konsentrasi industri pengolahan di propinsi jawa tengah

advertisement
KONSENTRASI INDUSTRI PENGOLAHAN
DI PROPINSI JAWA TENGAH
PERIODE TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Nevita Sari
NIM 7450408068
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi pada :
Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. P. Eko Prasetyo, M.Si
NIP. 196801022002121003
Shanty Oktavilia, SE, M.Si.
NIP. 197808152008012016
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si.
NIP. 196812091997022001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
:
Tanggal
:
Penguji
Prof. Dr. Rusdarti, M.Si
NIP. 195904211984032001
Anggota I
Anggota II
Dr. P. Eko Prasetyo, M.Si
NIP. 196801022002121003
Shanty Oktavilia, SE, M.Si.
NIP. 197808152008012016
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi,
Dr. S. Martono, M.Si
NIP. 196603081989011001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil
jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,
Februari 2013
Nevita Sari
NIM. 7450408068
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
(Amsal 23: 18)

Percayalah pada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar
pada pengertianmu sendiri. (Amsal 3:5)

Mengucap syukurlah dalam segala hal. (Penulis)
PERSEMBAHAN:
Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus, atas
segala karuniaNya skripsi ini kupersembahkan
kepada:
 Kedua Orang Tua ku yang telah banyak
memberikan dukungan doa maupun materil
kepada penulis.
 Abangku Ivan.P.Sembiring dan Adikku Richard
Franklin Sembiring, terima kasih atas motivasi
dan doa nya kepada penulis selama ini.
 Almamaterku
v
PRAKATA
Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” KONSENTRASI INDUSTRI
PENGOLAHAN DI PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 2005-2009
”.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Strata 1 (satu) untuk meraih
gelar Sarjana Ekonomi. Saya menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan
dan dukungan yang telah diberikan kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu
dengan segala kebijakannya .
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang dengan kebijaksanaanya memberikan kesempatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan studi yang baik.
3. Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP. M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk menyusun skripsi.
4. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si, selaku penguji utama sidang yang telah memberikan
evaluasi serta bimbingan agar skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Dr. P. Eko Prasetyo, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
memberikan bimbingan, arahan, serta saran kepada penulis selama
penyusunan skripsi.
vi
6. Shanty Oktavilia, SE, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia
membimbing, arahan serta masukan-masukan yang sangat bermanfaat pada
skripsi ini.
7. Bapak Ibu Dosen Ekonomi Universitas Negeri Semarang, atas semua bekal
ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis.
8. Sahabatku Rindi Anggoro, Nurul Izzah, Oi Siburian, Asima Pakpahan, Trisni
Wulandari, Novia Maya, Riska Rahman, Desti, Mba Ayu Prabandari, Rea
Purba, Betti Rajaguguk, Ica Tarigan, Astri Sinaga, dan teman-teman Betty kos
terimakasih atas doa, semangat, dan motivasinya.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti terbuka atas saran dan kritikan yang membangun dengan tujuan
untuk memperbaiki skripsi ini dan semoga skripsi ini menjadi lebih bermanfaat.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
yang telah membantu.
Semarang,
Februari 2013
Nevita Sari Sembiring
vii
SARI
Sari,Nevita. 2013. “KONSENTRASI INDUSTRI PENGOLAHAN DI
PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 2005-2009 ”, Skripsi. Jurusan
Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Dosen
Pembimbing I, Dr. P. Eko Prasetyo, M.Si. Dosen Pembimbing II, Shanty
Oktavilia, S.E, M.Si.
Kata Kunci : Industri Pengolahan, Rasio Konsentrasi, CR4, CR8
Konsentrasi dari beberapa perusahaan dalam suatu industri sering menjadi
perhatian para ekonom, ahli strategi bisnis, dan agen-agen pemerintah. Tujuan
industri dalam bisnis adalah untuk mencapai keuntungan maksimum, agar
keuntungan maksimum dapat tercapai, maka struktur industri yang tercermin
dalam struktur pasar harus kuat. Konsentrasi industri merupakan suatu bahasan
yang penting untuk mengetahui suatu industri. Tahun 2005-2009 adalah masa
pemulihan dan pengembangan industri di Indonesia setelah krisis di tahun
1997/1998. Adapun permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana konsentrasi
sektor industri dari segi investasi, tenaga kerja, dan nilai tambah di Jawa Tengah
periode tahun 2005-2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
konsentrasi sektor industri dari segi investasi, tenaga kerja, dan nilai tambah.
Objek penelitian ini adalah industri pengolahan yang berada di 35
kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah. Variabel yang digunakan ialah sektor
industri dari segi investasi sektor industri, tenaga kerja sektor industri, dan nilai
tambah di Jawa Tengah. Metode analisis data digunakan metode analisis rasio
konsentrasi atau CR4 dan CR8. Data yang digunakan adalah data investasi, tenaga
kerja, dan nilai tambah sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dengan ISIC 5
digit yang diperoleh dari statistik industri Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi
Jawa Tengah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1)Berdasarkan analisis CR4 dan CR8
konsentrasi investasi dan tenaga kerja yang dimiliki industri di Jawa Tengah
selama periode tahun 2005-2009 adalah berstruktur pasar oligopoli tipe 2.
(2) Berdasarkan nilai tambah sektor industri berstruktur pasar oligopoli penuh
dan di tahun 2009 konsentrasi industri berstruktur pasar oligopoli tipe 2, serta
dengan penghitungan dengan CR8 konsentrasi nilai tambah sektor industri di Jawa
Tengah bentuk struktur pasar oligopoli tipe 2 (<88% untuk CR8).
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa konsentrasi industri
pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun 2005-2009 memiliki bentuk
struktur pasar oligopoli sesuai dengan teori ukuran Joe S.Bain.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................
PERNYATAAN ............................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
SARI..............................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
xi
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ..............................................................
1.2
Rumusan Masalah .......................................................................
1.3
Tujuan Penelitian ........................................................................
1.4
Manfaat Penelitian ......................................................................
1
9
10
10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................
2.2. Investasi.......................................................................................
2.3. Tenaga Kerja ...............................................................................
2.4. Struktur Pasar .............................................................................
2.5. Perilaku Industri .........................................................................
2.6. Kinerja Industri .........................................................................
2.7. Konsentrasi Industri ...................................................................
2.8. Variabel Penelitian .....................................................................
2.9. Penelitian Terdahulu ..................................................................
2.10. Kerangka Berfikir .......................................................................
2.11. Hipotesis .....................................................................................
12
15
16
17
20
21
24
29
31
33
34
BAB III METODOE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data ................................................................
3.2
Definisi Operasional ...................................................................
3.3
Pengumpulan Data ......................................................................
3.4
Metode Analisis Data .................................................................
3.5
Tahapan Analisis ........................................................................
35
35
37
37
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Perekonomian Jawa Tengah .........................................
4.1.1
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah .................................
4.1.2
Kontribusi Sektoral Jawa Tengah ......................................
4.2
Perkembangan Industri................................................................
4.2.1
Perkembangan Industri Indonesia ......................................
41
41
43
46
46
ix
4.2.2
Perkembangan Industri Jawa Tengah ................................
4.3
Analisis Struktur Industri ...........................................................
4.4
Pembahasan ................................................................................
48
52
87
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan .................................................................................
5.2
Saran ............................................................................................
92
93
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
95
97
x
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1
Halaman
PDRB Menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 di Jawa Tengah Tahun
2007-2010 (Juta Rupiah) ........................................................................ 4
1.2
Distribusi Persentase PDRB di Jawa Tengah ADHK 2000 Tahun
2005-2010 ............................................................................................... 5
1.3
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Tengah Tahun 2004-2008
(orang) .................................................................................................... 8
2.1
Jenis-jenis Utama Struktur Pasar ............................................................ 17
2.2
Tipe-tipe Pasar Dalam Industri ................................................................ 25
2.3
Dimensi Batasan Nilai Rasio Konsentrasi Suatu Industri ........................ 26
3.1
Rincian Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 36
4.1
Rasio Konsentrasi CR4 Investasi Sektor Industri Pengolahan di Jawa
Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) .............................. 54
4.2
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR4 Investasi Sektor Industri
Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit
(%) ............................................................................................................ 57
4.3
Rasio Konsentrasi CR4 Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di
Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ..................... 62
4.4
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR4 Tenaga Kerja Sektor Industri
Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit
(%) ............................................................................................................ 64
4.5
Rasio Konsentrasi CR4 Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di
Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ..................... 66
4.6
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR4 Nilai Tambah Sektor Industri
Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit
(%) ............................................................................................................ 69
xi
4.7
Rasio Konsentrasi CR8 Investasi Sektor Industri Pengolahan di Jawa
Tengah periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) .............................. 72
4.8
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR8 Investasi Sektor Industri
Pengolahan di Jawa Tengah periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit
(%) ............................................................................................................ 76
4.9
Rasio Konsentrasi CR8 Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di
Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ..................... 77
4.10 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR8 Tenaga Kerja Sektor Industri
Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit
(%) ............................................................................................................ 80
4.11 Rasio Konsentrasi CR8 Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di
Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (%) ..................... 82
4.12 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR8 Nilai Tambah Sektor Industri
Pengolahan di Jawa Tengah Periode Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit
(%) ............................................................................................................ 84
4.13 Rata-rata Rasio Konsentrasi CR4 Sektor Industri Pengolahan di Jawa
Tengah Periode Tahun 2005-2009 ........................................................... 86
4.14 Rata-rata Rasio Konsentrasi CR8 Sektor Industri Pengolahan di Jawa
Tengah Periode Tahun 2005-2009 ........................................................... 86
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1
Keterkaitan Struktur-Perilaku-Kinerja Pasar .......................................... 1
1.2
Distribusi Persentase PDRB ADHK 2000 Menurut Lapangan Usaha
di Jawa Tengah Tahun 2004-2009 (%) .................................................... 6
2.1
The Interactive Structure-Conduct-Performance Market Framework ..... 23
2.2
Skema Kerangka Berpikir Penelitian Konsentrasi Industri ..................... 33
4.1
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2001-2010 (%)
Berdasarkan Harga Konstan 2000 ........................................................... 42
4.2
Pertumbuhan Ekonomi PDRB Jawa Tengah Tahun 2001-2010
Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah) ................................ 43
4.3
Perkembangan Proporsi PDRB Jawa Tengah Tahun 2005-2009
Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%) .................................................... 44
4.4
PDB Indonesia Tahun 2004-2009 ........................................................... 47
4.5
Banyaknya Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia Tahun
2004-2009 (orang) .................................................................................. 48
4.6
Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2010
(%) ........................................................................................................... 48
4.7
Banyaknya Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di Propinsi
Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (Orang) ................................................ 50
4.8
Banyaknya Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di Propinsi
Jawa Tengah Tahun 2005-2009 ............................................................... 51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Halaman
Data Penelitian : Data CR4 dan CR8 Sektor Industri dari Segi
Investasi, Tenaga Kerja, dan Nilai Tambah di Jawa Tengah Tahun
2005-2009 ............................................................................................... 97
2
Hasil CR4 Sektor Industri dari Segi Investasi ......................................... 131
3
Hasil CR4 Sektor Industri dari Segi Tenaga Kerja .................................. 132
4
Hasil CR4 Sektor Industri dari Segi Nilai Tambah ................................. 133
5
Hasil CR8 Sektor Industri dari Segi Investasi ......................................... 134
6
Hasil CR8 Sektor Industri dari Segi Tenaga Kerja ................................. 135
7
Hasil CR8 Sektor Industri dari Segi Nilai Tambah ................................. 136
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sektor industri ialah salah satu dari sembilan sektor-sektor ekonomi, dimana
merupakan komponen penting dalam upaya meningkatkan penerimaan negara
yaitu Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional yang telah menggeser peran
sektor pertanian yang semula merupakan sektor primer dalam pembangunan.
Sektor industri mempunyai kontribusi ekonomi yang besar antara lain melalui
investasi, lapangan pekerjaan, nilai tambah. Sektor industri juga berperan dalam
perubahan struktural bangsa ke arah modernisasi kehidupan masyarakat Indonesia
dalam menunjang pembentukan daya saing nasional di pasar internasional.
Struktur pasar merupakan suatu bahasan yang penting untuk mengetahui
perilaku dan kinerja suatu industri. Dalam struktur pasar terdapat tiga elemen
pokok yaitu pangsa pasar, konsentrasi, dan hambatan masuk. (Wihana, dalam Fitri
2007). Berikut gambar hubungan dari struktur, perilaku, dan kinerja suatu
industri.
Market
Structure
Market
Conduct
Market
Performance
Sumber : Dimodifikasi dari Martin, dalam Prasetyo (2010)
Gambar 1.1: Keterkaitan Struktur-Perilaku-Kinerja Pasar
1
2
Struktur pasar merupakan permintaan dan penawaran barang dan jasa yang
dipengaruhi oleh diferensiasi produk, harga barang yang diproduksi, dan
hambatan masuk ke dalam industri.
Dalam keadaan krisis, perusahaan-perusahaan hanya memiliki dua pilihan.
