Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Ringkasan hasil FGD Pendewasaan Usia Perkawinan di 4 Provinsi I. Sulawesi Selatan Pandangan Terhadap Perkawinan Dini/Perkawinan di Bawah Umur Kanwil Agama Sulawesi Selatan menuturkan, anak perempuan berhak menikah pada usia 16 tahun dan tidak bertentangan dengan UU Perkawinan no 1 tahun 1974, dimana UU tersebut adalah acuan bagi kanwil agama dalam menentukan usia perkawinan. Walaupun saat ini sudah ada UU no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, tetapi tidak ada tercantum ketentuan batas umur maksimal perkawinan bagi perempuan dan laki-laki. Selain itu dalam UU perlindungan anak memiliki definisi umur anak dari 0 - 18 tahun. Sehingga tidak cukup kuat menjadi landasan minimal batas umur yang diterapkan oleh Kementerian Agama. Butuh duduk bersama dan mendiskusikan lebih jauh tentang batasan umur minimal bagi perempuan dan laki-laki. Pemerintah daerah sampai saat ini masih mengikuti aturan dalam UU perkawinan, walaupun di sisi lain badan pemberdayaan perempuan merasa masih ada tumpang tindih kebijakan yang harus dijalankan oleh masing-masing instansi penangungjawab dua UU yang terkait dengan perlindungan anak. Karena dua kebijakan ini harus dijalankan secara bersamaan. (akan dicek dari sisi hukum) Instansi pemerintah dan Badan pemberdayaan perempuan lebih setuju jika usia perkawinan harus merujuk pada UU perlindungan anak dengan batas umur 18 tahun. Merujuk hasil FGD 45 persen kasus perkawinan dini di Sulsel, salah satu factor pendukung adalah sosial budaya. Dinas kesehatan sepakat bahwa usia perkawinan saat ini bagi perempuan memberi pengaruh pada kesehatan seperti belum siapnya organ reproduksi perempuan saat berhubungan seksual, kehamilan sehingga menimbilkan kasus resiko tinggi, serta kematian bagi ibu dan bayi, sekaligus memungkinkan bayi lahir dengan berat badan kurang. Perkawinan dini banyak terjadi pada keluarga dengan tingkat pendidikan rendah dan lebih banyak terjadi di daerah pedesaan. Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Factor Penyebab Perkawinan Dini Budaya Kebiasaan dan kepercayaan masyarakat Sulsel, jika anak perempuan dilamar, pantang bagi orang tua menolak, jika menolak diprediksikan anak perempuan tersebut susah mendapat jodoh kembali. Kepercayaan ini masih turun temurun diwariskan oleh masyarakat. Satu sisi kepercayaan ini kontradiktif dengan pernyataan bahwa perkawinan dini sebagian besar dilakukan dari keluarga berpendidikan kurang. Agama Kanwil Agama Sulsel biasanya memberikan dispensasi perkawinan pada pasangan yang menikah akibat kehamilan. Di sisi lain ada dispensasi yang diberikan karena konteks budaya. Saat anak perempuan hamil maka keluarga mereka akan menangung malu, sehingga terjadilah perkawinan yang dikenal dengan istilah “ Pengapu Siri (Penutup malu)”. perempuan yang hamil, tetapi pasangan mereka tidak bertanggungjawab, maka perempuan tersebut menikah dengan laki-laki lain, dengan perjanjian tidak boleh melakukan hubungan badan karena perkawinan tersebut tidak sah dan harus bercerai setelah perempuan tersebut melahirkan. Jika pasangan tersebut dikemudian hari ingin menikah kembali, proses cerai harus tetap dilakukan, selanjutnya mereka bisa menikah kembali. Ekonomi Beberapa kasus yang terjadi pada keluarga tidak mampu, untuk mengurangi beban hidup keluarga, mereka menikahkan anak perempuan mereka pada usia dini dengan tujuan agar mengurangi beban hidup sekaligus membantu perekonomian orang tua. Administrasi Temuan hasil FGD, ada kasus manipulasi umur (usia perempuan/laki-laki di naikkan) untuk bisa mendapat surat nikah dari KUA. Manipulasi umur ini biasanya dilakukan oleh oknum aparat desa/kelurahan atau imam1 yang bertugas menikahkan pasangan tersebut. pengakuan salah satu aparat kelurahan di