fitrah mulyadi d1a212145 - fh unram

advertisement
i
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN BERLANGGANAN
TELEVISI TRANSVISION (STUDI DI MATARAM)
JURNAL ILMIAH
Oleh :
FITRAH MULYADI
D1A 212 145
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2016
ii
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN BERLANGGANAN
TELEVISI TRANSVISION (STUDI DI MATARAM)
JURNAL ILMIAH
Oleh :
FITRAH MULYADI
D1A 212 145
Menyetujui :
Pembimbing Pertama,
H. Zaenal Arifin Dilaga, SH., M.Hum.
NIP. 19610712 198903 1 002
iii
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN BERLANGGANAN
TELEVISI TRANSVISION (STUDI DI MATARAM)
FITRAH MULYADI
D1A 212 145
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hukum para pihak
dalam perjanjian berlangganan televisi menurut hukum perjanjian, serta untuk
mengetahui penyelesaian hukum yang harus ditempuh apabila terjadi wanprestasi
dalam perjanjian berlangganan televisi berbayar. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian normative-empiris sehingga diketahui hubungan hukum para pihak
dalam perjanjian berlangganan televisi berbayar timbul dari perjanjian kerja dan
perjanjian pinjam-pakai yang dibuat oleh penyedia jasa televisi berbentuk
perjanjian baku. Sedangkan timbulnya wanprestasi diantara kedua belah pihak
diselesaiakan dengan perdamaian dengan jalan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
Kata Kunci : Perjanjian Berlangganan, Berlangganan Televisi.
JUDICIAL REVIEW TRANSVISION TELEVISION SUBSCRIPTION
AGREEMENT (THE STUDY IN MATARAM)
ABSTRAC
This research aims to determine the legal relations of the parties in the
television subscription agreement under contract law, and to determine the legal
settlement that must be taken in the event of default in pay-TV subscription
agreement. This study is a normative-empirical research in order to know the legal
relationship of the parties in the pay-TV subscription agreement arising from
employment contracts and borrow-use agreements made by television service
providers in the form of raw agreement. While the incidence of default between
the two sides, resolved by peace with the deliberation to reach a consensus.
Keywords : Subscription Agreement, Subscription Television.
i
I . PENDAHULUAN
Perkembangan hukum dalam kehidupan diera reformasi sekarang ini
memberikan tuntutan hukum di dalam masyarakat terutama dibidang sarana
hiburan melalui layar kaca (televisi), pada hakekatnya media televisi lahir
karena perkembangan teknologi. Televisi Sebagai Media Massa pada dasarnya
mempunyai peranan pokok yaitu tertuang dalam Pasal 28F Undang-Undang
Dasar 1945, berbunyi:
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan peribadi dan lingkungan sosialnya serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengelola, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.”
Pelaksanan penyiaran dikuasai negara sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 1 Angka (14) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
yang menyebutkan:
“Izin penyelenggaraan penyiaran adalah hak yang diberikan oleh
negara kepada lembaga penyiaran untuk menyelenggarakan
penyiaran.”
Selanjutnya dalam Pasal 13 Ayat (1) Undang-undang yang sama
menyebutkan bahwa jasa penyiaran terdiri atas: jasa penyiaran radio dan jasa
penyiaran televisi.
Jasa penyiaran televisi adalah salah satu jasa penyiaran yang sangat
berkembang pesat di dunia penyiaran saat ini, dan dapat dirasakan dengan
banyaknya lembaga penyiaran swasta yang berkembang baik secara nasional
maupun lokal. Transvision (PT. Indonusa Telemedia) adalah televisi berbayar
ii
dengan menggunakan media satelit, efektivitas bisnis melalui jasa penyiaran
televisi berbayar satelit ini pada dasarnya sangat berhubungan sekali dengan
pemirsanya. Dalam keadaan ini maka dapat dipahami suatu kenyataan jika
ingin
menyaksikan
siaran
televisi
berlangganan
masyarakat
harus
membayarnya.
Perjanjian berlangganan televisi berbayar satelit memberikan syarat
kepada calon pelanggannya untuk memberlakukan perjanjian tersebut selama
setahun. Jika pelanggan berkeinginan membatalkan perjanjian dan usia
perjanjian belum mencapai usia setahun maka pelanggan tersebut dapat
dikenakan pinalti berupa pembayaran denda kepada perusahaan televisi
berbayar tersebut.
