KONSENTRASI INDUSTRI PENGOLAHAN DI PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 2005-2009 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Nevita Sari NIM 7450408068 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari : Tanggal : Pembimbing I Pembimbing II Dr. P. Eko Prasetyo, M.Si NIP. 196801022002121003 Shanty Oktavilia, SE, M.Si. NIP. 197808152008012016 Mengetahui, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si. NIP. 196812091997022001 ii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Tanggal : Penguji Prof. Dr. Rusdarti, M.Si NIP. 195904211984032001 Anggota I Anggota II Dr. P. Eko Prasetyo, M.Si NIP. 196801022002121003 Shanty Oktavilia, SE, M.Si. NIP. 197808152008012016 Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001 iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semarang, Februari 2013 Nevita Sari NIM. 7450408068 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 23: 18) Percayalah pada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. (Amsal 3:5) Mengucap syukurlah dalam segala hal. (Penulis) PERSEMBAHAN: Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus, atas segala karuniaNya skripsi ini kupersembahkan kepada: Kedua Orang Tua ku yang telah banyak memberikan dukungan doa maupun materil kepada penulis. Abangku Ivan.P.Sembiring dan Adikku Richard Franklin Sembiring, terima kasih atas motivasi dan doa nya kepada penulis selama ini. Almamaterku v PRAKATA Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” KONSENTRASI INDUSTRI PENGOLAHAN DI PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 2005-2009 ”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Strata 1 (satu) untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi. Saya menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada : 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dengan segala kebijakannya . 2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang dengan kebijaksanaanya memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan studi yang baik. 3. Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP. M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi. 4. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si, selaku penguji utama sidang yang telah memberikan evaluasi serta bimbingan agar skripsi ini menjadi lebih baik. 5. Dr. P. Eko Prasetyo, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia memberikan bimbingan, arahan, serta saran kepada penulis selama penyusunan skripsi. vi 6. Shanty Oktavilia, SE, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia membimbing, arahan serta masukan-masukan yang sangat bermanfaat pada skripsi ini. 7. Bapak Ibu Dosen Ekonomi Universitas Negeri Semarang, atas semua bekal ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis. 8. Sahabatku Rindi Anggoro, Nurul Izzah, Oi Siburian, Asima Pakpahan, Trisni Wulandari, Novia Maya, Riska Rahman, Desti, Mba Ayu Prabandari, Rea Purba, Betti Rajaguguk, Ica Tarigan, Astri Sinaga, dan teman-teman Betty kos terimakasih atas doa, semangat, dan motivasinya. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Peneliti terbuka atas saran dan kritikan yang membangun dengan tujuan untuk memperbaiki skripsi ini dan semoga skripsi ini menjadi lebih bermanfaat. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang telah membantu. Semarang, Februari 2013 Nevita Sari Sembiring vii SARI Sari,Nevita. 2013. “KONSENTRASI INDUSTRI PENGOLAHAN DI PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 2005-2009 ”, Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I, Dr. P. Eko Prasetyo, M.Si. Dosen Pembimbing II, Shanty Oktavilia, S.E, M.Si. Kata Kunci : Industri Pengolahan, Rasio Konsentrasi, CR4, CR8 Konsentrasi dari beberapa perusahaan dalam suatu industri sering menjadi perhatian para ekonom, ahli strategi bisnis, dan agen-agen pemerintah. Tujuan industri dalam bisnis adalah untuk mencapai keuntungan maksimum, agar keuntungan maksimum dapat tercapai, maka struktur industri yang tercermin dalam struktur pasar harus kuat. Konsentrasi industri merupakan suatu bahasan yang penting untuk mengetahui suatu industri. Tahun 2005-2009 adalah masa pemulihan dan pengembangan industri di Indonesia setelah krisis di tahun 1997/1998. Adapun permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana konsentrasi sektor industri dari segi investasi, tenaga kerja, dan nilai tambah di Jawa Tengah periode tahun 2005-2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi sektor industri dari segi investasi, tenaga kerja, dan nilai tambah. Objek penelitian ini adalah industri pengolahan yang berada di 35 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah. Variabel yang digunakan ialah sektor industri dari segi investasi sektor industri, tenaga kerja sektor industri, dan nilai tambah di Jawa Tengah. Metode analisis data digunakan metode analisis rasio konsentrasi atau CR4 dan CR8. Data yang digunakan adalah data investasi, tenaga kerja, dan nilai tambah sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dengan ISIC 5 digit yang diperoleh dari statistik industri Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1)Berdasarkan analisis CR4 dan CR8 konsentrasi investasi dan tenaga kerja yang dimiliki industri di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009 adalah berstruktur pasar oligopoli tipe 2. (2) Berdasarkan nilai tambah sektor industri berstruktur pasar oligopoli penuh dan di tahun 2009 konsentrasi industri berstruktur pasar oligopoli tipe 2, serta dengan penghitungan dengan CR8 konsentrasi nilai tambah sektor industri di Jawa Tengah bentuk struktur pasar oligopoli tipe 2 (<88% untuk CR8). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009 memiliki bentuk struktur pasar oligopoli sesuai dengan teori ukuran Joe S.Bain. viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... PERNYATAAN ............................................................................................ MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ KATA PENGANTAR .................................................................................. SARI.............................................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. i ii iii iv v vi viii ix xi xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 1 9 10 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................ 2.2. Investasi....................................................................................... 2.3. Tenaga Kerja ............................................................................... 2.4. Struktur Pasar ............................................................................. 2.5. Perilaku Industri ......................................................................... 2.6. Kinerja Industri ......................................................................... 2.7. Konsentrasi Industri ................................................................... 2.8. Variabel Penelitian ..................................................................... 2.9. Penelitian Terdahulu .................................................................. 2.10. Kerangka Berfikir ....................................................................... 2.11. Hipotesis ..................................................................................... 12 15 16 17 20 21 24 29 31 33 34 BAB III METODOE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 3.2 Definisi Operasional ................................................................... 3.3 Pengumpulan Data ...................................................................... 3.4 Metode Analisis Data ................................................................. 3.5 Tahapan Analisis ........................................................................ 35 35 37 37 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perekonomian Jawa Tengah ......................................... 4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah ................................. 4.1.2 Kontribusi Sektoral Jawa Tengah ...................................... 4.2 Perkembangan Industri................................................................ 4.2.1 Perkembangan Industri Indonesia ...................................... 41 41 43 46 46 ix 4.2.2 Perkembangan Industri Jawa Tengah ................................ 4.3 Analisis Struktur Industri ........................................................... 4.4 Pembahasan ................................................................................ 48 52 87 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................. 5.2 Saran ............................................................................................ 92 93 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. 95 97 x DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Halaman PDRB Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 di Jawa Tengah Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah) ........................................................................ 4 1.2 Distribusi Persentase PDRB di Jawa Tengah ADHK 2000 Tahun 2005-2010 ............................................................................................... 5 1.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Tengah Tahun 2004-2008 (orang) .................................................................................................... 8 2.1 Jenis-jenis Utama Struktur Pasar ............................................................ 17 2.2 Tipe-tipe Pasar Dalam Industri ................................................................ 25 2.3 Dimensi Batasan Nilai Rasio Konsentrasi Suatu Industri ........................ 26 3.1 Rincian Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 36 4.1 Rasio Konsentrasi CR4 Investasi Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) .............................. 54 4.2 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR4 Investasi Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ............................................................................................................ 57 4.3 Rasio Konsentrasi CR4 Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ..................... 62 4.4 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR4 Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ............................................................................................................ 64 4.5 Rasio Konsentrasi CR4 Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ..................... 66 4.6 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR4 Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ............................................................................................................ 69 xi 4.7 Rasio Konsentrasi CR8 Investasi Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) .............................. 72 4.8 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR8 Investasi Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ............................................................................................................ 76 4.9 Rasio Konsentrasi CR8 Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ..................... 77 4.10 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR8 Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ............................................................................................................ 80 4.11 Rasio Konsentrasi CR8 Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ..................... 82 4.12 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR8 Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ............................................................................................................ 84 4.13 Rata-rata Rasio Konsentrasi CR4 Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009 ........................................................... 86 4.14 Rata-rata Rasio Konsentrasi CR8 Sektor Industri Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009 ........................................................... 86 xii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1 Keterkaitan Struktur-Perilaku-Kinerja Pasar .......................................... 1 1.2 Distribusi Persentase PDRB ADHK 2000 Menurut Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 2004-2009 (%) .................................................... 6 2.1 The Interactive Structure-Conduct-Performance Market Framework ..... 23 2.2 Skema Kerangka Berpikir Penelitian Konsentrasi Industri ..................... 33 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2001-2010 (%) Berdasarkan Harga Konstan 2000 ........................................................... 42 4.2 Pertumbuhan Ekonomi PDRB Jawa Tengah Tahun 2001-2010 Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah) ................................ 43 4.3 Perkembangan Proporsi PDRB Jawa Tengah Tahun 2005-2009 Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%) .................................................... 44 4.4 PDB Indonesia Tahun 2004-2009 ........................................................... 47 4.5 Banyaknya Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Tahun 2004-2009 (orang) .................................................................................. 48 4.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2010 (%) ........................................................................................................... 48 4.7 Banyaknya Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (Orang) ................................................ 50 4.8 Banyaknya Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 ............................................................... 51 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Halaman Data Penelitian : Data CR4 dan CR8 Sektor Industri dari Segi Investasi, Tenaga Kerja, dan Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2005-2009 ............................................................................................... 97 2 Hasil CR4 Sektor Industri dari Segi Investasi ......................................... 131 3 Hasil CR4 Sektor Industri dari Segi Tenaga Kerja .................................. 132 4 Hasil CR4 Sektor Industri dari Segi Nilai Tambah ................................. 133 5 Hasil CR8 Sektor Industri dari Segi Investasi ......................................... 134 6 Hasil CR8 Sektor Industri dari Segi Tenaga Kerja ................................. 135 7 Hasil CR8 Sektor Industri dari Segi Nilai Tambah ................................. 136 xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri ialah salah satu dari sembilan sektor-sektor ekonomi, dimana merupakan komponen penting dalam upaya meningkatkan penerimaan negara yaitu Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional yang telah menggeser peran sektor pertanian yang semula merupakan sektor primer dalam pembangunan. Sektor industri mempunyai kontribusi ekonomi yang besar antara lain melalui investasi, lapangan pekerjaan, nilai tambah. Sektor industri juga berperan dalam perubahan struktural bangsa ke arah modernisasi kehidupan masyarakat Indonesia dalam menunjang pembentukan daya saing nasional di pasar internasional. Struktur pasar merupakan suatu bahasan yang penting untuk mengetahui perilaku dan kinerja suatu industri. Dalam struktur pasar terdapat tiga elemen pokok yaitu pangsa pasar, konsentrasi, dan hambatan masuk. (Wihana, dalam Fitri 2007). Berikut gambar hubungan dari struktur, perilaku, dan kinerja suatu industri. Market Structure Market Conduct Market Performance Sumber : Dimodifikasi dari Martin, dalam Prasetyo (2010) Gambar 1.1: Keterkaitan Struktur-Perilaku-Kinerja Pasar 1 2 Struktur pasar merupakan permintaan dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi oleh diferensiasi produk, harga barang yang diproduksi, dan hambatan masuk ke dalam industri. Dalam keadaan krisis, perusahaan-perusahaan hanya memiliki dua pilihan. Pilihan pertama, yaitu mengurangi jumlah impor faktor produksi yang berarti mengurangi jumlah produksi. Pilihan kedua, yaitu jumlah faktor produksi yang diimpor tetap, tetapi harus meningkatkan biaya yang dikeluarkan. Dalam hal ini untuk meningkatkan atau paling tidak mempertahankan keuntungan suatu perusahaan harus menjual barang produksinya dengan harga yang lebih tinggi. Ini tentunya akan mempengaruhi struktur dari suatu industri. Tahun 2005-2009 adalah masa pemulihan dan pengembangan industri setelah krisis di tahun 1997/1998 di Indonesia. Adanya revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri masih menjadi salah satu fokus kebijakan industri.(Departemen Perindustrian, dalam Kuncoro 2007). Hal ini berarti adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan peran sektor industri antara lain dengan melihat kembali struktur industri melalui rasio konsentrasi suatu perusahaan industri. Perhatian pemerintah terhadap pembangunan industri sejalan dengan Krugman & Obstfeld 1991:299) : ”keinginan sebagian besar Negara Sedang Berkembang (NSB) membangun sektor industri bertujuan meningkatkan ekonominya”(Bambang Heru Santosa,BPS). Bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana setiap daerah diharapkan memiliki perencanaan pembangunan yang baik agar dapat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah yang nantinya dapat menyerap 3 tenaga kerja dari jumlah penduduk, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Tidak jauh berbeda dari kondisi perekonomian Indonesia, kondisi perekonomian di Jawa Tengah yang memiliki keunggulan sumber daya alam yang melimpah serta jumlah penduduk yaitu sekitar 32.382.657 jiwa yang memiliki 35 daerah kabupaten/kota (Jawa Tengah Dalam Angka), juga mengalami kenaikan laju PDRB jika dilihat dari sembilan sektor ekonominya seperti pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air minum; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Dalam rangka mengembangkan daerah, guna mensejahterakan masyarakatnya, pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah diharapkan mampu mengembangkan sektor-sektor perekonomiannya berdasarkan pada keunggulannya yang salah satunya adalah dari sektor industri pengolahan. Berikut adalah data Tabel PDRB Jawa Tengah dan distribusi persentase atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha: 4 Tabel 1.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Jawa Tengah Tahun 2007-2010 (juta Rupiah) Lapangan usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Galian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa Total PDRB Jawa Tengah 2007 31.862.697,60 2008 32.880.707,85 2009 34.101.148,13 2010 34.955.957,64 1.782.886,65 1.851.189,43 1.952.866,70 2.091.257,42 50.870.785,69 55.348.962,88 57.444.185,45 61.390.101,24 1.340.845,17 9.055.728,78 1.408.666,12 9.647.593,00 1.489.552,65 10.300.647,63 1.614.857,68 11.014.598,60 33.898.013,93 35.226.196,01 37.766.356,61 40.055.356,39 8.052.597,04 8.581.544,49 9.192.949,90 9.805.500,11 5.767.341,21 16.479.357.72 6.218.053,97 16.871.569,54 6.701.533,13 17.724.216,37 7.038.128,91 19.029.722,65 159.110.253,79 168.034.483,29 176.673.456,57 186.995.480,64 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011, BPS Jawa Tengah Berdasarkan pada Tabel 1.1 mengenai PDRB Jawa Tengah tahun 2007-2010, bahwa struktur perekonomian di Jawa Tengah masih didominasi oleh sektor industri pengolahan yang terus mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sektor perdagangan,hotel dan restaurant, dan sektor pertanian, dimana sampai dengan tahun 2010 kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Jawa Tengah mencapai 61.390.101,24 juta rupiah. 5 Tabel 1.2 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Jawa Tengah Tahun 2005-2010 Lapangan usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Galian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa Total PDRB Jawa Tengah 2005 20,91 2006 20,58 2007 20,04 2008 19,57 2009 19,30 2010 18,69 1,02 1,11 1,12 1,10 1,12 1,13 32,23 31,98 31,97 32,94 32,51 32,83 0,82 0,83 0,84 0,84 0,84 0,86 5,57 5,61 5,69 5,74 5,83 5,89 21,01 21,11 21,30 20,96 21,38 21,42 4,89 4,95 5,06 5,11 5,20 5,24 3,54 3,58 3,62 3,70 3,79 3,76 10,01 10,25 10,36 10,04 10,03 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 10,18 100,0 0 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011 Berdasarkan pada Tabel 1.2 Distribusi PDRB Jawa Tengah tahun 2005-2010 menunjukkan bahwa distribusi persentase Jawa Tengah sampai tahun 2010 didominasi oleh sektor industri yaitu sebesar 32,83 persen, yang mengalahkan sektor pertanian yang hanya mencapai 18,69 persen, sedangkan sektor perdagangan; hotel dan restoran mencapai 21,42 persen. Dimana distribusi sektor industri pengolahan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 relatif fluktuatif, akan tetapi secara kumulatif pertumbuhan sektor industri pengolahan Jawa Tengah di tahun 2010 yaitu sebesar 32,83 persen. Hal ini membuktikan bahwa sektor industri merupakan sektor tertinggi dalam meningkatkan PDRB dan dapat menjadi sektor pendorong untuk meningkatkan perekonomian di Jawa Tengah. 6 35 30 25 20 15 10 5 0 6.Perda 7.Peng gangan, 3.Indus angkut 5.Bang 9.Jasa1.Perta tri Hotel, d an dan unan jasa nian Pengol Komuni an ahan kasi Restora n 4.Listrik , Gas, d an Air bersih 2.Perta mbang an dan Galian 8.Keua ngan, P ersewa an Jasa perusa haan 2004 0.78 0.98 3.55 4.79 5.49 10.06 20.87 21.07 32.4 2005 0.82 1.02 3.54 4.89 5.57 10.01 21.01 20.92 32.23 2006 0.83 1.11 3.58 4.95 5.61 10.25 21.11 20.57 31.98 2007 0.84 1.12 3.62 5.06 5.69 10.36 19.93 20.03 31.97 2008 0.84 1.1 3.71 5.16 5.75 10.57 19.73 19.96 31.68 2009 1.04 0.98 3.68 6.19 6.22 10.85 19.87 19.72 31.45 Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS (diolah) Gambar 1.2: Distribusi Persentase PDRB ADHK 2000 Menurut Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 2004-2009 (persen) Perkembangan kegiatan ekonomi di Jawa Tengah semakin meningkat selama enam tahun terakhir ini, salah satu diantaranya adalah kegiatan ekonomi dari sektor industri pengolahan. Kegiatan ekonomi sektor industri pengolahan di Jawa Tengah terus mengalami pertumbuhan, hal ini disebabkan karena adanya struktur pasar yang tercermin dalam konsentrasi industri (variabel penguasaan pasar, tenagakerja, nilai tambah, output, modal). Konsentrasi industri merupakan ukuran yang digunakan untuk melihat derajat penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan dalam suatu industri. Kondisi perkembangan sektor industri yang semakin membaik tidak lepas dari adanya investasi dan meminimalkan biaya ekonomi yang tinggi melalui pembangunan infrastruktur. