TINJAUAN PUSTAKA Gamma-Glutamyltransferase Sebagai Biomarker Risiko Penyakit Kardiovaskuler Andreas Erick Haurissa Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Santo Antonius, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia ABSTRAK Peningkatan kadar gamma-glutamyltransferase (GGT) telah banyak dimanfaatkan dalam praktik klinis terutama pada penyakit hepatobiliaris. Di samping itu, GGT diketahui berperan dalam degradasi glutathione (GSH) sehingga memicu stres oksidatif, aterogenesis, rupturnya plak ateroma, dan gagal jantung. Karena karakteristiknya yang khusus, GGT kemudian diteliti dalam kaitannya dengan penyakit kardiovaskuler. Dari sebagian besar penelitian yang telah dilakukan, GGT tampaknya mampu menjadi biomarker penyakit kardiovaskuler yang menjanjikan, baik untuk hal terapeutik maupun prognostik. Kata Kunci: Gamma-glutamyltransferase, kardiovaskuler, stres oksidatif ABSTRACT Increased gamma-glutamyltransferase (GGT) level has been widely used as marker in clinical practice, especially in hepatobiliary disease. GGT has also a role in the degradation of glutathione (GSH), which triggers the oxidative stress, atherogenesis, ateroma plaque rupture, and consequently, heart failure. Because of its special characteristics, the role of GGT is widely investigated in cardiovascular disease. Current studies indicated that GGT is a candidate to become a novel and promising biomarker for cardiovascular risk, therapy, and prognosis. Andreas Erick Haurissa. Gamma-glutamyltransferase: Biomarker for Cardiovascular Risk and Diseases. Keywords: Gamma-glutamyltransferase, cardiovascular, oxidative stress PENDAHULUAN Dalam praktik klinis sehari-hari, gammaglutamyltransferase (GGT) sering digunakan untuk menilai fungsi sistem hepatobiliaris, seperti pada inflamasi hati, penyakit perlemakan hati (fatty liver disease), dan penyalahgunaan alkohol.1,2 GGT yang merupakan tes fungsi hati enzimatik generasi kedua ini, tersedia luas di sebagian besar unit laboratorium klinis, telah digunakan sejak lebih dari 30 tahun, serta relatif memiliki tingkat sensitivitas tinggi.1,2 Oleh karena karakteristik tersebut, GGT kemudian banyak diteliti sebagai biomarker (penanda biologis) berbagai penyebab mortalitas dan risikonya.2 Berbagai penelitian terbaru membentuk hipotesis bahwa GGT memiliki hubungan dengan proses aterosklerotik, sehingga diharapkan dapat membantu deteksi risiko dan penyakit kardiovaskuler, seperti infark miokardium, penyakit jantung kongestif, stroke, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik.1,3-5 Hal ini diharapkan akan menurunkan Alamat korespondensi 816 morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler.6 Gamma-Glutamyltransferase GGT adalah salah satu enzim dalam serum, yang bekerja pada lini pertama proses degradasi ekstraselular glutathione (GSH).1,3 Glutathione adalah antioksidan utama sel mamalia yang berperan penting dalam perlindungan sel dari oksidan.4,7 Jika stres oksidatif meningkat, kebutuhan glutathione juga akan meningkat; jika kadar glutathione rendah, maka kerusakan akibat stres oksidatif akan meningkat. Oleh sebab itu, GGT diperkirakan memiliki peran penting di beberapa jenis jaringan atau organ. Contohnya, organ paru yang secara fisiologis terus-menerus terpapar oksigen dan rentan terhadap kerusakan oksidatif.7 Enzim GGT diproduksi di banyak jaringan, sebagian besar dibuat di dalam organ hati dan dibawa oleh lipoprotein dan albumin. GGT juga ditemukan di ginjal (terutama di tubulus renalis proksimal), paru, pankreas, usus, dan endotel vaskuler.2 Kadar GGT serum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: genetika, asupan alkohol, lemak tubuh, lipid plasma, tekanan darah, kadar glukosa, kebiasaan merokok, dan berbagai konsumsi obat, misalnya antikonvulsan dan obat-obatan yang mikrosomal.1,6-8enzim menginduksi GGT merupakan protein yang diproduksi secara multigen, terdiri dari 7 gen dan pseudogen. Hingga kini, struktur protein yang tepat, pola ekspresi gen, serta mekanisme pengaturan GGT masih belum diketahui pasti.6 Secara molekuler, GGT merupakan senyawa glikoprotein dengan berat molekul 68.000 dalton yang