HUBUNGAN ASUPAN NIASIN DAN VITAMIN C DENGAN KOLESTEROL TOTAL DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG DI POLI JANTUNG RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2014 R.A.Fika Lutfiyanika*, Tetes Wahyu W**, Meriwati** * Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu ** Dosen Pembimbing Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu ABSTRAK Latar Belakang: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa penyakit jantung merupakan salah satu masalah penting kesehatan masyarakat di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 26,8%. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kejadian penyakit jantung di Bengkulu yaitu 5%. Penyakit jantung adalah suatu penyakit yang dapat dicegah, dimana 50% kematian dini dapat dicegah dengan upayaupaya pencegahan mengenai perubahan gaya hidup yaitu pola makan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan niasin dan vitamin C dengan kolesterol total darah pada pasien penyakit jantung di poli jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2014. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan pengambilan sampel teknik simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sederhana dan proporsional (berimbang). Analisis univariat menggunakan metode statistik,dan analisis bivariat menggunakan uji korelasi. Sampel berjumlah 78 orang. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan p value = 0.0005 (< 0.05), pada variabel asupan niasin dan vitamin C dengan kolesterol total darah pada pasien penyakit jantung di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2014. Kesimpulan: Kolesterol total darah memiliki korelasi negatif dengan hubungan yang kuat dengan asupan niasin, sedangkan vitamin C memilki korelasi negatif dengan hubungan yang sedang. Kata Kunci: Niasin, Vitamin C, Kolesterol Total Darah PENDAHULUAN Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung yang merupakan organ pemompa serta pembuluh darah yang merupakan pipa yang panjang mempunyai peranan dalam pengedaran oksigen, zat makanan, hasil metabolisme dan hormon ke dalam sel-sel tubuh. Penyakit kardiovaskuler adalah masalah yang serius dan penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian di dunia (Pearce, 2000). Berdasarkan data WHO (2011) bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan penyakit jantung merupakan salah satu masalah penting kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas 2007, prevalensi penyakit jantung secara nasional adalah 7,2%, yang mana memiliki proporsi sebesar 4,6 % dari seluruh penyakit Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Gizi 1 penyebab kematian di Indonesia. Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia menyatakan bahwa kasus penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 26,8% (Kementrian Kesehatan RI, 2008). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kejadian penyakit jantung di Bengkulu yaitu 5% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data Medical Record RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2011 tercatat jumlah kunjungan pasien sebanyak 3268 orang yang mengalami penyakit jantung. Pada tahun 2012 terdapat 3461 orang pasien. Sedangkan pada tahun 2013 yaitu terhitung dari bulan januari-september 2013, tercatat jumlah kunjungan pasien jantung sebanyak 2309 orang. Semua fakta tersebut menunjukkan bahwa ancaman penyakit jantung semakin nyata dan terus menunjukkan peningkatan. Kolesterol sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Bila kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding pembuluh darah, dan ini dapat mengakibatkan resiko tinggi terhadap penyakit jantung (Vella, 2001). Pengendalian kadar kolesterol dalam tubuh sangat diperlukan. Salah satu faktor yang dapat mengendalikan kadar