MODUL PERKULIAHAN Human Relations Mendengar dan Merespon dalam Human Relations Fakultas Program Tatap Studi Muka Fakultas Ilmu Hubungan Komunikasi Masyarakat Abstract 12 Kode MK Disusun Oleh DC 170-1 Amin Shabana, M.Si Kompetensi Memberikan pemahaman tentang hubungan Human Relations Mahasiswa mengetahui dengan Komunikasi Kelompok pemahaman yang mendasar terkait Human Relations dan Komunikasi Kelompok Pendahuluan Dale Carnegie dalam 9 Principles of Human Reltion menempatkan ketrampilan mendengar mendahului ketrampilan berbicara. Sebab jika seseorang terlebih dahulu mendengar maka dia dapat memahami dan mengenal siapa lawan bicara, apa keinginannya, apa obsesinya, dan apa suka dukanya. Ketika giliran berbicara, kita dapat berbicara tentang hal-hal yang dia sukai sesuai kebutuhannya. Dengan demikian, hubungan kita akan semakin dekat. Kemampuan mendengar menjadi faktor penting dalam komunikasi dan human relation untuk membangun hubungan antar manusia. Ketrampilan mendengar telah menjadi ajang penelitian dan pembelajaran para tokoh dan peneliti dunia, baik di bidang komunikasi, organisasi maupun manajemen. Jack Welch sendiri mengatakan bahwa tugas utama dari seorang pimpinan adalah mendatangi dan mendengarkan bawahannya. Delapan puluh persen tugas seorang CEO adalah berinteraksi bersama anak buahnya dari segala level, dan banyak mendengar dan menyimak. Sebenarnya, apa tujuan dasar dari mendengar? Pengertian Steven Covey membedakan dengan tegas mendengar untuk menilai atau mendengar untuk memahami. Mendengar untuk menyimpulkan atau mendengar untuk mengenal orang lain, tanpa memberikan kata-kata penilaian, anda beginim kamu begitu, kamu ini atau itu. Mendengar untuk menilai atau menyimpulkan sepotong-potong hanya memperburuk hubungan. Memahami orang lain, tidak serta-merta membuat kita setuju dengan orang lain. Kita bisa memahami jalan pikiran orang lain meskipun kita tidak setuju dengan dia. Lima Level Mendengar Menurut ahli komunikasi, termasuk Steven Covey sendiri, sebenarnya ada lima tingkat ketrampilan mendengar yaitu: 1. Mendengar acuh. Hanya mendengar secara fisik, tapi sedikitpun tidak masuk ke pikiran orang yang mendengar. ‘14 2 Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Mendengar pura-pura. Sikapya seolah-olah mendengar, padahal pikiran dia tidak sedang dalam situasi pembicaraan yang sedang berlangsung. 3. Mendengar selektif atau otobiografis, yaitu mendengar berakhir dengan penilaian dan tuduhan. Sebab si pendengar langsung membandingkan jawaban orang lain dengan dirinya sendiri, dan tentu saja dirinya yang benar. 4. Mendengar dengan sungguh-sungguh, sering disebut dengan simpati. Berakhir dengan pemahaman yang mendalam. 5. Mendengar dengan telinga, mata dan hati, sering disebut mendengar dengan empati. Berakhir dengan sebuah tindakan konkrit positif dari si pendengar untuk merespon pemahamannya yang mendalam. Pengertian Komunikasi Kata atau istilah komunikasi secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis yang memiliki makna ‘berbagi’atau ‘menjadi milik bersama’. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini actor utama dalam berkomunikasi adalah manusia. Ruben dan Steward (1998:16) menyatakan bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Proses komunikasi di dalamnya melibatkan berbagai unsur yang saling terkait satu sama lain. Unsur-unsur atau komponen-komponen komunikasi itu adalah: 1. Source (sumber), bisa berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya. 2. Komunikator, yaitu berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi (pers) dan sebagainya. ‘14 3. Pesan, yaitu keseluruhan daripada yang disampaikan oleh komunikator. 4. Saluran (channel), yaitu bisa berupa panca indera atau media massa. 3 Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Komunikan, yaitu penerima pesan. 