analisis model bisnis kanvas geprek express samarinda

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (2): 309-323
ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2017
ANALISIS MODEL BISNIS KANVAS GEPREK EXPRESS
SAMARINDA
Muhammad Hakiim Rizqi Bintang King Abdul Jabbar1
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan judul “Analisis Model Bisnis Kanvas
Samarinda”dengan tujuan untuk menganalisis model bisnis kanvas yang
dijalankan oleh Geprek Express Samarinda dalam meningkatkan penjualannya.
Serta dapat menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapit oleh Geprek
Express Samarinda dalam menerapkan model bisnis kanvas. Objek penelitian ini
adalah usaha kuliner pedas yang bernama Geprek di Samarinda. Menurut jenis
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alat analisis model bisnis
kanvas yaitu: analisis yang diperoleh dari informan kunci yang memilki keterkaitan
langsung dengan objek penelitian terutama yang berhubungan dengan 9
(sembilan) elemen dalam model bisnis kanvas. Hasil penelitian ini yang diperoleh
dari pembahasan unsur-unsur yang menyusun tiap elemen dari 9 (sembilan) elemen
dalam Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda meliputi customer segments
terdiri dari unsur masyarakat konsumtif, mahasiswa, karyawan dan anak kos, elemen
value proposition terdiri dari unsur produk, kemasan dan layanan cepat, elemen
channel terdiri dari unsur media sosial, email dan telepon, elemen customer
relationship terdiri dari unsur service excellent, cross selling dan afiliasi, elemen
revenue stream terdiri dari unsur penjualan makanan dan minuman, elemen key
resource terdiri dari unsur-unsur SDM, SDA, alat dan sistem, elemen key activities
terdiri dari unsur-unsur pemasaran, produksi, SDM dan cash, elemen key partners
terdiri dari unsur-unsur orang (jasa rekrut), uang (investor), alat (supplier) dan bahan
baku (supplier), elemen cost terdiri dari unsur-unsur biaya overhead, biaya
operasional dan biaya logistik. Sehingga dapat menemukan strategi bisnis yang
tepat dilakukan oleh Geprek Express Sasmarinda untuk meningkatkan
penjualannya adalah menekankan hambatan-hambatan yang meminimalisisr
penerapan telah dihasilkan oleh peneliti melalui hasil analisis.
Kata Kunci: Analisis Model Bisnis Kanvas
Pendahuluan
Kewirausahaan secara umum adalah sikap, tindakan atau kemampuan
untuk membuat sesuatu yang unik dan bermanfaat bagi orang lain atau diri pribadi.
Sikap kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang kreatif, inovatif, dan
berdaya guna yang dibuat untuk memperoleh pendapatan dari usaha bisnis yang
dilakukan.
1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323
Pentingnya menerapkan model bisnis bisa dilihat dari beberapa
keuntungannya yaitu: pertama, model bisnis dapat membantu perusahaan
mendapatkan informasi mengenai bagaimana, dimana dan kapan produk kita
berfungsi dengan baik. Kedua, merancang model bisnis yang baik dapat
melemahkan kompetitor lainnya. Keuntungan-keuntungan tersebut bukan hanya
mampu meningkatkan reputasi serta daya saing perusahaan, namun juga mampu
membantu perusahaan memenangkan kompetisi di pasar.
Konsep model bisnis kanvas (MBK) menurut Osterwalder dan Pigneur
(2009) adalah cara untuk menggambarkan, menvisualisasikan, menilai dan
mengubah model bisnis. Usaha bisnis dapat memetakan model bisnisnya kedalam
9 (sembilan) elemen yaitu: segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran menuju
pelanggan, hubungan dengan pelanggan, aliran pendapatan, sumber daya utama,
kegiatan utama, mitra utama, dan biaya-biaya.
Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini begitu pesat terlihat dari banyak
bermunculnya pengembang bisnis kecil maupun bisnis yang telah mendunia dari
bisnis offline hingga bisnis online. Apalagi dilihat dari sangat berkembangnya
bisnis kuliner di Indonesia yang muncul dengan begitu kreatif dan inovatif. Salah
satunya yang sedang sangat fenomenal yaitu: munculnya usaha kuliner ayam pedas
di Indonesia yang sudah begitu menjamur ke seluruh Indonesia hingga ke Kota
Samarinda sejak awal tahun 2015. Terlihat dari beberapa brand ayam pedas yang
coba di perkenalkan oleh pengusaha lokal yang ingin mengangkat kulinernya
hingga keluar daerah dengan menggunakan model, metode dan strategi yang tepat.
Beberapa brand tersebut yaitu: Geprek Express, Geprak Geprek, Geprek Food
Truck dan Geprek Gobyos yang didapat oleh peneliti melalui pengamatan terhadap
beberapa brand tersebut dan ternyata peneliti menemukan beberapa perbedaan data
pada saat observasi ke masing-masing tempat.
