Definisi, Pengertian dan Sifat Kebudayaan

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Human Relations
Kebudaayan dan Human Relations
Fakultas
Program
Tatap
Studi
Muka
Fakultas Ilmu
Hubungan
Komunikasi
Masyarakat
Abstract
10
Kode MK
Disusun Oleh
DC 170-1
Amin Shabana, M.Si
Kompetensi
Memberikan pemahaman tentang hubungan Human Relations Mahasiswa mengetahui
dengan Kebudayaan
pemahaman yang
mendasar terkait Human
Relations dan
Kebudayaan
Definisi, Pengertian dan Sifat Kebudayaan
Istilah kebudayaan merupakan tejemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata
culture berasal dari bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk
pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk
mengola dan mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai
culture.
Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan akal. Kamus besar
Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin
(akal budaya) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat – istiadat.
Berikut akan dijelaskan beberapa pengertian Kebudayaan yang dikemukakan oleh para
ahli:
1.
Pengertian Kebudayaan Menurut Ahli Dalam Negri
a.
Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985: 180): Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
dari manusia dengan belajar.
b.
Ki Hajar Dewantara: Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup
dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
c.
Arkeolog R. Seokmono: Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa
benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
d.
Effat al-Syarqawi: kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu bangsa/masyarakat yang
tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai
yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam,
bebas dari kontradiksi ruang dan waktu
‘14
2
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
e.
Parsudi Suparlan: Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya
f.
Sutan Takdir Alisyahbana: Kebudayaan merupakan manifestasi dari cara berfikir.
g.
Dr.Moh.Hatta: Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
h.
Mangunsarkoro: Kebudayaan adalah segala yang merupakan hasil kerja jiwa manusia
dalam arti yang seluas-luasnya
i.
Drs.Sidi Gazalba: Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan
suatu ruang dan suatu waktu.
j.
Djojodigono (1958): kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan
rasa.
2.
Pengertian Kebudayaan Menurut Ahli Luar Negri
a.
Edward B. Taylor: Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
b.
M. Jacobs dan B.J. Stern: Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk
teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan
warisan social.
c.
Dr. K. Kupper: Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan
pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun
kelompok.
d.
William H. Haviland: Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki
bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
e.
Francis Merill

Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social

Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai
anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
f.
Bounded et.al: Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan
transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa
‘14
3
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara
para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat
di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam
itu.
g.
Mitchell (Dictionary of Soriblogy): Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan
tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah
memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.
h.
Robert H Lowie: Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari
masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan,
keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan
masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
B.
Sifat Kebudayaan
Budaya memiliki sifat universal, artinya terdapat sifat-sifat umum yang melakat pada
setiap budaya, kapan pun dan dimana pun budaya itu berada. Sifat-sifat itu adalah sebagai
berikut:
1.
Budaya adalah Milik Bersama
Budaya adalah milik Masyarakat pendukung budaya yang bersangkutan. Budaya
bukanlah milik perseorangan. Dalam catatan-catatan etnografi, tidak pernah ditemukan
budaya si Anu atau Pak Anu. yang ada adalah Budaya suku bangsa X, budaya masyarakat
bangsa Y, budaya Nasional dan seterusnya.
William A.Haviland mendefenisikan budaya sebagai seperangkat peraturan atau
norma yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakatnya. Apabila peraturan atau norma
tersebut dilaksanakan atau dipatuhi, akan melahirkan perilaku yang oleh anggotanya
dipandang layak dan diterima. Adapun masyarakat didefenisikan sebagai sekelompok orang
yang mendiami suatu daerah tertentu, yang secara bersama-sama memiliki tadisi budaya
yang sama.
2.
Budaya Berkaitan dengan Situasi Masyarakatnya
Budaya mempunyai kecenderungan untuk bertahan terhadap perubahan apabila
unsur-unsur budaya yang bersangkutan masih sesuai fungsinya dengan kepentingan
kehidupan masyarakatnya. Contohnya, Budaya Petani di Desa cenderung bertahan, tidak
‘14
4
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berubah selama pertaniannya masih memberikan kesejahteraan baginya. Budaya pun
mempunyai kecenderungan untuk berubah apabila unsur-unsurnya sudah tidak sesuai lagi
dengan fungsinya. Contohnya, karena lahan dan perkebunannya banyak tergusur untuk
pemukiman baru atau untuk proyek-proyek industri, banyak penduduk yang semula hidup
di daerah pinggiran kota (Jakarta:"udik) berurbanisasi ke kota. Akibatnya, budaya mereka
berubah, yaitu harus menyesuaikan diri dengan budaya kota.
3.
Budaya Berfungsi untuk Membantu Manusia
Bronislaw Malinowski, seorang antropologi kelahiran Polandia menyatakan bahwa
manusia mempunyai kebutuhan bersama, baik yang besifat biologis maupun psikologis.
