eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (2): 309-323 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017 ANALISIS MODEL BISNIS KANVAS GEPREK EXPRESS SAMARINDA Muhammad Hakiim Rizqi Bintang King Abdul Jabbar1 Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan judul “Analisis Model Bisnis Kanvas Samarinda”dengan tujuan untuk menganalisis model bisnis kanvas yang dijalankan oleh Geprek Express Samarinda dalam meningkatkan penjualannya. Serta dapat menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapit oleh Geprek Express Samarinda dalam menerapkan model bisnis kanvas. Objek penelitian ini adalah usaha kuliner pedas yang bernama Geprek di Samarinda. Menurut jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alat analisis model bisnis kanvas yaitu: analisis yang diperoleh dari informan kunci yang memilki keterkaitan langsung dengan objek penelitian terutama yang berhubungan dengan 9 (sembilan) elemen dalam model bisnis kanvas. Hasil penelitian ini yang diperoleh dari pembahasan unsur-unsur yang menyusun tiap elemen dari 9 (sembilan) elemen dalam Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda meliputi customer segments terdiri dari unsur masyarakat konsumtif, mahasiswa, karyawan dan anak kos, elemen value proposition terdiri dari unsur produk, kemasan dan layanan cepat, elemen channel terdiri dari unsur media sosial, email dan telepon, elemen customer relationship terdiri dari unsur service excellent, cross selling dan afiliasi, elemen revenue stream terdiri dari unsur penjualan makanan dan minuman, elemen key resource terdiri dari unsur-unsur SDM, SDA, alat dan sistem, elemen key activities terdiri dari unsur-unsur pemasaran, produksi, SDM dan cash, elemen key partners terdiri dari unsur-unsur orang (jasa rekrut), uang (investor), alat (supplier) dan bahan baku (supplier), elemen cost terdiri dari unsur-unsur biaya overhead, biaya operasional dan biaya logistik. Sehingga dapat menemukan strategi bisnis yang tepat dilakukan oleh Geprek Express Sasmarinda untuk meningkatkan penjualannya adalah menekankan hambatan-hambatan yang meminimalisisr penerapan telah dihasilkan oleh peneliti melalui hasil analisis. Kata Kunci: Analisis Model Bisnis Kanvas Pendahuluan Kewirausahaan secara umum adalah sikap, tindakan atau kemampuan untuk membuat sesuatu yang unik dan bermanfaat bagi orang lain atau diri pribadi. Sikap kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang kreatif, inovatif, dan berdaya guna yang dibuat untuk memperoleh pendapatan dari usaha bisnis yang dilakukan. 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323 Pentingnya menerapkan model bisnis bisa dilihat dari beberapa keuntungannya yaitu: pertama, model bisnis dapat membantu perusahaan mendapatkan informasi mengenai bagaimana, dimana dan kapan produk kita berfungsi dengan baik. Kedua, merancang model bisnis yang baik dapat melemahkan kompetitor lainnya. Keuntungan-keuntungan tersebut bukan hanya mampu meningkatkan reputasi serta daya saing perusahaan, namun juga mampu membantu perusahaan memenangkan kompetisi di pasar. Konsep model bisnis kanvas (MBK) menurut Osterwalder dan Pigneur (2009) adalah cara untuk menggambarkan, menvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis. Usaha bisnis dapat memetakan model bisnisnya kedalam 9 (sembilan) elemen yaitu: segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran menuju pelanggan, hubungan dengan pelanggan, aliran pendapatan, sumber daya utama, kegiatan utama, mitra utama, dan biaya-biaya. Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini begitu pesat terlihat dari banyak bermunculnya pengembang bisnis kecil maupun bisnis yang telah mendunia dari bisnis offline hingga bisnis online. Apalagi dilihat dari sangat berkembangnya bisnis kuliner di Indonesia yang muncul dengan begitu kreatif dan inovatif. Salah satunya yang sedang sangat fenomenal yaitu: munculnya usaha kuliner ayam pedas di Indonesia yang sudah begitu menjamur ke seluruh Indonesia hingga ke Kota Samarinda sejak awal tahun 2015. Terlihat dari beberapa brand ayam pedas yang coba di perkenalkan oleh pengusaha lokal yang ingin mengangkat kulinernya hingga keluar daerah dengan menggunakan model, metode dan strategi yang tepat. Beberapa brand tersebut yaitu: Geprek Express, Geprak Geprek, Geprek Food Truck dan Geprek Gobyos yang didapat oleh peneliti melalui pengamatan terhadap beberapa brand tersebut dan ternyata peneliti menemukan beberapa perbedaan data pada saat observasi ke masing-masing