Data yang didapat dari pra-observasi oleh peneliti menunjukkan bahwa
hanya Geprek Express yang telah menggunakan model bisnis kanvas dalam
pengembangan model bisnisnya sedangkan yang lainnya tidak. Terjadinya
perbedaan presentase dimana Geprek Express mencapai angka presentase 96.97 %,
Geprak Geprek 80.00%, Geprek Food Truck 83.33% dan Geprek Gobyos 88.89%.
Dari data tersebut terlihat sangat jelas dari segi target penjualan, omset rata-rata dan
presentase dari masing-masing brand menunjukkan bahwa penjualan dan omset
beberapa usaha kuliner ayam pedas di Samarinda Geprek Express masih unggul
dari segi penjualan dibanding dengan brand lainnya. Geprek Express yang ada di
Samarinda merupakan salah satu usaha kuliner yang menjual ayam goreng yang
digeprek oleh sambel dengan tingkatan tertentu. Sungguh dapat tidak percaya
bahwa ayam geprek sekarang lagi sungguh sangat fenomenal di Samarinda,
terbukti dari meningkatnya minat masyarakat Samarinda terhadap ayam geprek ini.
Omset penjualan Geprek Express di Samarinda hanya mencapai 63.94% dari total
keseluruhan pada tahun 2016 dan rata-ratanya sebesar Rp 159.856.443, oleh karena
itu diperlukannya model maupun strategi yang tepat agar penjualan dapat sesuai
dengan target atau bahkan maksimal
310
Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B)
Pasang surutnya dan peningkatan omset penjualan Geprek Express yang
fluktuatif pada tahun 2016 beserta dari tabel pesaing yang menunjukkan bahwa
penjualan tertinggi yang menjadi kekuatan dalam penerapan model dan strategi
dengan melihat serta menangkap 9 (sembilan) unsur elemen model bisnis kanvas
Geprek Express saat ini. Terkait dengan kondisi diatas, peneliti memfokuskan pada
permasalahan bagaimana mengatasi masalah ketidaktercapaiannya target penjualan
Geprek Express, omset penjualan yang fluktuatif pada tahun 2016,
mempertahankan keunggulan penjualan dan target ingin membuka cabang baru
Geprek Express di Samarinda.
Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi
yang diterapkan oleh Geprek Expres Samarinda karena dengan memahami model
pengembangan strategi bisnis, usaha bisnis perlu mengembangkan model dan
strategi bisnisnya guna menjawab tantangan persaingan penjualan dalam meraih
pangsa pasar yang semakin kompetitif. Dari apa yang telah dipaparkan diatas,
penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan yang berjudul “Analisis Model
Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda”
Kerangka Dasar Teori
Teori dan Konsep
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsionalnya, manajemen strategis
berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan
perencanaan untuk mencapai sasaran.
Elemen Utama Manajemen Strategis
Manajemen strategis memiliki elemen utama yang sangat berpengaruh besar
dalam tumbuh dan berkembangnya sebuah bisnis. Menurut Ketchen (2009)
mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang
dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan
kompetitif.
Proses Manajemen Strategis
Menurut David (2011), proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap
yaitu:
1.
Perumusan strategi
3.
Evaluasi strategi
2.
Pelaksanaan strategi
Jenis-Jenis Strategi
Menurut Fred R. David (2011) bahwa ada 4 (empat) kelompok besar jenis
strategi dalam manajemen strategis yaitu:
1.
Strategi Integrasi
3.
Strategi Diversifikasi
2.
Strategi Intensif
4.
Strategi Defensif
311
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323
Model Bisnis dan Metode Bisnis
Menurut Tim PPM Manajemen (2012:5-6) bahwa sebuah model bisnis
menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan dan menangkap nilai.
a.
Pengertian Model Bisnis Sebagal Metode
Model ini dapat dilihat dari pendapat (Wheelen dan Hunger, 2010:110)
b.
Pengertian Lain Model Bisnis Dikaitkan Dengan Strategi Bisnis
c.
Pengertian Model Bisnis Dapat Dilihat Dari Komponen Atau Elemen
Model Bisnis Kanvas (Business Model Canvas)
Konsep model bisnis kanvas atau lebih dikenal Business Model Canvas
(BMC) dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2009).
Pendeketannya, model bisnis ini ditampilkan dalam satu lembar kanvas yang berisi
peta dengan sembilan elemen (kotak). Sembilan elemen tersebut meliputi:
1. Segmen pelanggan
6. Sumber Daya Utama
(customer segments)
(key resources)
2. Proposisi nilai
7. Kegiatan Utama
(value propositions)
(key activities)
3. Saluran menuju pelanggan
8. Mitra Utama
(channels)
(key partners)
4. Hubungan dengan pelanggan
9. Struktur Biaya
(customer relationship)
(cost)
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif yang diperoleh dari
berbagai informan kunci yang memiliki keterkaitan langsung dengan objek
penelitian terutama yang berhubungan dengan 9 (sembilan) elemen dalam model
bisnis kanvas
Objek
Objek penelitian ini adalah usaha kuliner ayam pedas yang bernama Geprek
Express yang beralaatlamat Jl. Siradj salman ruko Grand Mahakam F11 dan ruko
Bumi Sempaja, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bisa dengan cara yang dapat membantu
mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu:
a.
