BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
2.1.1. Pengertian komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication secara etimologis
atau dari asal katanya, berasal dari bahasa Latin Communicatio yang berati
pemberitahuan atau pertukaran, dan besumber dari kata communis yang bermakna
umum atau sama, sama disini berarti sama makna4.
Untuk memahami makna Public Relations lebih baik, kita harus
mempelajari pengertian komunikasi, karena pada dasarnya Public Relations
merupakan sejumlah berkas bentuk komunikasi.
Dalam perkembangannya, definisi komunikasi datang dari para ahli
dengan latar belakang yang berbeda menurut sudut pandang mereka masingmasing. Hal ini dikarenakan sejarah ilmu komunikasi dikembangkan oleh para
ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu.
Definisi komunikasi menurut Everett M.Rogers, komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka5.
4
Wiryanto. Pengantar Ilmu KOmunkasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2004.
5
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005.
11
Untuk memahami definisi model komunikasi Lasswell mengatakan bahwa
cara yang baik ialah dengan cara menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says
what In Which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa
dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?). Dari definisi tersebut
diketahui bahwa di dalam setiap kegiatan komunikasi harus terdapat komponenkomponen komunikasi seperti komunikator, pesan yang disampaikan, media yang
digunakan, komunikan, dan efek yang diharapkan6.
Berdasarkan pendapat dari beberapa para pakar dapat disimpulkan bahwa
dalam berkomunikasi terjadi proses pemberitahuan atau pertukaran informasi, ide,
opini, atau gagasan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)
melalui media sehingga menumbuhkan suatu kesamaan makna dengan maksud
merubah tingkah laku dan memperoleh tanggapan dari komunikan.
Dalam berbagai definisi tentang komunikasi Craig dalam Theories of
Human Communication menggambarkan tujuh faktor tradisional yang digunakan
dalam mengkasifikasi penjelasan tentang komunikasi7, yaitu:
a. The Rhetorical
Dalam faktor ini definisi komunikasi berdasarkan atas analisi dari
pernyataan-pernyataan yang ada baik dalam bentuk tertulis maupun tidak
tertulis. Misalnya, proses komunikasi dala menyampaikan informasi yang
6
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002 Hal. 10
7
Littlejiohn, W. Stephen. Theories of Human Communication, 2008
diambil dari pidato SBY tentang kenaikan bahan bakar pada masyarakat
melaui media cetak atau media elektronik.
b. The Semiotic
Semiotic yaitu definisi komunikasi yang didasarkan pada arti simbolsimbol yang ada. Degan kata lain komunikasi merupakan penyampaian
pesan melalui simbol yang memiliki arti luas kepada penerima pesan.
c. The Phenomenological
Yaitu komunikasi yang didasarkan pada fenomena yang terjadi. Maka
komunikasi dapat diartikan penyampaian informasi dari pemberi pesan
kepada penerima pesan yang menjelaskan suatu fenomena yang terjadi
melaui media cetak maupun elektronik. Misalnya, pemberitaan pada media
yang menyampaikan informasi mengenai fenomena bom yang terjadi pada
kedua hotel berbintang di Jakarta yaitu JW Marriot dan The Ritz Carlton
yang disampaikan presiden SBY kepada masyarakat.
d. The Cybernetic
Definisi komunikasi yang didasarkan pada perkembangan teknologi. Dapat
disimpulkan bahwa defini proses komunikasi dalam penyampaian
informasi yang dilakukan melaui alat komunikasi internet.
e. The sociopsychological
Definisi komunikasi yang didasarkan pada sikap atau perilaku. Maka
definsi komunikasi pada faktor ini memperhatikan sikap atau perilaku dari
si pemberi pesan ataupun penerima pesan.
f. The sociocultural
Definisi komunikasi yang didasarkan pada sosial budaya. Proses
komunikasi yang terjadi dari pemberi pesan kepada penerima pesan yang
dipengaruhi atas sosial dan budaya yang berlaku bagi kedua belah pihak
dalam proses menyampaikan informasi.
g. The Critical
Proses komunikasi dimana si pemberi pesan terlibat dalam suatu kejadian
dalam informasi yang disampaikan kepada pemerima pesan. Misalnya
proses penyampaian informasi dari seorang peneliti kepada pembaca pesan
dimana peneliti tersebut ikut serta dalam penelitian nya yang disampaikan
melalui media cetak.