tempat. Data yang didapat dari pra-observasi oleh peneliti menunjukkan bahwa hanya Geprek Express yang telah menggunakan model bisnis kanvas dalam pengembangan model bisnisnya sedangkan yang lainnya tidak. Terjadinya perbedaan presentase dimana Geprek Express mencapai angka presentase 96.97 %, Geprak Geprek 80.00%, Geprek Food Truck 83.33% dan Geprek Gobyos 88.89%. Dari data tersebut terlihat sangat jelas dari segi target penjualan, omset rata-rata dan presentase dari masing-masing brand menunjukkan bahwa penjualan dan omset beberapa usaha kuliner ayam pedas di Samarinda Geprek Express masih unggul dari segi penjualan dibanding dengan brand lainnya. Geprek Express yang ada di Samarinda merupakan salah satu usaha kuliner yang menjual ayam goreng yang digeprek oleh sambel dengan tingkatan tertentu. Sungguh dapat tidak percaya bahwa ayam geprek sekarang lagi sungguh sangat fenomenal di Samarinda, terbukti dari meningkatnya minat masyarakat Samarinda terhadap ayam geprek ini. Omset penjualan Geprek Express di Samarinda hanya mencapai 63.94% dari total keseluruhan pada tahun 2016 dan rata-ratanya sebesar Rp 310 Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B) 159.856.443, oleh karena itu diperlukannya model maupun strategi yang tepat agar penjualan dapat sesuai dengan target atau bahkan maksimal Pasang surutnya dan peningkatan omset penjualan Geprek Express yang fluktuatif pada tahun 2016 beserta dari tabel pesaing yang menunjukkan bahwa penjualan tertinggi yang menjadi kekuatan dalam penerapan model dan strategi dengan melihat serta menangkap 9 (sembilan) unsur elemen model bisnis kanvas Geprek Express saat ini. Terkait dengan kondisi diatas, peneliti memfokuskan pada permasalahan bagaimana mengatasi masalah ketidaktercapaiannya target penjualan Geprek Express, omset penjualan yang fluktuatif pada tahun 2016, mempertahankan keunggulan penjualan dan target ingin membuka cabang baru Geprek Express di Samarinda. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi yang diterapkan oleh Geprek Expres Samarinda karena dengan memahami model pengembangan strategi bisnis, usaha bisnis perlu mengembangkan model dan strategi bisnisnya guna menjawab tantangan persaingan penjualan dalam meraih pangsa pasar yang semakin kompetitif. Dari apa yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan yang berjudul “Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda” Kerangka Dasar Teori Teori dan Konsep Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsionalnya, manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran. Elemen Utama Manajemen Strategis Manajemen strategis memiliki elemen utama yang sangat berpengaruh besar dalam tumbuh dan berkembangnya sebuah bisnis. Menurut Ketchen (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Proses Manajemen Strategis Menurut David (2011), proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Perumusan strategi 3. Evaluasi strategi 2. Pelaksanaan strategi Jenis-Jenis Strategi Menurut Fred R. David (2011) bahwa ada 4 (empat) kelompok besar jenis strategi dalam manajemen strategis yaitu: 1. Strategi Integrasi 3. Strategi Diversifikasi 2. Strategi Intensif 4. Strategi Defensif 311 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323 Model Bisnis dan Metode Bisnis Menurut Tim PPM Manajemen (2012:5-6) bahwa sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. a. Pengertian Model Bisnis Sebagal Metode Model ini dapat dilihat dari pendapat (Wheelen dan Hunger, 2010:110) b. Pengertian Lain Model Bisnis Dikaitkan Dengan Strategi Bisnis c. Pengertian Model Bisnis Dapat Dilihat Dari Komponen Atau Elemen Model Bisnis Kanvas (Business Model Canvas) Konsep model bisnis kanvas atau lebih dikenal Business Model Canvas (BMC) dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2009). Pendeketannya, model bisnis ini ditampilkan dalam satu lembar kanvas yang berisi peta dengan sembilan elemen (kotak). Sembilan elemen tersebut meliputi: 1. Segmen pelanggan 6. Sumber Daya Utama (customer segments) (key resources) 2. Proposisi nilai 7. Kegiatan Utama (value propositions) (key activities) 3. Saluran menuju pelanggan 8. Mitra Utama (channels) (key partners) 4. Hubungan dengan pelanggan 9. Struktur Biaya (customer relationship) (cost) Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif yang diperoleh dari berbagai informan kunci yang memiliki keterkaitan langsung dengan objek penelitian terutama yang berhubungan dengan 9 (sembilan) elemen dalam model bisnis kanvas Objek Objek penelitian ini adalah usaha kuliner ayam pedas yang bernama Geprek Express yang beralaatlamat Jl. Siradj salman ruko Grand Mahakam F11 dan ruko Bumi Sempaja, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data bisa dengan cara yang dapat membantu mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu: a. Wawancara b. Observasi c. Dokumentasi Teknik Analisis Data a. Model Bisnis Kanvas Model bisnis kanvas yang mengacu pada teori Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2009) dengan melihat 9 (sembilan) unsur elemen. 