PENERAPAN KONSEP “ENTERPRISE LEAN SIGMA (ELS)” SEBAGAI ALAT PENINGKATAN PRODUKTIVITAS STUDI PADA PT, AVERY DENNISON PACKAGING INDONESIA Tukhas Shilul Imaroh ABSTRACT Implementation of “Enterprise Lean Sigma (ELS)” concept as Productivity and Quality Improvement in Improving Added value to Customer in PT, Avery Dennison Packaging Indonesia emphasis on analysis and evaluation factors of the decrease on productivity and quality by using Lean Sigma tools or techniques which is purpose on productivity and quality improvement through implementation of Enterprise Lean Sigma (ELS) concept in improving added value to customer. Keywords: Implementation of Enterprise Lean Sigma (ELS), Productivity and quality Perkembangan Industri nonmigas di Untuk memiliki, mengelola dan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini menumbuhkan semakin pesat pertumbuhannya. Industri ini menguntungkan dari bisnis terkait yang mendapat perhatian khusus, dan berbagai menciptakan solusi inovatif yang mengubah kebijakan informasi dan mengangkat merek bagi telah dikeluarkan untuk portofolio yang memberikan iklim yang kondusif bagi pelanggan dari para pelanggan sektor swasta yang menanamkan modalnya memahami apa yang diperlukan para dibidang industri ini, karena dengan adanya pelanggan akhir untuk membuat merek kegiatan industri ini diharapkan dapat mereka berbeda dan menumbuhkan bisnis, menampung sejumlah tenaga kerja dan Avery membantu Enterprise Lean-Sigma (ELS) sejak tahun meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia saat ini. Los Angeles, California pada tahun 1935 Stanton Avery menerapkan 2006 sebagai bagian Avery Dennison yang didirikan di oleh R. Dennison untuk konsep dari keunggulan operasional (operational excellence). Semakin bertambahnya permintaan merupakan pelanggan dan meningkatnya volume, maka perusahaan printing yang memproduksi diperlukan suatu perbaikan metode kerja label perekat pertama di dunia yang dapat meningkatkan produktivitas dan mempelopori suatu industri dan yang kualitas sehingga semua permintaan mengutamakan teknologi perekat berbasis pelanggan sintetik pertama, pelapis anti rekat pertama, reliability 95 %). Untuk itulah metode serta pengembangan dan penyempurnaan Enterprise bentuk potongan. perkenalkan dan diterapkan di PT, ADPI dapat Lean dipenuhi Sigma (service (ELS) di mulai tahun 2007 sebagai alat peningkatan membuat produktivitas dan kualitas. pelanggan hanya apa pada yang saat dinginkan pelanggan menginginkannya – merupakan bentuk Permasalahan organisasi yang paling ramping (Lean Lean-Sigma berarti mengerjakan Organization). Sayangnya, pelanggan sulit sesuatu dengan cara sederhana dan seefisien diprediksi dan pesanan mungkin, namun tetap memberikan kualitas bervariasi dari minggu ke minggu dan dari superior dan pelayanan yang sangat cepat. bulan ke bulan. Jika pembuatan produk Manajemen organisasi perlu menyerap sesuai pesanan, akan mungkin membuat pemikiran Enterprise Lean-Sigma (ELS) kuantitas yang banyak pada satu minggu, yang dibangun melalui menanamkan dalam membayar upah lembur, dan menyebabkan bentuk kultur (culture), ukuran-ukuran orang dan peralatan bekerja keras, tetapi (metrics), kebijakan-kebijakan (policies), kemudian, pesanan hanya sedikit di minggu prosedur-prosedur (procedures) dan pada berikutnya, akhirnya adalah alat-alat atau teknik-teknik memiliki sedikit pekerjaan dan peralatan Lean-Sigma tidak digunakan secara penuh. Dan tidak (Lean-Sigma tools or techniques). maka aktual sangat