kolesterol ini adalah asupan zat gizi. Sejumlah penelitian mendapatkan hasil bahwa niasin dan vitamin C masing-masing berperan dalam metabolisme lemak untuk menurunkan kadar kolesterol jahat, yakni LDL dan triglyserida, serta meningkatkan kadar HDL, hingga bisa mengurangi penyakit pembuluh darah dan jantung koroner (Naland, 2003). Niasin mampu menurunkan Lp (a), kolesterol LDL, dan trigliserida serta meningkatkan kolesterol HDL dan meningkatkan ukuran partikel LDL, yang kesemuanya dibutuhkan untuk perubahan antiaterosklerotik. Niasin terdapat pada bahan makanan sumber protein hewani contohnya daging, ikan, ayam, telur, dan makanan sumber protein hewani lainnya. Namun data dari Riskesdas 2007 untuk provinsi Bengkulu konsumsi protein perkapita perhari masih rendah yaitu 45,9 dibandingkan dengan rata-rata Indonesia yaitu 55,5 (Riskesdas, 2007). Vitamin C (asam askorbat) sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu anti oksidan yang berguna membantu reaksi hidroksilasi dalam pembentukan garam empedu. Dengan meningkatnya pembentukan garam empedu maka ekskresi kolesterol meningkat sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Bahan makanan sumber vitamin C adalah sayuran dan buah-buahan, akan tetapi menurut data dari Riset Kesehatan Dasar RI tahun 2013, prevalensi kurang makan sayuran dan buah-buahan di Provinsi Bengkulu tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 95 % (Riskesdas, 2013). Berdasarkan survei pendahuluan penelitian yang dilakukan terhadap 10 pasien penyakit jantung di poli jantung RSUD. Dr. M. Yunus Bengkulu, didapatkan hasil bahwa seluruh asupan niasin pasien dibawah angka kecukupan dengan rata-rata asupan niasin yaitu 5,1 mg. Untuk asupan vitamin C, sebanyak 8 pasien masih memiliki asupan dibawah angka kecukupan dengan rata-rata asupan seluruh pasien yaitu 61,3 mg. Dan rata-rata kadar kolesterol total darah berada diatas nilai normal (200 mg/dl) yaitu 247,7 mg/dl. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Penelitian yang dilakukan untuk mempelajari hubungan antara asupan niasin dan vitamin C dengan kolesterol total darah pada pasien penyakit jantung di Poli Jantung RSUD. DR. M. Yunus Bengkulu, dengan melakukan ffq semi kuantitatif terhadap asupan makan pasien. Populasi pada penelitian ini yaitu berdasarkan data kasus baru pada semester I (Januari-Juni) tahun 2013 diperoleh jumlah pasien penyakit jantung sebanyak 1147 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Gizi 2 ini menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu 78 orang. Data asupan niasin dan vitamin C diperoleh dengan cara melakukan wawancara kepada pasien atau keluarganya yang dianggap mampu memberikan data yang diperlukan. Data yang diambil dengan wawancara adalah data asupan gizi mikro yang meliputi niasin dan vitamin C menggunakan form FFQ (Food Frequency Questioner) semi kuantitatif. Data kadar kolesterol diperoleh dari rekam medik RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu. Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif dan analitik (korelasi pearson), dengan derajat kepercayaan 95%, I = 0,05, bermakna, bila p < 0,05, menggunakan komputer program SPSS for window versi 10. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Distribusi Kadar Kolesterol pada Pasien Penyakit Jantung Variabel Mean Kolesterol Median SD Min Maks 230 31.4 160 301 229. Total Darah 3 Sumber : Data Penelitian, 2014 Tabel 4.1 memperlihatkan hasil bahwa kolesterol total darah pasien penyakit jantung rata-rata yaitu 229.3 mg/dl, terendah 160 mg/dl, dan tertinggi 301 mg/dl. Terlihat bahwa sebagian besar yaitu 50 pasien memiliki kolesterol total darah yang berada diatas nilai normal yaitu 200 mg/dl. Tabel 4.2 Distribusi Asupan Niasin pada Pasien Penyakit Jantung berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Jenis