i TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN BERLANGGANAN TELEVISI TRANSVISION (STUDI DI MATARAM) JURNAL ILMIAH Oleh : FITRAH MULYADI D1A 212 145 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2016 ii TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN BERLANGGANAN TELEVISI TRANSVISION (STUDI DI MATARAM) JURNAL ILMIAH Oleh : FITRAH MULYADI D1A 212 145 Menyetujui : Pembimbing Pertama, H. Zaenal Arifin Dilaga, SH., M.Hum. NIP. 19610712 198903 1 002 iii TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN BERLANGGANAN TELEVISI TRANSVISION (STUDI DI MATARAM) FITRAH MULYADI D1A 212 145 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hukum para pihak dalam perjanjian berlangganan televisi menurut hukum perjanjian, serta untuk mengetahui penyelesaian hukum yang harus ditempuh apabila terjadi wanprestasi dalam perjanjian berlangganan televisi berbayar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian normative-empiris sehingga diketahui hubungan hukum para pihak dalam perjanjian berlangganan televisi berbayar timbul dari perjanjian kerja dan perjanjian pinjam-pakai yang dibuat oleh penyedia jasa televisi berbentuk perjanjian baku. Sedangkan timbulnya wanprestasi diantara kedua belah pihak diselesaiakan dengan perdamaian dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat. Kata Kunci : Perjanjian Berlangganan, Berlangganan Televisi. JUDICIAL REVIEW TRANSVISION TELEVISION SUBSCRIPTION AGREEMENT (THE STUDY IN MATARAM) ABSTRAC This research aims to determine the legal relations of the parties in the television subscription agreement under contract law, and to determine the legal settlement that must be taken in the event of default in pay-TV subscription agreement. This study is a normative-empirical research in order to know the legal relationship of the parties in the pay-TV subscription agreement arising from employment contracts and borrow-use agreements made by television service providers in the form of raw agreement. While the incidence of default between the two sides, resolved by peace with the deliberation to reach a consensus. Keywords : Subscription Agreement, Subscription Television. i I . PENDAHULUAN Perkembangan hukum dalam kehidupan diera reformasi sekarang ini memberikan tuntutan hukum di dalam masyarakat terutama dibidang sarana hiburan melalui layar kaca (televisi), pada hakekatnya media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Televisi Sebagai Media Massa pada dasarnya mempunyai peranan pokok yaitu tertuang dalam Pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945, berbunyi: “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan peribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” Pelaksanan penyiaran dikuasai negara sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 Angka (14) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang menyebutkan: “Izin penyelenggaraan penyiaran adalah hak yang diberikan oleh negara kepada lembaga penyiaran untuk menyelenggarakan penyiaran.” Selanjutnya dalam Pasal 13 Ayat (1) Undang-undang yang sama menyebutkan bahwa jasa penyiaran terdiri atas: jasa penyiaran radio dan jasa penyiaran televisi. Jasa penyiaran televisi adalah salah satu jasa penyiaran yang sangat berkembang pesat di dunia penyiaran saat ini, dan dapat dirasakan dengan banyaknya lembaga penyiaran swasta yang berkembang baik secara nasional maupun lokal. Transvision (PT. Indonusa Telemedia) adalah televisi berbayar ii dengan menggunakan media satelit, efektivitas bisnis melalui jasa penyiaran televisi berbayar satelit ini pada dasarnya sangat berhubungan sekali dengan pemirsanya. Dalam keadaan ini maka dapat dipahami suatu kenyataan jika ingin menyaksikan siaran televisi berlangganan masyarakat harus membayarnya. Perjanjian berlangganan televisi berbayar satelit memberikan syarat kepada calon pelanggannya untuk memberlakukan perjanjian tersebut selama setahun. Jika pelanggan berkeinginan