Wawancara
b.
Observasi
c.
Dokumentasi
Teknik Analisis Data
a.
Model Bisnis Kanvas
Model bisnis kanvas yang mengacu pada teori Alexander Osterwalder dan
Yves Pigneur (2009) dengan melihat 9 (sembilan) unsur elemen.
312
Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B)
Hasil Penelitian
Model Bisnis Kanvas
Pada bagian ini analisis model bisnis kanvas digunakan untuk menentukan
usaha bisnis dapat memetakan model bisnisnya kedalam 9 (sembilan) elemen serta
untuk menentukan hambatan-hambatan saat penerapan Model Bisnis Kanvas pada
Geprek Express Samarinda.
Model Bisnis Kanvas Geprek Express Saat Ini
a. Segmentasi Pelanggan (Customer Segments)
a) Masyarakat yang cenderung konsumtif
c) Karyawan
b) Mahasiswa
d) Anak Kos
c) Karyawan
b. Proposisi Nilai (Value Prepositions)
a) Produk (Rasa dan kualitas)
c) Layanan (Delivery order)
b) Kemasan (Packaging)
c. Saluran (Channels)
Saluran-saluran yang dimiliki perusahaan tersebut di antaranya: media social,
email dan telepon.
d. Hubungan Pelanggan (Customer Relationships)
a) Service Excellent
c) Afiliasi
b) Cross Selling
e. Aliran Pendapatan (Revenue Stream)
Aliran pendapatan bisnis Geprek Express berasal dari penjualan di outlet.
f. Sumber Daya Utama (Key Resources)
a) Sumber daya manusia
c) Alat teknologi canggih
b) Sumber daya alam
d) Sistem keuangan
g. Aktivitas Utama (Key Activities)
a) Pemasaran (Marketing)
c) Mengelola SDM
b) Pembenahan produksi
d) Menjaga cash dikas
h. Mitra Utama (Key Partnership)
a. Orang (Jasa rekrut)
c) Alat (Supplier)
b. Uang (Investor)
d) Bahan baku (Supplier)
i. Struktur Biaya (Cost Structure)
a) Beban overhead
b) Beban operasional
Model Bisnis Kanvas Komprehensif
Tampilan model bisnis kanvas yang komprehensif dimana dengan 9
(sembilan) elemen model bisnis kanvas dan beserta dengan unsur-unsurnya sebagai
berikut
313
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323
Gambar Model Bisnis Kanvas Komprehensif
Pembahasan
Hasil penelitian ini membahas hal-hal yang mengenai kondisi nyata yang
terjadi dilapangan (outlet Geprek Express), teori model bisnis kanvas yang ditulis
oleh Alexander Osterwarlder dan Yves Pigneur (2009), penelitian terdahulu (kajian
empiris) dan analisis peneliti dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada
Geprek Express Samarinda dapat dijabarkan sebagai berikut:
A. Segmen Pelanggan (Customer Segments)
1. Hasil Penelitian
Geprek Express lebih mengarahkan customer segmentsnya pada tipe
segmented dimana pembeli dikelompokkan berdasarkan usia dan tingkat
pendapatan.
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Sesuai dengan teori tersebut bahwa Geprek Express mengacu pada pasar
massa, men-segmentasi pasarnya dan memplatform banyak sisi. Hal yang belum
mengacu pada teori yaitu: Geprek Express tidak menggunakan jenis segmen
pelanggan pasar ceruk dan tidak mendiversifikasi jenis pelanggannya.
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan dengan yang
menjelaskan hasil analisis model bisnis kanvas pada segmen pelanggan yang ada
di PT. Semen Tonasa yaitu: sama-sama memiliki 4 (empat) segmen pelanggannya
dengan Geprek Express. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan
penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kanvas pada
segmen pelanggan home industry tempe terbilang hanya berfokus pada satu segmen
pelanggan saja dalam menjalankan kegiatan usaha home industry tempe ini.
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express men-segmentasikan
pelanggan berdasarkan peluang yang ada. Geprek Express menggolongkan usia
segmen pelanggannya yaitu:n dari usia 15-30 tahun dan kalangan ekonominya
314
Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B)
Geprek Express menarget pasarnya ialah pada kalangan menengah ke bawah.
