pengaruh pendidikan kesehatan caramemandikan bayi terhadap

advertisement
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN CARAMEMANDIKAN
BAYI TERHADAP KETERAMPILAN MEMANDIKAN BAYI
PADA IBU NIFAS DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO
DANIA PURTIANINGSIH
1211010005
Subject : Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi, Nifas, Ibu Nifas.
DESCRIPTION
Semua ibu nifas pasti menginginkan untuk merawat bayinya sendiri
terutama memandikan bayi.Ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya tentu
sudah memiliki pengalaman untuk memandikan bayi, tetapi tidak demikian untuk
ibu yang baru mempunyai anak pertama.Peneliti kemudian tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan cara memandikan
bayi terhadap keterampilan memandikan bayi pada ibu nifas.
Penelitianini menggunakan desain penelitian one group pre-post test
design, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah non Probability
sampling yaitu consecutive sampling.Penelitian ini menggunakan uji Spearman
Rank (Rho) dengan taraf signifikan 5%.Pengambilandata dilakukan dengan
lembar checklist.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti 26
responden (86,7%) mempunyai keterampilan yang baik dalam memandikan bayi
setelah dilakukan pendidikan kesehatan dari yang sebelumnya hanya 3 orang
(10%) sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Responden yang mempunyai
keterampilan cukup sebelum diberikan pendidikan kesehatan berjumlah 5 orang
(16,7%) berkurang menjadi 2 orang (6,7%) sesudah diberikan pendidikan
kesehatan. Responden yang mempunyai keterampilan kurang sebelum pendidikan
kesehatan sebanyak 22 orang (73,3%) berkurang menjadi 2 orang (6,7%) setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
Hasil perhitungan menggunakan Spearman Rank (Rho) dengan tingkat
kemaknaan α (sig. 2-tailed) 0,05 didapatkan 0,01 < 0,05 yang artinya pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan signifikan, maka H₁ diterima yang artinya ada
pengaruh pendidikan kesehatan cara memandikan bayi terhadap keterampilan
memandikan bayi pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Trawas Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto.
Pendidikan kesehatan tentang cara memandikan bayi sangat dibutuhkan
masyarakat terutama ibu nifas untuk menambah pengetahuan dan keterampilan
ibu agar kemungkinan terjadinya kecelakaan saat memandikan bayi dapat
diminimalkan.
ABSTRACT
All postpartum mothers would want to care for her newborn baby,
especially bathing. The mother who has given birth previously would have had the
experience to bathe the baby, but not so for new mothers that just have their first
child. Researcher then interested in conducting research on the effects of health
education about how to bathe baby with skill ofbathing the baby in the
postpartummothers.
The design of this research study was one group pre-post test design,
while the sampling technique used was non-probability sampling type
ofconsecutive sampling. This study used Spearman Rank (Rho) test with
significance level of 5%. Data collection was performed with a checklist sheet.
The results showed that out of 30 respondents, 26 respondents (86.7%)
had good skills in bathing babies after the health education which were previously
only 3 people (10%) before being given health education. Respondents who had
sufficient skills before being given health education as many as5 people (16.7%)
reduced to 2 (6.7%) after given health education. Respondents who had less skill
before health education as many as 22 people (73.3%) reduced to 2 (6.7%) after
health education.
The results of Spearman Rank (Rho) test with significance level α (sig. 2tailed) obtained 0.05 0.01 <0.05, which meant a significant effect of health
education, then there H₁acepted that meant health education about how to bathe a
baby influence skills of bathing the baby in postpartum mothers in Puskesmas
Trawas, Mojokerto.
Health education about how to bathe a baby is very needed by public
especially postpartum mothers to increase their knowledge and skills so that the
likelihood of accidents while bathing the baby can be minimized.
Keywords:
Health Education, Bathing Baby, Postpartum, Postpartum
Mothers.
Contributor
: 1. Sulis Diana, S.ST., M.Kes.
