MAKALAH PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA SISTEM ENDOKRIN MASA NIFAS KELOMPOK 5 : 1. Azizatul Khakimah (140903009) 2. Dyah Aprilia W (140903017) 3. Elsa Fitrotun Nisa (140903018) 4. Hani Dwi Kustanti (140903023) 5. Riris Nurul Azizah Min (140903038) 6. Riris Asmarani (140903054) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG 2015-2016 DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................. i Kata Pengantar ................................................................................................. iii Daftar Isi .......................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1 Latar belakang masalah .......................................................................... 1.2 Tujuan .................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Nifas………………………………………………………. 2.2 Pengertian Sistem Endokrin………………………………………….. BAB III PENUTUP......................................................................................... 3.1 Simpulan ........................................................................................... 3.2 Saran ................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta HidayahNya, sehingga makalah Askeb Nifas mengenai Perubahan Sistem Endokrin dapat kami susun. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Nifas. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan Stikes Pemkab Jombang. Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun. ami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien Penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas kadang-kadang diangap sebagai “Cinderella”nya ilmu bidan dan obstetric karena rasa senang akan kelahiran sudah usai dan setelah persalinan dan efek kehamilan pada fisiologi ibu kurang banyak mendapatkan perhatian. Tidak banyak riset yang dilakukan tentang penentuan waktu atau mekanisme berbagai perubahan yang terjadi pada masa nifas. Namun, wanita dalam masa nifas dapat sangat rentan terhadap stress fisiologis,yang dapat menjadi patologis. Peran bidan adalah mengamati dan memantau perubahan dini serta mampu membedakan antara perubahan normal dan abnormal. Selama masa nifas, terjadi penurunan mencolok kadar esterogen dan progesterone dalam system ibu. Penurunan konsentrasi hormon steroid mempermudah inisiasi laktasi dan memungkinkan system fisiologisn kembali keadaan prahamil. Pada kenyataanya masa nifas seyogianya digambarkan sebagai fase transisi. Banyak perubahan fisiologis dalam masa nifas misalnya pembentukan ketrampilan menjadi orang tua, laktasi dan pemberian makanan, dimodifikasi oleh interaksi, social dahulu dan sekarang indifidu dalam situasi keluarga yang baru. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan system endokrin? 2. Hormone apa saja yang berperan dalam system endokrin pada ibu nifas? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui system endokrin 2. Untuk mengetahui hormone apa saja yang berperan dalam system endokrin BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Nifas Masa nifas ( puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu. (Diah Wulandari dan Eny Retna Ambarwati. 2010) Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu, pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan / persalinan. (Ahmad Ramli. 1989). 2.2 Pengertian Sistem Endokrin Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. HORMON Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan: Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah. System endokrin 1. Hormone Plasenta Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormone yang besar. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan siknifikan hormone-hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormone plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Penurunan hormone Human Placenta Lagtogen (HPL), estrogen dan progesterone serta plasental enzyme insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna masa nifas. Ibu diabetic biasanya membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil selama beberapa hari. Karena perubahan hormon normal ini membuat masa nifas menjadi suatu periode transisi untuk metabolism kaborhidrat, interpretasi tes toleransi glukosa lebih sulit pada saat ini. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sam pai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partum sebai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 postpartum. 2. Hormon Pituitary Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi. 3. Hormon Oksitosin Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selam tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta kemudian seterusnya bertindak atas otot yang berkontraksi, mengurangi tempat plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih menyusui bayinya isapan sang bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi dan ini membantu uterus kembali kebentuk normal dan pengeluaran air susu. 4. Hipotalamik Pituitary Ovarium Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anofulasi yang dikarenakan karenakan rendahnya kadar estrogen dan progesterone. Diantara wanita laktasi sekitar 15% memperoleh menstruai selam 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertamaan ovulasi. 5. Hormon estrogen dan progesteron. Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormonprogesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineumdan vulva serta vagina. BAB III PENUTUP Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi seperti sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu. Perubahan fisioligis yang terjadi pada wanita setelah melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau pembentukan jaringan-jaringan baru. DAFTAR PUSTAKA Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Saleha, Sitti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Suherni,dkk.2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Diah Wulandari,dkk. 2010. Asuhan Ibu Nifas. Jakarta : NuhaMedika