membatalkan perjanjian dan usia perjanjian belum mencapai usia setahun maka pelanggan tersebut dapat dikenakan pinalti berupa pembayaran denda kepada perusahaan televisi berbayar tersebut. Keadaan prasyarat perjanjian berlanggaran televisi di atas memberikan kondisi bahwa konsumen tetap memiliki nilai tawar yang rendah terhadap perilaku pasar (pengusaha), padahal di sisi lain untuk sahnya suatu perjanjian maka asas konsensualitas harus dipenuhi di mana pada asas tersebut keadaan-keadaan atau klausul-klausul yang diadakan oleh konsumen keadaannya harus setaraf dengan klausula yang ditawarkan pengusaha. Untuk hal yang demikian maka dalam keadaan ini penulis ingin mengulas masalah perjanjian berlangganan televisi ini khususnya terhadap klausul-klausul yang terdapat dalam perjanjian itu sendiri. Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan hukum para pihak dalam perjanjian berlangganan televisi berbayar menurut hukum perjanjian ? iii 2. Bagaimana penyelesaian sengketa bila terjadi wanprestasi dalam perjanjian berlangganan televisi berbayar ? Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan hukum para pihak dalam perjanjian berlangganan televisi berbayar menurut hukum perjanjian; 2. Untuk mengetahui penyelesaian hukum yang harus ditempuh apabila terjadi wanprestasi dalam perjanjian berlangganan televisi berbayar. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis untuk menambah literatur tentang perkembangan hukum itu sendiri khususnya dalam kaitannya dengan lembaga penyiaran televisi; 2. Melalui tulisan ini juga diharapkan kepada masyarakat dapat mengambil manfaatnya terutama dalam hal mengetahui tentang keadaan maupun hak-hak masyarakat dalam hal mendapatkan pelayanan hiburan maupun informasi melalui televisi berlangganan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif-empiris, metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach), pendekatan Konseptual (Conceptual Approach), dan pendekatan Sosiologis (sociological approach). Metode analisa yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif dan kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data kepustakaan dan data lapangan, serta jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Kemudian teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu interview/ wawancara. iv II. PEMBAHASAN Hubungan Hukum Para Pihak dalam Perjanjian Berlangganan Televisi Menurut Hukum Perjanjian Hubungan hukum (rechtsbetrekkingen) adalah hubungan antara dua subyek hukum atau lebih mengenai hak dan kewajiban di satu pihak berhadapan dengan hak dan kewajiban dipihak yang lain.1 Dengan kata lain hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum. Karakteristik atau ciri perjanjian berlangganan televisi Tranvision pada penelitian ini yaitu bercirikan kontrak/ perjanjian pinjam pakai dan perjanjian kerja. Perjanjian Kerja dalam Berlangganan Televisi Perjanjian kerja secara umum diatur dalam Pasal 1601 Kitab UndangUndang Hukum Perdata, yang berbunyi: “Selain persetujuan untuk menyelenggarakan beberapa jasa yang diatur oleh ketentuan-ketentuan khusus untuk itu dan oleh syaratsyarat yang diperjanjikan, dan bila ketentuan-ketentuan yang syaratsyarat ini tidak ada, persetujuan yang diatur menurut kebiasaan, ada dua macam persetujuan, dengan mana pihak kesatu mengikatkan diri untuk mengerjakan suatu pekerjaan bagi pihak lain dengan menerima upah, yakni perjanjian kerja dan perjanjian pemborongan kerja.” Dalam perjanjian berlangganan tetevisi Transvision bentuk perjanjiannya berupa perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu, karena perjanjian berlangganan televisi Transvision merupakan layanan televisi berlangganan yang merupakan suatu jasa pelayanan siaran televisi. 