3. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Yang

advertisement
DAFTAR ISI
Halaman
Pendahuluan
Daftar Isi
ii
iii
1. Maksud dan Tujuan
2. Latar Belakang
1
1
3. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Yang Berhubungan
2
4. Kesalahan Manusia
2
5. Definisi - definisi
4
6. Perilaku Yang Dapat Diterima Dan Tidak Dapat Diterima
7.Tanggapan dari Organisasi
8. Tanggung Jawab Karyawan Dan Kebijakan Pelaporan Keselamatan
6
6
7
m
PETUNJUK DAN TATA CARA BAGIAN 120 - CSEA 023
TENTANG PANDUAN TERHADAP SIKAP/PERILAKU YANG DAPAT DAN
TIDAK DAPAT DITERIMA UNTUK MENDUKUNG
SISTEM PELAPORAN KESELAMATAN YANG EFEKTIF
MAKSUD DAN TUJUAN. Petunjuk dan Tata Cara ini diterbitkan
untuk memberikan panduan kepada penyedia jasa layanan dan
para karyawan /pekerj a mengenai pentingya mengidentifikasi
perbedaan antara perilaku karyawan yang dapat dan tidak dapat
diterima dengan maksud untuk mendukung sistem pelaporan
keselamatan yang efektif.
LATAR BELAKANG. Manual Manajemen Keselamatan ICAO (Doc
9859) mengidentifikasi bahwa pelaporan keselamatan adalah
suatu aspek kunci dari suatu sistem manajemen keselamatan
yang efektif. Pelaporan Keselamatan yang efektif membutuhkan
pelaporan secara sukarela semua bahaya yang mungkin mereka
ketahui,
terjadi
atau
memiliki
pengetahuan/pengalaman
mengenai bahaya yang mungkin terjadi. Untuk mendukung
semua ini, penyedia layanan harus menciptakan dan menjaga
suatu lingkungan yang mendorong pelaporan:
BP 3a-4 - Setiap individu profesi penerbangan yang
mempunyai dampak/pengaruh terhadap keselamtan
penerbangan mengerti arti yang jelas terhadap apa yang
dianggap perilaku yang dapat dan tidak dapat diterima.
Pelaporan Keselamatan harus dipromosikan/disebarluaskan, dan
tidak dihambat dengan cara apapun. Adalah penting untuk
menyeimbangkan kebutuhan untuk mendorong pelaporan dengan
kebutuhan untuk mendapatkan konsekuensi/hasil yang sangat
beratu terhadap perilaku yang dapat diterima. Suatu kebijakan
pelaporan keselamatan yang efektif akan secara aktif mendorong
pelaporan keslematan dan dengan menentukan garis batas antara
perilaku yang dapat diterima dan perilaku yang tidak dapat
dterima, memberikan perlindungan yang adil kepada para
pelapor.
Bahaya didefinisikan sebagai suatu kejadian, kondisi atau
keadaan yang dapat berakibat suatu kehilangan. Bahaya-bahaya
dapat diklasifikan ke dalam satu atau dua kategori:
- ancaman, yang berakibat terhadap situasi-situasi fisik; atau
- kesalahan, yang melibatkan faktor-faktor manusia.
Setiap kategori tersebut perlu disampaikan untuk mencapai suatu
lingkungan yang selamat.
Petunjuk dan Tata Cara ini akan difokuskan pada kesalahan dan
pentingnya suatu kebijakan pelaporan keselamatan untuk
mengidentifikasi perilaku yang bisa diterima dari perilaku yang
tidak dapat diterima.
3.
PERATURAN
KESELAMATAN
PENERBANGAN
SIPIL
YANG
BERHUBUNGAN.
Peraturan - peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS):
a. Bagian 91 tentang Peraturan Umum Pengoperasian Pesawat
Udara;
b. Bagian 121 tentang Persyaratan-persyaratan Sertifikasi dan
Operasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Yang Melakukan
Penerbangan Dalam Negeri, Internasional dan Angkutan Udara
Niaga Tidak Berjadwal;
c. Bagian 135 tentang Persyaratan-persyaratan Sertifikasi dan
Operasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Niaga Untuk
Penerbangan Komuter dan Charter;
d. Bagian 145 tentang Organisasi Perusahaan Perawatan Pesawat
Udara.
4.
