frekuensi hasil jawaban kuisioner responden
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Pertanyaan
Mandi membersihkan tubuh dengan air
Memandikan bayi hanya di bagian yang kotor
saja
Memandikan bisa mengurangi resiko infeksi
Tujuan memandikan bayi menjaga
kebersihan, member rasa segar, dan member
rangsangan pada kulit bayi
setelah dimandikan bayi akan lebih nyaman
dan mudah tidur
Mandi bisa membuat bayi rewel dan tidak
bisa tidur
Bayi kurang dari 6 jam boleh dimandikan
Kebutuhan mandi bayi harus didekatkan
dengan jangkauan kita
Air untuk memandikan dengan suhu suamsuam kuku
Bayi boleh diamndikan di ruangan terbuka
atau ber AC
Bayi kedinginan boleh dimandikan
Bayi boleh diamndikan jika kondisi sehat
Kassa steril merupakan untuk membungkus
tali pusat
Membersihkan alat kelamin pada bayi dari
arah depan ke belakang
Tali pusat di bungkus dengan kassa betadine
Saat mandi tidak perlu memperhatikan daerah
lipatan-lipatan bayi
Membersihkan mata dengan menggunakan
kapas yang direndam air matang
Cara memegang bayi saat dimandikan dengan
tangan berada diantara ketiak dan lengan,
kemudian tangan menyangga kepala
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
bahwa pengetahuan responden tentang
memandikan bayi baru lahir yaitu dengan
pengetahuan baik sebanyak 1 responden
(3,7%), pengetahuan cukup sebanyak 18
responden (66,7%), dan berpengetahuan
kurang sebanyak 8 responden (29,6%).
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu
nifas primipara tentang memandikan bayi
didapatkan bahwa sebagian besar responden
Frekuensi
Benar
Salah
23 (85,2%)
4 (14,8%)
21 (77,8%)
6 (22,2%)
Total
27 (100%)
27 (100%)
16 (59,3%)
26 (96,3%)
11 (40,7%)
1 (3,7%)
27 (100%)
27 (100%)
6 (22,2%)
21 (77,8%)
27 (100%)
17 (63,0%)
10 (37,0%)
27 (100%)
10 (37,0%)
18 (66,7%)
17 (63,0%)
9 (33,3%)
27 (100%)
27 (100%)
17 (63,0%)
10 (37,0%)
27 (100%)
16 (59,3%)
11 (40,7%)
27 (100%)
4 (14,8%)
23 (85,2%)
17 (63,0%)
23 (85,2%)
4 (14,8%)
10 (37,0%)
27 (100%)
27 (100%)
27 (100%)
14 (51,9%)
13 (48,1%)
27 (100%)
20 (74,1%)
16 (59,3%)
7 (25,9%)
11 (40,7%)
27 (100%)
27 (100%)
11 (40,7%)
16 (59,3%)
27 (100%)
19 (70,4%)
8 (29,6%)
27 (100%)
dengan tingkat pengetahuan cukup, yaitu
sejumlah 18 responden (66,7%). Kurangnya
pengetahuan tentang memandikan bayi,
disebabkan karena kurangnya minat pada ibu
untuk bisa merawat bayinya di usia dini 0-28
hari dalam hal memandikan bayi. Sebagian
besar ibu setelah melahirkan langsung
menyerahkan untuk perawatan bayinya
kepada orang lain, misalnya nenek, dukun,
atau babysister. Dengan tidak adanya minat
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
5
ibu sehingga ibu juga tidak berusaha mencari
informasi tentang memandikan bayi, dan
kalaupun
pernah
mendapatkan
dan
mendengarnya,
mereka
cenderung
mengabaikan informasi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban
pertanyaan tentang pengertian memandikan
bayi yaitu memandikan bayi adalah
membersihkan tubuh dengan air, didapatkan
bahwa sebagian besar responden bisa
menjawab benar, yaitu sejumlah 23 responden
(85,2%). Responden sudah mengetahui
pemahaman tentang memandikan bayi bahwa
mandi merupakan kebutuhan sehari-hari yang
harus diperhatikan perawatannya untuk
mencegah suatu infeksi. Disamping itu masih
banyak responden menjawab dengan salah
yaitu tentang pertanyaan bahwa memandikan
bayi hanya membersihkan bagian yang kotor
saja sebanyak 6 responden (22,2%).