Target pasar Geprek Express sebesar 25.000 konsumen baru dan 25.000 konsumen
yang di pertahankan setiap bulannya. Saat ini Geprek Express sudah memiliki
database pelanggannya, namun hanya sebesar 6.000 konsumen yang didata lewat
delivery order. Terkait hal itu, Geprek Express akan jauh lebih baik jika mendata
pelanggannya secara maksimal dan melakukan ekspansi pasar dengan mencari
segmen pelanggan baru.
B. Proposisi Nilai (Value Propositions)
1. Hasil Penelitian
Geprek Express terdapat beberapa elemen yang berkaitan dengan proposisi
nilai (value proposisitions) yaitu: newness, perfomance, design, brand, price,
usability dan layanan.
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Beberapa hal yang mengacu teori yaitu: Geprek Express mengacu pada sub
elemen kinerja, mengacu pada sub elemen desain, merek/stasus, pengurangan
biaya, pengurangan risiko, kemampuan dalam mengakses, kenyamanan/kegunaan
dan men-segmentasi pasarnya. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek
Express belum memiliki sub elemen nilai yang berpacu pada sifat baru, nilai pada
harganya dengan yang lebih rendah, nilai yang dapat membantu pelanggan dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan dengan proposisi nilai
yang ada di PT. Semen Tonasa yaitu: delivery time, layanan purna jual, dan
“customer solution” sebagai unsur tambahan. Peneliti juga menemukan hal yang
bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model
bisnis kanvas pada home industry tempe yang menerapkan proposisi nilai pada
umumnya saja yang hanya berupa potongan harga dan bonus dalam menarik
konsumen untuk membeli tempe.
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express menawarkan proposisi nilai
kepada pelanggannya seperti produk, kemasan dan layanan. Dalam produknya
yang menjadi nilai tambah utama ialah Geprek Express merupakan pioner produk
ayam geprek dengan berbagai macam rasa dan tingkatan pedas di Samarinda.
Kelebihan pada kemasannya ialah Geprek Express populer dengan desain
packagingnya yang menarik, unik berbentuk kotak persegi yang mudah dipegang
dan dibawa kemana-mana).
Geprek Express selalu mempertahankan desain dan kualitasnya yang
terbilang saat ini masih unggul dibandingkan dengan yang lain walaupun rasa
produknya yang terbilang masih fluktuatif. Geprek Express harus juga berinisiatif
dan berinovasi menciptakan proposisi-proposisi nilai baru terkait dengan era
modernisasi yang selalu saja berkembang pesat.
C. Saluran Menuju Pelanggan (Channels)
315
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323
1. Hasil Penelitian
Geprek Express memasarkan produknya ke customer menggunakan 3
unsur saluran yaitu: saluran melalui media sosial, email dan telepon.
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Sesuai dengan teori tersebut bahwa mengacu pada tenaga penjualan,
mengacu pada toko sendiri dan penjualan besar. Hal yang belum mengacu pada
teori yaitu: Geprek Express belum memiliki situs web yang dapat dinikmati oleh
pelanggannya dan mitra yang dapat membantu memperluas saluran distribusi tidak
langsungnya.
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan saluran menuju
pelanggan UKM Mitra Mina sama dengan Geprek Express yang awalnya hanya
melalui mulut ke mulut (word of mouth) antar pelanggannya untuk
mempromosikan produk dan jasa yang ditawarkan perusahaannya. Peneliti juga
menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan
hasil analisis model bisnis kanvas saluran home industry tempe di dalam proses
distribusi yang hanya menggunakan 1 saluran baik itu saluran distribusi langsung
atau saluran distribusi tidak langsung.
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa dalam saluran menuju pelanggannya,
Geprek Express menggunakan beberapa saluran dalam menjangkau pelanggannya
yaitu: media sosial, email dan telepon. Berdasarkan upaya yang sudah dilakukan
Geprek Express memperluas saluran menuju pelanggannya seperti melalui mouth
to mouth, media sosial dan iklan koran berbayar. Riset dari Geprek Express
menyatakan bahwa melalui media sosial jauh lebih efektif. Oleh sebab itu,
berdasarkan ketiga saluran (media sosial, email dan telepon) bahwa saluran utama
pada Geprek Express ialah melalui media sosial.
Terkait dengan saluran menuju pelanggan Geprek Express perlu memiliki
sebuah wadah atau kolam sendiri khusus Geprek Express yang bertujuan untuk
menjaring hingga menjangkau seluruh pelanggan dan target pelanggannya secara
aman. Selain itu dalam meningkatkan kesadaran pelanggan Geprek Express yang
sudah dimiliki oleh Geprek Express peneliti menyarankan ke pihak Geprek Express
untuk mempertimbangkan segera dalam membuat member card. Member card
(kartu membe).
D. Hubungan Dengan Pelanggan (Customer Relationship)
1. Hasil Penelitian
Geprek Express memiliki teknik dalam menjaga hubungan pelangganya
yaitu: service excellent, cross selling dan afiliasi.