KESALAHAN MANUSIA
Kesalahan Manusia adalah tindakan yang tidak disengaja - orang
tidak memilih untuk berbuat suatu kesalahan - dan ini adalah
kontributor paling besar dalam banyak kegagalan sistem dalam
skala besar. Dr. James Reason (1990) membuat revolusi
(perubahan besar) mengenai pengertian dari kontribusi kesalahan
manusia dalam investigasi kecelakaan. Selanjutnya, Drs. Scott
Shappell dan Doug Wiegmann mengembangkan suatu metode
analisis sistematik - Sistem Analisis dan Klasifikasi Faktor-Faktor
Manusia (HFACS) - untuk menggali penyebab-penyebab
kesalahan manusia menjadi empat tingkatan berbeda: Unsafe act
(tindakan berbahaya), pra-kondisi sebelum terjadinya tindakan
berbahaya, supervisi/pengawasan yang lemah, dan faktor-faktor
organisasi.
Pengaruh-pengaruh Organisasi termasuk:
• Iklim/ keadaan
organisasi:
organisasi termasuk hal-hal
Atmosfir/pandangan
dalam
sebagai kebijakan-kebijakan,
struktur komando, dan budaya.
• Proses-proses operasional: Proses-proses formal termasuk
operasi-operasi, prosedur-prosedur, dan pengawasan.
• Manajemen Sumber Daya: Menguraikan bagaimana sumber
daya manusia, keuangan dan peralatan/fasilitas dikelola.
Pra-kondisi untuk tindakan-tindakan berbahaya termasuk:
• Faktor-faktor lingkungan
' .
o Lingkungan
Teknologi:
Termasuk
macam-macam
permasalahan mencakup rancang bangun peralatan dan
pengendalian,
karakteristik
penampilan/kesesuaian,
bentuk/format
daftar
pemeriksaan,
faktor-faktor
tugas/pekerjaan dan otomatisasi.
o Lingkungan Fisik : Termasuk keduanya yaitu setting
operasional (seperti cuaca, ketinggian, perbukitan/hambatan)
serta lingkungan ambien/iklim, seperti panas, getaran,
penerangan, racun dan Iain-lain.
• Kondisi individu (karyawan)
o Keadaan Mental yang buruk : kondisi-kondisi psikologis
dan/atau mental yang akut yang mempengaruhi kinerja
karyawan secara negatif, seperti kelelahan mental, perilaku
membahayakan, dan motivasi yang salah/keliru.
o Keadaan Psikologis yang Buruk
:
kondisi-kondisi
medis
dan/atau psikologis yang akut yang mempengaruhi
keselamatan operasi, seperti sakit, keracunan, dan berbagai
ketidaknormalan penggunaan obat-obatan yang diketahui
akan mempengaruhi kinerja.
o Keterbatasan fisik/ mental : cacat fisik/mental permanen
yang dapat berakibat buruk terhadap kinerja, seperti data
penglihatan yang buruk, fisik yang lemah, kemampuan
mental, pengetahuan umum serta berbagai penyakit mental
kronis yang lain.
Pengawasan keselamatan termasuk:
• Pengawasan yang tidak memadai: pengawasan dan manajemen
personil serta sumber daya termasuk pelatihan, panduan
profesi dan kepemimpinan operasional, diantara aspek-aspek
lainnya.
• Operasi-operasi tidak memadai yang terencana: manajemen dan
penugasan pekerjaan termasuk aspek-aspek manajemen resiko,
pasangan awak pesawat, tempo operasional, dan Iain-lain.
• Kegagalan memperbaiki masalah-masalah yang sudah
diketahui:
banyak
contoh-contoh
dimana
terjadi
penyimpangan/kekurangan diantara individu,
peralatan,
pelatihan atau area-area terkait keselamatan lainnya yang
diketahui oleh penyelia/supervisor, namun dibiarkan untuk
berlanjut tanpa koreksi.
•
Pelanggaran-pelanggaran
untuk
mengabaikan
fungsi pengawasan:
ketentuan-ketentuan,
kesengajaan
peraturan-
peraturan, perintah-perintah atau prosedur-prosedur standar
operasi
yang
ada
oleh
manajemen
selama
mereka
melaksanakan tugas.
DEFINISI-DEFINISI
Pelanggaran-pelanggaran rutin adalah pelanggaran-pelanggaran
yang
sudah
menjadi
cara
normal/lazim
dalam
melakukan
usaha/bisnis. Hal tersebut terjadi dalam rangka menyelesaikan
pekerjaan bilamana kelompok kerja mengalami kesulitan
Download