2.1.2. Peran Komunikasi
Peran komunikasi itu penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari,
sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat persuasif, edukatif dan informatif.
Hal ini dikarenakan tanpa terjadinya komunikasi maka tidak akan ada proses
interaksi saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasif, dan
informasi 8. Maka dari itu Ruslan menyatakan peran komunikasi itu sendiri adalah
untuk menyampaikan suatu informasi agar dapat diterima oleh orang lain.
8 Ruslan, Rosady. Management Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada,2003, Hal 78.
2.1.3. Fungsi Komunikasi
Menurut Mudjito dalam Widjaja menyatakan bahwa fungsi komunikasi itu
adalah9 :
a. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan
organisasi itu dapat diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para anggota dalam
suatu organisasi.
c. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh
anggota organisasi.
Dilihat dari fungsi komunikasi tersebut diatas maka komunikasi dapat
dikatakan memegang peranan penting dalam suatu organisasi dalam mencapai
tujuan tertentu.
2.1.4. Tujuan Komunikasi
Menurut Effendy bahwa tujuan komunikasi adalah10 :
a. Merubah sikap (to change attitude)
Adanya perubahan sikap yang diharapkan oleh komunikan terhadap pesan
yang disampaikan.
9 Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, Hal 66.
10 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002 Hal.55.
b. Mengubah opini atau pendapat (to change the opinion)
Komunikator memberikan kebebasan untuk melakukan perubahan
pendapat, sehingga komunikan dapat mengerti dan sependapat dengan
komunikator sebagai pemberi pesan.
c. Mengubah Perilaku (to change the behavior)
Berbeda dengan perubahan sikap, perubahan ini lebih ke arah tindakan
nyata dari komuikan.
d. Mengubah Masyarakat (to change the society)
Perubahan ini lebih luas cangkupannya, yaitu suatu kelompok sosial atau
disebut masyarakat. Fungsi komunikasi ini dapat dilakukan melalui benuk
komunikasi massa.
2.1.5. Proses Komunikasi
Menurut Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni11 :
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi bahasa, kial/isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang
secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau pesan
komunikator kepada komunikan.
11 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002 Hal. 11
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media ke dua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Alat atau
sarana yang diggunakan adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah,
radio, telvisi, film dan lain-lain.
2.1.6 Model Komunikasi
Model dapat dikatakan sebagai gambaran yang sistematis dan abstrak.
Fungsinya untuk menerangkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan
beragam aspek dari suatu proses. Model adalah cara untuk menujukan sebuah
objek yang mengandung kompleksitas proses didalamnya dan hubungan antara
unsur-unsur pendukungnya12.
Model yang diciptakan oleh sejumlah ahli komunikasi sebenarnya
bertujuan untuk mempermudah pemahaman kita tentang sebuah proses
komunikasi, sehingga unsur-unsur yang bekerja dalam sebuah proses komunikasi
dapat terlihat jelas dan dengan mudah dapat membatu kita untuk mempebaiki
proses yang salah. Seperti yang dikatakan oleh Gordon dan Larry bahwa : “Model
komunikasi memiliki tiga fungsi, yakni: melukiskan proses komunikasi,
menunjukan hubungan visual, dan membantu menemukan dan mempebaiki
kemacetan”13.
12 Wiryanto. Pengantar Ilmu KOmunkasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2004 Hal.9
13 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Studi (edisi revisi). Jakarta : PT
Rosadakarya, 2001 Hal 123
Pada penelitian ini, peneliti ingin menggunakan model komunikasi Joseph
de Vito, K. Sereno dan Erika Vora dalam Cangara. Didalam model komunikasi ini
terdapat
tujuh unsur yang perlukan dalam proses komunikasi, yaitu: (1)
Komunikator; (2) komunikan; (3) pesan; (4) saluran; (5) efek; (6) tanggapan
balik; (7) lingkungan14 .