Keadaan
prasyarat
perjanjian
berlanggaran
televisi
di
atas
memberikan kondisi bahwa konsumen tetap memiliki nilai tawar yang rendah
terhadap perilaku pasar (pengusaha), padahal di sisi lain untuk sahnya suatu
perjanjian maka asas konsensualitas harus dipenuhi di mana pada asas tersebut
keadaan-keadaan atau klausul-klausul yang diadakan oleh konsumen
keadaannya harus setaraf dengan klausula yang ditawarkan pengusaha. Untuk
hal yang demikian maka dalam keadaan ini penulis ingin mengulas masalah
perjanjian berlangganan televisi ini khususnya terhadap klausul-klausul yang
terdapat dalam perjanjian itu sendiri.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan hukum para pihak dalam perjanjian berlangganan
televisi berbayar menurut hukum perjanjian ?
iii
2. Bagaimana penyelesaian sengketa bila terjadi wanprestasi dalam perjanjian
berlangganan televisi berbayar ?
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk
mengetahui hubungan hukum para pihak dalam perjanjian berlangganan
televisi berbayar menurut hukum perjanjian; 2. Untuk mengetahui penyelesaian
hukum yang harus ditempuh apabila terjadi wanprestasi dalam perjanjian
berlangganan televisi berbayar.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.
Secara teoritis untuk menambah literatur tentang perkembangan hukum itu
sendiri khususnya dalam kaitannya dengan lembaga penyiaran televisi; 2.
Melalui tulisan ini juga diharapkan kepada masyarakat dapat mengambil
manfaatnya terutama dalam hal mengetahui tentang keadaan maupun hak-hak
masyarakat dalam hal mendapatkan pelayanan hiburan maupun informasi
melalui televisi berlangganan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif-empiris,
metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Perundang-undangan
(Statute Approach), pendekatan Konseptual (Conceptual Approach), dan
pendekatan Sosiologis (sociological approach). Metode analisa yang
digunakan yaitu metode analisis deskriptif dan kualitatif. Sedangkan sumber
data yang digunakan adalah data kepustakaan dan data lapangan, serta jenis
data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Kemudian teknik
dan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu interview/ wawancara.
iv
II. PEMBAHASAN
Hubungan Hukum Para Pihak dalam Perjanjian Berlangganan Televisi
Menurut Hukum Perjanjian
Hubungan hukum (rechtsbetrekkingen) adalah hubungan antara dua
subyek hukum atau lebih mengenai hak dan kewajiban di satu pihak
berhadapan dengan hak dan kewajiban dipihak yang lain.1 Dengan kata lain
hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum.
Karakteristik atau ciri perjanjian berlangganan televisi Tranvision
pada penelitian ini yaitu bercirikan kontrak/ perjanjian pinjam pakai dan
perjanjian kerja.
Perjanjian Kerja dalam Berlangganan Televisi
Perjanjian kerja secara umum diatur dalam Pasal 1601 Kitab UndangUndang Hukum Perdata, yang berbunyi:
“Selain persetujuan untuk menyelenggarakan beberapa jasa yang
diatur oleh ketentuan-ketentuan khusus untuk itu dan oleh syaratsyarat yang diperjanjikan, dan bila ketentuan-ketentuan yang syaratsyarat ini tidak ada, persetujuan yang diatur menurut kebiasaan, ada
dua macam persetujuan, dengan mana pihak kesatu mengikatkan diri
untuk mengerjakan suatu pekerjaan bagi pihak lain dengan menerima
upah, yakni perjanjian kerja dan perjanjian pemborongan kerja.”
Dalam
perjanjian
berlangganan
tetevisi
Transvision
bentuk
perjanjiannya berupa perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu, karena
perjanjian berlangganan televisi Transvision merupakan layanan televisi
berlangganan yang merupakan suatu jasa pelayanan siaran televisi.
1
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal. 269.
v
Upah yang tersebut dalam Pasal 1601 KUH Perdata ialah iuran yang
wajib dibayarkan pelanggan kepada Transvision sebagaimana telah ditetapkan
dalam perjanjian berlangganan televisi Transvision.
Dan pelanggan diwajibkan untuk berlangganan selama setahun dan
apabila pelanggan berhenti berlangganan sebelum waktu setahun atau 12 bulan
maka pelanggan membayar denda kepada Transvision sebesar Rp. 500.000,ketentuan tersebut disebutkan dalam jangka waktu pada syarat dan ketentuan
berlangganan layanan Transvision.