Menurut
Medise
(2011),
mandi
merupakan kebutuhan pokok bayi yang harus
diperhatikan yang harus harus dilakukan
secara rutin.Kulit bayi yang masih sangat
sensitif terhadap kemungkinan terjadinya
infeksi sehingga kebersihan kulit harus
senantiasa dijaga.Hal ini kemungkinan bisa
dipengaruhi oleh sumber informasi yang
didapat oleh responden.Hal ini terbukti pada
penelitian
sebagian
besar
responden
mengatakan
bahwa
mereka
tidak
mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan
sebanyak 7 responden (25,9%). Selain
pengertian berdasarkan penelitian masih
banyaknya ibu yang menjawab pertanyaan
mengenai tujuan memandikan bayi bisa
mengurangi resiko terjadi infeksi tali pusat
sebanyak 11 responden (40,7%) salah.
Responden beranggapan bahwa dalam
memandikan bayi tidak terfokus pada
perawatan tali pusat. Padahal menurut Sari
(2011),
mandi
merupakan
perawatan
menyuluruh yang diberikan pada bayi dan
harus dilakukan sehari-hari untuk mengurangi
terjadinya infeksi.Apalagi pada bayi yang
baru berusia 0-7 hari dengan keadaan tali
pusat yang masih basah sehingga memicu
bakteri masuk dan mengakibatkan infeksi
karena kurang terjaganya kebersihan atau
bahkan
disebabkan
karena
dalam
memandikan tali pusat tidak dibersihkan
dengan benar.
Dalam hal ini berdasarkan penelitian
reponden memiliki pengetahuan yang kurang
sebnayak 21 responden (52,5%). Responden
tidak mengetahui karena mereka beranggapan
bahwa jika bayi dimandikan bayi akan
menjadi rewel, merasa kedinginan, dan tidak
bisa tidur. Pertanyaan
tentang waktu
memandikan bayi responden paling banyak
menjawab salah, yaitu sejumlah 17 responden
(63,0%), hal ini kemungkinan dapat
dipengaruhi oleh presepsi bahwa pada saat
bayi kenyang boleh dimandikan dan masih
ada dilakukannya memandikan bayi baru lahir
sebelem 6 jam. Pada waktu penelitian
beberapa ibu nifas masih beranggapan bahwa
bayi yang setelah kenyang kemudian
dimandikan maka akan merasa tenang dan
nyaman. Padahal sebaliknya memandikan
bayi setelah bayi merasa kenyang akan
menyebabkan bayi muntah. Menurut Sari
(2011), bayi baru lahir tidak harus
dimandikan segera setelah lahir hal ini bisa
mengakibatkan bayi mengalami kehilangan
panas. Waktu yang dilakukan memandikan
bayi yaitu jika bayi sudah berusia lebih dari 624 jam. Untuk minimal memandikan bayi
dipagi hari yaitu mulai antara jam 9-10 pagi
dimana
suhu
udara
tidak
terlalu
dingin,sehingga bayi tidak kedinginan.
Berdasarkan penilitian ibu nifas primipara
tentang pertanyaan persiapan memandikan
bayi bahwa bayi boleh dimandikan ruangan
ber AC dan terbuka, responden paling banyak
dalam menjawab salah yakni 11 responden
(40,7%).
Menurut
Supriatna
(2010),
memandikan bayi sebaikknya didalam suhu
ruangan yang tertutup dan dengan suhu
ruangan yang cukup hangat (20-25ºC) karena
untuk mengurangi
Pertanyaan
tentang
perlengkapan
memandikan bayi yakni kassa betadine boleh
digunakan untuk perawatan tali pusat,
responden paling banyak dalam menjawab
salah, yaitu 23 responden (85,2%). Menurut
Pudjiati (2011), saat ini betadine dan alkohol
sudah tidak boleh digunakan dalam perawatan
bayi baru lahir, apalagi digunakan untuk
merawat tali pusat setelah dimandikan. Hal
tersebut bisa membuat infeksi pada tali pusat,
dalam perawatan hal ini hanya digunakan
kassa steril saja agar kondisi tali pusat tidak
basah terus dan kotor.Hal ini dipengaruhi
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
6
adanya
sosial
budaya
lingkungan/kepercayaan.