Sulsel2. Sepasang laki-laki dan perempuan berusia 13 tahun meminta surat pengantar, karena melihat usia perempuan tersebut baru 13 tahun di kartu keluarga, aparat desa tersebut menolak memberikan surat pengantar, akhirnya pasangan tersebut menikah di kelurahan lain yang mau memberikan surat ijin sekaligus menaikkan umur mereka. Kanwil agama Sulsel pun secara implisit menyatakan memang benar terjadi kasus manipulasi umur yang dilakukan oleh imam di kampung, salah satu alasannya, imam tersebut punya kedekatan dengan 1 2 Penyebutan Imam diberikan juga kepada petugas yang menikahkan pasangan kawin. Testimoni Peserta FGD dari perwakilan kelurahan di Sulsel. Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 keluarga pasangan . saat ini kanwil agama telah memiliki sosialisasi terhadap imam-imam di kampung untuk tidak menaikkan umur pasangan anak-anak. Jumlah kasus pernikahan dini yang belum dicatatkan oleh KUA cukup tinggi, upaya yang telah dilakukan pemda Sulsel antara lain dengan melakukan perkawinan massal sehingga seluruh pasangan yang tidak memiliki surat nikah melalui even tersebut mereka bisa memperoleh surat nikah mereka dengan gratis. Walaupun menurut peserta dari Kanwil Agama Sulsel, beberapa perkawinan massal tersebut masih menyalahi syariah agama karena harus tetap melibatkan wali sah perempuan. Sayangnya kegiatan ini juga belum mendekteksi jumlah perkawinan dini. Perkawinan dini juga terjadi karena adanya kemudahan administrasi di level RT – RW – Kelurahan/Desa dimana ada oknum yang memberikan kenaikan umur bagi pasangan yang belum memenuhi syarat untuk menikah. Testimoni Seorang peserta memberikan testimony perkawinannya. Sebut saja Ani menikah di usia 12 tahun, saat itu keiginannya menikah lebih didasarkan karena desakan orang tuanya sekaligus melihat teman sebayanya telah menikah dan memiliki sejumlah uang yang dibelanjakan hasil pemberian suami mereka. Pada saat itu Ani telah membantu orang tuanya menjadi pengumpul barang bekas. Akhirnya ia menikah dengan laki-laki berusia sekitar 40 tahun telah memiliki istri dan anak. Di sisi lain laki-laki tersebut tergolong terpandang di desanya pada saat itu. Setelah menikah, khayalan Ani terhadap sejumlah uang yang akan diberikan oleh suaminya tidak menjadi kenyataan, ia mendapat jatah jauh lebih kecil dari pendapatannya mengumpulkan barang bekas. Berjalan 3 bulan, ia menjadi kecewa dan memutuskan berpisah dari suaminya dan kembali mengumpulkan barang bekas. Perkawinan yang dilakukannya tidak melalui KUA sehingga percerainnya pun terjadi begitu saja tanpa ada surat cerai yang dimilikinya. Dampak Perkawinan Dini Pendidikan & Tenaga Kerja Tingginya kasus putus sekolah, biasanya pasangan yang menikah dini atau menikah diusia sekolah, secara otomatis mereka tidak melanjutkan pendidikan. Jika terjadi kehamilan diluar perkawinan saat bersekolah, biasanya anak perempuan akan dikeluarkan dari sekolah sehingga pendidikan mereka putus ditengah jalan Pasangan yang menikah dini mengalami kesulitan mengakses pekerjaan karena mereka belum memiliki ijazah. Sehingga pasangan tersebut lebih banyak mengakses pekerjaan informal sebagai pekerja kasar/ buruh kasar dengan penghasilan minim. Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Kondisi yang sama terhadap perempuan yang menikah di usia dini, mereka lebih mengandalkan pendapatan dari suami mereka. Jika pun bekerja mereka lebih banyak bekerja dengan penghasilan minim sebagai tukang cuci atau membantu dikeluarga lain. Kesehatan Secara kesehatan perempuan yang menikah dini memiliki resiko tinggi kehamilan, karena organ reproduksi mereka belum siap melakukan aktivitas reproduksi. Dampak lebih lanjutnya adalah kematian ibu dan bayi serta bayi lahir dengan berat badan kurang. Program/Kebijakan di Daerah - Bentuk Kebijakan/Program