BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian komunikasi Komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication secara etimologis atau dari asal katanya, berasal dari bahasa Latin Communicatio yang berati pemberitahuan atau pertukaran, dan besumber dari kata communis yang bermakna umum atau sama, sama disini berarti sama makna4. Untuk memahami makna Public Relations lebih baik, kita harus mempelajari pengertian komunikasi, karena pada dasarnya Public Relations merupakan sejumlah berkas bentuk komunikasi. Dalam perkembangannya, definisi komunikasi datang dari para ahli dengan latar belakang yang berbeda menurut sudut pandang mereka masingmasing. Hal ini dikarenakan sejarah ilmu komunikasi dikembangkan oleh para ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Definisi komunikasi menurut Everett M.Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka5. 4 Wiryanto. Pengantar Ilmu KOmunkasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004. 5 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005. 11 Untuk memahami definisi model komunikasi Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik ialah dengan cara menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says what In Which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?). Dari definisi tersebut diketahui bahwa di dalam setiap kegiatan komunikasi harus terdapat komponenkomponen komunikasi seperti komunikator, pesan yang disampaikan, media yang digunakan, komunikan, dan efek yang diharapkan6. Berdasarkan pendapat dari beberapa para pakar dapat disimpulkan bahwa dalam berkomunikasi terjadi proses pemberitahuan atau pertukaran informasi, ide, opini, atau gagasan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) melalui media sehingga menumbuhkan suatu kesamaan makna dengan maksud merubah tingkah laku dan memperoleh tanggapan dari komunikan. Dalam berbagai definisi tentang komunikasi Craig dalam Theories of Human Communication menggambarkan tujuh faktor tradisional yang digunakan dalam mengkasifikasi penjelasan tentang komunikasi7, yaitu: a. The Rhetorical Dalam faktor ini definisi komunikasi berdasarkan atas analisi dari pernyataan-pernyataan yang ada baik dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis. Misalnya, proses komunikasi dala menyampaikan informasi yang 6 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Hal. 10 7 Littlejiohn, W. Stephen. Theories of Human Communication, 2008 diambil dari pidato SBY tentang kenaikan bahan bakar pada masyarakat melaui media cetak atau media elektronik. b. The Semiotic Semiotic yaitu definisi komunikasi yang didasarkan pada arti simbolsimbol yang ada. Degan kata lain komunikasi merupakan penyampaian pesan melalui simbol yang memiliki arti luas kepada penerima pesan. c. The Phenomenological Yaitu komunikasi yang didasarkan pada fenomena yang terjadi. Maka komunikasi dapat diartikan penyampaian informasi dari pemberi pesan kepada penerima pesan yang menjelaskan suatu fenomena yang terjadi melaui media cetak maupun elektronik. Misalnya, pemberitaan pada media yang menyampaikan informasi mengenai fenomena bom yang terjadi pada kedua hotel berbintang di Jakarta yaitu JW Marriot dan The Ritz Carlton yang disampaikan presiden SBY kepada masyarakat. d. The Cybernetic Definisi komunikasi yang didasarkan pada perkembangan teknologi. Dapat disimpulkan bahwa defini proses komunikasi dalam penyampaian informasi yang dilakukan melaui alat komunikasi internet. e. The sociopsychological Definisi komunikasi yang didasarkan pada sikap atau perilaku. Maka definsi komunikasi pada faktor ini memperhatikan sikap atau perilaku dari si pemberi pesan ataupun penerima pesan. f. The sociocultural Definisi komunikasi yang didasarkan pada sosial budaya. Proses komunikasi yang terjadi dari pemberi pesan kepada penerima pesan yang dipengaruhi atas sosial dan budaya yang berlaku bagi kedua belah pihak dalam proses menyampaikan informasi. g. The Critical Proses komunikasi dimana si pemberi pesan terlibat dalam suatu kejadian dalam informasi yang disampaikan kepada pemerima pesan. Misalnya proses penyampaian informasi dari seorang peneliti kepada pembaca pesan dimana peneliti tersebut ikut serta dalam penelitian nya yang disampaikan melalui media cetak. 2.1.2. Peran Komunikasi Peran komunikasi itu penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat persuasif, edukatif dan informatif. Hal ini dikarenakan tanpa terjadinya komunikasi maka tidak akan ada proses interaksi saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasif, dan informasi 8. Maka dari itu Ruslan menyatakan peran komunikasi itu sendiri adalah untuk menyampaikan suatu informasi agar dapat diterima oleh orang lain. 8 Ruslan, Rosady. Management Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada,2003, Hal 78. 