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya, 7 pemerintah Indonesia telah memberikan prioritas alokasi investasi ke sektor industri manufaktur sehingga mendorong pertumbuhan dan mempercepat peningkatan kontribusinya dalam PDB. Pemerintah Indonesia yang terus berupaya untuk mendongkrak investasi asing untuk masuk ke dalam negeri yaitu dengan melakukan kerjasama perdagangan bersama beberapa negara-negara yang telah menjalin mitra kerjasama melalui kesepakatan yang telah disepakati bersama. Peran setiap sektor dalam pertumbuhan ekonomi regional tentu akan berdampak pada keadaan ketenagakerjaan. Setiap sektor ekonomi akan dapat menyerap tenaga kerja dalam perekonomian regional. Penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi berarti terjadi peningkatan kesejahteraan didalam masyarakat (Hastarini, 2009). Adanya perkembangan dalam kegiatan di sektor industri yang semakin meningkat, sehingga pendapatan PDRB Jawa Tengah yang juga mengalami peningkatan tidak didukung dengan jumlah penyerapan tenaga kerja yang terserap dari sektor industri. Meskipun sektor industri ini merupakan sektor ekonomi yang berperan besar dalam peningkatan PDRB Jawa Tengah, tidak demikian hal nya dengan jumlah tenaga kerja yang mampu terserap dari sektor ini. Berdasarkan pada data Tabel 1.3 (penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha) dan grafik mengenai laju pertumbuhan tenaga kerja menurut lapangan usaha di Jawa Tengah tahun 2004-2008 bahwa tenaga kerja yang terserap dari sektor industri sampai dengan tahun 2008 hanya sebesar 2.703.427 orang, berbeda dengan sektor pertanian yang mampu lebih banyak menyerap tenaga kerja sampai dengan tahun 2008 yaitu sebesar 5.697.121 orang dan sektor perdagangan;hotel;dan restoran sampai dengan tahun 2008 yaitu menyerap tenaga 8 kerja sebesar 3.254.982 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi sektor industri dalam hal menyerap jumlah tenaga kerja di Jawa Tengah masih belum sebaik kontribusi nya dalam hal meningkatkan PDRB di Jawa Tengah. Berikut data tabel jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan usaha (per sektor) di Jawa Tengah: Tabel 1.3 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Tengah Tahun 2004-2008 (orang) Lapangan usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Galian, LGA 3. Industri Pengolahan 4. Bangunan 5. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6. Pengangkutan dan Komunikasi 7. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 8. Jasa-Jasa 9. Lainnya total 2004 6.242.391 2005 5.875.292 2006 5.562.775 2007 6.147.989 2008 5.697.121 11.672 113.716 148.975 163.756 155.082 2.393.068 823.010 2.596.815 1.019.306 2.725.533 1.071.087 2.765.644 1.123.838 2.703.427 1.006.994 3.005.440 3.429.845 3.124.282 3.417.680 3.254.982 668.811 713.670 645.886 738.498 715.404 127.885 140.383 157.543 147.933 1.540.934 1.748.173 1.763.207 1.798.720 16.886 18.103 11.643 14.830.097 15.655.303 15.210.931 16.304.058 167.840 1.762.808 15.463.658 Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), BPS 2009 Berdasarkan pada uraian di atas mengenai konsentrasi sektor industri di Jawa Tengah maka dalam penelitian ini akan diangkat judul : “Konsentrasi Industri Pengolahan di Propinsi Jawa Tengah Selama Periode Tahun 2005-2009” . 9 1.2 Rumusan Masalah Struktur pasar dalam suatu industri sangat penting untuk dapat mengetahui perilaku dan kinerja dari suatu perusahaan. Kontribusi yang tinggi dari sektor industri terhadap pendapatan regional di Jawa Tengah, masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kontribusi penyerapan tenaga kerja dari sektor industri yang jauh lebih sedikit dari penyerapan tenaga kerja sektor pertanian dan sektor perdagangan,hotel dan restaurant. Adanya faktor-faktor lain seperti tingkat penyerapan tenaga kerja, investasi di sektor industri pengolahan, kegiatan produksi yang menghasilkan ouput yang tinggi, serta adanya nilai tambah merupakan hal yang berperan penting terhadap peningkatan pendapatan regional dengan memberdayakan sektor-sektor ekonomi, terutama dari sektor industri. Selain itu struktur dari masing-masing industri juga akan berpengaruh terhadap bagaimana peranan sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan industri di Jawa Tengah. Dengan demikian berdasarkan latar belakang diatas, adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana konsentrasi investasi sektor industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009? 2. Bagaimana konsentrasi tenaga kerja sektor industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009? 3. Bagaimana konsentrasi nilai tambah sektor industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009? 10 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan uraian latar belakang dan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis konsentrasi investasi sektor industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009. 2. Menganalisis konsentrasi tenaga kerja sektor industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009. 3. Menganalisis konsentrasi nilai tambah sektor industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai tambahan dan bahan kajian tentang perkembangan konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. b. Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di sektor industri pengolahan. 11 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian dan menerapkan teori yang peneliti dapatkan di perkuliahan. b. Sebagai bahan studi dan pengetahuan bagi mahasiswa fakultas ekonomi, terutama bagi mahasiswa ekonomi pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya mengenai konsentrasi di sektor industri pengolahan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan pendapatan regional suatu daerah, dimana terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yaitu adanya sembilan sektor ekonomi yang salah satu nya adalah sektor industri pengolahan. Sektor industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar dalam PDRB Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional agregatif dalam kurun waktu tertentu misalkan satu tahun. Perekonomian suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya (Prasetyo. P. Eko, 2009:237). Indikator ekonomi yang paling sering digunakan untuk melihat kondisi suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini untuk mengukur tingkat pertumbuhan output ataupun laju pertumbuhan pendapatan nasional (PDB) dari suatu negara. Perhitungan pertumbuhan ekonomi biasanya menggunakan data PDB triwulan atau tahunan. Adapun konsep perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut : 12 13 Keterangan : g = Pertumbuhan ekonomi (%) periode t Yt = PDB / PDRB riil periode t Yt-1 = PDB / PDRB riil periode t-1 2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Teori yang dikemukakan oleh Adam Smith dengan teori nya “Leissez Faire” dengan asumsi : a. Suatu kebijaksanaan yang memberikan kebijaksanaan sepenuhnya kepada para pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan ekonomi. b. Meminimalkan campur tangan pemerintah. Adam Smith tidak menyadari adanya kenaikan hasil yang semakin berkurang. Adam Smith mengemukakan bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi karena akan memperluas pasar. Menurut David Ricardo dengan teori yang lebih dikenal dengan teori distribusi yang menentukan bagian buruh yang didasarkan pada beberapa asumsi : a. Terbatasnya jumlah tanah, seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum, maka tenaga kerja dalam pertanian membantu distribusi industri. b. “Low of Diminishing Return” c. Adanya akumulasi kapital untuk saving dan investasi yang meningkat. d. Sektor pertanian dominan. 14 e. Adanya kemajuan teknologi dari waktu ke waktu hanya sebagai penggantian buruh. f. Tingkat upah adalah alamiah (seluruh buruh dibayar dengan upah yang cukup untuk hidup secara minimal). g. Sumber lain pemupukan modal adalah perbedaan antara produksi dan konsumsi, maka pentingnya peningkatan produksi dan pengurangan konsumsi. h. Ada pengaruh perubahan variabel; penduduk, upah, sewa, keuntungan yang dinamis terhadap pembangunan ekonomi. 2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik Teori yang berkembang berdasarkan analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan para ekonom klasik seperti Solow dan Swan yang menyatakan bahwa, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Teori ini didasarkan pada analisis klasik yaitu perekonomian akan tetap mengalami full employment dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Hal ini berarti bahwa, perekonomian suatu negara akan berkembang tergantung kepada pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi. Cobb Douglas yang juga merupakan salah satu tokoh dari Neo Klasik yang mengemukakan mengenai teori fungsi produksi, dimana dalam menaikkan laju pertumbuhan ekonomi tidak hanya di titik beratkan kepada modal saja, tetapi juga kepada tenaga kerja dan teknologi. 15 Fungsi produksi :Yt = Tt. Kt. Lt. Keterangan : Yt = tingkat produksi tahun t Tt = tingkat teknologi pada tahun t Kt = jumlah stok alat modal pada tahun t Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t 3. Teori A. Lewis Teori pertumbuhan ekonomi Lewis menitikberatkan kepada mekanisme perubahan ekonomi dari negara berkembang, yang pada mulanya bersifat tradisional serta menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, dan didominasi oleh industri dan jasa (Todaro, 2000). Model teori Lewis memfokuskan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi serta kesempatan kerja dari sektor tradisional (pedesaan) menuju ke sektor modern di perkotaan seperti industri dan jasa yang dimungkinkan dengan adanya perluasan lapangan pekerjaan di sektor modern. Lewis berasumsi bahwa tingkat upah didaerah perkotaan (sektor industri) minimal 30 persen lebih tinggi dari rata-rata pendapatan di pedesaaan (sektor pertanian) yang memaksa para pekerja pindah ke daerah perkotaan (Prasetyo. P, 2009 : 244). 16 2.2 Investasi Investasi adalah pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dapat dikonsumsi akan tetapi dapat digunakan untuk kegiatan produksi yang akan datang. Investasi dapat juga disebut dengan penanaman modal. Penanaman modal ini dapat bersumber dari penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal luar negeri. Tingginya tingkat investasi yang masuk ke dalam suatu wilayah akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja. Investasi merupakan pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal perusahaan untuk membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia. Peningkatan investasi akan mendorong peningkatan produksi yang selanjutnya akan meningkatkan kesempatan kerja yang produktif sehingga akan meningkatkan pendapatan perkapita sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Investasi pada hakikatnya merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi. Investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasama antara pemerintah dan swasta. Investasi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan untuk jangka panjang dapat menaikkan standar hidup masyarakatnya (Mankiw, 2000). 2.3 Tenaga Kerja Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik 17 untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Batas usia kerja adalah setiap orang atau penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih. Tenaga kerja menurut BPS disebut penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja dibedakan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau yang memiliki pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari pekerjaan atau penduduk usia kerja dengan kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun keatas. Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi, karena tenaga kerja merupakan penggerak dari seluruh input-input seperti mesinmesin, bahan baku dan sebagainya. Menurut Suparmoko, tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja antara 15-64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. 2.4 Struktur Pasar Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku 18 dan kinerja di dalam pasar (Koch, dalam Kuncoro 2007). Melalui struktur pasar maka dapat diketahui perilaku dan kinerja dari suatu pasar. Berdasarkan pada Tabel 2.1 menunjukkan berbagai bentuk dari struktur pasar. Tabel 2.1 Jenis-jenis Utama struktur Pasar Struktur Jumlah Produsen Diferensiasi Produk Monopoli Produsen tunggal Sangat besar Oligopoli Jumlah sedikit Beberapa Persaingan Jumlah Monopolistik banyak Persaingan Jumlah Sempurna banyak Sumber : Kuncoro, 2007 2.4.1 Produk tanpa barang subtitusi yang dekat produsen Hanya sedikit pembedaan produk, atau tidak ada sama sekali produsen Banyak produk diferensiasi produsen Produk identik (homogen) Pengendalian Terhadap Harga Ada, sedikit Tidak ada Pasar Monopoli Pasar monopoli merupakan struktur pasar dimana hanya terdapat satu penjual yang memproduksi suatu barang dan jasa yang tidak memiliki barang subtitusi. Produsen dalam pasar monopoli umumnya mempunyai kendali yang sangat besar terhadap harga jual produknya. Menurut Hasibuan, beberapa penyebab yang mendorong hadirnya struktur pasar monopoli, terutama dalam sektor industri pengolahan, adalah terjadinya merjer, skala ekonomi yang besar dan ditunjang efisiensi, efisiensi dan inovasi, fasilitas pemerintah, terjadi persaingan yang tidak sehat, serta 19 perusahaan memperoleh hak-hak yang istimewa dalam mengelola input yang sukar diperoleh perusahaan lain.(Kuncoro,2007). 2.4.2 Pasar Oligopoli Pasar oligopoli merupakan struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan atau produsen yang terdapat di pasar. Menurut Carl Keysan dan Dobald F. Turner (1959) yang merupakan tokoh yang membuat batasan tentang metode andil perusahaan ada tiga kelompok oligopoli, yaitu (Hasibuan,dalam Kuncoro 2007): 1. Oligopoli yang didalamnya terdapat 8 perusahaan terbesar yang setidak-tidaknya menguasai pasar satu jenis industri atau 20 perusahaan menguasai pasar sebesar 70%. 2. Oligopoli dengan 8 perusahaan yang menguasai sekurang-kurangnya 33% suatu pasar industri atau sejumlah perusahaan yang memegang andil setidak-tidaknya 75% pasar dari suatu industri. 3. Oligopoli dengan 8 perusahaan terbesar menguasai pasar kurang dari 33% yang biasanya disebut industri tidak terkonsentrasi. Menurut McAfee, dalam Kuncoro, pasar oligopoli terbagi menjadi dua, yaitu oligopoli ketat (tight oligopoly) dan oligopoli longgar (loose oligopoly). Dimana pasar oligopoli ketat yaitu kemiripan antara perusahaan yang terdapat di pasar sangatlah kecil, sehingga dalam struktur tersebut perusahaan yang terlibat banyak pilihan dalam mengimplementasikan strateginya. Struktur pasar yang demikian memungkinkan terjadinya persaingan yang sehat antar perusahaan. Sedangkan oligopoli longgar yaitu dalam struktur pasar tersebut 20 ada dua strategi dalam memperoleh kentungan. Strategi pertama adalah strategi diferensiasi produk dan yang kedua adalah membuat inovasi yang akan mengubah orientasi pasar. 2.4.3 Pasar Persaingan Monopolistik Persaingan monopolistik merupakan strategi dimana terdapat sejumlah besar perusahaan yang menghasilkan produk-produk terdiferensiasi. Struktur demikian mengandung persaingan sempurna karena terdapat banyak penjual dan tidak ada satupun yang mendapat pangsa pasar cukup besar. Sebuah industri dikatakan memiliki struktur persaingan monopolistik jika memiliki syarat-syarat berikut (Baye, dalam Kuncoro 2007) : 1. Ada banyak penjual dan pembeli 2. Setiap perusahaan di industri menghasilkan produk yang terdiferensiasi 3. Adanya kebebasan untuk keluar masuk industri 2.4.4 Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang hanya terdapat banyak produsen dan banyak pembeli dengan barang yang bersifat sama (identik). Dalam pasar persaingan sempurna, harga ditentukan oleh mekanisme pasar. Karakteristik pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut (Permono;Baye;Blair dan Kaserman, dalam Kuncoro,2007:145) : 1. Produknya homogen. Produk yang homogen umumnya disebabkan tidak adanya preferensi oleh konsumen terhadap produk di pasar persaingan sempurna. Konsumen tidak menjadikan merk (brand) 21 sebagai pertimbangan dalam keputusannya untuk membeli atau tidaknya suatu produk. 2. Jumlah penjual dan pembeli yang banyak, sehingga kondisi seperti ini menyebabkan konsumen bertindak sebagai penerima harga (price taker) karena barang yang dibelinya merupakan bagian kecil dari seluruh komoditas yang diperjualbelikan. 3. Informasi sempurna (perfect information). Informasi yang sempurna menyebabkan pembeli tidak akan membeli produk dengan harga diatas harga pasar. Akibatnya perusahaan yang menjual diatas harga pasar tidak dapat menjual apapun. 4. Tidak adanya halangan yang signifikan untuk memasuki atau keluar pasar (absence of serious barriers to entry and exit). Artinya, semua sumber daya dapat dengan mudah bergerak keluar masuk pasar. 2.5 Perilaku Industri Perilaku dalam industri dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mendapatkan pasar, dengan kata lain perilaku dapat terlihat dari bagaimana suatu perusahaan dalam menentukan harga jual, promosi produk atau periklanan. Menurut Hasibuan, perilaku didefinisikan sebagai pola tanggapan dan penyesuaian suatu industri di dalam pasar untuk mencapai tujuannya. Perilaku industri satu dengan industri lainnya berbeda. Salah satunya disebabkan oleh (Kuncoro,2007:146). perbedaan struktur pasar beberapa industri. 22 2.6 Kinerja Industri Kinerja merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri, dimana hasil biasa diidentikkan dengan besarnya penguasaan pasar atau besarnya keuntungan suatu perusahaan didalam suatu industri. Ukuran kinerja antara industri satu dengan industri lain berbeda-beda. Ukuran kinerja dapat dilihat berdasarkan pada sudut pandang manejemen, pemilik atau pemberi pinjaman. Ukuran lainnya dalam kinerja suatu industri adalah kinerja dalam perusahaan dapat diamati melalui produktivitas dan efisiensi. Produktivitas merupakan hasil yang dicapai per tenaga kerja atau unit faktor produksi dalam jangka waktu tertentu. Tingkat produktivitas dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, alat produksi, dan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja. Produktivitas juga merupakan perbandingan antara nilai output dengan tenaga kerja. Sedangkan efisiensi merupakan perbandingan seberapa besar kita dapat mengambil manfaat dari suatu variabel untuk mendapatkan output sebanyak-banyaknya. Dalam ekonomi industri, konsep tentang struktur, perilaku, dan kinerja industri memiliki hubungan yang saling mempengaruhi yaitu menjelaskan tentang bagaimana suatu perusahaan berperilaku dalam menghadapi struktur pasar tertentu dalam suatu industri sehingga dari perilaku tersebut akan tercipta suatu kinerja tertentu. Hubungan tersebut akan digambarkan dalam gambar 2.1 berikut. 23 Progressiveness technology Profitability Structure Strategy Performanc e Conduct Demand Sales efforts Sumber: Martin, dalam Prasetyo (2010) Gambar 2.1 : The interactive structure-conduct-performance market framework Dalam gambar 2.1 diatas yang menjelaskan mengenai keterkaitan bahwa struktur pasar dan perilaku pasar dengan strateginya akan mempengaruhi kinerja pasar. Kinerja pasar nantinya akan mempengaruhi struktur pasar melalui tingkat keuntungan yang diperolehnya, serta dari tingkat kinerja progressiveness dengan dimensi teknologi yang baik akan memperkuat struktur industri yang bersangkutan. Sedangkan dari sisi perilaku melalui upaya-upaya penjualan sales efforts akan diperoleh buyer atau demand yang baik untuk semakin memperkuat struktur pasar. Jika kinerja pasar merupakan hasil kerja antara struktur pasar dan perilaku pasar, maka struktur pasar dan perilaku pasar yang baik akan semakin memperkuat kinerja pasar. 24 2.7 Konsentrasi Industri 2.7.1 Konsep Dasar Konsentrasi Industri Konsentrasi dari beberapa perusahaan dalam suatu industri sering menjadi perhatian para ekonom, ahli strategi bisnis, dan agen-agen pemerintah. Tujuan industri dalam bisnis adalah untuk mencapai keuntungan maksimum, dan agar keuntungan maksimum dapat tercapai, maka struktur industri yang tercermin dalam struktur pasar harus kuat. Semakin elastisnya permintaan, maka ada kecenderungan struktur pasar yang akan semakin terkonsentrasi. Konsentrasi industri merupakan sebagai suatu ukuran relatif yang memperhatikan derajat penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan dalam suatu industri yang berada dalam pasar. Tingkat konsentrasi industri merupakan suatu variabel dalam struktur industri yang dapat diukur. Konsentrasi industri ini menginformasikan ukuran relatif dari perusahaan-perusahaan yang ada pada suatu pasar industri. Ada beberapa ukuran dari konsentrasi industri, salah satunya adalah Andil Perusahaan. Hasil dari berbagai ukuran konsentrasi ada yang meningkat dan ada yang menurun. Jika tingkat konsentrasi dalam keadaan meningkat, maka tingkat persaingan di pasar antar industri menurun, dan jika tingkat konsentrasi dalam keadaan menurun, maka kondisi tingkat persaingan meningkat (Prasetyo, 2010). 2.7.2 Batasan Pengukuran Konsentrasi Dalam Prasetyo (2010), tujuan dari pengukuran konsentrasi adalah untuk mengetahui ciri-ciri struktur pasar dalam suatu variabel dalam industri. Rasio 25 konsentrasi atau concentration ratio (CR) atau sering disingkat dengan CRN merupakan cara yang paling sering digunakan untuk mengetahui ukuran suatu industri. Di mana N menunjukkan jumlah andil perusahaan yang biasanya digunakan sebagai ukuran, misalkan sejumlah 1-10 andil perusahaan dalam industri. Tabel 2.2 Tipe-Tipe Pasar dalam Industri Struktur Pasar Monopoli Murni Kondisi Utama Jika suatu perusahaan mampu memiliki 100% pangsa pasar industri yang ada Perusahaan yang dominan Suatu perusahaan yang memiliki 50100% pangsa pasar dan tanpa persaingan yang kuat diantara industri yang ada Oligopoli Ketat Jumlah perusahaan sedikit dan CR4 atau penggabungan 4 perusahaan terbesar yang memiliki pangsa pasar 60-100%, dan kesepakatan diantara mereka dalam menetapkan harga relatif mudah Oligopoli Longgar Jumlah perusahaan banyak dan CR4 yang memiliki 40-60% pangsa pasar, kesepakatan diantara mereka untuk menentukan harga sebenarnya sangat sulit namun tetap saja dapat terjadi Persaingan Monopolistik Banyak persaingan efektif, tetapi tidak satupun memiliki lebih dari 100% pangsa pasar, termasuk banyak perusahaan dan produk diferensiasi Sumber : Disarikan dari berbagai sumber, dalam Prasetyo,2010 26 Satuan ukur dari rasio konsentrasi (concentration ratio) adalah persentase dari suatu variabel dalam industri yang digunakan. Beberapa variabel yang dapat digunakan untuk mengukur konsentarsi industri misalkan, pangsa pasar (market share) atau penjualan, nilai tambah, keuntungan, besarnya modal, besarnya tenaga kerja, dan sebagainya tergantung dari konsentrasi apa yang ingin dilihat dalam suatu industri. Berdasarkan pada Tabel 2.3 dapat dinyatakan hingga saat ini tidak ada ukuran konsentrasi yang baku, karena pada dasarnya nilai konsentrasi ini memang ukuran relatif, sehingga yang lebih penting adalah ukuran konsistensinya serta perlu diperhatikan perilaku industrinya. Tabel 2.3 Dimensi Batasan Nilai Rasio Konsentrasi Suatu Industri Dimensi Ukur Menurut Nilai CR-4 Nilai CR-8 Struktur Industri Stigler 60% Oligopoli Joe S.Bain : Kelompok I (IA & IB) Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Keysan dan Turner : Kelompok I Kelompok II Hasibuan & Machlup Kuncoro 87% 72% 61% 38% 22% CR-8=100% - 99% 88% 77% 45% 32% <32% Oligopoli penuh Oligopoli tipe 2 Oligopoli tipe 3 Oligopoli tipe 4 Oligopoli tipe 5 Tak terkonsentrasi CR-20=75% Oligopoli penuh 33% Oligopoli <33% Tak terkonsentrasi <3% Poli-poli 40% Oligopoli >70% >86% Oligopoli Prasetyo <25% <35% Tidak terkonsentrasi Sumber : (Martin, 1994; Hasibuan, 1994; Kuncoro, 1997; Prasetyo, 2010) 27 2.7.3 Pengukuran Konsentrasi Adanya berbagai ukuran yang digunakan untuk mengetahui ukuran konsentrasi suatu industri seperti rasio konsentrasi (concentration ratio) ataupun berbagai ukuran indeks dalam konsentrasi industri, mempunyai kelebihan dan kekurangan nya tersendiri. Adapun beberapa macam ukuran yang digunakan dalam mengukur konsentrasi suatu industri adalah sebagai berikut : 1. Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio) Rasio konsentrasi (concentration ratio) atau sering dikenal dengan istilah CR merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi industri dengan menggunakan teknik andil setiap perusahaan yang ada dalam industri yang ingin diamati. Variabel-variabel yang ingin digunakan tergantung dari tujuan pengamatan yang diinginkan, misalkan dapat berdasarkan pada variabel ; market share, output, nilai tambah, nilai penjualan, nilai investasi, profit, tenaga kerja, modal dan sebagainya (Prasetyo,2010). Keterangan : n = jumlah perusahaan industri yang dapat diukur. X = besarnya nilai absolut dari dari variabel yang sedang diamati pada sejumlah perusahaan ke-i. T = mewakili jumlah keseluruhan nilai absolut dari variabel yang diukur atau diamati dalam industri tersebut. 28 Hasil penghitungan CR yang sederhana dan bermanfaat untuk mengetahui bentuk struktur industri juga memiliki kelemahan yaitu ukuran CR kurang mampu menggambarkan struktur suatu industri secara lengkap. Hal ini dikarenakan penghitungan CR hanya menggunakan satu variabel saja, dimana nilai rasio konsentrasi ini kurang mampu memberikan informasi yang lengkap tentang struktur industri. 2. Indeks Herfindahl Indeks Herfindahl (HI) merupakan ukuran konsentrasi suatu industri yang mampu menggambarkan konsentrasi industri yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio). Namun Indeks Herfindahl ini juga mempunyai kelemahan pada saat pemberian bobot. Nilai Hi sangat sensitif terhadap andil perusahaan yang terbesar dalam industri. Karena semakin besar andil perusahaan akan semakin berarti dalam nilai HI. 2.7.4 Penyebab Konsentrasi Menurut Douglas F. Greer (1984) dalam Prasetyo (2010), telah dijelaskan ada empat sebab pokok atau faktor penyebab terjadinya konsentrasi industri, yaitu; (1) faktor nasib baik (luck), (2) faktor teknis, (3) faktor kebijaksanaan pemerintah, dan (4) faktor kebutuhan bisnis. Faktor lain terjadinya konsentrasi industri yang relatif tinggi juga dapat disebabkan karena adanya kebijaksanaan pemerintah. Berbagai kebijakan yang dimaksud dalam hal ini adalah seperti; kebijakan hak paten, lisensi, dan berbagai kebijakan regulasi lain yang mendorong industri semakin kuat karena kebijakan tersebut, termasuk kebijakan anti-monopoli. Beberapa 29 argumentasi mendasar mengapa pemerintah melakukan perlindungan terhadap industri jenis ini adalah ; 1. Kapasitas yang sudah cukup dan tidak perlu ada perusahaan baru, sehingga pemerintah hanya menunjuk satu perusahaan industri saja yang boleh berproduksi. 2. Memberikan fasilitas tertentu kepada industri tertentu demi kepentingan rakyat, misalkan melalui keringanan biaya impor, subsidi bunga, memberikan kesempatan pasar tertentu yang tidak boleh dimasuki perusahaan lain, dan sebagainya. Dengan berbagai hak fasilitas ini tentunya perusahaan industri akan semakin terkonsentrasi. 3. Karena menyangkut kebutuhan untuk rakyat banyak, sehingga industri jenis pantas untuk dilindungi karena barang yang diproduksi bersifat public-good. Contoh industri ini adalah industri air minum (PAM), listrik, angkutan umum, telepon, dan telekomunikasi termasuk Pos. 2.7.5 Dampak Konsentrasi Industri Hampir sebagian industri berperilaku menuju tingkat konsentrasi penuh atau konsentrasi tinggi. Karena semakin tinggi tingkat konsentrasi maka akan semakin mudah industri tersebut dalam meraih keuntungan maksimumnya. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat konsentrasi maka akan berdampak negatif bagi industri tersebut dalam meraih keuntungan maksimumnya. Semakin tinggi tingkat konsentrasi suatu industri maka akan semakin leluasa perusahaan industri dalam penguasaan faktor produksi, sehingga perusahaan industri dapat menentukan tingkat harga yang diinginkan. Jika hal 30 ini terjadi dalam jangka panjang, maka persaingan antar industri akan semakin lemah dan akan semakin merugikan masyarakat. 2.8 Variabel Penelitian 2.8.1 Investasi Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. (Sukirno, 2000). Pentingnya investasi bahwa masyarakat tidak menggunakan semua pendapatannya untuk dikonsumsi, melainkan ada sebagian yang ditabung dan tabungan ini nantinya digunakan untuk keperluan investasi. Misalkan, investasi dalam peralatan modal atau pembentukan modal, tidak hanya meningkatkan produksi atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Dengan demikian terdapat hubungan yang positif antara pembentukan investasi dengan pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. (Prasetyo, 2009:99) 2.8.2 Tenaga Kerja Berdasarkan pada fungsi produksi Cobb Douglas yang menyatakan bahwa pendapatan ditentukan dari modal, tenaga kerja, dan perkembangan teknologi. Hal ini juga didukung oleh Hulten dan Schawab (1984), yang menyatakan perkembangan teknologi, stok modal, dan tenaga kerja berpengaruh dalam menentukan adanya perbedaan pertumbuhan ekonomi regional untuk di wilayah Amerika Serikat (Armstrong and Taylor. 1993) dalam Sugiyono. 31 Menurut Todaro (2003), pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga kerja yang produktif. 2.8.3 Nilai Tambah Semakin tinggi nilai tambah suatu perusahaan industri maka akan semakin tinggi kegiatan aktivitas perusahaan industri. Tingginya kegiatan aktivitas dalam suatu perusahaan industri akan menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja yang diserap akan mendapat upah sebagai ganti balas jasa industri terhadap para pekerja. Tenaga kerja yang terserap dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam masyarakat, selain itu dengan upah yang didapat oleh para pekerja, masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup (mensejahterakan masyarakat). 2.9 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk membantu peneliti memperoleh gambaran tentang bagaimana konsentrasi sektor industri, sehingga dapat membantu penelitian ini menjadi lebih baik serta sebagai pedoman bagi peneliti. Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka diperlukan penelitian terdahulu untuk pendukung bagi penelitian ini. Berkaitan dengan konsentrasi industri, terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian-penelitian tersebut antara lain: 32 Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sumarno dan Kuncoro (2002) yang menganalisis hubungan antara struktur dan kinerja dari industri rokok kretek di Indonesia selama periode 1996-1999. Penelitian ini menggunakan analisis rasio konsentrasi (CR4) dan jumlah perusahaan sebagai ukuran dari struktur, dan keuntungan sebagai indisktor dari kinerja. Hasil analisis yang didapat adalah keuntungan tiap perusahaan memiliki korelasi yang positif dengan indikator turunnya nilai CR4. Sedangkan keuntungan keuntungan dari setiap perusahaan mempunyai hubungan yang negatif. Keuntungan per output industri rokok di Indonesia secara total pada tahun 1999 mengalami kenaikan sebesar 4,1 persen bila dibandingkan dengan keuntungan per output pada tahun 1996. Keuntungan per output yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan inilah yang menyebabkan keuntungan tiap perusahaan menurun. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitri Wulandari (2007). Dalam penelitian Fitri membahas mengenai bagaimana struktur dan kinerja Industri Kertas dan Pulp di Indonesia. Hasil dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai rasio konsentrasi dari CR bahan baku, CR nilai tambah, dan CR output semuanya meningkat baik untuk CR4 maupun CR8, yang berarti krisis telah meningkatkan rasio konsentrasi industri kertas dan pulp. Sedangkan CR yang mengalami penurunan adalah CR upah, adanya penurunan pada CR upah ini disebabkan karena industri ini merupakan industri padat modal dengan penggunaan teknologi tinggi. Selain itu hasil lainnya melalui regresi adalah tahun 1994, biaya bahan baku dan pangsa pasar (variabel independen) signifikan terhadap nilai tambah. 33 Sedangkan variabel biaya modal tidak signifikan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti oleh Fitri adalah peneliti tidak menggunakan analisis regresi, selain itu peneliti ingin melihat bagaimana konsentrasi industri pengolahan apabila diteliti di Jawa Tengah. Penelitian ketiga, adalah penelitian ini dilakukan oleh Didit Purnomo dan Devi Istiqomah (2008) tentang analisis peranan sektor industri terhadap perekonomian Jawa Tengah tahun 2000 dan tahun 2004 (analisis inputoutput). Penelitian ini membahas permasalahan mengenai otonomi daerah, diharapkan setiap daerah mampu mengelola potensi-potensi daerah untuk meningkatkan pendapatan regional dengan memberdayakan sektor-sektor ekonomi yang ada, yaitu salah satunya melalui sektor industri. Variabel yang digunakan dalam penelitian Didit adalah faktor-faktor dalam sektor industri sebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikat nya adalah pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis input-output. Hasil dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa, sektor industri memiliki peranan yang sangat signifikan dalam proses produksi. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Didit dan Devi ini jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah berbeda dari alat analisis yang diterapkan. Peneliti menggunakan analisis rasio konsentrasi CR4 dan konsentrasi CR8 untuk melihat bagaimana konsentrasi dari penanaman modal dalam perusahaan, tenaga kerja, dan nilai tambah tersebut dalam industri pengolahan di Jawa Tengah (CRN). Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai struktur dan kinerja industri , maka peneliti mengambil keputusan 34 untuk mengadopsi penelitian-penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian skripsi dengan memodifikasi dan menambahkan beberapa variabel dalam penelitian ini antara lain variabel investasi pada sektor industri pengolahan, tenaga kerja pada industri pengolahan, dan nilai tambah pada sektor industri pengolahan. 2.10 Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran digunakan untuk memperjelas alur penelitian yang akan diteliti, sehingga diperlukan kerangka pemikiran sesuai tahap-tahap penelitian secara teoritis. Kerangka berpikir yaitu untuk menggambarkan hubungan konsentrasi antara variabel yaitu investasi, tenaga kerja, nilai tambah industri pengolahan di Propinsi Jawa Tengah. Secara sistematis, adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : 35 Rasio Konsentrasi (CRn) CR Inves CRTK CRNT Gambar 2.2 : Skema Kerangka Berfikir Penelitian Konsentrasi Industri Keterangan : Inves : investasi industri pengolahan TK : tenaga kerja industri pengolahan NT : nilai tambah industri pengolahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah tersedia dan telah diproses oleh pihak-pihak lain sebagai hasil atas penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan data yang terdiri dari data time series. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah. Data-data yang digunakan meliputi data PDRB Jawa Tengah atas dasar harga konstan 2000, investasi sektor industri, tenaga kerja sektor industri, dan nilai tambah sektor industri. Data yang digunakan melalui sistem penggolongan industri yang ditetapkan oleh Organisasi Industri pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO), yang dikenal dengan nama International Standard Industrial Classification (ISIC). Penelitian ini dilakukan di 35 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah dari tahun 2005-2009 dan pada 23 jenis industri pengolahan dengan menggunakan ISIC 5 digit. 3.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel dengan cara memberi arti, atau menspesifikasikan kegiatan, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel investasi pada sektor industri pengolahan, tenaga kerja di sektor industri pengolahan, nilai tambah pada industri pengolahan yang dihasilkan dari sektor industri pengolahan. 36 37 Adapun variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Investasi adalah penanaman modal pada sektor industri yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan produksi barang atau jasa. Data investasi sektor industri pengolahan yang digunakan diambil dari publikasi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah (satuan Rupiah). 2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang berusia produktif yang bekerja di sektor industri yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan (satuan orang). 3. Nilai tambah adalah selisih antara nilai produksi dengan biaya yang habis digunakan selama proses produksi. Data yang digunakan diambil dari publikasi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah (satuan Rupiah). Berikut rincian jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Rincian Jenis Data Dan Sumber Data No. 1 Jenis Data Investasi Sumber Data Jawa Tengah Dalam Angka, BPS Propinsi Jawa Tengah (Berbagai Edisi) 2 Tenaga Kerja Jawa Tengah Dalam Angka, BPS Propinsi Jawa Tengah (Berbagai Edisi) 3 Nilai Tambah Jawa Tengah Dalam Angka, BPS Propinsi Jawa Tengah (Berbagai Edisi) 4 Investasi, Tenaga kerja, Statistik Industri Pengolahan Propinsi Jawa dan Nilai tambah Tengah (Berbagai Edisi) industri ISIC 5 digit Sumber : Data penelitian, 2012. 38 3.3 Pengumpulan Data Adapun metode dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan dokumentasi. Data dokumentasi merupakan cara untuk memperoleh data atau informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian, dengan jalan melihat kembali laporan-laporan tertulis baik berupa angka maupun keterangan (tertulis, tempat, atau orang). Data dari penelitian ini terdiri dari data investasi sektor industri pengolahan, tenaga kerja sektor industri pengolahan, nilai tambah sektor industri pengolahan, yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah. Selain itu data-data yang digunakan juga diperoleh dan bersumber dari internet serta buku-buku dan literatur yang mendukung dan menjelaskan teori-teori tentang definisi dan konsep yang terdapat dalam penelitian ini. 3.4 Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis rasio konsentrasi (concentration ratio/CRN) untuk melihat konsentrasi pada industri pengolahan yang terdapat di Jawa Tengah. Metode rasio konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR4 (concentration ratio-4) dan CR8 (concentration ratio-8). Menurut Churh dan Ware; Clarke; Hasibuan dalam Fitri, dalam metode ini adalah : 39 a. Rasio Konsentrasi (concentration ratio-4). b. Rasio Konsentrasi (concentration ratio-8). Menurut JB.Bain dalam Fitri (2007), pengukuran konsentrasi tidak hanya terbatas pada jumlah barang yang ditawarkan saja, tetapi bisa juga diukur melalui nilai tambah yang diciptakan, jumlah tenaga kerja yang digunakan atau biaya tenaga kerja, nilai tambah yang dihasilkan perusahaan. 3.4.1 Analisis Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio/ CRN) Pengukuran rasio konsentrasi atau concentration ratio sering dikenal dengan istilah CR adalah dengan menggunakan teknik andil setiap perusahaan yang ada dalam industri yang sedang diamati. Adapun dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan untuk melihat rasio konsentrasi yang terdapat di Jawa Tengah yaitu rasio konsentrasi investasi (CRI), rasio konsentrasi tenaga kerja (CRTK), dan rasio konsentrasi nilai tambah (CRNT). Dari 23 jenis industri pengolahan yang ada di Propinsi Jawa Tengah, dalam penelitian ini penulis hanya meneliti 13 jenis industri pengolahan hal ini dikarenakan adanya ketersediaan data-data, adapun 13 jenis industri yan dimaksud antara lain sebagai berikut; industri makanan dan minuman (ISIC 15), industri tekstil (ISIC 17), industri kulit dan barang dari kulit (ISIC 19), industri kayu dan barang dari kayu (ISIC 20), industri kertas dan barang dari 40 kertas (ISIC 21), industri kimia dan barang-barang dari kimia (ISIC 24), industri dari karet dan barang-barang dari karet (ISIC 25), industri barang galian bukan logam (ISIC 26), industri logam dasar (ISIC 27), industri barangbarang dari logam kecuali mesin (ISIC 28), industri mesin perlengkapannya (ISIC 29), industri furnitur dan industri pengolahan lainnya (ISIC 36). Adapun rumus dalam melihat rasio konsentrasi yang tercermin dalam variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Prasetyo, 2010) : Keterangan : n = jumlah perusahaan industri yang dapat diukur. X = besarnya nilai absolut dari dari variabel yang sedang diamati pada sejumlah perusahaan ke-i. T = mewakili jumlah keseluruhan nilai absolut dari variabel yang diukur atau diamati dalam industri tersebut. 3.5 Tahapan Analisis Dalam penelitian ini adapun tahapan analisis nya adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data penelitian (investasi, penggunaan tenaga kerja, dan nilai tambah pada sektor indstri pengolahan di Jawa Tengah) dari tahun 2005-2009 yang di dapatkan dari BPS Jawa Tengah. 41 2. Pengelompokkan data dari Statistik Industri Jawa Tengah yaitu dari 23 jenis industri pengolahan yang ada kemudian dikelompokkan lagi ke dalam ISIC 5 Digit. 3. Dari 23 jenis industri pengolahan yang tersedia, kemudian ditentukan hanya 13 jenis industri pengolahan yang nantinya akan diteliti oleh penulis dikarenakan ketersediaan data yang ada di lapangan. 4. Setelah di tentukan data-data yang akan diteliti, kemudian dari data yang ada akan dianalisis dengan menggunakan metode pengukuran rasio konsentrasi yang terdiri dari pengukuran rasio konsentrasi dengan CR4 dan pengukuran rasio konsentrasi dengan CR8. Hasil dalam penelitian ini merupakan hasil dari penghitungan ISIC 5 digit sektor industri pengolahan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perekonomian Jawa Tengah Perekonomian Jawa Tengah menunjukkan perkembangan yang cukup baik dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu lima tahun terakhir cenderung bergerak ke arah yang positif tetapi pergerakannya relatif kecil. PDRB dan kontribusi dari masing-masing sektor ekonomi di Propinsi Jawa Tengah terus bergerak positif dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, tetapi pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami penurunan hingga mencapai 4,71 persen. 4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Tengah Tujuan pembangunan nasional adalah dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam setiap daerah. Begitu hal nya dengan Propinsi Jawa Tengah, adanya keinginan yang sama bagi setiap daerah untuk menjadikan daerah nya dapat mencapai pertumbuhan yang tinggi. Adapun perkembangan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 4.1. Berdasarkan pada Gambar 4.1 dapat dilihat perkembangan dari pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Selama kurun waktu 10 tahun (tahun 2001-2010), menunjukkan adanya peningkatan yang positif dalam pertumbuhan ekonomi meskipun pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami adanya penurunan yang relatif kecil dikarenakan mendapat pengaruh dari dampak krisis keuangan global sehingga mencapai 4,71 persen. Adapun PDRB dan kontribusi dari masing-masing sektor ekonomi di Propinsi 42 43 Jawa Tengah yang terus mengalami pergerakan yang positif dan pada tahun selanjutnya 2010 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mencapai 6,44 persen. 7 6 5 4 3 2 1 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan Ekonomi 3.59 3.55 4.98 5.13 5.35 5.33 5.59 5.46 4.71 6.44 (%) Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011, diolah Gambar 4.1 : Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2001-2010 (%) Berdasarkan Harga Konstan 2000 Kemampuan suatu daerah dalam menggali potensi yang dimilikinya akan terlihat dari jumlah PDRB yang dimiliki daerah. PDRB merupakan salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang dapat menunjukkan kemampuan produksi suatu daerah. Semakin baik perekonomian suatu daerah, maka akan semakin besar juga PDRB dalam suatu daerah. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah mulai dari tahun 2005-2010 terus mengalami peningkatan. Perkembangan PDRB Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pada tahun 2010 Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah telah mencapai 186.995.480,65 miliar rupiah, meningkat sebesar 11.310.213,09 miliar rupiah dari tahun 2009. Adanya krisis keuangan global yang terjadi pada akhir tahun 2008 tidak berdampak serius terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto di Jawa Tengah 44 mengingat penerimaan dari sektor-sektor ekonomi yang tetap mengalami kenaikan. 200000000.00 180000000.00 160000000.00 140000000.00 120000000.00 100000000.00 80000000.00 60000000.00 40000000.00 20000000.00 0.00 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2011, diolah Gambar 4.2 : Perkembangan Ekonomi PDRB Jawa Tengah Tahun 2001– 2010 Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Miliar Rp) 4.1.2 Kontribusi Sektoral Jawa Tengah Adapun PDRB dan kontribusi dari masing-masing sektor ekonomi di Jawa Tengah yang terus mengalami peningkatan. Produk Domestik Regional Bruto mulai tahun 2005-2009 cenderung bergerak positif. Setiap sektor ekonomi mengalami peningkatan hanya saja jumlah kenaikannya berbeda-beda antar sektor yang satu dengan yang lainnya, hal ini dapat dilihat dari Gambar 4.3. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa proporsi PDRB Jawa Tengah masih didominasi sektor industri pengolahan diikuti dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertanian. Pada tahun 2009 sektor industri pengolahan telah menyumbangkan 31,45 persen atau 61.390.101,24 miliar rupiah dalam PDRB Jawa Tengah. Sektor perdagangan, 45 hotel dan restoran menyumbangkan sebesar 19,87 persen atau 40.055.356,39 miliar rupiah dan sektor pertanian sebesar 19,72 persen atau 34.955.957,64 miliar rupiah. 35 30 25 20 15 10 5 0 8.Keuan 6.Perda 7.Penga 2.Perta gan, Per 3.Indust gangan, ngkutan 5.Bangu 9.Jasa- Hotel, d 1.Perta mbanga sewaan ri Gas, da dan Jasa an nan jasa nian Pengola n dan n Air Komuni Galian perusah han Restora bersih kasi aan n 4.Listrik, 2004 0.78 0.98 3.55 4.79 5.49 10.06 20.87 21.07 32.4 2005 0.82 1.02 3.54 4.89 5.57 10.01 21.01 20.92 32.23 2006 0.83 1.11 3.58 4.95 5.61 10.25 21.11 20.57 31.98 2007 0.84 1.12 3.62 5.06 5.69 10.36 19.93 20.03 31.97 2008 0.84 1.1 3.71 5.16 5.75 10.57 19.73 19.96 31.68 2009 1.04 0.98 3.68 6.19 6.22 10.85 19.87 19.72 31.45 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2010, diolah Gambar 4.3 : Perkembangan Proporsi PDRB Jawa Tengah Tahun 2005-2009 Berdasarkan Konstan 2000 (persen) Sektor industri pengolahan mendominasi Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah yaitu mencapai 31,45 persen pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi sektor industri pengolahan Jawa Tengah berkembang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. 46 Sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu tahun 2009 sebesar 19,87 persen. Selain itu, dapat juga dilihat dari perkembangan jumlah wisatawan baik mancanegara maupun nusantara yang menggunakan fasilitas hotel dan restoran dimana setiap tahun mengalami peningkatan. Kondisi ini mendorong peningkatan pendapatan dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi ketiga penyumbang terbesar di Jawa Tengah adalah sektor pertanian sebesar 18,72 persen. Pada dasarnya, sebagian besar kabupaten/ kota di Jawa Tengah memiliki sektor unggulan di bidang pertanian. Namun, jika dilihat dari kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Regional Bruto masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran. Indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan sektor pertanian yaitu perkembangan produksi tanaman bahan makanan seperti produksi padi dan jagung. Tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lain. Hal ini belum cukup untuk menjadikan penerimaan dari sektor pertanian menjadi yang paling besar. Nilai ekonomis yang kecil dari produk-produk pertanian inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya penerimaan dari sektor pertanian dibandingkan dengan sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran. 47 4.2 4.2.1 Perkembangan Industri Perkembangan Industri Indonesia Peranan sektor industri pengolahan di Indonesia sangat penting karena telah menjadi penggerak dalam perekonomian nasional. Industrialisasi di Indonesia sampai saat ini telah mengubah meningkatkan perekonomian Indonesia. Peran sektor industri terus meningkat hingga saat ini terhadap pendapatan nasional dan dapat mengalahkan sektor pertanian yang dahulu merupakan sektor primer. Kontribusi sektor industri pengolahan di Indonesia cenderung meningkat hingga akhir tahun 2008 dan sempat mengalami penurunan di awal tahun 2009. Berikut dapat dilihat dalam Gambar 4.4 mengenai perkembangan sektor industri pengolahan di Indonesia melalui PDB Indonesia dari tahun 2004-2009. Selain itu, berdasarkan pada berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa industri pengolahan di Indonesia hampir sama seperti industri di Amerika yakni memiliki konsentrasi yang tinggi dan mempunyai profitabilitas yang tinggi. Berbagai hasil penelitian seperti pada industri logam dasar, industri besi dan baja, industri tekstil, industri rokok, industri semen sering menujukkan konsentrasi yang tinggi dan memiliki kecenderungan meningkatkan profitabilitas, dan semakin terkonsentrasi menuju struktur oligopoli ketat. (Prasetyo.P.Eko, 2010:8). 48 2,500,000.0 2,000,000.0 1,500,000.0 1,000,000.0 500,000.0 0.0 2004 2005 2006 2007 2008* 2009** Sumber : PDB Indonesia 2010, diolah Gambar 4.4 : PDB Indonesia Tahun 2004-2009 Pertumbuhan industri di Indonesia yang masih didominasi oleh industri padat modal yang kurang efisien dan tidak berbasis pada sektor pertanian dianggap berdampak semakin berat dirasakan terutama pada saat terjadi krisis tahun 1998 dan tahun 2008. Sehingga saat terjadi krisis ekonomi, peran sektor industri di Indonesia hanya ditopang oleh industri-industri kecil yang cukup banyak meskipun hanya memiliki nilai tambah yang masih kecil. Sementara, peranan industri besar dan menengah di masa krisis justru menurun sangat drastis. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi, karena tenaga kerja merupakan penggerak dari seluruh input-input seperti mesinmesin, bahan baku dan sebagainya. 49 4.2.2 Perkembangan Industri Propinsi Jawa Tengah Sektor industri pengolahan mempunyai peran dominan dalam perekonomian nasional dalam hal pembentukan PDB. Kontribusi sektor industri mampu mencapai 28 persen dari total PDB nasional pada tahun 2005. 6.44 5.13 5.35 5.33 5.59 5.46 5.43 4.71 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011, diolah Gambar 4.6: Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2010 (persen) Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami perubahan selama tahun 2004-2010. Hal ini dapat terlihat dari Gambar 4.6, yang menunjukkan bahwa terjadi kenaikan pada laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah selama kurun waktu 7 tahun yaitu pada tahun 2004-2007, namun pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 terjadi penurunan pada laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Pada tahun awal tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yaitu sebesar 4,71 persen. Krisis keuangan global yang berawal dari krisis kredit perumahan di Amerika berdampak pada lesunya perekonomian dunia yang menyebabkan menurunnya permintaan barang dari luar negeri terhadap produk-produk dalam negeri yang berorientasi pada 50 ekspor. Hal ini sedikit banyak juga berdampak pada perekonomian di Jawa Tengah khususnya pada sektor industri pengolahan yang beorintasi pada ekspor. Dalam penyerapan tenaga kerja pada Gambar 4.7, sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dari tahun 2005-2009 mampu menyerap sekitar 3.403.967 orang dari total penduduk Jawa Tengah yang bekerja menurut lapangan usaha di Jawa Tengah. 3,403,967 674,072 694,145 713,777 701,124 620,849 2009 2008 2007 2006 2005 Total Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2010, diolah Gambar 4.7 : Banyaknya Tenaga Kerja Sektor Industri di Propinsi Jawa Tengah Selama Tahun 2005-2009 (orang) Tenaga kerja sebagai faktor penting dalam proses produksi bagi sektor industri di Jawa Tengah telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun nya. Peningkatan jumlah tenaga kerja sektor industri di Jawa Tengah hingga tahun 2007 mencapai 713.777 orang, sedangkan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 terjadi penurunan jumlah tenaga kerja sektor industri, 51 sehingga pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja sektor industri mencapai 674.072 orang. 46,154,454,885 38,462,743,734 41,241,170,693 28,101,433,991 20,760,315,145 2005 2006 2007 2008 2009 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2010, diolah Gambar 4.8 : Banyaknya Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (milyar) Nilai tambah merupakan hasil pengurangan input terhadap output pada proses produksi dalam sektor industri. Berdasarkan pada Gambar 4.8 menunjukkan banyaknya nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009. 52 4.3 Analisis Struktur Industri 4.3.1 Analisis Konsentrasi Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja di dalam pasar (Koch, 1997). Struktur pasar merupakan hal penting karena dapat diketahui perilaku dan kinerja industri. Elemen struktur pasar adalah pangsa pasar (market share), konsentrasi (concentration), dan hambatan (barrier) (Jaya 2001, dalam Kuncoro). Konsentrasi industri dapat dimaknai sebagai ukuran yang relatif yang mengukur derajat penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan dalam suatu industri yang berada dalam pasar. Tujuan dari pengukuran konsentrasi adalah untuk mengetahui ciri-ciri struktur pasar dalam suatu variabel dalam industri. Semakin tinggi konsentrasi yang dimiliki oleh suatu industri, maka struktur pasarnya cenderung akan berbentuk oligopoli atau monopoli.(Prasetyo P.Eko, 2009:50). Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat dilihat rasio konsentrasi 4 perusahaan kepemilikan modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Dari hasil perhitungan konsentrasi dengan menggunakan rasio konsentrasi (CR4) industri pengolahan di Jawa Tengah diketahui besarnya konsentrasi penanaman modal pada perusahaan industri terus mengalami perubahan dari tahun 20052009. Rata-rata konsentrasi industri dengan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan dapat dilihat pada tahun 2005 sebesar 83,29 persen, sedangkan di tahun 2006 rata-rata konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah sebesar 82,23 persen menguasai pangsa pasar. Tahun 2007 rata-rata konsentrasi 53 industri pengolahan mencapai 80,89 persen menguasai pangsa pasar di Jawa Tengah,sedangkan tahun 2008 yaitu sebesar 82,59 persen dan konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 berdasarkan penanaman modal pada perusahaan menunjukkan struktur pasar oligopoli ketat dengan rata-rata 81,90 persen. Adapun industri-industri pengolahan yang mengalami peningkatan kepemilikan modal di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 yaitu industri kimia,dan barang-barang dari kimia; industri dari karet dan barang-barang dari karet. Sedangkan jenis industri lainnya masih mengalami perubahan yang tidak begitu besar. Konsentrasi industri lebih didominasi oleh furniture industri dan pengolahan lainnya dengan konsentrasi sebesar 94,79 persen yang kemudian diikuti oleh industri barang galian bukan logam dengan konsentrasi sebesar 92,72 persen yang kemudian diikuti oleh industri kayu dan barang kayu dengan konsentrasi sebesar 86,41 persen. Selain itu, industri lainnya seperti industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih dengan konsentrasi 83,33 persen, industri dari kertas dan barang dari kertas dengan konsentrasi sebesar 84,61 persen, diikuti dengan industri lainnya seperti industri tekstil, industri karet dan barang dari karet, dan industri barang dari logam, sedangkan untuk industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling sedikit dalam penyerapan penanaman modal nya yang hanya mampu mencapai 69 persen. Banyaknya penanaman modal pada perusahaan industri pengolahan di Jawa Tengah lebih dominan berasal dari investasi asing yang kemudian diikuti berasal dari investasi dalam negeri. 54 Tabel 4.1 Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009,ISIC 5 Digit (persen) ISIC 15 Nama Industri Industri Makanan dan Minuman 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 69,37 72,11 70,38 70,57 69 70,28 - - - - - - 84,63 84,59 79,67 79,91 88 83,36 - - - - - - - 88,63 81,81 84 - - 86,41 83,51 76,61 77,27 78,62 80,48 84,61 82,53 85,71 84,9 87,5 85,05 - - - - - - - - - - - - 73,33 76,66 76,62 76,54 75,94 75,81 87,3 87,5 89,15 93,29 84,24 88,29 92,72 85,92 92,93 93,29 93,86 91,74 - 82,92 77,27 88,23 82,6 - 81,94 76 78,20 77,92 74,64 77,74 77,77 71,42 65,51 69,23 73,07 71,4 - - - - - - - - - - - - Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - - - - - - - kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya - - - - - - 83,33 82,14 84,21 84,21 - - 94,79 95,1 93,54 94,4 93,49 94,26 - - - - - - 83,29 82,23 80,89 82,59 81,90 - 16 Industri Tembakau 17 Industri Tekstil 18 Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari Kulit Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari Kertas Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan BarangBarang dari Kimia Industrii Karet dan BarangBarang dari Karet Industri Barang Galian Bukan Logam 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan Lainnya 37 Daur ulang Rata-rata Industri Pengolahan CR4 Sumber Sumber : Data Penelitian, diolah 55 Kepemilikan modal pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 70,28 persen. Hal ini berarti rata-rata penanaman modal pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yang hanya selisih 11,62 persen yaitu 81,90 persen. Untuk industri tekstil serta penanaman modal nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 83,36 persen penanaman modal investasi di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada diatas angka rata-rata konsentrasi untuk penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah yang mencapai angka 81,90 persen. Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada diatas nilai rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 81,90 persen adalah industri kertas dan barang dari kertas dengan nilai rata-rata 85,05 persen, industri karet dan barang dari karet dengan nilai ratarata 88,29 persen, industri barang galian bukan logam dengan nilai rata-rata 91,74 persen, dan industri furnitur dan industri pengolahan lainnya yang mencapai nilai rata-rata 94,26 persen. Sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada di bawah nilai rata-rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kimia dan barang-barang dari kimia yang mencapai angka rata-rata 75,81 56 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yaitu dengan rata-rata mencapai angka 77,74 persen, serta industri mesin dan perlengkapan nya yang mencapai rata-rata 71,4 persen. Konsentrasi penanaman modal pada perusahaan industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2007 berdasarkan penghitungan rasio konsentrasi menunjukkan struktur pasar oligopoli ketat dengan rata-rata 80,89 persen. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 kepemilikan modal industri pengolahan berdasarkan ISIC 5 digit mencapai 80,98 persen. Konsentrasi industri lebih didominasi oleh industri furnitur dan industri pengolahan lainnya yaitu dengan rata-rata 93,54 persen, yang kemudian diikuti oleh industri barang galian bukan logam dengan konsentrasi sebesar 92,93 selain itu industri karet dan barang dari karet dengan konsentrasi sebesar 89,15 persen. Industri lainnya seperti industri kertas dan barang dari kertas yaitu sebesar 85,71 persen, industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih dengan konsentrasi 84,21 persen, sedangkan untuk industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling sedikit dalam penyerapan penanaman modal nya yang hanya mampu mencapai 70,38 persen. Status penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2007 didominasi modal berstatus non-fasilitas diikuti PMDN dan PMA. Status penanaman modal dari tahun 2007-2009 terus mengalami peningkatan. Penanaman modal pada perusahaan di sektor industri pengolahan di tahun 2008 yaitu dengan rata-rata mencapai 82,59 persen, dibandingkan dengan penanaman modal di tahun 2009 telah mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen untuk konsentrasi pada penanaman modal. Hal ini merupakan 57 pemulihan perekonomian setelah dari adanya krisis keuangan yang juga berdampak pada aktivitas perekonomian di Jawa Tengah di sektor industri. Industri barang galian bukan logam merupakan industri yang memberikan sumbangan terbesar dalam penanaman modal di sektor industri yaitu sebesar 93,29 persen di tahun 2008. Sama hal nya dengan tahun 2009, industri makanan dan minuman pada tahun 2008 juga merupakan industri yang berkontribusi paling sedikit dalam hal penanaman modal nya yaitu sebesar 70,57 persen. Tabel 4.2 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen) ISIC 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Nama Industri Industri Makanan dan Minuman Industri Tembakau Industri Tekstil Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari Kulit Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari Kertas Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan Lainnya Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Daur ulang Sumber : Data Penelitian, diolah 2006 3,94 -0,04 -3,35 -2,45 4,54 0,22 -7,33 -7,24 -8,16 0,32 - 2007 -2,39 -5,81629 -8,26 3,85 -0,05 1,88 8,15 2,89 -8,27 -1,64 - 2008 0,26 0,301243 0,86 -0,94 -0,10 4,64 0,38 -0,35 5,67 0,91 - 2009 -2,22 10,12 1,74 3,06 -0,78 -9,70 0,61 -4,20 5,54 -0,96 - 58 Selama lima tahun sejak tahun 2005-2009, perkembangan pertumbuhan investasi dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan (CR4) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan investasi rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Adapun selama masa perkembangan nya industri makanan dan minuman mengalami penurunan, pada Tabel 4.2 pertumbuhan konsentrasi investasi tahun 2006 mencapai angka 3,94 persen, sedangkan pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan -2,39 persen, pertumbuhan investasi industri makanan dan minuman di tahun 2008 yaitu sebesar 0,26 persen, dan di tahun 2009 investasi industri makanan dan minuman bertumbuh sebesar -2,22 persen. Pertumbuhan konsentrasi investasi pada industri tekstil sampai dengan tahun 2009 mencapai angka 10,12 persen, industri kayu dan barang dari kayu sampai dengan tahun 2009 mengalami pertumbuhan investasi sebesar 1,74 persen, selain itu, perkembangan industri kertas dan barang dari kertas juga mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 3,06 persen. Pertumbuhan investasi industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang negatif di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 antara lain industri kimia dan barang-barang kimia yaitu -0,78 persen, industri karet dan barang dari karet yaitu -9,7 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yaitu 4,20 persen, dan industri furnitur dan pengolahan lainnya yang mencapai pertumbuhan -0,96 persen. 59 Sedangkan industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang positif di Jawa Tengah mengenai penanaman modal nya selama tahun 2005-2009 yaitu industri kertas dan barang dari kertas yaitu 3,06 persen, industri barang galian bukan logam yaitu sebesar 0,61 persen, dan industri mesin dan perlengkapannya dengan angka 5,54 persen. Dari hasil nilai CR4 pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa sumbangan tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 berfluktuasi. Penggunaan tenaga kerja industri pengolahan terbagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja prduksi dan tenaga kerja lainnya. Dalam hal ketenagakerjaan yang terbagi menjadi dua dimungkinkan karena adanya spesialisasi pekerjaan atau spesialisasi tenaga kerja yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut. Penggunaan tenaga kerja dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan. Tidak jauh berbeda dengan rasio konsentrasi pada kepemilikan modal yang berstruktur oligopoli, rasio konsentrasi industri pengolahan pada tenaga kerja juga masih berstruktur oligopoli. Tahun 2005 konsentrasi tenaga kerja untuk industri pengolahan di Jawa Tengah rata-rata nya sebesar 85,82 persen, sedangkan di tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 1,43 persen yaitu menjadi 84,39 persen untuk rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan. Tahun 2007-2008, konsentrasi tenaga kerja untuk industri pengolahan di Jawa Tengah mengalami kenaikan yaitu dari 83,04 persen menjadi 86,78 persen dan untuk tahun 2009 rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah sebesar 82,96 persen. 60 Rasio konsentrasi tenaga kerja dengan menggunakan analisis CR4 pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 70,98 persen. Hal ini berarti rata-rata penanaman modal pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yang hanya selisih 11,98 persen yaitu 82,96 persen. Untuk industri tekstil serta penanaman modal nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 81,76 persen konsentrasi tenaga kerja di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada 1,2 persen dibawah angka rata-rata konsentrasi untuk penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah yang mencapai angka 82,96 persen. Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada dibawah nilai ratarata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 82,96 persen adalah industri barang galian bukan logam dengan nilai rata-rata 76,33 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin dengan nilai rata-rata 78,75 persen, dan industri mesin dan perlengkapan nya dengan nilai rata-rata 76,94 persen, sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada diatas nilai rata-rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yang mencapai angka rata-rata 85,19 persen, industri kertas dan barang dari kertas yaitu dengan rata-rata mencapai angka 84,49 persen, serta industri kimia dan barang 61 dari kimia yang mencapai rata-rata 88,83 persen, industri karet dan barang dari karet dengan nilai rata-rata 88 persen, industri furnitur dan barang pengolahan lainnya yaitu mencapai nilai rata-rata 95,23 persen 62 Tabel 4.3 Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor dai segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (persen) ISIC Nama Industri Industri Makanan dan Minuman 16 Industri Tembakau 17 Industri Tekstil 18 Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari 19 Kulit Industri Kayu, Barang dari 20 Kayu Industri Kertas, Barang dari 21 Kertas 22 Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, 23 Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang24 Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang25 Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan 26 Logam 27 Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari 28 Logam Kecuali Mesin Industri Mesin 29 Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan 30 Kantor Industri Mesin Listrik dan 31 Lainnya 32 Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan 33 optik,Jam, Lonceng 34 kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain 35 kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri 36 Pengolahan Lainnya 37 Daur ulang Rata-rata Industri Pengolahan CR4 15 Sumber Sumber : Data Penelitian, diolah 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata 76,58 74,59 67,72 68,17 67,85 70,98 86,6 - 82,67 - 79,58 - 80,84 - 79,13 - 81,76 - - 92,17 90,16 91,37 - - 87,58 86,64 89,21 87,82 74,7 85,19 81,74 76,37 77,92 90,29 96,17 84,49 - - - - - - - - - - - - 88,96 91,23 83,64 92,41 87,92 88,83 89,83 84,09 85,86 92,41 87,82 88,00 81,93 70,76 76,75 76,94 75,28 76,33 - 97,06 95,74 98,13 93,19 - 74,7 77,94 73,99 88,58 78,57 78,75 85,11 77,56 74,68 71,45 75,92 76,94 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 95,97 91,97 88,79 94,48 - - 95,07 94,12 95,54 95,36 96,06 95,23 85,82 84,39 83,04 86,78 82,96 - 63 Industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih yaitu sebesar 95,97 persen, industri lainnya yang menyerap banyak tenaga kerja yaitu furnitur dan pengolahan lainnya yaitu sebesar 95,07 persen, kemudian industri karet dan barang dari karet yang menyerap tenaga kerja sebesar 89,83 persen. Diantara banyak nya industri yang banyak menyerap tenaga kerja, masih ada industri yang juga hanya sedikit menyerap tenaga kerja pada tahun 2005, yaitu industri barang dari logam kecuali mesin yaitu hanya sebesar 74,7 persen, kemudian industri makanan dan minuman yang hanya menyerap sebesar 76,58 persen tenaga kerja yang ada bekerja pada industri besar dan sedang di Jawa Tengah. Pada tahun 2007 tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah adalah sebesar 83,04 persen. Sub sektor industri logam dasar mendominasi penyerapan tenaga kerja sebesar 95,74 persen. Penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak pada sub sektor ini diakibatkan karena industri logam dasar adalah industri yang membutuhkan tenaga yang besar dalam proses produksinya. Dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja industri logam di tahun 2008, pada tahun 2007 penggunaan tenaga kerja industri ini mengalami kenaikan sebesar 8,96 persen yaitu mencapai 86,78 persen. Sedangkan untuk kontribusi tenaga kerja pada sektor industri pada tahun 2008 rata-rata mencapai 86,78 persen. Sumbangan tenaga kerja terbesar diberikan oleh industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih yaitu sebesar 94,48 persen terhadap industri manufaktur di Jawa Tengah. Industri makanan dan minuman pada tahun 2008 justru industri yang lebih sedikit 64 menyerap tenaga kerja jika dibandingkan dengan industri pengolahan lainnya yang ada di Jawa Tengah, yaitu menguasai hanya 68,17 persen pasar di Jawa Tengah. Tabel 4.4 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen) ISIC Nama Industri 15 Industri Makanan dan Minuman 16 Industri Tembakau 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Industri Tekstil Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari Kulit Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari Kertas Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan Lainnya Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Daur ulang 2006 -2,59 - 2007 -9,21 - 2008 0,66 - -4,53 -1,07 -6,56 2,55 -6,38 -13,63 4,33 -8,87 -0,99 - -3,73 2,96 2,02 -8,31 2,10 8,46 -5,06 -3,71 1,50 - 1,58 -1,55 15,87 10,48 7,62 0,24 19,718 -4,32 -0,18 - Sumber : Data Penelitian, diolah Perkembangan pertumbuhan tenaga kerja dengan menggunakan penghitungan (CR4) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 yang menggambarkan bagaimana 2009 -0,46 2,11529 -14,93 6,51 -4,85 -4,96 -2,15 -11,30 6,25 0,73 - 65 perkembangan pertumbuhan tenaga kerja rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Pertumbuhan konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan yang terdapat di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan yang positif antara lain industri kertas dan barang dari kertas yaitu bertumbuh sebesar 6,51 persen, industri mesin dan perlengkapannya yang tumbuh sebesar 6,25 persen, dan industri furnitur dan pengolahan lain nya yaitu tumbuh sebesar 0,73 persen. Sedanglan industri yang yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama sampai denga tahun 2009 di Jawa Tengah yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kayu dan barang dari kayu, industri kimia dan barang kimia, industri karet dan barang dari karet, industri galian bukan logam, dan barang-barang dari logam kecuali mesin. Berdasarkan pada Tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan nilai CR4 konsentrasi perusahaan nilai tambah industri di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Industri pengolahan merupakan industri yang yang memberikan nilai tambah disetiap produksinya. Nilai tambah diperoleh dari pengurangan nilai output, biaya input. Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai tambah industri pengolahan Jawa Tengah tahun 2005 mengalami perubahan sampai dengan tahun 2009. 66 Tabel 4.5 Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (persen) ISIC Nama Industri 15 16 17 18 Industri Makanan dan Minuman Industri Tembakau Industri Tekstil Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari 19 Kulit Industri Kayu, Barang dari 20 Kayu Industri Kertas, Barang dari 21 Kertas 22 Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan 23 Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang24 Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang25 Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan 26 Logam 27 Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari 28 Logam Kecuali Mesin 29 Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan 30 Kantor Industri Mesin Listrik dan 31 Lainnya 32 Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan 33 optik,Jam, Lonceng 34 kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan 35 roda empat atau lebih Furnitur dan Industri 36 Pengolahan Lainnya 37 Daur ulang Rata-rata Industri Pengolahan CR4 Sumber : Data Penelitian, diolah 2005 2006 2007 2008 2009 71,45 88,25 - 76,75 83,95 - 70,58 84,73 - 81,99 92,41 - 81,5 82,05 - Ratarata 76,45 86,27 - - 92,77 94,67 92,41 - - 89,82 86,42 92,70 92,47 78,28 87,93 - 84,04 87,78 96,49 99,43 - - - - - - - - - - - - - 94,34 82,7 83,41 81,77 77,73 83,99 89,74 86,44 87,64 91,75 90,47 89,20 92,66 96,99 92,05 95,89 97,08 94,93 - 99,7 97,79 - 94,72 - 87,68 85,28 76,29 96,45 75,68 84,27 89,54 88,11 91,87 77,14 80,02 85,33 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 99,09 93,17 94,69 - - 96,14 95,82 92,87 94,97 94,96 94,95 88,84 89,08 88,11 90,70 86,53 - 67 Adapun rata-rata konsentrasi terhadap banyaknya nilai tambah di perusahaan industri tahun 2005 adalah sebesar 88,84 persen, sedangkan ratarata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2006 adalah sebesar 89,08 persen, tahun 2007 rata-rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu mengalami penurunan menjadi 88,11 persen dan di tahun 2008 rata-ratanya konsentrasi nilai tambah untuk industri pengolahan di Jawa Tengah mencapai 90,70 persen, dan mencapai 86,53 persen untuk rata-rata konsentrasi nilai tambah kontribusi nilai tambah terhadap industri pengolahan Jawa Tengah untuk tahun 2009. Rasio konsentrasi nilai tambah dengan menggunakan analisis CR4 pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 76,45 persen. Hal ini berarti rata-rata nilai tambah pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu 86,53 persen. Untuk industri tekstil serta nilai tambah nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 86,27 persen konsentrasi nilai tambah di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada 0,26 persen dibawah angka rata-rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah. Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada dibawah nilai ratarata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 86,53 persen adalah industri kimia dan barang dari kimia 68 dengan nilai rata-rata 83,99 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin dengan nilai rata-rata 84,27 persen, dan industri mesin dan perlengkapan nya dengan nilai rata-rata 85,33 persen. Sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada diatas nilai ratarata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yang mencapai angka rata-rata 87,93 persen, industri karet dan barang dari karet yaitu dengan rata-rata mencapai angka 89,20 persen, serta industri barang galian bukan logam yang mencapai rata-rata 94,93 persen, dan industri furnitur dan barang pengolahan lainnya yaitu mencapai nilai rata-rata 94,95 persen. Selain penanaman modal pada perusahaan dan tenaga kerja, nilai tambah juga memberikan sumbangan nya terhadap pertumbuhan industri pengolahan di Jawa Tengah. Sumbangan nilai tambah pada industri pengolahan di jawa Tengah yaitu sebesar 80,69 persen. Industri-industri yang turut berkontribusi nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah antara lain industri kertas, barang dari kertas yang memberikan nilai tambah terbesar yaitu sebesar 99,43 persen. Selain itu industri lainnya adalah industri alat angkut, kendaraan roda empat atau lebih dan industri barang galian bukan logam yaitu mencapai 97,06 persen turut berkontribusi terhadap nilai tambah industri. Pada tahun 2007 nilai tambah industri pengolahan mencapai 88,11 persen yang mengalami kenaikan sekitar 3,13 persen di tahun 2008, dan mengalami penurunan sekitar 10,55 persen ditahun 2009. Kontribusi industri logam dasar merupakan sub sektor industri yang mendominasi terhadap pertambahan nilai tambah bagi industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu sebesar 97,07 persen. 69 Kontribusi nilai tambah terkecil industri di Jawa Tengah tahun 2007 diberikan oleh industri makanan dan minuman yaitu hanya sebesar 70,58 persen. Tabel 4.6 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen) ISIC 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Nama Industri Industri Makanan dan Minuman Industri Tembakau Industri Tekstil Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari Kulit Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari Kertas Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan Lainnya Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Daur ulang 2006 7,41 -4,87 -3,78 -12,33 -3,67 4,67 -2,73 -1,59 -0,33 - 2007 -8,03 0,92 7,26 0,85 1,38 -5,09 -10,54 4,26 -3,07 - 2008 16,16 9,06 -0,24 -1,96 4,68 4,17 26,42 -16,03 2,26 - Sumber : Data Penelitian, diolah Perkembangan pertumbuhan nilai tambah dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan (CR4) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6 yang 2009 -0,59 -11,21 -15,35 -4,94 -1,39 1,24 -21,53 3,73 -0,01 - 70 menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan nilai tambah rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Pada perkembangan nya industri-industri di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang positif dan negatif. Adapun industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang positif pada nilai tambah nya antara lain industri barang galian bukan yaitu tumbuh sebesar 1,24 persen dan industri mesin dan perlengkapannya yaitu tumbuh sebesar 3,73 persen. Selain industri yang mengalami pertumbuhan nilai tambah yang positif, ada juga industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang negatif sampai denga tahun 2009 di Jawa Tengah yaitu industri makanan dan minuman yaitu tumbuh sebesar -0,59 persen, industri tekstil yang tumbuh sebesar -11,21 persen, industri kayu dan barang dari kayu yang tumbuh -15,35 persen, industri kimia dan barang dari kimia yaitu tumbuh -4,94 persen, industri karet dan barang karet yang tumbuh sebesar -1,39 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yang tumbuh sebesar -21,53 persen, serta industri furnitur dan pengolahan lainnya yang tumbuh sebesar -0,011 persen. Selain penghitungan dengan menggunakan analisis rasio konsentrasi 4 perusahaan, untuk mengetahui struktur pasar dengan besarnya nilai konsentrasi industri, dapat diketahui juga melalui penghitungan rasio konsentrasi dengan 8 perusahaan terbesar dalam industri. Berdasarkan pada Tabel 4.7 dapat dilihat rasio konsentrasi 8 perusahaan kepemilikan modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Dari hasil perhitungan konsentrasi dengan menggunakan rasio konsentrasi (CR8) industri pengolahan di Jawa Tengah diketahui besarnya konsentrasi penanaman 71 modal pada perusahaan industri terus mengalami perubahan dari tahun 20052009. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata konsentrasi kepemilikan modal tahun 2005 mencapai 94,79 persen dan terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2009. Tahun 2006-2007 konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah mencapai rata-rata 92,86 persen dan 92,97 persen. Jika dibandingkan pada tahun 2007, telah terjadi kenaikan rasio konsentrasi industri pengolahan pada tahun 2008-2009 meskipun tidak terlalu besar yaitu sebesar 93,77 persen dan di tahun 2009 mencapai 94,24 persen. 72 Tabel 4.7 Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009, ISIC 5digit (persen) ISIC 15 Nama Industri Industri Makanan dan Minuman 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 86,53 88,33 88,75 88,29 88,61 88,10 - - - - - - 95,57 94,1 94,09 91,81 93,97 93,90 - - - - - - - - - - - - 95,95 94,28 93,36 93,46 92,72 93,95 98,18 - - - - - - - - - - - - - - - - - 91,95 90,12 90,10 91,48 91,39 91,00 94,92 95,81 96,04 94,82 97,4 95,79 98,23 95,34 97,90 97,83 97,64 97,38 - - - - - - 97,36 91,01 93,90 95,23 94,87 94,47 90,62 88,37 86,48 93,33 93,33 90,42 - - - - - - - - - - - - Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - - - - - - - kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya - - - - - - - - 90,90 - - - 98,59 98,44 98,27 97,76 98,3 98,27 - - - - - - 94,79 92,86 92,97 93,77 94,24 - 16 Industri Tembakau 17 Industri Tekstil 18 Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari Kulit Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari Kertas Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan Logam 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan Lainnya 37 Daur ulang Rata-rata Industri Pengolahan CR8 Sumber : Data Penelitian, diolah 73 Rasio konsentrasi (CR8) investasi sampai dengan tahun 2009 telah mencapai rata-rata 94,24 persen dari seluruh rata-rata industri yang ada di Jawa Tengah. Berdasarkan pada Tabel 4.7, adapun beberapa jenis industri yang telah mencapai diatas nilai rata-rata dari keseluruhan industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 antara lain industri karet dan barang dari karet, industri barang galian bukan logam, industri barang dari logam kecuali mesin, serta industri furnitur dan pengolahan lainnya. Selain itu, jenis industri yang masih berada di bawah nilai rata-rata keseluruhan nilai industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kayu dan barang dari kayu, industri kimia dan barang dari kimia, serta industri mesin dan perlengkapan nya. Pada industri makanan dan minuman, kepemilikan penanaman modal sejak tahun 2005-2009 mengalami kenaikan, untuk tahun 2005 kepemilikan modal pada jenis industri ini mencapai 86,53 persen, sedangkan untuk tahun selanjutnya yaitu tahun 2006 investasi industri makanan dan minuman meningkat menjadi 88,33 persen, tidak jauh berbeda di tahun 2007 mencapai angka 88,75 persen. Sedangkan investasi industri makanan minuman di tahun 2008 mencapai 88,29 persen dan di tahun 2009 mencapai angka 88,61 persen. Berbeda dengan industri makanan dan minuman, konsentrasi pada industri tekstil, industri kayu barang dari kayu, industri kimia dan barang dari kimia telah mengalami penurunan tingkat konsentrasi dari tahun 2005-2009. Konsentrasi pada industri tekstil pada tahun 2005 mencapai angka 95,57 persen, sedangkan untuk tahun 2006-2009 juga masih mengalami penurunan 74 tingkat konsentrasi. Selain itu konsentrasi penanaman modal/investasi untuk industri-industri lainnya di Jawa Tengah mengalami fluktuasi angka yang tidak begitu jauh dari tahun 2005-2009. Adapun konsentrasi industri karet dan barang-barang dari karet di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 mengalami kenaikan, tahun 2005 konsentrasi industri ini mencapai 94,92 persen, di tahun selanjutnya mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen sehingga menjadi 95,81 persen di tahun 2006. Konsentrasi investasi untuk 8 perusahaan industri ini di tahun 2007 mencapai angka 96,04 persen, sedangkan konsentrasi investasi pada tahun 2008 mencapi 94,82 persen menurun sebesar 1,22 persen dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2009 konsentrasi pada industri jenis ini mencapai angka 97,4 persen. Konsentrasi investasi untuk industri galian bukan logam juga mengalami perubahan tingkat konsentrasi dari tahun 2005-2009. Di tahun 2005 tingkat konsentrasi investasi untuk jenis industri ini mencapai angka 98,23 persen. Sedangkan konsentrasi di tahun 2006 menurun menjadi 95,34 persen, tahun 2007 konsentrasi industri ini mengalami kenaikan 2,56 persen menjadi 97,90 persen pada penanaman modal nya. Untuk tahun 2008-2009 konsentrsi pada industri jenis ini mengalami perubahan angka yang tidak terlalu jauh berbeda yaitu pada tahun 2008 mencapai 97,83 persen dan tahun 2009 mnecapai angka 97,64 persen tingkat konsentrasi nya. Untuk industri furniture dan pengolahan lainnya, tingkat konsentrasi nya merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan industri lainnya di tahun 2005 yaitu mencapai 98,59 persen tingkat konsentrasi pada penanaman kepemilikan modal di Jawa Tengah. Sedangkan perkembangan investasi 75 industri furnitur dan pengolahan lainnya dari tahun 2005-2009 mengalami perubahan konsentrasi yang tidak terlalu jauh yaitu di tahun 2006 mencapai angka 98,44 persen, tahun 2007 mencapai 98,27 persen, di tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 97,76 persen. Perkembangan pertumbuhan investasi dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan (CR8) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan investasi rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Beberapa industri yang mengalami pertumbuhan yang positif di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri karet dan barang karet, serta industri furnitur dan pengolahan lain nya. Selain itu ada juga industri-industri di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama perkembangan nya sampai dengan tahun 2009, yaitu industri kayu dan barang kayu, industri kimia dan barang dari kimia, industri barang galian bukan logam, dan industri barangbarang dari logam kecuali mesin. 76 Tabel 4.8 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen) ISIC 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Nama Industri Industri Makanan dan Minuman Industri Tembakau Industri Tekstil Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari Kulit Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari Kertas Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan BarangBarang dari Kimia Industrii Karet dan BarangBarang dari Karet Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan Lainnya Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Daur ulang Sumber : Data Penelitian, diolah 2006 2007 2008 2009 2,08 0,47 -0,51 0,36 -1,53 - -0,01 - -2,42 - 2,35 - - - - - -1,74 -0,97 0,10 -0,79 - - - - - - - - - - - - -1,99 -0,02 1,53 -0,09 0,93 0,24 -1,27 2,72 -2,94 2,68 -0,07 -0,19 - - - - -6,52 3,17 1,41 -0,37 -2,48 -2,13 7,92 0 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -0,15 -0,17 -0,51 0,55 77 Tabel 4.9 Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen) ISIC Nama Industri Industri Makanan dan Minuman 16 Industri Tembakau 17 Industri Tekstil 18 Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang 19 dari Kulit Industri Kayu, Barang dari 20 Kayu Industri Kertas, Barang dari 21 Kertas Industri Penerbitan, 22 Percetakan Industri Batu Bara, 23 Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang24 Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang25 Barang dari Karet Industri Barang Galian 26 Bukan Logam 27 Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari 28 Logam Kecuali Mesin Industri Mesin 29 Perlengkapannya Industri Mesin dan 30 Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan 31 Lainnya 32 Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan 33 optik,Jam, Lonceng 34 kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain 35 kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri 36 Pengolahan Lainnya 37 Daur ulang Rata-rata Industri Pengolahan CR8 15 Sumber : Data Penelitian, diolah 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata 91,38 92,36 91,51 90,97 91,65 91,57 96,43 - 97,28 - 95,83 - 95,8 - 97,17 - 96,50 - - - - - - - 98,77 96,79 97,77 96,13 95,19 96,93 98,52 - - - - - - - - - - - - - - - - - 96,86 95,26 95,90 96,35 95,58 95,99 96,89 96,92 98,60 98,29 98,97 97,93 96,22 91,96 90,56 95,05 97,32 94,22 - - - - - - 94,39 93,02 91,29 96,18 92,23 93,42 94,43 92,06 90,86 91,23 94,63 92,64 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 97,76 - - - 98,55 98,84 98,51 98,22 99,05 98,63 96,24 94,94 94,85 95,35 95,75 - 78 Berdasarkan pada Tabel 4.9 yang menggambarkan mengenai rasio konsentrasi (CR8) tenaga kerja pada industri di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri yaitu sebesar 96,24 persen di tahun 2005 yang juga merupakan ratarata tertinggi jika dibandingkan sampai pada tahun 2009 di Jawa Tengah. Sedangkan untuk rata-rata konsentrasi tenaga kerja untuk tahun 2006 yaitu sebesar 94,94 persen, 94,85 persen untuk tahun 2007, dan di tahun 2008 rasio konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah mengalami kenaikan yaitu menjadi 95,35 persen dan di tahun 2009 mencapai 95,75 persen rata-rata rasio konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah. Konsentrasi rasio tenaga kerja tahun 2005, industri kayu dan barang dari kayu merupakan salah satu industri yang memiliki rasio yang terkonsentrasi di tahun 2005 yaitu mencapai 98,77 persen. Selain itu, industri jenis ini merupakan salah satu industri yang perkembangan konsentrasinya mengalami penurunan selama tahun 2005-2009. Pada tahun 2006 berdasarkan pada Tabel 4.9 diatas terlihat bahwa industri ini mengalami penurunan sebesar 1,98 persen sehingga menjadi 96,79 persen. Di tahun 2007 konsentrasi tenaga kerja industri kayu dan barang dari kayu mencapai 97,77 persen, sedangkan pada tahun 2008 rasio konsnetrasi tenaga kerja untuk industri jenis ini yaitu sebesar 96,13 persen.konsentrasi industri ini juga terus mengalami perkembangan yang menurun sampai dengan tahun 2009, hal ini dapat terlihat bahwa pada tahun 2009 konsentrasi industri kayu dan barang dari kayu yaitu sebesar 95,19 persen. 