PROFIL PENDERITA KONDILOMA AKUMINATA DI RS. AKADEMIS

advertisement
PROFIL PENDERITA KONDILOMA AKUMINATA DI RS. AKADEMIS JAURY
MAKASSAR : STUDI RETROSPEKTIF PERIODE OKTOBER 2010 - SEPTEMBER 2011
Dewi Taslya Muslimin, Muh. Dali Amiruddin, A.M. Adam, Alwi Mappiasse
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, FK UNHAS/RS. Dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar
ABSTRAK
Latar Belakang : Kondiloma akuminata adalah penyakit kulit yang disebabkan Human papilloma virus
(HPV) jenis tertentu yang ditandai dengan tumor yang tampak seperti kutil, berwarna seperti daging, dapat
memberi gambaran cauliflower atau buah anggur yang berkelompok, dan terdapat pada daerah genital.
Penyakit ini dijumpai pada usia reproduktif terutama pada orang dewasa.
Tujuan : Untuk mengetahui profil penderita kondiloma akuminata di RS. Akademis Jaury Makassar
selama 1 tahun terakhir.
Materi dan metode : Analisis retrospektif berdasarkan rekam medik penderita kondiloma akuminata di
RS. Akademis Jaury Makassar mulai Oktober 2010 – September 2011. Data meliputi jumlah penderita
baru, distribusi umur, jenis kelamin, status pernikahan dan penatalaksanaan yang diberikan.
Hasil : Jumlah penderita baru kondiloma akuminata selama Oktober 2010 – September 2011 adalah 9
penderita. Sebagian besar penderita adalah laki-laki(55,56%). Terbanyak pada kelompok umur 16 – 30
tahun(55,56%). Umumnya penderita telah menikah dan melakukan hubungan seksual aktif (77,78%).
Penatalaksanaan yang diberikan pada semua pasien yang datang adalah terapi surgikal yaitu
elektrokauter(100%)
Kesimpulan : Insiden kondiloma akuminata terbanyak pada laki-laki yang melakukan hubungan seksual
aktif. Penatalaksanaan yang diberikan adalah terapi elektrokauter serta pemberian antibiotik sistemik dan
topical setelah elektrokauter.
Kata kunci : kondiloma akuminata, elektrokauter
ABSTRACT
Background: Condyloma acuminata is a skin disease caused by Human papilloma virus (HPV) which is
characterized by a certain type of tumor that looks like a wart, flesh-colored, cauliflower, and there on the
genital area. The disease is found in the reproductive age, especially in adults.
Aim: To know the profile of the patients with condyloma akuminata in Akademis Jaury Hospital Makassar
last for 1 year.
Material and methods: A retrospective analysis based on the medical records of patients with condyloma
akuminata in Akademis Jaury Hospital Makassar starting in October 2010 - September 2011. The data
includes the number of new cases, age distribution, sex, marital status and management are given.
Results: The number of new cases during the October 2010 condylomata akuminata - September 2011 is 9
people. Most patients were male (55.56%). Most in the age group 16-30 years (55.56%). Generally, the
patient was married and had sexual intercourse active (77.78%). Treatment given to all patients who come
are surgikal namely electrocautery therapy(100%)
Conclusion: The incidence of condyloma akuminata highest in men who have sexually active. Treatment
given was electrocautery therapy.