Sudah merupakan tugas budaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Parsudi
Suparlan, seorang ahli antropologi Indonesia menyatakan bahwa budaya berfungsi sebagai
pedoman hidup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia menurut
peddington, Parsudi Suparlan mengklasifikasikan kebutuhan hidup manusia kedalam tiga
jenis:
a.
Kebutuhan Primer, merupakan kebutuhan hidup yang paling mendasar karena bertalian
erat dengan kebutuhan biologis atau kebutuhan fisik manusia. Manusia akan mati atau
punah apabila kebutuhan semacam ini tidak terpenuhi. Contoh kebutuhan primer antara
lain kebutuhan akan makanan, minuman atau kebutuhan fisik yang lain seperti kebutuhan
seksual yang bertalian dengan refroduksi. Kebutuhan akan sandang dan papan termasuk
juga ke dalam kebutuhan primer.
b.
Kebutuhan Sekunder atau Kebutuhan Sosial, yakni kenutuhan manusia untuk bergaul dan
hidup bersama.Contoh kebutuhan sekunder antara
lain: Berkeluarga, Bertetangga,
Bermasyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara. Segala bentuk pemenuhan kebutuhan
hidup manusia akan lebih mudah diperoleh melalui usaha bersama, dibandingkan dengan
usaha perorangan.
c.
Kebutuhan Integraif, yakni kebutuhan hidup manusia yang mengintegrasikan atau
memadukan seluruh kebutuhan hidupnya. Kebutuhan integratif akan terpenuhi bersamaan
dengan pemenuhan kebutuhan Primer dan Sekundernya. Pemenuhan kebutuhan integratif
mewujudkan hidup manusia yang sejahtera, aman, dan tertib, serta mampu menikmati
liburan atau rekreasi dan hiburan.
4.
Budaya Diteruskan dan Diwariskan Melalui Proses Belajar
‘14
5
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Semua budaya diteruskan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui proses belejar, bukan diwariskan secara biologis. Artinya, seorang anak tidak akan
secara otomatis pandai bicara, terampil bermain dengan sesama anak sebayanya, atau
patuh
akan
segala
tradisi
yang
terdapat
pada
lingkungan
sosial
budayanya.
Melalui proses panjang, seorang individu semenjak dilahirkan akan belajar berintegrasi
dengan lingkungan sosialnya. Ia juga akan belajar menyatukan dirinya dengan lingkungan
budayanya. Proses belajar menyatukan dirinya dengan lingkungan sosialnya disebut
sosialisasi, sedangkan proses belajar seorang individu dengan lingkungan budayanya disebut
pembudayaan atau enkulturasi.
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan
memiliki ciri dan sifat yang sma. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan
bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu memilki ciri-ciri yang sama bagi setiap
kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan.
Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi setiap budaya dimanapun juga.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut, antara lain:
1.
Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2.
Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan
mati dengan habisnya usua generasi yang bersangkutan.
3.
Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dlam tingkah laku.
4.
Budaya mencakup peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakantindakan, yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakantindakan yang diijinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila seseorang atau
sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia harus
memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada didalamnya.
Selain itu sifat-sifat dari kebudayaan adalah sebagai berikut:
1.
Etnosentis.
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing,
etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.
‘14
6
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.
Universal.
Kebudayaan universal adalah kebudayaan yang mencari jawab atas problematika
masyarakat, bukan apologi terhadap kesenian an-sich, tidak pula apriori terhadap politisasi
massa. Tetapi, lebih pada rasionalitas melihat dan menjangkau ke depan demi
perkembangan masyarakat majemuk Indonesia. Memang, kita tidak menafikan karya-karya
besar kesusasteraan yang memengaruhi masyarakat Eropa yang notabene reading mainded.
Tetapi untuk Indonesia, kebudayaan universal dituntut untuk mengempaskan diri ke
keranjang sampah masyarakatnya yang papa.
3.
Alkuturasi.
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
4.
Adaptif.
Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri. Kebudayaan
adalah sebuah keberhasila mekanisme bagi spesis manusia. Kebudayaan memberikan kita
sebuah keuntungan selektif yang besar dalam kompetisi bertahan hidup terhadap bentuk
kehidupan yang lain.
5.
Dinamis (flexibel).
Kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah atau bersifat dinamis. Tanpa
adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan
berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam kebudayaan itu
sendiri yang akan memperkenalkan variasi -variasi baru dalam tingkah-laku yang akhirnya
akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian dari kebudayaannya.
Dapat juga terjadi karena beberapa aspek dalam lingkungan kebudayaan tersebut
mengalami perubahan dan pada akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara
lambat laun menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi tersebut. Tiap masyarakat
mempunyai suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan masyarakat lain dan
kebudayaan itu merupakan suatu kumpulan yang berintegrasi dari cara-cara berlaku yang
dimiliki bersama dan kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian
kepada lingkungan tertentu.