Pekerjaan yang dilakukan yaitu menyalurkan siaran melalui sinyal
dengan media satelit yang dilakukan oleh Transvison kerumah pelaggannya,
yang telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian berlangganan televisi
tersebut, dimana pelanggan sebagai pengguna jasa tersebut, sedangkan
Transvision sebagai penyedia jasa.
Berakhirnya hubungan kerja dijelaskan dalam Pasal 1603 huruf (e)
KUH Perdata, Pelanggan yang hendak berhenti berlangganan televisi
Transvision wajib memberitahukan kepada Transvision tentang pengakhiran
tersebut paling lama 14 hari kalender sebelum berakhirnya siklus tagihan,
ketentuan tersebut disebutkan dalam pengakhiran layanan Transvision pada
syarat dan ketentuan layanan Transvision.
Perjanjian Baku dalam Berlangganan Televisi
Bentuk perjanjian baku atau standar yang dibuat oleh salah satu pihak
adalah berbentuk tertulis. Isinya telah ditentukan secara sepihak oleh pihak
ekonomi kuat. Isinya dituangkan dalam Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang
vi
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menjelaskan klausula
baku adalah:
“Setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah di
persiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku
usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang
mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.”
Kekuatan pengikat perjanjian baku menitik-beratkan pada kebiasaan
yang berlaku dalam masyarakat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan halhal yang bersifat pragmatis, dengan ditandatanganinya standar kontrak
tersebut, timbul hak dan kewajiban para pihak.
Perjanjian Pinjam Pakai dalam Berlangganan Televisi
Perjanjian pinjam pakai diatur dalam Pasal 1740 KUH Perdata,
berbunyi:
“Perjanjian Pinjam Pakai adalah suatu perjanjian dalam mana pihak
yang satu menyerahkan suatu barang untuk dipakai dengan cumacuma kepada pihak lain, dengan syarat bahwa pihak yang menerima
barang itu setelah memakainya atau setelah lewat waktu yang
ditentukan, akan mengembalikan barang itu.”
Barang-barang milik Transvision yang merupakan perangkat penerima
yang dipinjam-pakaikan kepada pelanggannya berupa perangkat Set Top Box
(STB), Smart Card (SC), Outdoor Unit (ODU) dan Remote Control Unit
(RCU).
Pelanggan sebagai pemakai dari perangkat penerima diatur dalam
Pasal 1744 KUH Perdata, berbunyi:
“Siapa yang menerima pinjaman sesuatu, diwajibkan menyimpan dan
memelihara barang pinjaman sebgai seorang bapak rumah yang baik.
Ia tidak boleh memakainya guna suatu keperluan yang lain, selain
yang selaras dengan sifat barangnya, atau yang ditentukan dalam
vii
perjanjian; kesemuanya atas ancaman penggantian biaya rugi dan
bungga, jika tidak ada alasan untuk itu.”
Lamanya waktu penggunaan barang milik Transvision yaitu sampai
dengan berakhirnya layanan Transvision dan pelanggan minimal berlangganan
selama 12 bulan, ketentuannya diatur dalam syarat dan ketentuan berlangganan
layanan Transvision.
Dalam hal pengakhiran layanan Transvision, pelanggan wajib
menyampaikan kepada Transvision selambat-lambatnya 14 hari kalender
sebelum berakhirnya siklus tagihan.
Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Berlangganan Televisi
Yang dimaksud dengan hak adalah wewenang yang diberikan hukum
objektif kepada subjek hukum. Kewenangan untuk berbuat itulah yang biasa
disebut hak. Sedangkan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum
kepada orang atau badan hukum.
Dalam perjanjian berlangganan televisi Transvision terdapat dua pihak
yaitu, pihak pertama adalah PT. Indonusa Telemedia (Transvision) selaku
perusahaan yang menyediakan jasa televisi berlangganan, dan pihak kedua
adalah pelanggan televisi Transvision. Berdasarkan hasil wawancara penelitian
dengan Ibu Nur Komalasari selaku Sales PT. Indonusa Telemedia, bahwa hak
dan kewajiban dari kedua belah pihak dijelaskan sebagai berikut:2
Kewajiban Pihak Pelanggan Transvision : 1). Membayar biaya
berlangganan dari tayangan yang diterima, 2). Memberitahukan kepada pihak
2
Wawancara dengan Sales PT. Indonusa Telemedia (Transvision) cabang Mataram,
tanggal 15 Februari 2016.