karyawan hanya diketahui juga berapa banyak yang harus Untuk itu dapat dirumuskan dalam dipesan dari pemasok, sehingga tidak penelitian adalah “Bagaimana perumusan menutup kemungkinan harus menumpuk penerapan konsep “Enterprise Lean Sigma material sebanyak mungkin untuk setiap (ELS)” komoditas yang mungkin dipesan oleh sebagai produktivitas alat dan peningkatan kualitas dalam pelanggan. Kondisi seperti hal tersebut meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan tidak mungkin dapat menjalankan Lean dalam ketepatan operation. Model „membuat berdasarkan pemenuhan peasanan (service reliabillity) pada PT, ADPI?”. PEMBAHASAN Metode Lean Manufacturing pesanan‟ yang ketat ini menciptakan tumpukan persediaan, menyembunyikan masalah, mengakibatkan kualitas yang buruk, dan pada akhirnya lead time akan Jeffrey K. Liker, dalam bukunya “The semakin masalah karena pabrik menjadi Toyota Way” (2006: 136-139) menjelaskan tidak terorganisasi dan kacau. Toyota telah bahwa mengikuti jejak Dell computer dan menemukan bahwa ia dapat menciptakan perusahaan lain yang berhasil, banyak operasi yang paling ramping dan akhirnya bisnis di Amerika terburu-buru membentuk memberikan model produksi „membuat berdasarkan kualitas yang lebih baik dengan meratakan pesanan‟ (built to order). Mereka ingin pelanggan pelayanan dan jadwal produksi dan tidak selalu membuat Bahkan hanya memfokuskan pada berdasarkan pesanan. kedelapan pemborosan atau muda saja akan Beberapa perusahaan yang bekerja mengganggu produktivitas kerja dan sistem sama yang mencoba “membuat berdasarkan produksi. Dokumen Toyota Way berkenaan pesanan” sebenarnya meminta pelanggan dengan untuk menunggu enam hingga delapan Mura” (lihat gambar 2-2). Ketiga M minggu untuk produk mereka yang “dibuat tersebut adalah: “Menghilangkan Muda, Muri, berdasarkan pesanan”. Beberapa pelanggan Muda-Tidak menambah nilai. M yang “istimewa” mungkin memotong antrean paling kita kenal memasukkan delapan dan memperoleh pesanan lebih awal dengan pemborosan yang disinggung dalam bab- mengorbankan bab sebelumnya. Ini adalah aktivitas yang mayoritas pelanggan lainnya. Namun mengapa menghancurkan tidak berguna yang memperpanjang lead laju operasi time, menimbulkan pesanan saat ini jika pelanggan masih harus untuk memperoleh menunggu peralatan, untuk memenuhi sebuah selama enam minggu? gerakan tambahan komponen menciptakan atau kelebihan Sebaliknya, kumpulan pesanan dan rata-rata persediaan, atau berakibat pada berbagai jadwal mungkin dapat mengurangi lead jenis waktu tunggu. time produksi, memotong persediaan Muri-Memberi beban berlebih kepada komponen yang nda, dan memberikan lead orang atau peralatan. Dari sudut pandang time standar yang lebih singkat kepada tertentu, semua pelanggan, menghasilkan kepuasan berseberangan dari spektrum muda. Muri pelanggan adalah memanfaatkan mesin atau orang di yang lebih tinggi secara hal ini merupakan ujung keseluruhan daripada pendekatan „membuat luar batas kemampuannya. Membebani berdasarkan pesanan‟ yang “cepat-cepat, orang kemudian perlahan-lahan”. masalah dalam keselamatan kerja dan secara berlebih Para manajer dan karyawan Toyota kualitas. Membebani menggunakan istilah bahasa Jepang muda berlebih menyebabkan bila mereka berbicara tentang pemborosan produk cacat. dan menghilangkan muda menjadi fokus dari sebagian besar upaya Lean menimbulkan peralatan kerusakan Mura-Ketidakseimbangan. dapat memandang hal secara ini dan Anda sebagai Manufacturing. Namun ada dua M lain kesimpulan