Keywords: Condyloma acuminata, electrocautery
Pendahuluan
Kondiloma akuminata adalah penyakit infeksi kulit anogenital berupa proliferasi jinak
pada kulit dan mukosa. Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Human Papilloma Virus (HPV) dari berbagai subtipe. Tipe virus yang paling sering dijumpai
menyebabkan kondiloma akuminata adalah HPV tipe 6 dan 11.(1,2,3,4,5)
Virus Humanpapilloma kemampuan infeksiusnya tinggi dengan masa inkubasi 3 minggu
sampai 8 bulan. Individu dengan kondiloma akuminata lesinya timbul setelah terinfeksi HPV dua
sampai tiga bulan sebelumnya. Tanpa pengobatan kondiloma akuminata dapat mengecil atau
menghilang, menetap atau bertambah besar ukurannya dan bertambah banyak jumlahnya.(2,5,6)
Penyakit ini dijumpai pada usia produktif terutama pada orang dewasa. Diperkirakan
bahwa 30% sampai 50% orang dewasa aktif seksual terinfeksi oleh HPV. Kebanyakan individu
yang aktif seksual terinfeksi HPV subklinis dan asimptomatik. Kondiloma akuminata dapat
menyerang semua bangsa dimana frekwensi antara laki-laki dan perempuan adalah sama.(7,8,9,10,11)
Transmisi HPV dapat terjadi melalui kontak seksual langsung, genitogenital, orogenital
dan anogenital. Persalinan pada ibu dengan kutil anogenital dapat menularkan HPV pada
neonatus yang menyebabkan kutil extragenital dan papillomatosis laryngeal pada anak.(1,4,5)
Kondiloma akuminata biasanya asimptomatik tetapi tergantung pada ukuran dan lokasi
anatomi, dapat nyeri dan gatal. Gambaran klinisnya dapat berupa papul kecil yang mungkin
bergabung menjadi plak, papul keratotik, bunga anggur yang berkelompok (cauliflower) atau
papul yang datar. Pada laki-laki daerah yang terkena adalah frenulum, corona, glans penis,
preputium, dan skrotum. Pada wanita daerah yang terkena adalah labia, klitoris, periuretra,
perineum, vagina, servix. Daerah anogenital pada keduanya perineal, perianal, anus, rektum,
meatus uretra, saluran uretra.(2,5,12)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pada lesi yang meragukan dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang seperti dermatopatologi (biopsi), pap smear, deteksi HPV
DNA, dan pemeriksaan serologis.(1,4,12)
Tujuan utama pengobatan menghilangkan lesinya. Terapi yang tersedia tidak
mengeradikasi infeksi HPV. Pemilihan terapi bergantung pada kemampuan pasien, sumber daya
yang tersedia dan pengalaman yang dimiliki oleh penyedia layanan kesehatan. Tidak ada terapi
yang lebih superior dibandingkan yang lainnya dan belum ada satu terapi yang ideal untuk semua
pasien dengan kondiloma akuminata.(2,3,12,13)
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui profil penderita kondiloma akuminata di RS. Akademis Jaury Makassar
selama 1 tahun terakhir, mulai Oktober 2010 – September 2011
Metode Penelitian
Bahan penelitian diambil dari rekam medik penderita kondiloma akuminata di poliklinik
kulit dan kelamin RS. Akademis Jaury Makassar mulai Oktober 2010 – September 2011.
Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengumpulkan data pasien berupa jumlah
penderita baru, umur, jenis kelamin, status pernikahan, penatalaksanaan.
Hasil Penelitian
Jumlah penderita baru
Jumlah penderita baru kondiloma akuminata adalah 9 kasus selama periode Oktober 2010
– September 2011.
Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin penderita laki-laki sebanyak 5 orang (55,56%) dan perempuan
sebanyak 4 orang (44,44%)
Jenis Kelamin
44.44%
Laki- Laki
55.56%
.
Perempuan
Usia
Berdasarkan kelompok usia, penderita kondiloma akuminata ditemukan terbanyak pada
kelompok umur 16-30 tahun sebanyak 5 orang (55,56%), kelompok umur 31-45 sebanyak 3 orang
(33,33%), dan kelompok umur 46-60 tahun 1 orang(11,11%).
Kelompok Umur (tahun)
16 – 30
31 – 45
46 – 60
Jumlah Pasien
5
3
1
Persentase (%)
55.56
33.33
11.11
Status pernikahan
Penderita kondiloma akuminata juga digolongkan status pernikahannya yang telah
menikah dan yang belum menikah. Penderita yang telah menikah sebanyak 7 orang (77,78%) dan
yang belum menikah 2 orang (22,22%).
Status Pernikahan
22.22%
Sudah Menikah
77.78%
Belum Menikah
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan untuk semua penderita adalah elektrokauter.
Terapi
Jumlah Pasien
Persentase (%)
Elektrokauter
9
100
Diskusi
Human papillomavirus (HPV) merupakan infeksi menular seksual yang paling banyak
dijumpai. Insidennya meningkat sejak 30 tahun terakhir. Di Amerika Serikat, prevalensi HPV
anogenital estimasinya 15% dari 24 juta individu. Sebagai tambahan, 500.000 sampai satu juta
kasus baru kondiloma akuminata yang terjadi akir-akhir ini, yang menyebabkan kunjungan
meningkat menjadi 600.000 per tahun.(14) Pada studi ini didapatkan dalam 1 tahun (periode
oktober 2010 – September 2011) didapatkan jumlah penderita baru kondiloma akuminata adalah
sembilan orang.