6. Effect (hasil), yaitu hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan komunikator. Rintangan Komunikasi Gangguan (noise) dapat didefinisikan setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini bisa berupa inferensi statis atau suatu panggilan telepon, musik yang hingar bingar disebuah pesta, atau sirene di luar rumah. Sementara Cangara mencatat tujuh hal yang dapat mengganggu proses komunikasi, yaitu: 1. Gangguan teknis, terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan. Misalnya gangguan pada stasiun televisi atau radio, gangguan jaringan telepon, dan sebagainya. 2. Gangguan semantik, yakni gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan bahasa yang digunakan. Misalnya: (1) kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu, (2) bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima, (3) struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima, (4) latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan. 3. Gangguan psikologis, terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya, rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna. 4. Rintangan fisik atau organik, yaitu rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis, misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak ada sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transfortasi, dan sebagainya. Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik juga bisa diartikan karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indera pada penerima. ‘14 4 Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Rintangan status, yaitu rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara perserta komunikasi. Misalnya, adanya jarak antara senior dan junior, atasan atau bawahan. Perbedaan ini pada gilirannya menuntut perilaku komunikasi yang selalu memperhatikan kondisi dan etika yang sudah membudaya dalam masyarakat, yakni bawahan cenderung hormat kepada atasannya, mahasiswa cenderung manut kepada dosennya, dan seterusnya. 6. Rintangan kerangka berpikir, yaitu rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan antara peserta komunikasi berbeda. Semakin jarak perbedaan ini lebar, maka komunikasi yang dibangun semakin kurang bagus atau lancar. Sebaliknya semakin perbedaan diantara pesrta komunikasi ini kecil atau bahkan tidak ada, maka komunikasi semakin lancar dan efektif. Schramm, menyatakan bahwa field of experience atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya kominikasi. 7. Rintangan budaya, ialah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Di negara-negara sedang berkembang masyarakat cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki kesamaan dengan dirinya, seperti bahasa, agama dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Komunikasi Efektif Pesan (Message) Pesan (Message) adalah komunikasi tertulis, liasn ataupun non verbal yang transmisikan oleh pengirim kepada audience. Perkataan, nada, metode pengorganisasian, kekuatan alasan (argumen) anda dan pengaruh emosional, yang anda pilih untuk dikomunikasikan dan apa yang anda pilih untuk ditinggalkan, dan gaya presentasi anda adalah bagian dari pesan. Pesan mempunyai komponen intelektual dan emosional. Melalui penggunaan alasan dan ‘14 5 Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bukti kita berusaha menginformasikan atau meyakinkan. Melalui penggunaan emosi atau “motivasional appeal”, kita berusaha untuk membangkitkan perasaan, perubahan pikiran dan mendorong aksi Pesan yang tidak focus dan tidak terorganisir dengan baik, menggunakan bahasa atau nada yang tidak layak atau berisi kesalahan-kesalahan teknis dalam penulisannya, menciptakan masalah-masalah komunikasi. Bahasa yang diucapkan yang berisi bahasa “Prokem” atau terlalu sering diselingi “Ums”,..”Iya … kan”dan lain-lain akan mengurangi pengaruh dari pesan itu sendiri. Begitu pula pada surat memo dan laporan dengan menggunakan format yang salah ataupun dengan