BAB II LANDASAN TEORI A. Penggunaan Metode Yanbu`a 1

advertisement
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penggunaan Metode Yanbu’a
1. Pengertian dan Sejarah Munculnya Metode Yanbu‟a
Metode yanbu‟a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal alQur‟an, dimana santri dituntut untuk membaca al-Qur‟an dengan
cepat, tepat, lancer, tidak putus-putus dan tidak boleh mengeja, yang
disesuaikan dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf1. Adapun
materinya terhimpun dalam sebuah kitab yanbu‟a yang terdiri dari
llima jilid khusus belajar membaca dan dua jilid berisi materi gharib
dan tajwid.
Timbulnya Yanbu‟a bermula dari usulan dan dorongan alumni
pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an supaya mereka selalu ada hubungan
dengan pondok.Disamping usulan dari masyarakat luas, juga dari
lembaga pendidikan ma‟arif serta muslimat terutama dari cabang
Kudus dan Jepara. Mestinya dari pihak pondok sudah menolak karena
menganggap cukup metode yang sudah ada, tetapi karena desakan
terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin
keakraban antara alumni dengan pondok serta menjaga dan
1
M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Qur’an Yanbu’a Jilid I,
(Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an ,2004),hlm I
16
memelihara keseragaman bacaan, maka dengan tawakal dan memohon
pertolongan kepada Allah tersusunlah kitab Yanbu‟a yang meliputi
Thariqah Baca Tulis Menghafal al-Qur‟an.2
Kitab Yanbu‟a disusun oleh tiga tokoh pengasuh pondok Tahfidh
Yanbu‟ul Qur‟an, sekaligus putra KH. Arwani Amin al-Qudsy (Alm)
yang bernama KH.M.Ulin Nuha Arwani, KH.Ulil Albab Arwani,
KH.M.Mansur Maskan (Alm) dan tokoh lainnya di antaranya ; KH.
Sya‟roni Ahmadi Masih banyak lagi.
2. Tujuan Metode Yanbu‟a
Untuk tujuan metode yanbu‟a sangatlah penting bagi santri atau
murid yaitu sebagai berikut;
a. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa
membaca Al Qur'an dengan lancar dan benar.
b. Nasyrul Ilmi (Menyebarluaskan Ilmu) khususnya Ilmu AlQur'an.
c.
Memasyarakatkan Al-Qur'an dengan Rosm Utsmaniy.
d.
Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang
kurang.
e. Mengajak selalu mendarus Al-Qur'an dan musyafahah AlQur'an sampai khatam.3
2
Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Qur‟an Yanbu‟a, bimbingan cara mengajar
pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an Kudus. 25 R.Akhir 1425/13 juni 2004 M
17
Dan perlu diingat bahwa Yanbu‟a adalah sebagai salah satu sarana
untuk mencapai tujuan bukan sebagai tujuan. Dan tujuan khusus
Metode Yanbu‟a adalah
a. Dapat membaca al-Qur‟an dengan tartil yang meliputi :
1) Makhraj sebagai mungkin.
2) Mampu bacaan sholat dan gerakaanya
3) Mengenal bacaan ghorib dan bacaan yang musykilat
4) Hafal (paham) ilmu tajwid praktis
b. Mengerti bacaan sholat dan gerakanya
c. Hafal surat-surat pendek
d. Mampu menulis arab dengan baik dan benar4
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Yanbu‟a
Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu adanaya penghambatan
dan pendukung yang mempengaruhi sistem pembelajaran di sekolah
adalah :
a. Ustadz-ustadzahnya sudah bersyahadah dan berdedkasi
tinggi, serta kurikulum CBSA dalam pembelajanannya.
3
Ibid,hlm.2.
4
ibid
18
b. Penerapan pengajaran, setiap santri terlebih dahulu harus
lulus jilid lima serta hafal materi tambahan makhoriju
huruf dan sifatul huruf.
Sedang kan penghambat yang mempengaruhi penggunaan
metode yanbu‟a adalah :
a. Minimnya sarana prasarana,
b. Santri yang kesulitan memahami rosm utsmaniy
c. Serta adanya siswa les tambahan sehingga tidak dapat
mengikuti pembelajaran secara aktif.