dari kedua M lainnya. Di sistem yang sama pentingnya untuk membuat Lean produksi yang Manufacturing berjalan, dan ketiga M terdapat lebih banyak pekerjaan dibanding tersebut saling mengisi sebagai satu sistem. dengan yang dapat ditangani oleh orang normal, kadang-kadang atau mesin yang ada, dan pada saat yang cacat. Muda merupakan akibat dari Mura. lain Ketidakseimbangan tingkat produksi berarti hanya sedikit Ketidakseimbangan pekerjaan. diakibatkan oleh perlu memiliki peralatan, material, dan jadwal produksi yang tidak teratur atau orang untuk melakukan tingkat produksi volume produksi yang berfluktuasi karena yang tertinggi-bahkan bila permintaan rata- masalah internal, seperti kerusakan mesin ratanya jauh lebih rendah dari itu. atau kekurangan komponen atau produk Muda Pemborosan Mura Ketidakseimbangan Muri Memberi Beban Berlebih (Sumber: The Toyota Way, 2006) Gambar. Tiga M (Muda, Mura, Muri) Dukungan Manajemen dalam Penerapan Lean produk (barang dan/atau jasa) ke pasar. Vincent Gaspersz, dalam bukunya value stream mencangkup pemasok bahan “Continuous Cost Lean-Sigma Approach” implementasi Reduction Through baku, manufaktur dan perakitan barang, dan 51-52) jaringan pendistribusian kepada pengguna Enterprise barang itu. Untuk proses jasa (service), (2006: Lean-Sigma Untuk proses pembuatan barang (goods), System membutuhkan suatu manajemen value stream terdiri atas pemasok, personal fungsional silang yang berkaitan dengan pendukung dan teknologi, “produser” jasa, kordinasi dan aktivitas unit-unit yang saluran-saluran distribusi jasa. terintegrasi (integrated enterprise) untuk Sedangkan tim fungsional (cross funstional merealisasikan sasaran fungsional silang team) dan orang dari berbagai departemen yang penyebarluasan kebijakan tentang didefinisikan sebagai kumpulan implementasi Lean-Sigma sepanjang proses ditugaskan pada tugas-tugas spesifik seperti value stream. implementasi sistem baru dll. APICS value Dictionary stream sebagai mendefinisikan proses untuk membuat, memproduksi, dan menyerahkan Typical approach is for management to generate the ideas and try to get everyone else to implement their ideas ELS approach is to enable the organization to solve problems where management plays a support role People who perform the core work Sr. Management Middle Management Middle Management Sr. Management People who perform the core work Key ELS staff can help you invert the pyramid (Sumber: Data Internal PT. ADPI) Gambar ELS dapat membalikkan pyramid Banyak manajemen puncak bertanggung jawab melaksanakan misi menyatakan bahwa misi perusahaannya departemen adalah menghasilkan produk berkualitas (engineering), yang berharga kompetitif dan menjamin production planning and inventory control ketepatan waktu penyerahan produk untuk (PPIC), memenuhi kebutuhan pelanggan. Tetapi, assurance), pembelian apakah kita menerima hal itu sebagaimana administrasi, sumber adanya? akuntansi dan keuangan, dll. Di manakah Seberapa tinggi seharusnya mereka, seperti produksi, jaminan rekayasa pemasaran, kualitas (quality (purchasing), daya manusia, kualitas, biaya, dan waktu (cycle time) kualitas, biaya, safety/service, penyerahan dinilai dalam hierarki berbagai sasaran tepat perusahaan? Perusahaan harus mengejar peningkatan berbagai sasaran, seperti meningkatkan safety/service, delivery, morale-QCSDM) keuntungan meningkatkan waktu, dan semangat perusahaan (quality, untuk cost, pemegang saham, harus diletakkan di antara sasaran eksternal kompetensi