1 R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal. 269. v Upah yang tersebut dalam Pasal 1601 KUH Perdata ialah iuran yang wajib dibayarkan pelanggan kepada Transvision sebagaimana telah ditetapkan dalam perjanjian berlangganan televisi Transvision. Dan pelanggan diwajibkan untuk berlangganan selama setahun dan apabila pelanggan berhenti berlangganan sebelum waktu setahun atau 12 bulan maka pelanggan membayar denda kepada Transvision sebesar Rp. 500.000,ketentuan tersebut disebutkan dalam jangka waktu pada syarat dan ketentuan berlangganan layanan Transvision. Pekerjaan yang dilakukan yaitu menyalurkan siaran melalui sinyal dengan media satelit yang dilakukan oleh Transvison kerumah pelaggannya, yang telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian berlangganan televisi tersebut, dimana pelanggan sebagai pengguna jasa tersebut, sedangkan Transvision sebagai penyedia jasa. Berakhirnya hubungan kerja dijelaskan dalam Pasal 1603 huruf (e) KUH Perdata, Pelanggan yang hendak berhenti berlangganan televisi Transvision wajib memberitahukan kepada Transvision tentang pengakhiran tersebut paling lama 14 hari kalender sebelum berakhirnya siklus tagihan, ketentuan tersebut disebutkan dalam pengakhiran layanan Transvision pada syarat dan ketentuan layanan Transvision. Perjanjian Baku dalam Berlangganan Televisi Bentuk perjanjian baku atau standar yang dibuat oleh salah satu pihak adalah berbentuk tertulis. Isinya telah ditentukan secara sepihak oleh pihak ekonomi kuat. Isinya dituangkan dalam Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang vi Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menjelaskan klausula baku adalah: “Setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah di persiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.” Kekuatan pengikat perjanjian baku menitik-beratkan pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan halhal yang bersifat pragmatis, dengan ditandatanganinya standar kontrak tersebut, timbul hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian Pinjam Pakai dalam Berlangganan Televisi Perjanjian pinjam pakai diatur dalam Pasal 1740 KUH Perdata, berbunyi: “Perjanjian Pinjam Pakai adalah suatu perjanjian dalam mana pihak yang satu menyerahkan suatu barang untuk dipakai dengan cumacuma kepada pihak lain, dengan syarat bahwa pihak yang menerima barang itu setelah memakainya atau setelah lewat waktu yang ditentukan, akan mengembalikan barang itu.” Barang-barang milik Transvision yang merupakan perangkat penerima yang dipinjam-pakaikan kepada pelanggannya berupa perangkat Set Top Box (STB), Smart Card (SC), Outdoor Unit (ODU) dan Remote Control Unit (RCU). Pelanggan sebagai pemakai dari perangkat penerima diatur dalam Pasal 1744 KUH Perdata, berbunyi: “Siapa yang menerima pinjaman sesuatu, diwajibkan menyimpan dan memelihara barang pinjaman sebgai seorang bapak rumah yang baik. Ia tidak boleh memakainya guna suatu keperluan yang lain, selain yang selaras dengan sifat barangnya, atau yang ditentukan dalam vii perjanjian; kesemuanya atas ancaman penggantian biaya rugi dan bungga, jika tidak ada alasan untuk itu.” Lamanya waktu penggunaan barang milik Transvision yaitu sampai dengan berakhirnya layanan Transvision dan pelanggan minimal berlangganan selama 12 bulan, ketentuannya diatur dalam syarat dan ketentuan berlangganan layanan Transvision. Dalam hal pengakhiran layanan Transvision, pelanggan wajib menyampaikan kepada Transvision selambat-lambatnya 14 hari kalender sebelum berakhirnya siklus tagihan. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Berlangganan Televisi Yang dimaksud dengan hak adalah wewenang yang diberikan hukum objektif kepada subjek hukum. Kewenangan untuk berbuat itulah yang biasa disebut hak. Sedangkan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan hukum. Dalam perjanjian berlangganan televisi Transvision terdapat dua pihak yaitu, pihak pertama adalah PT. Indonusa Telemedia (Transvision) selaku perusahaan yang menyediakan jasa televisi berlangganan, dan pihak kedua adalah pelanggan televisi Transvision. Berdasarkan hasil wawancara penelitian dengan Ibu Nur Komalasari selaku Sales