Selanjutnya solusi yang sudah dilakukan adalah untuk mengatasi
kesulitan memahami rosrn ustmaniy dengan menunjukkan kalimatkalimat tertentu seperti Wawu jatuh setelah harakat Qammah yang
tidak boleh dibaca panjang. Pada anak yang kurang minat dalam
proses belajar mengajar dibuat bervariasi, sedangkan anak yang tidak
bisa mengikuti pelajaran karena adanya les tambahan maka diberi jam
tambahan.5
4. Petunjuk Penggunaan Metode yanbu‟a
Metode Yanbu‟a merupakan sebuah metode praktis dan
sisitematis dalam membaca al-Qur‟an. Metode dapat berhasil sesuai
target (membaca al-Qur‟an) dalam kurun waktu yang singkat.
5
http://perahujagad.blogspot.com/2013/05/penerapan-metode-yanbua-dalam.html
(diakses tanggal 25 mei 2015 jam 11.00)
19
Sedangkan metode sistematis artinya metode ini disusun secara
sistematis disesuaikan dengan perkembangan kejiwaan anak.
Oleh karena itu metode yanbu‟a adalah metode praktis dan
sistematis, maka dalam pembelajarannya haruslah sesuai dengan cara
penggunaan yang ditetapkan oleh mushannif (pengarang) agar tujuan
yang dihendaki dicapai benar-benar tercapai maksimal. Berikut
penggunaan Metode Yanbu‟a :
a. Guru menyampaikan salam sebelum kalam dan jangan salam
sebelum murid tenang.
b.
Guru membacakan Chadlroh (hal. 46 Juz 1) kemudian murid
membaca Fatichah dan do'a pembuka.
c.
Guru berusaha supaya anak aktiv serta mandiri / CBSA (Cara
Belajar Santri Aktiv)
d.
Guru jangan menuntun bacaan murid tetapi membimbing dengan
cara:
a) Menerangkan pokok pelajaran (yang bergaris bawah)
b) Memberi contoh yang benar.
c) Menyimak bacaan murid dengan sabar, teliti dan tegas.
d) Menegur bacaan yang salah dengan isyarat, ketukan dls. dan
bila sudah tidak bisa baru ditunjukkan yang betul.
20
e) Bila anak sudah lancar dan benar guru menaikkan halaman I
sampai dengan beberapa halaman, menurut kemampuan
murid6.
f) Bila anak belum lancar dan benar atau masih banyak kesalahan
jangan dinaikkan dan harus mengulang.
g) Waktu belajar 60 - 75 menit dan dibagi menjadi tiga bagian :
1. 15-20 menit untuk membaca do'a, Absensi, menerangkan
pokok pelajaran atau membaca secara klasikal.
2. 30-40 menit untuk mengajar secara individu / menyimak
anak satu persatu, Yang tidak / belum maju supaya
menulis
3. 10-15 menit memberi pelajaran tambahan (seperti :
Fasholatan, Do'a, dls) nasihat dan do'a penutup.7
h) Setiap halaman kebanyakan terdiri dari empat kotak :
1. Kotak I : Materi pelajaran utama, keterangannya diawali
dengan tanda titik.
2.
Kotak II: Materi pelajaran tambahan, keterangannya
diawali dengan tanda segitiga
3. Kotak III: Materi pelajaran menulis, keterangannya diawali
dengan tanda segi empat
4. Kotak IV : Tempat keterangan
I) Kotak II ikut dibaca oleh murid, bila perlu diterangkan
6
Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal al-Qur‟an Yanbu‟a, bimbingan cara mengajar
pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an (Kudus. 25 R.Akhir 1425/13 juni 2004 M)hlm 5
7
Ibid ,hlm 6-7
21
J) Kotak III untuk belajar menulis, bila perlu diterangkan (Tidak
ikut dibaca)
K) Lokal yang ideal untuk TPQ adalah 2 1/2 x 3 1/2 m, jumlah
murid 15 anak untuk juz 1 dan 2, untuk juz 3 ke atas 20 anak.
Hal. 13 Kotak III Mulai belajar Pegon yaitu : menulis bahasa
Jawa/Indonesia dengan huruf Arab. Pegon ada dua : Pegon Jawa dan
Pegon Melayu (Arab Melayu). Semestinya Pegon tidak ada charokat,
charokat diganti dengan huruf. Fatchah diganti dengan Alif, Kasroh
diganti Ya' dan Dlommah diganti Waw. Belajar menulisnya mengganti
charokat.8
5. Karakteristik dan kurikulum dari Metode Yanbu‟a
Kurikulum mempunyai kedudukan central dalam seluruh proses
pendidikan.
