CONDILOMA AKUMINATA DOSEN : SUHARTATIK,MPH DISUSUN OLEH : 1.SRI HARTATI NIM 09DIVKK0028 2.HARMAWATI.K.SARI NIM 09DIVKK0011 STIKES HUSADA BORNEO PROGRAM KHUSUS DIV BIDAN KLINIK DAN PENDIDIK ANGKATAN II THN 2010/2011 BANJARMASIN KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul”CONDILLOMA AKUMINATA ”.Kami menyadari, banyak kekurangan yang ditemukan dalam penulisan makalah ini, sehingga kami dengan tengan terbuka menerima kritikan dan saran untuk kebaikan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Kami juga memohon maaf seandainya terjadi kesalahan yang sengaja ataupun yang tidak disengaja terjadi dalam penulisan makalah. Banjarmasin,September 2011 BAB I 1.PENDAHULUAN Virus alami dari genital warts,veneral warts,verucca vulgaris,jengger ayam,kutil kelamin,pertama kali dikenal tahun 1907 oleh ciuffo.Dengan berkembangnya tekhnologi biologi mukuler Human papillomavirus (HVP)diidentifikasi sebagai penyebab condiloma akuminata. Condilloma adalah kutil yang berlokasi di daerah genital dan merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu – abu, kuning pucat atau merah muda. Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok. yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks, pada perineum atau sekitar anus. Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa tersebar multifocal dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya. Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan anatomi pada genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona,glans pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita. Penularan penyakit menular seksual umumnya adalah melalui hubungan seksual, sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dan lain-lain. Di Amerika Serikat cenderung meningkat 4-5 kali lipat dalam dua dekade terakhir, insidensi tertinggi pada wanita usia 20-30 tahun. Setiap tahun ada 500.000-1.000.000 kasus baru yang ditemukan di Amerika Serikat. Laporan lain telah mencatat bahwa prevalensi penyakit ini empat kali lebih tinggi dalam dua dekade terakhir ini. Laporan dari klinik penyakit menular seksual (PMS) di Inggris, bahwa jumlah kasus baru meningkat dua kali lipat dalam dekade terakhir ini. Di negara Hongkong penyakit ini menduduki peringkat kedua PMS, dan akhir-akhir ini insidensi penyakit ini meningkat terus. Data rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara penyakit penular seksual, sesudah uretritis gonore dan non gonore. Condyloma accuminatum [Kondiloma akuminata ] juga dikenal sebagai: 1. Kutil kelamin 2. Kutil kemaluan 3. Kutil genital (kutil genitalia) 4. Genital warts 5. Veruka akuminata 6. Venereal wart 7. Jengger ayam BAB II PEMBAHASAN Definisi Kondiloma akuminata adalah: 1. Tumor pada genitalia yang ditemukan pada laki-laki maupun perempuan dan bersifat lunak seperti jengger ayam. 2. Pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah genitalia (kelamin) 3. Penyakit Menular Seksual disebabkan infeksi virus papiloma human (VPH) tipe 6 dan 11. Pertumbuhan nya mula – mula kecil, kemudian cenderung berkelompok dan menyatu membentuk suatu benjolan yang besar yang menyerupai bunga kol [seperti jengger ayam atau brokoli]. Penyebab Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV). HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin). Masa inkubasi Kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan). VPH (virus papiloma humanus) masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit, sehingga kondiloma akuminata sering timbul di daerah yang mudah mengalami trauma pada saat hubungan seksual. Pada pria, tempat yang sering terkena adalah glans penis, sulkus koronarius, frenulum dan batang penis, sedang pada wanita adalah fourchette posterior, vestibulum, dll. Patofisiologi Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV. Hal ini berpenetrasi melalui kulit dan menyebabkan mikro abrasi mukosa. Fase virus laten dimulai dengan tidak ada tanda atau gejala dan dapat berakhir hingga bulan dan tahun. Mengikut fase laten, produksi DNA virus, kapsid dan partikel dimulai. Sel Host menjadi terinfeksi dan timbul atipikal morfologis koilocytosis dari kondiloma akuminata. Area yang paling sering terkena adalah penis, vulva, vagina, serviks, perineum dan perineal. Lesi mukosa yang tidak biasa adalah di oropharynx, larynx, dan trachea telah dilaporkan. HPV-6 bahkan telah dilaporkan di area lain yang tidak biasa (ekstremitas). Lesi simultan multiple juga sering dan melibatkan keadaan subklinis sebagaimana anatomi yang berdifferensiasi dengan baik. Infeksi subklinis telah ditegakkan dalam membawa keadaan infeksi dan potensi akan onkogenik. Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk: 1. Bentuk akuminata Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu. 2. Bentuk papul Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret. 3. Bentuk datar Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong. Gejala Klinis a. Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak) dengan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam. b. Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder berwarna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak sedap. c. Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna. Pada pria, misalnya di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland penis, muara uretra eksterna, prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada wanita, misalnya di: vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia mayor, labia minor, terkadang pada porsio uteri. Penegakan Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dengan: 1. Tes asam asetat Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam beberapa menit lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit). 