karyawan, dan internal yang kadang-kadang “terasa dan bertentangan” satu sama lain ini? Hierarki penyerahan tepat waktu untuk memenuhi berbagai sasaran manajemen yang berkaitan kebutuhan dengan sasaran fungsional silang dapat menghasilkan produk pelanggan, berkualitas serta melayani masyarakat di perusahaan tersebut. Di bidang internal, manajer dan staf diuraikan secara jelas sebagai berikut. Sasaran utama perusahaan adalah dan deveploment (R&D), pembelian dan memperoleh keuntungan. Apabila dianggap jaminan kualitas, produksi dan rekayasa, tidak perlu dibuktikan, maka sasaran utama dan pemasaran. Berdasarkan alasan ini, perusahaan maka kita perlu membentuk tim fungsional berikutnya adalah sasaran fungsional silang, seperti kualitas, biaya, silang safety/service, penyerahan produk tepat bertanggung jawab dalam upaya mencapai waktu, dan semangat seluruh manajemen sasaran fungsional silang Quality, Cost, dan melakukan Safety/Service, Delivery dan Morale (Q, C, peningkatan kinerja perusahaan. Jika tidak S, D, M). Dalam konsep Lean Sigma mencapai sasaran ini, perusahaan akan Enterprise System, tim fungsional silang tertinggal dalam persaingan (kompetisi) yang bertanggung jawab terhadap upaya dipasar karena kualitas yang rendah, harga pencapaian yang tidak kompetitif, pelayanan yang QCSDM sering disebut “Roda QCSDM”. karyawan untuk (cross-functional sasaran team) fungsional untuk silang buruk, penyerahan produk terlambat, dan ketiadaan semangat untuk meningkatkan Lingkaran PDCA terus-menerus (continuous improvement). Deming Keuntungan perusahaan berkurang, karenabiaya yang jelas akan tinggi, menekankan pentingnya interaksi yang teratur diantara penelitian, desain, produksi, dan penjualan dalam banyak produk cacat (tingkat kegagalan menjalankan bisnis perusahaan. produk yang tinggi), dan tidak dapat sampai pada kualitas yang lebih baik yang menyerahkan produk pada waktu yang tepat memuaskan pelanggan, keempat tahap itu kepada pelanggan. harus diputar secara teratur, dengan kualitas Sebaliknya, bila sasaran fungsional Untuk sebagai patokan tertinggi. Nanti, konsep silang (Q, C, S, D, M) itu direalisasikan, putaran maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik ini kita diperluas sampai kesemua fase manajemen keuntungan meningkat. Oleh perusahaan karena itu, teratur roda deming untuk memerlukan fungsi manajemen lain untuk dan keempat tahap dari roda tersebut membantu sasaran fungsional silang, yaitu: dianggap berhubungan dengan tindakan Quality, Cost, Safety/Service, Delivery dan manajerial khusus. Morale (Q, C, S, D, M). Fungsi manajemen lain itu mencakup pemasaran, production planning and inventory control (PPIC), riset Error! Reference source not found. (Sumber: Data Internal PT. ADPI) Gambar Lingkaran PDCA Dengan demikian para eksekutif Selama menerapkan konsep ini, di Jepang Jepang kemudian menyusun kembali roda segera diterapkan bahwa penerapan PDCA Deming dan menyebutnya roda PDCA, post corrective ini belum cukup. Hasilnya, untuk diterapkan dalam semua fase dan konsep situasi. Sayangnya, sifat perlawanan dari hubungan Lingkaran PDCA adalah PDCA yang baru muncul. serangkaian aktivitas yang dijalankan untuk industrial di Amerika Serikat dan Eropa perbaikan. Hal ini dimulai dari sebuah telah mempersulit peran perbedaan ini penelitian terhadap keadaan muktahir, yang untuk menciptakan apa selama untuk lingkaran PDCF. Dalam banyak situasi sebuah barat, “F” dilakukan pada puncak dari rencana perbaikan. Ketika rencana ini kriteria