Kurikulum
mengarahkan
segala
bentuk
aktifitas
pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum
juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Kurikulum dalam sisitem persekolah merupakan suatu rencana yang
mmemberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar
mmengajar.9Kurikulum adalah seperangkat rencana yang menjadi
pedoman
dan
Pemmbelajaran
8
penghayatan
ialah
dalam
keseluruh
proses
pertautan
pemmbelajaran.
kegiatan
M.ulin Nuha Arwani, op.cit., hlm. 5.
Nana saodih sukmadinata, Perencanaan kurikulum, (jakarta: Rineka
cipta,2003, hlmm 4
9
yang
22
memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar
mengajar.
Pembelajaran
mmerupakan
komunikasi
dua
arah,
mmengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik sebagai murid/siswa.10 Dengan
menggunakan metode yanbu‟a karakteristiknya adalah :
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal.
b. Mmenggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam
pemmbelajaran.
c. Menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan pencapain kommpetensi (membeca, menulis,
mmenghafal).
Dan adanya ciri khas dari metode yanbu‟a
kelebihan dan
kekurangannya sebagai berikut :
Adapun kelebihan-kelebihan metode yanbu‟a antara lain :
a. Metode yanbu‟a tidak hanya metode baca tulis melainkan juga
metode menghafal bagi anak-anak
b. Metode yanbu‟a menggunakan tulis khat rasm usmany (khat
penulisan al-Qur‟an standar internasional)
c. Contoh-contoh huruf yang sudah digandeng semuanya berasal
dari Al-Qur‟an
d. Terdapat mmateri menulis Arab jawa pegon
10
Syaiful sagala, konsep dan makna pembelajaran untuk membantu
memecahkan problematika belajar mengajar, (Bandung :CV.Alfabeta,2006),hlm.61
23
e. Terdapat tanda-tanda khusus sebagai tanda pelajaran inti.
Misalnya materi pelajaran pokok ditandai dengan lingkaran
hitam kecil.
Sedangkan kekurangannya metode yanmbu‟a, antara lain :
a. Kurangnya pembinaan bagi para ustadz/ustadzah, lebih-lebih
bagi ustadz/ustadzh yang jauh dari pusat yanbu‟a.
b. Kurang ketatnya aturan terhadap siapa saja yang diperbolehkan
mengajar yanbu‟a.
B. Penggunaan Metode Qiroati
1. Sejarah dan Pengertian Metode Qiroati
a. Sejarah timbulnya Qiroati11
Sebelum
adanya Taman Kanak-kanak
Al-Qur‟an (TKQ),
pendidikan Al-Qur‟an di Indonesia masih menggunakan sistem
“pengajian anak-anak” di musholah, langgar, masjid bahkan dirumahrumah. Metode pengajarannya dengan menggunakan turutan, yakni
Al-Qur‟an juz 30 yang dilengkapi dengan petunjuk membaca AlQur‟an. Metode ini disusun oleh ulama‟ dari baghdad, sehingga
metode ini dikenal dengan nama “Qoidah Baghdadiyah”. Qoidah ini
telah terbukti menciptakan ulama‟-ulama‟ besar yang ahli dalam
bidang Al-Qur‟an. Namun pada saat ini mayoritas umat Islam,
khususnya anak-anak mulai enggan mengaji dengan menggunakan
11
Nur shodiq Achrom, Pendidikan dan pengajaran AL-Qur’an sistim Qoidah
Qiroati, (Ngembul Kali pare : Koordinator Malang III, 1996), hlm. 5
24
turutan, karena dianggap kurang praktis dan efisien, terutama bagi
mereka yang ingin bisa membaca Al-Qur‟an lebih cepat dan praktis.
Melihat gejala seperti ini, banyak para ulama mencoba
mencarikan atau menyajikan alternatif yang lebih menarik dan
memudahkan anakanak dalam belajar membaca Al-Qur‟an. Tetapi
alternatif yang ditawarkan selalu mengalami kegagalan, karena tidak
ada bukti keberhasilanya. Di samping itu juga ada suatu pandangan
atau kesepakatan yang tidak tertulis, bahkan kalau mengajar mengaji
harus mamakai turutan. Sehingga metode baru yang ditawarkan hanya
dipandang sebelah mata.