Pilihan pertama, yaitu mengurangi jumlah impor faktor produksi yang berarti
mengurangi jumlah produksi. Pilihan kedua, yaitu jumlah faktor produksi yang
diimpor tetap, tetapi harus meningkatkan biaya yang dikeluarkan. Dalam hal ini
untuk meningkatkan atau paling tidak mempertahankan keuntungan suatu
perusahaan harus menjual barang produksinya dengan harga yang lebih tinggi. Ini
tentunya akan mempengaruhi struktur dari suatu industri.
Tahun 2005-2009 adalah masa pemulihan dan pengembangan industri setelah
krisis di tahun 1997/1998 di Indonesia. Adanya revitalisasi, konsolidasi, dan
restrukturisasi
industri
masih
menjadi
salah
satu
fokus
kebijakan
industri.(Departemen Perindustrian, dalam Kuncoro 2007). Hal ini berarti adanya
upaya pemerintah untuk meningkatkan peran sektor industri antara lain dengan
melihat kembali struktur industri melalui rasio konsentrasi suatu perusahaan
industri.
Perhatian pemerintah terhadap pembangunan industri sejalan dengan
Krugman & Obstfeld 1991:299) : ”keinginan sebagian besar Negara Sedang
Berkembang (NSB) membangun sektor industri bertujuan meningkatkan
ekonominya”(Bambang Heru Santosa,BPS).
Bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana setiap daerah
diharapkan memiliki perencanaan pembangunan yang baik agar dapat
memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah yang nantinya dapat menyerap
3
tenaga kerja dari jumlah penduduk, yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Tidak jauh berbeda dari kondisi perekonomian
Indonesia, kondisi perekonomian di Jawa Tengah yang memiliki keunggulan
sumber daya alam yang melimpah serta jumlah penduduk yaitu sekitar 32.382.657
jiwa yang memiliki 35 daerah kabupaten/kota (Jawa Tengah Dalam Angka), juga
mengalami kenaikan laju PDRB jika dilihat dari sembilan sektor ekonominya
seperti pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas,
dan air minum; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan
komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa.
Dalam
rangka
mengembangkan
daerah,
guna
mensejahterakan
masyarakatnya, pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah diharapkan mampu
mengembangkan
sektor-sektor
perekonomiannya
berdasarkan
pada
keunggulannya yang salah satunya adalah dari sektor industri pengolahan.
Berikut adalah data Tabel PDRB Jawa Tengah dan distribusi persentase atas
dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha:
4
Tabel 1.1
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di
Jawa Tengah Tahun 2007-2010 (juta Rupiah)
Lapangan usaha
1. Pertanian
2. Pertambangan
dan Galian
3. Industri
Pengolahan
4. Listrik, Gas,
dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,
Hotel, dan
Restoran
7. Pengangkutan
dan Komunikasi
8. Keuangan,
Persewaan, dan
Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
Total PDRB
Jawa Tengah
2007
31.862.697,60
2008
32.880.707,85
2009
34.101.148,13
2010
34.955.957,64
1.782.886,65
1.851.189,43
1.952.866,70
2.091.257,42
50.870.785,69
55.348.962,88
57.444.185,45
61.390.101,24
1.340.845,17
9.055.728,78
1.408.666,12
9.647.593,00
1.489.552,65
10.300.647,63
1.614.857,68
11.014.598,60
33.898.013,93
35.226.196,01
37.766.356,61
40.055.356,39
8.052.597,04
8.581.544,49
9.192.949,90
9.805.500,11
5.767.341,21
16.479.357.72
6.218.053,97
16.871.569,54
6.701.533,13
17.724.216,37
7.038.128,91
19.029.722,65
159.110.253,79 168.034.483,29 176.673.456,57 186.995.480,64
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011, BPS Jawa Tengah
Berdasarkan pada Tabel 1.1 mengenai PDRB Jawa Tengah tahun 2007-2010,
bahwa struktur perekonomian di Jawa Tengah masih didominasi oleh sektor
industri pengolahan yang terus mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
sektor perdagangan,hotel dan restaurant, dan sektor pertanian, dimana sampai
dengan tahun 2010 kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Jawa
Tengah mencapai 61.390.101,24 juta rupiah.
5
Tabel 1.2
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di
Jawa Tengah Tahun 2005-2010
Lapangan usaha
1. Pertanian
2. Pertambangan dan
Galian
3. Industri
Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan
Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan,
Hotel, dan Restoran
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
8. Keuangan,
Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa-Jasa
Total PDRB Jawa
Tengah
2005
20,91
2006
20,58
2007
20,04
2008
19,57
2009
19,30
2010
18,69
1,02
1,11
1,12
1,10
1,12
1,13
32,23
31,98
31,97
32,94
32,51
32,83
0,82
0,83
0,84
0,84
0,84
0,86
5,57
5,61
5,69
5,74
5,83
5,89
21,01
21,11
21,30
20,96
21,38
21,42
4,89
4,95
5,06
5,11
5,20
5,24
3,54
3,58
3,62
3,70
3,79
3,76
10,01
10,25
10,36
10,04
10,03
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
10,18
100,0
0
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011
Berdasarkan pada Tabel 1.2 Distribusi PDRB Jawa Tengah tahun 2005-2010
menunjukkan bahwa distribusi persentase Jawa Tengah sampai tahun 2010
didominasi oleh sektor industri yaitu sebesar 32,83 persen, yang mengalahkan
sektor pertanian yang hanya mencapai 18,69 persen, sedangkan sektor
perdagangan; hotel dan restoran mencapai 21,42 persen. Dimana distribusi sektor
industri pengolahan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 relatif fluktuatif,
akan tetapi secara kumulatif pertumbuhan sektor industri pengolahan Jawa
Tengah di tahun 2010 yaitu sebesar 32,83 persen. Hal ini membuktikan bahwa
sektor industri merupakan sektor tertinggi dalam meningkatkan PDRB dan dapat
menjadi sektor pendorong untuk meningkatkan perekonomian di Jawa Tengah.
6
35
30
25
20
15
10
5
0
6.Perda
7.Peng
gangan,
3.Indus
angkut
5.Bang 9.Jasa1.Perta
tri
Hotel, d
an dan
unan
jasa
nian Pengol
Komuni
an
ahan
kasi
Restora
n
4.Listrik
, Gas, d
an Air
bersih
2.Perta
mbang
an dan
Galian
8.Keua
ngan, P
ersewa
an Jasa
perusa
haan
2004
0.78
0.98
3.55
4.79
5.49
10.06
20.87
21.07
32.4
2005
0.82
1.02
3.54
4.89
5.57
10.01
21.01
20.92
32.23
2006
0.83
1.11
3.58
4.95
5.61
10.25
21.11
20.57
31.98
2007
0.84
1.12
3.62
5.06
5.69
10.36
19.93
20.03
31.97
2008
0.84
1.1
3.71
5.16
5.75
10.57
19.73
19.96
31.68
2009
1.04
0.98
3.68
6.19
6.22
10.85
19.87
19.72
31.45
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS (diolah)
Gambar 1.2: Distribusi Persentase PDRB ADHK 2000 Menurut
Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 2004-2009 (persen)
Perkembangan kegiatan ekonomi di Jawa Tengah semakin meningkat selama
enam tahun terakhir ini, salah satu diantaranya adalah kegiatan ekonomi dari
sektor industri pengolahan. Kegiatan ekonomi sektor industri pengolahan di Jawa
Tengah terus mengalami pertumbuhan, hal ini disebabkan karena adanya struktur
pasar yang tercermin dalam konsentrasi industri (variabel penguasaan pasar,
tenagakerja, nilai tambah, output, modal). Konsentrasi industri merupakan ukuran
yang digunakan untuk melihat derajat penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan
dalam suatu industri.
Kondisi perkembangan sektor industri yang semakin membaik tidak lepas
dari adanya investasi dan meminimalkan biaya ekonomi yang tinggi melalui
pembangunan infrastruktur. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya,
7
pemerintah Indonesia telah memberikan prioritas alokasi investasi ke sektor
industri manufaktur sehingga mendorong pertumbuhan dan mempercepat
peningkatan kontribusinya dalam PDB. Pemerintah Indonesia yang terus berupaya
untuk mendongkrak investasi asing untuk masuk ke dalam negeri yaitu dengan
melakukan kerjasama perdagangan bersama beberapa negara-negara yang telah
menjalin mitra kerjasama melalui kesepakatan yang telah disepakati bersama.
Peran setiap sektor dalam pertumbuhan ekonomi regional tentu akan
berdampak pada keadaan ketenagakerjaan. Setiap sektor ekonomi akan dapat
menyerap tenaga kerja dalam perekonomian regional. Penyerapan tenaga kerja
yang cukup tinggi berarti terjadi peningkatan kesejahteraan didalam masyarakat
(Hastarini, 2009).
Adanya perkembangan dalam kegiatan di sektor industri yang semakin
meningkat, sehingga pendapatan PDRB Jawa Tengah yang juga mengalami
peningkatan tidak didukung dengan jumlah penyerapan tenaga kerja yang terserap
dari sektor industri. Meskipun sektor industri ini merupakan sektor ekonomi yang
berperan besar dalam peningkatan PDRB Jawa Tengah, tidak demikian hal nya
dengan jumlah tenaga kerja yang mampu terserap dari sektor ini.
Berdasarkan pada data Tabel 1.3 (penduduk yang bekerja menurut lapangan
usaha) dan grafik mengenai laju pertumbuhan tenaga kerja menurut lapangan
usaha di Jawa Tengah tahun 2004-2008 bahwa tenaga kerja yang terserap dari
sektor industri sampai dengan tahun 2008 hanya sebesar 2.703.427 orang, berbeda
dengan sektor pertanian yang mampu lebih banyak menyerap tenaga kerja sampai
dengan
tahun
2008
yaitu
sebesar
5.697.121
orang
dan
sektor
perdagangan;hotel;dan restoran sampai dengan tahun 2008 yaitu menyerap tenaga
8
kerja sebesar 3.254.982 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi sektor
industri dalam hal menyerap jumlah tenaga kerja di Jawa Tengah masih belum
sebaik kontribusi nya dalam hal meningkatkan PDRB di Jawa Tengah.
Berikut data tabel jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja
menurut lapangan usaha (per sektor) di Jawa Tengah:
Tabel 1.3
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Tengah Tahun 2004-2008 (orang)
Lapangan usaha
1. Pertanian
2. Pertambangan dan
Galian, LGA
3. Industri
Pengolahan
4. Bangunan
5. Perdagangan,
Hotel, dan Restoran
6. Pengangkutan dan
Komunikasi
7. Keuangan,
Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
8. Jasa-Jasa
9. Lainnya
total
2004
6.242.391
2005
5.875.292
2006
5.562.775
2007
6.147.989
2008
5.697.121
11.672
113.716
148.975
163.756
155.082
2.393.068
823.010
2.596.815
1.019.306
2.725.533
1.071.087
2.765.644
1.123.838
2.703.427
1.006.994
3.005.440
3.429.845
3.124.282
3.417.680
3.254.982
668.811
713.670
645.886
738.498
715.404
127.885
140.383
157.543
147.933
1.540.934 1.748.173 1.763.207 1.798.720
16.886
18.103
11.643
14.830.097 15.655.303 15.210.931 16.304.058
167.840
1.762.808
15.463.658
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), BPS 2009
Berdasarkan pada uraian di atas mengenai konsentrasi sektor industri di Jawa
Tengah maka dalam penelitian ini akan diangkat judul : “Konsentrasi Industri
Pengolahan di Propinsi Jawa Tengah Selama Periode Tahun 2005-2009” .
9
1.2 Rumusan Masalah
Struktur pasar dalam suatu industri sangat penting untuk dapat mengetahui
perilaku dan kinerja dari suatu perusahaan. Kontribusi yang tinggi dari sektor
industri terhadap pendapatan regional di Jawa Tengah, masih jauh lebih rendah
jika dibandingkan dengan kontribusi penyerapan tenaga kerja dari sektor industri
yang jauh lebih sedikit dari penyerapan tenaga kerja sektor pertanian dan sektor
perdagangan,hotel dan restaurant. Adanya faktor-faktor lain seperti tingkat
penyerapan tenaga kerja, investasi di sektor industri pengolahan, kegiatan
produksi yang menghasilkan ouput yang tinggi, serta adanya nilai tambah
merupakan hal yang berperan penting terhadap peningkatan pendapatan regional
dengan memberdayakan sektor-sektor ekonomi, terutama dari sektor industri.
Selain itu struktur dari masing-masing industri juga akan berpengaruh terhadap
bagaimana peranan sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan industri di
Jawa Tengah.
Dengan demikian berdasarkan latar belakang diatas, adapun permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsentrasi investasi sektor industri pengolahan di Jawa Tengah
selama periode tahun 2005-2009?
2. Bagaimana konsentrasi tenaga kerja sektor industri pengolahan di Jawa Tengah
selama periode tahun 2005-2009?
3. Bagaimana konsentrasi nilai tambah sektor industri pengolahan di Jawa
Tengah selama periode tahun 2005-2009?
10
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan uraian latar belakang dan permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Menganalisis konsentrasi investasi sektor industri pengolahan di Jawa Tengah
selama periode tahun 2005-2009.
2. Menganalisis konsentrasi tenaga kerja sektor industri pengolahan di Jawa
Tengah selama periode tahun 2005-2009.