Pelatihan bagi pelaku usaha baru perempuan Pemberian bantuan bagi pelaku usaha kecil perempuan Pemberian bantuan bagi koperasi perempuan 100 juta/kecamatan Bantuan simpan pinjam sebesar 500 Milyar dari kementerian yang diberikan per kecamatan Memberikan bantuan pinjaman usaha bagi para pengusaha kecil dan menengah yang tidak bisa mengakses perbank kan Sosialisasi bagi pasangan yang akan imunisasi pra nikah Sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja Strategi Kebijakan / Program di Daerah Tahun Peluang 2013 - Jika ada data PKRT di Sulsel, maka dinas koperasi bisa memasukan mereka sebagai sasaran program, dengan catatan sasarannya jelas - Perempuan pelaku usaha kecil yang tidak bisa mengakses bank, bisa meminjam dana dan dibantu oleh dinas koperasi 2013 - Bantuan modal bagi perempuan dan laki-laki dengan catatan mampu memenuhi persyaratan perbankan (bankebel) - Pemantau pekerja terhadap perusahaan Sampai saat ini - Program-program masih mengikuti kementerian sosial dan masih lebih banyak ditujukan bagi perempuan - Kursus pengantin, kursus pra nikah ditujukan pada masyarakat umum kepada masyarakat yang siap nikah tapi belum nikah kerjasama ini dilaksanakan dengan 9 ormas dengan sasaran 50 orang setiap ormas. 2013 - Sosialisasi pada siswa dan santri yang 2013 2013 - Jumlah data AKI berdasarkan umur bisa menjadi data berapa jumlah AKI dari perkawinan di bawah umur Pelaksana Dinas koperasi melalui kecamatan dan desa Dinas kesehatan Bank Sulsel - Beberapa perusahaan telah memberikan perhatian kepada PKRT dgn memberikan tunjangan anak, tetapi sebagian besar perusahaan lain belum menerapkan kebijakn tersebut, dan dinas tenaga kerja akan mulai mencoba menyarakan kepada perusahaan untuk menerapkan kebijakan tersebut Dinas Tenaga kerja Dinas sosial - Sosialisasi akan dilakukan dengan mengandeng UU perkawinan dan UU perlindungan anak - Akan dicoba memasukan sosialisasi para nikah dalam konteks perlindungan anak Kanwil agama Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 bentuknya sosialiasi pra nikah dengan sasaran setiap lokasi 130 orang per kabupaten telah dilaksanakan di 5 kabupaten (makasar, palopo, bulkumbu, sidrap, bone) - Pemilihan keluarga dilaksanakan. sakinah setiap tahun - Himbauan kepada imam di desa dari kanwil agama untuk tidak menaikan umur bagi pasangan yang akan menikah - Bantuan keterampilan dan peningkatan ekonomi bagi perempuan dengan anggaran pada satu seksi sekitar 200 juta - Pengadaian pernah memberikan bantuan modal tanpa agunan bagi 100 kelompok perempuan di provinsi Sulsel, tetapi karena pengelolaanya macet, saat ini sudah terhenti - Data program badan PP provinsi akan diberikan 2013 Kedepan akan mencoba masukan sasaran program bagi PKRT asalkan ada data Badan PP kota Makasar 2008 2010 - Janji gubernur akan memberikan bantuan bagi kelompok perempuan Badan PP Provinsi Sulsel Jatim Factor Penyebab Perkawinan Dini Sosial & Budaya Di daerah tapal kuda Jatim biasanya anak perempuan lebih cepat dinikahkan karena factor budaya dan ekonomi di daerah tersebut Daerah pedesaan (Tapal kuda, Pamengkasan), usia 14 tahun bagi perempuan dan belum menikah dianggap sebagai perawan tua, sehingga orang tua akan menikahkan anak-anak mereka di usia muda, bahkan asumsi yang berkembang “ menjadi janda jauh lebih laku dibandingkan menjadi perawan tua”. Hasil pemantauan badan pemberdayaan perempuan Jatim, pernikaan dini terjadi karena beberapa factor antara lain, pergaulan bebas,tehnologi seperti hp,internet, lingkungan yang mengarah kepada hal-hal yang negatif. Bahkan menurut TP2TP kabupaten Gresik hampir setiap hari ada laporan anak perempuan yang hamil diluar nikah. Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Beberapa fenomena sosial di lingkungan Surabaya. Seperti daerah Joyoboyo 3 terjadi tradisi membuat keduri (acara) yang secara tidak langsung menjadi ajang perlombaan antar keluarga, jika tetangga mereka membuat acara maka mereka juga ingin melakukan hal yang sama. Salah satunya melalui perkawinan anak-anak mereka (mantuan), para keluarga tersebut bahkan telah mengangap anak mereka yang duduk di bangku SMP dan SMU telah dewasa dan siap untuk dinikahkan. Budaya masyarakat di daerah Madura pedalaman, jika anak perempuan mereka telah dilamar, pantang bagi mereka untuk menolaknya. Ekonomi Hasil road show badan PP Jatim ke sekolah-sekolah, pengakuan kepala sekolah, fenomena kenakalan remaja membuat anak-anak perempuan harus dinikahkan akibat hamil, kasus ini banyak terjadi dikeluarga miskin, dampaknya semakin menguatkan kemiskinan masyarakat. Pengalaman BPS saat melakukan survey di beberapa daerah di Pamengkasan pedalaman, cukup banyak anak SMP dan SMU telah menikah, dengan latar belakang sama yaitu dari keluarga miskin. Sebagian ortu mendorong anak-anak mereka menikah lebih cepat sekaligus akan lepas tangan jika anak mereka sudah menikah dengan asumsi anak perempuan mereka telah ada yang menangung. Dampak Perkawinan Dini Pendidikan & Tenaga Kerja Data pendukung argumentasi ini belum ada, tetapi perkawinan dini menyumbang turunnya angka partisipasi sekolah, pernikahan dini membuat anak putus sekolah bahkan jika siswi hamil, pihak sekolah secara otomatis mengeluarkan siswa tersebut. Peningkatan kemiskinan, pasangan menikah muda sulit mencari pekerjaan karena tidak ada ijazah Kesehatan Perkawinan dini meningkatkan resiko pendarahan, melahirkan dengan berat lahir kurang (kurang 2,5kg), menjadi salah satu penyebab tingginya angka AKI dan AKB. Berat bayi lahir rendah salah satu penyebabnya karena usia ibu masih sangat muda, kemampuan mengolah ASI cukup sulit pada akhirnya bayi mudah kedinginan dan membiru. Ketidaktahuan ibu terhadap pola asuh anaknya sehingga mengakibatkan gizi kurang. Biasanya pola yang ada menurut dinas kesehatan, perempuan menikah muda, maka anak mereka banyak di asuh oleh nenek yang memberikan susu botol kepada cucu/anak mereka. Bisa terjadi keguguran pada usia kurang dari 20 minggu 3 Kasus yang diceritakan oleh staff badan pemberdayaan perempuan Jatim Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Timbulnya kesulitan persalinan, yang disebabkan karena factor dari ibu, bayi dan proses persalinan Kelainan bawaan, yaitu kelaianan atau cacat yang terjadi sejak dalam proses persalinan. Program/Kebijakan di Daerah Dinas kesehatan Memberikan program-program sosialisasi berbentuk pemahaman terhadap ibu hamil dan pasca melahirkan. Selain itu dinkes memiliki program sosialisasi remaja dengan mengandeng PKK + BKKBN + dinas pendidikan dengan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, remaja masjid. Program ini telah dilaksanan sejak tahun 2000 Dinkes bekerjasama sama dengan kanwil agama melakukan sosialisasi perkawinan. satu sisi kanwil agama mengatakan bahwa jika sudah tidak ada jodoh tidak baik untuk ditolak. Sehingga pasca menikah muda biasanya pasangan akan segera memiliki anak. Dinkes kemudian bekerjasama dengan KUA (petugas perkawinan) dimasing-masing kecamatan untuk melaksanakan sosialisasi dengan perubahan kata dari “Penundaan Kehamilan” menjadi “ Memperpanjang Bulan Madu”. Sosialisasi ini disampaikan oleh tokoh-tokoh agama sehingga bisa diterima oleh masyarakat. Perubahan tema sosialisasi ini untuk menghindari keluarga-keluarga kaya yang menginginkan cucu lebih cepat tetapi tersingug jika mereka dianggap tidak mampu membiayai kehidupan rumah tangga anak mereka. Jika tanggapannya positip maka dinas kesehatan baru masuk pada penjelasan KB. Selama ini hambatannya saat mertua atau orang tua yang menginginkan lebih cepat punya cucu tetapi anak perempuan mereka belum siap. Masih