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Sesuai dengan teori tersebut bahwa mengacu pada bantuan personal,
mengacu pada komunitas dan mengacu pada layanan otomatis dalam menjaga
316
Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B)
hubungan pelanggannya. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek
Express belum memiliki bantuan personal khusus, menggunakan cara swalayan dan
menggunakan koreasi.
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan unsur hubungan pelanggan yang
ada di PT. Semen Tonasa yaitu: unsur-unsur marketing yang dimana unsur ini
bertujuan agar dapat mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan
pelanggan. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian
terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kanvas hubungan pelanggan
UKM Mitra Mina hanya mengandalkan bantuan personal yang berupa obrolan dan
bantuan pengangkatan barang kepada konsumen dan juga bonus belum berlaku
sepenuhnya terhadap konsumen.
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express saat ini telah memiliki
teknik tersendiri dalam menjaga hubungan pelanggannya. Teknik yang dilakukan
dalam menjaga hubngan pelanggan dibagi menjadi 3 (tiga) teknik yaitu: service
excellent yang bertujuan membangun harmonisasi dengan pelanggan, cross selling
yang bertujuan untuk membuat pelanggan dapat membeli lebih dan afiliasi yang
bertujuan menciptakan kesadaran pelanggan untuk sukarela mereferensikan produk
Geprek Express. Geprek Express juga akan jauh lebih baik jika mempertimbangkan
untuk merekrut tenaga ahli yang bisa membantu secara personal dan khusus yang
bertugas memasarkan dan melayani secara khusus pelanggannya sehingga semua
pelanggan.
E. Aliran Pendapatan (Reveneu Streams)
1. Hasil Penelitian
Aliran pendapatan pada Geprek Express yaitu: pendapatan yang diperoleh
perusahaan dari customer segments. Geprek Express saat ini memperoleh
pendapatan hanya dari penjualan produk.
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Sesuai dengan teori tersebut bahwa Geprek Express memiliki arus
pendapatan dari biaya penggunaan mengacu pada bantuan personal, mengacu pada
komunitas. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum
membangun arus pendapatannya melalui penjualan aset, belum memiliki arus
pendapatan melalui pinjaman/penyewaan/leasing, belum memiliki arus pendapatan
dari biaya langganan dan periklanan.
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan unsur arus pendapatan yang ada
pada UKM Mitra Mina sama dengan Geprek Express yang berasal dari penjualan
produk dan juga pesan antar (delivery order). Peneliti juga menemukan hal yang
bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model
bisnis kanvas arus pendapatan home industry tempe di dalam pendapatannya hanya
mengandalkan dari penjualan tempe secara langsung.
317
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki beberapa sumber
pendapatan utama yaitu: hasil dari penjualan produk. Hasil penjualan produk
tersebut dibagi menjadi dua yaitu: penjualan produk makanan dan minuman.
Geprek Express akan jauh lebih baik jika mempertimbangkan saran dari peneliti
agar kedepannya menciptakan inovasi lebih terhadap arus pendapatannya yaitu:
Geprek Express tidak hanya berfokus pada penjualan produknya saja melainkan
dapat memiliki pendapatan lain selain penjualan produk.
F. Sumber Daya Utama (Key Resources)
1. Hasil Penelitian
Sumber daya utama (key resources) Geprek Express dapat dilihat dari 4
elemen yaitu: sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), sistem, dan
alat.
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Sesuai dengan teori tersebut bahwa Geprek Express mengacu pada
sebagian sumber daya utama dari segi fisik dan dari segi manusia. Hal yang belum
mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum memiliki sumber daya utama
yang berupa fisik seperti bangunan (outlet atas kepemilikan sendiri), sistem titik
penjualan dan jaringan distribusi, dari segi finansial dan dibidang intelektual
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan unsur sumber daya utama home
industry tempe umumnya sama persis memiliki 4 sumber daya utama yaitu: sumber
daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya intelektual dan sumber daya
finansial, sedangkan sumber daya utama Geprek Express dari hasil penelitian juga
memiliki sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya intelektual
(alat/kemampuan) dan sistem keuangan (sumber daya finansial). Peneliti juga
menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan
hasil analisis model bisnis sumber daya utama yang ada di PT. Semen Tonasa yaitu:
unsur pabrik, pengantongan semen, dermaga. SDA, SDM dan peralatan yang
terbilang lebih banyak dengan sumber daya yang dimiliki.
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki sumber daya
utama yang dimiliki oleh Geprek Express saat ini yaitu: SDM (tenaga ahli, tenaga
teknis, tenaga pemasaran, tenaga produksi dan tenaga administrasi), sumber daya
alam (cadangan bahan baku utama dan pelengkap), alat (alat penunjang dalam
kegiatan operasional Geprek Express) dan sistem (sistem yang membantu
mempercepat dan memaksimalkan kegiatan operasional Geprek Express).
