ABSTRACTING TINJAUAN MAKNA ABSTRAK 1. Bidang seni 2. Bidang karya ilmiah 1. PENGERTIAN ABSTRAK I PENGERTIAN Ensiklopedi Indonesia 3. Edisi khusus. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, [s.a.] Singkatan 2. Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, 1996: 3. ringkasan, inti, ikhtisar (karangan, laporan, dsb.) 3. The Oxford English dictionary, vol. I & VII. 2nd ed. Oxford: Cherenson Press, 1991: 55. a summary or epitome of a statement or document. 4. THE LIANG GIE. Kamus administrasi perkantoran (dictionary of office management). [S.l] : Nur Cahaya, 1986: 12. tulisan ringkas yang merupakan intisari dari sesuatu karangan atau uraian tertulis lainnya yang lebih panjang lebar untuk mempercepat orang mengetahui isi atau memberinya gambaran yang padat dari tulisan aslinya itu. 5. American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan. KONSEP UTAMA ABSTRAK 1. Conciseneses (ringkas dan padat) 2. Significance (sangat penting) Abstrak merupakan representasi yang singkat, padat dan tepat dari kandungan dokumen yang mencakup semua hal yang penting dari dokumen asli, dan biasanya mengikuti gaya dan susunan seperti pada dokumen aslinya. TUJUAN PEMBUATAN ABSTRAK 1. untuk menangkap isi dokumen sehingga dalam waktu yang singkat pembaca dapat mengetahui informasi yang terdapat dalam dokumen (tanpa harus membaca keseluruhan dokumen) 2. memudahkan pembaca untuk menghemat waktu pembaca. 3. pembaca akan dengan cepat membuat keputusan apakah akan melanjutkan membaca karya ilmiah atau tidak. 4. menghindari terjadinya plagiasi atau duplikasi tulisan. 5. adanya keywords yang dapat digunakan untuk memudahkan dalam penelusuran informasi secara elektronis. 6. menghindari masalah bahasa dalam dokumen asli. SIFAT ABSTRAK 1. Ringkas: dinyatakan dengan kalimat yang ringkas dan terhindar dari ekspresi yang berlebihan (redundancy). 2. Jelas: menggunakan kata atau kalimat yang jelas dan terhindar dari arti ganda (ambiguity) 3. Tepat: menggunakan ekspresi yang tepat dan spesifik dalam menggambarkan isi dokumen. 4. Berdiri sendiri: deskripsi dari dokumen digambarkan secara lengkap dan dapat dimengerti sepenuhnya tanpa harus merujuk pada dokumen lain. 5. Objektif: terhindar pengabstrak. dari interpretasi dan penilaian pribadi KATA LAIN ABSTRAK 1. Summary 2. Precis 3. Ikhtisar 4. Sari karangan 5. Ringkasan KETENTUAN PENULISAN ABSTRAK (Skripsi, TA) 1. Jumlah kata 200-250 kata dengan spasi tunggal (single space). 2. Hanya menyarikan, tidak memberi komentar atau analisis terhadap isi dokumen. 3. Berisi hal-hal pokok isi dokumen. 4. Berbentuk esei, bukan poin per poin. 5. Menggunakan kalimat aktif 6. Bila skripsi/TA dalam bahasa Inggris, maka abstrak ditulis ke dalam bahasa Inggris pula. Bila skripsi/TA Bahasa Indonesia, maka abstrak ditulis ke dalam Bahasa Indonesia (ada yang mensyaratkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia) 7. Istilah asing pada abstrak berbahasa Indonesia ditulis dalam cetak miring (italic), sedangkan dalam bahasa Inggris semua teks ditulis tegak. 8. Nama mahasiswa (tanpa NIM) ditulis pada bagian atas abstrak, diikuti dengan jenis dan judul skripsi/TA. Di beberapa perguruan tinggi, mencantumkan NIM setelah nama mahasiswa. 9. Pada bagian bawah abstrak ditulis kata kunci/keyword yang merupakan topik yang dibahas pada skripsi/TA. Kata kunci berupa kata minimal 3 kata atau phrasa. Pencantuman kata kunci, ada yang diletakkan di bagian atas setelah keterangan judul skripsi/TA. JENIS ABSTRAK 1. Abstrak indikatif (indicative abstract): ikhtisar umum mengenai isi sesuatu karya ilmiah. Dalam ikhtisar ini tidak terdapat data-data kwantitatif dan kwalitatif. Ditulis dengan singkat dan padat. 