Gambar 4
Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora
Sumber
Media
Atau
Saluran
Pesan
Penerim
a
Efek
Lingkungan
Umpan
Balik
Sumber: Cangara (2003:23)
2.1.7 Unsur –Unsur Komunikasi
Unsur-unsur yang terdapat dalam model komunikasi Joseph de Vito, K.
Sereno dan Erika Vora dalam Cangara (2003:24) adalah:
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber berbagai pembuat
atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa
14 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2005 Hal 22-27.
tediri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya
partai, organisai atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim,
komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut, sender atau encoder.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan
cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa
inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau
information.
3. Media
Media yang dimaksud disisni adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa
pendapat mengenai saluran atau media, ada yang menilai bahwa media
bisa
bermacam-macam
bentuknya,
misalnya
dalam
komunikasi
antarpribadi panca indra diangggap sebagai media komunikasi. Selain
panca indera manusia, ada juga saluran komunikasi seprti telepon, surat,
telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi atarpribadi. Dalam
komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan anatara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat
melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa
dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik.
Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur,
stiker, bulletin, hand out, poster, spanduk dan lain-lain. Sedangkan media
elektronik anatar lain: radio, film, televisi, video recording, komputer,
elektronic board, audio casette dan semacamnya.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai
macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa
Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah
dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya
sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan
dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku
seseorang, karena itu pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau
penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang
sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Tanggapan balik
Tanggapan balik merupakan salah satu bentuk daripada pengaruh yang
berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga
berasal dari unsur lain seperti pesan dan media.
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas
empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial bidaya,
lingkungan psikologi dan dimensi waktu.
Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa didalan
penelitian Kodim 0509/ Kab. Bekasi merupakan sumber dalam penyampai dalam
menyampikan beberapa strategi yang di tetapkan kepada masyarakat sebagai
penerima pesan melalui media peningkatan service keamanan yang dilakukan oleh
team anggota kodim 0509/ Kab. Bekasi. Hal ini tentu saja akan memporeleh
tanggapan dari masyarakat yang datang yang merupakan feedback dari
masyarakat.
2.1.8 Hambatan Komunikasi
Di dalam proses komunikasi hambatan komunikasi merupakan suatu
gejala bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Hambatan komunikasi menunjukan
adanya masalah yang lebih dalam. Hal ini ada yang berasal dari pengirim
(komunikator), transmisi, dan penerima, yaitu antara lain 15 :
1.
Kurangnya perencanaan dalam komunikasi (tidak dipersiapkan terlebih
dahulu).
15
2.
Perbedaan persepsi.
3.
Pebedaan harapan.
Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000 Hal 100
4.
Kondisi fisik atu mental yang kurang baik.
5.
Pesan yang tidak jelas.
6.
Prasangka buruk.
7.
Transimisi yang kurang baik.
8.
Penilaian/ evaluasi yang prematur.
9.
Tidak ada kepecayaan.
10. Ada ancaman.
11. Perbedaan status, pengetahuan dan bahasa.
12. Distorsi (kesalahan informasi).
2.2
Teori Public Relations
2.2.1 Definisi Public Relations
Pada perkembangan era globalisasi yang semakin kompleks membuat
dunia usaha semakin membutuhkan jasa konsultasi dalam segala bidang termasuk
salah satunya adalah bidang Public Relations. Hal ini menyebabkan Public
Relations merupakan suatu profesi yang banyak diminati oleh hampir semua
institusi baik organisasi komersial maupun nonkomersial.
Menurut Rumanti Public Relations merupakan kegiatan atau aktivitas
yang proses aktivitasnya melalui empat tahap 16, yaitu :
1.
Penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan
sebagainya.
16
Rumanri, MAris Assumpton. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002 Hal.8
2.
Perencaan yang direncanakan.
3.
Pelaksanaan yang tepat
4.