bekerjasama dengan KUA, dinas kesehatan membuat kegiatan kursus pengantin dan juga penerbitan buku saku yang berisi kumpulan doa dan tips kesehatan bagi pengantin. Dinas Pendidikan Dinas pendidikan memiliki program yang ditujukan bagi kelompok perempuan, dan memberikan kursus bagi anak-anak putus sekolah supaya mereka memiliki kemandirian. Beberapa pelatihan yang diberikan antara lain selam, servis hp, printing, dll. Dinas Koperasi Memberikan short course bagi masyarakat umum, metode pendaftarannya menggunakan website dinas koperasi atau datang mendaftar langsung ke dinas koperasi. Semua bisa mendaftar baik perempuan maupun laki-laki. Dinas koperasi Jatim juga memberikan bantuan bagi koperasi wanita, jumlah bantuannya sebenar Rp. 25 juta perkelompok. Dimana masing-masing kelompok berjumlah 20 orang. Dan perempuan yang bisa mendapatkan bantuan adalah yang telah tergabung kedalam kelompok koperasi tersebut. Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Kaltim Factor Penyebab Perkawinan Dini Trafficking Factor ekonomi Factor rendahnya pendidikan keluarga Dampak Perkawinan Dini Pendidikan & Tenaga Kerja Perkawinan Dini menyebabkan kasus – kasus kekerasan keluarga dan impaknya pada perceraian di usia muda sekaligus menambah jumlah PKRT Banyak anak putus sekolah paska menikah di usia dini Dengan meningkatnya perkawinan dini dan putus sekolah, otomatis pekerja yang berasal dari anak dibawah umur juga meningkat, kondisi itu satu sisi bertentangan dengan UU perlindungan anak. Anak-anak perempuan di Kaltim lebih banyak bekerja di perkebunan sawit, beberapa perusahaan membuat diskriminasi pada anak perempuan yang sudah bekerja tetapi di anggap belum bekerja, sehingga mereka tidak mendapatkan fasilitas dari perusahaan. Kasus-kasus trafficking banyak terjadi di Kaltim Kesehatan Perempuan yang tidak memiliki suami menurut dinas kesehatan tidak mendapat layanan Jampersal (jaminan pelayanan persalinan) karena harus menyertai KK dan kartu suami istri – akan di cek informasinya. Tetapi untuk kasus-kasus pelecehan dan pemerkosaan pada anak perempuan, mereka wajib mendapatkan layanan kesehatan gratis karena itu adalah perlakuan khusus. Program/Kebijakan di Daerah Dinas kesehatan Dinas kesehatan melakukan sosialisasi bagi calon pengantin bekerjasama dengan kanwil agama. konten sosialisasi antara lain tentang KDRT, Kesehatan reproduksi, dll Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Untuk mengurangi AKI dan AKB, Dinkes juga focus pada PKPR yang ditujukan bagi seluruh petugas puskesmas. Pelatihan ini dimaksudkan agar petugas puskesmas bisa memberi informasi tentang kekerasan akibat perkawinan dan bagaimana remaja siap menghadapi perkawinan. sayangnya, target tersebut belum focus dilaksanakan ditingkat kecamatan BKKBN Memiliki pelatihan konselor remaja salah satu tujuan mereka adalah menghindari kasus-kasus seksualitas bebas. Pelatihan ini sendiri mentargetkan bahwa remaja akan berkosultasi dengan teman sebayanya. Program ini masih di level provinsi belum sampai kecamatan Bapermas Badan PP Kaltim memiliki komisi anak bermasalah, dan beberapa forum anak di level SLTP dan SLTA sebagai media diskusi. Komisi anak bermasalah ini juga memfasilitasi anak-anak yang bermasalah tetapi tetap memiliki keinginan bersekolah maka Badan PP bisa membantu memfasitasi. Salah satunya dengan memasukkan mereka ke sekolah alam atau sekolah paket, atau sekaligus memindahkan anak tersebut ke sekolah lain yang berada di pinggiran/jauh dari lokasi sebelumnya. Salah satu kasus anak bermasalah adalah hamil akibat pemerkosaan, dll. Badan PP memiliki kegiatan bagi anak korban trafficking yang bekerjasama lintas kepolisian, kejaksaan, dll. Anak-anak korban trafficking tersebut biasanya diberi pendampingan secara phisikologis. Bapermas memiliki