R, dan pemecatan (firing) pekerja dimatangkan, ia diterapkan. Setelah itu, atau manager menjadi solusi yang cepat. penerapannya Dalam versi revisi dari lingkaran PDCA itu digunakan data dalam dikumpulkan merumuskan diperiksa untuk melihat yang disebut apakah ia telah menghasilkan perbaikan “rencana” berarti perbaikan dengan praktik- yang sesuai percobaan itu dengan harapan. Ketika praktik sekarang dengan menggunakan telah berhasil, sebuah seperti tujuh perlengkapan QC --- diagram tindakan akhir seperti standarisasi secara pareto, metodologis dilakukan untuk menjamin histogram, bagan pengawasan, diagram bahwa metode baru yang diperkenalkan penyebaran, akan pemeriksaan. terus-menerus dijalankan demi Dalam tahap awal penerapan roda ini, “pemeriksaan” berarti sebab grafik dan dan akibat, lembar “Kerjakan” berarti pelaksanaan rencana itu; “pemeriksaan” perbaikan yang terus-menerus. fungsi diagram bahwa berarti melihat apakah ia membawa perbaikan yang diharapkan, dan “tindakan” pengawas meneliti hasil-hasil para pekerja berarti dan “tindakan” mengacu pada tindakan melembagakan perbaikan sebagai praktik perbaikan yang dilakukan dalam kasus baru untuk menjadi lebih baik. Lingkaran kesalahan atau kerusakan yang ditemukan. PDCA Dengan demikian, konsep PDCA pada perbaikan dibuat segera, maka ia menjadi dasarnya sebuah standar untuk ditantang dengan rencana pembagian kerja di antara para supervisor, baru demi perbaikan selanjutnya. Proses pengawas dan pekerja. kaizen telah direalisasikan secara maksimal. berdasarkan pada mencegah pengulangan berputar-putar. Ketika dan sebuah Dengan demikian PDCA dipahami memperbaharui standar mutakhir melalui sebagai sebuah proses yang melalui dirinya lingkaran PDCA. Manajemen seharusnya standar baru disusun hanya untuk ditantang, memiliki kedua lingkaran baik lingkaran direvisi, dan digantikan oleh standar yang SDCA maupun lebih baru dan lebih baik. Sementara sepanjang waktu. kebanyakan pekerja Barat melihat standar Untuk PDCA mencapai yang hal bekerja itu maka sebagai tujuan yang pasti, praktisi PDCA dilakukan aktivitas-aktivitas yang memakai Jepang memandang standar sebagai tempat lingkaran SDCA. Hanya setelah sebuah untuk standar dibuat akan distabilkan seseorang mulai mengerjakan pekerjaan selanjutnya yang lebih baik. Lingkaran PDCA perlengkapan adalah mendasar akan bergerak menuju fase selanjutnya sebuah untuk dalam menggunakan lingkaran untuk menaikan standar. Misalnya, SDCA merealisasikan perbaikan dan menjamin digunakan bahwa manfaat perbaikan itu bisa bertahan. menstandarkan Bahkan digunakan untuk memperbaikinya. sebelum lingkaran PDCA untuk menstabilkan keadaan dilakukan, penting disadari bahwa standar saat ini distabilkan. Proses stabilisasi itu seringkali disebut lingkaran (standardize-Do-Check-Action SDCA). Hanya ketika lingkaran SDCA bekerja kita bisa bergerak PDCA untuk (Sumber: Data Internal PT. ADPI) Gambar ELS Meningkatkan Pertumbuhan dan Produktivitas dan dan PDCA Penerapan konsep Enterprise Lean peningkatan kecepatan (shorten cycle time) Sigma (ELS) mendukung pencapaian tujuan dan accuracy (zero defects), penyingkapan peningkatan produktivitas dan kualitas non-value added (NVA) dan value added dalam rangka peningkatan nilai tambah (VA), serta membuat value added mengalir bagi pelanggan. Enterprise Lean Sigma lancar sepanjang value stream process dan (ELS) membutuhkan PDCA analisis dalam mereduksi variasi value added itu. hal ini yang perlu diperhatikan yaitu: Six Sigma Initiatives Error! Reference source not found.