6.
‘14
7
Integratif (Integrasi).
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap kebudayaan msyoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
C. Fungsi Kebudayaan
Fungsi kebudayaan yaitu untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan
dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya. Kebudayaan berfungsi sebagai:
1.
Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok, contohnya: norma. Normama
adalah kebiasaan yang dijadikan dasar bagi hubungan antara orang-orang tersebut sehingga
tingkah laku masing-masing bisa diatur. Norma sifatnya tidak tertulis dan berasal dari
masyarakat. Makan apabilsa dilanggar, sangsinya berupa semoohan dari masyarakat.
2.
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya, contoh: kesenian.
3.
Melindungi diri kepada alam. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat
terhadap lingkungan alamnya.
4.
Pembimbing kehidupan manusia
5.
Pembeda antar manusia dan binatang
Hasil karya "masyarakat" melahirkan teknologi atau"kebudayaan" kebendaan yang
mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi "masyarakat" terhadap lingkungan
dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur kebudayaan, yaitu:
1.
Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran
bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
3.
Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan
agar yang lain juga mengerti.
‘14
8
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.
Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu
ingin lebih.
5.
Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain
6.
Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan
bahasa universal seperti bahasa Inggris.
7.
Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
Faktor-faktor Manusia Berinteraksi
Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi sosial dengan orang lain didasari oleh
adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-sosiologis antara lain :
1. Sugesti, yaitu suatu proses pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang
kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mau mengikuti
pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berfikir panjang. Oleh karena sugesti
merupakan anjuran yang bersifat menggugah emosi spontan seseorang tersebut
tanpa sempat berfikir panjang, maka keberhasilan sugesti ditentukan oleh hal-hal
sebagai berikut :
a. Orang yang memberikan sugesti lebih berwibawa. Wibawa bisa disebabkan karena
umurnya lebih tua, lebih berpendidikan, lebih berkuasa atau sebab yang lainnya.
b. Pandangan yang diberikan lebih berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan si
penerima sugesti.
‘14
9
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Lebih berhasil bila kondisi si penerima sugesti dalam keadaan emosinya tidak
stabil. Sebaliknya orang yang emosinya stabil akan susah untuk diberi sugesti.
2. Imitasi, yaitu proses belajar seseorang dengan cara meniru orang lain baik dalam
wujud sikap (attitude), penampilan (performance), tingkah laku (behaviour), maupun
gaya hidup (life style). Melalui proses ini seseorang dapat mempelajari nilai, norma
dan peran-peran sosialyang harus dilakukan dalam masyarakatnya. Namun, sisi
negatif dari proses imitasi ini adalah munculnya tipologi manusia yang pasif karena ia
hanya meniru orang lain atau hanya sebagai pengikut dan mencontoh hasil-hasil
orang lain. Apalagi apabila yang ditiru adalah perilaku-perilaku menyimpang, maka
perilaku yang dihasilkan dari imitasi ini akan dapat menyimpang dari nilai dan norma
yang berlaku.
3. Identifikasi, yaitu proses yang berawal dari rasa kekaguman seseorang kepada tokoh
idolanya. Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya
sama atau identik dengan tokoh tersebut. Bila dibanding dengan imitasi, proses
dalam identifikasi lebih mendalam, Karena dalam identifikasi seseorang mencoba
menempatkan dirinya seperti keaadaan orang lain, atau dengan kata lain ia
mengidentikkan atau menyamakan dirinya dengan orang lain. Proses identifikasi
biasanya berlangsung dalam keadaan dimana orang yang melakukan identifikasi
benar-benar mengenal pihak yang menjadi tokoh atau idola sehingga sikap,
pandangan, serta keyakinan yang dipunyai idola tersebut ingin dimiliki dan
dijiwainya. Jadi, tidak sekadar mencontoh seperti dalam imitasi, tetapi lebih dari itu
ia ingin menjadi sama dengan idola. Misal : seseorang yang megidentifikasikan
dirinya dengan Mariah Carey atau Desy Ratnasari, maka orang tersebut akan bergaya
penampilan, potongan rambut, cara berpakaian, dan cara berbicaranya sebisa
mungkin sama dengan kedua artis idola tersebut.
4. Simpati, adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang membuatnya
merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Bila dibandingkan dengan
identifikasi, maka simpati mirip dengan identifikasi yaitu dalam hal kecenderungan
menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Namun, perbedaannya yaitu di dalam
simpati yang memegang peranan penting adalah perasaan meskipun dorongan
‘14
10
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
utamanya adalah keinginan untuk memahami dan bekerja sama dengan pihak lain
tanpa memandang kedudukan dan status.Adapun identifikasi didorong oleh
keinginan menjadi sama dengan pihak lain yang dianggap memiliki kelebihan
tertentu atau dianggap sebagai idola. Contoh dalam simpati antara lain : seseorang
yang ikut merasa iba kepada kawannya yang terbaring di rumah sakit dengan cara
menjenguk. Atau, seseorang memberikan ucapan selamat kepada teman karena ikut
merasakan senang atas keberhasilan kawannya tersebut dalam lomba baca puisi
tingkat nasional.