Evaluasi, penialian setiap tahap dan evealuasi keseluruhan.
The British Institude of Publis Relations mengemukakan definisi Public
Relations, sebagai berikut17; Public Relations adalah keseluruhan upaya yang
dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara satu organisasi
dengan segenap khalayak.
Frank Jefkins dalam Yulianita18 Public Relations merupakan keseluruhan
bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar maupun kedalam yakni antara
organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas
dasar adanya saling pengertian.
Beberapa definisi Public Relations yang dijelaskan Dunn19, yaitu:
1. Public Relations sebagai cerminan kepribadian dalam sebuah perusahaan
atau organisasi.
2. Public Relations bertanggung jawab dalam mengatur komunikasi dua arah
antara perusahaan dan publik internal maupun eksternal dalam
menyampaikan
informasi
secara
maksimal,
dan
bertujuan
untuk
menghasilkan pemahaman pada publik dan mendukung tujuan, peraturan
dan tindakan perusahaan.
17
Yadin, Daniel. Public Relations. Jakarta: PT Perca, 2003 Hal.9
Yulianita, Neni. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: LPPM Unisba, 2005 Hal.33.
19
Dunn, Jin. Public Relations That Work, 1999 Hal.3
18
3. Public Relations sebagai aktifitas manajemen yang bertanggung jawab
untuk beragam sikap yang dihasilkan dari managemen terhadap publik.
4. Public Relaions bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan yang
berhubungan dengan negara, menyampaikan informasi dan
tanggapan
perusahaan terhadap sesuatu kepada konsumen, pemerintah, publik,
shareholders dll.
5. Public Relations bertanggung jawab atas sesuatu yang mencakup seluruh
aktifitas yang dapat membangun hubungan baik dengan publik, berupaya
merubah opini yang tidak benar atau negatif sehingga menjadi opini yang
benar atau positif. Dengan kata lain, menggambarkan perasaan yang baik
untuk perusahaan dan merubah persepsi negatif menjadi persepsi positif.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Public Relations merupakan bentuk komunikasi terencana yang mengupayakan
terjalinnya hubungan yang baik antara dua arah sehinga dapat mencapai tujuan
saling pengertian bersama antara organisasi dengan khalayak.
2.2.2 Peran Public Relations
Didalam perkembangan profesionalisme Public Relations saat ini yakni
berkaitan dengan perkembangan peranan Public Relations, baik sebagai praktisi
maupun profesional dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Peran Public Relations disetiap perusahaan dapat bebeda, tergantung dari
beberapa hal seperti: sistem budaya, stuktur organisasi yang menentukan
wewenang dan kewajiban Public Relations, tersedianya sumber daya manusia
yang berkualitas, dan lain-lain.
Public Relations mempunyai peran tersendiri dalam fungsinya20, yaitu ;
1. Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lembaga
yang diwakili dengan publiknya.
2. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif
dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.
3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi
management organisasi atau perusahaaan.
4. Membentuk coorporate image, artinya peranan Public Relations berupaya
menciptakan citra bagiorganisasi atau lembaganya .
Maka peranan Public Relations sangat penting sebagai penghubung
komunikasi antara perusahaan dengan publiknya dan perusahaan menciptakan
kesatuan pandangan yang pada akhirnya mendapatkan tanggapan yang positif
berupa image.
2.2.3 Fungsi Public Relations
Fungsi Public Relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal
balik dua arah antara organisasi dengan publiknya yang pada akhirnya
20
Ruslan, Roesady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2005 Hal 10.
menentukan sukses atau tidaknya tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Fungsi
Public Relations adalah sebagai berikut 21 ;
1. Membuat evaluasi dan analisis tentang opini publik tentang pendapat dan
keinginannya.
2. Memberi masukan dan usul kepada pihak manajemen tentang cara-cara
menangani opini, pendapat atau kritik yang ditujukan kepada perusahaan
atau organisasi.
3. Mempengaruhi tamu dan calon tamu serta masyarakat melalui kegiatan
publikasi dan promosi.
4. Memelihara hubungan baik dengan berbagai tipe publik untuk menjalin
pengertian satu dengan lainnya.