Namun,
jika
responden memiliki pengetahuan dan
menerima informasi yang tepat dari nakes ibu
bisa melarang dukun untuk memberikan hal
tersebut.Hal ini terbukti pada saat dilakukan
penelitian mengenai pengetahuan tentang
persiapan memandikan bayi responden
memiliki pengetahuan kurang.
Masih banyaknya responden yang
menjawab pertanyaan salah tentang kondisi
bayi yang baru lahir/terjadi komplikasi boleh
dimandikan, yakni sebanyak 10 responden
(37,0%), hal ini bisa dipengaruhi oleh mereka
berfikir bahwa bayi yang baru saja lahir
banyak berlumuran darah sehingga perlu
langsung dimandikan agar bayi merasa
nyaman, sedangkan menurut Prawirohardjo
(2005), sebaiknya bayi dimandikan pada
waktu berumur 6 jam oleh sebab pada waktu
itu keadaan bayi dianggap sudah mulai stabil
dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya
sudah optimal. Berdasarkan penilitian ibu
nifas primipara tentang pertanyaan persiapan
memandikan bayi responden bisa menjawab
benar yaitu 11 responden (40,7%) dan yang
menjawab salah sebanyak 16 responden
(59,2%), hal ini dipengaruhi karena belum
adanya atau kurangnya pengalaman ibu dalam
memandikan
bayi.
Untuk
prosedur
membersihkan alat kelamin bayi diketahui
dari hasil penelitian banyak ibu yang tidak
mengetahui sebanyak 13 responden (26,0%),
untuk membersihkan alat kelamin pada bayi
harus dilakukan dengan menggunakan kapas
halus. Dimana untuk bayi perempuan
membersihkan genetalia dari arah depan
kebelakang dan untuk laki-laki yaitu dengan
membuka kulup penih agar tidak ada
penumpukan kerak di dalamnya.
Saat memandikan perlu diperhatikannya
daerah lipatan-lipatan pada bayi seperti
lipatan di leher, ketiak, paha dan daerah
pantat serta genetalia.Dalam prosedur ini
masih banyak juga responden tidak tahu
pentingnya hal tersebut. Hal ini terbukti dari
jawaban responden sebanyak 20 responden
(40,0%) menjawab salah. Karena mereka
beranggapan bahwa lipatan-lipatan bayi tidak
bisa terjadi infeksi.Padahal di daerah lipatanlipatan tersebut cenderung besar bisa
mengakibatkan infeksi kulit, mungkin
disebabkan karena adanya gesekan.Untuk
membersihkan mata, mulut, hidung, telinga
dan membungkus tali pusat masih dilakukan
dengan salah. Menurut Prawirohardjo (2005),
mata bayi harus selalu diperiksa untuk
melihat tanda-tanda infeksi.Mata dapat
dibersihkan dengan dengan air matang atau
air steril untuk menghindari infeksi mata.
Hidung harus dibersihkan karena kotoran bayi
akan membuat hidung bayi tersumbat dan
sulit bernafas, dan hidari memasukkan
gumpalan kapas kedalam hidung bayi. Mulut
dibersihkan dan diperiksa untuk melihat
kemungkinan infeksi dengan kandida (oral
trush). Kemudian untuk tali-pusat sebelum
lepas, sebaiknya dibersihkan dan diseka
dengan air hangat/matang dan dibungkus
dengan kassa steril saja. Akan tetapi oleh
karena suatu hal (kepercayaan, adat dan lainlain), bayi masih dibubuhi dengan alcohol
atau ramu-ramuan. Sehingga mereka tidak
tahu cara yang benar dalam memandikan bayi
baru lahir. Ditambah lagi kondisi bayi yang
masih lemah dengan kulit yang masih lembut
dan tulang bayi yang masih rawan. Hal
tersebut yang membuat ibu tidak percaya diri
dan merasa takut untuk memandikan bayinya.
Pengalaman sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan seseorang dimana seharusnya
dengan pengalaman yang kurang responden
bisa mencari tahu informasi pada tenaga
kesehatan mengenai perawatan bayi baru lahir
sehari-hari dirumah untuk menjaga kondisi
buah hatinya.