kegiatan sosialisasi bagi calon pengantin, kegiatan ini sudah dilaksanakan selama 1 tahun bekerjasama dengan kanwil agama, kontennya Kesehatan reproduksi, hak-hak anak, dll. Kegiatan ini telah dilaksanakan di 7 kabupaten Bapermas juga komit melakukan sosialisasi untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap pemberian layanan di kesehatan, pendidikan dan tenaga kerja. Dinas Kependudukan & Tenaga kerja Memiliki sosialisasi untuk penerbitan akte perkawinan dan kemudian berkorelasi dengan akte lahir. Bahkan dinas kependudukan untuk mendorong masyarakat sadar terhadap kepemilikan administrasi yang sah, mereka membuat slogan “ Tanpa akte kami anggap anda tiada” Di level kelurahan, kasus pernikahan dini semakin berkurang, walaupun beberapa kasus di kelurahan/desa yang melakukan pernikahan siri jika usia mereka belum mencapai usia 16 tahun, atau meminta ijin pengadilan (dispensasi) jika umur pasangan kurang dari ketentuan UU. Walaupun pasangan menikah siri, mereka bisa meminta surat nikah melalui pengadilan, hal ini terhubung dengan status anak mereka, apakah bisa di sah kah atau tidak, bisa saja pengadilan merekomendasikan untuk menikah lagi. Proses yang harus di lewati, pertama, pasangan harus ke kanwil agama kemudian akan di rekomendasikan menuju pengadilan, jika anak dari pasangan tersebut disahkan maka mereka tidak perlu menikah ulang, tetapi jika tidak di sahkan maka mereka harus menikah ulang. Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Saat ini dengan sistim administrasi terbaru yaitu e-KTP maka pencatatan kependudukan semakin baik maka meminimalkan manipulasi umur pasangan kawin dan manipulasi daerah tempat tinggal. Dinas tenaga kerja mengatur pekerja anak di bawah umur, dan jika terjadi akan menyerahkan bimbingannya kepada masing-masing instansi terkait. Anak di bawah umur bukan tidak boleh bekerja, tetapi harus memenuhi syarat-syart dari perlindungan anak dengan standar ILO. Dinas Sosial Dinas sosial memiliki panti yang memberi keterampilan bagi perempuan, salah satunya korban trafficking. Panti tersebut memberikan beberapa usaha produktif seperti salon, menjahit, dll. NTB Factor Penyebab Perkawinan Dini Sosial dan Budaya Pandangan bahwa perempuan setelah akil balik atau berusia 12 tahun sudah bisa menikah Masyarakat Lombok memiliki budaya kawin lari atau dikenal dengan istilah “ Merarik”. Tradisi ini biasa dilakukan oleh anak-anak di usia sekolah, jika ada anak perempuan dilarikan oleh laki-laki maka konsekwensinya perempuan tersebut harus menikah. Adat di Lombok diangap sebagai salah satu penyumbang legalisasi pernikahan dini atau tradisi merarik tadi, walaupun pemahaman adat yang benar tidak seperti praktek yang saat ini dilakukan oleh masyarakat. Tetapi pemangku adat secara tidak langsung harus meresmikan perkawinan tersebut, walaupun perempuan akan menjadi istri ke-2 atau ke – 3 dari laki-laki yang melarikannya tersebut. Tokoh desa, adat dan agama sering kali menjadi pelaku yang melegalkan kondisi tersebut Orang tua pasangan seringkali pasrah dan setuju dengan tindakan merarik tersebut. Ekonomi Keluarga dari kalangan miskin, seringkali mendorong anak perempuan mereka bisa menikah dengan tokoh adat, agama atau dari kalangan kaya untuk membantu beban keluarga. Dalam tradisi masyarakat dipedesaan, keluarga miskin akan sangat terbantu menaikkan status keluarga mereka saat anak perempuan mereka menikah dari kalangan status yang berbeda dari keluarga mereka anak perempuan dari keluarga miskin, seringkali tidak melanjutkan pendidikan mereka karena tidak memiliki biaya dan pada akhirnya mereka berorentasi menikah Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Administrasi Penerimaan masyarakat menerima tradisi merarik membuat pasangan seringkali terlupa bahkan sengaja tidak membuat surat