3. Menganalisis konsentrasi nilai tambah sektor industri pengolahan di Jawa
Tengah selama periode tahun 2005-2009.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai tambahan dan bahan kajian tentang perkembangan konsentrasi
industri pengolahan di Jawa Tengah.
b. Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di sektor
industri pengolahan.
11
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam
bidang penelitian
dan menerapkan teori yang peneliti dapatkan di
perkuliahan.
b. Sebagai bahan studi dan pengetahuan bagi mahasiswa fakultas ekonomi,
terutama bagi mahasiswa ekonomi pembangunan yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya mengenai konsentrasi di sektor industri pengolahan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan pendapatan regional suatu
daerah, dimana terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yaitu adanya sembilan
sektor ekonomi yang salah satu nya adalah sektor industri pengolahan. Sektor
industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar dalam PDRB Jawa
Tengah.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai pertambahan output atau
pertambahan pendapatan nasional agregatif dalam kurun waktu tertentu
misalkan satu tahun. Perekonomian suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan jika jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya
(Prasetyo. P. Eko, 2009:237).
Indikator ekonomi yang paling sering digunakan untuk melihat kondisi
suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini untuk mengukur
tingkat pertumbuhan output ataupun laju pertumbuhan pendapatan nasional
(PDB) dari suatu negara. Perhitungan pertumbuhan ekonomi biasanya
menggunakan data PDB triwulan atau tahunan. Adapun konsep perhitungan
pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
12
13
Keterangan :
g = Pertumbuhan ekonomi (%) periode t
Yt = PDB / PDRB riil periode t
Yt-1 = PDB / PDRB riil periode t-1
2.1.1
Teori Pertumbuhan Ekonomi
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Teori yang dikemukakan oleh Adam Smith dengan teori nya “Leissez Faire”
dengan asumsi :
a. Suatu kebijaksanaan yang memberikan kebijaksanaan sepenuhnya kepada para
pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan ekonomi.
b. Meminimalkan campur tangan pemerintah.
Adam Smith tidak menyadari adanya kenaikan hasil yang semakin berkurang.
Adam
Smith
mengemukakan
bahwa
perkembangan
penduduk
akan
mendorong pembangunan ekonomi karena akan memperluas pasar.
Menurut David Ricardo dengan teori yang lebih dikenal dengan teori
distribusi yang menentukan bagian buruh yang didasarkan pada beberapa
asumsi :
a. Terbatasnya jumlah tanah, seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum,
maka tenaga kerja dalam pertanian membantu distribusi industri.
b. “Low of Diminishing Return”
c. Adanya akumulasi kapital untuk saving dan investasi yang meningkat.
d. Sektor pertanian dominan.
14
e. Adanya kemajuan teknologi dari waktu ke waktu hanya sebagai penggantian
buruh.
f. Tingkat upah adalah alamiah (seluruh buruh dibayar dengan upah yang cukup
untuk hidup secara minimal).
g. Sumber lain pemupukan modal adalah perbedaan antara produksi dan
konsumsi, maka pentingnya peningkatan produksi dan pengurangan konsumsi.
h. Ada pengaruh perubahan variabel; penduduk, upah, sewa, keuntungan yang
dinamis terhadap pembangunan ekonomi.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
Teori yang berkembang berdasarkan analisis mengenai pertumbuhan
ekonomi menurut pandangan para ekonom klasik seperti Solow dan Swan
yang
menyatakan
bahwa,
pertumbuhan
ekonomi
tergantung
pada
pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan
akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Teori ini didasarkan pada
analisis klasik yaitu perekonomian akan tetap mengalami full employment dan
kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu.
Hal ini berarti bahwa, perekonomian suatu negara akan berkembang
tergantung kepada pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan
teknologi.
Cobb Douglas yang juga merupakan salah satu tokoh dari Neo Klasik
yang mengemukakan mengenai teori fungsi produksi, dimana dalam
menaikkan laju pertumbuhan ekonomi tidak hanya di titik beratkan kepada
modal saja, tetapi juga kepada tenaga kerja dan teknologi.
15
Fungsi produksi :Yt = Tt. Kt. Lt.
Keterangan :
Yt = tingkat produksi tahun t
Tt = tingkat teknologi pada tahun t
Kt = jumlah stok alat modal pada tahun t
Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t
3. Teori A. Lewis
Teori pertumbuhan ekonomi Lewis menitikberatkan kepada mekanisme
perubahan ekonomi dari negara berkembang, yang pada mulanya bersifat
tradisional serta menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur
perekonomian yang lebih modern, dan didominasi oleh industri dan jasa
(Todaro, 2000).
Model teori Lewis memfokuskan pada terjadinya proses pengalihan
tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi serta kesempatan kerja dari sektor
tradisional (pedesaan) menuju ke sektor modern di perkotaan seperti industri
dan jasa yang dimungkinkan dengan adanya perluasan lapangan pekerjaan di
sektor modern. Lewis berasumsi bahwa tingkat upah didaerah perkotaan
(sektor industri) minimal 30 persen lebih tinggi dari rata-rata pendapatan di
pedesaaan (sektor pertanian) yang memaksa para pekerja pindah ke daerah
perkotaan (Prasetyo. P, 2009 : 244).
16
2.2 Investasi
Investasi adalah pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak
dapat dikonsumsi akan tetapi dapat digunakan untuk kegiatan produksi yang
akan datang. Investasi dapat juga disebut dengan penanaman modal.
Penanaman modal ini dapat bersumber dari penanaman modal dalam negeri
dan penanaman modal luar negeri. Tingginya tingkat investasi yang masuk ke
dalam suatu wilayah akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja.
Investasi merupakan pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal
perusahaan untuk membeli barang-barang produksi, untuk menambah
kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia. Peningkatan
investasi akan mendorong peningkatan produksi yang selanjutnya akan
meningkatkan kesempatan kerja yang produktif sehingga akan meningkatkan
pendapatan perkapita sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Investasi pada hakikatnya merupakan awal kegiatan pembangunan
ekonomi. Investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasama
antara pemerintah dan swasta. Investasi merupakan suatu cara yang dapat
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
untuk jangka panjang dapat menaikkan standar hidup masyarakatnya
(Mankiw, 2000).
2.3 Tenaga Kerja
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik
17
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Batas usia kerja
adalah setiap orang atau penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih. Tenaga
kerja menurut BPS disebut penduduk usia kerja.
Penduduk usia kerja dibedakan menjadi angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau
yang memiliki pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang mencari
pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang
kegiatannya tidak bekerja maupun mencari pekerjaan atau penduduk usia
kerja dengan kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya.
Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk
berusia 10 tahun keatas. Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai
dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia
15 tahun atau lebih.
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi, karena
tenaga kerja merupakan penggerak dari seluruh input-input seperti mesinmesin, bahan baku dan sebagainya. Menurut Suparmoko, tenaga kerja adalah
penduduk pada usia kerja antara 15-64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini
dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja.
2.4 Struktur Pasar
Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari
lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku
18
dan kinerja di dalam pasar (Koch, dalam Kuncoro 2007). Melalui struktur
pasar maka dapat diketahui perilaku dan kinerja dari suatu pasar.
Berdasarkan pada Tabel 2.1 menunjukkan berbagai bentuk dari struktur
pasar.
Tabel 2.1
Jenis-jenis Utama struktur Pasar
Struktur
Jumlah Produsen
Diferensiasi
Produk
Monopoli
Produsen tunggal
Sangat besar
Oligopoli
Jumlah
sedikit
Beberapa
Persaingan
Jumlah
Monopolistik
banyak
Persaingan
Jumlah
Sempurna
banyak
Sumber : Kuncoro, 2007
2.4.1
Produk
tanpa
barang
subtitusi
yang dekat
produsen Hanya
sedikit
pembedaan
produk, atau tidak
ada sama sekali
produsen Banyak
produk
diferensiasi
produsen Produk
identik
(homogen)
Pengendalian
Terhadap Harga
Ada, sedikit
Tidak ada
Pasar Monopoli
Pasar monopoli merupakan struktur pasar dimana hanya terdapat satu
penjual yang memproduksi suatu barang dan jasa yang tidak memiliki barang
subtitusi. Produsen dalam pasar monopoli umumnya mempunyai kendali
yang sangat besar terhadap harga jual produknya.
Menurut Hasibuan, beberapa penyebab yang mendorong hadirnya struktur
pasar monopoli, terutama dalam sektor industri pengolahan, adalah terjadinya
merjer, skala ekonomi yang besar dan ditunjang efisiensi, efisiensi dan
inovasi, fasilitas pemerintah, terjadi persaingan yang tidak sehat, serta
19
perusahaan memperoleh hak-hak yang istimewa dalam mengelola input yang
sukar diperoleh perusahaan lain.(Kuncoro,2007).
2.4.2
Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli merupakan struktur pasar dimana hanya ada beberapa
perusahaan atau produsen yang terdapat di pasar.
Menurut Carl Keysan dan Dobald F. Turner (1959) yang merupakan tokoh
yang membuat batasan tentang metode andil perusahaan ada tiga kelompok
oligopoli, yaitu (Hasibuan,dalam Kuncoro 2007):
1. Oligopoli yang didalamnya terdapat 8 perusahaan terbesar yang
setidak-tidaknya menguasai pasar satu jenis industri
atau 20
perusahaan menguasai pasar sebesar 70%.
2. Oligopoli dengan 8 perusahaan yang menguasai sekurang-kurangnya
33% suatu pasar industri atau sejumlah perusahaan yang memegang
andil setidak-tidaknya 75% pasar dari suatu industri.
3. Oligopoli dengan 8 perusahaan terbesar menguasai pasar kurang dari
33% yang biasanya disebut industri tidak terkonsentrasi.
Menurut McAfee, dalam Kuncoro, pasar oligopoli terbagi menjadi dua, yaitu
oligopoli ketat (tight oligopoly) dan oligopoli longgar (loose oligopoly). Dimana
pasar oligopoli ketat yaitu kemiripan antara perusahaan yang terdapat di pasar
sangatlah kecil, sehingga dalam struktur tersebut perusahaan yang terlibat banyak
pilihan dalam mengimplementasikan strateginya. Struktur pasar yang demikian
memungkinkan terjadinya persaingan yang sehat antar perusahaan. Sedangkan
oligopoli longgar yaitu dalam struktur pasar tersebut
20
ada dua strategi dalam memperoleh kentungan. Strategi pertama adalah
strategi diferensiasi produk dan yang kedua adalah membuat inovasi yang
akan mengubah orientasi pasar.
2.4.3
Pasar Persaingan Monopolistik
Persaingan monopolistik merupakan strategi dimana terdapat sejumlah
besar perusahaan yang menghasilkan produk-produk terdiferensiasi. Struktur
demikian mengandung persaingan sempurna karena terdapat banyak penjual
dan tidak ada satupun yang mendapat pangsa pasar cukup besar.
Sebuah industri dikatakan memiliki struktur persaingan monopolistik jika
memiliki syarat-syarat berikut (Baye, dalam Kuncoro 2007) :
1. Ada banyak penjual dan pembeli
2. Setiap
perusahaan
di
industri
menghasilkan
produk
yang
terdiferensiasi
3. Adanya kebebasan untuk keluar masuk industri
2.4.4
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang hanya terdapat
banyak produsen dan banyak pembeli dengan barang yang bersifat sama
(identik). Dalam pasar persaingan sempurna, harga ditentukan oleh
mekanisme pasar. Karakteristik pasar persaingan sempurna adalah sebagai
berikut (Permono;Baye;Blair dan Kaserman, dalam Kuncoro,2007:145) :
1. Produknya homogen. Produk yang homogen umumnya disebabkan
tidak adanya preferensi oleh konsumen terhadap produk di pasar
persaingan sempurna. Konsumen tidak menjadikan merk (brand)
21
sebagai pertimbangan dalam keputusannya untuk membeli atau
tidaknya suatu produk.
2. Jumlah penjual dan pembeli yang banyak, sehingga kondisi seperti ini
menyebabkan konsumen bertindak sebagai penerima harga (price
taker) karena barang yang dibelinya merupakan bagian kecil dari
seluruh komoditas yang diperjualbelikan.
3. Informasi sempurna (perfect information). Informasi yang sempurna
menyebabkan pembeli tidak akan membeli produk dengan harga diatas
harga pasar. Akibatnya perusahaan yang menjual diatas harga pasar
tidak dapat menjual apapun.
4. Tidak adanya halangan yang signifikan untuk memasuki atau keluar
pasar (absence of serious barriers to entry and exit). Artinya, semua
sumber daya dapat dengan mudah bergerak keluar masuk pasar.
2.5 Perilaku Industri
Perilaku dalam industri dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan untuk mendapatkan pasar, dengan kata lain perilaku dapat
terlihat dari bagaimana suatu perusahaan dalam menentukan harga jual,
promosi produk atau periklanan.
Menurut Hasibuan, perilaku didefinisikan sebagai pola tanggapan dan
penyesuaian suatu industri di dalam pasar untuk mencapai tujuannya.
Perilaku industri satu dengan industri lainnya berbeda. Salah satunya
disebabkan
oleh
(Kuncoro,2007:146).
perbedaan
struktur
pasar
beberapa
industri.
22
2.6 Kinerja Industri
Kinerja merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku
industri, dimana hasil biasa diidentikkan dengan besarnya penguasaan pasar
atau besarnya keuntungan suatu perusahaan didalam suatu industri.
