RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2012 Tanggal 2012 MUSIK MILITER BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Dalam Organisasi TNI , khususnya TNI AD faktor manusia sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi, dengan demikian keberhasilan tugas pokok TNI AD sangat ditentukan faktor manusia tersebut atau dengan kata lain personel TNI AD (Prajurit dan PNS) sangat menentukan keberhasilan tugas pokok, hal ini akan dapat diwujudkan apabila kondisi moril personel baik. b. Agar moril Prajurit dan PNS TNI AD dalam kondisi baik perlu upaya-upaya dari organisasi, salah satu upaya tersebut melalui musik karena kenyataan sejarah membuktikan bahwa moril yang tinggi dapat diwujudkan dengan salah satu media yaitu musik. c. Menyadari hal tersebut di atas, oleh pimpinan TNI khususanya TNI AD maka dibentuk/disusunlah suatu satuan yang disebut Satuan Musik Militer yang bertugas menyelenggarakan kegiatan bidang musik militer dengan tujuan untuk membangkitkan semangat, pemeliharaan moril, menumbuhkan jiwa patriotisme bagi setiap prajurit dan PNS sebagai unsur pokok dalam organisasi TNI AD. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan Diksarcab Ajen. b. Tujuan. Naskah departemen ini disusun dengan maksud agar Pasis Diksarcab Ajen memahami tentang musik militer sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di satuan. 3. Ruang Lingkup. a. Pendahuluan. b. Organisasi Sikmil. c. Teori Dasar Musik. d. Ilmu Dirigent. e. PBB dan Formasi musik. f. TUM dan Gamsik. g. Evaluasi. h. Penutup. RAHASIA 2 4. Pengertian-pengertian. a. Musik. Musik adalah bahasa bunyi yang teratur yang mengandung unsurunsur ; ritme, melodi, harmoni dan universal. b. Musik Hiburan. Musik Hiburan adalah jenis musik yang diatur dalam organisasi musik yang tujuannya adalah menghibur, contoh ; orchestra, big band, brass band. c. Satuan musik militer (Satsikmil). Satuan musik militer (Satsikmil) adalah suatu susunan satuan pelaksanaan di bidang musik militer bertujuan untuk menyelenggarakan dukungan dan kegiatan dalam rangka membangkitkan, memelihara dan menumbuhkan semangat, disiplin, kebanggaan dan rasa patriotisme yang tinggi dengan menggunakan alat musik militer. d. Lagu-lagu musik militer. Lagu-lagu musik militer adalah lagu-lagu yang digunakan oleh Sikmil dalam melaksanakan tugas pelayanan dan dukungan musik baik berupa lagu wajib nasional, lagu mars satuan, dan lagu mars lainnya dalam acara protokoler (Upacara ) dimainkan dengan unit musik harmoni atau genderang sangkakala. e. Genderang Sangkakala. Genderang Sangkakala adalah formasi musik militer yang terdiri dari beberapa alat tiup sangkakala dan genderang untuk mendukung upacara militer pengganti musik militer dengan unit kecil apabila unit harmoni tidak ada. g. Garis paranada atau sangkarnada. Garis paranada atau sangkarnada adalah garis lurus, sejajar, sama jarak dan panjangnya berjumlah 5 garis digunakan untuk menempatkan titinada (not) pada garis maupun antara garis dari garis paranada. h. Nada. Nada adalah bunyi yang teratur, artinya bunyi yang telah memiliki bilangan getar (frekuensi) yang tertentu, dalam istilah sehari-hari nada sering juga disebut not (titinada). i. Ilmu Dirigent. Ilmu Dirigent adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara memimpin kelompok pemain musik, penyanyi lagu, atau gabungan dari keduanya. j. Defile. Defile adalah suatu pasukan dalam susunan tertentu dan dipimpin oleh seorang komandan yang bergerak maju melewati di depan Inspektur upacara dan mereka yang berhak menerima untuk menyampaikan penghormatan. k. Parade. Parade adalah suatu kesatuan angkatan bersenjata yang disusun dalam bentuk tertentu, dipimpin oleh seorang komandan dan dilengkapi dengan pejabat/peserta upacara lainnya, melaksanakan kegiatan yang diatur dalam urutan tertentu yang mempunyai sifat memperlihatkan kemahiran, ketangkasan dan atau kekuatan pada waktu, tempat dan maksud/tujuan tertentu. 3 BAB II ORGANISASI DAN TUGAS MUSIK MILITER 5. Umum. Agar dalam pelaksanaan tugas-tugas Satsikmil dapat berdaya dan berhasil guna, perlu adanya pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas sesuai tujuan Satsikmil, maka perlu disusun dalam susunan organisasi satuan musik militer dengan menganut dasar-dasar Organisasi dan staf yang berlaku di lingkungan organisasi TNI AD. 6. Susunan Organisasi dan Persyaratan Organisasi Satsikmil. a. Susunan Organisasi. Susunan organisasi Satsikmil sebagai berikut : 1) Kelompok Komando terdiri dari : a) Unsur Pimpinan. b) Unsur Staf (Pembantu Pimpinan). 2) Kelompok Pemain musik terdiri dari : a) Kelompok pemain alat tiup logam. b) Kelompok pemain alat tiup kayu. c) Kelompok pemain alat pukul (Perkusi). b. Persyaratan Organisasi Satsikmil. persyaratan sebagai berikut : Organisasi Satsikmil harus memenuhi 1) Personel. Harus memiliki bakat tentang musik, serta paham, menghayati, dan mengamalkan prinsip dan azas musik militer. 2) Alat musik harus memenuhi standar kwalitas dan kwantitas yang memadai. 7. Tugas dan Fungsi Satsikmil. sebagai berikut : Satuan Musik Militer mempunyai tugas dan fungsi a. Tugas Satuan musik militer adalah memberikan dukungan musik militer bagi satuan komandonya. b. Fungsi Satsikmil meliputi : 1) Pagelaran/pertunjukan. Satuan musik militer melaksanakan fungsi pertunjukan/pagelaran, pelayanan upacara baik militer maupun acara lain yang memerlukan musik militer seperti ; band display, pentas musik terbatas dalam bentuk big band, brass band. 2) Penelitian dan pengembangan musik. Dalam rangka mencapai kemajuan musik militer perlu upaya melihat, menyaksikan, membandingkan, menganalisa tentang musik militer dengan musik umum sehingga dapat dijadikan bahan masukan dan perbaikan untuk satuan musik militer baik berupa alat peralatan musik, lagu-lagu musik maupun latihan musik. 4 3) Pendidikan dan latihan. Dalam rangka pembinaan Satsikmil, maka fungsi pendidikan dan latihan adalah diarahkan pada peningkatan kualitas bermain musik dengan metoda latihan dan pendidikan secara berdaya guna dan berhasil guna. 8. Tipe-tipe Satsikmil. sebagai berikut : a. Satsikmil tipe “A” : 1) 2) 3) b. Jumlah personel : 106 orang terdiri dari : a) Perwira : 6 Orang b) Bintara : 65 Orang c) Tamtama : 35 Orang Komandan Satsikmil tipe “A” Perwira Caj berpangkat Letkol. Kedudukan Satsikmil tipe “A” a) Denmabesad. b) Pusdikajen Kodiklat TNI AD. c) Paspampres. Satsikmil tipe “B” : 1) 2) 3) c. Satsikmil TNI AD di bagi menjadi beberapa tipe Satsikmil Jumlah personel : 80 Orang terdiri dari : a) Perwira : 6 Orang b) Bintara : 38 Orang c) Tamtama : 36 Orang Komandan Satsikmil tipe “B” Perwira Caj berpangkat Mayor. Kedudukan Satsikmil tipe “B” a) Ajen Kotama. b) Ajen Akmil. c) Ajen Kopassus. d) Ajen Kostrad. Satsikmil tipe “C” : 1) 2) 3) Jumlah personel : 41 Orang terdiri dari : a) Perwira : 6 Orang b) Bintara : 25 Orang c) Tamtama : 10 Orang Komandan Satsikmil tipe “C” Perwira Caj berpangkat Kapten. Kedudukan Satsikmil tipe “C” a) Ajenrem. b) Divisi. c) Ajen Kodiklat TNI AD. 9. Eselon Pembinaan Satsikmil. Dalam pelaksanaan pembinaan organisasi Satsikmil dibagi dalam eselon-eselon sebagai berikut : a. Eselon Pusat. 