Pada pertengahan tahun 1986 umat Islam dibuat lega dengan
adanya metode atau model pengajian anak-anak yang baru, yakni
pendidikan Al-Qur‟an anak-anak untuk usia 4 – 6 tahun yang dirintis
oleh Ust. H. Dahlan Salim Zarkasy Semarang. Karena pendidikannya
seperti Taman Kanak-kanak umum, maka lebih dikenal masyarakat
dengan sebutan Taman Kanak-kanak Al-Qur‟an (TKQ). Keberadaan
TKQ ini tidak terlepas dari usaha Ust. H. Dahlan Salim Zarkasy dalam
mencari metode belajar membaca Al-Qur‟an yang telah dirintis dan
diuji coba sejak tahun 1963.
Pada tahun 1963 Ust. H. Dahlan Salim Zarkasy mulai mengajar
ngaji kepada anak-anaknya dan anak-anak tetangganya dengan
menggunakan turutan. Akan tetapi ternyata hasilnya kurang
memuaskan, dimana anak-anak hanya mengahfal saja.
25
Jika petang Ust. H. Dahlan Salim Zarkasy mengajar ngaji,
sedangkan pada siang harinya berdagang . pada saat berkesempatan
mengambil barang diluar kota, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya,
Pekalongan, yogyakarta dan kota-kota lainnya, beliau selalu
menyempatkan diri untuk meneliti dan mengamati pengajian anakanak 20 yang ada di mushalla, langgar dan masjid setempat. Ternyata
hasilnya tidak jauh berbeda dengan yang dialami beliau.12
Berdasarkan rasa tidak puas dengan hasil dari mengaji dengan
kitab turutan itu, maka beliau mencoba menyusun metode baru yang
lebih efektif dan efisien. Akhirnya berkat hinayah, hidayah dan
rahmah dari Allah SWT, Ust. H. Dahlan Salim Zarkasy berhasil
menyusun metode praktis belajar membaca Al-Qur‟an yang tersusun
menjadi sepuluh jilid. Atas saran dua orang ustadz, yakni ustadz
Joened dan ustadz Sukri Taufiq metode ini diberi nama “Metode
Qiroaty”, yang berarti „inilah bacaan Al-Qur‟anku yang tartil‟. Metode
Qiroati ini langsung mengajarkan bunyi huruf, yaki huruf-huruf yang
berkharokat tanpa dieja dan mengenalkan nama-nama huruf secara
acak serta langsung memasukkan bacaan yag bertajwid secara praktis
bukan teoritis.
Melihat keberhasilan Ust. H. Dahlan Salim Zarkasy dengan
metode Qiroatinya pada tahun 1966, H. Ja‟far, seorang ulama‟
semarang, mengajak beliau sowan kepada K.H. Arnawi Kudus untuk
12
Ibid ., hlm.6
26
menunjukkan buku qiroatinya. Dan Alhamdulillah, setelah diteliti dan
dikoreksi, mendapat restu beliau. Setelah mendapat restu K.H Arwani
buku Qiroati mulai dikenalkan kepada masyarakat semarang
sekitarnya. 13
Pada bulan Mei 1986, Ust. H. Dahlan Salim Zarkasy diajak oleh
salah satu wali murid, sukito, untuk silaturrahim dan menyaksikan
Ponpes Al-Qur‟an Anak-anak “Mambaul Hisan” di Sedayu Gresik,
yang berdiri pada tahun 1965 yang diasuh K.H. Muhammad. Beliau
merasa prihatin melihat anak-anak kecil di bawah umur 7 tahun, yang
terpisah dari orang tuanya, dan semestinya anak-anak tersbut masih
membutuhkan kasih sayang mereka. Akan tetapi dalam mengaji
bacaan Al-Qur‟an mereka kurang tartil.
Dari hasil kunjungan tersebut, beliau dapat menyimpulkan bahwa
anak di bawah usia balita mampu diajarkan membaca Al-Qur‟an.