Hal ini terlihat setelah dilakukan
penelitian bahwa ibu tidak berusaha mencari
informasi sehingga ibu salah dalam menjawab
pertanyaan dan dalam pengetahuan ini
reponden
terbukti
memiliki
tingkat
pengetahuan yang cukup dengan pengalaman
yang kurang, 29 responden (77,7%), tidak
adanya sumber informasi yang didapat
sebanyak 11 responden (40,7%), faktor usia
responden 20-35 sebanyak 11 responden
(40,7%), dan faktor pendidikan responden
tamatan SMA sebanyak 8 responden (29,6%)
Hasil penelitian ini di dukung oleh Rahma
(2011), dengan judul Pengetahuan Ibu
Postpartum
Primipara
tentang
cara
Memandikan Bayi Baru Lahir di Ruang
Camar I RSU Daerah Arifin Achmad
Pekanbaru tahun 2011. Hasil penelitian
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
7
menunjukkan bahwa kelompok umur
responden yang terbanyak adalah pada
kelompok umur antara 20 – 25 tahun yaitu
sebanyak 19 orang (50 %), dari tingkat
pendidikan dapat dilihat bahwa yang
terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 15
orang (37,5 %), kemudian dari jenis pekerjaan
sebagian besar responden bekerja sebagai ibu
rumah tangga (IRT) sebanyak 24 orang (60
%), dan diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan yang cukup
yaitu sebanyak 24 orang (60 %).
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Tengaran
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang,
maka dapat diperoleh Gambaran karakteristik
ibu nifas primipara tentang cara memandikan
bayi baru lahir berdasarkan umur sebagian
besar berumur 20-35 tahun, yakni 20
responden (74,1%), pendidikan tamatan SMA
yakni 13 responden (48,1%), pengalaman
memandikan bayi tidak pernah sebanyak 21
responden (77,8%), dan sumber informasi
yang tidak di dapat yakni, 20 responden
(74,1%).Sebagian
besar
responden
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
cara memandikan bayi baru lahir sebanyak 18
responden (66,7%).
Saran
1. Bagi Masyarakat dan ibu nifas
Diharapkan masyarakat terutama ibu nifas
yang baru pertama kali melahirkan setelah
mendapatkan
pengetahuan
tentang
memandikan bayi baru lahir maka ibu nifas
dapat mengetahui dan mengaplikasikan
tentang memandikan bayi secara baik dan
benar.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan selanjutnya perlu dilakukan
penelitian yang lebih lanjut untuk
penelitian yang terkait dengan penelitian
ini
untuk
mengetahui
gambaran
pengetahuan ibu nifas primipara tentang
memandikan bayi baru lahir.
3. Bagi Bidan
Diharapkan dapat memberikan informasi
lebih lengkap tentang cara memandikan
bayi baru lahir dan perawatan tali pusat
tanpa menggunakan kassa betadine atau
alkohol kepada ibu nifas terutama ibu
nifas yang baru pertama kali melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan
Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihana.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Kapoh. Ramona Patricia. 2006. Buku Saku
Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi Baru
Lahir. Jakarta: EGC.
Kosim. M. Sholeh. 2008. Buku Panduan
manajemen Masalah bayi Baru Lahir
untuk Dokter, Perawat, Bidan di rumah
Sakit dan Rujukan Dasar. JHPIEGO
Maulana, Mirza. 2009. Seluk Beluk Merawat
Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Gara
Ilmu.
Manuaba, I. G. Bagus. 2008. Ilmu Kebidanan
dan penyakit Kandungan dan keluarga
Berencana. Jakarta: EGC.
Medise, Rini Sekartini. 2011. Buku Pintar
Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda.
Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi
dan anak balita. Jakarta: Salemba
Mediaka.
Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Kebidanan
Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan
Bayi dan anak (Untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Pranoto, 2009. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Hanifa, 2005. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Pudjiatuti, Ratna Dewi. 2011. Buku ajar
kebidana komunitas. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
8
Retna, Eny. 2008. Asuhan Kebidana Nifas.
Yogyakarta. Mitra Cendika.
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi
penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan kebidanan pada
Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sari, Rini Susanti. 2011. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Akademi Kebidanan Ngudi
Waluyo.
Varney, Hellen. 2006. Buku saku Bidan.
Jakarta: EGC.
Widyasih, Hesty. 2009. Perawatan Masa
Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
9
GAMBARAN PENGETAHUAN CARA MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR PADA
IBU NIFAS PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGARAN
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh :
RADITYA TITIS WIDOWATI
0101299
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013
Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru Lahir pada Ibu Nifas Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
10
Download