viii
Tranvision apabila terjadi perubahan data pelanggan (nama, alamat, nomor
telepon, dan paket acara), 3). Pelanggan wajib bertanggung jawab sepenuhnya
atas penggunaan peralatan lengkap sesuai dengan peraturan pemakaian
tayangan Transvision yang berlaku. Atas kehilangan atau kerusakan atau
kesalahan pemakaian yang terjadi terhadap sebagian maupun seluruh peralatan
milik Transvision dan 4). Apabila pelanggan memutuskan untuk tidak lagi
berlangganan Transvision, baik masih dalam masa pengikatan maupun setelah
masa pengikatan berakhir atau lebih, pelanggan wajib mengembalikan semua
peralatan secara lengkap dan berfungsi dengan baik yang dinyatakan dalam
berita acara penarikan peralatan.
Hak dari Pelanggan Transvision : 1). Menerima peralatan berupa
parabola dan decoder khusus Transvision, 2). Menerima siaran dari televisi
berlangganan Transvision sesuai paket yang diinginkan oleh pelanggan, 3).
Menerima perbaikan apabila terjadi kerusakan atau hilangnya siaran pada
televisi berlangganan Transvision, 4). Pelanggan dapat menerima penggantian
peralatan apabila kerusakan bukan disebabkan oleh pelanggan dan 5).
Pelanggan berhak memutuskan untuk tidak berlangganan lagi apabila telah
lewat masa pengikatan yaitu 12 kali pembayaran.
Kewajiban PT. Indonusa Telemedia (Transvision) : 1). Memberikan
peralatan khusus berupa parabola dan decoder Tranvision kepada pelanggan,
2). Memberikan penjelasan kepada pelanggan mengenai ketentuan yang
terdapat dalam perjanjian berlangganan televisi Transvision, 3). Menyiarkan
siaran televisi kepada pelanggan sesuai paket acara yang diperjanjikan dan 4).
ix
Memberikan pelayanan kepada pelanggan apabila terjadi kerusakan atau
permasalahan yang berkaitan dengan televisi berlangganan.
Hak dari PT. Indonusa Telemedia (Transvision) : 1). Mendapatkan
iuran setiap bulan dari pelanggan, 2). Mendapatkan informasi dari pelanggan
apabila terjadi perubahan data pelanggan dan 3). Mendapatkan kembali
peralatan khusus berupa parabola dan decoder Transvision apabila pelanggan
berhenti berlangganan televisi Transvision.
Di dalam pelaksanaan perjanjian berlangganan televisi Transvision ini
dapat diketahui bahwa perjanjian ini bersegi dua, maka kewajiban untuk
melaksanakan perjanjian ada pada kedua belah pihak, sehingga kedua belah
pihak secara timbal-balik mempunyai hak dan kewajiban yang saling
berhadapan satu sama lain.
Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Berlangganan Televisi
Prestasi merupakan isi dari pada perikatan, apabila debitur tidak
memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian, ia
akan dikatakan wanprestasi. Perjanjian berlangganan televisi Transvision
merupakan perjanjian yang telah dibuat terlebih dahulu oleh pihak PT.
Indonusa Telemedia yang dituangkan dalam bentuk formulir. Dalam
pelaksanaan perjanjian berlangganan televisi sering terjadi wanprestasi yang
dilakukan pihak pelanggan ataupun pihak perusahaan penyedia jasa itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara penelitian dengan Bapak Arkhi Perdana
Putra selaku Kepala PT. Indonusa Telemedia Cabang Mataram, bahwa
wanprestasi dalam perjanjian berlangganan televisi Transvision yang dilakukan
x
oleh pihak pelanggan diantaranya:3 1). Keterlambatan pembayaran iuran
bulanan yang dilakukan oleh pihak pelanggan; 2). Berhenti berlangganan
sebelum masa satu tahun atau 12 (dua belas) kali pembayaran iuran bulanan;
dan 3). Hilang, rusak atau tidak dikembalikannya peralatan Transvision yang
dipinjamkan kepada pelanggan, yang diketahui pada saat memutuskan untuk
berhenti berlangganan.