PT. Indonusa Telemedia, bahwa hak dan kewajiban dari kedua belah pihak dijelaskan sebagai berikut:2 Kewajiban Pihak Pelanggan Transvision : 1). Membayar biaya berlangganan dari tayangan yang diterima, 2). Memberitahukan kepada pihak 2 Wawancara dengan Sales PT. Indonusa Telemedia (Transvision) cabang Mataram, tanggal 15 Februari 2016. viii Tranvision apabila terjadi perubahan data pelanggan (nama, alamat, nomor telepon, dan paket acara), 3). Pelanggan wajib bertanggung jawab sepenuhnya atas penggunaan peralatan lengkap sesuai dengan peraturan pemakaian tayangan Transvision yang berlaku. Atas kehilangan atau kerusakan atau kesalahan pemakaian yang terjadi terhadap sebagian maupun seluruh peralatan milik Transvision dan 4). Apabila pelanggan memutuskan untuk tidak lagi berlangganan Transvision, baik masih dalam masa pengikatan maupun setelah masa pengikatan berakhir atau lebih, pelanggan wajib mengembalikan semua peralatan secara lengkap dan berfungsi dengan baik yang dinyatakan dalam berita acara penarikan peralatan. Hak dari Pelanggan Transvision : 1). Menerima peralatan berupa parabola dan decoder khusus Transvision, 2). Menerima siaran dari televisi berlangganan Transvision sesuai paket yang diinginkan oleh pelanggan, 3). Menerima perbaikan apabila terjadi kerusakan atau hilangnya siaran pada televisi berlangganan Transvision, 4). Pelanggan dapat menerima penggantian peralatan apabila kerusakan bukan disebabkan oleh pelanggan dan 5). Pelanggan berhak memutuskan untuk tidak berlangganan lagi apabila telah lewat masa pengikatan yaitu 12 kali pembayaran. Kewajiban PT. Indonusa Telemedia (Transvision) : 1). Memberikan peralatan khusus berupa parabola dan decoder Tranvision kepada pelanggan, 2). Memberikan penjelasan kepada pelanggan mengenai ketentuan yang terdapat dalam perjanjian berlangganan televisi Transvision, 3). Menyiarkan siaran televisi kepada pelanggan sesuai paket acara yang diperjanjikan dan 4). ix Memberikan pelayanan kepada pelanggan apabila terjadi kerusakan atau permasalahan yang berkaitan dengan televisi berlangganan. Hak dari PT. Indonusa Telemedia (Transvision) : 1). Mendapatkan iuran setiap bulan dari pelanggan, 2). Mendapatkan informasi dari pelanggan apabila terjadi perubahan data pelanggan dan 3). Mendapatkan kembali peralatan khusus berupa parabola dan decoder Transvision apabila pelanggan berhenti berlangganan televisi Transvision. Di dalam pelaksanaan perjanjian berlangganan televisi Transvision ini dapat diketahui bahwa perjanjian ini bersegi dua, maka kewajiban untuk melaksanakan perjanjian ada pada kedua belah pihak, sehingga kedua belah pihak secara timbal-balik mempunyai hak dan kewajiban yang saling berhadapan satu sama lain. Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Berlangganan Televisi Prestasi merupakan isi dari pada perikatan, apabila debitur tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian, ia akan dikatakan wanprestasi. Perjanjian berlangganan televisi Transvision merupakan perjanjian yang telah dibuat terlebih dahulu oleh pihak PT. Indonusa Telemedia yang dituangkan dalam bentuk formulir. Dalam pelaksanaan perjanjian berlangganan televisi sering terjadi wanprestasi yang dilakukan pihak pelanggan ataupun pihak perusahaan penyedia jasa itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara penelitian dengan Bapak Arkhi Perdana Putra selaku Kepala PT. Indonusa Telemedia Cabang Mataram, bahwa wanprestasi dalam perjanjian berlangganan televisi Transvision yang dilakukan x oleh pihak pelanggan diantaranya:3 1). Keterlambatan pembayaran iuran bulanan yang dilakukan oleh pihak pelanggan; 2). Berhenti berlangganan sebelum masa satu tahun atau 12 (dua belas) kali pembayaran iuran bulanan; dan 3). Hilang, rusak atau tidak dikembalikannya peralatan Transvision yang dipinjamkan kepada pelanggan, yang diketahui pada saat memutuskan untuk berhenti berlangganan. Sedangkan wanprestasi yang dilakukan oleh pihak PT. Indonusa