(Sumber: Data Internal PT. ADPI) Lean Initiatives Gambar Lean Sigma Initiatives 5% Value Add 95% - Non Value Add Peranan Konsep Enterprise LeanTotal Process 4le.adDTaim yae saing perusahaan Sigma (ELS) pada PT. ADPI Selain itu melalui Penerapan konsep Enterprise Lean- penerapan Enterprise Lean Sigma (ELS) diharapkan Sigma (ELS) sendiri pada PT. ADPI baru dapat meningkatkan diperkenalkan pada tahun 2007. Adanya ADPI melalui peningkatan produktivitas inkonsistensi atau variabilitas yang terjadi dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan dalam proses produksi dan banyaknya pelanggan. pemborosan yang diakibatkan oleh segala aktivitas yang tidak Elemen pertumbuhan mendasar PT, dalam mempunyai nilai mengembangkan konsep Enterprise Lean tambah dalam proses, dimana aktivitas- Sigma (ELS) diawali dengan membangun aktivitas itu hanya menggunakan sumber- budaya sumber daya namun tidak memberikan nilai Enterprise Lean Sigma (ELS) kepada tambah kepada pelanggan. seluruh karyawan PT, ADPI. Pelatihan ini Alasan yang kuat melalui pelatihan-pelatihan penerapan bertujuan untuk memperkenalkan kepada Enterprise Lean Sigma (ELS) pada PT, karyawan PT, ADPI tentang Enterprise ADPI adalah: Lean Sigma (ELS), bagaimana Enterprise 1. Menghormati masing-masing individu. Lean 2. Keinginan pertumbuhaan dan mengetahui strategi untuk menggunakan Sigma (ELS) meningkatkan sepenuhnya kreativitas dan kemampuan dalam menerapkan budaya Enterprise Lean masing-masing individu. Sigma (ELS) di samping dilengkapi dengan 3. Menghormati pelanggan. pengetahuan alat-alat Enterprise Lean Sigma (ELS). dengan persyaratan dan ketepatan dalam pemenuhan pesanan dalam meningkatkan Melalui pelatihan ini diharapkan para karyawan PT, ADPI dapat menjadi agen nilai tambah bagi pelanggan PT, ADPI. Sesuai dengan penggerak (driving agent) di departemen Manufacturing dan ”menghilangkan proses masing-masing sehingga metode berkenaan Lean dengan Muda, Muri,Mura”, nantinya juga menjadi team Enterprise menghilangkan muda menjadi focus dari Lean Sigma (ELS) dalam usaha kolektif sebagian besar upaya lean manufacturing. meningkatkan budaya Enterprise Lean pentingnya Sigma (ELS). Dengan Bahkan ada dua M lain yang sama berkembangnya budaya Enterprise Lean Sigma (ELS) dan saling menghormati di antara individu, keinginan untuk membuat Manufacturing berjalan, dan ketiga M tersebut saling mengisi sebagai satu sistem. Dalam proses thermal printing tata letak (layout) sangat penting terutama untuk menggunakan sepenuhnya kreativitas dalam meningkat dan kemampuan masing-masing individu menghilangkan sangat tinggi terutama melalui peningkatan mempunyai nilai tambah. terus-menerus (continuous improvement). Lean Analisis produktivitas dengan kegiatan terhadap yang tidak penurunan Hal ini tentunya sangat berpengaruhi dalam produktivitas dan kualitas pada PT, ADPI menciptakan proses kerja yang efektif dan dengan menggunakan alat-alat atau teknik- efisien teknik Lean Sigma (Lean-Sigma tools or yang Enterprise tentukan sesuai Lean akan dengan Sigma diperoleh (ELS) konsep yang peningkatan produktivitas dan kualitas yang sesuai techniques), telah meningkatkan produktivitas dan kualitas pada produksi thermal printing. Hal ini bisa dilihat detail P-MAP setelah dilakukan perbaikan. (Sumber: Data Internal PT. ADPI) Gambar Detail P-MAP I-MR Chart Of Productivity (m/hr) Before A fter U C L=685.8 ndiv idua l V 600 _ X=559.3 LC L=432.7 400 200 2 4 6 8 10 12 O bser v ation 14 Before 