Keempat sumber daya itu menjadi kunci utama Geprek Express dalam kegiatan
operasionalnya dalam upaya meningkatkan penjualannya. Peneliti menyarankan
untuk memperhatikan SDM/karyawannya, karena pada saat observasi yang sudah
dilakukan secara diam-diam oleh peneliti dioutlet Geprek Express. Peneliti melihat
318
Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B)
beberapa karyawan cenderung kurang semangat, kurang ramah dan kurang
profesional pada saat melayani pelanggan.
G. Kegiatan-Kegiatan Utama (Key Activities)
1. Hasil Penelitian
Kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh Geprek Express saat ini telah
disederhanakan menjadi 4 (empat) macam kegiatan utama. Dari keempat kegiatan
utama tersebut yang menjadi prioritas utama. Berikut penjelasan dari keempat
kegiatan utama pada Geprek Express yaitu: melakukan pemasaran, pembenahan
produksi, mengelola SDM dan menjaga cash dikas.
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Sesuai dengan teori tersebut bahwa dari segi produksi, pada sebagian
sumber daya utama dari segi fisik, pemecahan masalah dan dari segi manusia. Hal
yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum memiliki kegiatan
utama yang dirancang dengan beberapa jaringan.
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan kegiatan utama yang ada di PT.
Semen Tonasa yaitu: delivery time, layanan purna jual dan “customer solution”
sebagai unsur tambahan. Peneliti juga menemukan hal yang bertentangan dengan
penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model bisnis kegiatan utama
home industry tempe selama ini hanya mengandalkan aktivitas produksi dan
penjualan saja di dalam menjalankan aktivitas usahanya.
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki kegiatan-kegiatan
utama yang di antaranya ialah kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan
pembenahan produksi, kegiatan kemampuan SDM dan kegiatan cash pada kas.
Keempat kegiatan ini menjadi kunci utama Geprek Express dalam bisnisnya.
Peneliti tidak terlalu banyak mengkritisi mengenai kegiatan-kegiatan utama yang
ada pada Geprek Express, karena kegiatan tersebut sudah sangat efektif jika
dilaksanakan dengan maksimal. Maka dari itu Geprek Express akan jauh lebih baik
jika bisa membuat waktu saat proses menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut agar
lebih cepat dibanding sekarang.
H. Mitra Utama (Key Partners)
1. Hasil Penelitian
Beberapa mitra utama yang ada di Geprek Express yaitu: orang (jasa
rekrut), uang (investor), alat (supplier) dan bahan baku (supplier)
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Sesuai dengan teori tersebut bahwa mengacu pada skala ekonomi,
pengurangan risiko dan akuisisi sumber daya. Hal yang belum mengacu pada teori
yaitu: Geprek Express belum memiliki outsourcing (penggunaan tenaga kerja dari
perusahaan lain) dan sistem joint venture.
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
319
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan pada kemitraan utama yang ada
pada UKM Mitra Mina sama dengan Geprek Express yaitu: sama-sama
bekerjasama dengan pemasok (supplier) dalam memenuhi seluruh kebutuhan
logistiknya seperti alat dan bahan baku. Peneliti juga menemukan hal yang
bertentangan dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan hasil analisis model
bisnis kemitraan utama home industry tempe selama ini hanya mengandalkan
kemitraan utama yang pada umumnya yaitu: hanya dengan toko keledai dengan
toko plastik.
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki kegiatan-kegiatan
utama yang di antaranya ialah kegiatan pemasaran Geprek Express sudah memiliki
beberapa mitra utama yaitu: berupa orang (jasa rekrut), uang (investor), alat
(supplier) dan bahan baku (supplier). Adanya kemitraan utama pada Geprek
Express ialah dengan tujuan untuk mengoptimalkan operasional Geprek Express
yang sudah berjalan saat ini. Terkait unsur mitra utama, ternyata Geprek Express
masih merekrut karyawannya sendiri dan menggunakan jasa rekrut dalam
mendapatkan tenaga kerjanya sehingga Geprek Express mempunyai penilaian
tersendiri dalam menerima karyawannya.
I. Struktur Biaya (Key Activities)
1. Hasil Penelitian
Karakteristik struktur biaya (cost) Geprek Express terbagi menjadi tiga
yaitu: biaya overhead, biaya operasional dan biaya logistik.
2. Teori model bisnis kanvas yang ditulis oleh Alexander Osterwarlder dan Yves
Pigneur (2009)
Sesuai dengan teori tersebut bahwa pada biaya tetap, skala ekonomi dan
terpacu nilai. Hal yang belum mengacu pada teori yaitu: Geprek Express belum
mengacu pada lingkup ekonomi dalam struktur biayanya.
