Pertemuan 12

advertisement
C. Mekanisme Kerja Pasar Modal
Bursa efek Jakarta menganut sistem order-driven
market atau pasar yang digerakkan oleh order-order
dari pialang dengan sistem lelang secara terus-menerus.
Pembeli atau penjual, yang akan melakukan transaksi
harus menghubungi perusahaan pialang.
Perusahaan pialang membeli dan menjual efek di
lantai bursa atas perintah atau permintaan (order)
investor. Akan tetapi, perusahaan pialang juga dapat
melakukan jual beli efek atas nama perusahaan itu
sendiri
sebagai
bagian
perusahaan tersebut.
dari
investasi
portofolio
Setiap perusahaan pialang mempunyai
orang yang akan memasukkan semua
order
yang
diterima
ke
terminal
masing-masing di lantai bursa. Orangorang yang bertindak untuk perusahaan
pialang
disebut
Pedagang Efek
orderorder
komputer
Perantara
(WPPE).
Dengan
Automated
Wakil
menggunakan
Trading
System
tersebut
yang
Jakarta
(JATS),
diolah
akan
oleh
melakukan
pencocokan dengan mempertimbangkan
prioritas harga
dan waktu.
Dengan demikian, sistem perdagangan di BEJ adalah
sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus-menerus
selama jam bursa. Hingga sekarang, seluruh order dari
perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam
sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Namun, saat
ini BEJ sudah mulai menerapkan akses jarak jauh atau remote
access untuk JATS sehingga seluruh perusahaan pialang bisa
langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan
dari luar Jakarta.
Perdagangan saham di pasar reguler, pasar
segera, dan pasar tunai berdasarkan pada lot
dan
waktu
yang
ditetapkan
dengan
mekanisme lelang secara terus-menerus.
Harga yang terjadi dari order dan mekanisme
pasar
lelang
sebagaimana
secara
digambarkan
terus-menerus
di
atas
merupakan dasar bagi pasar reguler. Pasar
reguler digunakan untuk menghitung indeks.
Harga yang dibentuk di pasar reguler adalah
harga saham yang diumumkan oleh BEJ ke
seluruh dunia.
Untuk melakukan transaksi di pasar reguler, investor
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Total saham memenuhi standar satu lot yakni 500
lembar, untuk saham sektor perbankan 500 lembar
per lot.
2. Pergerakan harga (fraksi) di bursa.
3. Untuk saham (ditetapkan per 20 Oktober 2000)
yaitu sebagai berikut:
a. Untuk harga saham < Rp500, ditetapkan fraksi
sebesar Rp5 dengan setiap kali maksimum
perubahan sebesar Rp50.
b. Untuk harga saham dengan rentang Rp500
sampai dengan Rp5.000, ditetapkan fraksi
sebesar Rp25, dengan setiap kali maksimum
perubahan sebesar 250.
c. Untuk harga saham Rp5.000 atau lebih,
ditetapkan fraksi sebesar Rp50 dengan setiap
kali maksimum perubahan sebesar Rp500.
4. Untuk obligasi, ditetapkan fraksi sebesar 1/16 %.
5.
6.
7.
Untuk rights, harga < Rp100, ditetapkan fraksi sebesar Rp1
dengan setiap kali maksimum perubahan sebesar Rp10, untuk
harga rights dengan rentang harga Rp100 sampai dengan
Rp1.000, ditetapkan fraksi sebesar Rp5 dengan setiap kali
maksimum perubahan sebesar Rp50, sementara untuk harga
rights di atas Rp1.000, ditetapkan fraksi sebesar Rp10 dengan
setiap kali maksimum perubahan sebesar Rp100.
Untuk waran, harga < Rp100, ditetapkan fraksi sebesar Rp 1
dengan setiap kali maksimum perubahan sebesar Rp10, harga
waran dengan rentang harga Rp100 sampai dengan Rp1.000,
ditetapkan fraksi sebesar Rp5 dengan setiap kali maksimum
perubahan sebesar Rp50, untuk harga dengan rentang antara
Rp1.000 sampai dengan Rp5.000, ditetapkan fraksi sebesar
Rp10 dengan setiap kali maksimum perubahan sebesar Rp100,
dan harga waran di atas Rp5.000, ditetapkan fraksi sebesar
Rp25 dengan setiap kali maksimum perubahan harga sebesar
Rp250.
Transaksi dilakukan berdasarkan pada harga dan prioritas
waktu (time priority).
Bursa Efek Jakarta juga memberi kesempatan kepada
pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi saham
berdasarkan negosiasi.
Transaksi dengan negosiasi ini dibedakan atas dua jenis yakni :
1.
Pasar negosiasi yaitu perdagangan dilakukan antara dua
anggota bursa;
2.
Pasar tutup sendiri yaitu perdagangan dilakukan oleh satu
anggota bursa yang melakukan order beli dan jual pada
harga dan jumlah yang sama.
Berikut, ketentuan dalam melakukan perdagangan di
pasar negosiasi:
a.
Efek yang diperdagangkan dalam bentuk saham;
b.
Fraksi harga tidak berlaku, tetapi dianjurkan
mengacu pada harga saham di pasar reguler;
c.