79 Selain pada industri kayu, industri furnitur dan pengolahan lainnya juga merupakan industri yang memiliki rasio konsentrasi yang tinggi jika dibandingkan dengan jenis-jenis industri lainnya yang ada di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009. Pada tahun 2005 rasio konsentrasi tenaga kerja untuk industri jenis iniyaitu sebesar 98,55 persen. Tidak berbeda jauh dengan tahun berikutnya,ditahun 2006 konsentrasi tenaga kerja industri jenis ini mengalami kenaikan yaitu menjadi 98,84 persen, sedangkan pada tahun 2007 konsentrasi tenaga kerja industri ini yaitu sebesar 98,51 persen. Untuk konsentrasi tenaga kerja industri ini di tahun 2008 yaitu sebesar 98,22 persen, menurun sebesar 0,29 persen dari tahun sebelumnya. Konsentrasi tenaga kerja pada industri makanan dan minuman merupakan jenis industri yang memiliki rasio terkecil jika dibandingkan dengan rasio pada industri-industri lainnya yang ada di Jawa Tengah pada tahun 2005 yaitu hanya sebesar 91,38 persen. Untuk tahun 2006 rasio konsentrasi tenaga kerja pada industri ini mencapai angka 92,36 persen meningkat sebesar 0,98 persen dari tahun sebelumnya. Berbeda dengan tahun 2006, di tahun 2007 rasio konsentrasi tenaga kerja industri ini mencapai 91,51 persen. Hingga tahun 2008 rasio konsentrasinya terus menurun menjadi 90,97 persen dan di tahun 2009 rasio konsentrasi tenaga kerja pada industri makanan dan minuman meningkat kembali yaitu menjadi 91,65 persen. Selain itu untuk rasio konsentrasi tenaga kerja pada industri tekstil, industri kimia dan barang dari kimia, industri karet dan barang karet, serta industri barang galian bukan logam merupakan industri-industri yang memiliki tingkat konsentrasi yang sama di tahun 2005 yaitu sekitar 96 persen. 80 Tabel 4.10 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen) ISIC 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Nama Industri Industri Makanan dan Minuman Industri Tembakau Industri Tekstil Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari Kulit Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari Kertas Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan Lainnya Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Daur ulang 2006 1,07 0,88 -2,00 - 2007 -0,92 -1,49 1,01 - 2008 -0,59 -0,03 -1,67 - 2009 0,74 1,43 -0,97 - - - - - -1,65 0,67 0,46 -0,79 0,03 1,73 -0,31 0,69 -4,42 - -1,52 - 4,95 - 2,38 - -1,45 -1,85 5,35 -4,10 -2,50 - -1,30 - 0,40 - 3,72 - - - - - - - - - - - - - 0,29 -0,33 -0,29 0,84 - - - - Sumber : Data Penelitian, diolah Perkembangan pertumbuhan tenaga kerja dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan (CR8) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10 yang 81 menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan tenaga kerja rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Beberapa industri yang mengalami pertumbuhan tenaga kerja yang positif di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri makanan dan minuman yaitu sebesar 0,74 persen, industri tekstil yaitu tumbuh 1,43 persen, industri karet dan barang karet yaitu tumbuh 0,69 persen, industri barang galian bukan logam yaitu tumbuh sebesar 2,38 persen, industri mesin dan perlengkapan nya yaitu tumbuh 3,72 persen, serta industri furnitur dan industri pengolahan lain nya yang tumbuh sebesar 0,84 persen. Selain itu ada juga industri-industri di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama perkembangan nya sampai dengan tahun 2009, yaitu industri kayu dan barang kayu yang tumbuh -0,97 persen, industri kimia dan barang dari kimia yang tumbuh -0,79 persen, dan industri barangbarang dari logam kecuali mesin yang tumbuh sebesar -0,41 persen. 82 Tabel 4.11 Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen) ISIC Nama Industri 15 16 17 18 Industri Makanan dan Minuman Industri Tembakau Industri Tekstil Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari 19 Kulit 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari 21 Kertas 22 Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan 23 Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang24 Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang25 Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan 26 Logam 27 Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari 28 Logam Kecuali Mesin 29 Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan 30 Kantor Industri Mesin Listrik dan 31 Lainnya 32 Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan 33 optik,Jam, Lonceng 34 kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan 35 roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan 36 Lainnya 37 Daur ulang Rata-rata Industri Pengolahan CR8 2005 2006 2007 2008 2009 93,99 98,59 - 92,73 99,18 - 90,71 96,99 - 94,17 97,15 - 94,39 98,33 - Ratarata 93,19 98,04 - - - - - - - 99,26 98,16 98,46 98,89 98,13 98,58 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 98,52 97,6 93,99 95,86 94,38 96,07 99,52 99,03 98,31 97,48 98,39 98,54 - 99,15 98,87 99,26 99,69 - - - - - - - - 96,17 94,37 99,12 94,65 - - 96,25 98,62 95,89 97,58 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 99,59 - - - 99,4 99,05 98,59 98,54 99,44 99,00 98,21 97,48 96,85 97,37 97,22 - Sumber : Data Penelitian, diolah Berdasarkan analisis CR8 nilai tambah pada Tabel 4.11 yang dilakukan pada berbagai jenis industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009, 83 diketahui bahwa rata-rata rasio konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah pada tahun 2005 sebesar 98,21 persen. Sedangkan di tahun 2006-2007 rasio konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah mengalami penurunan rata-rata tingkat rasio yaitu sebesar 97,48 persen untuk tahun 2006 dan sebesar 96,85 persen untuk rata-rata rasio tingkat konsentrasi untuk nilai tambah industri di Jawa Tengah.sedangkan di tahun 2008-2009 rata-rata tingkat konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah yaitu sekitar 97 persen. Industri karet dan barang dari karet merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat rasio yang paling tinggi di tahun 2005 jika dibandingkan dengan industri yang ada di Jawa Tengah yaitu sebesar 99,52 persen. Ditahun 2008 rasio konsentrasi nilai tambah industri jenis ini mengalami penurunan yaitu hingga menjadi 97,48 persen. 84 Tabel 4.12 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen) ISIC 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Nama Industri Industri Makanan dan Minuman Industri Tembakau Industri Tekstil Industri Pakaian Jadi Industri Kulit dan Barang dari Kulit Industri Kayu, Barang dari Kayu Industri Kertas, Barang dari Kertas Industri Penerbitan, Percetakan Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin Industri Mesin Perlengkapannya Industri Mesin dan Peralaatan Kantor Industri Mesin Listrik dan Lainnya Serta Perlengkapannya Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng kendaraan Bermotor Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Daur ulang 2006 -1,34 0,59 -1,10 - 2007 -2,17 -2,20 0,30 - 2008 3,81 0,16 0,43 - 2009 0,23 1,21 -0,76 - - - - - -0,93 -3,69 1,98 -1,54 -0,49 -0,72 -0,84 0,93 - -0,28 0,39 0,43 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -0,35 -0,46 -0,05 0,91 - - - - Sumber : Data Penelitian, diolah Perkembangan pertumbuhan nilai tambah dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan (CR8) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12 yang 85 menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan nilai tambah rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Pertumbuhan konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan yang positif antara lain industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri karet dan barang dari karet, industri barang galian bukan logam, serta industri furnitur dan pengolahan lain nya. Selain itu, ada juga beberapa ijenis industri di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama masa perkembangan nya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yaitu tumbuh -0,76 persen, dan indsutri kimia dan barang dari kimia yaitu tumbuh -1,54 persen. Struktur industri manufaktur di Propinsi Jawa Tengah memiliki konsentrasi yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat rasio konsentrasi nya pada tabel-tabel yang telah digambarkan pada penelitian. Industri manufaktur di tahun 2009 dimana terdapat hampir sekitar 60 persen dari kelompok industri (berdasarkan ISIC 5 digit) yang memiliki tingkat konsentrasi diatas 75 persen. Artinya, industri pengolahan di Jawa Tengah dari masing-masing kelompok industri memiliki penanaman modal, tenaga kerja, dan nilai tambah yang dapat digolongkan ke dalam struktur pasar oligopoli. 86 Tabel 4.13 Rata-rata Rasio Konsentrasi (CR4) Industri Pengolahan di Jawa Tengah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (%) CR4 2005 2006 Investasi 83,29 82,23 Tenaga 85,82 84,39 Kerja Nilai 88,84 89,08 Tambah Sumber : Data Penelitian, diolah 2007 80,89 2008 82,59 2009 81,90 83,04 86,78 82,96 88,11 90,70 86,53 Berdasarkan pada Tabel 4.13 dapat dilihat nilai rata-rata konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009 dengan ISIC 5 digit, diketahui bahwa investasi di sektor industri di Jawa Tengah dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dengan menggunakan analisis CR4 yaitu 81,90 persen, konsentrasi tenaga kerja sektor industri sampai dengan tahun 2009 mencapai 82,96 persen, dan konsentrasi nilai tambah di sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 86,53 persen. Hal ini berarti dari penghitungan CR4 baik dalam penanaman modal, tenaga kerja, maupun nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah sampai 2009 memiliki struktur pasar oligopoli tipe 2. Tabel 4.14 Rata-rata Rasio Konsentrasi (CR8) Industri Pengolahan di Jawa Tengah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (%) CR8 2005 2006 Investasi 94,79 92,86 Tenaga 96,24 94,94 Kerja Nilai 98,21 97,48 Tambah Sumber : Data Penelitian, diolah 2007 92,97 2008 93,77 2009 94,24 94,85 95,35 95,75 96,85 97,37 97,22 87 Berdasarkan pada Tabel 4.14 diketahui rata-rata konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009, ISIC 5 digit melalui penghitungan analisis CR8 bahwa besarnya konsentrasi investasi pada sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 94,24 persen, konsentrasi tenaga kerja sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu mencapai 95,75 persen, dan konsentrasi nilai tambah di sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 97,22 persen. Hal ini berarti sektor industri pengolahan di Jawa Tengah memiliki struktur pasar yang berbentuk oligopoli tipe 2. 4.4 Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan rasio konsentrasi CR4 dan CR8 maka dapat diketahui bagaimana struktur dari masing-masing industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009. Kemudian interpretasi dari hasil estimasi dari rasio konsentrasi (CR4) dan CR8 pada industri pengolahan di Jawa Tengah adalah sebagai berikut. 1. Banyaknya industri/perusahaan dan status penanaman kepemilikan modal (investasi) dari tahun 2005-2009 di Propinsi Jawa Tengah berdasarkan penghitungan dengan menggunakan analisis rasio konsentrasi CR4 dan CR8 mengalami perubahan angka konsentrasi yang tidak terlalu jauh. Pada tahun 2005 rasio konsentrasi investasi pada industri pengolahan di Jawa Tengah dengan penghitungan CR4 yaitu rata-rata konsentrasi nya yaitu sebesar 83,29 persen, di tahun 2006 tingkat konsentrasi industri di Jawa Tengah yaitu 88 82,23 persen, hal ini berarti tingkat konsentrasi invesatsi industri menurun sebesar 1,06 persen dari tahun 2005. Sama hal nya dengan tahun 2006, di tahun 2007 konsentrasi invesatsi industri juga mengalami penurunan yaitu menjadi 80,89 persen, berbeda dengan tahun 2007, di tahun 2008 investasi industri pengolahan mengalami kenaikan yaitu menjadi sebesar 82,59 persen. Tahun 2009 investasi sektor industri di Jawa Tengah kembali menurun hingga mencapai 81,90 persen. Berdasarkan analisis CR4 industri yang termasuk dalam struktur pasar oligopoli penuh adalah industri tekstil, industri kertas dan barang dari kertas, industri kimia dan barang dari kimia, industri barang galian bukan logam, serta industri furnitur dan pengolahan lain nya. Industri yang termasuk ke dalam struktur pasar oligopoli tipe 2 adalah industri kayu dan barang dari kayu, industri karet dan barang dari karet, industri barang-barang dari logam kecuali mesin, dan industri mesin dan perlengkapan nya. Konsentrasi untuk investasi yang termasuk dalam struktur pasar oligopoli tipe 3 adalah industri makanan dan minuman. Hal ini berarti bahwa industri pengolahan Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 memiliki struktur pasar oligopoli tipe 2, yaitu struktur pasar yang memiliki jumlah produsen sedikit di dalam pasar, dalam hal diferensiasi produk hanya terdapat sedikit atau tidak sama sekali pembedaan produk, dan hanya ada beberapa industri yang mengendalikan harga di dalam pasar. 89 Hasil dari penghitungan konsentrasi dengan analisis CR8 pada industri pengolahan di Jawa Tengah adalah sebagai berikut. Rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2005 diketahui yaitu 94,79 persen. Selama perkembangannya rasio konsentrasi industri mengalami penurunan sampai dengan tahun 2008 yaitu menjadi 93,77 persen. Di tahun 2009 ratarata rasio konsentrasi investasi industri pengolahan kembali meningkat menjadi 94,24 persen. Adanya naik dan turunnya nilai konsentrasi pada sektor industri pengolahan dalam hal penanaman modal di Jawa Tengah menyatakan bahwa industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 memiliki struktur pasar oligopoli tipe 2. 2. Kontribusi tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009 berdasarkan pada nilai CR4 yaitu pada tahun 2005 rata-rata banyaknya tenaga kerja yang terserap sebesar 85.82 persen. Sedangkan sampai pada tahun 2007 mengalami penurunan, adapun rata-rata rasio konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2007 yaitu 83,04 persen. Pada tahun 2008 rata-rata rasio konsentrasi penyerapan tenaga kerja di sektor industri sebesar 86,78 persen meningkat 3,74 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja sektor industri Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu sebesar 82,96 persen. Penghitungan dengan analisis CR8 rasio tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 yaitu pada tahun 2005 rata-rata rasio konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah yaitu 96,24 persen dan hal ini terus menurun sampai dengan tahun 2009. Di tahun 2006-2007 rasio 90 konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan di jawa Tengah mencapai angka 94,94 persen dan 94,85 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2009 rasio konsentrasi industri untuk tenaga kerja di Jawa Tengah yaitu 95,75 persen. Artinya bahwa baik dengan penghitungan CR4 maupun penghitungan CR8, konsentrasi sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dalam hal tenaga kerja memiliki struktur pasar oligopoli tipe 2, dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menguasai pasar, dalam hal diferensiasi produk hanya ada sedikit pembedaan. 3. Nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah juga telah mengalami peningkatan konsentrasi. Ini terlihat dari penghitungan nilai konsentrasi CR4 selama periode tahun 2005-2009. Kontribusi nilai tambah industri pengolahan di tahun 2005 yaitu sebesar 88,84 persen. Sedangkan di tahun 2006 sumbangan nilai tambah industri pengolahan di jawa Tengah mengalami penurunan hingga mencapai 0,24 persen sehingga menjadi 89,08 persen. Berbeda hal nya dengan tahun 2007, rata-rata rasio konsentrasi yaitu sebesar 88,11 persen, kontribusi nilai tambah sektor industri pengolahan Jawa Tengah tahun 2008 justru mengalami peningkatan sebesar 2,59 persen yaitu hanya mencapai 90,70 persen dari tahun sebelumnya dan untuk tahun 2009 rata-rata rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu sebesar 86,53 persen. Hal ini berarti berdasarkan penghitungan dengan analisis CR4 dinyatakan bahwa sektor industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2008 memiliki struktur industri yang berbentuk oligopoli penuh, berbeda 91 dengan tahun 2008, struktur industri di Jawa Tengah di tahun 2009 berstruktur oligopoli tipe 2. Berdasarkan penghitungan dengan analisis CR8 diketahui bahwa sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dalam hal nilai tambah pada tahun 2005 memiliki nilai konsnetrasi sebesar 98,21 persen, sedangkan di tahun 2006 terjadi penurunan nilai konsentrasi nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah yaitu menjadi 97,48 persen. Konsentrasi nilai tambah pada sektor industri di tahun 2007 juga masih mengalami penurunan nilai konsentrasi yaitu menjadi 96,85 persen, sedangkan pada tahun 2008 telah terjadi kenaikan nilai konsentrasi pada nilai tambah sektor industri di Jawa Tengah sebesar 0,52 persen sehingga menjadi 97,37 persen, dan di tahun 2009 nilai konsentrasi industri pengolahan dalam hal nilai tambah yaitu mencapai 97,22 persen. Hal ini berarti sektor industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 berdasarkan pada penghitungan analisis CR8 memiliki struktur pasar yang berbentuk oligopoli tipe 2. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa secara umum baik penghitungan dengan analisis rasio konsentrasi CR4 maupun CR8. Tujuan pengukuran konsentrasi dilakukan yaitu untuk mengetahui ciri-ciri struktur pasar dalam variabel-variabel yang ada dalam industri. Adanya konsentrasi yang tinggi serta halangan masuk yang besar merupakan struktur pasar yang berbentuk oligopoli atau monopoli. Semakin terkonsentrasinya suatu industri maka persaingan nya di dalam pasar akan menurun, demikian sebaliknya jika tingkat konsentrasi nya semakin menurun maka persaingan nya di dalam pasar akan semakin meningkat. Adapun berdasarkan pada analisis CR4 dan CR8, peranan industri pengolahan dan tingkat konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Konsentrasi penanaman modal industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009, berdasarkan analisis CR4 dan CR8 menyatakan bahwa industri di Jawa Tengah berstruktur pasar oligopoli tipe 2, yaitu struktur pasar yang hanya memiliki sedikit jumlah produsen dalam pasar, dalam hal diferensiasi produk hanya ada sedikit pembedaan jenis produk , dan hanya terdapat beberapa perusahaan yang mengendalikan harga di pasar. 2. Berdasarkan analisis CR4 dan CR8 diketahui bahwa industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 berstruktur pasar oligopoli tipe 2. 92 93 3. Konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah berdasarkan analisis CR4 dari tahun 2005-2008 berstruktur pasar oligopoli tipe penuh, sedangkan pada tahun 2009 konsentrasi sektor industri dari segi nilai tambah di Jawa Tengah berstruktur pasar oligopoli tipe 2. Penghitungan dengan analisis CR8 memiliki bentuk struktur pasar oligopoli tipe 2. 5.2 Saran Analisis CR4 dan CR8 merupakan penghitungan/ukuran yang digunakan untuk mengetahui bagaimana struktur pasar dalam suatu industri. Untuk itu, saran dari peneliti yang bisa digunakan untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan sektor industri di Jawa Tengah dapat terwujud adalah : 1. Dalam upaya meningkatkan konsentrasi industri baik dalam hal penanaman modal, tenaga kerja, dan nilai tambah di sektor industri di Jawa Tengah, sekiranya pemerintah daerah serta dinas perindustrian menetapkan kebijakan-kebijakan yang tepat terhadap subsektor industri yang belum terkonsentrasi sehingga terkonsentrasi dalam dunia industri khususnya di Jawa Tengah. 2. Berdasarkan pada hasil penelitian disimpulkan bahwa sektor industri di Jawa Tengah berstruktur pasar oligopoli, dalam hal ini diperlukan manajemen yang baik bagi setiap perusahaan industri yang telah terkonsentrasi , sehingga tetap dapat berdaya saing tinggi bagi industri dalam negeri maupun industri luar negeri. 94 3. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai struktur dan konsentrasi industri dengan berbagai penghitungan analisis konsentrasi yang lain selain dengan penghitungan rasio konsentrasi CR4 dan CR8 yang peneliti lakukan dalam penelitian ini agar dapat digunakan sebagai bahan refrensi penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN Yogyakarta Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 edisi keempat Ekonomi Makro. BPFE-Yogyakarta BPS Propinsi Jawa Tengah. 2010. Jawa Tengah Dalam Angka, (www.bps.go.id dikutip pada 18 Februari 2012 jam 22.30 WIB) Kuncoro, M. 2007. Ekonometrika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri Baru 2030. Yogyakarta : Andi Kuncoro, M. 2004. Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Penerbit Erlangga. Kuncoro, M. 2007. Metode Kuantitatif Teori Dan Aplikasi Untuk Bisnis Dan Ekonomi edisi 3. UPP STIM YKPN Kuncoro, M. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN Kuncoro dan Sumarno. 2002. Jurnal Struktur, Kinerja, dan Kluster Industri Rokok Kretek : Indonesia1996-1999. Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori makro ekonomi edisi 4. Jakarta: Erlangga. Harvard University Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Beta Offset. Yogyakarta Prasetyo, P. Eko. 2010. Ekonomi Industri. Beta Offset. Yogyakarta Purnomo, D dan Istiqomah, D. 2008. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No.2, Desember 2008 hal.137-155. Analisis Peranan Sektor Industri terhadap Perekonomian Jawa Tengah Tahun 2000 dan Tahun 2004 (Analisis Input-Output). Statistik Industri Besar dan Sedang Propinsi Jawa Tengah. 2005-2009. BPS Propinsi Jawa Tengah 95 96 Sugiyono. 2012. http://sugiyono.webs.com/paper/p0104.pdf. di unduh pada tangal 14 Mei 2012 Sukirno, Sadono.2000 Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka Sularso,Havid. E.Restianto,Yanuar. 2011. Media Riset Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Agustus 2011, Jurnal Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Penerbit: PT Bumi Aksara. Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga Wulandari, Fitri. 2007. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 8 No.2 Desember 2007, Jurnal Struktur dan Kinerja Industri Kertas dan Pulp di Indonesia: Sebelum dan Pascakrisis. 