foto-foto DOK. kementerian perdagangan Dirjen WTO Roberto Azevedo diselesaikan. Tentunya saya harus mengatakan bangga dengan tim Indonesia di Jenewa yang bekerja sangat keras untuk memastikan development issue ini bisa gol. Termasuk keberterimaan negara maju Amerika, Eropa, Jepang, terhadap fasilitas yang diberikan kepada LDCs,’’ ungkap Wamendag. Kelompok kedua adalah isu pertanian. Beberapa poin yang dibahas dalam hal pertanian, yaitu Tariff Rate Quota (TRQ), export competition, dan stock holding for food security. “Di dalam perundingan ini negara-negara maju juga sudah relatif mau mempertimbangkan masalah TRQ dan stock holding for food security. Belum fix betul tapi sudah terbuka peluang yang sangat lebar untuk membahas ini,” kata Wamendag optimistis. Namun isu ketiga dalam pertanian, yaitu export competition masih menemui jalan terjal. Pasalnya, proposal negara berkembang untuk memberikan subsidi untuk produk pertaniannya hingga 15% belum bisa diterima. Terakhir yakni kelompok ke-3 yang merupakan isu fasilitasi perdagangan, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi terutama kemudahan akses pasar eksporimpor melalui standardisasi prosedur kepabeanan dan sanksi. Walaupun belum menemui kata sepakat di Jenewa, Indonesia sebagai tuan rumah bertekad untuk menyelamatkan paket yang sudah disetujui di Bali. ‘’Indonesia sebagai tuan rumah akan berjuang supaya kesepakatannya bisa dicapai, menyelamatkan paket LDCs yang sudah ada, menyelamatkan paket pertanian, sambil mencari cara kalau memang diperlukan melanjutkan negosiasi untuk paket yang belum disepakati,’’ kata Wamendag. Sekali lagi, Indonesia berharap pertemuan di Bali nantinya tidak akan menjadi ajang negosiasi teknis ketiga paket tersebut. ‘’Pertemuan Bali jadi jauh lebih penting karena situasi yang terjadi di Jenewa. Kita berharap karena ini adalah perundingan tingkat menteri, bukan hal teknisnya yang ingin kita dapatkan tapi justru aspek politiknya dari para menteri untuk bisa memberi arahan agar development issue bisa diterima dan yang belum bisa dilanjutkan untuk dibahas setelah Bali,’’ kata Wamendag. Untuk itu, diperkirakan pada KTM WTO di Bali akan banyak berlangsung lobi-lobi demi mendapatkan kesepakatan guna me­ nyelamatkan isu-isu yang sudah diselesaikan di Jenewa. ‘’Indonesia tetap bersikap optimistis. Kita akan kerja keras lagi di Bali untuk melakukan negosiasi dan pengalaman Bali mempunyai tuah, banyak perundingan yang masuk kemudian berhasil diselesaikan di Bali. Auranya Pulau Dewata, semoga kita dapat heavenly guidance di sana,’’ Bayu menegaskan. Selain itu, untuk menentukan langkah-langkah setelah KTM WTO di Bali agar perundingan yang telah berlangsung berbulan-bulan ini tidak menjadi sebuah kesia-siaan. n adv Namun Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Bayu Krisnamurthi, menegaskan KTM WTO ke-9 di Bali tidak bisa serta merta dikatakan gagal. ‘’Kami ingin menegaskan bahwa Bali sama sekali belum bisa dikatakan gagal. Bali masih berlangsung bahkan justru kita telah melihat kemajuan yang belum pernah dicapai sebelumnya,’’ ujarnya. Lebih lanjut, Wamendag menjelaskan ada tiga kelompok pembahasan yang akan dilakukan di KTM WTO ke-9 di Bali. ‘’Dari ketiga pokok pembahasan tersebut, kalau saya bedah sedikit lebih detail, ada tiga kelompok pembahasan yang akan dilakukan di KTM WTO ke-9. Sebenarnya disepakati bahwa seluruh pembahasan akan dilakukan di Jenewa. Namun karena ada hal yang belum sepakat maka kemudian dibawa ke Bali,’’ kata Bayu. Tiga kelompok pembahasan ini adalah pembangunan dan hal-hal terkait kepentingan LDCs, pertanian, dan fasilitasi per­ dagangan, atau yang disebut sebagai Paket Bali. Dari ketiga pembahasan tersebut, baru isu pembangunan LDCs yang sudah disepakati. ‘’LDCs isu utamanya adalah kepentingan dari negara-negara kurang berkembang. Ini praktis sebenarnya semua sudah selesai, semua sudah disepakati,’’ kata Bayu. Ia menyebutkan, dalam paket untuk negara yang kurang berkembang terdapat enam poin yang dibahas. Di antaranya peraturan mengenai asal barang (rules of origin), pembebasan kuota dan bea masuk (duty free and quota free), pembebasan ekspor untuk negara-negara penghasil kapas, dan mekanisme monitoring. ‘’Jadi paket LDCs sudah berhasil 11 DESEMBER 2013 GATRA perdagangan 2005.indd 3 12/3/13 10:22:32 PM