Sedangkan wanprestasi yang dilakukan oleh pihak PT. Indonusa
Telemedia diantaranya : 1). Tidak memberikan penjelasan mengenai isi
perjanjian pada awal perjanjian berlanganan; dan 2). Layanan Transvision yang
mengalami gangguan atau kerusakan.
Dalam hal ini perselisihan yang terjadi antara pihak PT. Indonusa
Telemedia dengan pihak pelanggan diselesaikan kedua belah pihak melalui
jalur keperdataan, yaitu negosiasi. Negosiasi menurut Suyud Margono adalah:
“Proses konsensus yang digunakan para pihak untuk memperoleh kesepakatan
di antara mereka.”4
Hukum Dagang sebagai bagian dari Hukum Perdata materiil dan
Hukum Perdata formil, memberikan dua macam cara dan kemungkinan untuk
menyelesaikan sengketa yang tertib antara dua pihak yang berselisih; pertama
ialah penyelesaian sengketa lewat pengadilan, dan kedua ialah peyelesaian
sengketa di luar pengadilan.
3
Wawancara dengan Kepala PT. Indonusa Telemedia (Transvision) cabang
Mataram, tanggal 2 Maret 2016.
4
Suyud Margono, ADR (Alternatif Disput Resolution and Arbitrase) Proses
Perlembagaan dan Aspek Hukum. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), hal. 4.
xi
Transvision cabang Mataram sifatnya hanya sebagai eksekutor atau
pelaksana ketentuan dan syarat yang dibuat oleh pusat. Sedangkan Transvision
pusat yang berkedudukan di Jakarta, berperan sebagai pengontrol dan
pengawas kantor cabang Transvision yang berada di daerah. Apabila terjadi
sengketa, Transvision cabang Mataram dapat menyelesaikan permasalahanpermasalahan ringan, sedangkan permasalahan berat yang tidak dapat
diselesaikan oleh Tansvision cabang Mataram, maka Tansvision pusatlah yang
berwenang menyelesaikan masalah-masalah berat/sengketa, karena Transvision
cabang Mataram tidak memiliki bidang hukum, yang memiliki wewenang dan
menyelesaikan bidang hukum hanyalah Transvision pusat. Maka dari itu
Transvision cabang Mataram tidak pernah mengalami sengketa gugatan di
pengadilan. Apabila ada sengketa yang dihadapi oleh Transvision cabang
Mataram maka Transvision cabang Mataram akan melaporkan ke Transvision
pusat dan Transvision pusat yang akan mengajukan tuntutan/gugatan melalui
Pengadilan Negeri Jakarta selatan tanpa mengurangi hak Transvision untuk
menunjuk pengadilan lain di wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara penelitian dengan Bapak Arkhi Perdana
Putra selaku Kepala PT. Indonusa Telemedia Cabang Mataram, bahwa
permasalahan-permasalahan ringan yang sering dihadapi oleh Transvision
cabang Mataram seperti:5 1). Pemberian informasi oleh customer service (CS)
kepada pelanggan mengenai ketentuan dan syarat Transvision yang ditanyakan
oleh pelanggan; 2). Perbaikan siaran oleh teknisi di rumah pelanggan yang
5
Wawancara dengan Kepala PT. Indonusa Telemedia (Transvision) cabang
Mataram, tanggal 2 Maret 2016.
xii
mengalami rusak, atau gangguan pada Layanan Transvision; dan 3). Penagihan
denda oleh sales kepada pelanggaran terhadap wanprestasi/pelanggaran yang
dilakukan pelanggan.
Diketahui dalam setahun persentasi pelanggaran-pelanggaran ringan
yang dihadapi oleh Transvision yaitu 3% sampai dengan 6% dalam setahun,
dari jumlah pelanggan 4.000 pelanggan.
Hasil wawancara dengan Pak Arkhi Perdana Putra, mengatakan
tahapan musyawarah, yaitu dari:6 a). Pelanggan complain (mengeluh), baik
mengeluh melaui telepon dan/atau langsung mengeluh permasalahan di kantor
Transvision, permasalahan tersebut dapat diselesaikan saat itu juga, dan apabila
tidak dapat diselesaikan pada saat itu juga; maka b). Transvision membuat
laporan, apabila laporan itu berupa laporan gangguan layanan Transvision
maka teknisi Transvision dapat memperbaiki di rumah pelanggan, dan apabila
keluhan itu berupa pelanggan tidak menggetahui informasi tentang Transvision
maka customer service (layanan pelanggan) Transvision yang berwenang
memberitahukan informasi dengan jelas kepada pelanggan.