3. Penelititian Dahulu (Kajian Empiris)
Pada penelitian terdahulu terdapat hal yang sejalan pada struktur biaya yang ada di
PT. Semen Tonasa berdasarkan oleh biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya
administrasi dan umum yang tidak jauh berbeda dengan Geprek Express. Peneliti
juga menemukan hal yang bertentangan dengan penelitian terdahulu yang
menjelaskan hasil analisis model bisnis struktur biaya home industry tempe yang
hanya dibagi menjadi 2 yaitu: biaya tetap dan variabel.
4. Hasil Observasi Peneliti
Adapun hasil observasi bahwa Geprek Express memiliki Biaya-biaya pada
Geprek Express tersebut digolongkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu: biaya
overhead, biaya operasional dan biaya logistik. Dari ketiga biaya tersebut, biaya
terbesar yang dikeluarkan oleh Geprek Express ialah biaya logistiknya yang
mencapai 40% dari omset. Terkait dalam menyusun biaya Geprek Express
terbilang sangat hebat dalam menekan biaya-biaya yang ada, namun tanpa
mengurangi kualitasnya.
320
Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B)
Hambatan-hambatan dalam penerapan model bisnis kanvas pada Geprek
Express Samarinda
Hambatan utama Geprek Express dalam menerapkan model bisnis kanvas
ialah terletak pada sumber daya manusianya yaitu: hambatan dalam menggerakkan,
hambatan dalam memahami, hambatan dalam mendesain dan hambatan dalam
mengelola. Selain hambatan yang terjadi pada sumber daya manusia Geprek
Express saat penerapan model bisnis kanvas. Geprek Express disarankan untuk
lebih memperhatikan kinerja karyawan yang bekerja kurang profesional dan juga
Geprek Express diharapkan selalu kreatif hingga inisiatif dalam memberikan
inovasi terhadap pelayanan, desain dan produknya.
Penutup
Berdasarkan identifikasi model bisnis kanvas yang dijalankan oleh
Geprek Express Samarinda saat ini sebagian besar sudah memperhatikan setiap
elemen yang ada dalam Geprek Express Samarinda dan 9(sembilan) elemen
tersebut yaitu:
a. Segmen pelanggan pada Geprek Express Samarinda yang menjadi fokus utama
adalah karyawan kantor atau bank yang tidak sempat dalam mencari makan
siang keluar kantor. Adapun yang perlu ditambahkan adalah anak sekolah
karena banyaknya pelanggan Geprek Express yang berstatus pelajar.
b. Proposisi nilai pada Geprek Express Samarinda yang menjadi nilai tambahnya
ialah produk yang berkualitas, kemasan yang unik, menarik, serta mudah dibawa
dan layanan yang menjamin ketersediaan produk hingga layanan pesan antar.
Adapun yang perlu ditambahkan ada 7 (tujuh) hal yaitu: newness, price,
usability, desain, outlet, live accoustic dan pesanan custom.
c. Saluran menuju pelanggan yang dimanfaatkan oleh Geprek Express Samarinda
hanya dengan memaksimalkan media sosial dalam pemasaran produk serta
telepon dalam pelayanannya ke pelanggan. Adapun yang perlu adalah dengan
membuat member card danwebsite resmi Geprek Express.
d. Hubungan pelanggan pada Geprek Express Samarinda menggunakan teknik
service excellent, teknik cross selling dan teknik afiliasi. Adapun yang perlu
ditambahkan adalah maintenance intensif secara berskala.
e. Arus pendapatan pada Geprek Express Samarinda saat ini hanya bersumber pada
penjualan produk makanan/minuman yang ditawarkan dan juga pesan antar.
Terkait dengan pengembangan elemen ini, Geprek Express memiliki peluang
untuk meningkatkan pendapatannya dengan menambahkan pemakaian kartu
debit dan membuka waralaba (franchise).
f. Sumber daya utama pada Geprek Express Samarinda diantaranya terdiri dari
sumber daya manusia, sumber daya alam, alat dan sistem yang membantu
kegiatan operasional.
g. Kegiatan utama pada Geprek Express Samarinda selama ini hanya
mengandalkan kegiatan pemasaran, pembenahan produksi, pengelolaan SDM
dan menjaga uang tunai (cash) pada kas outlet. Adapun yang perlu ditambahkan
321
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 309-323
pada elemen kegiatan utama adalah pembuatan serta pengelolaan website resmi
Geprek Express dan membangun kerja sama dengan perusahaan perbankan.
h. Mitra utama pada Geprek Express Samarinda terdiri dari orang (jasa rekrut),
uang (investor), alat (supplier) dan bahan baku (supplier). Terkait
pengembangan elemen ini, Geprek Express hanya perlu memperbanyak kenalan
pemasok (supplier) yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan
operasionalnya.
i. Struktur biaya pada Geprek Express Samarinda yang dikeluarkan berhubungan
erat dengan biaya penguluaran untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Adapun
yang diperlukan ditambahkan adalah biaya-biaya pengeluaran untuk membuat
website resmi Geprek Express.
