DownloadWamendag Berharap Masyarakat Mataram

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Wamendag Berharap Masyarakat Mataram Semakin Cerdas
Dalam Berbelanja
Mataram, 29 Agustus 2013 – Pemerintah berharap agar masyarakat semakin sadar dan mampu
bersikap cerdas dalam berbelanja. Konsumen cerdas adalah konsumen yang mampu melindungi
diri sendiri dan lingkungannya dari produk barang dan jasa yang tidak sesuai dengan kesehatan,
keamanan, keselamatan, dan lingkungan (K3L).
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi pada acara sosialisasi
perlindungan konsumen di Universitas Mataram, hari ini (29/08), yang dihadiri oleh sekitar 250
orang, terdiri dari civitas akademika Universitas Mataram, Anggota Badan Kontak Majelis Taklim
(BKMT), dan instansi terkait.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Kementerian
Perdagangan merupakan koordinator penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia.
Dalam menjalankan tugas tersebut, kebijakan perlindungan konsumen dilaksanakan melalui
empat pilar kebijakan. Wamendag Bayu menguraikan empat pilar tersebut, yaitu “Meningkatkan
produk barang/jasa yang berkualitas dan bermanfaat melalui regulasi pro konsumen dan
menciptakan kepastian hukum bagi konsumen dan pelaku usaha, mengintensifkan pengawasan
barang beredar dan jasa, meningkatkan edukasi kepada konsumen melalui gerakan penyadaran
hak-hak konsumen agar menjadi konsumen yang cerdas dan mandiri dan pelaku usaha yang
bertanggung jawab, serta memperkuat kelembagaan perlindungan konsumen”.
Selain itu, lanjut Wamendag, dalam edukasi bagi penyadaran dan pemberdayaan konsumen akan
dilaksanakan program Gerakan Konsumen Cerdas dengan memberikan lima kiat yaitu, konsumen
harus mampu menegakkan hak dan kewajibannya selaku konsumen, meneliti barang dan jasa
sebelum membeli, memperhatikan label, manual dan kartu garansi serta masa kadaluarsa,
memastikan produk sesuai mutu kesehatan, keamanan, keselamatan, dan lingkungan (K3L), serta
membeli sesuai kebutuhan dan bukan keinginan.
Terkait dengan perlindungan terhadap hak-hak konsumen, Wamendag mengatakan bahwa guna
menjamin hak-hak konsumen, di Indonesia kini telah terbentuk Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) sebanyak 111 BPSK di kabupaten/kota. Di provinsi Nusa Tenggara Barat telah
terbentuk 3 BPSK yaitu di Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa,
tambahnya.
Pada kesempatan tersebut Wamendag juga meresmikan Layanan Informasi Perlindungan
Konsumen.
Layanan Informasi Perlindungan Konsumen adalah sarana edukasi dan akses informasi bagi para
mahasiswa mengenai penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia. Melalui sarana yang
tampil dalam format multimedia tersebut, mahasiswa dapat membangun wawasan dan
meningkatkan pemahaman serta memiliki pengetahuan mengenai perlindungan konsumen,
sehingga nantinya mampu menjadi motivator perlindungan konsumen di lingkungan sekitarnya.
“Kami menganggap perguruan tinggi memiliki kapasitas yang cukup dalam mengembangkan
perlindungan konsumen di Indonesia yang ditandai dengan adanya materi kuliah perlindungan
konsumen yang diajarkan di kampus tersebut,” kata Wamendag. Sebagai suatu institusi,
perguruan tinggi dengan Tri Dharma-nya yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan
Pengembangan, serta Pengabdian kepada Masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam
upaya mendorong peningkatan pemberdayaan konsumen di Indonesia.
Wamendag menjelaskan, pemilihan tempat di perguruan tinggi yang merupakan kumpulan kaum
intelektual, dilandasi pemikiran bahwa mahasiswa diyakini merupakan sarana yang tepat manfaat
sebagai agen komunikasi jika dilihat dari eksistensi, fungsi, dan pengaruh terhadap lingkungan
sekitarnya. Melalui pola pikir kritis dan kreatif serta pemahaman ilmu yang menjadi landasan
wawasan, serta pola perilaku sosialnya, mahasiswa sebagai “Agent of Change” diharapkan mampu
secara efektif memahami, mengimplementasikan, serta ‘mengetuktularkan’ tentang perlindungan
konsumen. Sebagai masyarakat konsumen yang ”well educated”, mahasiswa diharapkan menjadi
jembatan untuk memotivasi lingkungannya agar menjadi konsumen-konsumen cerdas yang ”well
informed”.
Hingga saat ini telah terpasang 11 Layanan Informasi Perlindungan Konsumen yaitu Universitas
Islam Indonesia-Yogyakarta, Universitas Indonesia-Depok, Universitas Tarumanagara-Jakarta,
Institut Pertanian Bogor-Bogor, Universitas Katolik Parahyangan-Bandung, Universitas
Diponegoro-Semarang, Universitas Padjadjaran-Bandung, Universitas Hasanuddin-Makassar,
Universitas Sriwijaya-Palembang dan Universitas Mataram-Mataram.
Dalam laman multimedia Informasi Konsumen tersebut, selain berbagai informasi mengenai
perlindungan konsumen, daftar produk yang wajib SNI, wajib label berbahasa Indonesia, wajib
dilengkapi manual dan kartu garansi dalam bahasa Indonesia, serta kiat dan pesan bagaimana
menjadi konsumen cerdas, dapat diakses pula layanan pengaduan secara online.
“Dengan demikian, jejaring Layanan Informasi Perlindungan Konsumen diharapkan dapat menjadi
titik informasi bagi masyarakat konsumen, khususnya kalangan civitas akademika perguruan
tinggi,” ungkap Wamendag.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Arlinda Imbang Jaya
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Ganef Judawati
Direktur Pemberdayaan Konsumen
Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3858187/021-3857954
Email: [email protected]
Download