Sepulang dari gresik, selama sebulan tepatnya di bulan Ramadhan,
ust. H. Dahlan Salim Z, menyusun kembali buku Qiroati untuk usia
taman kanak-kanak yang diambil dari qiroati 10 jilid. Kemudian
dibukalah pendidikan Al-Qur‟an untuk anak-anak usia 4-6 tahun pada
tanggal 1 juli 1986. inilah Taman Kanak-Kanak pertama di Indonesia.
Kemudian atas saran KH. Hilal Sya‟ban yang juga direstui oleh KH.
Turmudzi
Taslim,
Mujawwidin”.
13
Ibid., hlm.7
TKQ
tersebut
diberi
nama
“Roudlotul
27
Sebenarnya awal berdirinya merupakan percobaan, mungkinkah
anak-anak usia TK (4-6 tahun) mampu membaca Al-Qur‟an. Pada hari
pertama pembukaan, jumlah muridnya 26 anak dan tempat
pendidikannya meminjam rumah Sdr. Ir. Abdullah, Kampung
Wotprau 77, Semarang. Setelah berjalan kurag lebih 3 bulan, jumlah
muridnya mencapai 70 anak.Proses belajar mengajar berlangsung
setiap sore selama 1 jam, mulai jam 16.00 sampai 17.00 WIB.
Sekalipun berdirinya TKQ merupakan percobaan dengan rencana
4 tahun hatam 30 juz, diluar dugaan ternyata dalam 2 tahun, tepatnya
22 juli 1988 telah menghatamkan yang pertama sebanyak 20 siswa
putra/putri. Khatam dengan bacaan tajwid dan ghorib. 14
Lahirnya TKQ Roudlotul Mujawwidin ini mendapat sambutan
yang sangat menggembirakan, sehingga di beberapa tempat berdiri
pula lembaga-lembaga pendidikan Al-Qur‟an di Indonesia. Selain itu,
di negeri jiran mulai berdiri pula TKQ dengan menggunakan metode
Qiroati Malaysia, Serawak, Singapura, Brunai Darussalam dan
Thailand.
b. PengertianMetode Qiroati15
Metode Qiroati adalah suatu metode membaca al-Qur‟an
yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil
sesuai dengan qoidah ilmu tajwid. Dari latar belakang sejarah
14
Ibid., hlm 8-9
Nur Shodiq Achrom, Pendidikan Dan pengajaran Al-Qur’an Dengan
Qoidah Qiraati,(Malang ; Ponpes Shirotul Fuqoha’, 1995) hlm. 9
15
28
qiroati dan taman kanak-kanak al-Qurannya, maka metode
qiroati mempunyai tujuan, target, system, prinsip dan strategi
dalam pengajaran.
Metode Qiroati merupakan metode
yang bias dikatakan
metode membaca al-Qur‟an yang ada di Indonesia, yang
terlepas dari pengaruh arab. Metode ini pertama kali disusun
pada tahun 1963, hanya saja pada waktu itu metode qiroati
belum disusun secara baik. Dan hanya digunakan untuk
mengajarkan
anaknya
dan
beberapa
anak
disekitar
rumahnya,sehingga sosialisasi metode qiroati ini sangat kurang
Berasal dari Metode qiroati inilah kemudian banyak sekali
bermunculan metode membaca al-Qur‟an seperti metode Iqro‟,
metode An-Nadliyah, metode Tilawaty, metode Al-Barqy dan
yang lain sebagainya. Diawal penyusunan metode Qiroati ini
terdiri dari 6 jilid, dengan ditambah satu jilid untuk persiapan
(par-TK),dan dua buku pelengkap sebgai kelanjutan dari
pelajaran yang sudah diselesaikan ,yaitu jus 27 serta ghorib
Musykilat (kata-kata sulit).