2. kolposkopi merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan. Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma akuminata subklinis, dan kadangkadang dilakukan bersama dengan tes asam asetat. 3. Histopatologi Pada kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya akan memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang memanjang dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma. Diagnosis Banding 1. Kondiloma lata atau kondiloma latum (pada sifilis). 2. Moluskum kontagiosum. 3. Veruka vulgaris. 4. Karsinoma sel skuamos 5. Rhabdomyolysis Masalah lain yang dipertimbangkan a. Bowen disease b. Condyloma lata c. Darier disease d. Fibroepitheliomas e. Hailey-Hailey disease f. Neoplasia g. Nevi h. Pearly penile papules i. Squamous cell carcinoma in situ j. Vulvar neurofibromatosis k. Vulvar vestibular papillae Penatalaksanaan 1. Tutul (olesi sedikit) dengan tinctura podofilin 20-25% (ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, karena dapat terjadi kematian fetus/janin). 2. Pada wanita hamil, tutul dengan asam triklorasetat (TCA) 80-90%. Atau digunakan larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu. 3. Salep 5-fluorurasil 1-5% diberikan setiap hari sampai lesi hilang. 4. Bedah listrik (elektrokauterisasi). 5. Bedah beku dengan nitrogen cair. 6. Bedah skalpel. 7. Laser karbondioksida. 8. Interferon (suntikan i.m. atau intralesi) atau topikal (krim). a. Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU i.m. 3 x seminggu selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU i.m. selama 6 minggu. b. Interferon beta diberikan dengan dosis 2x10 g unit i.m. selama 10 hari berturut-turut. 9. Pada pria yang tidak dikhitan (disunat) dapat dilakukan eksisi dan sirkumsisi (khitan). Prognosis Penyakit ini dapat disembuhkan total, namun kadang – kadang dapat kambuh setelah pengobatan karena adanya infeksi ulang atau timbulnya penyakit yang masih laten. Mengingat virus ini juga meningkatkan resiko terjadinya penyakit kanker serviks [kanker mulut rahim], maka jika memang seseorang sudah positif terkena kondiloma akuminata sebaiknya dilakukan test pap smear juga. Test ini juga dianjurkan bagi wanita paling tidak setiap 1 tahun setelah aktif secara seksual. Tahukah Anda a. Mortalitas merupakan hal sekunder terhadap perubahan maligna menjadi karsinoma pada pria dan wanita. b. Infeksi HPV tampak untuk menjadi lebih sering dan memburuk pada pasien dengan variasi tipe defisiensi imun. Angka rekurensi, ukuran, ketidaknyamanan dan risiko dari perkembangan onkologis merupakan yang tertinggi di antara pasien ini. Infeksi sekunder adalah hal yang tidak biasa. c. Kesakitan laten menjadi lebih aktif selama kehamilan. Vulva kondiloma akuminata dapat berkaitan dengan parturitas. Trauma kemudian dapat muncul, menghasilkan krusta atau eritema. Perdarahan telah dilaporkan pada lesi yang besar yang dapat timbul selama kehamilan. c. Pada pria, perdarahan telah dilaporkan sesuai datarnya meatus uretra penis, biasanya dikaitkan dengan HPV-16. Akhirnya, obstruksi uretra akut pada wanita juga dapat timbul. d. Kedua jenis kelamin dapat rentan terhadap infeksi. e. Penyakit tambahan dapat menjadi lebih sering pada pria (dilaporkan pada 75% pasien). f. Prevalensi adalah yang terbesar pada orang dengan usia antara 17-33 tahun, dengan insidensi meningkat pada orang yang berusia 20-24 tahun. g. Merokok, kontrasepsi oral, pasangan seksual yang banyak, dan usia koitus awal merupakan factor resiko dalam mendapatkan kondiloma akuminata. h. Umumnya, dua pertiga individu yang mempunyai kontak seksual dengan seorang partner yang mempunyai kondiloma akuminata akan timbul lesi dalam waktu 3 bulan. j. Keluahan utama biasanya salah satu dari benjolan yang tidak nyeri, pruritus, atau keluar cairan.. BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN - Kondiloma akuminata merupakan proliferasi epitelial jinak yang disebabkan oleh human papillomauirus (HPV), khususnya tipe 6 dan 11. - Kondiloma akuminata dapat mengenai permukaan mukokutaneus genitalia laki-laki maupun perempuan; hubungan seksual merupakan cara penularan yang paling sering terjadi. Infeksi ini paling sering timbul setelah usia pubertas; keberadaan kondiloma akuminata pada anak-anak prapubertas harus membangkitkan kecurigaan terhadap kemungkinan pelecehan seksual. - Morfologi makroskopiknya berupa tonjolan papilaris yang bersifat sesilis (padat tanpa tangkai) atau pedunkulasi (bertangkai) dan sering mengenai daerah.sulkus koronaria atau permukaan prepusium sebelah dalam. - Karakteristik histologiknya meliputi papillae stroma yang bercabang-cabang serta ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis yang mengalariii hiperplasia dan sering disertai dengan hiperkeratosis yang menonjol. Sering dijumpai vakuolasi sel epitel superfisial (koilositosis) . Maturasi sel epitel terjadi secara teratur sehingga berbeda dengan CIS. - Lesi bersifat jinak; lesi tersebut dapat timbul kembali karena terjadinya infeksi HPV yang persisten. B.SARAN Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Olehkarena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umum. DAFTAR PUSTAKA 1.Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana,ECG tahun 1998 2.bidanshop.blog spot/Tentang condilloma/browse tgl 25-9-2011