312 Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B) Hasil Penelitian Model Bisnis Kanvas Pada bagian ini analisis model bisnis kanvas digunakan untuk menentukan usaha bisnis dapat memetakan model bisnisnya kedalam 9 (sembilan) elemen serta untuk menentukan hambatan-hambatan saat penerapan Model Bisnis Kanvas pada Geprek Express Samarinda. Model Bisnis Kanvas Geprek Express Saat Ini a. Segmentasi Pelanggan (Customer Segments) a) Masyarakat yang cenderung konsumtif c) Karyawan b) Mahasiswa d) Anak Kos c) Karyawan b. Proposisi Nilai (Value Prepositions) a) Produk (Rasa dan kualitas) c) Layanan (Delivery order) b) Kemasan (Packaging) c. Saluran (Channels) Saluran-saluran yang dimiliki perusahaan tersebut di antaranya: media social, email dan telepon. d. Hubungan Pelanggan (Customer Relationships) a) Service Excellent c) Afiliasi b) Cross Selling e. Aliran Pendapatan (Revenue Stream) Aliran pendapatan bisnis Geprek Express berasal dari penjualan di outlet. f. Sumber Daya Utama (Key Resources) a) Sumber daya manusia c) Alat teknologi canggih b) Sumber daya alam d) Sistem keuangan g. Aktivitas Utama (Key Activities) a) Pemasaran (Marketing) c) Mengelola SDM b) Pembenahan produksi d) Menjaga cash dikas h. Mitra Utama (Key Partnership) a. Orang (Jasa rekrut) c) Alat (Supplier) b. Uang (Investor) d) Bahan baku (Supplier) i. Struktur Biaya (Cost Structure) a) Beban overhead b) Beban operasional Model Bisnis Kanvas Komprehensif Tampilan model bisnis kanvas yang komprehensif dimana dengan 9 (sembilan) elemen model bisnis kanvas dan beserta dengan unsur-unsurnya sebagai berikut 313 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323 Gambar Model Bisnis Kanvas Komprehensif Pembahasan Hasil penelitian ini membahas hal-hal yang mengenai kondisi nyata yang terjadi dilapangan (outlet Geprek Express), teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009), penelitian terdahulu (kajian empiris) dan analisis peneliti dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada Geprek Express Samarinda dapat dijabarkan sebagai berikut: A. Segmen Pelanggan (Customer Segments) 1. Hasil Penelitian Geprek Express lebih mengarahkan customer segmentsnya pada tipe segmented dimana pembeli dikelompokkan berdasarkan usia dan tingkat pendapatan. 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) Sesuai dengan teori tersebut bahwa Geprek Express mengacu pada pasar massa, men-segmentasi pasarnya dan memplatform banyak sisi. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express tidak menggunakan jenis segmen pelanggan pasar ceruk dan tidak mendiversifikasi jenis pelanggannya. 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan dengan yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kanvas pada segmen pelanggan yang ada di PT. Semen Tonasa yaitu: sama-sama memiliki 4 (empat) segmen pelanggannya dengan Geprek Express. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kanvas pada segmen pelanggan home industry tempe terbilang hanya berfokus pada satu segmen pelanggan saja dalam menjalankan kegiatan usaha home industry tempe ini. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express men-segmentasikan pelanggan berdasarkan peluang yang ada. Geprek Express menggolongkan usia 314 Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B) segmen pelanggannya yaitu:n dari usia 15-30 tahun dan kalangan ekonominya Geprek Express menarget pasarnya ialah pada kalangan menengah ke bawah. Target pasar Geprek Express sebesar 25.000 konsumen baru dan 25.000 konsumen yang di pertahankan setiap bulannya. Saat ini Geprek Express sudah memiliki database pelanggannya, namun hanya sebesar 6.000 konsumen yang didata lewat delivery order. Terkait hal itu, Geprek Express akan jauh lebih baik jika mendata pelanggannya secara maksimal dan melakukan ekspansi pasar dengan mencari segmen pelanggan baru. B. Proposisi Nilai (Value Propositions) 1. Hasil Penelitian Geprek Express terdapat beberapa elemen yang berkaitan dengan proposisi nilai (value proposisitions) yaitu: newness, perfomance, design, brand, price, usability dan layanan. 