2. Tujuan Metode Qiroati
Dalam pengembangan dan penyebarannya buku qiroati tidak
seperti buku lain pada umumnya,sebab mempunyai tujuan dan visi,
misi dan amanah khusus. Buku tidak dijual bebas melainkan melalui
coordinator yang tersedia berpegang teguh pada misi dan amanah
29
tersebut.Visi dari metode qiroati adalah menyampaikan ilmu baca alQur‟an dengan benar dan tartil, bukan menjual buku.Sedangkan misi
dari metode ini adalah membudayakan bacaan al-Qur‟an yang benar
dan memberantas bacaan al-Qur‟an yang salah kaprah16. Dengan
adanya tashih bacaan al-Qur‟an bagi calon guru, maka etode qiroati
dengan tujuan sebagai berikut :
a. Menjaga kesucian dan kemurnian al-Qur‟an dari segi
bacaannya agar tetap sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
b. Menyebarluaskan ilmu membaca al-Qur‟an
c. Memberi peringatan kepada para pendidik al-Qur‟an agar
lebih berhati-hati dalam mengajarkan al-Qur‟an
d. Meningkatkan pendidikan al-Qur‟an. Dengan adanya tashih
diharapkan hasil dari pendidikan al-Qur‟an kualitasnya
terjamin dengan baik dan akan menjadikan murid tidak
sekedar biasa membaca al-Qur‟an.17
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode Qiroati
Adanya faktor yang memmpengaruhi dalam penggunaan metode
qiroati yaitu masing-mmasing mempunyai berbagai kelebihan dan
kekurangan yang ada yaitu :
a. Kelebihamn metode qiroati
1) Praktis, mmudah dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik.
16
Ahmad Alwafa Wajih, panduan calon guru TKQ,1996,hlm. 6
Ibid, hlm 10-11
17
30
2) Peserta didik aktif dalam belajar membaca, guru hanya
mmenjelaskan pkok pembelajaran dan memberi contoh bacaan
3) Peserta didik merasa tidak terbebani, materi diberikan secara
bertahap, dari kata-kata yang mudah dan sederhana.
4) Efektif sekali baca langsung fasih dan tartil dengan ilmu
tajwidnya.
5) Peserta didik menguasai bacaan-bacaan ghorib al-Qur‟an secara
baik.
6) Peserta didik menguasai ilmu tajwid dengan praktis dan mudah.
7) Dalam waktu relatif tidak lama peserta didik mampu
mmemmbaca
al-Qur‟an
dengan
fasih,tartil,
mmenguasai
bacaan-bacaan ghorib dan ilmu tajwid.
b. Kekurangan metode qiroati
1) Anak tidak bisa membaca dan mengeja
2) Anak kurang menguasai huruf hijaiyah secara urut dan lengkap
3) Bagi anak yang kurang aktif akan semakin tertinggal.
4. Petunjuk Strategi penggunaan Metode Qiroati18
Agar proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka harus memakai strategi mengajar dalam mengajar
Al-Qur‟an dikenal beberapa macam strategi.
a. Strategi mengajar secara umum (global)
18
Sadar Harapan, Penjelasan lengak metode Qiroati,LPMQ ;2002,hlm 56
31
1) Individual atau privat atau sorogan
Anak didik bergiliran membaca satu persatu,satu atau dia
halam sesuai dengan kemampuan
2) Klasikal –Individual
Sebagian waktu digunakan pendidik untuk menerangkan pokokpokok pelajaran secara klasikal sekedar 2 atau 3 halaman dan
sebagian lagi untuk individu atau sorogan
3) Klasikal –baca simak
Strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan
menyimak bacaan Al-Qur‟an orang lain.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-A‟raf ayat 204
yang berbunyi :
5.
َ‫صتُوا لَ َعلَّ ُك ْم ت ُْر َح ُمون‬
ْ ‫ئ ا ْلقُ ْرآنُ فَا‬
َ ‫َوإِ َذا قُ ِر‬
ِ ‫ستَ ِم ُعوا لَهُ َوأَ ْن‬
Artinya :”Dan apabila dibacakan Al-Qur‟an .maka dengarkanlah
baik- baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat .”
Caranya :
a) Pendidik menerangkan pokok pelajaran mulai dari kelompok
halaman terendah( secara klasikal) ,kemudian anak didik di
tes satu persatu dan disimak oleh anak didik yag lain.
b) Dilanjutkan
kelompok
halaman
berikutnya.
Pendidik
menerangkan pokok pelajarannya, lalu anak didik di tes satu
persatu dan disimak oleh semua anak didik.Demikian
32
seterusnya.Untuk sorogan dapat diterapkan pada kelas yang
terdiri dari beberapa jilid dalam satu kelas.Sedangkan untuk
klasikal –individual dan kasikal-baca simak hanya bisa
diterapkan untuk kelas yang terdiri dari satu jilid saja.
b. Strategi secara umum (detail)
Agar kegiatan belajar mengajar Al-Qur‟an dapat berjalan
dengan baik sehingga tercapai keberhasilan yang maksimal maka
perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :19
1) Pendidik harus menekan kelas,dengan memberi pandangan
menyeluruh terhadap semua anak didik sampai semuanya
tenang,kemudian mengucapkan salam dan membeca doa
iftitah.
