Usulan PERSI Perbaikan PKS antara RS dengan BPJS-K tahun 2017 Hasil rapat di Semarang 24 Juli 2016 Disampaikan pada : Halal bil Halal PERSI, Jakarta 2 Agustus 2016 DANIEL BUDI WIBOWO – KOMPARTEMEN JAMKES PERSI Anggota Kompartemen JAMINAN KESEHATAN PERSI • Ketua : Dr. Daniel Budi Wibowo, MKeS • Sekretaris : Dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK,PhD • Anggota : • Dr. Bambang Wibowo, SpOG (K),MARS • Dr. Kalsum Komaryani, MPPM • Dr. Ediansyah, MARS • Drs. Odang Muchtar, MBA, AAAJI-QIP • Fajaruddin Sihombing, SE, MM Latar Belakang • Banyak keluhan dari rumah sakit tentang rentang waktu verifikasi klaim oleh verifikator BPJS Kesehatan yang belum ada standar waktunya. • Program VERDIKA – verifikasi di kantor akan segera diterapkan oleh BPJS Kesehatan. • Beberapa Rumah sakit mengalami kesulitan keuangan saat terjadi keterlambatan proses klaim. • Saat terjadi ketidak sepahaman antara BPJS Kesehatan dan Rumah Sakit, belum ada lembaga netral yang bisa menjadi arbiter secara sah. • Kebijakan dan penerapan pola rujukan masih berbeda-beda antar wilayah. Latar Belakang • Temuan SPI BPJS-K cenderung berfokus mencari kelebihan pembayaran klaim rumah sakit, yang bisa dikoreksi untuk pengembalian. • Peraturan BPJS Kesehatan no 2 tahun 2016 – tentang “Tatacara Pembayaran Iuran dan Denda” , menimbulkan imbas pada humas rumah sakit untuk proses edukasi dan pemecahan masalah pada kasus yang ditolak akibat terlambat membayar iuran. • Peraturan BPJS kesehatan no 4 tahun 2016 – tentang “Petunjuk Tehnis Koordinasi Manfaat” mempengaruhi pola pelayanan dan penagihan klaim rumah sakit. • Jangka waktu perjanjian tidak semuanya berjangka 1 tahun. • PERSI tidak mendapat informasi dinamika isi PKS antara RS dengan BPJS-K Klausul tambahan yang diusulkan diakomodir dalam PKS Antara RS Dengan BPJS-K : VERIFIKASI DAN KLAIM • Saat rumah sakit input klaim ke sistem, maka dalam waktu 5 hari BPJS-K membayar uang muka 50 % dari besaran klaim. • Verifikasi diwajibkan selesai dilakukan oleh BPJS-K dalam waktu maksimal 12 hari kerja sejak input ke system oleh RS. Bila terjadi keterlambatan, maka BPJS – K wajib memenuhi 75 % dari besaran klaim, saat jatuh tempo pembayaran (12 + 15 = 27 hari setelah input), sambal proses penyelesaian klaim selesai. PERBEDAAN PENDAPAT • Perbedaan pendapat dikelompokkan menjadi perbedaan pendapat prosedur klinis, perbedaan pendapat koding dan perbedaan penafsiran secara administrasi. • Perbedaan pendapat yang tidak berhasil disepakati kedua pihak akan dibawa dalam suatu lembaga netral yang dibentuk Dinas Kesehatan Propinsi / kota untuk penyelesaian perselisihan pendapat sesuai kategorinya. • Kasus yang masih dalam proses penyelesaian perselisihan, tidak menghambat pembayaran klaim kasus yang sudah disepakati besaran klaimnya. CATATAN : • PERSI akan melakukan advokasi ke kementrian Kesehatan untuk pembentukan lembaga arbiter perselisihan RS dan BPJS-K masalah prosedur klinis, koding dan administratif. • Target waktu penyelesaian perselisihan adalah 14 hari kerja sejak diajukan resmi. RUJUKAN • Rumah sakit type D,C dan B (untuk RS Khusus type C dan B) dianggap sebagai faskes sekunder, sedangkan RS type A sebagai faskes tersier. • Rujukan lebih mengarah pada kompetensi faskes secara berjenjang dan preferensi pasien (yang logik – dapat diterima) untuk pemilihan faskes sekunder. VERIFIKASI OLEH SPI BPJS-K • Temuan auditor internal BPJS-K di rumah sakit , diselesaikan melalui proses tanggapan manajemen rumah sakit kepada SPI BPJS-K, dan ada diskusi sebelum ada ketetapan kurang atau lebih bayar. Catatan : • SPI BPJS-K dalam “sampling” kasus yang diperiksa , tidak hanya berfokus pada mencari kelebihan pembayaran (over claimed) yang diterima rumah sakit, tetapi juga kasus yang “under claimed”. PENYELESAIAN KASUS PASIEN YANG TIDAK DIJAMIN • Pasien yang ditolak jaminan pelayanan oleh BPJS-K melalui tidak terbitnya SEP, dan pasien itu mengeluhkan penolakannya, maka petugas rumah sakit hanya berkewajiban untuk menghubungkan dengan hotline pengaduan masalah / hotline jaminan kepesertaan BPJS-K. • Pasien yang harus membayar denda 2,5 % dari klaim, bila pasien tidak mampu mebayar, maka bukan menjadi beban rumah sakit (BPJS-K tetap membayar penuh ke rumah sakit). Catatan : • Persi mengusulkan pasien yang terlambat membayar iuran tetap dijamin pelayanannya di kelas 3 saat rawat inap. KOORDINASI MANFAAT (CoB) • Prosedur pelayanan dan penagihan kasus yang menggunakan skim CoB, sesuai dengan Per BPJS no 4/ 2016, yaitu sesuai manfaat yang diberikan oleh asuransi sebagai pembayar pihak ke 3, dan penagihan ditujukan kepada asuransi kesehatan sebagai pembayar pertama. • Untuk pasien yang punya hak CoB ,namun kasusnya tidak ditanggung asuransi, tetapi ditanggung BPJS-K, maka sejak awal harus didaftarkan sebagai pasien BPJS-K bukan pasien CoB. JANGKA WAKTU PERJANJIAN • Jangka waktu perjanjian kerjasama antara rumah sakit dengan BPJS-K adalah 1 (satu) tahun, dimulai 1 Januari dan berakhir 31 Dsember. • Ada pasal yang memungkinkan peninjauan kembali atas permintaan salahsatu atau kedua pihak. Catatan : • PERSI tidak mengijinkan adanya PKS antara RS dengan BPJS-K yang berjangka kurang dari 1 (satu) tahun. ADDENDUM ATAU PENGURANGAN KLAUSUL • PERSI Daerah ikut menanda tangani sebagai saksi dalam PKS antara RS yang ada di wilayahnya dengan BPJS-K. • Untuk menginventarisir perubahan klausul baik penambahan atau pengurangan, ada catatan yang diberikan kepada PERSI Daerah , untuk setiap PKS. Terima kasih [email protected]