Penyakit ini dijumpai pada usia produktif terutama pada orang dewasa. Di Amerika
serikat, 30 – 40 juta penduduknya menderita penyakit ini sementara di Inggris dari 1000 anakanak yang berusia 16 tahun dengan kondiloma dirujuk ke RS di Cambridge, 0,5% menderita
kondiloma akuminata. Dari penelitian Rochester didapatkan peningkatan insiden kondiloma
akuminata dengan insiden setahun dapat mencapai 106 per 100.000 atau sekitar 0,1% dengan
0,5% dari penderita adalah dewasa muda.(5) Hasil studi ini didapatkan kelompok usia produktif
yaitu usia 16-30 tahun yang terbanyak menderita kondiloma akuminata yang merupakan
kelompok usia seksual aktif.
Penelitian Rochester didapatkan perbandingan insiden pada laki-laki dan wanita adalah
1:1,4 dengan usia rata-rata pada wanita adalah 22 tahun dan 26 tahun pada laki-laki. Satu persen
dari penduduk dewasa muda (berusia 15-19 tahun) dapat menderita kondiloma akuminata, bahkan
insidennya meningkat beberapa kali lipat selama dua dekade terakhir.(5) Suatu penelitian pada
klinik penyakit menular seksual di Washington menemukan angka prevalensi sebesar 13% pada
laki-laki dan 9% pada perempuan yang menderita kondiloma akuminata (Departemen Kesehatan
AS 1996).(7) Dalam studi ini didapatkan penderita kondiloma akuminata ditemukan terbanyak
pada kelompok umur 16-30 tahun sebanyak 5 orang (55,56%), kelompok umur 31-45 sebanyak 3
orang (33,33%), dan kelompok umur 46-60 tahun 1 orang(11,11%).
Kondiloma merupakan penyakit yang tidak life threatening. Jika tidak diobati kondiloma
akuminata dapat hilang sendiri, tetap sama, atau berkembang dalan ukuran dan jumlahnya. Infeksi
HPV umumnya transien tetapi persisten bergantung pada tipe HPV dan status imum host. Setiap
tahun satu juta kasus baru didiagnosa, duapertiga diantaranya wanita. Estimasi tingkat prevalensi
populasi di Amerika Serikat adalah 15%. Insiden kondiloma akuminata dilaporkan 2,4 kasus per
1000 populasi per tahun di Eropa Utara.(16,17)
Penegakan diagnosis kondiloma akuminata pada penelitian ini didasarkan pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik dengan gambaran klinis kondiloma akuminata yang tipikal. Pengaplikasian
asam asetat 3%-5% yang menyebabkan perubahan warna menjadi putih (acetowhite) digunakan
oleh beberapa layanan untuk mendeteksi infeksi HPV pada mukosa genital. Sensitivitas
acetowhiteng pada infeksi HPV cukup baik. Pemeriksaan ini menolong dalam membatasi infeksi
HPV ke serviks dan anus.(2,3,5,18)
Kondiloma akuminata dapat dikonfirmasi dengan biopsi jika diagnosis tidak jelas, lesi
tidak berespon pada terapi standar, lesi bertambah berat selama terapi, lesi atipikal, pasien dengan
imumunocompromised atau adanya kondiloma yang berpigmentasi, indurasi, perdarahan dan
ulserasi. Tes DNA HPV tidak direkomendasikan untuk kondiloma akuminata karena hasil tes
tidak mengubah penatalaksanaan pada kondiloma akuminata.(2,5,12)
Regimen pengobatan yang dapat diberikan terbagi atas modalitas yang dapat diaplikasikan
sendiri oleh pasien dan modalitas yang harus dilakukan di sarana pelayanan kesehatan.