2.1.3. Fungsi Komunikasi Menurut Mudjito dalam Widjaja menyatakan bahwa fungsi komunikasi itu adalah9 : a. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan organisasi itu dapat diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. b. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para anggota dalam suatu organisasi. c. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh anggota organisasi. Dilihat dari fungsi komunikasi tersebut diatas maka komunikasi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan tertentu. 2.1.4. Tujuan Komunikasi Menurut Effendy bahwa tujuan komunikasi adalah10 : a. Merubah sikap (to change attitude) Adanya perubahan sikap yang diharapkan oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan. 9 Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, Hal 66. 10 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Hal.55. b. Mengubah opini atau pendapat (to change the opinion) Komunikator memberikan kebebasan untuk melakukan perubahan pendapat, sehingga komunikan dapat mengerti dan sependapat dengan komunikator sebagai pemberi pesan. c. Mengubah Perilaku (to change the behavior) Berbeda dengan perubahan sikap, perubahan ini lebih ke arah tindakan nyata dari komuikan. d. Mengubah Masyarakat (to change the society) Perubahan ini lebih luas cangkupannya, yaitu suatu kelompok sosial atau disebut masyarakat. Fungsi komunikasi ini dapat dilakukan melalui benuk komunikasi massa. 2.1.5. Proses Komunikasi Menurut Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni11 : a. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi bahasa, kial/isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau pesan komunikator kepada komunikan. 11 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Hal. 11 b. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media ke dua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Alat atau sarana yang diggunakan adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, telvisi, film dan lain-lain. 2.1.6 Model Komunikasi Model dapat dikatakan sebagai gambaran yang sistematis dan abstrak. Fungsinya untuk menerangkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan beragam aspek dari suatu proses. Model adalah cara untuk menujukan sebuah objek yang mengandung kompleksitas proses didalamnya dan hubungan antara unsur-unsur pendukungnya12. Model yang diciptakan oleh sejumlah ahli komunikasi sebenarnya bertujuan untuk mempermudah pemahaman kita tentang sebuah proses komunikasi, sehingga unsur-unsur yang bekerja dalam sebuah proses komunikasi dapat terlihat jelas dan dengan mudah dapat membatu kita untuk mempebaiki proses yang salah. Seperti yang dikatakan oleh Gordon dan Larry bahwa : “Model komunikasi memiliki tiga fungsi, yakni: melukiskan proses komunikasi, menunjukan hubungan visual, dan membantu menemukan dan mempebaiki kemacetan”13. 12 Wiryanto. Pengantar Ilmu KOmunkasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004 Hal.9 13 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Studi (edisi revisi). Jakarta : PT Rosadakarya, 2001 Hal 123 Pada penelitian ini, peneliti ingin menggunakan model komunikasi Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora dalam Cangara. Didalam model komunikasi ini terdapat tujuh unsur yang perlukan dalam proses komunikasi, yaitu: (1) Komunikator; (2) komunikan; (3) pesan; (4) saluran; (5) efek; (6) tanggapan balik; (7) lingkungan14 . Gambar 4 Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora Sumber Media Atau Saluran Pesan Penerim a Efek Lingkungan Umpan Balik Sumber: Cangara (2003:23) 2.1.7 Unsur –Unsur Komunikasi Unsur-unsur yang terdapat dalam model komunikasi Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora dalam Cangara (2003:24) adalah: 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber berbagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa 14 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005 Hal 22-27. tediri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisai atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut, sender atau encoder. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information. 3. Media Media yang dimaksud disisni adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media, ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi panca indra diangggap sebagai media komunikasi. Selain panca indera manusia, ada juga saluran komunikasi seprti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi atarpribadi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan anatara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, bulletin, hand out, poster, spanduk dan lain-lain. Sedangkan media elektronik anatar lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, elektronic board, audio casette dan semacamnya. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang, karena itu pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan balik Tanggapan balik merupakan salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial bidaya, lingkungan psikologi dan dimensi waktu. Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa didalan penelitian Kodim 0509/ Kab. Bekasi merupakan sumber dalam penyampai dalam menyampikan beberapa strategi yang di tetapkan kepada masyarakat sebagai penerima pesan melalui media peningkatan service keamanan yang dilakukan oleh team anggota kodim 0509/ Kab. Bekasi. Hal ini tentu saja akan memporeleh tanggapan dari masyarakat yang datang yang merupakan feedback dari masyarakat. 2.1.8 Hambatan Komunikasi Di dalam proses komunikasi hambatan komunikasi merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Hambatan komunikasi menunjukan adanya masalah yang lebih dalam. Hal ini ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, dan penerima, yaitu antara lain 15 : 1. Kurangnya perencanaan dalam komunikasi (tidak dipersiapkan terlebih dahulu). 15 2. Perbedaan persepsi. 3. Pebedaan harapan. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000 Hal 100 4. Kondisi fisik atu mental yang kurang baik. 5. Pesan yang tidak jelas. 6. Prasangka buruk. 7. Transimisi yang kurang baik. 8. Penilaian/ evaluasi yang prematur. 9. Tidak ada kepecayaan. 10. Ada ancaman. 11. Perbedaan status, pengetahuan dan bahasa. 12. Distorsi (kesalahan informasi). 2.2 Teori Public Relations 2.2.1 Definisi Public Relations Pada perkembangan era globalisasi yang semakin kompleks membuat dunia usaha semakin membutuhkan jasa konsultasi dalam segala bidang termasuk salah satunya adalah bidang Public Relations. Hal ini menyebabkan Public Relations merupakan suatu profesi yang banyak diminati oleh hampir semua institusi baik organisasi komersial maupun nonkomersial. Menurut Rumanti Public Relations merupakan kegiatan atau aktivitas yang proses aktivitasnya melalui empat tahap 16, yaitu : 1. Penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan sebagainya. 16 Rumanri, MAris Assumpton. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002 Hal.8 2. Perencaan yang direncanakan. 3. Pelaksanaan yang tepat 4. Evaluasi, penialian setiap tahap dan evealuasi keseluruhan. The British Institude of Publis Relations mengemukakan definisi Public Relations, sebagai berikut17; Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara satu organisasi dengan segenap khalayak. Frank Jefkins dalam Yulianita18 Public Relations merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar maupun kedalam yakni antara organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dasar adanya saling pengertian. Beberapa definisi Public Relations yang dijelaskan Dunn19, yaitu: 1. Public Relations sebagai cerminan kepribadian dalam sebuah perusahaan atau organisasi. 2. Public Relations bertanggung jawab dalam mengatur komunikasi dua arah antara perusahaan dan publik internal maupun eksternal dalam menyampaikan informasi secara maksimal, dan bertujuan untuk menghasilkan pemahaman pada publik dan mendukung tujuan, peraturan dan tindakan perusahaan. 17 Yadin, Daniel. Public Relations. Jakarta: PT Perca, 2003 Hal.9 Yulianita, Neni. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: LPPM Unisba, 2005 Hal.33. 19 Dunn, Jin. Public Relations That Work, 1999 Hal.3 18 3. Public Relations sebagai aktifitas manajemen yang bertanggung jawab untuk beragam sikap yang dihasilkan dari managemen terhadap publik. 4. Public Relaions bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan negara, menyampaikan informasi dan tanggapan perusahaan terhadap sesuatu kepada konsumen, pemerintah, publik, shareholders dll. 5. Public Relations bertanggung jawab atas sesuatu yang mencakup seluruh aktifitas yang dapat membangun hubungan baik dengan publik, berupaya merubah opini yang tidak benar atau negatif sehingga menjadi opini yang benar atau positif. Dengan kata lain, menggambarkan perasaan yang baik untuk perusahaan dan merubah persepsi negatif menjadi persepsi positif. Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Public Relations merupakan bentuk komunikasi terencana yang mengupayakan terjalinnya hubungan yang baik antara dua arah sehinga dapat mencapai tujuan saling pengertian bersama antara organisasi dengan khalayak. 