Kel. Kelamin Umur L P Mean Median SD Min Maks 19-29 6.35 6.35 3.60 3.80 8.90 30-49 6.35 5.75 2.73 1.90 11.5 50-64 6.18 5.70 2.41 2.70 10.5 19-29 1.40 1.40 1.40 1.40 1.40 30-49 6.04 5.30 3.00 2.03 14.3 50-64 6.27 6.30 2.18 2.60 10.2 Sumber : Data Penelitian, 2014 Tabel 4.2 memperlihatkan hasil bahwa asupan niasin pasien laki-laki kelompok umur 19-29 tahun yaitu rata-rata 6.35 mg, terendah 3.80 mg, dan tertinggi 8.90 mg. Untuk kelompok umur 30-49 tahun yaitu rata-rata 6.35 mg, terendah 1.90 mg, dan tertinggi 11.5 mg. Dan untuk kelompok umur 50-64 tahun yaitu rata-rata 6.18 mg, terendah 2.70 mg, dan tetinggi 10.5 mg. Terlihat bahwa seluruh sampel laki-laki yang berjumlah 43 orang tidak ada yang sesuai dengan angka kecukupan yang dianjurkan. Pada pasien yang berjenis kelamin perempuan, dari kelompok umur 19-29 tahun hanya terdapat 1 pasien dengan asupan niasin yaitu 1.40 mg. Asupan niasin pada kelompok umur 30-49 tahun yaitu rata-rata 6.04 mg, terendah 2.03 mg, dan tertinggi 14.3 mg. Untuk kelompok umur 50-64 tahun yaitu rata-rata 6.27 mg, terendah 2.60 mg, dan tertinggi 10.2 mg. Pada tabel terlihat bahwa rata-rata asupan niasin pada pasien perempuan yaitu 33 orang dari 35 orang masih kekurangan asupan niasin, namun terdapat juga asupan niasin yang berada diatas kecukupan yaitu pada pasien perempuan kelompok umur 30-49 tahun dan 50-64 tahun yang masing-masing berjumlah 1 orang. Tabel 4.3 Distribusi Asupan Vitamin C pada Pasien Penyakit Jantung berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Jenis Kel. Kelamin Umur L P Mean Median SD 19-29 59.7 59.7 3.60 30-49 71.4 70.2 50-64 67.6 71.5 19-29 70.5 30-49 67.3 50-64 71.1 Min Maks 48.9 70.5 21.4 38 118.8 19 27.8 96.4 70.5 70.5 70.5 70.5 77.2 22.8 28.8 114.4 70.8 14.8 38.9 94.4 Sumber : Data Penelitian, 2014 Tabel 4.3 memperlihatkan hasil bahwa asupan vitamin C pasien laki-laki kelompok umur 19-29 tahun yaitu rata-rata 59.7 mg, terendah 48.9 mg, dan tertinggi 70.5 mg. Untuk kelompok umur 30-49 tahun yaitu rata-rata 71.4 mg, terendah 38 mg, dan tertinggi 118.8 mg. Dan untuk kelompok umur 50-64 tahun yaitu rata-rata 67.6 mg, terendah 27.8 mg, dan tetinggi 96.4 mg. Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Gizi 3 Terlihat bahwa sebagian besar atau sebanyak 38 pasien laki-laki dari 43 pasien laki-laki yang diteliti memiliki asupan dibawah kecukupan, namun terdapat juga asupan vitamin C pasien yang berada diatas kecukupan yaitu pada kelompok umur 30-49 tahun berjumlah 2 orang dari 14 orang dan 50-64 tahun berjumlah 3 orang dari 27 orang. Pada pasien yang berjenis kelamin perempuan, dari kelompok umur 19-29 tahun hanya terdapat 1 pasien dengan asupan vitamin C yaitu 70.5 mg. Asupan vitamin C pada kelompok umur 30-49 tahun yaitu ratarata 67.3 mg, terendah 28.8 mg, dan tertinggi 114.4 mg. Untuk kelompok umur 50-64 tahun yaitu rata-rata 71.1 mg, terendah 38.9 mg, dan tertinggi 94.4 mg. Sebagian besar atau sebanyak 19 orang dari 35 orang yang diteliti tidak memenuhi angka kecukupan yang dianjurkan. Sedangkan asupan vitamin C yang berada diatas angka kecukupan terdapat pada kelompok umur 30-49 tahun yaitu berjumlah 10 orang dari 19 orang dan pada kelompok umur 50-64 tahun yaitu berjumlah 6 orang dari 15 orang yang diteliti. Tabel 4.4 Analisis Hubungan antara Asupan Niasin dengan Kadar Kolesterol Total Variabel Variabel Dependen Independen Kolesterol Asupan Total Darah niasin Nilai P 0.005 Nilai r Pearson Correlation - 0,536 Sumber : Data Penelitian, 2014 Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan niasin dengan kolesterol total darah. Sedangkan jika dilihat dari nilai r maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara asupan niasin dengan kolesterol total darah memiliki hubungan yang kuat dengan arah hubungan negatif, artinya