MODUL PERKULIAHAN Strategi Peningkatan Produktivitas Lean Six Sigma –case study Fakultas Program Studi Program Pascasarjana Magister Teknik Industri Online 11 Kode MK Disusun Oleh A11531EL (T-201) Hernadewita Abstrak Kompetensi Modul menjelaskan pendekatan lean six sigma, sebagai pendekatan yang relatif baru. Pendekatan ini dianggap mampu menggabungkan manfaat dari lean maupun six sigma. Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep lean, six-sigma, serta perbedaannya. Juga mahasiswa diharapkan mampu mengerti konsep gabungan dari keduanya. Lean Six Sigma Pengantar Konsep Lean Six Sigma merupakan suatu konsep menyeluruh tentang sistem bisnis yang dikembangkan di Amerika Serikat. Konsep Lean berakar dari konsep sistem manajmen Toyota yang dikembangkan dan diperluas, sedangkan Six Sigma berakar dari konsep sistem manajemen Motoroka.Kekuatan dari kedua konsep ini disatukan atau disinergikan menjadi konsep Lean Six Sigma.Sasaran dari Lean adalah untuk menciptakan aliran lancar dari produk sepanjang proses value stream (value stream process) dan menghilangkan semua jenis pemborosan yang ada, sedangkan sasaran dari Six Sigma adalah meningkatkan kapabilitas proses sepanjang value stream untuk mencapai zero defects dan menghilangkan variasi yang ada. Lean Six Sigmayang merupakan kombinasi antara Lean dan Six Sigma dapat didefinisikan sebagai suatu filosofi bisnis, pendekatan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value-added activities) melalui peningkatan terus-menerus secara radikal (radical continuous improvement) untuk mencapai tingkat kinerja enam sigma, dengan cara mengalirkan produk (material, work-in-process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan berupa hanya memproduksi 3,4 cacat untuk setiap satu juta kesempatan atau operasi -3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities). Lean Six Sigma berarti mengerjakan sesuatu dengan cara sesederhana dan seefisien mungkin, namun tetap memberikan kualitas superior dan oekayanan yang sangat cepat. Manajemen organisasi perlu menyerap pemikiran Lean-Sigma yang dibangun melalui menanamkan dalam bentuk kultur(culture), ukuran-ukuran (metrics), kebijakan-kebijakan (policies), prosedur-prosedur (procedures), dan pada akhirnya adalah alat-alat atau teknikteknik Lean Six Sigma (Six Sigma tools techniques). 2016 2 Strategi Peningkatan Produktivitas Hernadewita Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PENDEKATAN LEAN 1. Konsep Dasar Lean Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilau tambah (value added) produk (barang dan/ atau jasa agar memberikan nilai kepada pelanggan (costumer value). Tujuan Lean adalah meningkatkan terus-menerus costumer value melalui peningkatan terus-menerus rasio antara nilai tambah terhadao waste (the value-to-waste ratio). Lean dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas yag tidak bernilai tambah (non-value-adding activities) melalui peningkatan terus-menerus secara radikal (radical continuous improvement) dengan cara mengalirkan produk (material, workin-process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari pekanggan internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan. Lean yang diterapkan pada keseluruhan perusahaan disebut sebagai Lean Enterprise. Lean yang diterapkan pada manufacturing disebut Lean Manufacturing, Lean yang diterapkan dalam bidang jasa disebut sebagai LeanService. Demikian pula apabila Lean diterapkan dalam fungsi design/development, order entry, accounting, finance, engineering, sales/marketing, production, administration, office, maka Lean itu akan disebut sebagai Lean Design/Development, Lean Order Entry, Lean Accountin, Lean Finance, Lean Lean Engineering, Lean Sales/Marketing, Lean Production, Lean Administration, Lean Office. Lean yang diterapkan pada sebagai Lean Retailing, Lean dalam bidang pemerintahan disebut Lean Goverment ,dan lain-lain. Terdapat lima prinsip dasar Lean: a. Mengidentifikasi nilai produk (barang dan/jasa) berdasarkan perspektif pelanggan, di mana pelanggan menginginkan produk (barang dan/atau jasa) berkualitas superior, dengan harga yang kompetitif dan penyerahan yang tepat waktu. b. Mengidentifikasi value stream process mapping (pemerataan proses pada value stream) untuk setiap produk (barang dan/atau jasa). (Catatan: kebanyakan manajemen perusahaan industri di Indonesia hanya melakukan pemetaan proses bisnis atau proses kerja, bukan melakukan pemetaan produk. Hal ini berbeda dengan pendekatan Lean.) c. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua aktivitas sepanjang proses value stream itu. d. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk itu mengalir secara lancar dan efisien sepanjang proses value stream menggunakan sistem tarik (pull system). e. Terus-menerus mencari berbagai teknik dan alat peningkatan (improvement tools and techniques) untuk mencapai keunggulan dan peningkatan terus-menerus. 2. 2016 Jenis-Jenis Pemborosan 3 Strategi Peningkatan Produktivitas Hernadewita Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Type One Waste adalah aktivitas kerja yang tidak menciptakan nilai tambah dalam proses transformasi input menjadi output sepanjang value stream, namun aktivitas itu pada saat sekarang tidak dapat dihindarkan karena berbagai alasan. Misalnya, aktivitas inspeksi dan penyortiran dari perspektif Lean merupakan aktivitas tidak bernilai tambah sehingga merupakan waste, namun pada saat sekarang kita masih membutuhkan inspeksi dan penyortiran karena mesin dan peralatan yang digunakan sudah tua sehingga tingkat keandalannya berkurang. Demikian pula, pengawasan terhadap orang, misalnya, merupakan aktivitas tidak bernilai tambah berdasarkan perspektif Lean, namun pada saat sekarang kita masih harus melakukannya, karena orang tersebut baru saja direkrut oleh perusahaan sehingga belum sehingga belum berpengalaman. Dalam konteks ini, aktivitas inspeksi, penyortiran, dan pengawasan dikategorikan sebagai Type One Waste.Dalam jangka panjang Type One Waste harus dapat dihilangkan atau dikurangi.Type One Waste ini sering disebut sebagai Incidential Activity atau Incidential Work yang termasuk ke dalam aktivitas tidak bernilai tambah (non-value-adding work or activity). Type Two Waste merupakan aktivitas yang tidak menciptakan nilai tambah dan dapat dihilangkan dengan segera.Misalnya , menghasilkan produk cacat (defect) atau melakukan kesalahan (error) yang harus dapat dihilangkan dengan segera. Type Two Waste ini sering disebut sebagai Waste saja, karena benar-benar merupakan pemborosan yang harus dapat diidentifikasi dan dihilangkan dengan segera. Konsep value added activity, incidental (non value added) activity atau type one waste dan type two waste (Waste) ditunjukkan dalam Bagan 1.2. Bagan 1.2 WASTE (Type Two Waste) Non value added work activity (Type One Waste) Value added work activity 3. Studi Kasus tentang Pendekatan Lean a. Lean Office Prinsip-prinsip Lean untuk menghilangkan pemborosan dan penggunaan alat-alat lean seperti %S dan visual management, secara mudah dapat diterapkan di kantor, sehingga disebut sebagai Lean Office. Penerapan Lean di kantor tidak hanya berkontribusi terhadap pembenahan administrasikantor, tetapi juga membantu accounting and finance, engineering, human resource, sales and marketing, dan fungsi pendukung lainnya agar menghargai dan memahami isu-isu yang terkait dengan pabrik. 2016 4 Strategi Peningkatan Produktivitas Hernadewita Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Lean Construction Pendekatan Lean juga telah banyak diadopsi dan dibahas dalam bidang konstruksi, seperti yang tampak dari pembahasan dalam Kongres tentang Riset Konstruksi pada tahun 2005. Pendekatan Lean dapat diterapkan sepanjang proses supply chain dari proyek-proyek konstruksi. c. Lean Banking Lean banking telah diterapkan oleh Bank of America, Citibank, ING Direct, Jefferson Pilot, Progessive Insurance, dan lain-lain. Industri perbankan dan asuransi telah menerapkan dengan baik teknik-teknik Lean karena pada dasarnya proses industri finansial merupakan proses yang berulang. Penghematan uang dan waktu dapat dihemat secara signifikan melalui diferensiasi proses-proses, rasionalisasi keputusan untuk persetujuan (approvals), simplifikasi proses pelayanan, desain pelayanan dalam modules, dan standarisasi proses pelayanan. d. Lean Health Care Prinsip-prinsip Lean Service juga populer dalam industri kesehatan, karena melalui implementasi Lean Health Care (atau sering disebut LeanCare), berbagai pemborosan yang terjadi dirumah-rumah sakit dan pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya dapat dihilangkan, sehingga pelayanan kesehatan meningkat dan biaya-biaya yang terkait dengan pelayanan kesehatan itu menurun. 