Ukuran kinerja antara industri satu dengan industri lain berbeda-beda.
Ukuran kinerja dapat dilihat berdasarkan pada sudut pandang manejemen,
pemilik atau pemberi pinjaman. Ukuran lainnya dalam kinerja suatu industri
adalah kinerja dalam perusahaan dapat diamati melalui produktivitas dan
efisiensi. Produktivitas merupakan hasil yang dicapai per tenaga kerja atau
unit faktor produksi dalam jangka waktu tertentu. Tingkat produktivitas
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, alat produksi, dan keahlian yang
dimiliki oleh tenaga kerja. Produktivitas juga merupakan perbandingan antara
nilai
output
dengan
tenaga
kerja.
Sedangkan
efisiensi
merupakan
perbandingan seberapa besar kita dapat mengambil manfaat dari suatu
variabel untuk mendapatkan output sebanyak-banyaknya.
Dalam ekonomi industri, konsep tentang struktur, perilaku, dan kinerja
industri memiliki hubungan yang saling mempengaruhi yaitu menjelaskan
tentang bagaimana suatu perusahaan berperilaku dalam menghadapi struktur
pasar tertentu dalam suatu industri sehingga dari perilaku tersebut akan
tercipta suatu kinerja tertentu. Hubungan tersebut akan digambarkan dalam
gambar 2.1 berikut.
23
Progressiveness
technology
Profitability
Structure
Strategy
Performanc
e
Conduct
Demand
Sales efforts
Sumber: Martin, dalam Prasetyo (2010)
Gambar 2.1 : The interactive structure-conduct-performance market framework
Dalam gambar 2.1 diatas yang menjelaskan mengenai keterkaitan bahwa
struktur pasar dan perilaku pasar dengan strateginya akan mempengaruhi
kinerja pasar. Kinerja pasar nantinya akan mempengaruhi struktur pasar
melalui tingkat keuntungan yang diperolehnya, serta dari tingkat kinerja
progressiveness dengan dimensi teknologi yang baik akan memperkuat
struktur industri yang bersangkutan. Sedangkan dari sisi perilaku melalui
upaya-upaya penjualan sales efforts akan diperoleh buyer atau demand yang
baik untuk semakin memperkuat struktur pasar. Jika kinerja pasar merupakan
hasil kerja antara struktur pasar dan perilaku pasar, maka struktur pasar dan
perilaku pasar yang baik akan semakin memperkuat kinerja pasar.
24
2.7 Konsentrasi Industri
2.7.1
Konsep Dasar Konsentrasi Industri
Konsentrasi dari beberapa perusahaan dalam suatu industri sering menjadi
perhatian para ekonom, ahli strategi bisnis, dan agen-agen pemerintah.
Tujuan industri dalam bisnis adalah untuk mencapai keuntungan maksimum,
dan agar keuntungan maksimum dapat tercapai, maka struktur industri yang
tercermin dalam struktur pasar harus kuat. Semakin elastisnya permintaan,
maka ada kecenderungan struktur pasar yang akan semakin terkonsentrasi.
Konsentrasi industri merupakan sebagai suatu ukuran relatif yang
memperhatikan derajat penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan dalam
suatu industri yang berada dalam pasar.
Tingkat konsentrasi industri merupakan suatu variabel dalam struktur
industri yang dapat diukur. Konsentrasi industri ini menginformasikan ukuran
relatif dari perusahaan-perusahaan yang ada pada suatu pasar industri. Ada
beberapa ukuran dari konsentrasi industri, salah satunya adalah Andil
Perusahaan. Hasil dari berbagai ukuran konsentrasi ada yang meningkat dan
ada yang menurun. Jika tingkat konsentrasi dalam keadaan meningkat, maka
tingkat persaingan di pasar antar industri menurun, dan jika tingkat
konsentrasi dalam keadaan menurun, maka kondisi tingkat persaingan
meningkat (Prasetyo, 2010).
2.7.2
Batasan Pengukuran Konsentrasi
Dalam Prasetyo (2010), tujuan dari pengukuran konsentrasi adalah untuk
mengetahui ciri-ciri struktur pasar dalam suatu variabel dalam industri. Rasio
25
konsentrasi atau concentration ratio (CR) atau sering disingkat dengan CRN
merupakan cara yang paling sering digunakan untuk mengetahui ukuran suatu
industri. Di mana N menunjukkan jumlah andil perusahaan yang biasanya
digunakan sebagai ukuran, misalkan sejumlah 1-10 andil perusahaan dalam
industri.
Tabel 2.2
Tipe-Tipe Pasar dalam Industri
Struktur Pasar
Monopoli Murni
Kondisi Utama
Jika suatu perusahaan mampu memiliki
100% pangsa pasar industri yang ada
Perusahaan yang dominan
Suatu perusahaan yang memiliki 50100% pangsa pasar dan tanpa
persaingan yang kuat diantara industri
yang ada
Oligopoli Ketat
Jumlah perusahaan sedikit dan CR4 atau
penggabungan 4 perusahaan terbesar
yang memiliki pangsa pasar 60-100%,
dan kesepakatan diantara mereka dalam
menetapkan harga relatif mudah
Oligopoli Longgar
Jumlah perusahaan banyak dan CR4
yang memiliki 40-60% pangsa pasar,
kesepakatan diantara mereka untuk
menentukan harga sebenarnya sangat
sulit namun tetap saja dapat terjadi
Persaingan Monopolistik
Banyak persaingan efektif, tetapi tidak
satupun memiliki lebih dari 100%
pangsa pasar, termasuk banyak
perusahaan dan produk diferensiasi
Sumber : Disarikan dari berbagai sumber, dalam Prasetyo,2010
26
Satuan ukur dari rasio konsentrasi (concentration ratio) adalah persentase
dari suatu variabel dalam industri yang digunakan. Beberapa variabel yang
dapat digunakan untuk mengukur konsentarsi industri misalkan, pangsa pasar
(market share) atau penjualan, nilai tambah, keuntungan, besarnya modal,
besarnya tenaga kerja, dan sebagainya tergantung dari konsentrasi apa yang
ingin dilihat dalam suatu industri.
Berdasarkan pada Tabel 2.3 dapat dinyatakan hingga saat ini tidak ada
ukuran konsentrasi yang baku, karena pada dasarnya nilai konsentrasi ini
memang ukuran relatif, sehingga yang lebih penting adalah ukuran
konsistensinya serta perlu diperhatikan perilaku industrinya.
Tabel 2.3
Dimensi Batasan Nilai Rasio Konsentrasi Suatu Industri
Dimensi Ukur Menurut
Nilai CR-4
Nilai CR-8
Struktur Industri
Stigler
60%
Oligopoli
Joe S.Bain :
Kelompok I (IA & IB)
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V
Keysan dan Turner :
Kelompok I
Kelompok II
Hasibuan & Machlup
Kuncoro
87%
72%
61%
38%
22%
CR-8=100%
-
99%
88%
77%
45%
32%
<32%
Oligopoli penuh
Oligopoli tipe 2
Oligopoli tipe 3
Oligopoli tipe 4
Oligopoli tipe 5
Tak terkonsentrasi
CR-20=75%
Oligopoli penuh
33%
Oligopoli
<33%
Tak terkonsentrasi
<3%
Poli-poli
40%
Oligopoli
>70%
>86%
Oligopoli
Prasetyo
<25%
<35%
Tidak terkonsentrasi
Sumber : (Martin, 1994; Hasibuan, 1994; Kuncoro, 1997; Prasetyo, 2010)
27
2.7.3
Pengukuran Konsentrasi
Adanya berbagai ukuran yang digunakan untuk mengetahui ukuran
konsentrasi suatu industri seperti rasio konsentrasi (concentration ratio)
ataupun berbagai ukuran indeks dalam konsentrasi industri, mempunyai
kelebihan dan kekurangan nya tersendiri.
Adapun beberapa macam ukuran yang digunakan dalam mengukur
konsentrasi suatu industri adalah sebagai berikut :
1. Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio)
Rasio konsentrasi (concentration ratio) atau sering dikenal dengan istilah CR
merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi industri
dengan menggunakan teknik andil setiap perusahaan yang ada dalam industri
yang ingin diamati. Variabel-variabel yang ingin digunakan tergantung dari
tujuan pengamatan yang diinginkan, misalkan dapat berdasarkan pada
variabel ; market share, output, nilai tambah, nilai penjualan, nilai investasi,
profit, tenaga kerja, modal dan sebagainya (Prasetyo,2010).
Keterangan :
n = jumlah perusahaan industri yang dapat diukur.
X = besarnya nilai absolut dari dari variabel yang sedang diamati pada
sejumlah perusahaan ke-i.
T = mewakili jumlah keseluruhan nilai absolut dari variabel yang
diukur atau diamati dalam industri tersebut.
28
Hasil penghitungan CR yang sederhana dan bermanfaat untuk mengetahui
bentuk struktur industri juga memiliki kelemahan yaitu ukuran CR kurang
mampu menggambarkan struktur suatu industri secara lengkap. Hal ini
dikarenakan penghitungan CR hanya menggunakan satu variabel saja, dimana
nilai rasio konsentrasi ini kurang mampu memberikan informasi yang
lengkap tentang struktur industri.
2. Indeks Herfindahl
Indeks Herfindahl (HI) merupakan ukuran konsentrasi suatu industri yang
mampu menggambarkan konsentrasi industri yang lebih lengkap jika
dibandingkan dengan Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio). Namun
Indeks Herfindahl ini juga mempunyai kelemahan pada saat pemberian bobot.
Nilai Hi sangat sensitif terhadap
andil perusahaan yang terbesar dalam
industri. Karena semakin besar andil perusahaan akan semakin berarti dalam
nilai HI.
2.7.4
Penyebab Konsentrasi
Menurut Douglas F. Greer (1984) dalam Prasetyo (2010), telah dijelaskan
ada empat sebab pokok atau faktor penyebab terjadinya konsentrasi industri,
yaitu; (1) faktor nasib baik (luck), (2) faktor teknis, (3) faktor kebijaksanaan
pemerintah, dan (4) faktor kebutuhan bisnis.
Faktor lain terjadinya konsentrasi industri yang relatif tinggi juga dapat
disebabkan karena adanya kebijaksanaan pemerintah. Berbagai kebijakan
yang dimaksud dalam hal ini adalah seperti; kebijakan hak paten, lisensi, dan
berbagai kebijakan regulasi lain yang mendorong industri semakin kuat
karena kebijakan tersebut, termasuk kebijakan anti-monopoli. Beberapa
29
argumentasi mendasar mengapa pemerintah melakukan perlindungan
terhadap industri jenis ini adalah ;
1. Kapasitas yang sudah cukup dan tidak perlu ada perusahaan baru,
sehingga pemerintah hanya menunjuk satu perusahaan industri saja yang
boleh berproduksi.
2. Memberikan fasilitas tertentu kepada industri tertentu demi kepentingan
rakyat, misalkan melalui keringanan biaya impor, subsidi bunga,
memberikan kesempatan pasar tertentu yang tidak boleh dimasuki
perusahaan lain, dan sebagainya. Dengan berbagai hak fasilitas ini
tentunya perusahaan industri akan semakin terkonsentrasi.
3. Karena menyangkut kebutuhan untuk rakyat banyak, sehingga industri
jenis pantas untuk dilindungi karena barang yang diproduksi bersifat
public-good. Contoh industri ini adalah industri air minum (PAM), listrik,
angkutan umum, telepon, dan telekomunikasi termasuk Pos.
2.7.5
Dampak Konsentrasi Industri
Hampir sebagian industri berperilaku menuju tingkat konsentrasi penuh
atau konsentrasi tinggi. Karena semakin tinggi tingkat konsentrasi maka akan
semakin mudah industri tersebut dalam meraih keuntungan maksimumnya.
Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat konsentrasi maka akan berdampak
negatif bagi industri tersebut dalam meraih keuntungan maksimumnya.
Semakin tinggi tingkat konsentrasi suatu industri maka akan semakin
leluasa perusahaan industri dalam penguasaan faktor produksi, sehingga
perusahaan industri dapat menentukan tingkat harga yang diinginkan. Jika hal
30
ini terjadi dalam jangka panjang, maka persaingan antar industri akan
semakin lemah dan akan semakin merugikan masyarakat.
2.8
Variabel Penelitian
2.8.1
Investasi
Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat meningkatkan
kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional,
dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. (Sukirno, 2000).
Pentingnya investasi bahwa masyarakat tidak menggunakan semua
pendapatannya untuk dikonsumsi, melainkan ada sebagian yang ditabung dan
tabungan ini nantinya digunakan untuk keperluan investasi. Misalkan,
investasi dalam peralatan modal atau pembentukan modal, tidak hanya
meningkatkan produksi atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat
memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Dengan demikian terdapat
hubungan yang positif antara pembentukan investasi dengan pertumbuhan
ekonomi pada suatu negara. (Prasetyo, 2009:99)
2.8.2
Tenaga Kerja
Berdasarkan pada fungsi produksi Cobb Douglas yang menyatakan
bahwa pendapatan ditentukan dari modal, tenaga kerja, dan perkembangan
teknologi. Hal ini juga didukung oleh Hulten dan Schawab (1984), yang
menyatakan perkembangan teknologi, stok modal, dan tenaga kerja
berpengaruh dalam menentukan adanya perbedaan pertumbuhan ekonomi
regional untuk di wilayah Amerika Serikat (Armstrong and Taylor. 1993)
dalam Sugiyono.