1) Tanggung jawab : Kasad. 5 2) Pelaksanaan pembinaan Kasubditbinjahrillurja Ditajenad. 3) Pembinaan meliputi : a) Personel. b) Lagu-lagu. c) Alpal musik. d) Prosedur. e) Pagelaran. b. Dirajenad dibantu oleh Eselon Daerah. 1) 2) 3) c. oleh Tanggung jawab : Pang/Gub/Dan Kotama Balakpus Pelaksanaan : Kaajen Kotama/Balakpus Pembinaan meliputi : a) Personel. b) Alpal musik. c) Pagelaran. Eselon Khusus. 1) Tanggung jawab Kodiklat TNI AD. 2) Pembinaan meliputi TNI AD. : Dirajenad, pelaksana Danpusdikajen : Pendidikan dan latihan bidang musik militer 6 BAB III TEORI DASAR MUSIK Erat kaitannya dengan lagu-lagu Sikmil, dalam memainkan lagu-lagu 11. Umum. Sikmil setiap pemain musik (Personel Satsikmil) selalu dihadapkan dengan teks lagu yang harus dimainkan, untuk itu setiap pemain harus dibekali dengan ilmu tentang Teori Dasar Musik sehingga mereka memiliki kemampuan membaca materi lagu yang ditulis dalam teks lagu yang dimainkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemain musik militer adalah pemain musik yang tidak buta not atau harus dapat membaca not lagu. 12. Unsur-unsur bunyi dalam musik. Pada dasarnya musik identik dengan suara atau bunyi, dan bunyi dalam musik dapat diuraikan menjadi beberapa unsur sebagai berikut : a. Timbre. Timbre adalah warna suara dari setiap sumber suara baik berupa instrumen musik maupun Vokal (suara manusia). Setiap jenis instrumen musik dari suara manusia masing-masing memiliki warna suara (Timbre) yang berbeda satu sama lain contoh : 1) Kelompok instrumen Sikmil : a) Suara Terompet. b) Suara Saxophone. c) Suara Clarinet. d) Suara Tenor. e) Suara Bass Sausaphone dll. 2) Kelompok Vokal (Suara Manusia) : a) Warna suara wanita jenis Sopran (tinggi). b) Warna suara wanita jenis mezzo sopran (sedang). c) Warna suara wanita jenis Alto (rendah). d) Warna suara pria jenis Tenor (tinggi). e) Warna suara pria jenis Baritone (sedang). f) Warna suara pria jenis Bass (rendah). b. Durasi. Durasi adalah panjang/pendeknya suara (bunyi). durasi dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Membahas Nada, titi nada, bentuk titi nada : a) Nada ialah suara atau bunyi yang teratur, artinya bunyi yang telah diketahui panjang/pendeknya suara dan tinggi/rendah frekuensinya. b) Titinada ialah lazim disebut juga Not, dalam musik terdapat 7 Not (titinada) yang digunakan sebagai modal dasar yang dapat dikembangkan dalam bermain musik, titinada tersebut dinamakan titinada pokok yaitu : C – D – E – F – G – Do - Re - Mi - Fa - Sol 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - A – B La - Si 6 - 7 c) Bentuk titinada dan nilai hitungannya, agar dapat mengetahui berapa lama hitungan setiap nada /titinada dibunyikan maka perlu 7 dipahami bentuk dan nilai titinada, adapun bentuk dan nilai titinada sebagai berikut : (1) Titinada utuh = = 4 hitungan. (2) Titinada tengahan = = 2 hitungan. (3) Titinada perempatan = = 1 hitungan. (4) Titinada perdelapanan = = 1/2 hitungan. (5) Titinada perenambelasan = = 1/4 hitungan. (6) Titit nada pertigapuluhduaan = = 1/8 hitungan. 2) Arti titik dibelakang titinada. Dalam penulisan lagu sering ditemukan simbol berupa titik yang ditempatkan di belakang titinada (Not). Agar dapat diketahui maka perlu dijelaskan bahwa arti titik dibelakang titinada (Not) ialah merupakan perpanjangan dari not di depannya yaitu bernilai 1/2 dari nilai not di depannya. Contoh : . = = = 4 + ( 1/2 x 4 ) = 2 + ( 1/2 x 2 ) = 1 + ( 1/2 x 1 ) = 6 ketuk. 3 ketuk. 1 ½ ketuk dst. 3) Tanda diam/tanda istirahat ialah suatu simbol untuk meniadakan bunyi. Adapun tanda diam sebagai berikut : a) Tanda diam utuh, nilai 4 ketukan. b) Tanda diam tengahan, nilai 2 ketukan. c) Tanda diam perempatan, nilai 1 ketukan. d) Tanda diam perdelapanan nilai 1/2 ketukan. e) Tanda diam perenambelasan, nilai 1/4 ketukan. f) Tanda diam pertigapuluhduaan, nilai 1/8 ketukan 8 c. Pitch. Pitch adalah tinggi rendahnya bunyi, yaitu merupakan salah satu unsur bunyi yang tidak kalah penting, karena penguasaan Pitch dari setiap permainan musik baik instrumen maupun vokal apabila lemah, maka suara yang dihasilkan tidak enak didengar atau lazim disebut fals. Dalam membahas Pitch dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Garis paranada dan tanda kunci. Agar dapat menuliskan titinada dan dapat diketahui nama titinada yang ditulis perlu dibahas dahulu tentang : a) Garis paranada atau Sangkarnada adalah lima garis lurus, sejajar, sama panjang dan jaraknya, digunakan untuk menempatkan titinada, baik tepat pada garis maupun di antara garis tersebut. Contoh : Cara memberi nama kelima garis paranada dari garis terbawah berturutturut ke atas dari 1 s.d 5. b) Tanda Kunci. Agar titinada yang telah ditempatkan dapat diketahui namanya, maka perlu adanya simbol yaitu disebut Tanda Kunci. Jadi tanda kunci ialah suatu simbol yang ditulis di permulaan lagu, digunakan untuk mengetahui nama titinada yang telah diletakkan pada garis paranada. Adapun tanda kunci terdiri dari : (1) Kunci G ialah tanda kunci yang ditulis sedemikian rupa sehingga lingkaran tepat pada garis paranada nomor 2, dimana titinada yang terletak pada garis paranada no 2 dinamakan nada G (Sol). NADA G (2) Kunci F adalah tanda kunci yang lingkarannya tepat pada garis paranada ke-4, dengan demikian titinada yang berada tepat pada garis ke 4 disebut nada F. NADA F (3) Kunci C merupakan salah satu kunci yang penggunaannya sesuai kebutuhan sehingga dapat ditempatkan dimana saja dan oleh karena itu dalam musik modern tidak digunakan. NADA C 9 NADA C 3) Tanda Kruis, Mol dan Pugar. a) Tanda Kruis ( # ) adalah tanda untuk menaikkan nada 1/2 laras dari nada semula. Contoh : # C = Cis. # D = Dis. # E = Eis. # F = Fis. # G = Gis. # A = Ais. # B = Bis. b) Tanda mol ( b ) ialah tanda untuk menurunkan 1/2 laras dari nada semula. Contoh : b C = Ces. b D = Des. bE = Es. bF = Fes. b G = Ges. bA = As. bB = Bes. c) Tanda pugar ( ) ialah tanda untuk mengembalikan nada yang terkena tanda kruis atau mol kepada nada semula. Contoh : # C Apabila di pugar menjadi C. b C Apabila di pugar menjadi C dst. 4) Tangga nada. Tangga nada adalah deretan titinada berjumlah 8 titinada, nada ke 8 sebagai ulangan dari nada pertama dengan jarak nada satu ke nada berikutnya sudah ditentukan. Contoh tangga nada Natural ( Murni ). C D 1 E 1 F 1/2 G 1 A 1 B 1 C 1/2 a) Tangga nada mayor. Seperti telah diuraikan tersebut diatas adalah contoh tangga nada mayor, dimana apabila dibunyikan akan berbunyi Do – Re – Mi – Fa – Sol – La – Si – Do. Jadi nada pertama adalah Do dan diakhiri nada ke 8 Do (Oktaf). Tangga nada mayor dapat disusun dengan menggunakan tanda kruis (Tangga nada mayor berkruis) dan menggunakan tanda mol (Tangga nada mayor bermol) yang akan dibahas pada uraian pembentukan tangga nada. b) Tangga nada minor. Pada setiap lagu yang diciptakan, selalu memiliki tema lagu yang