Telemedia diantaranya : 1). Tidak memberikan penjelasan mengenai isi perjanjian pada awal perjanjian berlanganan; dan 2). Layanan Transvision yang mengalami gangguan atau kerusakan. Dalam hal ini perselisihan yang terjadi antara pihak PT. Indonusa Telemedia dengan pihak pelanggan diselesaikan kedua belah pihak melalui jalur keperdataan, yaitu negosiasi. Negosiasi menurut Suyud Margono adalah: “Proses konsensus yang digunakan para pihak untuk memperoleh kesepakatan di antara mereka.”4 Hukum Dagang sebagai bagian dari Hukum Perdata materiil dan Hukum Perdata formil, memberikan dua macam cara dan kemungkinan untuk menyelesaikan sengketa yang tertib antara dua pihak yang berselisih; pertama ialah penyelesaian sengketa lewat pengadilan, dan kedua ialah peyelesaian sengketa di luar pengadilan. 3 Wawancara dengan Kepala PT. Indonusa Telemedia (Transvision) cabang Mataram, tanggal 2 Maret 2016. 4 Suyud Margono, ADR (Alternatif Disput Resolution and Arbitrase) Proses Perlembagaan dan Aspek Hukum. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), hal. 4. xi Transvision cabang Mataram sifatnya hanya sebagai eksekutor atau pelaksana ketentuan dan syarat yang dibuat oleh pusat. Sedangkan Transvision pusat yang berkedudukan di Jakarta, berperan sebagai pengontrol dan pengawas kantor cabang Transvision yang berada di daerah. Apabila terjadi sengketa, Transvision cabang Mataram dapat menyelesaikan permasalahanpermasalahan ringan, sedangkan permasalahan berat yang tidak dapat diselesaikan oleh Tansvision cabang Mataram, maka Tansvision pusatlah yang berwenang menyelesaikan masalah-masalah berat/sengketa, karena Transvision cabang Mataram tidak memiliki bidang hukum, yang memiliki wewenang dan menyelesaikan bidang hukum hanyalah Transvision pusat. Maka dari itu Transvision cabang Mataram tidak pernah mengalami sengketa gugatan di pengadilan. Apabila ada sengketa yang dihadapi oleh Transvision cabang Mataram maka Transvision cabang Mataram akan melaporkan ke Transvision pusat dan Transvision pusat yang akan mengajukan tuntutan/gugatan melalui Pengadilan Negeri Jakarta selatan tanpa mengurangi hak Transvision untuk menunjuk pengadilan lain di wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara penelitian dengan Bapak Arkhi Perdana Putra selaku Kepala PT. Indonusa Telemedia Cabang Mataram, bahwa permasalahan-permasalahan ringan yang sering dihadapi oleh Transvision cabang Mataram seperti:5 1). Pemberian informasi oleh customer service (CS) kepada pelanggan mengenai ketentuan dan syarat Transvision yang ditanyakan oleh pelanggan; 2). Perbaikan siaran oleh teknisi di rumah pelanggan yang 5 Wawancara dengan Kepala PT. Indonusa Telemedia (Transvision) cabang Mataram, tanggal 2 Maret 2016. xii mengalami rusak, atau gangguan pada Layanan Transvision; dan 3). Penagihan denda oleh sales kepada pelanggaran terhadap wanprestasi/pelanggaran yang dilakukan pelanggan. Diketahui dalam setahun persentasi pelanggaran-pelanggaran ringan yang dihadapi oleh Transvision yaitu 3% sampai dengan 6% dalam setahun, dari jumlah pelanggan 4.000 pelanggan. Hasil wawancara dengan Pak Arkhi Perdana Putra, mengatakan tahapan musyawarah, yaitu dari:6 a). Pelanggan complain (mengeluh), baik mengeluh melaui telepon dan/atau langsung mengeluh permasalahan di kantor Transvision, permasalahan tersebut dapat diselesaikan saat itu juga, dan apabila tidak dapat diselesaikan pada saat itu juga; maka b). Transvision membuat laporan, apabila laporan itu berupa laporan gangguan layanan Transvision maka teknisi Transvision dapat memperbaiki di rumah pelanggan, dan apabila keluhan itu berupa pelanggan tidak menggetahui informasi tentang Transvision maka customer service (layanan pelanggan) Transvision yang berwenang memberitahukan informasi dengan jelas kepada pelanggan. Transvision cabang mataram sebagai eksekutor dari jasa layanan televisi berbayar bersifat fleksibel dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang timbul tidak dengan gugatan secara pidana, tetapi mementingkan penyelesaian tersebut secara kekeluargaan yaitu secara perdata, khususnya penyelesaian di luar pengadilan barupa konsultasi, negosiasi, dan 6 Wawancara dengan Kepala PT. Indonusa Telemedia (Transvision) cabang Mataram, tanggal 2 Maret 2016. xiii perdamaian, dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan jasa televisi berbayar ini. Dan adapun permasalahan berat dengan gugat menggugat di Pengadilan apabila pelanggan menyebabkan kerugian yang besar terhadap Transvision. Tetapi Transvision belum pernah menyelesaikan perselisihan di dalam Pengadilan, karena Teransvision lebih mengutamakan musyawarah secara kekeluargaan kepada pelanggannya. Dan juga penyelesaian perselisihan di Pengadilan dihindari oleh Transvision, karena membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. xiv III. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hubungan hukum para pihak dalam perjanjian berlangganan televisi menurut hukum perjanjian merupakan hubungan timbal-balik dimana para pihak sama-sama mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dalam pelaksanaannya hubungan antara pihak Transvision dengan pelanggan hubunganya baik, dan diketahui pada awal berlangganan Transvision hanya menjelaskan syarat dan ketentuan berlangganan secara umum, sehingga pelanggan kurang mengetahui isi perjanjian berlangganan tersebut. Hubungan hukum dalam perjanjian berlangganan televisi terbentuk dari perjanjian-perjanijan innominat dan perjanjian nominat yang tergolong perjanjian kerja dan pada intinya perjanjian tersebut dibuat dalam bentuk baku, serta menambahkan perjanjian pinjam pakai; 2. Wanprestasi yang terjadi antara PT. Indonusa Telemedia dengan pelanggannya dalam setahun sekitar 3% pelanggaran dari total 4000 pelanggan, terhadap perjanjian berlangganan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak diselesaikan dengan musyawarah dan/atau melalui gugatan di pengadilan, ketentuan tersebut berpatokan kepada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Negosiasi (musyawarah) yang diutamakan oleh PT. Indonusa Telemedia untuk mencapai mufakat, dalam penyelesaian sengketa pada dasarnya para pihak dapat dan berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul diantar mereka. Kemungkinan terburuk tindakan yang dilakukan oleh PT. Indonusa xv Telemedia dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi dengan pelangannya yaitu pemutusan layanan Transvision secara sepihak akibat tidak tercapai kesepakatan antara keduanya. Saran 1. Diharapkan kepada PT. Indonusa Telemedia (Transvision) sebagai penyedia jasa agar memberikan informasi yang lengkap, dan kepada pihak Pelanggan pada awal memutuskan untuk berlangganan televisi agar lebih teliti dan memahami isi dari perjanjian yang disepakatinya dikarenakan klausulklausul dari perjanjian berlangganan itu dibuat dalam bentuk baku sehingga pelanggan mengetahui kewajibannya dan terhindar dari terjadinya wanprestasi. 2. Kepada kedua belah pihak dalam menyelesaikan masalah diantara mereka sesuai dengan yang telah disepakati dalam perjanjian berlangganan, tetap sebaiknya dengan bernegosiasi yang diselesaikan secara kekeluargaan untuk mencapai mufakat, dengan tujuan damai sehingga penyelesain sengketa tidak melalui jalur Litigasi, dan Transvision sebaiknya tidak pula melakukan pemutusan layanan secara sepihak. xvi DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Margono, Suyud. 2000. ADR (Alternatif Disput Resolution and Arbitrase) Proses Perlembagaan dan Aspek Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia. Soeroso R., 2006. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika. B. Peraturan-Peraturan Indonesia, Undang-Undang Dasar. Indonesia, Undang-Undang tentang Penyiaran, UU No. 32 Tahun 2002,. LN No. 139 Tahun 2002, TLN No. 4252. Indonesia, Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999,. LN No. 42 Tahun 1999, TLN No. 3821.