format yang tidak kita kenal akan membuat komunikasi sulit untuk dimengerti. Saluran (Channel) Setiap pesan ditransmisikan melalui saluran-saluran dimana pesan dari pengirim dan pesan dari penerima berkomunikasi (berinteraksi). Medium tersebut dapat berupa : Face to face communication (komunikasi tatap muka) Telephone Radio, televise, surat kabar, dll Pesan tertulis disampaikan dalam bentuk : Surat Memo, dan Laporan Perkembangan teknologi memungkinkan pengembangan media komunikasi lebih lanjut seperti : Komputer dengan internet (interactive media) Video conferences Electronic mail (e-mail) Voice mail Fax machine Sehingga pemilihan saluran komunikasi yang benar dan tepat menjadi sangat penting dari sebelumnya. ‘14 6 Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gangguan Pada Saluran (Channel Barriers) Sebagaimana tela dikemukakan di atas, menurut ahli teori komunikasi, gangguan (noise) adalah segala sesuatu yang mengganggu dalam transmisi pesan sehingga dapat berpengaruh sebaliknya seperti merubah arti pesan. Physical noise (gangguan fisik) dapat berupa gangguan suara lingkungan seperti sirine dll yang dapat mengganggu seseorang untuk mengdengarkan dengan baik. Dalam pesan tertulis, physical noise dapat berupa halaman yang tercetak dengan buruk atau kertas yang buram sehingga sulit untuk menangkap pesan. Semantic noise terjadi bila pembicara dan pendengar membicarakan sesuatu hal dengan arti yang berbeda seperti orang yang berbicara dengan bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau kompleks terminology yang tidak dimengerti oleh pendengar. Penerima (Receiver) Penerima adalah audience kepadanya pesan diarahkan. Sebagai aturannya, penerima dalam memasuki setiap transaksi komunikasi mempunyai perasaan dan satu set opini atau konsepsi sebelumnya (frame of reference) yang mempengaruhi bagaimana mereka merespon pesan. Komunikator yang berhasil memperhitungkan kebutuhan ini dan menggunakannya sebagai poin awal dalam usahanya untuk menginformasikan atau mempengaruhi/membujuk. Semua audience pada dasarnya ”selfish” dalam arti mereka bereaksi kepada pesan dengan pertanyaan dasar yang bersifat self-center, “Bagaimana ini dapat membantu saya”. Sebagai contoh kustomer menginginkan surat anda menjawab masalah kreditnya, seorang supervisor mengharapkan laporan anda yang berisi rekomendasi untuk proyek yang baru dll. Kebutuhan ini menentukan keinginan audience dan respon audience. Gangguan Pada Sipenerima (Receiver Barriers) Ketika audience mempunyai kemampuan mendengar dan membaca yang buruk, komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik. Audience anda mungkin tidak akan memperhatikan pesan-pesan anda sebelum nilai-nilai pesan tersebut menjadi jelas. Ini terjadi jika audience anda tidak punya kemauan untuk menemukan keinginan dalam pesan yang tampaknya tidak ‘14 7 Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menarik, dan tidak punya komitmen untuk memperhatikan dan menagtasi kesan pertama. Umpan Balik (Feedback) Feedback terdiri dari pesan-pesan yang dikirimkan kembali oleh audience kepada pengirim (sender). Feedback dapat menyebabkan pengirim merubah presentasi pesan atau membatalkan keseluruhannya. Karena feedbacknya buruk, maka komunikator bisa menghentkan presentai atau komunikasinya. Gangguan Pada Umpan Balik (Barriers to Feedcak) Keadaan yang tidak mendukung iklim berdiskusi membuat tidak mungkin bagi pegawai/masyarakat memberikan umpan balik yang jujur dan terbuka atas apa yang mereka dengar dan baca. Umpan balik mungkin saja diberikan terlambat ataupun tidak layak. Ini dapat terjadi karena umpan balik yang diberikan tidak mengenai isu-isu utama (key points) melainkan pada hal-hal yang tidak berkaitan misalnya karakter seseorang atau hal-hal lain yang tidak penting. Umpan balik sering dikomunikasikan secara non-verbal seperti ekspresi wajah, gerakan dan suara. Pada