berbeda antara lagu satu dengan lagu yang lainnya, misalnya lagu yang bertema gembira/semangat biasanya digunakan tangga nada mayor, namun ada juga lagu yang bertema 10 sedih, romantis dan sebagainya digunakan tangga nada minor. Adapun ciri tangga nada minor selalu di awali oleh nada pertama La diakhiri nada La (Oktaf). Jenis /macam tangga nada minor terdiri dari : (1) Tangga nada minor asli, yaitu tangga nada minor, dengan nada pertama diambil dari nada ke 6 dari tangga nada mayor deret naik ke turun sama. Contoh : Deret naik : A - B - C - D - E - F - G - A 1 1/2 1 1 1/2 1 1 Deret turun : A - G - F - E - D - C - B - A ( Tangga nada tersebut diambil dari tangga nada C mayor ) (2) Tangga nada minor Harmonis,yaitu tangga nada minor, nada ke 7 dinaikkan 1/2 laras, deretan naik dan turun sama. Contoh : Deret naik : Deret Turun : A - B - C - D - E - F - Gis - A A - Gis - F - E - D - C - B - A (3) Tangga nada minor Melodis, yaitu tangga nada minor, nada pada deretan ke 6 dan 7 dinaikkan 1/2 laras, tetapi pada deretan turun menjadi tangga nada minor asli. Contoh : Deret naik Deret turun : A - B - C - D - E - Fis - Gis - A : A - G - F - E - D - C - B - A d) Tangga nada kromatis, ialah deretan tangga nada dengan jarak nada 1/2 laras. Contoh : C - Cis - D - Dis - E - F - Fis - G - Gis - A - Ais - B – C Ces - C - Des - D - Es - E - F - Ges - G - As - A - Bes - B - C d. Volume. Volume merupakan unsur bunyi yang akan membentuk dinamika lagu dan tempo lagu sehingga lagu yang diciptakan memiliki jiwa, sehingga terasa indah dan hidup. Adapun volume membahas meliputi : 1) Dinamika lagu. Dinamika lagu diwujudkan dengan tanda dinamik adalah suatu tanda untuk membedakan kekuatan suara. Tanda-tanda dinamik antara lain : pp = pianissimo = Sangat lembut. p = piano = Lembut. mp = mezzo piano = Setengah lembut. ppp = pianissimo posibille = Paling lembut. f = forte = Kuat/keras. ff = fortessimo = Keras sekali. fff = fortesisimo = Lebih keras dari ff. mf = mezzo forte = Cukup keras/sedang. 11 2) Tanda tempo. Tempo sebuah lagu disesuaikan dengan watak lagu tersebut, maka kita sering mendengarkan lagu dengan tempo cepat, sedang, dan lambat. Untuk itu digunakan simbol/tanda tempo yang ditulis pada permulaan sebuah lagu, istilah yang digunakan adalah kata dalam bahasa latin. Tanda tempo antara lain : (a) Tempo sangat perlahan/lambat, contohnya : Largisimo = sangat perlahan. Largo = lambat. Grave = khidmat, sangat lembut. Andante = perlahan. (b) Tempo sedang, contohnya : Moderato = sedang. Allegro Moderato = cepatnya sedang. (c) Tempo cepat, contohnya Allegro = cepat. Allegreto = agak cepat. Presto = cepat sekali dst. 12 BAB IV PENGANTAR ILMU DIREKSI 14. Umum. Untuk mendapatkan pemimpin musik yang baik, maka dibutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang kondaktor. Untuk itu tidaklah mudah bagi seseorang untuk menjadi seorang kondaktor yang baik. Seorang Kapel Master harus benarbenar memahami ilmu Direksi, juga mahir dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sebagai seorang pimpinan musik. Ia harus memahami dan dapat menyelami watak/jiwa dari anak buahnya secara mendalam dan juga harus mengerti betul-betul semua ilmu musik baik itu secara teori maupun praktek misalnya suatu aransemen dan lain-lainnya. 15. Birama lagu. Sebuah lagu baik dimainkan dengan vokal maupun dengan instrumen merupakan alunan bunyi yang teratur. Di dalam lagu selalu ditemukan adanya pertentangan bunyi antara bagian berat dan bagian ringan dan pertentangan bunyi tersebut yang dinamakan irama atau ritme. Sebuah lagu berlangsung dalam waktu tertentu, waktu yang diperlukan sebuah lagu terbagi atas bagian-bagian yang sama, dan setiap bagian-bagian yang pendek tersebut telah mempunyai irama yang lengkap, artinya bagian yang berat (bertekanan) dan bagian yang ringan (tidak bertekanan ) Bagian pendek inilah yang disebut Birama. Tiap-tiap Birama dibatasi oleh garis-garis tegak lurus yang disebut garis-garis Birama, adapun dalam tiap-tiap birama terdiri dari bagian yang disebut bagian birama, setiap bagian birama diberi waktu satu pukulan atau satu ketukan, tentang jumlah pukulan atau ketukan dalam satu Birama tergantung dari tanda Birama dari lagu tersebut. Contoh Birama dan Garis Birama. Birama Birama Birama Birama Garis birama 16. Tanda Birama. Tanda Birama diwujudkan dengan sebuah angka pecahan, yang terdapat pada permulaan lagu, misalnya 2/4, 4/4, 3/4, 6/8 dan sebagainya artinya : a. Pembilang menunjukkan jumlah pukulan (pukulan) dalam tiap-tiap birama. b. Penyebut menunjukkan nilai nada dalam tiap pukulan. Contoh tanda birama 3/4 yaitu dalam tiap Birama berisi 3 ketukan /pukulan dan tiap-tiap pukulan bernilai seperempatan. Contoh tanda Birama 3/4 : 3/4 2/4 1/4 1/4 1/4 1/4 Dari contoh di atas jelas bahwa nilai nada bila diukur dengan ketukan/pukulan harus sesuai dengan tanda Birama dari lagu yang dimaksud. 13 17. Macam - Macam Birama. Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa pengertian birama menyangkut waktu dan tekanan, sehingga atas dasar saat jatuhnya tekanan pada tiap-tiap Birama , kita mengenal 2 macam tanda Birama yaitu : Jenis tanda Birama perduaan (binair ), tekanan jatuh sesudah menghitung dua. Contoh : 2/4 Satu = dua satu dua = satu dua = satu dua = Jenis tanda Birama pertigaan (ternair ), tekanan jatuh sesudah menghitung tiga. Contoh : Satu dua tiga Satu dua tiga Satu dua tiga Keterangan : = tekanan kuat. tekanan lemah. 18. Cara Memberi Aba-aba Untuk Tiap-tiap Tanda Birama. Dalam memberikan aba-aba (gerakan tangan) perhatikan ikhtisar birama dan cara memberikan aba-aba di bawah ini. GERAKAN ABA-ABA 1 2 JENIS TANDA BIRAMA UNTUK TEMPO NORMAL TEMPO CEPAT 2/4 - 3/4 - 4/4 - 6/8 - 3 1 2 1 4 2 3 1 3 2 6 5 4 19. Ilmu Direksi Seacara Khusus Militer. Yang dimaksud dengan ilmu direksi secara militer adalah suatu pengetahuan untuk menjadikan seorang militer agar dapat memimpin suatu musik/orkes militer dengan baik. Seorang pemimpin musik/Kapel Master militer harus benar-benar memahami ilmu direksi dan mahir dalam melaksanakan tugas sebagai 14 seorang pimpinan dari musik militer. Mengingat pentingnya peranan seorang pimpinan musik (Kondaktor) di satuan musik militer, maka perlu adanya persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang yang diberi tugas sebagai pimpinan musik (Kondaktor). Dengan harapan apabila persyaratan tersebut dimiliki seorang pimpinan musik, maka tugas-tugas memimpin memainkan lagu-lagu dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Partitur lagu yang dimainkan. 20. Syarat-syarat Seorang Pimpinan Musik Militer (Kondaktor). Dalam pelaksanaan tugasnya, seorang kondaktor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki panca indra yang baik/lengkap artinya seorang Kondaktor normal baik pendengaran, penglihatan dan fisik yang sehat, disertai dengan daya ingat yang baik. b. Memiliki daya improvisasi yang kuat (daya cipta yang spontan/seketika) hal ini akan menimbulkan ekspresi/gerakan yang sesuai dengan tema lagu yang akan berpengaruh langsung terhadap pemain yang dipimpin. c. Mendalami dan memahami benar tentang ilmu musik yang meliputi : 1) Teori Dasar Musik 2) Ilmu Harmoni 3) Ilmu Pendengaran. 