Hambatan-hambatan saat dalam menerapkan model bisnis kanvas tersebut
meliputi:
a. Hambatan dalam menggerakkan
c. Hambatan dalam mendesain
b. Hambatan dalam memahami
d. Hambatan dalam mengelola
Terkait dengan hambatan-hambatan tersebut dapat disimpulkan bahwa
hambatan terbesar yang mempengaruhi penerapan model bisnis kanvas pada
Geprek Express Samarinda ialah pada sumber daya manusianya
Peneliti ingin memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat
dipertimbangkan dan berguna oleh Geprek Express Samarinda dalam model bisnis
kanvas. Saran-saran dalam penelitian ini antara lain:
a. Untuk mengembangkan usaha Geprek Express Samarinda diperlukan
keberanian dalam menciptakan inovasi baru pada desain, sistem pesanan,
menu yang ditawarkan, rasa nyaman dan promosi yang diterapkan oleh Geprek
Express.
b. Geprek Express perlu meningkatkan kinerja layanan delivery order, terkait
banyaknya keluhan pelanggan yang mengeluh dan kecewa atas terjadinya
keterlambatan yang cukup lama dalam menggunakan layanan ini. Geprek
Express disarankan saat pelanggannya yang pesan melalui via telepon, pihak
Geprek memberikan penjelasan waktu atas kepastian pengantaran pesananya
dan Geprek Express juga bisa membedakan antara yang memproduksi untuk
pesanan di outlet dengan yang memesan melalui layanan delivery order agar
ketika terjadi pesanan besar di outlet maupun delivery order tidak berpengaruh
atas proses penyediaannya.
c. Geprek Express disarankan membuat website resmi Geprek Express yang
berisikan dengan story telling dan user exprience sehingga hubungan dengan
konsumen dapat dibentuk menjadi lebih intensif.
d. Merekrut tenaga kerja khusus yang bertugas melayani dan memasarkan produk
secara khusus kepada pelanggannya sehingga pelanggan merasa terpuaskan
oleh pelayanan yang diberikan Geprek Express.
e. Geprek Express disarankan memberikan training kepada karyawannya agar
dapat meningkatkan skill dan profesional mereka, karena karyawan cenderung
322
Analisis Model Bisnis Kanvas Geprek Express Samarinda (Muh Hakiim Rizqi B)
f.
g.
h.
terlihat kurang profesional dalam melayani pelanggan ketika pimpinannya
tidak berada ditempat.
Memperbaiki layanan dan berinovasi pada pelayanan, desain dan produk harus
dilakukan Geprek Express dalam memberikan pelayanan prima yang cepat.
Supplier Geprek Express akan jauh lebih baik jika lebih dari satu supplier.
Hambatan utama yang akan dihadapi oleh Geprek Express adalah masalah
pada mengelola sumber daya manusia. Oleh sebab itu, Geprek Express harus
dapat merekrut karyawan kompeten yang memiliki kemampuan yang sesuai
dengan perkembangan serta yang dibutuhkan oleh Geprek Express Samarinda.
Daftar Pustaka
David Fred R. 2011. Manajemen Strategi. Jakarta: Salemba Empat.
Osterwalder, Alexander dan Pigneur, Yves. 2009. Business Model Generation.
USA.
Geprek Express Samarinda. 2016. Laporan Omset Penjualan Geprek Express
Tahun 2016. Samarinda: Geprek Express
Tim PPM Manajemen 2012, Business Model Canvas: Penerapan di Indonesia.
Jakarta: Penerbit PPM Manajemen
Wheelen, Thomas L., Hunger, J. David, 2010. Strategic Management and.
Business Policy Achieving Sustainability. Twelfth Edition: Pearson.
Sumber Internet:
Ketchen Jr. D. et all. 2009. "Strategy 2008-2009" (Online), http://businessreview.rumus.info/id1/830-715/Manajemen-Strategis_24393_businessreview-rumus.html (diakses 05 November 2016).
Sumber Jurnal:
Asruddin. 2014. “Analisis Model Strategi Pengembangan Bisnis Pada PT. Semen
Tonasa”. Makassar: Program Magister Managemen Universitas Hasanuddin
Makassar
Prasetyo 2016, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul
“Penerapan Business Model Canvas Untuk Menciptakan Alternatif Strategi
Bisnis Di Dalam Pengembangan Kegiatan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah Tahun 2015 (Studi Pada UMKM Home Industry Tempe di Kota
Bandar Lampung)”. Lampung: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
Gunawan 2016, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dengan
judul ”Perancangan Business Model Canvas sebagai Alternatif Strategi
Bisnis Budidaya Ikan Gurame (Studi kasus pada UKM Mitra Mina. Desa
Sridadi, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah)”. Lampung: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung X, Gejayan, Yogyakarta. 11.5
323
Download