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) Beberapa hal yang mengacu teori yaitu: Geprek Express mengacu pada sub elemen kinerja, mengacu pada sub elemen desain, merek/stasus, pengurangan biaya, pengurangan risiko, kemampuan dalam mengakses, kenyamanan/kegunaan dan men-segmentasi pasarnya. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum memiliki sub elemen nilai yang berpacu pada sifat baru, nilai pada harganya dengan yang lebih rendah, nilai yang dapat membantu pelanggan dalam menyelesaikan pekerjaannya. 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan dengan proposisi nilai yang ada di PT. Semen Tonasa yaitu: delivery time, layanan purna jual, dan “customer solution” sebagai unsur tambahan. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kanvas pada home industry tempe yang menerapkan proposisi nilai pada umumnya saja yang hanya berupa potongan harga dan bonus dalam menarik konsumen untuk membeli tempe. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express menawarkan proposisi nilai kepada pelanggannya seperti produk, kemasan dan layanan. Dalam produknya yang menjadi nilai tambah utama ialah Geprek Express merupakan pioner produk ayam geprek dengan berbagai macam rasa dan tingkatan pedas di Samarinda. Kelebihan pada kemasannya ialah Geprek Express populer dengan desain packagingnya yang menarik, unik berbentuk kotak persegi yang mudah dipegang dan dibawa kemana-mana). Geprek Express selalu mempertahankan desain dan kualitasnya yang terbilang saat ini masih unggul dibandingkan dengan yang lain walaupun rasa produknya yang terbilang masih fluktuatif. Geprek Express harus juga berinisiatif dan berinovasi menciptakan proposisi-proposisi nilai baru terkait dengan era modernisasi yang selalu saja berkembang pesat. 315 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323 C. Saluran Menuju Pelanggan (Channels) 1. Hasil Penelitian Geprek Express memasarkan produknya ke customer menggunakan 3 unsur saluran yaitu: saluran melalui media sosial, email dan telepon. 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) Sesuai dengan teori tersebut bahwa mengacu pada tenaga penjualan, mengacu pada toko sendiri dan penjualan besar. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum memiliki situs web yang dapat dinikmati oleh pelanggannya dan mitra yang dapat membantu memperluas saluran distribusi tidak langsungnya. 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan saluran menuju pelanggan UKM Mitra Mina sama dengan Geprek Express yang awalnya hanya melalui mulut ke mulut (word of mouth) antar pelanggannya untuk mempromosikan produk dan jasa yang ditawarkan perusahaannya. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kanvas saluran home industry tempe di dalam proses distribusi yang hanya menggunakan 1 saluran baik itu saluran distribusi langsung atau saluran distribusi tidak langsung. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa dalam saluran menuju pelanggannya, Geprek Express menggunakan beberapa saluran dalam menjangkau pelanggannya yaitu: media sosial, email dan telepon. Berdasarkan upaya yang sudah dilakukan Geprek Express memperluas saluran menuju pelanggannya seperti melalui mouth to mouth, media sosial dan iklan koran berbayar. Riset dari Geprek Express menyatakan bahwa melalui media sosial jauh lebih efektif. Oleh sebab itu, berdasarkan ketiga saluran (media sosial, email dan telepon) bahwa saluran utama pada Geprek Express ialah melalui media sosial. Terkait dengan saluran menuju pelanggan Geprek Express perlu memiliki sebuah wadah atau kolam sendiri khusus Geprek Express yang bertujuan untuk menjaring hingga menjangkau seluruh pelanggan dan target pelanggannya secara aman. Selain itu dalam meningkatkan kesadaran pelanggan Geprek Express yang sudah dimiliki oleh Geprek Express peneliti menyarankan ke pihak Geprek Express untuk mempertimbangkan segera dalam membuat member card. Member card (kartu membe). D. Hubungan Dengan Pelanggan (Customer Relationship) 1. Hasil Penelitian Geprek Express memiliki teknik dalam menjaga hubungan pelangganya yaitu: service excellent, cross selling dan afiliasi. 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) 316 Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B) Sesuai dengan teori tersebut bahwa mengacu pada bantuan personal, mengacu pada komunitas dan mengacu pada layanan otomatis dalam menjaga hubungan pelanggannya. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum memiliki bantuan personal khusus, menggunakan cara swalayan dan menggunakan koreasi. 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan unsur hubungan pelanggan yang ada di PT. Semen Tonasa yaitu: unsur-unsur marketing yang dimana unsur ini bertujuan agar dapat mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kanvas hubungan pelanggan UKM Mitra Mina hanya mengandalkan bantuan personal yang berupa obrolan dan bantuan pengangkatan barang kepada konsumen dan juga bonus belum berlaku sepenuhnya terhadap konsumen. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express saat ini telah memiliki teknik tersendiri dalam menjaga hubungan pelanggannya. Teknik yang dilakukan dalam menjaga hubngan pelanggan dibagi menjadi 3 (tiga) teknik yaitu: service excellent yang bertujuan membangun harmonisasi dengan pelanggan, cross selling yang bertujuan untuk membuat pelanggan dapat membeli lebih dan afiliasi yang bertujuan menciptakan kesadaran pelanggan untuk sukarela mereferensikan produk Geprek Express. Geprek Express juga akan jauh lebih baik jika mempertimbangkan untuk merekrut tenaga ahli yang bisa membantu secara personal dan khusus yang bertugas memasarkan dan melayani secara khusus pelanggannya sehingga semua pelanggan. E. Aliran Pendapatan (Reveneu Streams) 1. Hasil Penelitian Aliran pendapatan pada Geprek Express yaitu: pendapatan yang diperoleh perusahaan dari customer segments. Geprek Express saat ini memperoleh pendapatan hanya dari penjualan produk. 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) Sesuai dengan teori tersebut bahwa Geprek Express memiliki arus pendapatan dari biaya penggunaan mengacu pada bantuan personal, mengacu pada komunitas. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum membangun arus pendapatannya melalui penjualan aset, belum memiliki arus pendapatan melalui pinjaman/penyewaan/leasing, belum memiliki arus pendapatan dari biaya langganan dan periklanan. 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan unsur arus pendapatan yang ada pada UKM Mitra Mina sama dengan Geprek Express yang berasal dari penjualan produk dan juga pesan antar (delivery order). Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil 317 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323 analisis model bisnis kanvas arus pendapatan home industry tempe di dalam pendapatannya hanya mengandalkan dari penjualan tempe secara langsung. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki beberapa sumber pendapatan utama yaitu: hasil dari penjualan produk. Hasil penjualan produk tersebut dibagi menjadi dua yaitu: penjualan produk makanan dan minuman. Geprek Express akan jauh lebih baik jika mempertimbangkan saran dari peneliti agar kedepannya menciptakan inovasi lebih terhadap arus pendapatannya yaitu: Geprek Express tidak hanya berfokus pada penjualan produknya saja melainkan dapat memiliki pendapatan lain selain penjualan produk. F. Sumber Daya Utama (Key Resources) 1. Hasil Penelitian Sumber daya utama (key resources) Geprek Express dapat dilihat dari 4 elemen yaitu: sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), sistem, dan alat. 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) Sesuai dengan teori tersebut bahwa Geprek Express mengacu pada sebagian sumber daya utama dari segi fisik dan dari segi manusia. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum memiliki sumber daya utama yang berupa fisik seperti bangunan (outlet atas kepemilikan sendiri), sistem titik penjualan dan jaringan distribusi, dari segi finansial dan dibidang intelektual 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan unsur sumber daya utama home industry tempe umumnya sama persis memiliki 4 sumber daya utama yaitu: sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya intelektual dan sumber daya finansial, sedangkan sumber daya utama Geprek Express dari hasil penelitian juga memiliki sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya intelektual (alat/kemampuan) dan sistem keuangan (sumber daya finansial). Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis sumber daya utama yang ada di PT. Semen Tonasa yaitu: unsur pabrik, pengantongan semen, dermaga. SDA, SDM dan peralatan yang terbilang lebih banyak dengan sumber daya yang dimiliki. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki sumber daya utama yang dimiliki oleh Geprek Express saat ini yaitu: SDM (tenaga ahli, tenaga teknis, tenaga pemasaran, tenaga produksi dan tenaga administrasi), sumber daya alam (cadangan bahan baku utama dan pelengkap), alat (alat penunjang dalam kegiatan operasional Geprek Express) dan sistem (sistem yang membantu mempercepat dan memaksimalkan kegiatan operasional Geprek Express). Keempat sumber daya itu menjadi kunci utama Geprek Express dalam kegiatan operasionalnya dalam upaya meningkatkan penjualannya. Peneliti menyarankan untuk memperhatikan SDM/karyawannya, karena pada saat observasi yang sudah 318 Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B) dilakukan secara diam-diam oleh peneliti dioutlet Geprek Express. Peneliti melihat beberapa karyawan cenderung kurang semangat, kurang ramah dan kurang profesional pada saat melayani pelanggan. G. Kegiatan-Kegiatan Utama (Key Activities) 1. Hasil Penelitian Kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh Geprek Express saat ini telah disederhanakan menjadi 4 (empat) macam kegiatan utama. Dari keempat kegiatan utama tersebut yang menjadi prioritas utama. Berikut penjelasan dari keempat kegiatan utama pada Geprek Express yaitu: melakukan pemasaran, pembenahan produksi, mengelola SDM dan menjaga cash dikas. 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) Sesuai dengan teori tersebut bahwa dari segi produksi, pada sebagian sumber daya utama dari segi fisik, pemecahan masalah dan dari segi manusia. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum memiliki kegiatan utama yang dirancang dengan beberapa jaringan. 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan kegiatan utama yang ada di PT. Semen Tonasa yaitu: delivery time, layanan purna jual dan “customer solution” sebagai unsur tambahan. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kegiatan utama home industry tempe selama ini hanya mengandalkan aktivitas produksi dan penjualan saja di dalam menjalankan aktivitas usahanya. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki kegiatankegiatan utama yang di antaranya ialah kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan pembenahan produksi, kegiatan kemampuan SDM dan kegiatan cash pada kas. Keempat kegiatan ini menjadi kunci utama Geprek Express dalam bisnisnya. Peneliti tidak terlalu banyak mengkritisi mengenai kegiatan-kegiatan utama yang ada pada Geprek Express, karena kegiatan tersebut sudah sangat efektif jika dilaksanakan dengan maksimal. Maka dari itu Geprek Express akan jauh lebih baik jika bisa membuat waktu saat proses menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut agar lebih cepat dibanding sekarang. H. Mitra Utama (Key Partners) 1. Hasil Penelitian Beberapa mitra utama yang ada di Geprek Express yaitu: orang (jasa rekrut), uang (investor), alat (supplier) dan bahan baku (supplier) 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) Sesuai dengan teori tersebut bahwa mengacu pada skala ekonomi, pengurangan risiko dan akuisisi sumber daya. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum memiliki outsourcing (penggunaan tenaga kerja dari perusahaan lain) dan sistem joint venture. 319 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan pada kemitraan utama yang ada pada UKM Mitra Mina sama dengan Geprek Express yaitu: sama-sama bekerjasama dengan pemasok (supplier) dalam memenuhi seluruh kebutuhan logistiknya seperti alat dan bahan baku. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kemitraan utama home industry tempe selama ini hanya mengandalkan kemitraan utama yang pada umumnya yaitu: hanya dengan toko keledai dengan toko plastik. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki kegiatankegiatan utama yang di antaranya ialah kegiatan pemasaran Geprek Express sudah memiliki beberapa mitra utama yaitu: berupa orang (jasa rekrut), uang (investor), alat (supplier) dan bahan baku (supplier). Adanya kemitraan utama pada Geprek Express ialah dengan tujuan untuk mengoptimalkan operasional Geprek Express yang sudah berjalan saat ini. Terkait unsur mitra utama, ternyata Geprek Express masih merekrut karyawannya sendiri dan menggunakan jasa rekrut dalam mendapatkan tenaga kerjanya sehingga Geprek Express mempunyai penilaian tersendiri dalam menerima karyawannya. I. Struktur Biaya (Key Activities) 1. Hasil Penelitian Karakteristik struktur biaya (cost) Geprek Express terbagi menjadi tiga yaitu: biaya overhead, biaya operasional dan biaya logistik. 2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009) Sesuai dengan teori tersebut bahwa pada biaya tetap, skala ekonomi dan terpacu nilai. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum mengacu pada lingkup ekonomi dalam struktur biayanya. 3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris) Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan pada struktur biaya yang ada di PT. Semen Tonasa berdasarkan oleh biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya administrasi dan umum yang tidak jauh berbeda dengan Geprek Express. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis struktur biaya home industry tempe yang hanya dibagi menjadi 2 yaitu: biaya tetap dan variabel. 4. Hasil Observasi Peneliti Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki Biaya-biaya pada Geprek Express tersebut digolongkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu: biaya overhead, biaya operasional dan biaya logistik. Dari ketiga biaya tersebut, biaya terbesar yang dikeluarkan oleh Geprek Express ialah biaya logistiknya yang mencapai 40% dari omset. Terkait dalam menyusun biaya Geprek Express terbilang sangat hebat dalam menekan biaya-biaya yang ada, namun tanpa mengurangi kualitasnya. 320 Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B) Hambatan-hambatan dalam penerapan model bisnis kanvas pada Geprek Express Samarinda Hambatan utama Geprek Express dalam menerapkan model bisnis kanvas ialah terletak pada sumber daya manusianya yaitu: hambatan dalam menggerakkan, hambatan dalam memahami, hambatan dalam mendesain dan hambatan dalam mengelola. Selain hambatan yang terjadi pada sumber daya manusia Geprek Express saat penerapan model bisnis kanvas. Geprek Express disarankan untuk lebih memperhatikan kinerja karyawan yang bekerja kurang profesional dan juga Geprek Express diharapkan selalu kreatif hingga inisiatif dalam memberikan inovasi terhadap pelayanan, desain dan produknya. Penutup Berdasarkan identifikasi model bisnis kanvas yang dijalankan oleh Geprek Express Samarinda saat ini sebagian besar sudah memperhatikan setiap elemen yang ada dalam Geprek Express Samarinda dan 9(sembilan) elemen tersebut yaitu: a. Segmen pelanggan pada Geprek Express Samarinda yang menjadi fokus utama adalah karyawan kantor atau bank yang tidak sempat dalam mencari makan siang keluar kantor. Adapun yang perlu ditambahkan adalah anak sekolah karena banyaknya pelanggan Geprek Express yang berstatus pelajar. b. Proposisi nilai pada Geprek Express Samarinda yang menjadi nilai tambahnya ialah produk yang berkualitas, kemasan yang unik, menarik, serta mudah dibawa dan layanan yang menjamin ketersediaan produk hingga layanan pesan antar. Adapun yang perlu ditambahkan ada 7 (tujuh) hal yaitu: newness, price, usability, desain, outlet, live accoustic dan pesanan custom. c. Saluran menuju pelanggan yang dimanfaatkan oleh Geprek Express Samarinda hanya dengan memaksimalkan media sosial dalam pemasaran produk serta telepon dalam pelayanannya ke pelanggan. Adapun yang perlu adalah dengan membuat member card danwebsite resmi Geprek Express. d. Hubungan pelanggan pada Geprek Express Samarinda menggunakan teknik service excellent, teknik cross selling dan teknik afiliasi. Adapun yang perlu ditambahkan adalah maintenance intensif secara berskala. e. Arus pendapatan pada Geprek Express Samarinda saat ini hanya bersumber pada penjualan produk makanan/minuman yang ditawarkan dan juga pesan antar. Terkait dengan pengembangan elemen ini, Geprek Express memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatannya dengan menambahkan pemakaian kartu debit dan membuka waralaba (franchise). f. Sumber daya utama pada Geprek Express Samarinda diantaranya terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, alat dan sistem yang membantu kegiatan operasional. g. Kegiatan utama pada Geprek Express Samarinda selama ini hanya mengandalkan kegiatan pemasaran, pembenahan produksi, pengelolaan SDM dan menjaga uang tunai (cash) pada kas outlet. Adapun yang perlu 321 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323 ditambahkan pada elemen kegiatan utama adalah pembuatan serta pengelolaan website resmi Geprek Express dan membangun kerja sama dengan perusahaan perbankan. h. Mitra utama pada Geprek Express Samarinda terdiri dari orang (jasa rekrut), uang (investor), alat (supplier) dan bahan baku (supplier). Terkait pengembangan elemen ini, Geprek Express hanya perlu memperbanyak kenalan pemasok (supplier) yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan operasionalnya. i. Struktur biaya pada Geprek Express Samarinda yang