Untuk saham tertentu pada pasar tutup sendiri
(crossing)
dan
sudah
scripless,
harganya
ditetapkan tidak melebihi 20% batas bawah dan
batas atas dari harga penutupan (quoted price) di
pasar reguler; dan
d. Transaksi
yang
terjadi
tidak
memengaruhi
perhitungan indeks, sebagaimana dilakukan di
pasar reguler.
Dalam mekanisme pasar modal dikenal pula istilah pasar primer,
pasar sekunder, prospektus, dan indeks.
1.
Pasar Primer
Pasar yang emitennya kali pertama memperdagangkan saham
atau surat berharga lainnya kepada publik, yang biasa dikenal
dengan istilah initial public offering (IPO). Informasi tentang
emiten yang IPO dapat diketahui melalui prospektus ringkas yang
diiklankan minimal di dua harian nasional, publik ekspose atau
prospektus. Prosedur pembeliannya melalui pengisian formulir
pemesanan pembelian saham (FPPS) yang ada di underwriter
(penjamin emisi efek) atau agen-agen penjual lainnya yang
ditunjuk. Setelah pemesanan diterima baru kemudian dilakukan
penjatahan. Hal tersebut, bergantung dari jumlah permintaan yang
masuk.
Ada
dua
kemungkinan
yang
dapat
terjadi
pertama
oversubcribed yaitu minat masyarakat membeli saham baru
lebih besar dari jumlah saham yang tersedia. Kemungkinan
berikutnya, jumlah saham yang tersedia lebih besar atau sama
dengan permintaan yang masuk, (undersubscribed).
Jika
kondisi
oversubscribed
terjadi,
penjatahan
berdasarkan undian atau metode lainnya seperti pemesan
pertama mendapat prioritas lebih dahulu.
Ciri-ciri pasar primer di antaranya:
a.
Harga saham tetap;
b.
Tidak dikenakan komisi;
c.
Hanya untuk pembelian saham;
d.
Pemesanan dilakukan melaui agen penjualan; dan
e.
Jangka waktu terbatas.
2.
Pasar Sekunder
Pasar yang memperdagangkan efek setelah IPO, yaitu
perdagangan hanya terjadi antar investor yang satu dengan
investor lainnya, transaksi ini tidak lepas dari fungsi bursa
sebagai lembaga penyedia perdagangan di pasar modal.
Pembelian di pasar ini hanya pada saham yang telah beredar
berdasarkan aturan main yang telah ditetapkan pasar.
Prosedurnya investor melakukan order beli atau jual
melalui broker, kemudian broker meneruskannya ke pasar atau
bursa, jika ada order jual dan beli yang cocok maka transaksi
baru terjadi, jika tidak ada transaksi, akan menunggu sampai
adanya kecocokan atau pembatalan karena ditarik kembali atau
habisnya masa perdagangan.
Ciri-ciri pasar sekunder di antaranya:
a.
Harga berfluktuasi sesuai kekuatan pasar;
b.
Dibebankan komisi untuk pembelian dan penjualan;
c.
Pemesanan dilakukan melalui anggota bursa;
d.
Jangka waktu tidak terbatas.
3. Prospektus
Prospektus
adalah
setiap
informasi
tertulis
sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan
agar
pihak
lain
membeli
efek.
Tiap-tiap
prospektus memiliki isi yang berbeda, setiap
yang
akan
perusahaan
membeli
melakukan
memahami prospektus.
saham
atau
penawaran
obligasi
umum
orang
saat
harus
Penyusunan prospektus harus mempertimbangkan kepada hal-hal
berikut:
a.
Prospektus harus memuat semua rincian dan informasi
mengenai penawaran umum dari emiten;
b.
Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan
komunikatif;
c.
Fakta-fakta
dan
pertimbangan-pertimbangan
yang
paling
penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada
bagian awal prospektus; dan
d.
Emiten, penjamin pelaksanaan emisi, dan lembaga serta
profesi penunjang pasar modal bertanggung jawab untuk
mengungkapkan fakta secara jelas dan mudah dibaca.
Beberapa bagian penting dari prospektus yang harus diperhatikan oleh calon
investor adalah sebagai berikut:
4. Indeks
Indeks di bursa efek terdiri atas Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG), Indeks Individual, Indeks
Sektoral dan Indeks Q-45. IHSG merupakan gabungan
dari seluruh emiten. Indeks Individual merupakan
indeks perkembangan individual emiten, Indeks LQ-45
merupakan indeks dari 45 emiten yang paling dominan
atau unggul.
Manfaat indeks secara umum untuk melihat
perkembangan kinerja seluruh emiten. Karena kinerja
emiten
tidak terlepas dari kondisi yang terjadi di luar
bursa maka otomatis
perkembangan
IHSG
sendiri
merupakan gambaran kondisi sosial, politik, ekonomi,
kepercayaan, dan kondisi keamanan. Kegunaan Indeks
Individu lebih banyak dimanfaatkan untuk keperluan
analisis bagi pemodal dalam transaksi saham yang
dimilikinya. Adapun indeks LQ-45 dimanfaatkan untuk
melihat kinerja 45 emiten unggulan. Indeks sektoral
dapat digunakan sebagai gambaran kinerja sektor.
Download