Pengobatan yang dapat diaplikasikan sendiri oleh pasien seperti podofilox 0,5% solusio atau gel,
imiquimod 5% krim, atau sinecathecin 5% ointment. Sedangkan yang dilakukan disarana
kesehatan seperti krioterapi, asam trikloroasetat (TCA) 80-90% atau terapi bedah seperti kuretase,
bedah listrik, eksisi, atau terapi laser. Cara pemilihan pengobatan tersebut tergantung pada kondisi
penderita (hamil atau tidak), ukuran, jumlah dan lokasi dari lesi tersebut, gambaran morfologi
kondiloma akuminata, keterampilan dokter yang melakukan pengobatan serta faktor biaya. (2,3,12)
Terapi bedah berupa elektrokauter diberikan pada semua pasien karena sesuai dengan
kepustakaan dikatakan bahwa terapi bedah memiliki keuntungan karena dapat mengeliminasi lesi
dalam satu kali kunjungan. Namun, terapi ini membutuhkan latihan, peralatan tambahan dan
waktu kunjungan yang lebih lama. Setelah aplikasi anestesi lokal, lesi genital dapat dihilangkan
dengan elektrokauter. Perlu diperhatikan kedalaman elektrokauter untuk mencegah terjadinya
skar. Terapi alternatif yang dapat diberikan termasuk interferon intralesi, terapi fotodinamik, dan
cidofovir topikal. Beberapa efek samping setelah pengobatan adalah eritema, ulserasi, erosi epitel,
depigmentasi, dan skar.(2,3,12)
Faktor resiko terjadinya kondiloma akuminata adalah merokok, berganti-ganti pasangan
seksual, dan hubungan seksual pada usia dini.(15) Penularan kondiloma akuminata terjadi pada
permukaan mukosa yang lebih tipis lebih suseptibel untuk inokulasi virus daripada kulit
berkeratin yang lebih tebal sehingga mikroabrasi pada permukaan epitel memungkinkan virion
dari pasangan seksual yang terinfeksi masuk ke dalam lapisan sel basal pasangan yang tidak
terinfeksi.(4,5)
Tingkat rekurensi bervariasi mulai 20-50% setelah dilakukan berbagai jenis terapi. Tetapi
terapi bedah dengan pemberian imiquimod terlihat lebih efektif. Meskipun banyak pilihan terapi
namun belum diputuskan terapi yang optimal untuk kondiloma akuminata.(2,3,16)
Saran
1. Pengisian lembar catatan medik harus lengkap sehingga data dapat dievaluasi secara keseluruhan.
2. Perlu dilakukan pemeriksaan pada pasangan seksual pasien yang menderita kondiloma akuminata.
3. Pentingnya follow-up untuk mengetahui secara dini timbulnya rekurensi.
4. Anjuran untuk melakukan vaksinasi HPV profilaksis sebagai proteksi infeksi HPV.
Daftar Pustaka
1. Androphy E, Lowy D. Warts. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell
DJ, eds. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th ed. New York: Mc Graw-Hill; 2008.p
1914-23
2. Sexually transmitted diseases treatment guidelines 2010. Morbidity and Mortality Weekly Report.
2010;59:70-8
3. Kodner C, Nasraty S. Management of genital warts. Am Fam Physician. 2004;70:2335-42
4. Wolf K, Johnson R. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed: McGrawHill Medical Publishing Division; 2009:900-4
5. Murtiastutik, D. Kondiloma Akuminata. In Barakbah J, Lumintang H, Martodihardjo S, editors.
Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga; 2008. p 165 – 79
6. Winer RL, Koutsy LA. Genital Human Papillomavirus Infection. In: Holmes K, Sparling F, Stamm W,
et al, eds. Sexually Transmitted Disease. 4th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. p. 489 – 508
7. Faharuddin A, Adriani A, Tabri F. Kondiloma akuminata. In : Amiruddin M, editor. Penyakit Menular
Seksual. Makassar: Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin; 2004.p.199-210
8. Zubier F. Kondiloma Akuminata. In: Zubier F, Indriatmi W, Fahmi S, editors. Infeksi Menular
Seksual. 4th ed. Jakarta: Balai Pustaka FKUI; 2008.p.140-4
9. Habif T. Clinical dermatology a color guide to diagnosis and theraphy. 4th ed. Edinburgh:Mosby;
2004
10. Fisher B, Margesson L. Skin-colored lesions. In: Edward L, editor. Genital dermatology atlas.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2004. p. 149-69
11. Thappa D, Senthilkumar M, Laxmisha C. Anogenital warts-anoverview. Indian J Sex Transm Dis,
004;25(2):55-56
12. N Lacey, C Woodhall, A Wikstorm, J Ross. European guidelines for management of anogenital warts
in adults; 2010, 5:1-18
13. C David, et al. Intraurethral fluorouracil and lidocaine for intraurethral condyloma acuminata. Am J
Health-Syst Pharm 2008;65:1830-1833
14. Mistrangelo M et al. Immunostimulation to reduce recurrence after surgery for anal condyloma
acuminate: a prospective randomized controlled trial.J Colorectal Dis 2010;12:799-803
15. Wilson J, Brown C, Walker P. Factors involved in clearance of genital warts. Intern J STD & AIDS
2001;12:789-792
16. Lehman D, Scheinfeld N. An evidence-based review of medical and surgical treatments of genital
warts. J Dermatol 2011;12(3):1-17
17. Low A, et al. Genital warts and infection with human immunodeficiency virus in high-risk women in
Burkina Faso: a longitudinal study. BMC infectious Disease 2011;11:20
18. Sadan O et al. Occurrence of cervical intraepiyhelial neoplasia ingenerally healthy women with
exopytic vulvar condyloma acuminate. J Infect Dis Obstet Gynaecol 2005;13(3):141-3
Download