semakin tinggi asupan niasin maka semakin rendah kolesterol total darah. Tabel 4.5 Analisis Hubungan antara Asupan Niasin dengan Kolesterol Total Darah Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Var.dep Var.Ind JK n Nilai P Nilai r 19-29 2 - - 30-49 14 0.029 - 0.581 Asupan 50-64 27 0.005 - 0.790 niasin 19-29 1 - - 30-49 19 0.005 - 0.782 50-64 15 0.090 - 0.453 L Kolesterol Total Darah Kel. p Umur Sumber : Data Penelitian, 2014 Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan niasin dengan kolesterol total darah pada laki-laki kelompok umur 30-49 tahun dan 50-64 tahun. Sedangkan jika dilihat dari nilai r maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara asupan niasin dengan kolesterol total darah pada laki-laki kelompok umur 30-49 tahun memiliki hubungan yang kuat dengan arah hubungan negatif. Dan pada kelompok umur 50-64 tahun jika dilihat dari nilai r maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara asupan niasin dengan kolesterol total darah memiliki kekuatan hubungan yang sangat kuat/sempurna dengan arah hubungan negatif artinya semakin tinggi asupan niasin maka semakin rendah kolesterol total darah. Pada pasien dengan jenis kelamin perempuan kelompok umur 30-49 tahun memperlihatkan ada hubungan yang bermakna antara asupan niasin dengan kolesterol total darah, sedangkan jika dilihat dari nilai r maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara asupan niasin dengan kolesterol total darah memiliki hubungan yang sangat kuat/sempurna dengan arah hubungan negatif, artinya semakin tinggi asupan niasin maka semakin rendah kolesterol total darah. Tabel 4.6 Analisis Hubungan antara Asupan Vitamin C dengan Kolesterol Total Darah Variabel Dependen Kolesterol Total Darah Variabel Independen Asupan vitamin C Nilai P 0.005 Nilai r Pearson Correlation - 0.412 Sumber : Data Penelitian, 2014 Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Gizi 4 Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah. Sedangkan jika dilihat dari nilai r maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah memiliki hubungan yang sedang dengan arah hubungan negatif, artinya semakin tinggi asupan vitamin C maka semakin rendah kolesterol total darah. Sedangkan jika dilihat dari nilai r maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara asupan vitamin C dengan memiliki hubungan yang sedang dengan arah hubungan negatif, artinya semakin tinggi asupan vitamin C maka semakin rendah kolesterol total darah. Tabel 4.7 Analisis Hubungan antara Asupan Vitamin C dengan Kadar Kolesterol Total Var.dep Var.Ind JK L Kolesterol Asupan Total vitamin Darah C P Kel. Umur n Nilai P - Nilai r 19-29 2 30-49 14 0.140 - 0.415 50-64 27 0.008 - 0.497 19-29 1 30-49 19 0.005 - 0.745 50-64 15 0.171 - 0.373 - - - Sumber : Data Penelitian, 2014 Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah pada laki-laki kelompok umur 50-64 tahun. Sedangkan jika dilihat dari nilai r maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah memiliki hubungan yang sedang dengan arah hubungan negatif. Pada pasien dengan jenis kelamin perempuan kelompok umur 30-49 tahun memperlihatkan ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah, sedangkan jika dilihat dari nilai r maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah memiliki hubungan yang sangat kuat/sempurna dengan arah hubungan negatif, artinya semakin tinggi asupan niasin maka semakin rendah kolesterol total darah. PEMBAHASAN Hubungan Asupan Niasin dengan Kolesterol Total Darah Hasil uji korelasi atau hubungan antara asupan niasin dengan kolesterol total darah menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara asupan niasin dengan kolesterol total darah. Dengan kekuatan hubungan yang kuat dan berpola negatif, artinya semakin tinggi asupan niasin