2) Pelaksanaan pelajaran selama satu jam ditambah 15 menit
untuk variasi (doa- doa harian,bacaan shalat,do‟a ikhtitam atau
hafalan-hafalan lainnya)
3) Usahaan setiap anak mendapat kesempatan membaca satu
persatu
4) Wawasan
dan
kecakapan
anak
harus
senantiasa
dikembangkaan dengan sarana prasarana yang ada.
5) Perhatian pendidik hendaknya menyeluruh,baik terhadap anak
yang maju membaca mauupun yang lainnya
19
Nur shodic achrom,Pendidikan da Pengajaranal-qurandengan Qoidah
Qiroati,(Malang:Ponpes Shirotul Fuqoha1995’)hlm 9
33
6) Penghayatan terhadap jiwa dan karakter anak sangat penting
agar anak tertarik dan bersemangat untuk memperhatikan
pelajaran. Jika ada yang diam terus dan tidak mau membaca
maka pendidik harus tetap membujuknya dengan sedikit pujian.
7) Motivasi berupa himbauan da pujian sangat penting bagi anak
terutam anak Pra TK .aak jangan selalu dimarahi, diancam atau
ditakut-takuti. Tetapi kadang kala perlu dipuji dengan kata-kata
manis ,didekati serta ucapan dan pendapatnya ditanggapi
dengan baik
8) Pendidik
senantiasa
menanti
kritikan
yang
sifatnya
membangun demi meningkatkan mutu TKQ. Jangan cepat
merasa puas
9) Jaga mutu pendidikan dengan melatih anak semaksimal
mungkin
10) Idealnya untuk masing-masing kelas/jilid terdiri dari :
a) Pra taman kanak- kanak :10 anak
b) Jilid I :15 anak
c) Jilid II s/d Al-Qur‟an :20 anak
11) Agar lebih mudah dalam mengajar, sebaiknya disediakan alatalat peraga dan administrasi belajar mengajar di dalam kelas
antara lain :
a) Buku data anak didik
b) Buku absensi anak didik
34
c) Kartu/catatan prestasi anak didik (dipegang anak didik)si
anak didik (dipegang pendidik)
d) Catatan prestasi
6. Karakteristik atau cirri khas dari Metode Qiroati20
ciri khas dari metode Qiraati, yaitu bahwa untuk mengajarkan
membaca Al-Qur‟an, seseorang harus ditashih (diuji/tes) terlebih
dahulu. Kemudian Husnul Khotimah mulai mengadakan pelatihan
kepada ustadz-ustadzah untuk bisa mengikuti pentashihan di
koordintor Qiro‟ati. Dengan Visi dan misi sebagai berikut:
Visi Qiraati
Membudayakan Membaca al-Quran dengan Tartil
Misi Qiraati
1. Mengadakan pendidikan al-Quran untuk menjaga,
memeliharakehormatan dan kesusian al-Quran dari segi
bacaan yang tartil
2. Menyebarkan ilmu dengan memberi ujian memakai buku
Qiraati hanya bagi lambaga-lembaga/guru-guru yang taat,
patuh, amanah dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
oleh koordinator
3. Mengingatkan para guru agar berhati-hati jika mengajarkan
al-Quran
20
http://qiraati.wordpress.com/2009/11/12/visi-misi-dan-ciri-ciri-qiraati/
35
4. Mengadakan pembinaan para guru/calon guru untuk
meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran al-Quran
5. Mengadakan Tashih untuk calon guru dengan obyektif
6. Mengadakan bimbingan metodologi bagi calon guru yang
lulus tashih
7. Mengadakan tadarus bagi para guru ditingkat lembaga atau
MMQ yang diadakan oleh coordinator
Menunjuk atau memilih koordinator, kepada sekolah dan para
guru yang amanah/ profesional dan berakhlakul karimah.Memotivasi
para koordinator, kepada sekolah dan para guru senantiasa mohan
petunjuk dan pertolongan kepada Allah demi kemajuan lembaganya
dan mencari keridlaan-Nya.