2.2.4 Tujuan Public Relation
Menurut Charles S. Steinberg dalam Yulianita
22
, tujuan Public Relations
adalah untuk menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan.
Dari bebarapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan mengenai tujuan
Public Relations secara umum adalah untuk menciptkan, mempertahankan, dan
meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik sasarannya melalui
kegiatan-kegiatannya yang menunjang kesuksesan dalam mencapai tujuan
perusahaan.
21
22
Yoti. Oka. Hotel Public Relations. Jakarta: PT Perca, 2003 Hal.9
Yulianita, Neni. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: LPPM Unisba, 2005 Hal 42
2.2.5 Ruang lingkup Tugas Public Relations
Adapun ruang lingkup Public Relations dalam sebuah organisasi atau
lembaga23 antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
1. Membina hubungan kedalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian
dari unit atau badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri.
2. Membina Hubungan keluar (publik eksternal)
Yang
dimaksud
dengan
publik
eksternal
adalah
publik
umum
(masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang
positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
2.2.6. Aktivitas Pelaksanaan Public Relations
Untuk mencapai tujuannya, maka Public Relations harus melakukan suatu
rangkaian aktivitas. Menurut Scott M. Cutlip cs, bahwa kegiatan Public Relations
adalah sebagai berikut24 ;
1. Research-listening (penelitian) / Fact finding
Research-listening merupakan kegiatan Public Relations dalam penemuan
data dan informasi yang lengkap, karena akan mementukan baik buruknya
pelaksanaan Public Relations.
23
Ruslan, Rosady. Management Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada,2003 Hal 23
24
Styodarmodjo, Soenarko. Public Relations: Pengertian, fungsi dan Peranannya.
Surabaya: Papy Rus, 2003 Hal. 108
2. Planning and Programing
Planning and Programing adalah membuat suatu sistem yang merupakan
rangkaian dari keputusan-keputusan mengenai tujuan yang hendak dicapai.
3. Communication-action (pengkomunikasian)
Komunikasi yang membantu dan menunjang terwujudnya suatu kerja
sama untuk mendapatkan manfaat atau keuntngan bagi kedua belah pihak,
baik oleh organisasi maupun masyarakat (public).
4. Evaluation (penilaian / evaluasi)
Tahap evaluasi adalah tahap penialian untuk mengetahui apakah
suatu
program itu dapat mencapai tujuan yang dikehendaki oleh perusahaan.
2.3
Teori Citra
2.3.1 Definisi Citra
Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi
yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat atau Public Relations.
Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) tidak dapat diukur secara
sistematis, tetapi wuwjudnya bisa dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti
penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang
dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumya 25.
25
Ruslan, Roesady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2005 Hal 74.
Menurut Katz26, citra adalah “Cara bagaimana pihak lain memandang
sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap
perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak
jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari
pelangan perusahaan, pelanggan potensial, staf perusahaan, pesaing, distributor,
pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang
mempunyai pandangan terhadap perusahaan”.
2.3.2. Jenis Citra
Menurut Frank Jefkins mengemukakan jenis-jenis citra antara lain 27 :
1. The miror image (citra bayangan)
Citra bayangan adalah
citra yang dianut oleh ornga dalam mengenai
pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini sering kali tidaklah tepat,
bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya
informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan
dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
Citra ini cenderung positif, bahkan terlalu positif, karena kita biasa
membayangkan hal yang serba hebat mengenai diri sendiri sehingga kita
pun percaya bahwa orang-orang lain juga memiliki pandangan yang tidak
kalah hebatnya atas diri kita.
26
27
Soemirat,2004:113
Soemirat,2004:113
2. The current image (citra yang berlaku)
Citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat
pada pihak-pihak luar mengenai organisasi. Citra bayangan ini tidak
merupakan citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai
dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman tau
pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak
memadai. Biasanya pula, citra ini cenderung negatif, humas memang
menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis, dan
diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku
yang tidak fair.