4) Orkestrasi d. Memiliki kemampuan dalam menjiwai setiap lagu yang dimainkan, sesuai kehendak pencipta lagu. e. Peka terhadap selera publik (khususnya untuk pagelaran musik hiburan), sehingga seorang kondaktor harus secara tepat memilih lagu yang akan dimainkan. f. Memiliki kepemimpinan lapangan yang baik, artinya seorang kondaktor harus memiliki seni memimpin sesuai norma-norma kepemimpinan di lingkungan TNI. 21. Tahap Memimpin Musik. Tahap-tahap memimpin musik militer pada dasarnya adalah bagaimana seorang pimpinan musik militer memberikan tanda-tanda untuk personel satuan musik yang dipimpin mulai tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan selesai memainkan sebuah lagu. Adapun tahap-tahap memimpin musik sebagai berikut : a. Tahap persiapan. Saat akan memulai sebuah lagu dimainkan, seorang Kondaktor mengangkat stik kondak dengan tangan kanan setinggi pundak berarti para pemain harus sudah mulai siap untuk main/peringatan selanjutnya para pemain bersiap untuk melaksanakan gerakan persiapan, hal ini sama dengan aba-aba peringatan dalam PBB. b. Tahap pelaksanaan. 1) Apabila tangan kanan dan kemudian disusul dengan tangan kiri diangkat rata-rata dengan setinggi bahu berarti permainan akan segera dimulai, para pemain harus sudah siap main. Semua mouthpiece, sudah berada di mulut masing-masing pemain dan untuk alat pukul/perkusi, stik sudah diatas membran alat musik pukul. 2) Sebelum dimulai maka Kondaktor harus melihat terlebih dahulu kepada seluruh pemain, apakah sudah siap semua atau belum, bila masih ada yang 15 belum siap jangan dulu dimulai, sebaiknya ditunggu sampai semua siap. 3) Pemberian tanda-tanda dinamik selalu dipergunakan tangan kiri, karena tangan kanan berfungsi sebagai pemberi tanda irama/memberi mat. 4) Guna tangan kiri yaitu untuk memberikan tanda-tanda, suara keras (forte), secara pelan (piano) crescendo/decrescendo, tanda ulangi, tanda akhir daripada suatu lagu dan menunjukkan pada alat-alat apa yang harus muncul untuk solo dan lain sebagainya. 5) Kondaktor harus mampu mengekspresikan secara tepat dari sebuah lagu, dengan cara memperlihatkan mimik (raut muka/wajah) dan gerakan sesuai dengan kehendak/jiwa sebuah lagu. 6) Tahap akhir dari persiapan lagu mulai, terlebih dahulu Kondaktor memperhatikan pemain secara keseluruhan, untuk meyakinkan bahwa seluruh pemain siap, sehingga apabila gerakan tangan untuk memulai, para pemain kompak berbunyi dan tidak mendadak. c. Tahap akhir. Kegiatan dalam mengakhiri lagu merupakan hal yang tidak kalah penting dengan kegiatan saat gerakan pendahuluan, karena hal ini merupakan kunci keberhasilan suatu penampilan musik secara bersama, utuh dan kompak. Gerakan aba-aba untuk mengakhiri lagu tergantung pada : 1) 2) Hitungan keberapa jatuhnya nada terakhir. Berapa ketukan harga nada tersebut. 22. Tehnik Mendirigent/Mendireksi Musik. Yang dimaksud tehnik mendireksi orkes yaitu meliputi tangan kanan menggunakan tongkat dan tangan kiri untuk memberi ekspresi dan penggunaan gerakan mata. Hal yang sangat mendasar adalah gerakangerakan atau isyarat untuk memulai dan berhenti, tempo dan tanda-tanda istirahat. Unsurunsur ini sangat diperlukan sebatas menjaga kebersamaan orkes. Untuk menghasilkan musik yang artistik, kondaktor harus mampu menuangkan nuansa-nuansa dinamik, perincian kalimat musik, artikulasi (legato, staccato dsb) gerakan yang tepat untuk masing-masing ekspresi musik harus dimilki, sebelum melaksanakan orkes. Bila kita melihat kondaktor yang baik, kita akan dikesankan oleh gerakan-gerakan yang wajar atau natural. Gerakan terlihat sederhana, maksudnya langsung akan menimbulkan ekspresi musikal, dan hal ini sepenuhnya direncanakan karena memiliki maksud-maksud tertentu. Tehnik mendireksi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Mendireksi menggunakan tongkat atau stik kondaktor. Seorang kondaktor akan mampu mengontrol permainan musik dalam kelompoknya bila sudah menguasai tehnik menggunakan tongkat dengan baik. Tongkat atau stik kondaktor merupakan alat yang efisien bagi seorang kondaktor untuk melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, tehnik mendireksi dengan menggunakan tongkat atau stik kondaktor perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Panjang tongkat atau stik kondaktor kira-kira 20 inci dan lebih baik agak ringan. 2) Tongkat atau stik kondaktor jangan terlalu tipis karena ujungnya akan lentur sehingga sulit untuk membuat ketukan yang jelas. 3) Memilih tongkat atau stik kondaktor dengan atau tanpa genggaman tergantung kepada selera seseorang dan harus diketahui, genggaman yang 16 mana yang paling tepat atau cocok. 4) Kondaktor harus mampu mengontrol gerakan tongkat atau stiknya secara lengkap dan harus dapat merasakan secara sempurna dan leluasa, hal ini dapat dilakukan dengan genggaman yang baik. 5) Sebaiknya memegang tongkat atau stik kondaktor dengan ibu jari dan telunjuk dengan pangkal menempel pada tengah tangan. b. Mendireksi tanpa menggunakan tongkat atau stik kondaktor. Tidak seorangpun dapat mengatakan bahwa memimpin tanpa menggunakan tongkat atau stik kondaktor adalah benar atau salah. Dengan menggunakan tongkat atau stik kondaktor, kita memiliki suatu keuntungan yang jelas yaitu mempunyai ekspresi dalam satu posisi (secara visual). Harus diingat bahwa perhatian pemain selalu bercabang antara memperhatikan tulisan not yang harus dibaca dan gerakan tangan kondaktor. Dalam hal ini para pemain akan lebih mudah untuk mengikuti gerakan tongkat atau stik kondaktor, terutama pada jenis musik yang tidak lazim, bagian-bagian yang sulit dan saat mengiringi permainan solo. 17 BAB V PERATURAN BARIS BERBARIS MUSIK DAN FORMASI MUSIK 24. Umum. Dalam kegiatan upacara, susunan Satsikmil sudah ditentukan sesuai dengan kelompok alat yang dimainkan, hal ini dimaksud agar terlihat tertib dan suara yang keluar dari masing-masing alat musik seirama. 25. Formasi Musik Militer Dalam Upacara Parade. Formasi musik militer disusun tidak seperti yang ada dalam ketentuan peraturan baris berbaris secara umum, karena formasi ini tidak melihat kepada tinggi rendahnya postur personel satuan musik militer, tetapi lebih melihat pada komposisi alat-alat musik yang digunakan. Sehingga susunan personel satuan musik militer terlihat tidak rapi, tetapi terlihat keseragaman beralat musik yang akan dimainkan. Formasi musik militer pada upacara parade disusun dengan formasi bersaf dengan ketentuan kelompok perkusi/alat pukul berada di sebelah kanan dan kelompok alat tiup berada di sebelah kiri. Susunan alat diatas diatur sesuai dengan kelompok alat musik yang sama sehingga tercipta keharmonisan suara lagu yang dimainkan. Susunan personel satuan musik militer pada kegiatan upacara parade cenderung dalam formasi bersaf, karena dalam memainkan lagu, satuan musik militer dibawah kendali seorang kondaktor yang menggunakan stik kondaktor yang dapat mengkafer seluruh pemain yang membutuhkan konsentrasi pemain ke arah kondaktor. Susunan personel satuan musik militer dengan alat-alat musik dalam formasi upacara parade adalah sebagai berikut : Bass BSax Bass Bass BSax Bass TrbS TrbS Td Td Td Gd Gd Td Gd Gd Gd Bd Gd Gd Sd TrbS TrbV TrbV TrbV Cy BrH BrH BrH SaxT SaxT SaxT Bly AltH AltH AtlH TnrH TnrH TnrH Clr Clr Clr SaxA SaxA SaxA Bd Tym Trpt Trpt Trpt Trpt Trpt Trpt Kndk Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Gd Sd Bd Td Bly Cy Tym Trpt Clr SaxA = = = = = = = = = = Genderang. Side drum. Bass drum. Tenor drum. Bellyra. Cymballs. Tympani. Terompet. Clarinet. Saxophone Alto. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. AltH = Alto Horn. TnrH = Tenor Horn. BrH = Baritone Horn. SaxT = Saxophone Tenor. TrbS = Trombone Slide. TrbV = Trombone Valve. Bass = Bass Sausaphone. BSax = Baritone Saxophone. Kndk = Kondaktor. Arah panah adalah arah depan. 18 26. Formasi Satuan Musik Militer Dalam Defile. Pada saat defile, satuan musik militer disusun dengan formasi berbanjar dengan susunan kelompok alat pukul/perkusi berada di depan, alat musik tiup kecil dan alat musik tiup besar. Pada posisi ini, susunan personel tidak melihat tinggi rendahnya personel satuan musik militer, tetapi tetap pada komposisi kelompok alat musik yang dimainkan. Perbedaan yang ada disini adalah bahwa yang memimpin satuan musik militer pada saat defile adalah Drum mayor dengan menggunakan stockmeter sebagai alat pengendali personel dalam melaksanakan kegiatan defile. Susunan personel satuan musik militer dengan komposisi alat musik pada kegiatan defile adalah sebagai berikut : Bass TrbS BrH BrH Gd Gd Bass TrbS TrbV TnrH SaxT AltH SaxA Clr Trp Bly Td Gd Gd BSax TrbV TrbV TnrH TnrH SaxA Clr Clr Trp Cy Cy Sd Gd Bass TrbS TrbV TnrH SaxT AltH SaxA Clr Trp Bly Td Gd Gd Bass TrbS BrH Bd Gd Gd BrH SaxT AltH SaxA Clr Trp SaxT AltH SaxA Clr Trp Bd Td Td DM Arah maju/arah depan Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Gd Sd Bd Td Bly Cy Tym Trp Clr SaxA = = = = = = = = = = Genderang. Side drum. Bass drum. Tenor drum. Bellyra. Cymballs. Tympani. Terompet. Clarinet. Saxophone Alto. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. AltH = Alto Horn. TnrH = Tenor Horn. BrH = Baritone Horn. SaxT = Saxophone Tenor. TrbS = Trombone Slide. TrbV = Trombone Valve. Bass = Bass Sausaphone. BSax = Baritone Saxophone. DM = Drum Mayor. Arah panah adalah arah maju/arah depan. 27. Band Display. Band display adalah suatu perpaduan permainan alat musik, dengan keseragaman gerakan permainan dengan formasi bebas. Formasi bebas ini dimaksudkan bahwa formasi tetap teratur, baik keseragaman pembawaan alat musiknya, kelurusan barisannya dan keteraturan bentuknya Formasi ini dapat berubah-ubah sesuai konfigurasi yang dikehendaki, sehingga dapat menampilkan kesan keindahan dan daya tarik bagi yang menyaksikannya. Dalam kegiatan hari ulang tahun satuan, band display sering ditampilkan sebagai hiburan dengan formasi yang beragam disesuaikan dengan acara, waktu dan tempat dimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Satuan musik militer dalam memainkan band display dapat memainkan lagu-lagu mars, lagu pop Indonesia, lagu pop barat, lagu pop dangdut dan sebagainya. Kegiatan band display satuan musik militer dapat dikendalikan langsung oleh Komandan Satuan Musik Militer sebagai kondaktor utama dan Wakil Komandan Satuan Musik Militer atau Drum Mayor sebagai kendali dalam pergantian gerak formasi yang dimainkan, dengan 19 menggunakan stockmeter sebagai tongkat kendali agar dapat dilihat oleh seluruh personel yang melaksanakan kegiatan band display. Dengan cara seperti ini, keseragaman gerak dan permainan lagu akan tercipta secara harmonis dan indah. Hal di atas dilakukan hanya oleh personel satuan musik militer saja. Apabila dalam kegiatan band display terdapat personel tambahan sebagai penari latar, maka pengaturannya akan disesuaikan. Pengaturan yang dilakukan untuk penari latar bisa dilakukan dengan menunjuk satu orang sebagai pemandu atau pengatur gerakan yang bertindak seperti Drum Mayor yang mengendalikan satuan musik militer. 20 BAB VI TATA UPACARA MILITER DAN SERAGAM MUSIK 29. Umum. Secara umum dalam kegiatan upacara tidak akan terlepas dari bentuk dan susunan pasukan upacara. Hal ini dilakukan karena dalam setiap kegiatan upacara selalu dilakukan persiapan-persiapan yang sudah diatur sesuai dengan ketentuan yang ada. Sehingga nantinya diharapkan pelaksanaan kegiatan upacara dapat terlaksana seperti apa yang sudah dipersiapkan dalam rencana upacara. 30. Bentuk pasukan upacara. Dalam suatu upacara, bentuk pasukan upacara dapat disusun dalam bentuk-bentuk pasukan upacara. Bentuk pasukan upacara akan disusun disesuaikan dengan jumlah pasukan upacara, keadaan tempat/lapangan upacara yang akan digunakan dan pasukan upacara diutamakan membelakangi arah datangnya sinar matahari. Bentuk pasukan upacara dapat disusun sebagai berikut : a. Bentuk ”Segaris” adalah bentuk pasukan upacara yang disusun dalam satu garis lurus dan menghadap ke pusat upacara. (Gambar bentuk ”Segaris” pasukan upacara terlampir). b. Bentuk ”U” adalah suatu bentuk pasukan upacara yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk huruf U dan menghadap ke pusat upacara. (Gambar bentuk ”U” pasukan upacara terlampir). 31. Daerah upacara. Pada bentuk ”Segaris” dan bentuk ”U” ini terdapat daerah atau tempat yang sering ditunjukkan dengan sebutan daerah A, B, C dan D, di mana masingmasing daerah tersebut mempunyai maksud tertentu sesuai dengan kegiatan upacara yang dilaksanakan. Daerah-daerah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Daerah A. 1) Di dalam daerah ini disediakan tempat duduk (tenda) untuk tamu atau undangan. 2) Yang berada di daerah ini tidak termasuk sebagai bagian dari pasukan pengikut upacara dan mereka berada di luar komando Irup maupun Danup. 3) Batas daerah ditetapkan dari tiang bendera sampai tepi lapangan dan tempat duduk tamu/undangan atau tenda berada minimal delapan langkah dari sisi belakang mimbar upacara. b. Daerah B. 1) Daerah B ini harus kosong supaya tidak menghalangi pandangan umum tamu undangan. 2) Yang diperkenankan berada dalam daerah ini hanya tiang bendera untuk pengibaran Sang Merah Putih, ajudan Irup atau pejabat lain yang ditentukan pada upacara tertentu. c. Daerah C. 1) Daerah C adalah daerah antara Danup dan Irup dan dimana terdapat pejabat-pejabat/perwira/lambang kesatuan yang termasuk dalam pengikut upacara tetapi tidak berada di bawah komando Danup. 21 2) Mereka yang berada di daerah C dan di sebelah kiri dari Irup. Dalam hal ini kedudukan lambang kesatuan adalah lebih tinggi dari Irup. 3) Jarak Irup dan Danup tergantung dari besarnya jumlah kesatuan atau kelompok pejabat yang berada di dalam daerah C. d. Daerah D. 1) Tempat dari mereka yang termasuk dalam pengikut upacara sebagai pasukan upacara dan berada di bawah komando Danup. 