terdiri dari 2 protein, masing-masing dengan berat 46.000 dalton dan 22.000 dalton.2 Nilai normal GGT adalah antara 0-30 IU/L. Biasanya tidak ada perbedaan nilai normal pria dan wanita, walaupun dalam beberapa penelitian dapat ditemukan kadar GGT pada pria 25% lebih tinggi dibandingkan pada wanita.9 GGT ditemukan lebih tinggi pada ras kulit hitam.7 email: [email protected] CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 TINJAUAN PUSTAKA GGT mulai digunakan untuk tes fungsi hati sejak tahun 1960-an dan 1970-an. Kadar GGT ditemukan abnormal pada gangguan hati dengan berbagai penyebab, dan ditemukan lebih tinggi lagi pada kasus kolestasis. Selain itu, kadar GGT diperkirakan dapat membantu dalam diagnosis kasus kanker hati primer apapun sekunder, terutama karsinoma hepatoselular, walaupun sensitivitasnya perlu dievaluasi lebih lanjut.7 GGT kemudian mulai dipertimbangkan memiliki hubungan dengan penyakit kardiovaskuler setelah Conigrave et al. (1993) menemukan bahwa GGT mungkin berhubungan dengan mortalitas kardiovaskuler.10 PATOGENESIS Mekanisme hubungan GGT dan aterosklerosis masih belum diketahui pasti, diperkirakan berhubungan dengan proses oksidasi LDL (low density lipoproteins) melalui reduksi zat besi oleh GGT. Terdapat dua hipotesis keterlibatan enzim GGT dalam aterosklerosis: GGT mungkin telah terkandung dalam plak ateroma, atau GGT telah dahulu menjadi faktor risiko bahkan sebelum plak mulai terbentuk.8 Anderson et al. juga menyatakan bahwa GGT terlibat dalam proses inflamasi, pada konversi mediator inflamasi mengandung glutathione seperti perubahan leukotriene C4 menjadi leukeotriene D4.11 Pada ekstrasel, GGT akan mendegradasi glutathione (gambar 1) dengan menghidrolisis ikatan gamma-glutamyl antara glutamat dan sistein, menghasilkan gugus cysteinyl-glycine. Gugus cysteinyl-glycine tersebut merupakan reduktor kuat untuk zat besi berbentuk Fe3+ di dalam plak, dan kemudian dalam reaksi redoks menghasilkan Fe2+ serta radikal bebas thiyl.1,8 Radikal bebas thyl ini akan memacu pembentukan radikal anion superoksida dan hidrogen peroksida.1 Gambar 1 Hipotesis proses patogenesis GGT terhadap plak ateroma CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 Rangkaian reaksi di atas akan memicu oksidasi LDL yang tak diharapkan dan dapat membuat ruptur plak dinding endotel di arteri koroner jantung maupun arteri serebral.12 Pembentukan radikal turut membuat stres oksidatif yang juga membuat tidak stabil plak ateroma, meningkatkan agregasi trombosit, dan trombosis.16 Paolicchi dan Emdin (2004), berusaha membuktikan adanya kandungan GGT dalam plak ateroma. Mereka mewarnai ateroma yang diambil pasca-aterektomi dengan fast garnet GBC yang memulas gamma-glutamyl4-methoxy-2-naphthylamide sebagai substrat dari proses aktivitas GGT (gambar 2). GGT tampak terwarnai dalam plak ateroma dengan ditutupi jaringan fibrosa (fibrous cap).2 Peningkatan kadar GGT dapat memicu penurunan aliran darah pembuluh koroner jantung karena pengaruh plak dan pemicuan thrombosis.6 Pada kasus gagal jantung, Poelzl et al. menemukan bahwa GGT berhubungan dengan tingkat keparahan gagal jantung sesuai kelas New York Heart Association (NYHA), fraksi ejeksi ventrikel kiri, dan kadar peptida natriuretik amino-terminal pro-Btype. Mekanisme peningkatan GGT pada kasus gagal jantung belum sepenuhnya dipahami; secara mekanis, kongesti hepatik pada gagal jantung dapat meningkatkan kadar GGT karena pada kongesti hepatik terjadi kerusakan lokal kanalikuli biliaris akibat peningkatan tekanan pada sinusoid hepatik atau iskemi, serta pengeluaran sitokin proinflamasi.13 Selain itu, kasus gagal jantung dapat merupakan fase patofisiologi lanjut dari atherogenesis. Rupturnya plak ateroma menyebabkan penyakit jantung koroner dan infark miokard, yang dapat menjadi gagal jantung.13 Penelitian Klinis GGT Terhadap Risiko dan Penyakit Kardiovaskuler Hubungan antara GGT dan faktor risiko penyakit kardiovaskuler untuk pertama kalinya diteliti oleh Wannamethee et al. pada tahun 1995. Penelitian ini melibatkan 7.613 orang separuh baya di Inggris secara prospektif selama 11,5 tahun; disimpulkan bahwa kadar GGT terkait