97 97 Lampiran 1 : Data Penelitian Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2005 ISIC 15122 15323 15410 15440 15492 15496 15499 TOTAL ISIC 17114 17122 17123 17124 17211 17212 17400 TOTAL ISIC 20101 20102 20213 20220 20291 20293 20299 TOTAL ISIC 21012 21014 INVESTASI 41 46 75 79 41 81 55 418 INVESTASI 82 31 16 155 46 17 24 371 INVESTASI 77 10 21 32 6 10 6 162 INVESTASI 3 2 21015 21016 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 24115 24212 24220 24232 24234 24242 24294 TOTAL ISIC 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26121 26201 26323 26412 26423 3 9 3 23 9 52 INVESTASI 8 7 10 16 21 7 6 75 INVESTASI 12 5 6 5 6 80 12 126 INVESTASI 3 7 67 21 37 26503 26601 TOTAL ISIC 28111 28112 28920 28933 28939 28991 28999 TOTAL ISIC 29120 29192 29211 29240 29250 29263 29309 TOTAL ISIC 36101 36102 36915 36930 36991 36993 36999 TOTAL 28 2 165 INVESTASI 5 2 6 15 27 9 8 72 INVESTASI 6 3 8 2 2 4 2 27 INVESTASI 448 18 7 18 7 44 15 557 98 Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2005 ISIC 15122 15410 15440 15491 15495 15496 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17121 17122 17123 17124 TOTAL ISIC 20101 20211 20212 20213 20220 20293 20294 TOTAL ISIC 21013 21014 TENAGA KERJA 2477 5994 5332 9532 8721 3265 3303 38624 TENAGA KERJA 3217 24743 38434 5729 20411 11760 5804 110098 TENAGA KERJA 7682 1136 8621 6797 7784 2514 726 35260 TENAGA KERJA 1444 1327 21015 21016 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 24115 24119 24212 24220 24232 24234 24301 TOTAL ISIC 25111 25121 25123 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26201 26323 26411 26412 426 369 707 2770 1187 8230 TENAGA KERJA 276 1361 1950 470 5983 6631 2425 19096 TENAGA KERJA 2714 6223 1662 875 22647 1256 1932 37309 TENAGA KERJA 2249 2621 2568 764 539 26423 26503 TOTAL ISIC 28111 28112 28920 28933 28939 28991 28993 TOTAL ISIC 29112 29120 29130 29199 29211 29263 29309 TOTAL ISIC 36101 36102 36930 36941 36991 36993 36999 TOTAL 1968 771 11480 TENAGA KERJA 119 259 361 385 872 476 450 2922 TENAGA KERJA 246 206 175 891 540 1062 1092 4212 TENAGA KERJA 39345 1253 1578 983 609 11588 2419 57775 99 Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2005 ISIC 15121 15331 15410 15421 15491 15495 15540 TOTAL ISIC 17112 17114 17121 17122 17123 17211 17301 TOTAL ISIC 20101 20211 20212 20213 20220 20230 20293 TOTAL NILAI TAMBAH 210172377 422942860 263982227 348833630 103829914 236657710 342875137 1929293855 NILAI TAMBAH 1212094842 909640878 311273560 507162428 1079977713 104542175 77584411 4202276007 NILAI TAMBAH 87190392 48403986 298978339 128046052 215623415 10489522 23781927 812513633 ISIC 24112 24115 24119 24212 24232 24234 24242 TOTAL ISIC 25111 25121 25153 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26201 26323 26412 26422 26423 26503 TOTAL NILAI TAMBAH 11731558 64244037 115191094 23386513 1091175107 178885092 51703292 1536316693 NILAI TAMBAH 210565212 84580935 79800638 29105991 686767925 102101142 14972553 1207894396 NILAI TAMBAH 58168789 80462490 14972553 2126980 296631 39394604 41824648 237246695 ISIC 28111 28120 28920 28933 28939 28991 28999 TOTAL ISIC 29114 29120 29191 29292 29211 29240 29263 TOTAL ISIC 36101 36102 36912 36930 36991 36993 36993 TOTAL NILAI TAMBAH 1470403 660157 18195316 3352472 9434771 2655231 3095623 38863973 NILAI TAMBAH 3818540 7095211 5741472 3393004 22690618 803497 398994 43941336 NILAI TAMBAH 745653727 16189157 10757670 23428232 8778735 79578260 42352603 926738384 100 Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2006 ISIC 15122 15124 15410 15440 15491 15496 15499 TOTAL ISIC 17112 17114 17122 17123 17124 17211 17212 TOTAL ISIC 19112 19121 19122 19129 19201 19202 19203 TOTAL ISIC 20101 20211 20212 20213 20291 20220 20292 TOTAL ISIC 21011 21012 INVESTASI 62 113 124 95 57 175 77 703 INVESTASI 39 180 50 73 301 61 23 727 INVESTASI 9 18 2 4 8 1 2 44 INVESTASI 96 17 37 20 80 9 20 279 INVESTASI 2 4 21014 21015 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 24212 24220 24232 24234 24241 24242 24294 TOTAL ISIC 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26323 26412 26421 26423 26503 26509 26601 TOTAL ISIC 27102 27103 27201 27202 27203 5 6 9 22 15 63 INVESTASI 9 12 35 34 11 9 10 120 INVESTASI 6 19 11 19 11 144 14 224 INVESTASI 86 31 8 31 23 14 6 199 INVESTASI 6 11 2 6 1 27310 27320 TOTAL ISIC 28111 28112 28920 28933 28939 28993 28999 TOTAL ISIC 29113 29114 29120 29191 29211 29250 29263 TOTAL ISIC 35111 35113 35120 35202 35302 35911 35912 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36930 36991 36993 36999 TOTAL 11 4 41 INVESTASI 10 4 7 7 24 15 8 75 INVESTASI 4 3 6 3 9 4 6 35 INVESTASI 7 6 1 2 2 5 5 28 INVESTASI 937 41 23 40 15 110 20 1186 101 Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2006 ISIC 15410 15421 15440 15491 15495 15496 15540 TOTAL ISIC 17112 17114 17121 17122 17123 17124 17211 TOTAL ISIC 19112 19121 19122 19129 19201 19202 19203 TOTAL ISIC 20101 20211 20212 20213 20214 20220 20292 TOTAL ISIC 21012 21014 TENAGA KERJA 9491 14574 8343 21278 16571 6903 5840 83000 TENAGA KERJA 40872 89347 39270 27327 40970 11653 5125 254564 TENAGA KERJA 994 2688 376 1606 3843 51 348 9906 TENAGA KERJA 5487 11021 23993 9449 2516 21978 2235 76679 TENAGA KERJA 1962 3005 21015 21016 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 24212 24232 24234 24241 24242 24292 24299 TOTAL ISIC 25121 25123 25192 25199 25202 25205 25206 TOTAL ISIC 26121 26129 26201 26202 26323 26411 26423 TOTAL ISIC 27102 27103 27201 27202 27203 2614 24 1793 2951 1440 13789 TENAGA KERJA 2547 12770 14605 1034 1095 1067 3343 36461 TENAGA KERJA 11111 4660 3265 5339 8326 42186 4740 79627 TENAGA KERJA 2550 2084 4064 1616 3711 1528 1982 17535 TENAGA KERJA 1606 4401 57 496 34 27310 27320 TOTAL ISIC 28910 28920 28939 28993 28994 28997 28999 TOTAL ISIC 29112 29120 29191 29192 29211 29250 29302 TOTAL ISIC 35111 35112 35113 35202 35302 35911 35912 TOTAL ISIC 36101 36102 36922 36930 36942 36993 36999 TOTAL 2242 173 9009 TENAGA KERJA 327 390 1093 1925 381 429 433 4978 TENAGA KERJA 506 1927 310 407 1180 574 548 5452 TENAGA KERJA 624 22 175 394 704 1899 119 3937 TENAGA KERJA 83990 4797 1247 2796 2740 3693 1959 101222 102 Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2006 ISIC 15124 15211 15331 15421 15491 15495 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17121 17122 17123 17301 TOTAL ISIC 19112 19121 19122 19129 19201 19202 19203 TOTAL ISIC 20101 20211 20212 20213 20214 20220 20293 NILAI TAMBAH 355075523 226088331 1260479314 563529572 318060267 452091154 693648131 3868972292 NILAI TAMBAH 243017655 2348151457 1531090556 3780176582 2502095080 1561954886 174124507 12140610723 NILAI TAMBAH 117167371 47541805 7737362 24254194 189085067 570314 3350424 389706537 NILAI TAMBAH 121081519 221104010 474246134 334944414 99449222 569283489 30728161 TOTAL ISIC 21011 21012 21014 21015 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 24115 24119 24131 24212 24220 24232 24234 TOTAL ISIC 25121 25123 25199 25201 25202 25205 25206 TOTAL ISIC 26111 26121 26129 26201 26323 26411 26423 1850836949 NILAI TAMBAH 22722038 83689344 201251703 163735772 206985553 196107036 39367750 913859196 NILAI TAMBAH 441625126 164356015 320377508 343238096 92856360 1544697872 431863273 3339014250 NILAI TAMBAH 628519304 248760168 100866347 192547107 145998267 1565307536 360304814 3242303543 NILAI TAMBAH 334915028 45518008 31425838 89342976 32146588 2989244046 108072109 TOTAL ISIC 27102 27103 27201 27202 27203 27310 27320 TOTAL ISIC 28112 28910 28920 28939 28993 28994 28999 TOTAL ISIC 29112 29114 29120 29191 29211 29250 29302 TOTAL ISIC 35111 35113 35120 35202 35302 35911 35912 3630664593 NILAI TAMBAH 427647094 952864615 807675 33998297 412812 43784614 3116073 1462631180 NILAI TAMBAH 15575111 8261306 8076192 16304092 90011491 32913630 10367592 181509414 NILAI TAMBAH 34345558 5157040 72787981 9786216 34984984 11464778 53666960 222193517 NILAI TAMBAH 131642030 4011830 440050 38596984 50543974 500058590 2149182 103 TOTAL ISIC 36101 36102 727442640 NILAI TAMBAH 1734979998 77485052 36912 36930 36942 36993 1430673034 47328303 70261528 307514922 36999 TOTAL 36986357 3705229194 104 Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2007 ISIC 15122 15124 15410 15422 15440 15496 15499 TOTAL ISIC 17114 17115 17122 17123 17124 17211 17302 TOTAL ISIC 19111 19112 19121 19129 19201 19202 19203 TOTAL ISIC 20101 20102 20212 20213 20220 20292 20293 TOTAL ISIC 21012 21014 INVESTASI 50 85 105 59 81 152 69 601 INVESTASI 78 34 28 61 246 54 50 551 INVESTASI 2 5 8 1 3 2 1 22 INVESTASI 70 14 14 19 44 20 20 201 INVESTASI 3 3 21015 21016 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 24115 24212 24220 24232 24234 24242 24294 TOTAL ISIC 25111 25123 25199 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26201 26322 26323 26412 26423 26502 26502 TOTAL ISIC 27101 27102 27103 27202 27204 6 11 3 29 8 63 INVESTASI 5 6 11 17 23 7 8 77 INVESTASI 5 13 5 12 8 102 21 166 INVESTASI 4 3 81 27 39 6 24 184 INVESTASI 2 2 6 2 1 27310 27320 TOTAL ISIC 28111 28920 28932 28933 28939 28991 28999 TOTAL ISIC 29120 29130 29150 29211 29240 29250 29253 TOTAL ISIC 35111 35112 35113 35120 35202 35911 35912 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36930 36991 36993 36999 TOTAL 6 3 22 INVESTASI 9 4 6 11 30 11 7 78 INVESTASI 6 3 3 4 4 4 5 29 INVESTASI 3 1 5 1 1 3 5 19 INVESTASI 698 45 24 34 16 64 18 899 105 Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2007 ISIC 15124 15410 15421 15440 15491 15495 15496 TOTAL ISIC 17112 17114 17121 17123 17124 17211 17302 TOTAL ISIC 19111 19112 19121 19129 19201 19202 19203 TOTAL ISIC 20101 20212 20213 20214 20220 20230 20293 TOTAL ISIC 21012 21014 TENAGA KERJA 8008 5997 10481 5651 10730 7186 5701 53754 TENAGA KERJA 26968 25943 6684 36967 10449 11542 8879 127432 TENAGA KERJA 181 672 693 43 80 1176 174 3019 TENAGA KERJA 3314 14761 7480 1749 10229 1071 1506 40110 TENAGA KERJA 942 807 21015 21016 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 25119 24132 24212 24232 24234 24299 24301 TOTAL ISIC 25121 25122 25123 25201 25202 25205 25209 TOTAL ISIC 26111 26121 26201 26202 26323 26423 26503 TOTAL ISIC 27101 27102 27103 27201 27202 1586 312 877 3625 892 9041 TENAGA KERJA 1047 2289 1733 5532 7450 1255 5361 24667 TENAGA KERJA 2938 5135 4742 798 2276 22252 2699 40840 TENAGA KERJA 796 962 2258 926 2682 2395 791 10810 TENAGA KERJA 76 295 2440 51 271 27310 1927 27320 92 TOTAL 5152 ISIC TENAGA KERJA 28111 385 28920 342 28933 257 28939 1232 28991 377 28993 473 28999 268 TOTAL 3334 ISIC TENAGA KERJA 29112 252 29192 243 29199 958 29211 476 29221 527 29250 435 29302 317 TOTAL 3208 ISIC TENAGA KERJA 35111 162 35112 68 35113 263 35202 187 35302 352 35911 2242 35912 126 TOTAL 3400 ISIC TENAGA KERJA 36101 51734 36102 3883 36104 1208 36930 2321 36942 1566 36991 885 36993 20507 TOTAL 82104 106 Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2007 ISIC 15143 15331 15332 15421 15495 15497 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17121 17123 17211 17302 TOTAL ISIC 19111 19112 19121 19129 19201 19202 19203 TOTAL ISIC 20101 20212 20213 20214 20220 20293 20299 TOTAL ISIC 21012 21014 NILAI TAMBAH 399897150 516158137 292812605 1012900033 321041737 397745660 355963689 3296519011 NILAI TAMBAH 131952309 2744291751 902271493 628300420 1467819968 666085536 236188566 6776910043 NILAI TAMBAH 8468549 66278935 18800010 845337 1749935 43501827 5112120 144756713 NILAI TAMBAH 143730102 469225592 272977232 59090733 506141385 25208934 25187841 1501561819 NILAI TAMBAH 57015732 79496271 21015 21016 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 24119 24132 24212 24231 24232 24234 24242 TOTAL ISIC 25121 25122 25123 25201 25202 25205 25209 TOTAL ISIC 26111 26121 26201 26202 26323 26411 26423 TOTAL ISIC 27102 27103 27201 27202 27204 70098612 5605801 73220214 326583059 13835897 625855586 NILAI TAMBAH 153011514 176370859 261719913 141652738 1343587402 381649214 382421652 2840413292 NILAI TAMBAH 135313758 170293355 190295582 93289809 67129152 1217339779 81156202 1954817637 NILAI TAMBAH 148651408 14653062 127860420 49615960 24847509 660231228 96027710 1121887297 NILAI TAMBAH 21686609 403326609 14935401 20835990 1755616 27310 27320 TOTAL ISIC 28111 28113 28910 28931 28939 28991 28993 TOTAL ISIC 29112 29150 29199 29221 29240 29250 29302 TOTAL ISIC 35111 35112 35113 35202 35302 35911 35912 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36912 36922 36930 36993 TOTAL 434133816 3139365 899813406 NILAI TAMBAH 19133547 19047282 15905771 17090445 37653568 12876341 71780860 193487814 NILAI TAMBAH 43991573 13981250 64759792 458121836 19516151 21034992 49800884 671206478 NILAI TAMBAH 25365736 1854805 38061626 19720289 44928576 273509024 6397580 409837636 NILAI TAMBAH 1315571381 179804343 44940034 65562861 50056613 45808668 274037978 1975781878 107 Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2008 ISIC 15122 15124 15410 15422 15440 15496 15499 TOTAL ISIC 17114 17115 17122 17123 17124 17211 17302 TOTAL ISIC 19112 19121 19122 19129 19201 19202 19209 TOTAL ISIC 20101 20102 20212 20213 20220 20292 20299 TOTAL ISIC INVESTASI 50 76 96 47 76 131 61 537 INVESTASI 68 22 30 52 181 57 38 448 INVESTASI 7 8 1 1 6 1 1 25 INVESTASI 61 15 14 18 39 18 11 176 INVESTASI 21012 21013 21015 21016 21019 21020 21090 TOTAL ISIC 24115 24121 24212 24220 24232 24234 24294 TOTAL ISIC 25112 25121 25123 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26201 26202 26323 26412 26423 26502 26503 TOTAL ISIC 28111 8 2 6 9 3 22 3 53 INVESTASI 7 6 7 10 20 25 6 81 INVESTASI 6 8 8 10 8 102 18 160 INVESTASI 4 2 79 23 38 6 27 179 INVESTASI 6 28920 28932 28933 28939 28921 28999 TOTAL ISIC 29120 29130 29192 29211 29221 29250 29263 TOTAL ISIC 35111 35112 35113 35911 35912 35921 35922 TOTAL ISIC 36101 38102 36104 36109 36930 36993 36999 TOTAL 7 4 13 27 11 9 77 INVESTASI 3 6 2 5 3 3 4 26 INVESTASI 4 1 7 3 2 1 1 19 INVESTASI 559 32 14 15 35 66 12 733 108 Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2008 ISIC 15124 15410 15421 15440 15491 15295 15496 TOTAL ISIC 17112 17114 17121 17122 17123 17124 17302 TOTAL ISIC 19112 19121 19122 19129 19201 19202 19209 TOTAL ISIC 20101 20212 20213 20214 20220 20230 20299 TOTAL TENAGA KERJA 6339 5756 9900 5613 12042 7498 5331 52479 TENAGA KERJA 35079 20249 5786 12607 32814 10410 7672 124617 TENAGA KERJA 769 793 292 43 871 1574 43 4385 TENAGA KERJA 3029 12696 9695 1801 10765 1381 1833 41200 ISIC 21012 21013 21014 21015 21016 21019 21020 TOTAL ISIC 24115 24118 24212 24232 24234 24242 24299 TOTAL ISIC 25121 25122 25123 25201 25202 25205 25209 TOTAL ISIC 26201 26202 26323 26411 26423 26503 26900 TOTAL TENAGA KERJA 2471 1404 128 2664 555 410 3627 11259 TENAGA KERJA 548 552 1769 7648 9508 535 1005 21565 TENAGA KERJA 6829 4002 1578 835 854 25244 2145 41487 TENAGA KERJA 2252 907 2705 764 2277 838 837 10580 ISIC 28111 28920 28933 28939 28991 28997 28999 TOTAL ISIC 29112 29120 29211 29221 29250 29299 29302 TOTAL ISIC 35111 35112 35113 35202 35911 35912 35921 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36930 36942 36993 TOTAL TENAGA KERJA 147 2995 335 1082 483 153 367 5562 TENAGA KERJA 257 956 337 372 403 272 437 3034 TENAGA KERJA 208 66 736 187 2893 119 50 4259 TENAGA KERJA 45324 2346 823 1118 1821 1565 22613 75610 109 Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2008 ISIC 15144 15321 15331 15421 15491 15497 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17122 17123 17301 17302 TOTAL ISIC 19112 19121 19122 19129 19201 19202 19209 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20214 20220 TOTAL NILAI TAMBAH 233507161 279519047 1058353477 1407027428 218229154 461083168 404291462 4062010897 NILAI TAMBAH 229324088 3914697234 442489481 567771473 1517113805 161143908 138501378 6971041367 NILAI TAMBAH 40619382 20711900 11775510 651135 39097582 77714687 453462 191023658 NILAI TAMBAH 85173966 31910284 47061944 313178382 1111683807 123210057 468999956 2181218396 ISIC 21012 21013 21014 21015 21016 21019 21020 TOTAL ISIC 24115 24119 24212 24232 24234 24241 24299 TOTAL ISIC 25121 25122 25123 25201 25202 25205 25206 TOTAL ISIC 26121 26201 26202 26323 26411 26423 26503 TOTAL NILAI TAMBAH 457814541 90217027 15660928 460839535 17385263 25008263 591310293 1658235850 NILAI TAMBAH 198319593 113056929 264329475 1043720096 182818358 93439166 240166774 2135850391 NILAI TAMBAH 187771180 173778736 144345911 37860526 38575120 1098110640 67763520 1748205633 NILAI TAMBAH 27310220 108740694 81028102 25707763 1433809005 152813821 22940785 1852350390 ISIC 28113 28920 28939 28991 28993 28994 28999 TOTAL ISIC 29112 29120 29211 29221 29250 29299 29302 TOTAL ISIC 35111 35112 35113 35202 35911 35912 35922 TOTAL ISIC 36101 36102 36914 36922 36930 36942 36993 TOTAL NILAI TAMBAH 9304784 564996800 19295300 23664824 6239115 10111736 7186846 640799405 NILAI TAMBAH 24463196 37286766 19210361 41925569 21892199 10316463 69925800 225020354 NILAI TAMBAH 56398900 6159535 51054974 21426076 30818508 1494552 1288060 168640605 NILAI TAMBAH 1101940213 76844949 29467791 23094009 26990607 28300569 272506993 1559145131 110 Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2009 ISIC 15122 15124 15410 15422 15440 15496 15499 TOTAL ISIC 17114 17122 17123 17124 17211 17212 17400 TOTAL ISIC 20101 20102 20212 20213 20220 20292 20293 TOTAL ISIC 21012 21014 21015 21016 21019 21020 INVESTASI 37 54 86 55 71 110 58 471 INVESTASI 139 27 32 263 43 19 19 542 INVESTASI 57 12 10 17 27 9 13 145 INVESTASI 6 1 5 8 1 23 21090 TOTAL ISIC 24115 24121 24220 24232 24234 24242 24294 TOTAL ISIC 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26321 26323 26412 26423 26503 26509 26601 TOTAL ISIC 27101 27102 27103 27202 4 48 INVESTASI 8 6 9 20 23 7 6 79 INVESTASI 7 12 7 10 10 91 9 146 INVESTASI 4 70 20 32 31 3 3 163 INVESTASI 1 5 6 5 27204 27310 27320 TOTAL ISIC 28111 28112 28113 28933 28939 28991 28999 TOTAL ISIC 29120 29130 29192 29193 29211 29250 29263 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36930 36993 36999 TOTAL 1 3 2 23 INVESTASI 8 8 4 7 28 7 9 71 INVESTASI 4 4 2 2 6 5 3 26 INVESTASI 465 27 15 12 22 75 14 630 111 Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2009 ISIC 15124 15410 15421 15440 15491 15295 15496 TOTAL ISIC 17112 17114 17115 17122 17123 17124 17302 TOTAL ISIC 20101 20211 20212 20213 20220 20293 20299 TOTAL ISIC 21012 21014 21015 21016 21019 TENAGA KERJA 5849 4913 7221 6073 12325 5625 4367 46373 TENAGA KERJA 20191 43369 3816 13178 25377 12246 10867 129044 TENAGA KERJA 4044 9278 5098 8164 6954 1974 3968 39480 TENAGA KERJA 1750 31 1567 215 125 21020 21090 TOTAL ISIC 24115 24119 24132 24212 24232 24234 24242 TOTAL ISIC 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26121 26202 26323 26411 26423 26503 26601 TOTAL ISIC 27101 27102 2777 95 6560 TENAGA KERJA 550 1203 1666 1474 6843 7260 615 19611 TENAGA KERJA 2210 8467 2710 2028 1338 21894 1527 40174 TENAGA KERJA 1134 808 2426 764 2533 1125 798 9588 TENAGA KERJA 62 1047 27103 27202 27204 27310 27320 TOTAL ISIC 28111 28112 28113 28933 28939 28991 28999 TOTAL ISIC 29112 29120 29130 29211 29250 29299 29302 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36930 36993 36999 TOTAL 2672 1378 777 307 60 6303 TENAGA KERJA 229 237 229 476 977 554 542 3244 TENAGA KERJA 271 1120 283 290 598 272 597 3431 TENAGA KERJA 41076 2092 1260 1010 1400 27804 691 75333 112 Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2009 ISIC 15331 15421 15423 15491 15495 15497 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17113 17114 17122 17123 17302 TOTAL ISIC 20211 20212 20213 20214 20220 20293 20299 TOTAL ISIC 21012 21014 21015 21016 21019 NILAI TAMBAH 1280764356 1480655090 1147965498 413247548 295944620 282692317 461529508 5362798937 NILAI TAMBAH 255420132 1783970814 1125916323 1140279722 950213304 3080651030 353530236 8689981561 NILAI TAMBAH 468684240 131279593 310048043 159803632 236455314 50168548 215222724 1571662094 NILAI TAMBAH 286173171 482560 125014755 2116113 6656874 21020 21090 TOTAL ISIC 24115 24119 24123 24132 24212 24232 24234 TOTAL ISIC 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25206 TOTAL ISIC 26202 26323 26411 26412 26423 26503 26601 TOTAL ISIC 27101 27102 258251029 1276893 679971395 NILAI TAMBAH 363312185 183313079 617954928 309022865 211069473 1133472362 341692334 3159837226 NILAI TAMBAH 92146212 324768045 50615178 90431089 31824663 892648409 64968100 1547401696 NILAI TAMBAH 89458200 18197453 1273180698 4848706 122340633 23354344 58525970 1589906004 NILAI TAMBAH 27107574 272084751 27103 27202 27204 27310 27320 TOTAL ISIC 28113 28920 28933 28939 28991 28994 28999 TOTAL ISIC 29112 29120 29130 29211 29250 29299 29302 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36922 36930 36993 36999 TOTAL 87664770 108261299 9881263 212013677 891502 717904836 NILAI TAMBAH 40812872 22340460 50140609 17796352 10380721 14519224 17220931 173211169 NILAI TAMBAH 30283880 81738612 6447180 23506101 23628449 29071679 73504800 268180701 NILAI TAMBAH 1064702530 98750083 27359347 64002319 43485612 417360565 16408817 1732069273 113 Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2005 ISIC 15122 15125 15129 15323 15410 15440 15492 15496 15499 15540 TOTAL ISIC 17112 17114 17122 17123 17124 17211 17212 17293 17302 17400 TOTAL ISIC 20101 20102 20104 20212 20213 20220 20291 20293 20294 20299 TOTAL ISIC INVESTASI 38 35 35 46 75 79 41 81 55 35 520 INVESTASI 14 82 8 16 155 46 17 9 13 24 384 INVESTASI 77 10 3 4 21 32 6 10 4 6 173 INVESTASI 24112 24115 24119 24212 24220 24232 24234 24241 24242 24294 TOTAL ISIC 25111 25112 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26124 26201 26209 26323 26412 26422 26423 26503 26601 TOTAL ISIC 28111 3 8 5 7 10 16 21 4 7 6 87 INVESTASI 5 4 12 5 6 5 6 80 3 12 138 INVESTASI 3 1 7 2 67 21 2 37 28 2 170 INVESTASI 5 28112 28113 28120 28920 28932 28933 28939 28991 28999 TOTAL ISIC 29112 29114 29120 29191 29192 29211 29240 29250 29263 29309 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36915 36930 36942 36991 36993 36999 TOTAL 2 1 2 6 1 15 27 9 8 76 INVESTASI 1 2 6 2 3 8 2 2 4 2 32 INVESTASI 448 18 5 3 7 18 6 7 44 15 571 114 Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2005 ISIC 15122 15129 15410 15421 15440 15491 15495 15496 15499 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17121 17122 17123 17124 17211 17301 17302 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20220 20291 20293 20294 20299 TOTAL ISIC TK 2477 2332 5994 10566 5332 9532 8721 3265 2307 3303 53829 TK 3217 24743 38434 5729 20411 11760 6187 5804 2825 1469 120579 TK 7682 243 1136 8621 6797 7784 344 2514 726 198 36045 TK 24119 24212 24220 24231 24232 24234 24241 24242 24294 24301 TOTAL ISIC 25111 25121 25122 25123 25199 25201 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26111 26121 26201 26321 26323 26411 26412 26423 26503 26601 TOTAL ISIC 28111 1361 1950 470 286 5983 6631 479 829 365 2425 20779 TK 2714 6223 705 1662 1046 525 875 22647 1256 1932 39585 TK 452 2249 2621 189 2568 764 539 1968 771 279 12400 TK 119 28112 28120 28920 28933 28939 28991 28993 28994 28999 TOTAL ISIC 29112 29120 29130 29192 29199 29211 29250 29263 29299 29309 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36913 36915 36930 36941 36991 36993 36999 TOTAL 259 71 361 385 872 476 450 136 260 3389 TK 246 206 175 97 891 540 371 1062 205 1092 4885 TK 39345 1253 530 339 518 1578 983 609 11588 2419 59162 115 Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2005 ISIC 15121 15331 15410 15421 15424 15440 15491 15493 15495 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17121 17122 17123 17124 17211 17301 17303 TOTAL NT 210172377 422942860 263982227 348833630 82854120 71111658 103829914 57436567 236657710 342875137 2140696200 NT 59379386 1212094842 909640878 311273560 507162428 1079977713 62842907 104542175 77584411 1588264 4326086564 ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20220 20230 20291 20292 20294 TOTAL ISIC 24112 24115 24119 24212 24220 24232 24234 24241 24242 24294 TOTAL NT 87190392 4215389 48403986 128046052 298978339 215623415 