2) Jarak antara Danup dengan Komandan pasukan minimal enambelas langkah, tergantung dari keadaan lapangan, susunan pasukan dan besarnya pasukan yang turut dalam upacara. 3) Satuan musik, genderang sangkakala berada dalam daerah D dan berada di bawah komando Danup. 4) Jika keadaan lapangan demikian luasnya, maka satuan musik dapat ditempatkan di tempat lain. Dalam keadaan ini satuan musik merupakan pelengkap dari upacara dan ketentuan-ketentuan bagi satuan musik diatur oleh Paup. 5) Jarak antara komandan pasukan dengan kesatuan-kesatuan/lainnya lebih kurang enam langkah tergantung pada keadaan lapangan, susunan pasukan dan besarnya pasukan yang turut dalam upacara. e. Tiang bendera dan mimbar upacara. 1) Ditetapkan sebagai patokan/pangkal untuk kedudukan lain-lainnya. 2) Letak tiang bendera terhadap mimbar upacara dan terhadap tempat berdirinya Danup harus segaris dari utara ke selatan (lihat gambar). 3) Jika Presiden/Wapres bertindak sebagai Irup, maka tiang bendera berada di sebelah kiri/barat segaris dengan mimbar upacara. 4) Mimbar upacara adalah suatu ketinggian tempat berdirinya Irup di hadapan Danup dan pasukan pengikut upacara. 5) Yang berdiri/berada di atas mimbar upacara hanya Irup dan pejabat tamu negara asing yang ditentukan. 6) Apabila Irup menentukan ikut sertanya pejabat-pejabat lain berada atau berdiri di atas mimbar upacara, maka pejabat-pejabat tersebut berdiri di kiri/kanan belakang dari Irup. f. Mimbar kehormatan. 1) Tempat duduk Irup duduk sejenak sebelum upacara dimulai, dinamakan mimbar kehormatan. Di tempat ini Irup menerima salam kebangsaan atau penghormatan umum untuk Irup Presiden/Wapres. 2) Mimbar kehormatan di tengah-tengah dari tempat duduk tamu atau undangan/tenda sebelah kiri/barat dari tiang bendera. 3) Dalam keadaan tertentu hanya terdapat satu mimbar, maka mimbar tersebut berfungsi dua, sebagai mimbar kehormatan dan mimbar upacara. g. Tempat duduk tamu/undangan/tenda. 1) Disediakan di sebelah kiri dan kanan/barat dan timur dari tiang bendera. 2) Tamu-tamu tidak secara langsung di belakang Irup, jika berada di atas mimbar upacara. 22 3) Pejabat-pejabat perwakilan asing dan ditempatkan di sebelah kiri mimbar kehormatan. tamu luar negeri selalu h. Tempat lambang satuan. Dalam hal ini dimaksudkan tempat atau kedudukan kelompok pembawa lambang kesatuan sebagaimana kedudukan pasukan upacara dan penempatannya selalu berada pada paling kanan di daerah C pada sisi lapangan sebelah kiri Irup. 32. Pejabat-pejabat upacara. Dalam tata upacara militer, sudah diatur sesuai dengan ketentuan, bahwa dalam kegiatan upacara militer selalu terdapat pejabat-pejabat upacara yang memiliki tugas serta tanggung jawab masing-masing seperti Inspektur upacara, Komandan upacara, Perwira upacara serta petugas-petugas yang lain yang bertugas mendukung kegiatan upacara yang dilaksanakan. Adapun yang menjadi tugas dan kewajiban dari masing-masing pejabat upacara tersebut di atas adalah sebagai berikut : a. Inspektur upacara (Irup). 1) Inspektur upacara (Irup), adalah pejabat tertinggi dalam upacara yang bertindak sebagai pimpinan upacara dan kepadanya disampaikan penghormatan oleh pasukan yang mengikuti/melaksanakan kegiatan upacara tersebut. 2) Pimpinan upacara dalam setiap bentuk upacara, baik dalam upacara yang mengadakan pemeriksaan pasukan maupun tidak, disebut Irup. 3) Irup mengesahkan tata upacara dengan menandatangani rencana upacara yang diajukan oleh Paup. 4) Yang bertindak sebagai Irup adalah pejabat militer/TNI atau pejabat lain yang ditentukan. 5) Irup bertugas mengadakan pemeriksaan pasukan pada upacaraupacara yang telah ditentukan. 6) Pada prinsipnya Irup tidak memberikan komando (aba-aba) selama berlangsung upacara terkecuali pada acara mengheningkan cipta. 7) Ketentuan Irup. Perlakuan terhadap Irup dibedakan antara Irup yang dijabat oleh Presiden/Wapres dan tamu negara asing yang setingkat dengan Irup yang dijabat oleh pejabat lainnya. 8) Dalam membalas penghormatan pasukan upacara, Irup tetap menghadap ke arah pasukan, sedangkan saat memberikan penghormatan kepada lambang kesatuan, Irup menghadap penuh ke arah lambang satuan. b. Komandan upacara (Danup). 1) Komandan Upacara (Danup) adalah pejabat dalam upacara yang memimpin seluruh pasukan upacara, termasuk memimpin penghormatan kepada Inspektur upacara. 2) Danup bertanggung jawab atas tata tertib upacara kepada Irup. 3) Danup dijabat oleh seorang perwira yang ditunjuk dengan tingkat kepangkatan yang disesuaikan dengan besar/kecilnya kekuatan pasukan, maksud dan tujuan upacara yang diselenggarakan. 4) Tingkat kepangkatan Danup lebih tinggi atau setidak-tidaknya sama dengan pangkat tertinggi yang berada pada pasukan upacara. kepangkatan Danup yang tertinggi adalah seorang kolonel (kecuali hal-hal khusus). 5) Dalam pelaksanaan upacara, Danup menggunakan tanda pangkat sesuai dengan jabatan di kesatuannya (tanda pangkat komando/staf). 23 6) Setiap upacara yang melibatkan pasukan bersenjata maka Danup harus memakai pedang tanpa pistol (kecuali hal-hal khusus). c. Perwira upacara (Paup). 1) Perwira upacara (Paup) adalah pejabat dalam upacara yang bertugas menyusun rencana upacara dan mengendalikan jalannya tertib acara dalam suatu upacara. 2) Paup mengajukan rencana dan tata upacara serta susunan dan bentuk upacara dilanjutkan dengan pemberian penjelasan seperlunya kepada Irup untuk mendapatkan pengesahan. 3) Dalam pelaksanaannya Paup dibantu oleh pembawa acara yang bertugas mengumumkan acara-acara sesuai dengan urutan dan waktu yang telah ditentukan demi tertibnya upacara. 33. Susunan upacara. Susunan upacara yang akan dilaksanakan, semua sudah tersusun dalam rencana upacara yang dibuat oleh perwira upacara. Dalam rencana upacara ini tersusun sesuai dengan urutan sebagai berikut : a. Waktu dan tempat upacara. Menunjukkan kapan upacara dilaksanakan dan dimana tempat upacara dilaksanakan. b. Pejabat-pejabat upacara. Menunjukkan siapa pejabat inspektur upacara, komandan upacara, pembawa acara serta petugas-petugas yang lainnya yang mendukung kegiatan upacara yang akan dilaksanakan beserta dengan cadangan dari masing-masing pejabat upacara tersebut. c. Kesatuan-kesatuan upacara. Meliputi pasukan-pasukan upacara yang akan mengikuti kegiatan upacara yang dilaksanakan. d. Personil upacara lainnya. Adalah petugas lain yang ditunjuk seperti, pengucap Sapta Marga, penerima tanda kehormatan dan lain-lain. e. Pakaian dan perlengkapan upacara. Meliputi pakaian apa yang akan digunakan baik inspektur upacara, komandan upacara serta seluruh peserta upacara lainnya dan juga perlengkapan yang akan digunakan seperti, mimbar Irup, senjata, tenda tamu undangan dan lain-lain. f. Urutan upacara. Urutan upacara dimulai dari acara persiapan, acara pendahuluan, acara pokok dan acara penutup yang sudah tersusun dalam rencana upacara. g. Susunan upacara. Susunan pasukan upacara disusun dalam bentuk ”Segaris” atau dalam bentuk ”U”, disesuaikan dengan jumlah dari peserta upacara, disusun mulai dari kelompok Perwira, Bintara, Tamtama dan pasukan bersenjata ringan, disambung pasukan sipil di sebelah kiri. h. Lain-lain. Adalah hal-hal yang dipersiapkan sesuai dengan kepentingan upacara yang akan dilaksanakan. 