3. The wish image (citra harapan)
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak managemen.
Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra
harapan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada,
walaupun dalam kondisi tertentu citra yang terlalu baik juga merepotkan.
Namun yang secara umum yang disebut dengan citra harapan itu memang
sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
4. The coorporate image (citra perusahaan)
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan jadi
bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan ini
terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra
suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan
yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang
pernah diraihnya, hubungan industri yang baik, dan sebagainya.
5. The multiple image (citra majemuk)
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan pegawai
(anggota). Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai
dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak sengaja mereka
pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra
organisasi atau perusahaan keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu
perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang
dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang todak diinginkan
variasi citra itu harus ditekan seminim mungkin dan citra perusahaan
secara keseluruhan harus detegakan.
2.3.3. Manfaat Citra
Manfaat citra yang baik adalah28
1. Daya saing jangka menengah dan jangka panjag yang mantap (mid and
long term sustainable competitive position).
2. Menjadi perisai selama masa krisis (an insurance for adverse time).
3. Menjadi daya tarik eksekutif (attracting the best executive available).
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness
of marketing instruments).
5. Penghematan biaya operatonal (cost saving).
28 Siswanto, Sutijo. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka,
2004 Hal 3
2.4.
Tentara Nasional Indonesia.
2.4.1. Jati Diri Tentara Nasional Indonesia
Jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah Tentara rakyat yaitu tentara
yang anggotanya berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI); Tentara Pejuang
yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI); Tentara Nasional yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi
kepentingan negara diatas kepentingan daerah suku, ras dan golongan agama;
Tentara Profesional yaitu tentara yang terlatih, terdidik diperlengkapi secara baik,
tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya, serta
mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi
sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang
telah diratifikasi29.
2.4.2. Tugas Pokok Tentara Nasional Indonesia
Tugas
Pokok
TNI
adalah
menegakkan
kedaulatan
negara,
mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara30.
2.4.3. Fungsi Tentara Nasional Indonesia
Fungsi TNI sebagai penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan
ancaman bersenjata dai luar dan dalam negeri terhdap kedaulatan, keutuhan
29 UU RI No 34/2004 tentang TNI
30 UU RI No 34/2004 tentang TNI
wilayah dan keselamatan bangsa; penindak terhadap setiap bentuk ancaman; dan
pemulih terhadap kondisi keamanan negarayang terganggu akibat kekacauan
keamanan31.
2.4.4. Tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD)
Tugas TNI AD adalah melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang
pertahanan; melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah
perbatasan darat dengan negara lain; melaksanakan tugas TNI dalam
pembangunan dan pengembangan matra darat; dan melaksanakan pemberdayaan
wilayah pertahanan di darat32.
2.4.5. Komando Distrik Militer (Kodim)
Komando Distrik Militer disingkat Kodim sebagai badan pelaksana Korem
yang
bersifat
kewilayahan
berkedudukan
dibawah Danrem.
Kodim
menyelenggrakan Binter secara terus menerus guna mewujudkan sasaran Binter
dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas Korem.
Kodim
bertugas
menyelenggarakan Binter, pembinaan satuan dan perlawanan rakyat secara terus
menerus diwilayahnya untuk menciptakan ketahanan suatu wilayah dalam rangka
mendukung tercapainya tugas pokok Korem33.
2.4.6. Pembinaan Teritorial (Binter)
Pembinaan Teritorial merupakan kegiatan TNI AD dalam membina
hubungan dengan segenap lapisan masyarakat sehingga tercipta kemanunggalan
31 Ibid
32 Ibid
33 Buku Petunjuk lapangan TNI AD tentang Kodim
TNI-Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara matra
darat. Tujuan Binter untuk membentuk, memelihara dan memantapkan organisasi
, personel, materiel dan peranti lunak Binter, agar pelaksanaan Binter dapat
dilakukan secara optimal, efektif dan efisien guna mendukung tercapainya tugas
pok ok TNI AD34.
34 Buku Petunjuk Tehnis TNI AD tentang Pembinaan Teritorial
Download