16 18 20 22 A fter 240 M ov ing Ra 180 U C L=155.5 120 60 M R=47.6 0 LC L=0 2 4 6 8 10 12 O bser v ation 14 16 18 20 22 (Sumber: Data Internal PT, ADPI) Secara keseluruhan dengan dan mengevaluasi faktor-faktor penurunan meningkatnya produktivitas dan kualitas produktivitas dengan menggunakan alat-alat melalui penerapan konsep Enterprise Lean atau teknik-teknik Lean Sigma (Lean-Sigma Sigma (ELS) akan semakin tinggi ketepatan tools pemenuhan pesanan dalam meningkatkan meningkatkan nilai nilai tambah bagi pelanggan. pelanggan. or techniques) sehingga tambah bagi dapat para Peningkatan terjadi dari 86 % menjadi Penerapan konsep Enterprise Lean 95 % dan mencapai target (target service Sigma (ELS) juga telah meningkatkan reliability 95 %). produktivitas dan kualitas pada produksi Thermal Printing PT, ADPI. Meningkatnya Simpulan produktivitas sebesar 36 % dan kualitas 0.16 Metode Enterprise Lean Sigma (ELS) adalah suatu konsep produktivitas efektif dan peningkatan efisien serta kualitas produk baik dengan menganalisa % (cost of poor quality) pada produk yang dihasilkan telah meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan pencapaian 95 % service reliability. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, Vincent. 2006. Lean Sigma Approach. Jakarta: PT, Gramedia Pustaka Utama. -------. 2007. Ogranizational Excellence. Jakarta: PT, Gramedia Pustaka Utama. -------.2008. Lean Six Sigma. Jakarta: PT, Gramedia Pustaka Utama. -------. 2008. Total Quality Management (TQM). Jakarta: PT, Gramedia Pustaka Utama. George, Michael L; David Rowlands, mark Price, John Maxey. 2005. The Lean Six Sigma Pocket Toolbook. New York: Penerbit The Mc Graw Hill Companies. Heizer, -------. Jay; Barry Render. 2005. Operations Management (Manajemen Operasi) buku 1. Jakarta: Salemba Empat. 2005. Operations Management (Manajemen Operasi) buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Imai, Masaaki. 2008. The Kaizen Power. Yogyakarta: Penerbit Think. Imai, Masaaki. 1997. Gemba Kaizen. Singapore: Penerbit McGraw-Hill Book Co. Mantra, Pande, Peter S; Robert P. Neuman; Roland R. Cavanagh. 2003. The Six Sigma Way. Yogyakarta: Penerbit Andi. Pramesti, Getut. 2009. Buku Pintar Minitab 15. Surakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputerindo. Retail Information Services Asia. 2005. Six Sigma Green Belt Training Wave 6. Hongkong: Penerbit Avery Dennison. -------. 2005. Six Sigma Basic Tools. Hongkong: Penerbit Avery Dennison. -------.2005. Failure and Effect Analysis (FMEA). Hongkong: Penerbit Avery Dennison. -------.2005. Process Mapping. Hongkong: Penerbit Avery Dennison. -------. 2005. SIPOC –Voice of Customer. Hongkong: Penerbit Avery Dennison. -------.2005. Thought Mapping. Hongkong: Penerbit Avery Dennison. Hongkong: Penerbit Avery Dennison. Liker, Jeffrey K. 2006. The Toyota Way. Jakarta: Penerbit Erlangga. Liker, Jeffrey K; David Meier. The Toyota Way Fieldbook. New York: Penerbit The McGraw-Hill Companies. Lean Horison Consulting. 2008. ELS 100 series Overview. George Group Consulting. Introduction and Lean Overview. 2005. Course Maclnnes, Richard L; 2002. The Lean Enterprise Memory Jogger. United States of America: Penerbit GOAL / QPC. Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. -------. 2005. Cause and Effect Diagram Overview. Hongkong: Penerbit Avery Dennison. -------. 2005. Measurement System Evaluation (MSE). Hongkong: Penerbit Avery Dennison. -------. 2005. Minitab Training. Hongkong: Penerbit Avery Dennison.