2. Abstrak Deskriptif (describtive abstract): memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut: • hanya menyajikan uraian singkat tentang isi tulisan, • tidak menguraikan apa yang dibahas dalam tiap bab dalam tulisan tersebut, • disusun dalam kalimat tunggal, • deskriptif tidak memerlukan perincian yang bersifat detAil atau pun contoh-contoh yang bersifat ilustratif. 3. Abstrak informatif (informative abstract): ikhtisar yang lebih mendekati ringkasan suatu karya ilmiah. Dalam ikhtisar ini diuraikan tujuan penulisan, pikiran-pikiran pokok, metode-metode, data-data akan tetapi tidak secara mendetail. STEP PENULISAN ABSTRAK 1. Baca dokumen atau karangan atau tulisan secara hati-hati 2. Tulis kata-kata penting dan ide dokumen atau karangan atau tulisan 3. Tulis draft awal dengan kata-kata yang tercatat dan kata-kata sendiri. Gunakan kata-kata atau phrasa yang singkat 4. Baca ulang draft yang telah dibuat 5. Buang kata-kata atau phrasa yang tidak bermanfaat 6. Bandingkan draft yang telah dibuat dengan naskah aslinya 7. Cek kembali draft akhir anda KUALITAS ABSTRAK 1. Akurasi (isi tidak menyimpang dari naskah atau dokumen aslinya) 2. Kejelasan (harus ditulis secara singkat dan mudah dipahami) 3. Isi (berisi informasi penting) 4. Tampilan (menggunakan bahasa standar dan penulisan yang rapih) CONTOH ABSTRAK INDIKATIF AIDS DALAM PROFESI DOKTER GIGI Dalam karangan ilmiah ini akan diketengahkan hal-hal mengenai ciriciri virus AIDS, cara penularan, cara pencegahan, prevalensi & distribusi virus dalam profesi dokter gigi. Dengan informasi baru ini diharapkan, para dokter gigi akan dapat memahami risiko tertular, menulari ataupun sebagai sumber penyebaran virus tersebut. CONTOH ABSTRAK DESKRIPTIF Df Julia Sisteria; Liem Joeng Liang. Studi tentang perencanaan dan perilaku struktur bawah (pier) jembatan dengan dan tanpa alas peredam. Dalam tugas akhir ini dipelajari perencanaan dan perilaku struktur bawah jembatan tahan gempa berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, dan membandingkannya dengan peraturan di Selandia Baru. Dari hasil penelaahan diusulkan suatu prosedur perencanaan struktur bawah jembatan dengan dan tanpa alas peredam (base isolation) yang merupakan gabungan peraturan yang berlaku di Indonesia dengan peraturan di Selandia Baru untuk melengkapi beberapa kelemahan pada peraturan di Indonesia. Suatu contoh perhitungan dengan analisa beban statik ekuivalen yang kemudian dibandingkan dengan analisa inelastis riwayat waktu disajikan untuk memperjelas prosedur yang diusulkan. Dari analisa perilaku pada struktur bawah jembatan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil analisa beban statik ekuivalen tidak menyimpang jauh dari hasil analisa riwayat waktu inelastis (yang merupakan simulasi dari gempa yang sebenarnya) sehingga analisa beban statik ekuivalen dengan prosedur perencanaan yang diusulkan dapat dikatakan cukup handal. Nama Penulis CONTOH ABSTRAK INFORMATIF Judul Skripsi Huda, Nashrulloh, 2010, Implementasi Metode Qiroati Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an (di TPQ Al-Azhar Kemlagi Mojokerto) Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya. Al-qur’an adalah pedoman umat muslim di dunia, diwajibkan bagi kita semua untuk Balajar membaca dan menulis al-qur’an. Seharusnya anak didik membaca dan menulis al-Qur’an itu di biasakan sejak kecil, karena sangat penting pada fase awal guna memahami isi kandungan al-Qur’an., namun yang terjadi pada saat ini banyak sekali yang kurang bisa dalam membaca al-qur’an. Dalam meningkatkan baca al-qur’an banyak sekali metode baca qur’an cepat dan praktis yang di gunakan yaitu metode qiroaiti, metode baghdadiyyah, metode, al-barqy, matode iqro’ dan sebagainya. Metode qiroaty merupakan metode yang lebih menekankan pada bacaan yang praktis dan cepat, untuk metode qiroati dalam mengajarnya harus ditashih terlebih dahulu dan mendapatkan syahadah. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu bagaimana penerapan metode qiroati di TPQ, upaya apa yang dilakukan guru dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an, factor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat santri dalam melaksanakan baca tulis al-qur’an. Mengacu pada konteks penelitian diatas, tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode qiroati di TPQ, untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan guru dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an, untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat santri dalam melaksanakan baca tulis al-qur’an. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya deskriptif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala tertentu. Teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisa data digunakan metode deskriptif kualitatif, yakni uraiannya berdasarkan pada gejala-gejala yang tampak. Agar hasil penilaian berjalan dengan baik, maka proses analisa data tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, reduksi data yaitu penggolongan dan pemusatan data-data yang sudah diperoleh dilapangan untuk mempermudah peneliti dan data yang diperoleh juga valid, kedua penyajian data yaitu mengumpulkan data secara tersusun dengan memberi kemungkinan adanya kesimpulan dan tindakan, ketiga verivikasi yaitu penarikan kesimpulan yang memberikan analisis pada puncak. Hasil Penelitian Dengan rancangan penelitian seperti yang dijelaskan, peneliti memperoleh hasil bahwa pertama penerapan metode qiroati adalah sebelum pelaksanaan metode qiroati ini diterapkan yang dilakukan oleh para ustadzah yaitu harus mendapatkan syahadah terlebih dahulu dan dengan deres tiap malam serta menyediakan media yang akan digunakan, dalam penerapan metode qiroati ini pada setiap jilidnya terdapat materi pelajaran dan cara mengajarnya, selain itu juga terdapat pokok pelajaran di setiap jilidnya, menggunakan strategi klasikal dan individual. Kedua upaya yang dilakukan dalam meningkatkan baca tulis al-qur’an adalah adanya Diklat tentang pembelajaran atau media pembelajaran ataupun manajemen TPQ, Training ustadzah professional, Magang dilembaga-lembaga, Kerjasama dengan lembaga TPQ lain. Dalam bacaan qiroati akan dinilai setiap hari dan dicatat hasil yang telah di capai santri, setelah qiroati dilaksanakan maka santri menulis qiroati 1/2 halaman, diadakannya imtihan setiap tahun dan diadakannya imtas bagi yang sudah lulus gharib. Ketiga faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan baca tulis al-qur’an adalah: faktor pendukung setiap ustadzah yang mengajar sudah ditashih terlebih dahulu, santri yang masuk tepat waktu, santri aktif dan rajin, menggunakan sarana dan prasarana yakni tersedianya media pembelajaran dan alat peraga. Sedangkan faktor penghambatnya adalah seringnya ganti-ganti ustadzah disetiap pertemuan dikarenakan kesibukan ustadzah, santri yang sering absen karena kesibukannya seperti les dan kegiatan ekstra diluar jam sekolah, sarana dan prasarananya kurang memadai seperti keterbatasan kelas, dan kurangnya meja belajar. Kata kunci : Metode Qiroati ; Baca Tulis Al-Qur’an Kata Kunci Abstrak