5. Motivasi, adalah dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan
seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi
tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional,
dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi bersifat positif karena dapat mendorong
individu berpikir kritis dan kreatif. Sebaliknya sugesti bersifat negatif karena dapat
mendorong individu berperilaku irasional. Motivasi dapat diberikan dari seorang
individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, atau kelompok kepada
individu. Wujud motivasi bisa dilihat dari berbagai contoh sikap atau perilaku.
6. Empati, hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih
menjiwai atau lebih terlihat secara emosional, misalnya jika kita melihat keluarga
atau kerabat kita terkena musibah, sikap empati membuat kita seolah-olah ikut
merasakan penderitaan akibat musibah tersebut.
HAKIKAT INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melakukan tindakan sosial terhadap
orang lain.
Tindakan sosial adalah perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang
lain untuk maksud serta tujuan tertentu.
‘14
11
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan cara dan tujuan tindakan sosial dibedakan menjadi :
a. Tindakan rasional instrumental, yaitu tindakan yang dilakukan dengan
memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contoh: tindakan memilih
program atau jurusan di SMA dengan mempertimbangkan bakat, minat dan cita-cita.
b. Tindakan rasional berorientasi nilai, yaitu tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai
dasar dalam masyarakat sehingga pelaku tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan
tindakan, yang menjadi persoalan dan perhitungan pelaku hanyalah tentang cara.
Contoh: tindakan memberi sedekah pada fakir miskin.
c. Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan
rasional. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kebiasaan dan adatistiadat. Contoh: melakukan upacara tradisi untuk melestarikan budaya.
d. Tindakan afektif, yaitu tindakan yang didasarkan pada perasaan atau emosi. Contoh:
menangis karena sedih.
Semua tindakan sosial melahirkan aksi dari seorang individu dan menimbulkan reaksi dari
individu lain. Karena adanya sifat pengaruh mempengaruhi satu sama lain, maka
tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika hubungan sosial tersebut berlangsung
secara timbal balik maka akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial.
Suatu tindakan bisa disebut sebagai interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b) Adanya komunikasi antara pelakunya dengan menggunakan simbol-simbol atau
lambang.
c) Adanya dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
d) Adanya tujuan yang akan dicapai dari hasil-hasil interaksi sosial tersebut.
B. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
‘14
12
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses interaksi sosial terjadi apabila terpenuhi dua syarat, yaitu :
1. Kontak Sosial, hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat
langsung, seperti dengan sentuhan, percakapan maupun tatap muka.
Bentuk kontak sosial adalah :
a. kontak antara individu dan individu
b. kontak antara individu dan kelompok
c. kontak antara kelompok dan kelompok
Sifat kontak sosial adalah :
a. kontak primer, yaitu kontak yang dilakukan secara langsung.
contoh : bertatap muka, saling tersenyum, bersalaman.
b. kontak sekunder, yaitu kontak yang dilakukan melalui perantara atau
penghubung.
Kontak sekunder terdiri dari dua macam yaitu :
1). Kontak sekunder langsung, yaitu kontak yang dilakukan masing-masing pihak
melalui alat tertentu, misal telepon, surat dan melihat televisi.
2). Kontak sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang dilakukan dengan
bantuan pihak lain (pihak ketiga), misal ayah menitip pesan pada ibu agar
sopir langsung menjemput ke bandara.
2. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain yang
dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain memberikan
tanggapan atau tindakan tertentu. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu tafsiran
seseorang terhadap perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan maupun gerakgerik badaniah. Komunikasi dapat diwujudkan dengan pembicaraan, gerak-gerik fisik
‘14
13
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ataupun perasaan. Disini muncullah reaksi ataupun pesan yang diterima baik itu
berupa perasaan, gerak balasan maupun pembicaraan. Saat ada aksi dan reaksi
itulah terjadi komunikasi. Karena komunikasi adalah penyampaian pesan dan
hasilnya adalah reaksi atas aksi maka komunikasi dapat bersifat positif atau negatif.
Komunikasi akan menghasilkan sesuatu yang positif atau terjadi kerjasama apabila
masing-masing pihak yang melakukan komunikasi saling memahami maksud dan
tujuan pihak lain. Di dalam komunikasi akan terjadi kemungkinan berbagai macam
penafsiran terhadap tingkah laku orang lain.
‘14
14
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
‘14
15
Human Relations
Amin Shabana,M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download