2. Elyana Mafticha, S.ST., SKM., M.P.H.
Date
: 11 Agustus 2015
Type Material : Laporan Penelitian
Identifier
:
Right
: Open Document
LATAR BELAKANG
Ibu muda yang baru melahirkan anak pertamanya sering dilanda kecemasan
ketika memandikan bayi baru lahir, mereka takut apabila bayi akan masuk angin
atau tergelincir masuk ke dalam air. Ibu-ibu muda ini banyak yang tidak
mengetahui bagaimana cara memandikan bayi yang benar sehingga mereka
menyerahkan semua urusan memandikan bayi kepada pengasuh bayi atau kepada
neneknya (Maryunani, 2008).Ibu nifas masih terlihat kaku dan mempunyai rasa
takut untuk memegang dan menggendong bayinya, apalagi memandikan, merawat
tali pusat dan memberikan ASI.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 32 per
1000 kelahiran hidup.Angka Kematian Bayi di Jawa Timur pada tahun 2012 yaitu
30 per 1000 kelahiran hidup (Nurrizka, 2013).Data kelahiran bayi di Kabupaten
Mojokerto selama tahun 2013 dilaporkan ada 16.491 kelahiran.Data tersebut
tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya lakilaki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan (Dinkes Kabupaten
Mojokerto, 2013).Studi pendahuluan dilakukan di BPM Eka Erfana, S.ST.,
M.Kes. pada tanggal 09 sampai dengan 12 Maret 2015 dengan sampel sebanyak 4
ibu nifas primipara dan multipara. Hasil dari studi pendahuluan tersebut didapat
dua orang ibu nifas masih mempunyai keterampilan yang masih kurang dalam
memandikan bayinya, sementara dua orang lainnya mempunyai keterampilan
yang cukup dalam memandikan bayinya.
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar
tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan adanya infeksi.
Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah menjaga jangan
sampai bayi kedinginan serta kemasukan air ke hidung, mulut, atau telinga yang
dapat mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009). Bayi baru lahir dimandikan enam
jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya hipotermia. Prinsip dasar yang
harus diperhatikan dalam memandikan bayi adalah mencegah terjadinya
kehilangan panas tubuh bayi, suhu ruangan harus tetap hangat, dilakukan dalam
waktu yang tidak terlalu lama, dan segera dikeringkan semua bagian tubuh bayi.
Manfaat dari memandikan bayi antara lain untuk menjaga kebersihan kulit bayi,
membuat bayi merasa nyaman, mencegah infeksi (Wahyuni, 2011:73-74).
Ibu muda biasanya belum mengetahui bagaimana cara memandikan bayinya
dengan benar. Kunci utama saat memandikan bayi adalah harus rileks, jangan
terlalu tegang, dan konsentrasi penuh (Aditya, 2014:72). Ibu yang baru
melahirkan anaknya sangat penting diberikan pendidikan kesehatan cara
memandikan bayi yang benar sehingga ibu memiliki bekal dalam memberikan
perawatan kepada bayinya sehingga resiko kesalahan dalam merawat bayi dapat
diminimalkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pre-post test
design.Variabel independen adalah Pendidikan Kesehatan Cara Memandikan bayi
dan variabel dependen adalah Keterampilan Memandikan Bayi.Populasi dalam
penelitian ini adalah 30 ibu nifas.Teknik sampling yang digunakan adalah non
Probability sampling yaitu consecutive sampling.Penelitian ini dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Trawas Kabupaten Mojokerto pada tanggal 20 Mei
sampai 10 Juni 2015.Penelitian ini menggunakan uji Spearman Rank (Rho)
dengan taraf signifikan 5%. Pengambilan data dilakukan dengan lembar checklist.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Trawas Kabupaten Mojokerto
menunjukkan bahwa responden yang mempunyai keterampilan baik dalam
memandikan bayi sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebanyak 3 orang
(10%) meningkat menjadi 26 orang (86,6%) sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan. Responden yang semula mempunyai keterampilan baik sebelum
diberikan pendidikan kesehatan, tetap mempunyai keterampilan yang baik setelah
diberikan pendidikan kesehatan. Responden yang mempunyai keterampilan cukup
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan berjumlah 5 orang (16,7%) berkurang
menjadi 2 orang (6,7%) sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Lima responden
yang sebelum diberikan pendidikan kesehatan mempunyai keterampilan cukup
berubah menjadi baik setelah diberikan pendidikan kesehatan.Dua responden
yang mempunyai keterampilan cukup adalah yang sebelumnya berketerampilan
kurang sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Responden yang mempunyai
keterampilan kurang sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebanyak 22 orang
(73,3%) berkurang menjadi 2 orang (6,7%) setelah dilakukan pendidikan
kesehatan. Dari 22 responden ini, 18 responden berubah menjadi berketerampilan
baik, 2 responden berketeramplian cukup, sedangkan 2 responden tetap memiliki
keterampilan yang kurang. Kekurangan ini paling banyak ditemui pada cara
responden memegang bayi yang masih terlihat kaku, cara pencegahan hipotermi
yang kurang tepat, serta cara perawatan dan membersihkan tubuh bayi yang masih
asal-asalan. Hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa responden mempunyai
keterampilan yang baik dalam memandikan bayi setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.Hasil penelitian menunjukkan tidak ada satupun responden yang
keterampilannya menurun setelah diberikan pendidikan kesehatan. Dua puluh
delapan responden (93,3%) keterampilannya naik, sedangkan 2 responden (6,7%)
keterampilannya tetap setelah diberikan pendidikan kesehatan.