Ciri-Ciri Qiraati
1. Tidak di dijual secara bebas
2. Guru-guru lewat tashih dan pembinaan
3. Kelas TKP/TPQ dalam disiplin yang sama.
36
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Metode Yanbu’a
dan Metode Qiroati
Menurut
Ngalim
purwanto
membagi
macam-macam
factor
keberhasilan belajar dalam dua factor, yaitu : factor dari dalam diri si
pelajar (internal) dan factor dari luar diri si pelajar (eksternal).21
a. Faktor Internal
Faktor internal ini terbagi dalam dua bagian yaitu fisiologis
(kondisi fisik dan kondisi panca indra), dan factor psikologis terdiri
atas minat, bakat, kecerdasan atau IQ, motivasi dan kemampuan
kognitif.
1) Minat
Minat secara bahasa diartikan sebagai perhatian,kesukaan
(kecenderungan hati) kepada suatu keinginan.22 Sedangkan
perhatian merupakan suatu pemusatan tenaga psikis yang tertuju
pada suatu objek banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
suatu aktifitas yang dilaksanakan.23
2) Kecerdasan atau IQ
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena pendidikan snagat berperan dalam
mengarahkan dan mengembangkan kemampuan potensi-potensi
social kemasyarakatan yang dimiliki oleh setiap manusia. Tujuan
21
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (bandung; Remaja
Rosdakarya,1991). Hal 107
22
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta :Balai
Pustaka,1990).hal 651
23
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 1990, hal 14
37
dari pada pendidikan adalah untuk mengembangkan kepribadian
manusia secara utuh dan seimbang melalui berlatih jiwa, intelek,
rasio, perasaan
dan berlatih
jasmani. Sedangkan
kecerdasan
secara bahasa Indonesia diartikan sebgai kualitas kemampuan
manusia yang mengakibatkan kemampuan untuk menghadapi dan
memecahkan masalah terutama masalah-masalah baru, secara
efektif dan efisien. Kecerdasan
memiliki
persamaan makna
dengan kata inteligencie.24
3) Motivasi
Motivasi dari segi bahasa berasal dari bahasa inggris
Motivation yang bearti alas an,daya batin dan dorongan. 25Motivasi
merupakan aktivitas psikologis yang mendorong siswa untuk
melakukan sesuatu oleh karena itu motivasi dapat dijadikan sebagai
sumber utama tindakan untuk mencapai tujuan. Berhasil atau
tidaknya sesuatu tujuan akan tergantung pada atau tidaknya
motivasai sendiri.
Motivasi ini sangat dibutuhkan bagi siswa karena dengan
motivasi ini anak menjadi aktif tanpa ada unsur paksaan dari orang
lain. Di dalam ajaran islam hal ini telah di ajarkan dalam al-Qur‟an
bahwa motivasi intrinsic sangat penting dalam menjalankan
aktivitas sebagai hamba Allah :
24
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi,(Jakarta; Rajawali Pers 1990),hal
212
25
John M.Echolis dan Hasan sadily, kamus inggris Indonesia ,(Jakarta;
gramedia,2000), hal 377
38
“ Padahal Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam (Menjalankan)
agama yang lurus (Q.S Al Bayyinah : 55)26
b. Faktor Eksternal
Sementara factor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Ngalim Purwanto terbagi menjadi dua factor, yaitu :
1) Faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan (alam dan
social)
2) Faktor instrumental (kurikulum, bahan pelajarn, guru, atau
pengajara,
sarana
dan
pra
sarana
dan
administrasi
(manajemen).27
Menurut Mustaqim, bahwa factor-faktor serta kondisi yang
mendorong perbuatan belajar secara umum adalah sebagai berikut :
a. “Situasi
belajar
(kesehatan
jasmani,
pengalaman
b. Penguasaan alat-alat intelektual
c. Berlatih-Berlatih yang terpencar
d. Berlatif yang aktif
e. Kebaikan bentuk dan sisitem
f. Efek penghargaan (reward dan hukuman)
26
Soerjono,dkk, op.cit. hal 1084
Ngalim Purwanto,op.cit., hal 108
27
Keadaan
psikis,
39
g. Tindakan-tindakan pedagogis
h. Kapasitas dasar .28
28
Mustaqim, Op. cit., hal 69-70
Download