Transvision cabang mataram sebagai eksekutor dari jasa layanan
televisi berbayar bersifat fleksibel dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang timbul tidak dengan gugatan secara pidana, tetapi
mementingkan penyelesaian tersebut secara kekeluargaan yaitu secara perdata,
khususnya penyelesaian di luar pengadilan barupa konsultasi, negosiasi, dan
6
Wawancara dengan Kepala PT. Indonusa Telemedia (Transvision) cabang
Mataram, tanggal 2 Maret 2016.
xiii
perdamaian, dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan jasa
televisi berbayar ini.
Dan adapun permasalahan berat dengan gugat menggugat di
Pengadilan apabila pelanggan menyebabkan kerugian yang besar terhadap
Transvision. Tetapi Transvision belum pernah menyelesaikan perselisihan di
dalam Pengadilan, karena Teransvision lebih mengutamakan musyawarah
secara kekeluargaan kepada pelanggannya. Dan juga penyelesaian perselisihan
di Pengadilan dihindari oleh Transvision, karena membutuhkan biaya yang
besar dan waktu yang lama.
xiv
III. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hubungan hukum para pihak
dalam perjanjian berlangganan televisi menurut hukum perjanjian merupakan
hubungan timbal-balik dimana para pihak sama-sama mempunyai hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi, dalam pelaksanaannya hubungan antara pihak
Transvision dengan pelanggan hubunganya baik, dan diketahui pada awal
berlangganan
Transvision
hanya
menjelaskan
syarat
dan
ketentuan
berlangganan secara umum, sehingga pelanggan kurang mengetahui isi
perjanjian berlangganan tersebut. Hubungan hukum dalam perjanjian
berlangganan televisi terbentuk dari perjanjian-perjanijan innominat dan
perjanjian nominat yang tergolong perjanjian kerja dan pada intinya perjanjian
tersebut dibuat dalam bentuk baku, serta menambahkan perjanjian pinjam
pakai; 2. Wanprestasi yang terjadi antara PT. Indonusa Telemedia dengan
pelanggannya dalam setahun sekitar 3% pelanggaran dari total 4000 pelanggan,
terhadap perjanjian berlangganan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
diselesaikan dengan musyawarah dan/atau melalui gugatan di pengadilan,
ketentuan tersebut berpatokan kepada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Negosiasi (musyawarah) yang diutamakan oleh PT. Indonusa Telemedia untuk
mencapai mufakat, dalam penyelesaian sengketa pada dasarnya para pihak
dapat dan berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul diantar
mereka. Kemungkinan terburuk tindakan yang dilakukan oleh PT. Indonusa
xv
Telemedia dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi dengan pelangannya
yaitu pemutusan layanan Transvision secara sepihak akibat tidak tercapai
kesepakatan antara keduanya.
Saran
1. Diharapkan kepada PT. Indonusa Telemedia (Transvision) sebagai
penyedia jasa agar memberikan informasi yang lengkap, dan kepada pihak
Pelanggan pada awal memutuskan untuk berlangganan televisi agar lebih teliti
dan memahami isi dari perjanjian yang disepakatinya dikarenakan klausulklausul dari perjanjian berlangganan itu dibuat dalam bentuk baku sehingga
pelanggan mengetahui kewajibannya dan terhindar dari terjadinya wanprestasi.
2. Kepada kedua belah pihak dalam menyelesaikan masalah diantara mereka
sesuai dengan yang telah disepakati dalam perjanjian berlangganan, tetap
sebaiknya dengan bernegosiasi yang diselesaikan secara kekeluargaan untuk
mencapai mufakat, dengan tujuan damai sehingga penyelesain sengketa tidak
melalui jalur Litigasi, dan Transvision sebaiknya tidak pula melakukan
pemutusan layanan secara sepihak.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Margono, Suyud. 2000. ADR (Alternatif Disput Resolution and Arbitrase)
Proses Perlembagaan dan Aspek Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soeroso R., 2006. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika.
B. Peraturan-Peraturan
Indonesia, Undang-Undang Dasar.
Indonesia, Undang-Undang tentang Penyiaran, UU No. 32 Tahun 2002,. LN
No. 139 Tahun 2002, TLN No. 4252.
Indonesia, Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun
1999,. LN No. 42 Tahun 1999, TLN No. 3821.
Download