31
Menurut Todaro (2003), pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan
angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai faktor positif yang
memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti
akan menambah jumlah tenaga kerja yang produktif.
2.8.3
Nilai Tambah
Semakin tinggi nilai tambah suatu perusahaan industri maka akan
semakin tinggi kegiatan aktivitas perusahaan industri. Tingginya kegiatan
aktivitas dalam suatu perusahaan industri akan menyerap banyak tenaga
kerja. Tenaga kerja yang diserap akan mendapat upah sebagai ganti balas jasa
industri terhadap para pekerja. Tenaga kerja yang terserap dapat mengurangi
tingkat pengangguran dalam masyarakat, selain itu dengan upah yang didapat
oleh para pekerja, masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup
(mensejahterakan masyarakat).
2.9 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan untuk membantu peneliti memperoleh
gambaran tentang bagaimana konsentrasi sektor industri, sehingga dapat
membantu penelitian ini menjadi lebih baik serta sebagai pedoman bagi
peneliti.
Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka diperlukan
penelitian terdahulu untuk pendukung bagi penelitian ini. Berkaitan dengan
konsentrasi industri, terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Adapun penelitian-penelitian tersebut antara lain:
32
Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sumarno dan
Kuncoro (2002) yang menganalisis hubungan antara struktur dan kinerja dari
industri rokok kretek di Indonesia selama periode 1996-1999. Penelitian ini
menggunakan analisis rasio konsentrasi (CR4) dan jumlah perusahaan sebagai
ukuran dari struktur, dan keuntungan sebagai indisktor dari kinerja. Hasil
analisis yang didapat adalah keuntungan tiap perusahaan memiliki korelasi
yang positif dengan indikator turunnya nilai CR4. Sedangkan keuntungan
keuntungan dari setiap perusahaan mempunyai hubungan yang negatif.
Keuntungan per output industri rokok di Indonesia secara total pada tahun
1999 mengalami
kenaikan sebesar 4,1 persen bila dibandingkan dengan
keuntungan per output pada tahun 1996. Keuntungan per output yang
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan inilah yang
menyebabkan keuntungan tiap perusahaan menurun.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitri
Wulandari (2007). Dalam penelitian Fitri membahas mengenai bagaimana
struktur dan kinerja Industri Kertas dan Pulp di Indonesia. Hasil dalam
penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai rasio konsentrasi dari CR bahan
baku, CR nilai tambah, dan CR output semuanya meningkat baik untuk CR4
maupun CR8, yang berarti krisis telah meningkatkan rasio konsentrasi industri
kertas dan pulp. Sedangkan CR yang mengalami penurunan adalah CR upah,
adanya penurunan pada CR upah ini disebabkan karena industri ini
merupakan industri padat modal dengan penggunaan teknologi tinggi. Selain
itu hasil lainnya melalui regresi adalah tahun 1994, biaya bahan baku dan
pangsa pasar (variabel independen) signifikan terhadap nilai tambah.
33
Sedangkan variabel biaya modal tidak signifikan. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang diteliti oleh Fitri adalah peneliti tidak menggunakan
analisis regresi, selain itu peneliti ingin melihat bagaimana konsentrasi
industri pengolahan apabila diteliti di Jawa Tengah.
Penelitian ketiga, adalah penelitian ini dilakukan oleh Didit Purnomo dan
Devi Istiqomah (2008) tentang analisis peranan sektor industri terhadap
perekonomian Jawa Tengah tahun 2000 dan tahun 2004 (analisis inputoutput). Penelitian ini membahas permasalahan mengenai otonomi daerah,
diharapkan setiap daerah mampu mengelola potensi-potensi daerah untuk
meningkatkan pendapatan regional dengan memberdayakan sektor-sektor
ekonomi yang ada, yaitu salah satunya melalui sektor industri. Variabel yang
digunakan dalam penelitian Didit adalah faktor-faktor dalam sektor industri
sebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikat nya adalah pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah. Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis input-output. Hasil dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa, sektor
industri memiliki peranan yang sangat signifikan dalam proses produksi.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Didit dan Devi ini jika
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah berbeda
dari alat analisis yang diterapkan. Peneliti menggunakan analisis rasio
konsentrasi CR4 dan konsentrasi CR8 untuk melihat bagaimana konsentrasi
dari penanaman modal dalam perusahaan, tenaga kerja, dan nilai tambah
tersebut dalam industri pengolahan di Jawa Tengah (CRN).
Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang membahas
mengenai struktur dan kinerja industri , maka peneliti mengambil keputusan
34
untuk mengadopsi penelitian-penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian
skripsi dengan memodifikasi dan menambahkan beberapa variabel dalam
penelitian ini antara lain variabel investasi pada sektor industri pengolahan,
tenaga kerja pada industri pengolahan, dan nilai tambah pada sektor industri
pengolahan.
2.10
Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran digunakan untuk memperjelas alur penelitian yang
akan diteliti, sehingga diperlukan kerangka pemikiran sesuai tahap-tahap
penelitian secara teoritis.
Kerangka berpikir yaitu untuk menggambarkan hubungan konsentrasi
antara variabel yaitu investasi, tenaga kerja, nilai tambah industri pengolahan
di Propinsi Jawa Tengah. Secara sistematis, adapun kerangka pemikiran
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
35
Rasio Konsentrasi (CRn)
CR Inves
CRTK
CRNT
Gambar 2.2
: Skema Kerangka Berfikir Penelitian Konsentrasi Industri
Keterangan
:
Inves : investasi industri pengolahan
TK
: tenaga kerja industri pengolahan
NT
: nilai tambah industri pengolahan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang telah tersedia dan telah diproses oleh pihak-pihak lain sebagai hasil atas
penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan data yang terdiri dari
data time series.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Propinsi Jawa Tengah. Data-data yang digunakan meliputi data PDRB Jawa
Tengah atas dasar harga konstan 2000, investasi sektor industri, tenaga kerja
sektor industri, dan nilai tambah sektor industri. Data yang digunakan melalui
sistem penggolongan industri yang ditetapkan oleh Organisasi Industri pada
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO), yang dikenal dengan nama International
Standard Industrial Classification (ISIC). Penelitian ini dilakukan di 35
kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah dari tahun 2005-2009 dan pada 23 jenis
industri pengolahan dengan menggunakan ISIC 5 digit.
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel
dengan cara memberi arti, atau menspesifikasikan kegiatan, atau memberikan
suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel
investasi pada sektor industri pengolahan, tenaga kerja di sektor industri
pengolahan, nilai tambah pada industri pengolahan yang dihasilkan dari sektor
industri pengolahan.
36
37
Adapun variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Investasi adalah penanaman modal pada sektor industri yang dapat
digunakan untuk melakukan kegiatan produksi barang atau jasa. Data
investasi sektor industri pengolahan yang digunakan diambil dari publikasi
Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah (satuan Rupiah).
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang berusia produktif yang bekerja di
sektor industri yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan jasa yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan (satuan
orang).
3. Nilai tambah adalah selisih antara nilai produksi dengan biaya yang habis
digunakan selama proses produksi. Data yang digunakan diambil dari
publikasi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah (satuan Rupiah).
Berikut rincian jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini.
Tabel 3.1
Rincian Jenis Data Dan Sumber Data
No.
1
Jenis Data
Investasi
Sumber Data
Jawa Tengah Dalam Angka, BPS Propinsi
Jawa Tengah (Berbagai Edisi)
2
Tenaga Kerja
Jawa Tengah Dalam Angka, BPS Propinsi
Jawa Tengah (Berbagai Edisi)
3
Nilai Tambah
Jawa Tengah Dalam Angka, BPS Propinsi
Jawa Tengah (Berbagai Edisi)
4
Investasi, Tenaga kerja, Statistik Industri Pengolahan Propinsi Jawa
dan
Nilai
tambah Tengah (Berbagai Edisi)
industri ISIC 5 digit
Sumber : Data penelitian, 2012.
38
3.3 Pengumpulan Data
Adapun metode dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu
menggunakan
dokumentasi.
Data
dokumentasi
merupakan
cara
untuk
memperoleh data atau informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya
dengan penelitian, dengan jalan melihat kembali laporan-laporan tertulis baik
berupa angka maupun keterangan (tertulis, tempat, atau orang).
Data dari penelitian ini terdiri dari data investasi sektor industri pengolahan,
tenaga kerja sektor industri pengolahan, nilai tambah sektor industri pengolahan,
yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah.
Selain itu data-data yang digunakan juga diperoleh dan bersumber dari internet
serta buku-buku dan literatur yang mendukung dan menjelaskan teori-teori
tentang definisi dan konsep yang terdapat dalam penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan metode yang
digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis
rasio konsentrasi (concentration ratio/CRN) untuk melihat konsentrasi pada
industri pengolahan yang terdapat di Jawa Tengah.
Metode rasio konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR4
(concentration ratio-4) dan CR8 (concentration ratio-8). Menurut Churh dan
Ware; Clarke; Hasibuan dalam Fitri, dalam metode ini adalah :
39
a. Rasio Konsentrasi (concentration ratio-4).
b. Rasio Konsentrasi (concentration ratio-8).
Menurut JB.Bain dalam
Fitri (2007), pengukuran konsentrasi tidak
hanya terbatas pada jumlah barang yang ditawarkan saja, tetapi bisa juga
diukur melalui nilai tambah yang diciptakan, jumlah tenaga kerja yang
digunakan atau biaya tenaga kerja, nilai tambah yang dihasilkan perusahaan.
3.4.1 Analisis Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio/ CRN)
Pengukuran rasio konsentrasi atau concentration ratio sering dikenal
dengan istilah CR adalah dengan menggunakan teknik andil setiap perusahaan
yang ada dalam industri yang sedang diamati. Adapun dalam penelitian ini
variabel-variabel yang digunakan untuk melihat rasio konsentrasi yang terdapat
di Jawa Tengah yaitu rasio konsentrasi investasi (CRI), rasio konsentrasi tenaga
kerja (CRTK), dan rasio konsentrasi nilai tambah (CRNT).
Dari 23 jenis industri pengolahan yang ada di Propinsi Jawa Tengah,
dalam penelitian ini penulis hanya meneliti 13 jenis industri pengolahan hal ini
dikarenakan adanya ketersediaan data-data, adapun 13 jenis industri yan
dimaksud antara lain sebagai berikut; industri makanan dan minuman (ISIC
15), industri tekstil (ISIC 17), industri kulit dan barang dari kulit (ISIC 19),
industri kayu dan barang dari kayu (ISIC 20), industri kertas dan barang dari
40
kertas (ISIC 21), industri kimia dan barang-barang dari kimia (ISIC 24),
industri dari karet dan barang-barang dari karet (ISIC 25), industri barang
galian bukan logam (ISIC 26), industri logam dasar (ISIC 27), industri barangbarang dari logam kecuali mesin (ISIC 28), industri mesin perlengkapannya
(ISIC 29), industri furnitur dan industri pengolahan lainnya (ISIC 36).
Adapun rumus dalam melihat rasio konsentrasi yang tercermin dalam
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
(Prasetyo, 2010) :
Keterangan :
n = jumlah perusahaan industri yang dapat diukur.
X = besarnya nilai absolut dari dari variabel yang sedang diamati pada
sejumlah perusahaan ke-i.
T = mewakili jumlah keseluruhan nilai absolut dari variabel yang
diukur atau diamati dalam industri tersebut.
3.5 Tahapan Analisis
Dalam penelitian ini adapun tahapan analisis nya adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data penelitian (investasi, penggunaan tenaga kerja,
dan nilai tambah pada sektor indstri pengolahan di Jawa Tengah)
dari tahun 2005-2009 yang di dapatkan dari BPS Jawa Tengah.
41
2. Pengelompokkan data dari Statistik Industri Jawa Tengah yaitu dari
23 jenis industri pengolahan yang ada kemudian dikelompokkan
lagi ke dalam ISIC 5 Digit.
3. Dari 23 jenis industri pengolahan yang tersedia, kemudian ditentukan
hanya 13 jenis industri pengolahan yang nantinya akan diteliti oleh
penulis dikarenakan ketersediaan data yang ada di lapangan.
4. Setelah di tentukan data-data yang akan diteliti, kemudian dari data
yang ada akan dianalisis dengan menggunakan metode pengukuran
rasio konsentrasi yang terdiri dari pengukuran rasio konsentrasi
dengan CR4 dan pengukuran rasio konsentrasi dengan CR8.
Hasil dalam penelitian ini merupakan hasil dari penghitungan ISIC 5
digit sektor industri pengolahan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Perekonomian Jawa Tengah
Perekonomian Jawa Tengah menunjukkan perkembangan yang cukup
baik dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu lima tahun
terakhir cenderung bergerak ke arah yang positif tetapi pergerakannya relatif
kecil. PDRB dan kontribusi dari masing-masing sektor ekonomi di Propinsi
Jawa Tengah terus bergerak positif dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008,
tetapi pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami
penurunan hingga mencapai 4,71 persen.