nikah dan kemudian terus berdampak tidak memiliki surat cerai, KK dan akte bagi anak mereka. Cukup banyak masyarakat melakukan prilaku yang sama sehingga pasangan yang baru menikah pun, seringkali mengabaikan hal yang sama. Testimoni Leni (nama samaran) berusia 13 tahun dinikahkan secara paksa oleh seorang laki-laki berusia 20 tahun dengan cara kawin lari (merari)4. Setelah proses pernikahan keduanya, tanpa ada penyebab yang jelas hanya 1 hari setelah perkawinan mereka, Leni diceraikan oleh suaminya dan dikembalikan kerumah orang tuanya. Kasus ini kemudian dibawa hingga kedesa dengan memanggil keluarga dari kedua belah pihak. Merujuk dari kasus ini akhrnya desa mengeluarkan awiq-awiq perceraian, jika menyalahi awiq-awiq akan dikenakan denda desa. Program/Kebijakan di Daerah Desa Beberapa desa telah membuat aturan desa terkait dengan keharusan orang tua mendaftarkan perkawinan anak mereka untuk mendapatkan surat nikah Awiq-awiq perceraian dengan penetapan denda jika dilanggar BP3AKB Telah melakukan advokasi dan sosialisasi kepada Toga, Toma, aparat desa dan kelompok remaja. Tetapi belum ada monitoring dampak advokasi terhadap perubahan prilaku masyarakat yang dibuat oleh NTB Mendorong pencapaian indikator kinerja BP3AKB dimana usia kawin di NTB tahun 2011 targetnya adalah pada usia 21 tahun dan saat ini berada di posisi 20.4 tahun. BP3AKB tidak memiliki data pernikahan dini dibawah 16 tahun Program bina ketahanan remaja (PIKER) pusat informasi konseling dan esukasi bagi remaja yang dibentuk oleh remaja sekaligus konselornya berasal dari remaja. 4 Metode merarik bisa dilakukan dengan berbagai cara , antara lain perempuan di ajak oleh teman perempuannya kesuatu tempat, dan setelah di lokasi tersebut sudah menunggu laki-laki yang akan menikahkannya itu sekaligus membawanya kerumah saudara laki-laki tersebut dan menunggu hingga esok hari untuk melaporkan bahwa perempuan tersebut sudah akan dinikahi oleh laki-laki tersebut. Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014 Bekerjasama dengan kanwil agama melakukan sosialisasi kepada aparat desa se-NTB. Sebagai tindak lanjut awiq-awiq yang telah dibuat oleh desa/kelurahan. Kesehatan Program PKPR yaitu pelayanan kesehatan peduli remaja yang mengkafer kegiatan KIE, pelayanan, konseling KIE, pendidikan keterampilan hidup sehat pada remaja, pendidikan keterampilan konselor sebaya agar mereka tidak salah mengartikan kesehatan. Program PKRTE yaitu pelayanan kesehatan reproduksi esensial terpadu yang responsif gender. program ini lintas dinas. Dinas Sosial Kegiatan untuk remaja putus sekolah dan pembinaan dala rangka penguatan remaja yang putus sekolah Rekomendasi Pendampingan terhadap anak-anak terhadap media sosial dan internet Pembagian wilayah kerja bagi program-program yang sama, karena beberapa program saat ini hampir sama dilakukan oleh beberapa dinas (Dinkes, BKKBN, BP3AKB) sehingga lebih efektif dan efesien. Memperketat syarat pengajuan pernikahan dan perceraian di level desa/kelurahan sehingga bisa terdektesi jika ada pernikah informal Syarat perceraian yang harus didengar oleh saksi (1 saksi laki-laki dan 2 saksi perempuan), saat ini tidak banyak diterapkan karena laki-laki melakukan perceraian melalui media SMS, atau telpon bahkan ditinggal tanpa ada kabar apapun. Mendorong tertib administrasi dalam konteks pernikahan ataupun perceraian non formal di NTB Pernikahan tanpa ijin KUA dan tidak dicatatkan harus tetap dilindungi dari level desa/kelurahan Memfasilitasi penyusunan awiq-awiq desa dengan mengawal penyusunannya sehingga melindungi perempuan dan anak sperti pelarangan kawin lari, pernikahan dini, poligami. Pengaturan desa tentang mengurus/mendaftarkan perkawinannya melalui KUA untuk bisa mendapatkan kartu keluarga. Hasil FGD Pendewasaan Usia Kawin 2014