Jati Diri dan Profesi TNI (Pegantar dari Penulis) Jenis : Buku Karya

advertisement
Jati Diri dan Profesi TNI
(Pegantar dari Penulis)
Jenis : Buku
Karya : Dr. Muhadjir Effendy, MAP
Penerbit: UMM Press
Tahun : 2009
Buku ini mencoba mengkaji militer dari realitas “mikro subyektif”. Dalam ilmu sosial,
kajian semacam ini termasuk paradigma konstruktivistik. Untuk memahami aspek-aspek
profesionalisme militer penelitian ini menggunakan metodologi fenomenologi. Paradigma ini
secara epistimologis berasumsi bahwa hubungan antara periset dan subyek riset bersifat
subyektif-transaksional. Metodologi inilah yang dikembangkan oleh penulis ketika melakukan
riset Pemaknaan Profesionalisme Perwira TNI AD di Garnizun Malang (2007). Rziset ini
berhasil menelisik makana profesionalisme militer tidak hanya dari tataran ekstrinsik-superfisial
tetapi pada intrinsik-substansial.
Sepengetahuan penulis, kejadian tentang militer (baca:TNI) di Indonesia –apabila dilihat
dari kaca mata ilmu-ilmu sosial- kebanyakan adalah bersifat mikro-obyektif. Sedangkan dari
perspektif keilmuan, kebanyakan manyoroti militer dari perspektif ilmu politik, yaitu tentang
TNI dan politik dalam kontek sejarah hubungan sipil-militer di Indonesia. Kajian semacam ini
sangat tampak pada karya-karya Prof. Salim Said, DR. Bilver Singh, Prof. Yahya A Muhaimin,
Prof. Harold Crouch dan juga Prof. Ulf Sundhausen. Di sampig itu juga sudah cukup banyak
kajian TNI dari perspektif ekonomi misalnya dalam karya DR. Indriya Samego dan karya
disertasi Prof. A Yahya Muhaimin. Adapun karaya tulis yang awalnya berupa disertasi ini
mengambil sisi yang relatif berbeda dan belum banyak dijamah dalam studi militer di Indonesia
yaitu mentelaah TNI dari ranah mikro-subyektif; sedangkan dalam perspektif keilmuan disertasi
ini berusaha melihat TNI dari sudut pandang sosiologis dan antropologis yang menurut hemat
saya juga masih belum banyak bilakukan dalam studi tentang TNI.
Karya tulis ini tatkala berupa disertasi berjudul “Pemahaman tentang Profesionalisme
Militer: Studi Fenomenologi di Garnizun Malang” yang telah penulis pertahankan di hadapan
dewan penguji ujian tahap I pada 29 Januari 2007, setelah memerlukan waktu sekitar satu tahun
untuk perbaikan, pada tanggal 24 Januari 2008 saya pertahankan kembali secara terbuka.
Setelah melalu beberapa proses editing, disertasi ini pun diterbitka dalam bentuk buku.
Tujuan diterbitkannya disertasi ini dalam bentuk buku adalah untuk mendistribusikan ide,
temuan dan pengalaman penulis dalam penelitian di dunia militer serta sebagi bahan diskursus di
ruang publik dan komunitas akademik tentang metodologi penelitian fenomenologi serta
substansi penelitian yaitu tentang jati diri dan profesionalitas TNI.
Pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penelitian memang seolah menafikan
anggapan bahwa gagaimanapun institusi militer itu adalah memiliki karakteristik “total
institution” sebagaimana dikemukakan oleh Erving Goffman, yang dicirikan adanaya adanya
perilaku yang serba seragam, serba diatur dan tidak memberi ruang bagi individu yang ada di
dalamnya –dengan naluri agensinya- untuk mengekspresikan kehendak bebasnya. Salah satu
implikasi anggapan tersebut adalah Pemahaman profesionalisme militer/TNI mulai dari
komandan sampai anak buah pun akan relatif sama. Inilah salah satu masalah yang awalnya
sempat menjadi bahan perdebatan sengit dengan promotor dan para penguji. Namun penelitian
ini mengungkap bahwa ternyata, perwira menengah TNI AD yang menjadi subyek penelitian,
memiliki pemahaman yang beragan tentang profesionalisme TNI (AD),yang di dalam paradigma
definisi sosial, penelitian ini membuktikan bahwa anggota militer/TNI tetap merupakan aktoraktor sosial yang bebas, kreatif dan dinamis. Pandangan dan pikirannya tidak selamanya
dikendalikan oleh strukutur sosial terutama oleh mata rantai komando yang herarkis dan ketat
itu. Disinilah letak keunikan kajian ini dibanding dengan kajian militer yang bersifat makro.
Perbedaan pengalaman subyek penelitian, baik di lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan
dan lingkungan penugasan disadari atau tidak sanagat berpengaruh pada pemahamannya
terhadap profesionalisme militernya.
Penggunaan metode fenomenologi –yang pada dasarnya adalah jalan dan cara yang harus
ditempuh kalau ingin mengungkap makna di balik fenomena – dalam penelitian ini bukannya
tanpa alasan. Pertama untuk memahami pemahaman (understanding of the understanding) aktor
tentang realitas (profesionalisme militer/TNI), metode fenomenologi merupakan salah satu
metode yang dianggap paling sesuai. Kedua, dalam akjian yang berlingkup mikro-subyektif serta
masalah penelitian yang dipilih dalam disertasi ini yaitu profesionalisme militer harus dapat
mengungkap asensi hingga kewilayah transendental, untuk itu memerlukan “pisau” yang tepat
yaitu dengan fenomenologi transendental. Ketiga, dirasa masih sangat sedikit kajian militer yang
menggunakan metode fenomenologi.
Malang, 19 Oktober 2009
Download