4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Tengah
Tujuan pembangunan nasional adalah dengan melihat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dalam setiap daerah. Begitu hal nya dengan Propinsi Jawa
Tengah, adanya keinginan yang sama bagi setiap daerah untuk menjadikan
daerah nya dapat mencapai pertumbuhan yang tinggi. Adapun perkembangan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Berdasarkan pada Gambar 4.1 dapat dilihat perkembangan dari
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Selama kurun waktu 10 tahun (tahun
2001-2010),
menunjukkan
adanya
peningkatan
yang
positif
dalam
pertumbuhan ekonomi meskipun pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Jawa
Tengah mengalami adanya penurunan yang relatif kecil dikarenakan mendapat
pengaruh dari dampak krisis keuangan global sehingga mencapai 4,71 persen.
Adapun PDRB dan kontribusi dari masing-masing sektor ekonomi di Propinsi
42
43
Jawa Tengah yang terus mengalami pergerakan yang positif dan pada tahun
selanjutnya 2010 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mencapai 6,44 persen.
7
6
5
4
3
2
1
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertumbuhan Ekonomi
3.59 3.55 4.98 5.13 5.35 5.33 5.59 5.46 4.71 6.44
(%)
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011, diolah
Gambar 4.1 : Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2001-2010 (%)
Berdasarkan Harga Konstan 2000
Kemampuan suatu daerah dalam menggali potensi yang dimilikinya
akan terlihat dari jumlah PDRB yang dimiliki daerah. PDRB merupakan salah
satu indikator dari pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang dapat
menunjukkan kemampuan produksi suatu daerah. Semakin baik perekonomian
suatu daerah, maka akan semakin besar juga PDRB dalam suatu daerah.
Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah mulai dari
tahun 2005-2010 terus mengalami peningkatan. Perkembangan PDRB Jawa
Tengah dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pada tahun 2010 Produk Domestik
Regional Bruto Jawa Tengah telah mencapai 186.995.480,65 miliar rupiah,
meningkat sebesar 11.310.213,09 miliar rupiah dari tahun 2009. Adanya krisis
keuangan global yang terjadi pada akhir tahun 2008 tidak berdampak serius
terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto di Jawa Tengah
44
mengingat penerimaan dari sektor-sektor ekonomi yang tetap mengalami
kenaikan.
200000000.00
180000000.00
160000000.00
140000000.00
120000000.00
100000000.00
80000000.00
60000000.00
40000000.00
20000000.00
0.00
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2011, diolah
Gambar 4.2 : Perkembangan Ekonomi PDRB Jawa Tengah Tahun
2001– 2010 Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Miliar Rp)
4.1.2 Kontribusi Sektoral Jawa Tengah
Adapun PDRB dan kontribusi dari masing-masing sektor ekonomi di
Jawa Tengah yang terus mengalami peningkatan. Produk Domestik Regional
Bruto mulai tahun 2005-2009 cenderung bergerak positif. Setiap sektor
ekonomi mengalami peningkatan hanya saja jumlah kenaikannya berbeda-beda
antar sektor yang satu dengan yang lainnya, hal ini dapat dilihat dari Gambar
4.3. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa proporsi PDRB
Jawa Tengah masih didominasi sektor industri pengolahan diikuti dengan
sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertanian. Pada tahun 2009
sektor industri pengolahan telah menyumbangkan 31,45 persen atau
61.390.101,24 miliar rupiah dalam PDRB Jawa Tengah. Sektor perdagangan,
45
hotel dan restoran menyumbangkan sebesar 19,87 persen atau 40.055.356,39
miliar rupiah dan sektor pertanian sebesar 19,72 persen atau 34.955.957,64
miliar rupiah.
35
30
25
20
15
10
5
0
8.Keuan
6.Perda
7.Penga
2.Perta gan, Per
3.Indust
gangan,
ngkutan
5.Bangu 9.Jasa- Hotel, d 1.Perta
mbanga sewaan
ri
Gas, da
dan
Jasa
an
nan
jasa
nian Pengola
n dan
n Air
Komuni
Galian perusah
han
Restora
bersih
kasi
aan
n
4.Listrik,
2004
0.78
0.98
3.55
4.79
5.49
10.06
20.87
21.07
32.4
2005
0.82
1.02
3.54
4.89
5.57
10.01
21.01
20.92
32.23
2006
0.83
1.11
3.58
4.95
5.61
10.25
21.11
20.57
31.98
2007
0.84
1.12
3.62
5.06
5.69
10.36
19.93
20.03
31.97
2008
0.84
1.1
3.71
5.16
5.75
10.57
19.73
19.96
31.68
2009
1.04
0.98
3.68
6.19
6.22
10.85
19.87
19.72
31.45
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2010, diolah
Gambar 4.3 : Perkembangan Proporsi PDRB Jawa Tengah Tahun
2005-2009 Berdasarkan Konstan 2000 (persen)
Sektor industri pengolahan mendominasi Produk Domestik Regional
Bruto Jawa Tengah yaitu mencapai 31,45 persen pada tahun 2009. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi sektor industri pengolahan Jawa
Tengah berkembang lebih cepat dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.
46
Sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terbesar kedua adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran yaitu tahun 2009 sebesar 19,87 persen. Selain
itu, dapat juga dilihat dari perkembangan jumlah wisatawan baik mancanegara
maupun nusantara yang menggunakan fasilitas hotel dan restoran dimana
setiap tahun mengalami peningkatan. Kondisi ini mendorong peningkatan
pendapatan dari sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Sektor ekonomi ketiga penyumbang terbesar di Jawa Tengah adalah
sektor pertanian sebesar 18,72 persen. Pada dasarnya, sebagian besar
kabupaten/ kota di Jawa Tengah memiliki sektor unggulan di bidang pertanian.
Namun, jika dilihat dari kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik
Regional Bruto masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan sektor industri
pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran. Indikator yang digunakan
untuk melihat perkembangan sektor pertanian yaitu perkembangan produksi
tanaman bahan makanan seperti produksi padi dan jagung.
Tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan sektor lain. Hal ini belum cukup untuk menjadikan
penerimaan dari sektor pertanian menjadi yang paling besar. Nilai ekonomis
yang kecil dari produk-produk pertanian inilah yang menjadi salah satu
penyebab rendahnya penerimaan dari sektor pertanian dibandingkan dengan
sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
47
4.2
4.2.1
Perkembangan Industri
Perkembangan Industri Indonesia
Peranan sektor industri pengolahan di Indonesia sangat penting karena
telah menjadi penggerak dalam perekonomian nasional. Industrialisasi di
Indonesia sampai saat ini telah mengubah meningkatkan perekonomian
Indonesia. Peran sektor industri terus meningkat hingga saat ini terhadap
pendapatan nasional dan dapat mengalahkan sektor pertanian yang dahulu
merupakan sektor primer.
Kontribusi sektor industri pengolahan di Indonesia cenderung
meningkat hingga akhir tahun 2008 dan sempat mengalami penurunan di awal
tahun 2009. Berikut dapat dilihat dalam Gambar 4.4 mengenai perkembangan
sektor industri pengolahan di Indonesia melalui PDB Indonesia dari tahun
2004-2009.
Selain itu, berdasarkan pada berbagai hasil penelitian menunjukkan
bahwa industri pengolahan di Indonesia hampir sama seperti industri di
Amerika yakni memiliki konsentrasi yang tinggi dan mempunyai profitabilitas
yang tinggi. Berbagai hasil penelitian seperti pada industri logam dasar,
industri besi dan baja, industri tekstil, industri rokok, industri semen sering
menujukkan
konsentrasi
yang
tinggi
dan
memiliki
kecenderungan
meningkatkan profitabilitas, dan semakin terkonsentrasi menuju struktur
oligopoli ketat. (Prasetyo.P.Eko, 2010:8).
48
2,500,000.0
2,000,000.0
1,500,000.0
1,000,000.0
500,000.0
0.0
2004
2005
2006
2007
2008*
2009**
Sumber : PDB Indonesia 2010, diolah
Gambar 4.4 : PDB Indonesia Tahun 2004-2009
Pertumbuhan industri di Indonesia yang masih didominasi oleh
industri padat modal yang kurang efisien dan tidak berbasis pada sektor
pertanian dianggap berdampak semakin berat dirasakan terutama pada saat
terjadi krisis tahun 1998 dan tahun 2008. Sehingga saat terjadi krisis ekonomi,
peran sektor industri di Indonesia hanya ditopang oleh industri-industri kecil
yang cukup banyak meskipun hanya memiliki nilai tambah yang masih kecil.
Sementara, peranan industri besar dan menengah di masa krisis justru menurun
sangat drastis.
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi, karena
tenaga kerja merupakan penggerak dari seluruh input-input seperti mesinmesin, bahan baku dan sebagainya.
49
4.2.2
Perkembangan Industri Propinsi Jawa Tengah
Sektor industri pengolahan mempunyai peran dominan dalam
perekonomian nasional dalam hal pembentukan PDB. Kontribusi sektor
industri mampu mencapai 28 persen dari total PDB nasional pada tahun 2005.
6.44
5.13
5.35
5.33
5.59
5.46
5.43
4.71
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2011, diolah
Gambar 4.6: Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Tengah
Tahun 2004-2010 (persen)
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami perubahan selama
tahun 2004-2010. Hal ini dapat terlihat dari Gambar 4.6, yang menunjukkan
bahwa terjadi kenaikan pada laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah
selama kurun waktu 7 tahun yaitu pada tahun 2004-2007, namun pada akhir
tahun 2008 dan awal tahun 2009 terjadi penurunan pada laju pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah. Pada tahun awal tahun 2009 laju pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah yaitu sebesar 4,71 persen. Krisis keuangan global yang
berawal dari krisis kredit perumahan di Amerika berdampak pada lesunya
perekonomian dunia yang menyebabkan menurunnya permintaan barang dari
luar negeri terhadap produk-produk dalam negeri yang berorientasi pada
50
ekspor. Hal ini sedikit banyak juga berdampak pada perekonomian di Jawa
Tengah khususnya pada sektor industri pengolahan yang beorintasi pada
ekspor.
Dalam penyerapan tenaga kerja pada Gambar 4.7, sektor industri
pengolahan di Jawa Tengah dari tahun 2005-2009 mampu menyerap sekitar
3.403.967 orang dari total penduduk Jawa Tengah yang bekerja menurut
lapangan usaha di Jawa Tengah.
3,403,967
674,072
694,145
713,777
701,124
620,849
2009
2008
2007
2006
2005
Total
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2010, diolah
Gambar 4.7 : Banyaknya Tenaga Kerja Sektor Industri di Propinsi Jawa
Tengah Selama Tahun 2005-2009 (orang)
Tenaga kerja sebagai faktor penting dalam proses produksi bagi
sektor industri di Jawa Tengah telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun
nya. Peningkatan jumlah tenaga kerja sektor industri di Jawa Tengah hingga
tahun 2007 mencapai 713.777 orang, sedangkan pada tahun 2008 sampai
dengan tahun 2009 terjadi penurunan jumlah tenaga kerja sektor industri,
51
sehingga pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja sektor industri mencapai
674.072 orang.
46,154,454,885
38,462,743,734
41,241,170,693
28,101,433,991
20,760,315,145
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2010, diolah
Gambar 4.8 : Banyaknya Nilai Tambah Sektor Industri Pengolahan di
Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (milyar)
Nilai tambah merupakan hasil pengurangan input terhadap output pada
proses produksi dalam sektor industri. Berdasarkan pada Gambar 4.8
menunjukkan banyaknya nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah
selama tahun 2005-2009.
52
4.3
Analisis Struktur Industri
4.3.1
Analisis Konsentrasi
Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari
lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan
kinerja di dalam pasar (Koch, 1997). Struktur pasar merupakan hal penting
karena dapat diketahui perilaku dan kinerja industri. Elemen struktur pasar
adalah pangsa pasar (market share), konsentrasi (concentration), dan hambatan
(barrier) (Jaya 2001, dalam Kuncoro).
Konsentrasi industri dapat dimaknai sebagai ukuran yang relatif yang
mengukur derajat penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan dalam suatu
industri yang berada dalam pasar. Tujuan dari pengukuran konsentrasi adalah
untuk mengetahui ciri-ciri struktur pasar dalam suatu variabel dalam industri.
Semakin tinggi konsentrasi yang dimiliki oleh suatu industri, maka struktur
pasarnya cenderung akan berbentuk oligopoli atau monopoli.(Prasetyo P.Eko,
2009:50).
Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat dilihat rasio konsentrasi 4 perusahaan
kepemilikan modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Dari
hasil perhitungan konsentrasi dengan menggunakan rasio konsentrasi (CR4)
industri pengolahan di Jawa Tengah diketahui besarnya konsentrasi penanaman
modal pada perusahaan industri terus mengalami perubahan dari tahun 20052009. Rata-rata konsentrasi industri dengan penghitungan rasio konsentrasi 4
perusahaan dapat dilihat pada tahun 2005 sebesar 83,29 persen, sedangkan di
tahun 2006 rata-rata konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah sebesar
82,23 persen menguasai pangsa pasar. Tahun 2007 rata-rata konsentrasi
53
industri pengolahan mencapai 80,89 persen menguasai pangsa pasar di Jawa
Tengah,sedangkan tahun 2008 yaitu sebesar 82,59 persen dan konsentrasi
industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 berdasarkan penanaman modal
pada perusahaan menunjukkan struktur pasar oligopoli ketat dengan rata-rata
81,90 persen.