34. Pakaian dinas seragam musik (Gamsik). Pakaian dinas seragam musik TNI terdiri atas lima macam yaitu seragam musik I, II, III, IV dan V yang masing-masing penggunaannya disesuaikan dengan pakaian dinas seragam TNI dalam mendukung setiap 24 upacara militer sesuai dengan kebutuhan. Pemakai adalah Perwira, Bintara dan Tamtama TNI AD, TNI AL, TNI AU yang bertugas di satuan musik Mabes TNI dan Angkatan. Macammacam seragam musik tersebut adalah sebagai berikut : a. Pakaian dinas seragam musik I (Gamsik I). Bahan, warna dan bentuk. 1) Bahan : Kain Gabardin PR. 6535 S.F. 2) Warna, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU sama. a) b) c) 3) Jas safari warna biru benhur Celana panjang warna biru muda. Pet upacara warna biru muda. Bentuk. a) Jas safari, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU sama. (1) Leher terbuka dengan krah yang serasi, memakai belahan di bagian belakang. (2) Kancing logam besar empat buah, kecil enam buah warna kuning emas dengan lambang TNI. (3) Lap/lidah pundak memakai lis warna kuning. (4) Kiri-kanan bahu memakai ban lengan warna merah dengan strip-strip menyilang berwarna kuning dan bagian bawah memakai lis warna kuning strip merah. (5) Di ujung lengan memakai lis kuning, bentuk meruncing ke atas dengan sudut 60 derajat dari gallon. (6) Memakai dua saku atas dan dua saku bawah fantasi, klep runcing, saku kanan bawah bobok di belakang klep untuk menyimpan buku partitur lagu. (7) Dipasang lust kanan dan kiri di pinggang dengan kancing di bawah. (8) Kopelriem warna putih dengan timang kuning lambang Raraswara Andrepati. (9) Scraf biru muda, dari bahan lunak agak tebal, dibuat sedemikian rupa sehingga rapi, (bahan dari kain oxford). (10) Sarung tangan 3/4 lengan warna putih. b) Celana panjang, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU sama. (1) Celana panjang memakai lis kuning lebar 3 centimeter di samping kiri dan kanan dengan dua buah saku samping bobok, bibir saku lurus. (2) Tali pinggang/tali ban tujuh buah. (3) Dua buah saku belakang bobok tanpa tutup. c) Kelengkapan. (1) Tanda pangkat upacara bordir, dasar hitam diperkecil, untuk Bati dan Perwira pada lap/lidah pundak dengan epoulette hitam. 25 (2) Pet warna biru muda, untuk bintara dan tamtama memakai lis kuning sama dengan perwira. (3) Lap/lidah pundak memakai lis warna kuning. (4) Kopelriem warna putih. (5) Scraf warna biru muda. (6) Sarung tangan 3/4 lengan warna putih. (7) Sepatu 3/4 lars warna putih dan kaos kaki warna putih (sol sepatu warna putih). d) Atribut. (1) Papan nama ebonit, dipasang 1 centimeter di atas saku sebelah kanan. (2) Tanda pangkat upacara dengan monogram TNI untuk Ba/Ta dijahitkan pada ban lengan. (3) Tanda-tanda kehormatan medali gantung besar. (4) Tanda kualifikasi/kemahiran/korps. (5) Tanda jabatan. b. Pakaian dinas seragam musik II (Gamsik II). Bahan, warna dan bentuk. 1) Bahan : Kain Gabardin PR. 6535 S.F. 2) Warna : a) Jas (1) (2) (3) b) 3) TNI AD TNI AL TNI AU : hijau militer : biru benhur : biru tua Celana panjang TNI AD, TNI AL, dan TNI AU : warna krem. Bentuk : a) Jas safari (1) Leher terbuka dengan krah yang serasi, memakai belahan di bagian belakang. (2) Kancing logam besar empat buah, kecil enam buah, warna kuning emas, lambang angkatan. (3) Lap/lidah pundak untuk kedudukan epoulette jumbai di kanan kiri bahu dari sutera pintal warna kuning emas, diberi lis kuning emas. (4) Ujung kedua lengan jas dipasang lis warna kuning emas, bentuk meruncing ke atas dengan sudut 60 derajat terbuat dari gallon. (5) Memakai dua saku atas dan dua saku bawah fantasi, klep runcing, saku kanan bawah dibobok di belakang klep untuk menyimpan buku partitur lagu dan dilengkapi dua buah kancing kecil jepret. 26 (6) Dipasang lust kanan dan kiri pinggang dengan kancing di bawah. (7) Kopelriem putih dari bahan katun dengan timang cetak Raraswara Andrepati dari logam kuning di atas dasar segi empat. (8) Scraf kuning, dari bahan lunak agak tebal, dirakit sedemikian rupa sehingga rapi, (bahan dari kain polyester/oxford). (9) Sarung tangan 3/4 lengan warna putih. b) Celana panjang, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU sama. (1) Celana panjang memakai lis kuning lebar 3 centimeter di samping kiri dan kanan dengan dua buah saku samping bobok, bibir saku lurus. (2) Tali pinggang/tali ban tujuh buah. (3) Dua buah saku belakang bobok tanpa tutup. c) Kelengkapan (1) Tanda pangkat upacara bordir, dasar hitam diperkecil dan dijahitkan pada lengan Jas untuk Ba/Ta, untuk Bati ke atas dibordir langsung di atas epoulette jumbai. (2) Epoulette warna dasar hitam berjumbai dari bahan benang gallon warna kuning. (3) Pet upacara (TNI AD warna hijau, TNI AL warna abuabu tua, TNI AU warna biru tua) dengan emblem/lambang Angkatan. (4) Lap/lidah pundak memakai lis warna kuning. (5) Kopelriem putih dengan timang Raraswara Andrepati. (6) Scraf warna kuning. (7) Sarung tangan 3/4 lengan warna putih. (8) Sepatu 3/4 lars dari kulit dan kaos kaki warna hitam, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU sama. d) Atribut (1) (2) (3) (4) (5) c. Papan nama ebonit. Tanda pangkat upacara. Tanda kehormatan bentuk pita. Tanda kualifikasi/kemahiran/corps. Tanda jabatan. Pakaian dinas seragam musik III (Gamsik III). Bahan, warna dan bentuk. 1) Bahan : Kain Gabardin Pr. 6535 S.F. 2) Warna : a) TNI AD. 1) Celana (pria), rok (wanita) warna hijau militer polos CT 16 27 K. AB. (2) Kemeja (pria), blouse (wanita) warna hijau pupus. b) TNI AL. (1) (2) c) TNI AU. (1) (2) 3) Celana (pria), rok (wanita) warna abu-abu tua. Kemeja (pria), blouse (wanita) warna abu-abu muda. Celana (pria), rok (wanita) warna biru tua. Kemeja (pria), blouse (wanita) warna biru muda. Bentuk. a) Untuk pria. (1) Kemeja, krah berdiri, lengan panjang, dua buah saku tempel atas memakai tutup. (2) Celana panjang, dua buah saku samping bobok bibir lurus, dua buah saku belakang bobok tanpa tutup, ban pinggang dengan tali lust tujuh buah, memakai lis kuning samping kiri dan kanan lebar tiga centimeter. b) Untuk wanita. (1) Kemeja/blouse, krah tidur ujung membulat, lengan panjang, dua buah saku fantasi, bagian ketiak ke bagian dada memakai knupnat, pemakaian dimasukkan ke dalam rok. (2) Rok, bentuk span tanpa saku samping, memakai lis kuning samping kiri dan kanan lebar 3 centimeter, band pinggang, tali lust tujuh buah. c) Kelengkapan (pria dan wanita sama). (1) Tutup kepala baret warna biru tua, lambang Raraswara Andrepati dengan dasar warna merah. (2) Sabuk hitam harian lambang TNI. (3) Sepatu harian dan kaos kaki warna hitam (wanita tanpa kaos kaki). (4) Kaos dalam/T shirt warna kemeja. (5) Tali koor (tali bahu) di pundak kanan dari bahan sutera pintal warna kuning lis merah, lengkap dengan nestel. d) Atribut (pria dan wanita sama). (1) Papan nama dari bahan ebonit. (2) Tanda pangkat harian. (3) Tanda jabatan logam warna kuning emas. (4) Tanda kehormatan bentuk pita. (5) Tanda kualifikasi/kemampuan/corps logam warna kuning emas. (6) Badge dan lokasi satuan bordir berwarna. 