2.2.2 Peran Public Relations Didalam perkembangan profesionalisme Public Relations saat ini yakni berkaitan dengan perkembangan peranan Public Relations, baik sebagai praktisi maupun profesional dalam suatu organisasi atau perusahaan. Peran Public Relations disetiap perusahaan dapat bebeda, tergantung dari beberapa hal seperti: sistem budaya, stuktur organisasi yang menentukan wewenang dan kewajiban Public Relations, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, dan lain-lain. Public Relations mempunyai peran tersendiri dalam fungsinya20, yaitu ; 1. Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. 2. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. 3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi management organisasi atau perusahaaan. 4. Membentuk coorporate image, artinya peranan Public Relations berupaya menciptakan citra bagiorganisasi atau lembaganya . Maka peranan Public Relations sangat penting sebagai penghubung komunikasi antara perusahaan dengan publiknya dan perusahaan menciptakan kesatuan pandangan yang pada akhirnya mendapatkan tanggapan yang positif berupa image. 2.2.3 Fungsi Public Relations Fungsi Public Relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah antara organisasi dengan publiknya yang pada akhirnya 20 Ruslan, Roesady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005 Hal 10. menentukan sukses atau tidaknya tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Fungsi Public Relations adalah sebagai berikut 21 ; 1. Membuat evaluasi dan analisis tentang opini publik tentang pendapat dan keinginannya. 2. Memberi masukan dan usul kepada pihak manajemen tentang cara-cara menangani opini, pendapat atau kritik yang ditujukan kepada perusahaan atau organisasi. 3. Mempengaruhi tamu dan calon tamu serta masyarakat melalui kegiatan publikasi dan promosi. 4. Memelihara hubungan baik dengan berbagai tipe publik untuk menjalin pengertian satu dengan lainnya. 2.2.4 Tujuan Public Relation Menurut Charles S. Steinberg dalam Yulianita 22 , tujuan Public Relations adalah untuk menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan. Dari bebarapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan mengenai tujuan Public Relations secara umum adalah untuk menciptkan, mempertahankan, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik sasarannya melalui kegiatan-kegiatannya yang menunjang kesuksesan dalam mencapai tujuan perusahaan. 21 22 Yoti. Oka. Hotel Public Relations. Jakarta: PT Perca, 2003 Hal.9 Yulianita, Neni. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: LPPM Unisba, 2005 Hal 42 2.2.5 Ruang lingkup Tugas Public Relations Adapun ruang lingkup Public Relations dalam sebuah organisasi atau lembaga23 antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut : 1. Membina hubungan kedalam (publik internal) Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri. 2. Membina Hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. 2.2.6. Aktivitas Pelaksanaan Public Relations Untuk mencapai tujuannya, maka Public Relations harus melakukan suatu rangkaian aktivitas. Menurut Scott M. Cutlip cs, bahwa kegiatan Public Relations adalah sebagai berikut24 ; 1. Research-listening (penelitian) / Fact finding Research-listening merupakan kegiatan Public Relations dalam penemuan data dan informasi yang lengkap, karena akan mementukan baik buruknya pelaksanaan Public Relations. 23 Ruslan, Rosady. Management Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada,2003 Hal 23 24 Styodarmodjo, Soenarko. Public Relations: Pengertian, fungsi dan Peranannya. Surabaya: Papy Rus, 2003 Hal. 108 2. Planning and Programing Planning and Programing adalah membuat suatu sistem yang merupakan rangkaian dari keputusan-keputusan mengenai tujuan yang hendak dicapai. 3. Communication-action (pengkomunikasian) Komunikasi yang membantu dan menunjang terwujudnya suatu kerja sama untuk mendapatkan manfaat atau keuntngan bagi kedua belah pihak, baik oleh organisasi maupun masyarakat (public). 4. Evaluation (penilaian / evaluasi) Tahap evaluasi adalah tahap penialian untuk mengetahui apakah suatu program itu dapat mencapai tujuan yang dikehendaki oleh perusahaan. 2.3 Teori Citra 2.3.1 Definisi Citra Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat atau Public Relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wuwjudnya bisa dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumya 25. 25 Ruslan, Roesady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005 Hal 74. Menurut Katz26, citra adalah “Cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelangan perusahaan, pelanggan potensial, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan”. 