signifikan dengan asupan alkohol, indeks massa tubuh, merokok, penyakit iskemik jantung yang telah ada (preexisting ischemic heart disease), Gambar 2 GGT pada ateroma yang diwarnai dengan pulasan fast garnet GBC sebagai kromogen Sumber: Mason JE, et al.2 diabetes melitus, pengobatan antihipertensi, tekanan darah sistolik dan diastolik, HDL (high density lipoprotein) dan kolesterol total, denyut jantung, dan glukosa darah, serta berbanding terbalik dengan aktivitas fis ik dan fungsi paru. Walaupun telah dilakukan penyesuaian karakteristik dan variabel biologis, kenaikan GGT masih signifi k an pada penyakit jantung iskemik.14 Ruttmann et al. (2005) meneliti 163.944 orang dewasa di Austria barat. Penelitian yang melibatkan Vorarberg Health Monitoring and Promotion Program ini, menguatkan simpulan Wannamethee. Studi ini menyebutkan bahwa GGT dapat merupakan biomarker mortalitas kardiovaskuler yang berkorelasi dengan kematian akibat penyakit jantung kronis, tetapi bukan kejadian akut. Pasien dengan GGT tinggi memiliki risiko mortalitas kardiovaskuler 1,5 kali lebih tinggi.4 Penelitian Kazemi-Shirazi et al. (2007) juga mengambil sampel dari Austria, melibatkan 283.438 orang dari Vienna General Hospital. Data GGT dicatat dan diawasi selama 13 tahun. Dengan menggunakan model Cox proportional hazards, disimpulkan bahwa GGT terkait dengan mortalitas, baik terkait kanker, non-kanker, dan vaskuler.15 Pada Januari 2007, juga dilaporkan penelitian potong-lintang yang melibatkan 3.451 orang dalam Framingham Off spring Study. Di-simpul kan bahwa GGT berhubungan dengan sindrom metabolik, penyakit jantung koroner, awitan gagal jantung kongestif, penyakit pembuluh darah perifer, atau bahkan kematian.16 Dari penelitian Cheung et al. pada 235 orang hipertensi dan 708 orang normo-tensi di Hong Kong selama tahun 2000-2008, 817 TINJAUAN PUSTAKA GGT plasma diperkirakan dapat menjadi prediktor independen terhadap hipertensi awitan awal.17 Penelitian terkini Duran et al. pada 180 pasien di Turki menyatakan bahwa tingkat GGT serum pasien sindrom koroner akut berhubungan lurus dengan peningkatan keparahan aterosklerosis pasien tersebut.18 GGT dan Pemeriksaan Laboratorik Lainnya GGT tampaknya terkait dengan parameter laboratorik lain; dalam penelitiannya secara potong-lintang, Sakuta et al. memeriksa 974 pria separuh baya di Jepang serta memilah beberapa faktor gaya hidup yang dapat menjadi faktor perancu seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, IMT, dan aktivitas fisik. Penelitian ini menemukan adanya hubungan positif signifikan antara GGT dengan faktor-faktor risiko kardiovaskuler lain seperti homosistein total (tHcy), kolesterol total, trigliserida, tekanan darah sistolik, dan gula darah puasa.17 Secara khusus, GGT dapat terkait dengan tHcy. GGT telah diketahui memicu stres oksidatif saat memecah GSH; dengan proses yang sama, GGT turut menghambat oksidasi LDL yang diinduksi tHcy yang berperan sebagai prooksidan. Di samping itu, Sakuta et al. juga menawarkan hipotesis alternatif bahwa kenaikan tHcy dapat didahului oleh kenaikan GGT.19 APLIKASI KLINIS Agar dapat digunakan sebagai penanda biologis atau biomarker, GGT harus memenuhi kriteria: memiliki ciri spesifik, tingkat spesifisitas dan sensitivitas tinggi, mampu digunakan sebagai determinan, dan dapat diterapkan pada semua gender, usia, dan etnisitas.20 Walaupun penggunaan GGT sebagai biomarker risiko dan penyakit kardiovaskuler masih harus terus dievaluasi, GGT dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam praktik klinis. Menilik patogenesis GGT pada ateroma, dapat diduga GGT memiliki karakteristik sebagai penanda proses inflamasi. Selain itu, hasil penelitian klinis menunjukkan bahwa GGT memiliki hubungan erat pada sindrom metabolik, terdapat di dalam plak ateroma, dan berbanding lurus dengan lipoprotein (LDL). Oleh karena itu, GGT tampaknya memiliki kaitan kuat dengan risiko dan penyakit kardiovaskuler. Meskipun demikian sampai saat ini masih tetap diperlukan pemeriksaan risiko kardiovaskuler lain seperti profil lipid. Pompella et al. menekankan bahwa pemahaman peranan aktivitas GGT sebagai biomarker plak ateroma yang makin baik dapat memberikan cara pandang baru sebagai faktor potensial dalam pengembangan terapeutik.12 SIMPULAN GGT telah dihipotesiskan cukup kuat memiliki peranan dalam risiko dan mekanisme penyakit kardiovaskuler. Diperlukan studi lebih lanjut mengenai mekanisme molekulernya dan banyak pembuktian klinis, agar GGT lebih terbukti dapat diandalkan untuk menilai risiko kardiovaskuler, menjadi biomarker yang baik dan dapat dikembangkan untuk hal terapeutik dan prognostik. DAFTAR PUSTAKA 1. Emdin M, Pompella A, Paolicchi A. Gamma-Glutamyltransferase, atherosclerosis, and cardiovascular disease. Circulation. 