semakin rendah kolesterol total darah. Sedangkan hasil uji korelasi hubungan asupan niasin dengan kolesterol total darah berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur menunjukkan bahwa tidak seluruhnya memiliki hubungan yang bermakna. Salah satu kegunaan utama niasin adalah kemampuannya untuk meningkatkan tingkat sirkulasi dari HDL dan apoplipoprotein utama, ApoA-I. Niasin juga dapat mengurangi de novo sintesis trigliserida dalam hati dengan menghambat enzim yang mengkatalisis reaksi terminal dalam sintesis trigliserida seluler, diasilgliserol acyltransferase 2 (DGAT2). Penurunan sintesis trigliserida di hati memiliki efek penting pada lipoprotein lain. Dengan demikian produksi partikel VLDL tergantung pada sintesis trigliserida di hati, dan IDL dan LDL berasal dari VLDL (Ganji et al, 2004). Terapi niasin memperbaiki fungsi pembuluh darah perifer endotel dan meningkatkan endotel nitrat oksida sintase protein. Selanjutnya, dalam sistem in vitro, niasin telah terbukti memiliki antioksidan dan sifat anti-inflamasi (Kuvin et al, 2002). Penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan asupan niasin dengan kolesterol total darah setelah dilakukan uji korelasi. Namun adapula responden yang mengkonsumsi bahan makanan tinggi niasin tetapi masih memiliki kolesterol total darah yang tinggi ataupun sebaliknya, yang berarti bahwa niasin tidak berpengaruh signifikan terhadap kolesterol total darah responden karena pada penelitian ini tidak diteliti Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Gizi 5 asupan lain yang dapat mempengaruhi kolesterol total darah tersebut. Selanjutnya, tingkat konsumsi niasin pasien salah satunya dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Sebagian besar pasien belum mengetahui manfaat dari niasin itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penyuluhan secara berkala yang dilakukan oleh pihak RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Terdapat juga hal-hal lain yang mempengaruhi kolesterol total darah diantaranya umur, jenis kelamin, faktor pola makan, kebiasaan, dll. Karena pada beberapa responden asupan niasin tidak berpengaruh signifikan terhadap kolesterol total darah, responden dengan asupan niasin yang cukup tapi memilki kolesterol total darah yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Salah satu penyebabnya mungkin adalah faktor-faktor diatas. Oleh karena itu, hasil penelitian ini memiliki beberapa faktor lain yang dapat berpengaruh diluar dari variabel yang diteliti. Hubungan Vitamin C dengan Kolesterol Total Darah Hasil uji korelasi atau hubungan antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah menunjukkan adahubungan yang bermakna antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah. Dengan kekuatan hubungan yang sedang dan berpola negatif, artinya semakin tinggi asupan vitamin C semakin rendah kolesterol total darah. Sedangkan hasil uji korelasi hubungan asupan vitamin C dengan kolesterol total darah berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur menunjukkan bahwa tidak seluruhnya memiliki hubungan yang bermakna. Vitamin C merupakan komponen penting dalam pemecahan kolesterol. Vitamin C dapat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida darah. Kolesterol akan sulit dikeluarkan bila vitamin C di dalam tubuh sedikit sehingga dapat menyebabkan kadar kolesterol darah meningkat (Hull,1993). Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolisme kolesterol adalah melalui cara: 1) vitamin C meningkatkan laju pembuangan kolesterol dalam bentuk asam empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010). Studi yang dilakukan WHO meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3% per tahun sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Ini membuktikan bahwa vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurunkan kolesterol 10% dan trigliserida 40% (Khomsan, 2010). Mekanisme bagaimana asam askorbat dapat mempengaruhi perkembangan aterosklerosis dan kejadian koroner akut termasuk efek pada dinding arteri integritas terkait dengan biosintesis kolagen dan GAG, metabolisme kolesterol diubah dimediasi oleh vitamin C dengan mengkonversi kolesterol menjadi asam empedu dan berefek pada kadar trigliserida melalui aktivitas modulasi lipoprotein lipase. Mekanisme untuk efek anti-aterogenik vitamin C adalah pencegahan modifikasi aterogenik dan oksidatif LDL. Disfungsi endotel dan peroksidasi lipid merupakan peristiwa penting dalam inisiasi, progresi, dan pecahnya plak ateromatosa. Hasil lipid peroksidasi dari stres oksidatif meningkat. Demikian dengan endotel, baik metabolik dan fungsi antioksidan dapat berkontribusi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Gizi 6 pada kemungkinan penurunan risiko CVD dengan vitamin C (Darko et al, 2002). Penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan asupan vitamin C dengan kolesterol total darah setelah dilakukan uji korelasi. Namun adapula responden yang mengkonsumsi bahan makanan tinggi vitamin C tetapi masih memiliki kolesterol total darah yang tinggi, ataupun sebaliknya yang berarti bahwa disini vitamin C tidak berpengaruh signifikan terhadap kolesterol total darah responden karena pada penelitian ini tidak diteliti asupan lain yang dapat mempengaruhi kolesterol total darah tersebut. Selain mengkonsumsi vitamin C banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kolesterol total darah diantaranya umur, jenis kelamin, pola makan, kebiasaan, dll. Jadi dibutuhkan juga gaya hidup yang baik serta ketepatan pemilihan bahan makanan pada pasien agar dapat mengendalikan kolesterol total darah yang dimiliki. KESIMPULAN 1. Rata-rata asupan niasin pasien penyakit jantung di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dibawah angka kecukupan. 2. Rata-rata asupan vitamin C pasien penyakit jantung di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dibawah angka kecukupan. 3. Rata-rata kolesterol total darah pada pasien penyakit jantung di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tergolong tinggi. 4. Ada hubungan yang signifikan antara asupan niasin dengan kolesterol total darah pada pasien penyakit jantung di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2014 (p value = 0.005). 5. Ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dengan kolesterol total darah pada pasien penyakit jantung di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2014 (p value = 0.005). stress and endothelial function in Type II diabetes. Clinical Science 2002;103;339344. Ganji SH, Tavintharan S, Zhu D, Xing Y, Kamanna VS, Kashyap ML. Niacin noncompetitively inhibits DGAT2 but not DGAT1 activity in HepG2 cells. J Lipid Res 2004; 45: 1835–45. Hull A, 1993. Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Penerjemah : Wendra Ali, Bumi Aksara, Jakarta. Kementrian Kesehatan RI .2008. http://www.depkes.go.id. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Khomsan, A. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Kuvin JT, Ramet ME, Patel AR et al.: A novel mechanism for the beneficial vascular effects of high-density lipoprotein cholesterol: enhanced vasorelaxation and increased endothelial nitric oxide synthase expression. Am. Heart J. 144, 165– 172 (2002). Naland, Henry. 2003. Kombucha Teh Ajaib Pencegah Dan Penyembuh Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka. Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. . DAFTAR PUSTAKA Darko D, Dornhorst A, Kelly FJ, Ritter JM, Chowienczyk PJ. Lack of effect of oral vitamin C on blood pressure, oxidative Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Gizi 7