28 d. Pakaian dinas seragam musik IV (Gamsik IV). Bahan, warna dan bentuk. 1) Bahan : Kain Gabardin PR.6535 S.F. 2) Warna : a) b) tua. 3) Jas safari, TNI AD hijau militer, TNI AL putih, TNI AU biru muda. Celana panjang, TNI AD hijau militer, TNI AL putih, TNI AU biru Bentuk. a) Jas, bentuk jas safari, krah berdiri, lengan pendek, empat buah saku tempel tertutup dengan kancing kemeja logam warna kuning emas, ikat pinggang bahan dari kulit warna hitam dengan timang Raraswara Andrepati warna kuning emas, dipasang list kanan dan kiri pinggang dengan kancing di bawah. b) Celana, celana panjang memakai lis kuning lebar tiga centimeter di samping kanan dan kiri dengan dua buah saku samping bobok, bibir saku lurus, tali pinggang/tali ban tujuh buah, dua buah saku belakang bobok tanpa tutup. c) Kelengkapan. (1) Pet upacara sesuai dengan warna Angkatan (TNI AD hijau, TNI AL putih, TNI AU biru tua). (2) Sepatu 3/4 dan kaos kaki, TNI AD dan TNI AU warna hitam, TNI AL warna putih. (3) Badge dan lokasi satuan. d) Atribut. (1) (2) (3) (4) (5) e) e. Tanda pangkat upacara dengan monogram TNI. Papan nama ebonit. Tanda Kehormatan bentuk pita. Tanda kualifikasi/kemahiran/korps. Tanda jabatan logam. Keterangan. Bahan, warna dan bentuk sama dengan PDU IV. Pakaian dinas seragam musik V (Gamsik V). Bahan, warna dan bentuk. 1) Bahan : Kain PDL TNI. 2) Warna : Loreng TNI. 3) Bentuk : 29 a) Kemeja, TNI AD, TNI AL, TNI AU sama, yakni sesuai dengan bentuk dasar PDL loreng TNI. b) Celana panjang, TNI AD, TNI AL, TNI AU sama, yakni sesuai dengan bentuk dasar PDL loreng TNI. c) Kelengkapan. (1) Tutup kepala baret warna biru tua. (2) Emblem baret lambang Raraswara Andrepati dengan dasar warna merah. (3) Kopelriem warna putih dengan timang Raraswara Andrepati dari logam warna kuning emas. (4) Draagriem tunggal atau selempang warna putih disilangkan dari pundak kiri ke pinggang sebelah kanan. (5) Tali koor di pundak kanan dari bahan sutera pintal warna kuning lis merah, lengkap dengan nestel. (6) Sepatu PDL standar TNI dari bahan kulit mengkilap pakai ritsluiting. (7) Kaos kaki warna hitam. d) Atribut. (1) Papan nama bordir warna hitam dengan dasar kain warna hijau. (2) Tanda pangkat lapangan dan korps bordir warna hitam dengan dasar kain warna hijau dijahitkan pada krah. (3) Tanda kehormatan. (4) Tanda kualifikasi/kemampuan/korps bordir warna hitam dengan dasar kain warna hijau. (5) Tanda jabatan bordir warna hitam dengan dasar kain warna hijau. (6) Badge dan lokasi satuan bordir warna hitam dengan dasar kain warna hijau. 35. Penggunaan seragam musik. Penggunaan seragam musik I sampai dengan seragam musik V, disesuaikan dengan kegiatan upacara yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan karena setiap kegiatan upacara selalu berbeda dalam penggunaan seragam musiknya. Penggunaan seragam musik dapat dilakukan seperti berikut : a. Pakaian dinas seragam musik I (Gamsik I), digunakan untuk upacara yang bersifat satuan musik gabungan TNI seperti : 1) Upacara HUT Kemerdekaan RI. 2) Upacara pelantikan kepala negara/wakil kepala negara. 3) Upacara Hari TNI. 4) Upacara penganugerahan tanda kehormatan negara, apabila dilaksanakan dengan Irup Presiden/Wakil Presiden RI. 5) Upacara penyambutan/pengantaran tamu asing setingkat kepala negara asing/kepala pemerintahan. 6) Apel kehormatan dan renungan suci (AKRS). 7) Upacara hari pahlawan. 8) Upacara penyumpahan Perwira dengan Irup Presiden/Wakil Presiden. 9) Upacara ziarah nasional dan ziarah tamu negara asing. 30 b. Pakaian dinas seragam musik II (Gamsik II) digunakan untuk : 1) Upacara apabila Irup dan undangan memakai PDU I, II dan III yang dilaksanakan di Angkatan masing-masing. 2) Upacara HUT Angkatan. 3) Upacara mengenang tragedi Nasional Akibat pengkhianatan terhadap Pancasila. 4) Upacara persemayaman dan pemakaman. 5) Upacara penyambutan tamu negara asing setingkat Menhan atau Panglima TNI. c. Pakaian dinas seragam musik III (Gamsik III), digunakan untuk : 1) 2) 3) 4) 5) Upacara bulanan. Upacara serah terima jabatan (Irup Kolonel ke bawah). Upacara penaikkan bendera. Upacara lainnya yang apabila Irup menggunakan PDH I/PDH II. Upacara lainnya yang apabila pasukan upacara menggunakan PDP. d. Pakaian dinas seragam musik IV (Gamsik IV), digunakan pada upacara gabungan TNI dan masing-masing angkatan : 1) Upacara serah terima jabatan. 2) Upacara pembukaan atau penutupan pendidikan. 3) Upacara penganugerahan tanda kehormatan dan lambang-lambang kesatuan. 4) Peresmian dan likuidasi kesatuan. 5) Upacara HUT kesatuan/korps/kecabangan. 6) Upacara penyambutan tamu negara asing setingkat kas angkatan. 7) Upacara ziarah kesatuan. e. Pakaian dinas seragam musik V (Gamsik V), digunakan untuk : 1) Upacara pengantaran/penjemputan pasukan yang melaksanakan tugas operasi. 2) Upacara pembukaan/penutupan pendidikan dan latihan tempur di lapangan. 3) Upacara gelar pasukan. 4) Pelaksanaan gladi setiap upacara militer. 5) Tugas atau latihan lain yang ditentukan. 31 BAB VII EVALUASI AKHIR PELAJARAN (Bukan Naskah Ujian) t BAB VIII PENUTUP Demikian Naskah Departemen tentang Musik Militer ini disusun untuk 38. Penutup. dijadikan bahan ajaran pada pendidikan Diksarcab Ajen. Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Sulistiyono, S.Sos. Kolonel Caj NRP 31353 RAHASIA RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NASKAH DEPARTEMEN tentang MUSIK MILITER untuk DIKSARCAB AJEN Nomor : DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DANPUSDIKAJEN KODIKLAT TNI AD NOMOR KEP/ / /2012 TANGGAL 2012 DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP TANPA IJIN DANPUSDIKAJEN RAHASIA RAHASIA DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN 1. Umum ......................................................... 2. Maksud dan Tujuan ..................................... 3. Ruang Lingkup ............................................ 4. Pengertian-pengertian .................................. Halaman 1 1 1 2 ORGANISASI SATSIKMIL 6. Umum ........................................................... 7. Susunan Organisasi ...................................... 8. Persyaratan Organisasi Satsikmil ................. 9. Tugas dan Fungsi Satsikmil .......................... 10. Tipe-tipe Satsikmil ........................................ 11. Eselon Pembinaan Satsikmil ......................... 3 3 3 3 4 5 LAGU-LAGU SIKMIL 12. Umum .............................................................. 13. Macam-macam Lagu Sikmil........ .................. 14. Penggunaan Lagu Sikmil ................................. 6 6 7 TEORI DASAR MUSIK 15. Umum ............................................................... 16. Unsur-unsur Bunyi dalam Musik ...................... 8 8 PENUTUP 17. Penutup ............................................................... 18