dikeluarkan berhubungan erat dengan biaya penguluaran untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Adapun yang diperlukan ditambahkan adalah biaya-biaya pengeluaran untuk membuat website resmi Geprek Express. Hambatan-hambatan saat dalam menerapkan model bisnis kanvas tersebut meliputi: a. Hambatan dalam menggerakkan c. Hambatan dalam mendesain b. Hambatan dalam memahami d. Hambatan dalam mengelola Terkait dengan hambatan-hambatan tersebut dapat disimpulkan bahwa hambatan terbesar yang mempengaruhi penerapan model bisnis kanvas pada Geprek Express Samarinda ialah pada sumber daya manusianya Peneliti ingin memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat dipertimbangkan dan berguna oleh Geprek Express Samarinda dalam model bisnis kanvas. Saran-saran dalam penelitian ini antara lain: a. Untuk mengembangkan usaha Geprek Express Samarinda diperlukan keberanian dalam menciptakan inovasi baru pada desain, sistem pesanan, menu yang ditawarkan, rasa nyaman dan promosi yang diterapkan oleh Geprek Express. b. Geprek Express perlu meningkatkan kinerja layanan delivery order, terkait banyaknya keluhan pelanggan yang mengeluh dan kecewa atas terjadinya keterlambatan yang cukup lama dalam menggunakan layanan ini. Geprek Express disarankan saat pelanggannya yang pesan melalui via telepon, pihak Geprek memberikan penjelasan waktu atas kepastian pengantaran pesananya dan Geprek Express juga bisa membedakan antara yang memproduksi untuk pesanan di outlet dengan yang memesan melalui layanan delivery order agar ketika terjadi pesanan besar di outlet maupun delivery order tidak berpengaruh atas proses penyediaannya. c. Geprek Express disarankan membuat website resmi Geprek Express yang berisikan dengan story telling dan user exprience sehingga hubungan dengan konsumen dapat dibentuk menjadi lebih intensif. d. Merekrut tenaga kerja khusus yang bertugas melayani dan memasarkan produk secara khusus kepada pelanggannya sehingga pelanggan merasa terpuaskan oleh pelayanan yang diberikan Geprek Express. e. Geprek Express disarankan memberikan training kepada karyawannya agar dapat meningkatkan skill dan profesional mereka, karena karyawan 322 Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B) f. g. h. cenderung terlihat kurang profesional dalam melayani pelanggan ketika pimpinannya tidak berada ditempat. Memperbaiki layanan dan berinovasi pada pelayanan, desain dan produk harus dilakukan Geprek Express dalam memberikan pelayanan prima yang cepat. Supplier Geprek Express akan jauh lebih baik jika lebih dari satu supplier. Hambatan utama yang akan dihadapi oleh Geprek Express adalah masalah pada mengelola sumber daya manusia. Oleh sebab itu, Geprek Express harus dapat merekrut karyawan kompeten yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan perkembangan serta yang dibutuhkan oleh Geprek Express Samarinda. Daftar Pustaka David Fred R. 2011. Manajemen Strategi. Jakarta: Salemba Empat. Osterwalder, Alexander dan Pigneur, Yves. 2009. Business Model Generation. USA. Geprek Express Samarinda. 2016. Laporan Omset Penjualan Geprek Express Tahun 2016. Samarinda: Geprek Express Tim PPM Manajemen 2012, Business Model Canvas: Penerapan di Indonesia. Jakarta: Penerbit PPM Manajemen Wheelen, Thomas L., Hunger, J. David, 2010. Strategic Management and. Business Policy Achieving Sustainability. Twelfth Edition: Pearson. Sumber Internet: Ketchen Jr. D. et all. 2009. "Strategy 2008-2009" (Online), http://businessreview.rumus.info/id1/830-715/Manajemen-Strategis_24393_businessreview-rumus.html (diakses 05 November 2016). Sumber Jurnal: Asruddin. 2014. “Analisis Model Strategi Pengembangan Bisnis Pada PT. Semen Tonasa”. Makassar: Program Magister Managemen Universitas Hasanuddin Makassar Prasetyo 2016, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Penerapan Business Model Canvas Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Di Dalam Pengembangan Kegiatan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Tahun 2015 (Studi Pada UMKM Home Industry Tempe di Kota Bandar Lampung)”. Lampung: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung Gunawan 2016, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dengan judul ”Perancangan Business Model Canvas sebagai Alternatif Strategi Bisnis Budidaya Ikan Gurame (Studi kasus pada UKM Mitra Mina. Desa Sridadi, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah)”. Lampung: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung X, Gejayan, Yogyakarta. 11.5 323