Sejarah kerajaan mataram kuno

advertisement
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Alita Indriani Ramadhanty
Fadilah Adinda Larasati
Monika Dahlia Karlita S.
Syarifa Nurdina Hidayah
Kerajaan
Mataram Kuno diperkirakan berdiri sejak awal
abad ke-8. Pada awal berdirinya, kerjaan ini berpusat di
Jawa Tengah. Akan tetapi, pada abad ke-10 pusat
Kerajaan Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur.
 Kerajaan Mataram Kuno mempunyai dua latar
belakang keagamaan yang berbeda, yakni agama Hindu
dan Buddha.
Berdasarkan catatan yang terdapat pada prasasti yang
ditemukan, Kerajaan Mataram Kuno bermula sejak
pemerintahan Raja Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram
Sang Ratu Sanjaya. Ia memerintah Kerajaan Mataram
Kuno hingga 732M.
Peninggalan
bangunan suci yang berlatar belakang
Hindu antara lain ialah Candi Geding Songo,
kompleks Candi Dieng, dan kompleks Candi
Prambanan.
Adapun yang berlatar belakang agama Buddha
antara lain ialah Candi Kalasan, Candi Borobudur,
Candi Mendut, Candi Sewu, dan Candi Plaosan.
Kerajaan
Mataram Kuno yang berpusat di Jawa
Tengah terdiri dari dua wangsa (keluarga), yaitu
wangsa Sanjaya dan Sailendra.
Pendiri wangsa Sanjaya adalah Raja Sanjaya. Ia
menggantikan raja sebelumnya, yakni Raja Sanna.
Konon, Raja Sanjaya telah menyelamatkan Kerajaan
Mataram Kuno dari kehancuran setelah Raja Sanna
wafat.
Setelah Raja Sanjaya wafat, kekuasaan Kerajaan
Mataram Kuno dipegang oleh Dapunta Sailendra,
pendiri wangsa Sailendra.
Para
raja keturunan wangsa Sanjaya seperti Sri Maharaja
Rakai Panangkaran, Sri Maharaja Rakai Panunggalan, Sri
Maharaja Rakai Warak, dan Sri Maharaja Rakai Garung
merupakan raja bawahan dari wangsa Sailendra.
Oleh Karena adanya perlawanan yang dilakukan oleh
keturunan Raja Sanjaya, Samaratungga (raja wangsa
Sailendra) menyerahkan anak perempuannya,
Pramodawarddhani, untuk dikawinkan dengan anak Rakai
Patapan, yaitu Rakai Pikatan (wangsa Sanjaya). Rakai
Pikatan kemudian menduduki takhta Kerajaan Mataram
Kuno.
Melihat keadaan ini, adik Pramodawarddhani, yaitu
Balaputeradewa, mengadakan perlawanan namun kalah
dalam peperangan. Balaputeradewa kemudian melarikan
diri ke Pulau Sumatra dan menjadi raja Sriwijaya.
Pada
masa Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah
Balitung Dharmodaya Mahasambu berkuasa, terjadi
perebutan kekuasaan di antara para pangeran
Kerajaan Mataram Kuno. Ketika Sri Maharaja Rakai
Sumba Dyah Wawa berkuasa, kerajaan ini berakhir
dengan tiba-tiba. Diduga kehancuran kerajaan ini
akibat bencana alam karena letusan G. Merapi,
Magelang, Jawa Tengah.

Candi Plaosan di Klaten, Jawa Tengah, salah satu
peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang berlatar
agama Buddha.
Setelah terjadinya bencana alam yang dianggap sebagai
peristiwa pralaya, maka sesuai dengan landasan kosmologis
harus dibangun kerajaan baru dengan wangsa yang baru
pula. Pada abad ke-10, cucu Sri Maharaja Daksa, Mpu
Sindok, membangun kembali kerajaan ini di Watugaluh
(wilayah antara G. Semeru dan G. Wilis), Jawa Timur. Mpu
Sindok naik takhta kerajaan pada 929 dan berkuasa hingga
948. Kerajaan yang didirikan Mpu SIndok ini tetap bernama
Mataram. Dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai
cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana.
Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai
dengan penaklukan karena sejak masa Dyah
Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno telah
meluas hingga ke Jawa Timur. Setelah masa
pemerintahan Mpu Sindok terdapat masa gelap
sampai masa pemerintahan Dharmawangsa
Airlangga (1020). Sampai pada masa ini Kerajaan
Mataram Kuno masih menjadi saatu kerajaan yang
utuh. Akan tetapi, untuk menghindari perang
saudara, Airlangga membagi kerajaan menjadi
dua, yaitu Kerajaan Pangjalu dan Janggala.
Arca Raja Airlangga, raja
terakhir Kerajaan Mataram
Kuno Jawa Timur, di Candi
Belahan. Arca ini kini disimpan di
Museum Trowulan.
Download