2.3.2. Jenis Citra Menurut Frank Jefkins mengemukakan jenis-jenis citra antara lain 27 : 1. The miror image (citra bayangan) Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh ornga dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini sering kali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Citra ini cenderung positif, bahkan terlalu positif, karena kita biasa membayangkan hal yang serba hebat mengenai diri sendiri sehingga kita pun percaya bahwa orang-orang lain juga memiliki pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita. 26 27 Soemirat,2004:113 Soemirat,2004:113 2. The current image (citra yang berlaku) Citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai organisasi. Citra bayangan ini tidak merupakan citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman tau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai. Biasanya pula, citra ini cenderung negatif, humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis, dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak fair. 3. The wish image (citra harapan) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak managemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra harapan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam kondisi tertentu citra yang terlalu baik juga merepotkan. Namun yang secara umum yang disebut dengan citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. 4. The coorporate image (citra perusahaan) Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, hubungan industri yang baik, dan sebagainya. 5. The multiple image (citra majemuk) Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan pegawai (anggota). Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak sengaja mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang todak diinginkan variasi citra itu harus ditekan seminim mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus detegakan. 2.3.3. Manfaat Citra Manfaat citra yang baik adalah28 1. Daya saing jangka menengah dan jangka panjag yang mantap (mid and long term sustainable competitive position). 2. Menjadi perisai selama masa krisis (an insurance for adverse time). 3. Menjadi daya tarik eksekutif (attracting the best executive available). 4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness of marketing instruments). 5. Penghematan biaya operatonal (cost saving). 28 Siswanto, Sutijo. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka, 2004 Hal 3 2.4. Tentara Nasional Indonesia. 2.4.1. Jati Diri Tentara Nasional Indonesia Jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah Tentara rakyat yaitu tentara yang anggotanya berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI); Tentara Pejuang yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); Tentara Nasional yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara diatas kepentingan daerah suku, ras dan golongan agama; Tentara Profesional yaitu tentara yang terlatih, terdidik diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi29. 2.4.2. Tugas Pokok Tentara Nasional Indonesia Tugas Pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara30. 2.4.3. Fungsi Tentara Nasional Indonesia Fungsi TNI sebagai penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dai luar dan dalam negeri terhdap kedaulatan, keutuhan 29 UU RI No 34/2004 tentang TNI 30 UU RI No 34/2004 tentang TNI wilayah dan keselamatan bangsa; penindak terhadap setiap bentuk ancaman; dan pemulih terhadap kondisi keamanan negarayang terganggu akibat kekacauan keamanan31. 2.4.4. Tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) Tugas TNI AD adalah melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang pertahanan; melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain; melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan matra darat; dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat32. 2.4.5. Komando Distrik Militer (Kodim) Komando Distrik Militer disingkat Kodim sebagai badan pelaksana Korem yang bersifat kewilayahan berkedudukan dibawah Danrem. Kodim menyelenggrakan Binter secara terus menerus guna mewujudkan sasaran Binter dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Korem. Kodim bertugas menyelenggarakan Binter, pembinaan satuan dan perlawanan rakyat secara terus menerus diwilayahnya untuk menciptakan ketahanan suatu wilayah dalam rangka mendukung tercapainya tugas pokok Korem33. 2.4.6. Pembinaan Teritorial (Binter) Pembinaan Teritorial merupakan kegiatan TNI AD dalam membina hubungan dengan segenap lapisan masyarakat sehingga tercipta kemanunggalan 31 Ibid 32 Ibid 33 Buku Petunjuk lapangan TNI AD tentang Kodim TNI-Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara matra darat. Tujuan Binter untuk membentuk, memelihara dan memantapkan organisasi , personel, materiel dan peranti lunak Binter, agar pelaksanaan Binter dapat dilakukan secara optimal, efektif dan efisien guna mendukung tercapainya tugas pok ok TNI AD34. 34 Buku Petunjuk Tehnis TNI AD tentang Pembinaan Teritorial