10489522 1876208 23781927 8031615 826636845 NT 11731558 64244037 115191094 23386513 10060203 1091175107 178885092 13143022 51703292 15031047 1574550965 ISIC 25111 25112 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36912 36915 36930 36942 36991 36993 36999 TOTAL NT 210565212 5264109 84580935 79800638 2669965 3147358 29105991 686767925 102101142 14693475 1218696750 NT 745653727 16189157 5678181 10757670 3135418 23428232 2407451 8778735 79578260 42352603 937959434 116 Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2006 ISIC 15122 15124 15125 15410 15422 15440 15491 15496 15499 15540 TOTAL ISIC 17112 17114 17115 17122 17123 17124 17211 17212 17293 17400 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20220 20291 20292 20293 20299 TOTAL ISIC INVESTASI 62 113 48 124 54 95 57 175 77 52 857 INVESTASI 39 180 26 50 73 301 61 23 21 23 797 INVESTASI 96 9 17 37 20 80 9 20 12 15 315 INVESTASI 24115 24121 24212 24220 24232 24234 24241 24242 24294 24299 TOTAL ISIC 25111 25112 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26321 26323 26412 26421 26423 26503 26509 26601 26900 TOTAL ISIC 28111 18 17 9 12 35 34 11 9 10 7 162 INVESTASI 6 19 5 11 5 5 19 11 144 14 239 INVESTASI 5 5 86 31 8 31 23 14 6 6 215 INVESTASI 10 28112 28910 28920 28931 28932 28933 28939 28993 28999 TOTAL ISIC 29112 29113 29114 29120 29191 29192 29211 29240 29250 29263 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36915 36930 36942 36991 36993 36999 TOTAL 4 5 7 4 5 7 24 15 8 89 INVESTASI 2 4 3 6 3 3 9 3 4 6 43 INVESTASI 937 41 23 14 9 40 10 15 110 20 1219 117 Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2006 ISIC 15121 15122 15124 15410 15421 15440 15491 15495 15496 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17115 17121 17122 17123 17124 17211 17302 TOTAL ISIC 20101 20211 20212 20213 20214 20220 20230 20292 20293 20299 TOTAL ISIC TK 3836 4032 12215 9491 14574 8323 21278 16571 6903 5840 103063 TK 4281 40872 89347 3895 39270 27327 40970 11653 5125 38734 301474 TK 5487 11021 23993 9449 2516 21978 1364 2235 1247 2198 81488 TK 24119 24211 24212 24231 24232 24234 24241 24242 24292 24299 TOTAL ISIC 25121 25123 25192 25199 25201 25202 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26129 26201 26202 26323 26411 26412 26423 26503 26601 TOTAL ISIC 28111 894 973 2547 967 12770 14605 1034 1095 1067 3343 39295 TK 11111 4660 3265 5339 1653 8326 1542 42186 4740 1033 83855 TK 2550 2084 4064 1616 3711 1528 908 1982 726 1174 20343 TK 285 28910 18920 28931 28932 28939 28993 28994 28997 28999 TOTAL ISIC 29112 29113 29114 29120 29191 29192 29211 29221 29250 29302 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36912 36922 36930 36942 36991 36993 36999 TOTAL 327 390 202 194 1093 1925 381 429 433 5659 TK 506 265 230 1927 310 407 1180 290 574 548 6237 TK 83990 4797 1423 730 1247 2796 2740 859 36693 1959 137234 118 Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2006 ISIC 15124 15149 15211 15331 15421 15432 15491 15495 15497 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17115 17121 17122 17123 17211 17301 17302 TOTAL ISIC 20101 20211 20212 20213 20214 20220 20291 20292 20293 20299 TOTAL ISIC NT 355075523 140272852 226088331 1260479314 563529572 183931438 318060267 452091154 130043094 693648131 4323219676 NT 243017655 2348151457 1531090556 43442134 3780176582 2502095080 1561954886 57090283 174124507 64135306 12305278446 NT 121081519 221104010 474246134 334944414 99449222 569283489 17155785 19076483 30728161 17753917 1904823134 NT 24112 24115 24119 24131 24212 24220 24232 24234 24241 24294 TOTAL ISIC 25112 25121 25123 25199 25201 25202 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26111 26121 26129 26201 26202 26323 26411 26423 26509 26601 TOTAL ISIC 28111 53714242 441625126 164356015 320377508 343238096 92856360 1544697872 431863273 52027101 31292718 3476048311 NT 19939370 618519304 248760168 100866347 192547107 145998267 64191744 1565307536 360304814 12133361 3328568018 NT 334915028 45518008 31425838 89342976 26483024 32146588 2989244046 108072109 15566740 15671514 3688385871 NT 4110623 28112 28113 28910 28920 28933 28939 28993 28994 28999 TOTAL ISIC 29112 29114 29120 29191 29192 29211 29240 29250 29263 29302 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36912 36922 36930 36942 36991 36993 36999 TOTAL 15575111 7171868 8261306 8076192 3387350 16304092 90011491 32913630 10367592 196179255 NT 34345558 5157040 72787981 9786216 3958527 34984984 4866637 11464778 4883493 53666960 235902174 NT 1734979998 77485052 22196187 1430673034 25069164 47328303 70261528 13390619 307514922 36986357 3765885164 119 Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2007 ISIC 15122 15124 15125 15323 15410 15422 15440 15492 15496 15599 TOTAL ISIC 17112 17114 17115 17122 17123 17124 17211 17293 17302 17400 TOTAL ISIC 20101 20102 20212 20213 20214 20220 20291 20292 20293 20299 TOTAL ISIC INVESTASI 50 85 40 46 105 59 81 42 152 69 729 INVESTASI 20 78 34 28 61 246 54 16 50 23 610 INVESTASI 70 14 14 19 6 44 9 20 20 10 226 INVESTASI 24115 24119 24121 24212 24220 24232 24234 24241 24242 24294 TOTAL ISIC 25111 25112 25121 25122 25123 25199 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26121 26201 26322 26323 26412 26422 26423 26502 26503 26601 TOTAL ISIC 28111 28112 5 4 5 6 11 17 23 5 7 8 91 INVESTASI 5 4 3 4 13 5 12 8 102 21 177 INVESTASI 2 4 3 81 27 3 39 6 24 2 191 INVESTASI 9 3 28113 28910 28920 28931 28932 28933 28939 28991 TOTAL ISIC 29113 29120 29130 29150 29192 29199 29211 29240 29250 29263 TOTAL ISIC 35111 35112 35113 35120 35202 35302 35911 35912 35921 35922 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 3 2 4 3 6 11 30 11 82 INVESTASI 2 6 3 3 3 3 4 4 4 5 37 INVESTASI 3 1 5 1 1 1 3 5 1 1 22 INVESTASI 698 45 24 11 120 36912 36915 36930 5 13 34 36991 36993 36999 16 64 18 TOTAL 928 121 Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2007 ISIC 15121 15124 15410 15421 15440 15491 15495 15496 15499 15540 TOTAL ISIC 17112 17114 17121 17122 17123 17124 17211 17301 17302 17400 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20214 20220 20230 20293 TK 2588 8008 5997 10481 5651 10730 7186 5701 2730 3615 62687 TK 26968 25943 6684 6006 36967 10449 11542 4397 8879 1403 139238 TK 3314 482 449 14761 7480 1749 10229 1071 1506 20299 TOTAL ISIC 24119 24132 24212 24220 24232 24234 24242 24292 24299 24301 TOTAL ISIC 25111 25121 25122 25123 25199 25201 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26111 26121 26201 26202 26323 26411 26412 876 41917 TK 1047 2289 1733 516 5532 7450 1031 580 1255 5361 26794 TK 229 2938 5135 4742 354 798 2276 458 22252 2699 41881 TK 796 962 2258 926 2682 764 791 26423 26503 26601 TOTAL ISIC 28111 28113 28920 28931 28932 28933 28939 28991 28993 28999 TOTAL ISIC 29112 29120 29192 29199 29211 29221 29240 29250 29263 29302 TOTAL ISIC 35111 35112 35113 35202 35302 2395 791 445 12810 TK 385 200 342 164 173 257 1232 377 473 268 3871 TK 252 213 243 958 476 527 181 435 163 317 3765 TK 162 68 263 187 352 122 35911 35912 35921 35922 35990 TOTAL 2242 126 50 54 29 3533 ISIC 36101 36102 36104 36915 36922 TK 51734 3883 1208 594 659 36930 36942 36991 36993 36999 TOTAL 2321 1566 885 20507 785 84142 123 Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2007 ISIC NT 20212 469225592 25204 21961976 15124 226721445 20213 272977232 25205 1217339779 15143 399897150 20214 59090733 25209 81156202 15321 201260892 20220 506141385 TOTAL 2011813154 15331 516158137 20230 14280704 ISIC 15332 292812605 20293 25208934 26111 148651408 15421 1012900033 20299 25187841 26121 14653062 15491 159304409 TOTAL 1539410094 26201 127860420 15495 321041737 ISIC 26202 49615960 15497 397745660 24119 153011514 26323 24847509 15540 355963689 24132 176370859 26411 660231228 TOTAL 3883805757 24212 261719913 26423 96027710 24220 118391522 26503 14468814 ISIC NT NT NT 17111 131952309 24231 141652738 26601 7473699 17112 2744291751 24232 1343587402 26900 5410987 17114 902271493 24234 381649214 TOTAL 1149240797 17121 628300420 24241 100076632 ISIC 17122 92804987 24242 382421652 28111 19133547 17123 1467819968 24301 88890677 28112 7207846 17124 120778207 TOTAL 3147772123 28113 19047282 17211 666085536 ISIC 28910 15905771 17301 124291725 25111 11892995 28920 7733025 17302 236188566 25121 135313758 28931 17090445 TOTAL 7114784962 25122 170293355 28939 37653568 25123 190295582 28991 12876341 ISIC NT NT NT 20101 143730102 25199 23140546 28993 71780860 20102 11226550 25201 93289809 28999 4795411 20211 12341021 25202 67129152 TOTAL 213224096 124 ISIC NT ISIC NT ISIC NT 29112 43991573 35111 25365736 36101 1315571381 29114 4650180 35112 1854805 36102 179804343 29120 4879073 35113 38061626 36104 44940034 29150 13981250 35202 19720289 36912 65562861 29199 64759792 35302 44928576 36915 12498069 29211 11193495 35911 273509024 36921 16090728 29221 458121836 35912 6397580 36922 50056613 29240 19516151 35921 560137 36930 45808668 29250 21034993 35922 1103135 36991 31301481 29302 49800884 35990 1605792 36993 274037978 TOTAL 691929227 TOTAL 413106700 TOTAL 2035672156 125 Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2008 ISIC 15122 15124 15125 15323 15410 15422 15440 15492 15496 15599 TOTAL ISIC 17112 17114 17115 17122 17123 17124 17211 17212 17302 17400 TOTAL ISIC 20101 20102 20212 20213 20220 20230 20291 20292 20293 20299 TOTAL ISIC INVESTASI 50 76 39 44 96 47 76 38 131 61 658 INVESTASI 22 68 22 30 52 181 57 20 38 23 513 INVESTASI 61 15 14 18 39 5 8 18 10 11 199 INVESTASI 24115 24121 24212 24220 24232 24234 24241 24242 24294 24299 TOTAL ISIC 25111 25112 25121 25122 25123 25199 25202 25204 25205 25209 TOTAL ISIC 26201 26202 26321 26322 26323 26412 26421 26423 26502 26503 TOTAL ISIC 28111 7 6 7 10 20 25 4 5 6 4 94 INVESTASI 4 6 8 5 8 5 10 8 102 18 174 INVESTASI 4 2 2 2 79 23 2 38 6 27 185 INVESTASI 6 28112 28113 28920 28932 28933 28939 28991 28993 28999 TOTAL ISIC 29112 29113 29114 29120 29130 29192 29211 29221 29250 29263 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36915 36930 36942 36991 36993 36999 TOTAL 2 2 7 4 13 27 11 3 9 84 INVESTASI 1 2 1 3 6 2 5 3 3 4 30 INVESTASI 559 32 14 15 12 35 9 8 66 12 762 126 Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2008 ISIC 15121 15122 15124 15410 15421 15440 15491 15495 15496 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17121 17122 17123 17124 17211 17301 17302 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20214 20220 20230 20292 20299 TOTAL ISIC TK 2801 2786 6339 5756 9900 5613 12024 7498 5331 3856 61904 TK 2128 35079 20249 5786 12607 32814 10410 3825 3502 7672 134072 TK 3029 1081 870 12696 9695 1801 10765 1381 832 1833 43983 TK 24115 24118 24212 24220 24232 24234 24241 24242 24292 24299 TOTAL ISIC 25111 25121 25122 25123 25201 25202 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26201 26202 26323 26411 26412 26423 26502 26503 26601 26900 TOTAL ISIC 28111 543 552 1769 510 7648 9508 387 535 448 1005 22905 TK 287 6829 4002 1578 835 854 473 25244 440 2145 42687 TK 2252 907 2705 764 686 2277 231 838 355 837 11852 TK 147 28920 28932 28933 28939 28991 28993 28994 28997 28999 TOTAL ISIC 29112 29113 29120 29130 29193 29211 29221 29250 29299 29302 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36915 36922 36930 36942 36993 36999 TOTAL 2995 122 335 1082 483 104 136 153 367 5924 TK 257 222 956 197 116 337 372 403 272 437 3569 TK 45324 2346 823 1118 654 808 1821 1565 22613 725 77797 127 Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2008 ISIC 15144 15321 15331 15410 15421 15432 15491 15495 15497 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17121 17122 17123 17124 17211 17301 17302 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20214 20220 20230 20293 20299 TOTAL ISIC NT 233507161 279519047 1058353477 135726118 1407027428 125953109 218229154 170104754 461083168 404291462 4493794878 NT 229324088 3914697243 442489481 222698077 567771473 1517113805 151807558 72634428 161143908 138501378 7418181439 NT 85173966 31910284 47061944 315178382 1111683807 123210057 468999956 15086431 9546650 29395567 2237247044 NT 24111 24115 24119 24212 24232 24234 24241 24242 24294 24299 TOTAL ISIC 25111 25121 25122 25123 24201 25202 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26201 26202 26323 26411 26421 26423 26503 26601 26900 TOTAL ISIC 28111 54885896 198319593 113056929 264329475 1043720096 182818358 93439166 55716965 39645010 240166774 2286098262 NT 24525127 187771180 173778736 144345911 37860526 38575120 21293330 1098110640 67763520 27469163 1821493253 NT 27310220 108740694 81028102 25707763 1433809005 7137680 152813821 22940785 6839034 31136056 1897463160 NT 2331505 28113 28910 28920 28933 28939 28991 28993 28994 28999 TOTAL ISIC 29112 29113 29120 29130 29193 29211 29221 29250 29299 29302 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36914 36915 36922 36930 36942 36993 36999 TOTAL 9304784 3356970 564996800 4256000 19295300 23664824 6239115 10111736 7186846 650743880 NT 24463196 6539705 37286766 5879847 4020458 19210361 41925569 21892199 10316463 69925800 241460364 NT 1101940213 76844949 17235593 29467791 12103324 23094009 26990607 28300569 272506993 11160082 1599644130 128 Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2009 ISIC 15122 15124 15125 15410 15422 15440 15491 15492 15496 15599 TOTAL ISIC 17111 17112 17115 17122 17123 17124 17211 17212 17302 17400 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20220 20291 20292 20293 20299 TOTAL ISIC INVESTASI 37 54 34 86 55 71 35 31 110 58 571 INVESTASI 20 139 18 27 32 263 43 19 18 19 598 INVESTASI 57 12 6 10 17 27 8 9 13 6 165 INVESTASI 24115 24121 24212 24220 24232 24234 24241 24242 24294 24299 TOTAL ISIC 25111 25112 25121 25123 25199 25202 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26321 26323 26412 26421 26323 26502 26503 26509 26601 TOTAL ISIC 28111 8 6 6 9 20 23 4 7 6 4 93 INVESTASI 2 4 7 12 7 10 10 91 2 9 154 INVESTASI 3 4 70 20 2 32 2 31 3 3 170 INVESTASI 8 28112 28113 28910 28920 28931 28933 28939 28991 28999 TOTAL ISIC 29111 29112 29113 29120 29130 29192 29193 29211 29250 29263 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36915 36930 36942 36991 36993 36999 TOTAL 8 4 2 2 3 7 28 7 9 78 INVESTASI 1 1 2 4 4 2 2 6 5 3 30 INVESTASI 465 27 15 12 5 6 22 8 75 14 649 129 Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah Tahun 2009 ISIC 15121 15124 15410 15421 15440 15491 15495 15496 15497 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17114 17115 17121 17122 17123 17124 17211 17302 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20214 20220 20292 20293 20299 TOTAL ISIC TK 2304 5849 4913 7221 6073 12325 5625 4367 2321 4414 55412 TK 2170 20191 43369 3816 3125 13178 25377 12246 1667 10867 136006 TK 4044 1624 9278 5098 8164 1661 6954 454 1974 3968 43219 TK 24115 24119 24121 24132 24212 24220 24232 24234 24242 24292 TOTAL ISIC 25111 25121 25123 25199 25202 25203 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26202 26321 26323 26324 26411 26412 26423 26503 26601 TOTAL ISIC 28111 550 1203 481 1666 1474 503 6843 7260 615 448 21043 TK 190 2210 8467 2710 2028 230 1338 21894 470 1527 41064 TK 1134 808 174 2428 106 764 595 2533 1125 798 10465 TK 229 28112 28113 28920 28931 28933 28939 28991 28994 28999 TOTAL ISIC 29112 29114 29120 29130 29193 29211 29250 29262 29299 29302 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36915 36922 36930 36991 36993 36999 TOTAL 237 229 155 212 476 977 554 136 542 3747 TK 271 99 1120 283 166 290 598 105 272 597 3801 TK 41076 2092 1260 1010 439 624 1400 286 27804 691 76682 130 Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun 2009 ISIC 15124 15144 15331 15421 15423 15432 15491 15495 15497 15540 TOTAL ISIC 17111 17112 17113 17114 17115 17121 17122 17123 17124 17302 TOTAL ISIC 20101 20102 20211 20212 20213 20214 20220 20291 20293 20299 TOTAL ISIC NT 150045414 180221973 1280764356 1480655090 1147965498 178910608 413247548 295944620 282692317 461529508 5871976932 NT 255420132 1783970814 1125916323 1140279722 84842405 65547155 950213304 3080651030 189512925 353530236 9029884046 NT 92511435 22122503 468684240 131279593 310048043 159803632 236455314 9473938 50168548 215222724 1695769970 NT 24112 24115 24119 24123 24132 24212 24232 24234 24241 24242 TOTAL ISIC 25111 25121 25123 25199 25202 25203 25204 25205 25206 25209 TOTAL ISIC 26121 26202 26322 26323 26411 26412 26421 26423 26503 26601 TOTAL ISIC 28111 84256854 363312185 183313079 617954928 309022865 211069473 1133472362 341692334 114309639 177563672 3535967391 NT 7901984 92146212 324768045 50615178 90431089 21162206 31824663 892648409 64968100 17752996 1594218882 NT 21941755 89458200 2308629 18197453 1273180698 4848706 2678653 122340633 23354344 58525970 1616835041 NT 5239894 28112 28113 28910 28920 28933 28939 28991 28994 28999 TOTAL ISIC 29112 29120 29130 29193 29211 29250 29262 29263 29299 29302 TOTAL ISIC 36101 36102 36104 36109 36912 36915 36922 36930 36993 36999 TOTAL 10241894 40812872 5118700 22340460 50140609 17796352 10380721 14519224 17220931 193811657 NT 30283880 81738612 6447180 3765934 23506101 23628449 3227325 3489514 29071679 73504800 278663474 NT 1064702530 98750083 8797204 8797204 4142529 5544149 64002319 43485612 417360565 16408817 1731991012 131 Lampiran 2 : Hasil Penelitian CR4 Sektor Industri dari segi Investasi ISIC 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 15 69,37 72,11 70,38 70,57 69 70,28 16 - - - - - - 17 84,63 84,59 79,67 79,91 88 83,36 18 - - - - - - 19 - 88,63 81,81 84 - - 20 86,41 83,51 76,61 77,27 78,62 80,48 21 84,61 82,53 85,71 84,9 87,5 85,05 22 - - - - - - 23 - - - - - - 24 73,33 76,66 76,62 76,54 75,94 75,81 25 87,3 87,5 89,15 93,29 84,24 88,29 26 92,72 85,92 92,93 93,29 93,86 91,74 27 - 82,92 77,27 88,23 82,6 - 28 81,94 76 78,20 77,92 74,64 77,74 29 77,77 71,42 65,51 69,23 73,07 71,4 30 - - - - - - 31 - - - - - - 32 - - - - - - 33 - - - - - - 34 - - - - - - 35 83,33 82,14 84,21 84,21 - - 36 94,79 95,1 93,54 94,4 93,49 94,26 37 - - - - - - 83,29 82,23 80,89 82,59 81,90 Rata-rata CR4 132 Lampiran 3 : Hasil Penelitian CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja ISIC 2005 15 76,58 16 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 68,17 67,85 70,98 74,59 67,72 - - - - - - 17 86,6 82,67 79,58 80,84 79,13 81,76 18 - - - - - - 19 - 92,17 90,16 91,37 - - 20 87,58 86,64 89,21 87,82 74,7 85,19 21 81,74 76,37 77,92 90,29 96,17 84,49 22 - - - - - - 23 - - - - - - 24 88,96 91,23 83,64 92,41 87,92 88,83 25 89,83 84,09 85,86 92,41 87,82 88 26 81,93 70,76 76,75 76,94 75,28 76,33 27 - 97,06 95,74 98,13 93,19 - 28 74,7 77,94 73,99 88,58 75,92 78,75 29 85,11 77,56 74,68 71,45 75,92 79,94 30 - - - - - - 31 - - - - - - 32 - - - - - - 33 - - - - - - 34 - - - - - - 35 95,97 91,97 88,79 94,48 - - 36 95,07 94,12 95,54 95,36 96,06 95,23 37 - - - - - - 85,82 84,39 83,04 86,78 82,96 Rata-rata CR4 133 Lampiran 4 : Hasil Penelitian CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah ISIC 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 15 71,45 76,75 70,58 81,99 81,5 76,45 16 - - - - - - 17 88,25 83,95 84,73 92,41 82,05 86,27 18 - - - - - - 19 - 92,77 94,67 92,41 - - 20 89,82 86,42 92,70 92,47 78,28 87,93 21 - 84,04 87,78 96,49 99,43 - 22 - - - - - - 23 - - - - - - 24 94,34 82,7 83,41 81,77 77,73 83,99 25 89,74 86,44 87,64 91,75 90,47 89,20 26 92,66 96,99 92,05 95,89 97,08 94,93 27 - 99,7 97,79 - 94,72 - 28 87,68 85,28 76,29 96,45 75,68 84,27 29 89,54 88,11 91,87 77,14 80,02 85,33 30 - - - - - - 31 - - - - - - 32 - - - - - - 33 - - - - - - 34 - - - - - - 35 - 99,09 93,17 94,69 - - 36 96,14 95,82 92,87 94,97 94,96 94,95 37 - - - - - - 88,84 89,08 88,11 90,70 86,53 Rata-rata CR4 134 Lampiran 5 : Hasil Penelitian CR8 Sektor Industri dari segi Investasi ISIC 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Rata-rata CR8 2005 86,53 95,57 95,95 98,18 91,95 94,92 98,23 97,36 90,62 98,59 - 2006 88,33 94,1 94,28 90,12 95,81 95,34 91,01 88,37 98,44 - 2007 88,75 94,09 93,36 90,10 96,04 97,90 93,90 86,48 90,90 98,27 - 2008 88,29 91,81 93,46 91,48 94,82 97,83 95,23 93,33 97,76 - 2009 88,61 93,97 92,72 91,39 97,4 97,64 94,87 93,33 98,3 - 94,79 92,86 92,97 93,77 94,24 Rata-rata 88,10 93,90 93,95 91 95,79 97,38 94,47 90,42 98,27 - 135 Lampiran 6 : Hasil Penelitian CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja ISIC 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 15 91,38 92,36 91,51 90,97 91,65 91,57 16 - - - - - - 17 96,43 97,28 95,83 95,8 97,17 96,50 18 - - - - - - 19 - - - - - - 20 98,77 96,79 97,77 96,13 95,19 96,93 21 98,52 - - - - - 22 - - - - - - 23 - - - - - - 24 96,86 95,26 95,90 96,35 95,58 95,99 25 96,89 96,92 98,60 98,29 98,97 97,93 26 96,22 91,96 90,56 95,05 97,32 94,22 27 - - - - - - 28 94,39 93,02 91,29 96,18 92,23 93,42 29 94,43 92,06 90,86 91,23 94,63 92,64 30 - - - - - - 31 - - - - - - 32 - - - - - - 33 - - - - - - 34 - - - - - - 35 - - 97,76 - - - 36 98,55 98,84 98,51 98,22 99,05 98,63 37 - - - - - - 96,24 94,94 94,85 95,35 95,75 Rata-rata CR8 136 Lampiran 7 : Hasil Penelitian CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah ISIC 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 15 93,99 92,73 90,71 94,17 94,39 93,19 16 - - - - - - 17 98,59 99,18 96,99 97,15 98,33 98,04 18 - - - - - - 19 - - - - - - 20 99,26 98,16 98,46 98,89 98,13 98,58 21 - - - - - - 22 - - - - - - 23 - - - - - - 24 98,52 97,6 93,99 95,86 94,38 96,07 25 99,52 99,03 98,31 97,48 98,39 98,54 26 - 99,15 98,87 99,26 99,69 - 27 - - - - - - 28 - 96,17 94,37 99,12 94,65 - 29 - 96,25 98,62 95,89 97,58 - 30 - - - - - - 31 - - - - - - 32 - - - - - - 33 - - - - -- - 34 - - - - - - 35 - - 99,59 - - - 36 99,4 99,05 98,59 98,54 99,44 99 37 - - - - - - 98,21 97,48 96,85 97,37 97,22 Rata-rata CR8 137 Keterangan dari Kode ISIC : ISIC 15 = Industri Makanan dan Minuman ISIC 16 = Industri Tembakau ISIC 17 = Industri Tekstil ISIC 18 = Industri Pakaian Jadi ISIC 19 = Industri Kulit dan Barang dari Kulit ISIC 20 = Industri Kayu, Barang dari Kayu ISIC 21 = Industri Kertas dan Barang dari Kertas ISIC 22 = Industri Penerbitan, Percetakan ISIC 23 = Industri Batu Bara, dan Pengilangan Minyak Bumi ISIC 24 = Industri Kimia, dan Barang-barang dari Kimia ISIC 25 = Industri Karet, dan Barang-barang dari Karet ISIC 26 = Industri Barang Galian Bukan Logam ISIC 27 = Industri Logam Dasar ISIC 28 = Industri Barang-Barang dari Logam kecuali Mesin ISIC 29 = Industri Mesin Perlengkapannya ISIC 30 = Industri Mesin dan Peralatan Kantor ISIC 31 = Industri Mesin Listrik dan Lainnya ISIC 32 = Industri Serta Perlengkapannya ISIC 33 = Industri Peralatan Navigasi, Peralatan Optik, Jam Lonceng ISIC 34 = Industri Kendaraan Bermotor ISIC 35 = Industri Alat Angkutan selain Kendaraan Roda Empat atau Lebih ISIC 36 = Industri Furnitur dan Pengolahan Lainnya ISIC 37 = Industri Daur Ulang