Hasil perhitungan menggunakan Spearman Rank (Rho) dengan tingkat
kemaknaan α (sig. 2-tailed) 0,05 didapatkan 0,01 < 0,05 yang artinya pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan signifikan, maka H₁ diterima yang artinya ada
pengaruh pendidikan kesehatan cara memandikan bayi terhadap keterampilan
memandikan bayi pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Trawas Kecamatan
Trawas Kabupaten Mojokerto.
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan
kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara
memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal
yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya
mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007: 12).
Keterampilan ibu dalam memandikan bayinya sesudah diberikan
pendidikan kesehatan adalah sebagian besar baik jika dibandingkan dengan
keterampilan ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan cara memandikan bayi.
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang cara memandikan bayi yang benar
responden tidak tampak ragu-ragu dan kaku lagi saat memandikan bayinya.
Responden mempunyai kepercayaan diri untuk memandikan bayinya karena saat
pendidikan kesehatan diberikan responden juga dilibatkan secara langsung dalam
mempraktikkan teknik-teknik memandikan bayi yang benar. Prinsip dasar dalam
memandikan bayi juga sangat diperhatikan oleh responden yaitu mencegah
terjadinya hipotermi dengan cara tidak membiarkan bayi terpapar udara luar
cukup lama dan segera mengeringkan tubuh bayi setelah dimandikan. Pencegahan
terjadinya kecelakaan seperti bayi tergelincir dalam bak mandi juga dapat
dihindari oleh responden dengan cara memegang bayi dengan nyaman dan hatihati.
Keterampilan ibu dalam memandikan bayinya dapat ditingkatkan dengan
cara pendidikan kesehatan harus terus dilakukan dengan menggunakan media dan
metode yang dapat menarik perhatian masyarakat, karena keberhasilan pendidikan
kesehatan juga dipengaruhi oleh alat bantu dan sikap dari pemberi pendidikan
kesehatan. Alat bantu ini akan mempermudah responden dalam memahami
bagaimana teknik-teknik memandikan bayi yang benar dan lebih mudah diingat
saat akan memandikan bayinya sendiri.
SIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Trawas
Kabupaten Mojokerto pada tanggal 20 Mei sampai 10 Juni 2015 didapatkan
bahwa :
Keterampilan memandikan bayi pada ibu nifas sebelum diberikan
pendidikan kesehatan didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai
keterampilan yang kurang yaitu sebanyak 22 orang (73,3%). Keterampilan
memandikan bayi pada ibu nifas setelah diberikan pendidikan kesehatan
didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai keterampilan yang baik
yaitu sebanyak 26 orang (86,6%).
REKOMENDASI
1.
2.
Ibu Nifas
Bagi masyarakat khususnya ibu-ibu pada masa nifas, harus selalu aktif
dalam mencari informasi tentang bagaimana cara memandikan bayi yang
benar baik itu dari media cetak, media elektronik, lingkungan sekitar atau
tenaga kesehatan, karena dengan pengetahuan yang baik maka ibu akan lebih
terampil dalam memandikan bayi dan dapat mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan.
Profesi Bidan
Bidan harus berperan aktif untuk senantiasa memberikan bimbingan,
arahan, yang berupa pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang cara
memandikan bayi yang benar. Pendidikan kesehatan yang akan disampaikan
harusnya tidak hanya berupa teori saja, tetapi diharapkan dapat langsung di
demonstrasikan dan melibatkan peserta secara aktif sehingga pendidikan
kesehatan yang diberikan lebih mudah diterima denga jelas dan tepat. Lebih
baiknya pendidikan kesehatan cara memandikan bayi ini diberikan lebih awal
3.
4.
yaitu pada masa kehamilan agar ibu lebih memahami dan siap
mempraktikkannya saat setelah melahirkan.
Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempertajam masalah-masalah
yang berhubungan dengan cara memandikan bayi yang benar dan mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan sudah selayaknya selalu menambah koleksi bukubuku, literatur yang berhubungan dengan cara memandikan bayi yang benar
sehingga dapat memudahkan mahasiswa yang sedang dalam melakukan
penelitian.
ALAMAT KORESPONDENSI
Email : [email protected]
No Hp : 082232372302
Alamat : Dsn. Kemendung 05/02 Ds. Penanggungan Kec. Trawas Kab. Mojokerto
Download