2005; 112: 2078-80. 2. Mason JE, Starke RD, Van Kirk JE. Gamma-glutamyl transferase: a novel cardiovascular risk biomarker. Prev Cardiology. 2010 Winter;13(1):36-41. 3. Turgut O, Tandogan I. Gamma-glutamyltransferase to determine cardiovascular risk: Shifting the paradigm forward. J Atheroscler Thromb. 2011; 18:177-81. 4. Ruttmann E, Brant LJ, Concin H, Diem G, Rapp K, Ulmer H. γ-Glutamyltransferase as a risk factor for cardiovascular disease mortality: An epidemiological investigation in a cohort of 163 5. Tao LX, Li X, Zhu HP, Gao Y, Luo YX, Wang W, et al. Association between γ-Glutamyl transferase and metabolic syndrome: A cross-sectional study of an adult population in Beijing. Int J 6. Jiang S, Jiang D, Tao T. Role of gamma-glutamyltransferase in cardiovascular diseases. Exp Clin Cardiology. 2013;18(1):53-6. 944 Austrian adults. Circulation. 2005;112:2130-7. Environ Res Public Health. Nov 2013; 10(11): 5523-40. 7. Whitfield JB. Gamma glutamyl transferase. Crit Rev Clin Lab Sci. 2001 Aug;38(4):263-355. 8. Grundy SM. Gamma-glutamyl transferase: Another biomarker for metabolic syndrome and cardiovascular risk. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 2007;27:4-7. 9. Ghadban R, Staros EB. Gamma-Glutamyltransferase [Internet] 2013. [Cited 2014 March 10] Available from: http://emedicine.medscape.com/article/2087891-overview. 10. Conigrave KM, Saunders JB, Reznik RB, et al. Prediction of alcohol-related harm by laboratory test results. Clin Chem. 1993;39:2266-70. 11. Anderson ME, Allison RD, Meister A. Interconversion of leukotrienes catalyzed by purified gamma-glutamyl transpeptidase: concomitant for- mation of leukotriene D4 and gammaglutamyl aminoacids. Proc Natl Acad Sci USA. 1982;79:1088-91. 12. Pompella A, Emdin M, Passino C, Paolicchi A. The significance of serum gamma-glutamyltransferase in cardiovascular diseases. Clin Chem Lab Med. 2004;42(10):1085-91. 13. Poelzl G, Eberl C, Achrainer H, Doeler J, Pachinger O, Frick M, et al. Prevalence and prognostic significance of elevated gamma-glutamyltransferase in chronic heart failure. Circ Heart Fail 2009;2:294-302. 14. Wannamethee G, Ebrahim S, Shaper AG. Gamma-glutamyltransferase: determinants and association with mortality from ischemic heart disease and all causes. Am J Epidemiol. 1995;142(7):699-708. 15. Kazemi-Shirazi L, Endler G, Winkler S, Schickbauer T, Wagner O, Marsik C. Gamma glutamyltransferase and long-term survival: is it just the liver? Clin Chem. 2007;53:940-6. 16. Lee DS, Evans JC, Robins SJ, Wilson PW, Albamo I, Fox CS, et al. Gamma glutamyl transferase and metabolic syndrome, cardiovascular disease, and mortality risk: The Framingham Heart Study. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 2007;27:127-33. 17. Cheung BM, Ong KL, Tso AW, Cherny SS, Sham PC, Lam TH, et al. Gamma-glutamyl transferase level predicts the development of hypertension in Hong Kong Chinese. Clin Chim Acta. 2011;412(15-16):1326-31. 18. Duran M, Uysal OK, Yılmaz Y, Günebakmaz O, Arınç H, Topsakal R, et al. Serum gamma-glutamyltransferase and the burden of atherosclerosis in patients with acute coronary syndrome. Turk Kardiyol Dern Ars. 2013;41(4):275-81. 19. Sakuta H, Suzuki T, Yasuda H, Ito T. Gamma-glutamyl transferase and metabolic risk factors for cardiovascular disease. Intern Med. 2005;44(6):538-41. 20. Vasan RS. Biomarkers of cardiovascular disease: molecular basis and practical considerations. Circulation. 2006;113:2335-62. 818 CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014