kenyataannya, tanda-tanda non-verbal tersebut seringkali mengisyaratkan pesan-pesan yang kuat dari pada kata-kata. Konteks (Context) Konteks mengacu pada situasi dimana komunikasi terjadi dan setiap faktor mempengaruhi transmisi pesan. Konteks bisa merupakan sesuatu didalam suatu lingkungan misalnya, lingkungan kantor ataupun sesuatu yang lebih besar misalnya, budaya. Contoh faktor-faktor lingkungan adalah : Kesempatan dimana pesan sangatlah dibutuhkan (Pemerintah meminta sebuah proposal). Perilaku teman kerja terhadap teman kerja yang lain (Pegawai yang tidak saling menyukai satu sama lainnya akan mempersulit komunikasi). Banyaknya orang yang terlibat dalam komunikasi pesan (rapat dengan tujuh orang akan mempunyai dinamika komunikasi yang berbeda dengan rapat yang dihadiri oleh dua orang). ‘14 8 Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Banyaknya inforamsi yang saling berkompetisi untuk mendapatkan perhatian (Manajer yang mempunyai tiga proyek yang harus diselesaikan segera akan mempunyai respon yang berbeda terhadap sebuah memo dengan seorang manajer yang mejanya bersih). Budaya, dalam lingkup yang lebih besar, meliputi Budaya Perusahaan, Masyarakat dan Budaya Nasional dan juga Budaya Internasional. Perbedaan budaya, sebagai contoh diekspresikan dengan gaya bekerja yang berbeda-beda yang mempengaruhi peraturanperaturan komunikasi yang tidak tertulis. Gangguan pada konteks (contextual barriers) Information Overload Panerima menerima begitu banyak pesan dari berbagai sumber. Terlalu banyak informasi dan sedikit waktu untuk menyerapnya menyebabkan penerima beranggapan tidak satupun pesan yang diterima layak untuk mendapatkan perhatian. Sekian artikel tentang Pengertian, Proses, dan Rintangan Komunikasi Menurut Ahli. Semoga bermanfaat. Mendengar dan Merespon Berbeda Mendengarkan, yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan terhadap pembicaraan konseli adalah mendengarkan dan memahami seluruh pesan-pesan konseli, memelihara perhatian yang terpusat pada konseli, serta mengarahkan diri terhadap apa yang telah dinyatakan oleh konseli. 1. Kemampuan effective listening konselor, klien dapat mengekspresikan apa yang harus diekspresikannya baik melalui kata, perasaan dan tingkah laku. 2. Effective listening bukan sikap diam sammbil memikirkan informasi yang disampaikan 3. Effective listening merupakan upaya untuk memahami: ‘14 9 Kata-kata yang diucapkan konseli Perasaan dibalik kata-kata konseli Ekspresi wajah dan tingkah laku konseli Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Effective listening sama dengan discipline listening Kesadaran dan sensitivitas konselor terhadap sikapnya sendiri yakni mendorong konselor agar konseli mengekspresikan kata-kata, perasaan secara wajar. Kemampuan untuk menangkap inti kata-kata yang diucapkan konseli secara obyektif Kemampuan konselor menahan diri dari dorongan untuk berkata-kata lebih banyak/sebelum waktunya Merespon Memberikan respon yang baik dan positif respon konselor dikatakan tepat dan positif bila bahasanya jelas, singkat dan tepat, tidak memakai kata-kata “tapi”. “namun” karena dapat melemahkan posisi konseli. Respon yang tepat dan positif bagi konseli menjadi respon yang menerima dengan baik dan berdampak positif. Respon yang tepat dan positif akan menciptakan suasana yang kondusif dengan: Warmth (kehagatan) Support (dukunan) Genuineness (kemurnian) Stimulating (menstimulir) Ciri-ciri respon yang tepat dan positif misalnya juga bila menjadikan klien senang sehingga dapat mendorongnya untuk berbicara lebih banyak tentang masalahnya dan dapat membantu klien mendalami perasaan yang berhubungan dengan measalahnya. Ini dapat mengarahkan klien untuk mengubah sikap, pandangan, kebiasanaan dan tingkah laku yang menyebabkan timbulnya masalah. ‘14 10 Human Relations Amin Shabana,M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id