2016 5 Strategi Peningkatan Produktivitas Hernadewita Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PENDEKATAN SIX SIGMA 1. Konsep Dasar Six Sigma Six Sigma dapat dijadikan ukuran target kinerja proses industri tentang bagaimana baiknya suatu proses transaksi produk antara pemasok (industri) dan pelanggan (pasar). Semakin tinggi target sigma yang dicapai, semakin baik kinerja proses industri. Sehingga 6sgma otomatis lebih baik dripada 4-sigma, dan 3-sigma. Six sigma juga dapat dianggap sebagai strategi terobosan yang memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan luar biasa (dramatik) di tingkat bawah dan sebagai pengendalian proses industri yang berfokus pada pelanggan dengan memperhatikan kemampuan proses. Six Sigma Motorola merupakan suatu merode atau teknik pengendaluan dan peningkata kualitas dramatik yang diterapkan oleh perusahaan Motorola sejak tahun 1986, yang merupakan terobosan baru bidang manajemen kualitas. Banyak ahli manajemen kualitas menyatakan bahwa metode Six Sigma Motorola dikembangkan dan diterima secara luas oleh dunia industri, karena manajemen industri frustasi terhadap sistem-sistem manajemen kualitas yang ada, yang tidak mampu melakukam peningkatan kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol (zero defects). Banyak sistem manajemen kualitas, seperti Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA), ISO 9000, dan lain-lain, hanya menekankan pada upaya peningkatan terus-menerus berdasarkan kesadaran mandiri manajemen, tanpa memberikan solusi yang ampuh bagaimana terobosan-terobosan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol. Prinsip-prinsip pengendalian dan peningkatan kualitas Six Sigma Motorola mampu menjawab tantangan ini, dan terbukti perusahaan Motorola selama kurang lebih 10 tahun setelah implementasi konsep Six Sigma telah mampu mencapai tingkat kualitas 3,4 DPMO (defect per million opportunities- kegagalan per sejuta kesempatan). 2. Six Sigma sebagai pengukuran Kinerja Bisnis dan Industri Metodologi Six Sigma dapat juga diterapkan dalam sektor publik (pemerintahan) pada tingkat mikro maupun makro. Pada dasarnya pada tingkat makro, pemerintah berperan sebagai stimulator atau katalis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti penetapan kebijakan investasi, fiskal, industri dan perdagangan, dan lain-lain. Metode Six Sigma dpat digunakan untuk menetapkan indikator-indikator kinerja kunci (key performance indicator = KPIs), sehingga kebijakan nasional dapat dilaksanakan berdasarkan data intelijen Amerika Serikat CIA telah menggunakan metode Six Sigma untuk meningkatkan ukuran-ukuran yang berkaitan dengan pencegahan terorisme. Pada tingkat mikro, aplikasi Six Sigma bertujuan untuk meningkatkan cara-cara pelaksanaan manajemen pemerintahan itu.Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan publik yang efektif dan efisien sehingga mendukung kebijakan pemerintah pada tingkat makro. Sebagai contoh: Six Sigma Water Permit Project yang dilakukan oleh Minnesota Pollution Control Agency (USA) dan Alexandra Hospital di Singapura yang menerapkan Six Sigma untuk mengukur lama waktu yang dibutuhkan pasien untuk memperoleh pelayanan (turnaround time), kemudian berupaya untuk menurunkan turn-around time tersebut. 3. Peningkatan Kapabilitas Proses Menuju Target Six Sigma Setelah kita mengetahui posisikinerja bisnis dan industri pada saat sekarang (baseline measurement), misalnya pada kapabilitas 3-sigma yang menghasilkan kesalahan atau kegagalan sebesar 66.807 DPM (defects per million) atau 66.807 DPMO (defects per million opportunities), kita HARUS melakukan berbagai upaya peningkatan (improvement) menuju target 6-Sigma (Six Sigma) yang hanya akan menghasilkan 3,4 DPM atau 3,4 DPMO. Peningkatan dari kapabilitas proses 3-Sigma menjadi 4-Sigma membutuhkan sekitar 10 kali improvement, peningkatan kapabilitas proses 4-Sigma menjadi 5-Sigma membutuhkan sekitar 30 kali improvement, sedangkan peningkatan dari kapabilitas 5-Sigma menjadi 6Sigma membutuhkan sekitar 70 kali improvement.dengan demikian apabila kita menganggap bahwa kinerja bisnis dan industri di Indonesia sekarang masih berada pada tingkat kapabilitas 3-Sigma, maka dibutuhkan sekitar 21.000 (=10x30x70) kali peningkatan untuk mencapai target Six Sigma. Hal ini berarti semakin tinggi kapabilitas sigma, semakin tinggi pula upaya peningkatan agar mencapai keunggulan dan kesempurnaan. Upaya peningkatan dari 5-Sgma menjadi 6-Sigma akan leibih tinggi daripada upaya peningkatan 4-Sigma menjadi 5-Sigma, juga lebih tinggi daripada upaya peningkatan dari 3-Sigma menjadi 4-Sigma. Berbagai upaya peningkatan menuju target six sigma dapat dilakukan menggunakan dua metodologi, yaitu (1) Six Sigma – DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), dan (2) esign For Six Sigma – DFSS DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Verify). DMAIC digunakan untuk meningkatkan proses bisnis yang telah ada sedangkan DMADV digunakan untuk menciptakan desain proses baru dan/atau desain produk dalam cara sedmikian rupa agar menghasilkan kinerja bebas kesalahan (zero deffects/errors). DMAIC terdiri atas lima tahap utama: a. Define Mendefinisikan secara formal sasaean peningkatan proses yang konsisten dengan permintaan atau kebutuhan pelanggan dan strategi perusahaan. b. Measure Mengukur kinerja proses pada saat sekarang (baseline measurement) agar dapat dibandingkan dengan target yang ditetapkam. Lakukan pemetaan proses dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan indikator kinerja kunci (key performance indicators = KPIs). c. Analyze Menganalisis hubungan sebab-akibat berbagai faktor dominan yang perlu dikendalikan. d. Improve Mengoptimaisasikan proses menggunakan analisis-analisis seperti Design of Experiments (DOE), dan lain-lain, untuk mengetahui dan mengendalikan kondisi optimum proses. e. Controls 2012 7 Strategi Peningkatan Produktivitas Ir. Hardianto Iridiastadi, MSIE, PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Melakukan pengendalian terhadap proses secara terus-menerus untuk meningkatkan kapabilitas proses menuju target Six Sigma. Design for Six Sigma (DFSS) menggunakan metodologi DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, and Verify), sebagai berikut: a. Define Mendefiisikan secara formal sasaran dari aktivitas desain proses baru dan/atau desain produk baru yang secara konsisten berkaitan langsung dengan pertminaan atau kebutuhan pelanggan dan strategi perusahaan. b. Measure Mengidentifikasi critical-to-qualities (CTQs), kapabilitas produk (product capabilities), kapabilitas proses (process capability) evaluasi risiko, dll. c. Analyze Mengembangkan dan mendesain alternatif-alternatif (alternatives), menciptakan highlevel design, dan mengevaluasi kapabilitas desain agar mampu memilih desain terbaik. d. Design Mengembangkan desain secara terperinci (develop detail design), oprimisasi desain (optimize design), dan rencana untuk verifikasi desain.Pada tahap ini mungkin membutuhkan simulasi. e. Verify Memverifikasi desain, setup pilot runs, implementasi proses baru (untuk desain proses baru) atau produk baru (untuk desain peroduk baru) , kemudian menyerahkan kepada pemilik proses. 4. Visualisasi Informasi tentang Six Sigma Informasi tentang Six Sigma atau Design For Six Sigma (DFSS) perlu dikomuikasikan secara visual agar memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada semua pihak yang memiliki komitmen untuk menerapkan prinsip-prnsip Six Sigma atau Design For Six Sigma. 5. Aplikasi dan Keberhasilan Program Six Sigma Six Sigma Results Company General Electric JP Morgan Chase Texas Instruments Johnson & Johnson Honeywell 2012 8 Strategi Peningkatan Produktivitas Ir. Hardianto Iridiastadi, MSIE, PhD Annual Savings $ 2.0+ billion *$1.5 billion (*since inception in 1998 $600 million $500 million $600 million Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sun has launched a Six Sigma program “SunSigma” focused on improving product quality and reliability (software & hardware) 6. Jenis-Jenis Proyek Six Sigma Berikut ini dikutip beberapa informasi yang berkaitan berbagai jenis kasus yang pernah diselesaikan menggunakan pendekatan Six Sigm. Types of Projects: a. Cost Reduction - Yield and rate improvement - Downtime reduction/equipment utilization - Raw material selection - Utility optimization (gas, steam, air, and electricity) - Trailer/railcar utilization - Accounts payable process - Corporate credit card usage b. Cost Avoidance - Reducing effects of future cost increases (disposal/environmental) - Inventory control c. Capital Avoidance - Plant utilization - Rate improvement d. Revenue Enhancement 2012 - Plant capacity improvement - Tech service offering 9 Strategi Peningkatan Produktivitas Ir. Hardianto Iridiastadi, MSIE, PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id