Adapun industri-industri pengolahan yang mengalami peningkatan
kepemilikan modal di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 yaitu industri
kimia,dan barang-barang dari kimia; industri dari karet dan barang-barang dari
karet. Sedangkan jenis industri lainnya masih mengalami perubahan yang tidak
begitu besar.
Konsentrasi industri lebih didominasi oleh furniture industri dan
pengolahan lainnya dengan konsentrasi sebesar 94,79 persen yang kemudian
diikuti oleh industri barang galian bukan logam dengan konsentrasi sebesar
92,72 persen yang kemudian diikuti oleh industri kayu dan barang kayu dengan
konsentrasi sebesar 86,41 persen. Selain itu, industri lainnya seperti industri
alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih dengan konsentrasi 83,33
persen, industri dari kertas dan barang dari kertas dengan konsentrasi sebesar
84,61 persen, diikuti dengan industri lainnya seperti industri tekstil, industri
karet dan barang dari karet, dan industri barang dari logam, sedangkan untuk
industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling sedikit dalam
penyerapan penanaman modal nya yang hanya mampu mencapai 69 persen.
Banyaknya penanaman modal pada perusahaan industri pengolahan di
Jawa Tengah lebih dominan berasal dari investasi asing yang kemudian diikuti
berasal dari investasi dalam negeri.
54
Tabel 4.1
Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Investasi
Tahun 2005-2009,ISIC 5 Digit (persen)
ISIC
15
Nama Industri
Industri Makanan dan
Minuman
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
69,37
72,11
70,38
70,57
69
70,28
-
-
-
-
-
-
84,63
84,59
79,67
79,91
88
83,36
-
-
-
-
-
-
-
88,63
81,81
84
-
-
86,41
83,51
76,61
77,27
78,62
80,48
84,61
82,53
85,71
84,9
87,5
85,05
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
73,33
76,66
76,62
76,54
75,94
75,81
87,3
87,5
89,15
93,29
84,24
88,29
92,72
85,92
92,93
93,29
93,86
91,74
-
82,92
77,27
88,23
82,6
-
81,94
76
78,20
77,92
74,64
77,74
77,77
71,42
65,51
69,23
73,07
71,4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan
optik,Jam, Lonceng
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain
kendaraan roda empat atau
lebih
Furnitur dan Industri
Pengolahan Lainnya
-
-
-
-
-
-
83,33
82,14
84,21
84,21
-
-
94,79
95,1
93,54
94,4
93,49
94,26
-
-
-
-
-
-
83,29
82,23
80,89
82,59
81,90
-
16
Industri Tembakau
17
Industri Tekstil
18
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang
dari Kulit
Industri Kayu, Barang dari
Kayu
Industri Kertas, Barang dari
Kertas
Industri Penerbitan,
Percetakan
Industri Batu Bara,
Pengilangan Minyak Bumi
Industri Kimia dan BarangBarang dari Kimia
Industrii Karet dan BarangBarang dari Karet
Industri Barang Galian
Bukan Logam
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari
Logam Kecuali Mesin
Industri Mesin
Perlengkapannya
Industri Mesin dan
Peralaatan Kantor
Industri Mesin Listrik dan
Lainnya
37
Daur ulang
Rata-rata Industri Pengolahan CR4
Sumber Sumber : Data Penelitian, diolah
55
Kepemilikan modal pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005
sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 70,28 persen. Hal ini
berarti rata-rata penanaman modal pada industri makanan dan minuman di
Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata
industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai
konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yang hanya selisih
11,62 persen yaitu 81,90 persen.
Untuk industri tekstil serta penanaman modal nya yaitu sampai dengan
tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 83,36 persen penanaman modal
investasi di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata
konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada diatas angka
rata-rata konsentrasi untuk penanaman modal industri pengolahan di Jawa
Tengah yang mencapai angka 81,90 persen.
Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada diatas nilai rata-rata
industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai
angka 81,90 persen adalah industri kertas dan barang dari kertas dengan nilai
rata-rata 85,05 persen, industri karet dan barang dari karet dengan nilai ratarata 88,29 persen, industri barang galian bukan logam dengan nilai rata-rata
91,74 persen, dan industri furnitur dan industri pengolahan lainnya yang
mencapai nilai rata-rata 94,26 persen.
Sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada di bawah nilai
rata-rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri
kimia dan barang-barang dari kimia yang mencapai angka rata-rata 75,81
56
persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yaitu dengan rata-rata
mencapai angka 77,74 persen, serta industri mesin dan perlengkapan nya yang
mencapai rata-rata 71,4 persen.
Konsentrasi penanaman modal pada perusahaan industri pengolahan di
Jawa Tengah tahun 2007 berdasarkan penghitungan rasio konsentrasi
menunjukkan struktur pasar oligopoli ketat dengan rata-rata 80,89 persen. Hal
ini berarti bahwa pada tahun 2007 kepemilikan modal industri pengolahan
berdasarkan ISIC 5 digit mencapai 80,98 persen. Konsentrasi industri lebih
didominasi oleh industri furnitur dan industri pengolahan lainnya yaitu dengan
rata-rata 93,54 persen, yang kemudian diikuti oleh industri barang galian bukan
logam dengan konsentrasi sebesar 92,93 selain itu industri karet dan barang
dari karet dengan konsentrasi sebesar 89,15 persen. Industri lainnya seperti
industri kertas dan barang dari kertas yaitu sebesar 85,71 persen, industri alat
angkutan kendaraan roda empat atau lebih dengan konsentrasi 84,21 persen,
sedangkan untuk industri makanan dan minuman merupakan industri yang
paling sedikit dalam penyerapan penanaman modal nya yang hanya mampu
mencapai 70,38 persen. Status penanaman modal industri pengolahan di Jawa
Tengah tahun 2007 didominasi modal berstatus non-fasilitas diikuti PMDN dan
PMA. Status penanaman modal dari tahun 2007-2009 terus mengalami
peningkatan.
Penanaman modal pada perusahaan di sektor industri pengolahan di
tahun 2008 yaitu dengan rata-rata mencapai 82,59 persen, dibandingkan
dengan penanaman modal di tahun 2009 telah mengalami kenaikan sebesar
0,08 persen untuk konsentrasi pada penanaman modal. Hal ini merupakan
57
pemulihan perekonomian setelah
dari adanya krisis keuangan yang juga
berdampak pada aktivitas perekonomian di Jawa Tengah di sektor industri.
Industri barang galian bukan logam merupakan industri yang memberikan
sumbangan terbesar dalam penanaman modal di sektor industri yaitu sebesar
93,29 persen di tahun 2008. Sama hal nya dengan tahun 2009, industri
makanan dan minuman pada tahun 2008 juga merupakan industri yang
berkontribusi paling sedikit dalam hal penanaman modal nya yaitu sebesar
70,57 persen.
Tabel 4.2
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Investasi
Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)
ISIC
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama Industri
Industri Makanan dan Minuman
Industri Tembakau
Industri Tekstil
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari Kulit
Industri Kayu, Barang dari Kayu
Industri Kertas, Barang dari Kertas
Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi
Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia
Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin
Industri Mesin Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan Kantor
Industri Mesin Listrik dan Lainnya
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih
Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya
Daur ulang
Sumber : Data Penelitian, diolah
2006
3,94
-0,04
-3,35
-2,45
4,54
0,22
-7,33
-7,24
-8,16
0,32
-
2007
-2,39
-5,81629
-8,26
3,85
-0,05
1,88
8,15
2,89
-8,27
-1,64
-
2008
0,26
0,301243
0,86
-0,94
-0,10
4,64
0,38
-0,35
5,67
0,91
-
2009
-2,22
10,12
1,74
3,06
-0,78
-9,70
0,61
-4,20
5,54
-0,96
-
58
Selama lima tahun sejak tahun 2005-2009, perkembangan pertumbuhan
investasi dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan
(CR4) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami
peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.2 yang menggambarkan bagaimana perkembangan
pertumbuhan investasi rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah.
Adapun selama masa perkembangan nya industri makanan dan minuman
mengalami penurunan, pada Tabel 4.2 pertumbuhan konsentrasi investasi tahun
2006 mencapai angka 3,94 persen, sedangkan pada tahun 2007 mengalami
pertumbuhan -2,39 persen, pertumbuhan investasi industri makanan dan
minuman di tahun 2008 yaitu sebesar 0,26 persen, dan di tahun 2009 investasi
industri makanan dan minuman bertumbuh sebesar -2,22 persen.
Pertumbuhan konsentrasi investasi pada industri tekstil sampai dengan
tahun 2009 mencapai angka 10,12 persen, industri kayu dan barang dari kayu
sampai dengan tahun 2009 mengalami pertumbuhan investasi sebesar 1,74
persen, selain itu, perkembangan industri kertas dan barang dari kertas juga
mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 3,06 persen.
Pertumbuhan investasi industri-industri yang mengalami pertumbuhan
yang negatif di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 antara lain industri kimia
dan barang-barang kimia yaitu -0,78 persen, industri karet dan barang dari
karet yaitu -9,7 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yaitu 4,20 persen, dan industri furnitur dan pengolahan lainnya yang mencapai
pertumbuhan -0,96 persen.
59
Sedangkan industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang positif di
Jawa Tengah mengenai penanaman modal nya selama tahun 2005-2009 yaitu
industri kertas dan barang dari kertas yaitu 3,06 persen, industri barang galian
bukan
logam
yaitu
sebesar
0,61
persen,
dan
industri
mesin
dan
perlengkapannya dengan angka 5,54 persen.
Dari hasil nilai CR4 pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa sumbangan
tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009
berfluktuasi. Penggunaan tenaga kerja industri pengolahan terbagi menjadi dua,
yaitu tenaga kerja prduksi dan tenaga kerja lainnya. Dalam hal ketenagakerjaan
yang terbagi menjadi dua dimungkinkan karena adanya spesialisasi pekerjaan
atau spesialisasi tenaga kerja yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas
dari perusahaan tersebut. Penggunaan tenaga kerja dari tahun ke tahun terus
mengalami perubahan.
Tidak jauh berbeda dengan rasio konsentrasi pada kepemilikan modal
yang berstruktur oligopoli, rasio konsentrasi industri pengolahan pada tenaga
kerja juga masih berstruktur oligopoli. Tahun 2005 konsentrasi tenaga kerja
untuk industri pengolahan di Jawa Tengah rata-rata nya sebesar 85,82 persen,
sedangkan di tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 1,43 persen yaitu
menjadi 84,39 persen untuk rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri
pengolahan. Tahun 2007-2008, konsentrasi tenaga kerja untuk industri
pengolahan di Jawa Tengah mengalami kenaikan yaitu dari 83,04 persen
menjadi 86,78 persen dan untuk tahun 2009 rata-rata konsentrasi tenaga kerja
industri di Jawa Tengah sebesar 82,96 persen.
60
Rasio konsentrasi tenaga kerja dengan menggunakan analisis CR4 pada
industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009
mencapai rata-rata yaitu 70,98 persen. Hal ini berarti rata-rata penanaman
modal pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan
tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa
Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri
pengolahan di Jawa Tengah yang hanya selisih 11,98 persen yaitu 82,96
persen.
Untuk industri tekstil serta penanaman modal nya yaitu sampai dengan
tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 81,76 persen konsentrasi tenaga
kerja di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata
konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada 1,2 persen
dibawah angka rata-rata konsentrasi untuk penanaman modal industri
pengolahan di Jawa Tengah yang mencapai angka 82,96 persen.
Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada dibawah nilai ratarata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang
mencapai angka 82,96 persen adalah industri barang galian bukan logam
dengan nilai rata-rata 76,33 persen, industri barang-barang dari logam kecuali
mesin dengan nilai rata-rata 78,75 persen, dan industri mesin dan perlengkapan
nya dengan nilai rata-rata 76,94 persen, sedangkan adapun beberapa jenis
industri yang berada diatas nilai rata-rata industri di Jawa Tengah sampai
dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yang mencapai
angka rata-rata 85,19 persen, industri kertas dan barang dari kertas yaitu
dengan rata-rata mencapai angka 84,49 persen, serta industri kimia dan barang
61
dari kimia yang mencapai rata-rata 88,83 persen, industri karet dan barang dari
karet dengan nilai rata-rata 88 persen, industri furnitur dan barang pengolahan
lainnya yaitu mencapai nilai rata-rata 95,23 persen
62
Tabel 4.3
Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor dai segi Tenaga Kerja
Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (persen)
ISIC
Nama Industri
Industri Makanan dan
Minuman
16
Industri Tembakau
17
Industri Tekstil
18
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari
19
Kulit
Industri Kayu, Barang dari
20
Kayu
Industri Kertas, Barang dari
21
Kertas
22
Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara,
23
Pengilangan Minyak Bumi
Industri Kimia dan Barang24
Barang dari Kimia
Industrii Karet dan Barang25
Barang dari Karet
Industri Barang Galian Bukan
26
Logam
27
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari
28
Logam Kecuali Mesin
Industri Mesin
29
Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan
30
Kantor
Industri Mesin Listrik dan
31
Lainnya
32
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan
33
optik,Jam, Lonceng
34
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain
35
kendaraan roda empat atau
lebih
Furnitur dan Industri
36
Pengolahan Lainnya
37
Daur ulang
Rata-rata Industri Pengolahan CR4
15
Sumber Sumber : Data Penelitian, diolah
2005
2006
2007
2008
2009
Ratarata
76,58
74,59
67,72
68,17
67,85
70,98
86,6
-
82,67
-
79,58
-
80,84
-
79,13
-
81,76
-
-
92,17
90,16
91,37
-
-
87,58
86,64
89,21
87,82
74,7
85,19
81,74
76,37
77,92
90,29
96,17
84,49
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
88,96
91,23
83,64
92,41
87,92
88,83
89,83
84,09
85,86
92,41
87,82
88,00
81,93
70,76
76,75
76,94
75,28
76,33
-
97,06
95,74
98,13
93,19
-
74,7
77,94
73,99
88,58
78,57
78,75
85,11
77,56
74,68
71,45
75,92
76,94
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
95,97
91,97
88,79
94,48
-
-
95,07
94,12
95,54
95,36
96,06
95,23
85,82
84,39
83,04
86,78
82,96
-
63
Industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri alat
angkutan kendaraan roda empat atau lebih yaitu sebesar 95,97 persen, industri
lainnya yang menyerap banyak tenaga kerja yaitu furnitur dan pengolahan
lainnya yaitu sebesar 95,07 persen, kemudian industri karet dan barang dari
karet yang menyerap tenaga kerja sebesar 89,83 persen.
Diantara banyak nya industri yang banyak menyerap tenaga kerja, masih
ada industri yang juga hanya sedikit menyerap tenaga kerja pada tahun 2005,
yaitu industri barang dari logam kecuali mesin yaitu hanya sebesar 74,7 persen,
kemudian industri makanan dan minuman yang hanya menyerap sebesar 76,58
persen tenaga kerja yang ada bekerja pada industri besar dan sedang di Jawa
Tengah.
Pada tahun 2007 tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah adalah
sebesar 83,04 persen. Sub sektor industri logam dasar mendominasi
penyerapan tenaga kerja sebesar 95,74 persen. Penggunaan tenaga kerja yang
lebih banyak pada sub sektor ini diakibatkan karena industri logam dasar
adalah industri yang membutuhkan tenaga yang besar dalam proses
produksinya. Dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja industri logam di
tahun 2008, pada tahun 2007 penggunaan tenaga kerja industri ini mengalami
kenaikan sebesar 8,96 persen yaitu mencapai 86,78 persen.
Sedangkan untuk kontribusi tenaga kerja pada sektor industri pada tahun
2008 rata-rata mencapai 86,78 persen. Sumbangan tenaga kerja terbesar
diberikan oleh industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih yaitu
sebesar 94,48 persen terhadap industri manufaktur di Jawa Tengah. Industri
makanan dan minuman pada tahun 2008 justru industri yang lebih sedikit
64
menyerap tenaga kerja jika dibandingkan dengan industri pengolahan lainnya
yang ada di Jawa Tengah, yaitu menguasai hanya 68,17 persen pasar di Jawa
Tengah.
Tabel 4.4
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Tenaga
Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)
ISIC
Nama Industri
15 Industri Makanan dan Minuman
16 Industri Tembakau
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Industri Tekstil
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari Kulit
Industri Kayu, Barang dari Kayu
Industri Kertas, Barang dari Kertas
Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi
Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia
Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin
Industri Mesin Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan Kantor
Industri Mesin Listrik dan Lainnya
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih
Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya
Daur ulang
2006
-2,59
-
2007
-9,21
-
2008
0,66
-
-4,53
-1,07
-6,56
2,55
-6,38
-13,63
4,33
-8,87
-0,99
-
-3,73
2,96
2,02
-8,31
2,10
8,46
-5,06
-3,71
1,50
-
1,58
-1,55
15,87
10,48
7,62
0,24
19,718
-4,32
-0,18
-
Sumber : Data Penelitian, diolah
Perkembangan
pertumbuhan
tenaga
kerja
dengan
menggunakan
penghitungan (CR4) pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak
mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 yang menggambarkan bagaimana
2009
-0,46
2,11529
-14,93
6,51
-4,85
-4,96
-2,15
-11,30
6,25
0,73
-
65
perkembangan pertumbuhan tenaga kerja rasio konsentrasi industri pengolahan
di Jawa Tengah.
Pertumbuhan konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan yang terdapat
di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan yang
positif antara lain industri kertas dan barang dari kertas yaitu bertumbuh
sebesar 6,51 persen, industri mesin dan perlengkapannya yang tumbuh sebesar
6,25 persen, dan industri furnitur dan pengolahan lain nya yaitu tumbuh
sebesar 0,73 persen.
Sedanglan industri yang yang mengalami pertumbuhan yang negatif
selama sampai denga tahun 2009 di Jawa Tengah yaitu industri makanan dan
minuman, industri tekstil, industri kayu dan barang dari kayu, industri kimia
dan barang kimia, industri karet dan barang dari karet, industri galian bukan
logam, dan barang-barang dari logam kecuali mesin.
Berdasarkan pada Tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan nilai CR4
konsentrasi perusahaan nilai tambah industri di Jawa Tengah tahun 2005-2009.
Industri pengolahan merupakan industri yang yang memberikan nilai tambah
disetiap produksinya. Nilai tambah diperoleh dari pengurangan nilai output,
biaya input. Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai tambah
industri pengolahan Jawa Tengah tahun 2005 mengalami perubahan sampai
dengan tahun 2009.
66
Tabel 4.5
Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Nilai Tambah
Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit (persen)
ISIC
Nama Industri
15
16
17
18
Industri Makanan dan Minuman
Industri Tembakau
Industri Tekstil
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari
19
Kulit
Industri Kayu, Barang dari
20
Kayu
Industri Kertas, Barang dari
21
Kertas
22
Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara, Pengilangan
23
Minyak Bumi
Industri Kimia dan Barang24
Barang dari Kimia
Industrii Karet dan Barang25
Barang dari Karet
Industri Barang Galian Bukan
26
Logam
27
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari
28
Logam Kecuali Mesin
29
Industri Mesin Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan
30
Kantor
Industri Mesin Listrik dan
31
Lainnya
32
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan
33
optik,Jam, Lonceng
34
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain kendaraan
35
roda empat atau lebih
Furnitur dan Industri
36
Pengolahan Lainnya
37
Daur ulang
Rata-rata Industri Pengolahan CR4
Sumber : Data Penelitian, diolah
2005
2006
2007
2008
2009
71,45
88,25
-
76,75
83,95
-
70,58
84,73
-
81,99
92,41
-
81,5
82,05
-
Ratarata
76,45
86,27
-
-
92,77
94,67
92,41
-
-
89,82
86,42
92,70
92,47
78,28
87,93
-
84,04
87,78
96,49
99,43
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
94,34
82,7
83,41
81,77
77,73
83,99
89,74
86,44
87,64
91,75
90,47
89,20
92,66
96,99
92,05
95,89
97,08
94,93
-
99,7
97,79
-
94,72
-
87,68
85,28
76,29
96,45
75,68
84,27
89,54
88,11
91,87
77,14
80,02
85,33
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
99,09
93,17
94,69
-
-
96,14
95,82
92,87
94,97
94,96
94,95
88,84
89,08
88,11
90,70
86,53
-
67
Adapun rata-rata konsentrasi terhadap banyaknya nilai tambah di
perusahaan industri tahun 2005 adalah sebesar 88,84 persen, sedangkan ratarata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2006
adalah sebesar 89,08 persen, tahun 2007 rata-rata konsentrasi nilai tambah
industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu mengalami penurunan menjadi 88,11
persen dan di tahun 2008 rata-ratanya konsentrasi nilai tambah untuk industri
pengolahan di Jawa Tengah mencapai 90,70 persen, dan mencapai 86,53
persen untuk rata-rata konsentrasi nilai tambah kontribusi nilai tambah
terhadap industri pengolahan Jawa Tengah untuk tahun 2009.
Rasio konsentrasi nilai tambah dengan menggunakan analisis CR4 pada
industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009
mencapai rata-rata yaitu 76,45 persen. Hal ini berarti rata-rata nilai tambah
pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun
2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah
tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri
pengolahan di Jawa Tengah yaitu 86,53 persen.
Untuk industri tekstil serta nilai tambah nya yaitu sampai dengan tahun
2009 telah mencapai angka rata-rata 86,27 persen konsentrasi nilai tambah di
Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi
industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada 0,26 persen dibawah
angka rata-rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah.
Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada dibawah nilai ratarata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang
mencapai angka 86,53 persen adalah industri kimia dan barang dari kimia
68
dengan nilai rata-rata 83,99 persen, industri barang-barang dari logam kecuali
mesin dengan nilai rata-rata 84,27 persen, dan industri mesin dan perlengkapan
nya dengan nilai rata-rata 85,33 persen.
Sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada diatas nilai ratarata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan
barang dari kayu yang mencapai angka rata-rata 87,93 persen, industri karet
dan barang dari karet yaitu dengan rata-rata mencapai angka 89,20 persen,
serta industri barang galian bukan logam yang mencapai rata-rata
94,93
persen, dan industri furnitur dan barang pengolahan lainnya yaitu mencapai
nilai rata-rata 94,95 persen.
Selain penanaman modal pada perusahaan dan tenaga kerja, nilai tambah
juga memberikan sumbangan nya terhadap pertumbuhan industri pengolahan di
Jawa Tengah. Sumbangan nilai tambah pada industri pengolahan di jawa
Tengah yaitu sebesar 80,69 persen. Industri-industri yang turut berkontribusi
nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah antara lain industri kertas,
barang dari kertas yang memberikan nilai tambah terbesar yaitu sebesar 99,43
persen. Selain itu industri lainnya adalah industri alat angkut, kendaraan roda
empat atau lebih dan industri barang galian bukan logam yaitu mencapai 97,06
persen turut berkontribusi terhadap nilai tambah industri.
Pada tahun 2007 nilai tambah industri pengolahan mencapai 88,11 persen
yang mengalami kenaikan sekitar 3,13 persen di tahun 2008, dan mengalami
penurunan sekitar 10,55 persen ditahun 2009. Kontribusi industri logam dasar
merupakan sub sektor industri yang mendominasi terhadap pertambahan nilai
tambah bagi industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu sebesar 97,07 persen.
69
Kontribusi nilai tambah terkecil industri di Jawa Tengah tahun 2007 diberikan
oleh industri makanan dan minuman yaitu hanya sebesar 70,58 persen.
Tabel 4.6
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR4) Sektor Industri dari segi Nilai
Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)
ISIC
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama Industri
Industri Makanan dan Minuman
Industri Tembakau
Industri Tekstil
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari Kulit
Industri Kayu, Barang dari Kayu
Industri Kertas, Barang dari Kertas
Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi
Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia
Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin
Industri Mesin Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan Kantor
Industri Mesin Listrik dan Lainnya
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih
Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya
Daur ulang
2006
7,41
-4,87
-3,78
-12,33
-3,67
4,67
-2,73
-1,59
-0,33
-
2007
-8,03
0,92
7,26
0,85
1,38
-5,09
-10,54
4,26
-3,07
-
2008
16,16
9,06
-0,24
-1,96
4,68
4,17
26,42
-16,03
2,26
-
Sumber : Data Penelitian, diolah
Perkembangan
pertumbuhan
nilai
tambah
dengan
menggunakan
penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan (CR4) pada industri-industri di
Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam
setiap tahunnya. Hal
tersebut
dapat
dilihat pada Tabel 4.6 yang
2009
-0,59
-11,21
-15,35
-4,94
-1,39
1,24
-21,53
3,73
-0,01
-
70
menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan nilai tambah rasio
konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah.
Pada perkembangan nya industri-industri di Jawa Tengah mengalami
pertumbuhan yang positif dan negatif. Adapun industri-industri yang
mengalami pertumbuhan yang positif pada nilai tambah nya antara lain industri
barang galian bukan yaitu tumbuh sebesar 1,24 persen dan industri mesin dan
perlengkapannya yaitu tumbuh sebesar 3,73 persen. Selain industri yang
mengalami pertumbuhan nilai tambah yang positif, ada juga industri-industri
yang mengalami pertumbuhan yang negatif sampai denga tahun 2009 di Jawa
Tengah yaitu industri makanan dan minuman yaitu tumbuh sebesar -0,59
persen, industri tekstil yang tumbuh sebesar -11,21 persen, industri kayu dan
barang dari kayu yang tumbuh -15,35 persen, industri kimia dan barang dari
kimia yaitu tumbuh -4,94 persen, industri karet dan barang karet yang tumbuh
sebesar -1,39 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yang
tumbuh sebesar -21,53 persen, serta industri furnitur dan pengolahan lainnya
yang tumbuh sebesar -0,011 persen.
Selain penghitungan dengan menggunakan analisis rasio konsentrasi 4
perusahaan, untuk mengetahui struktur pasar dengan besarnya nilai konsentrasi
industri, dapat diketahui juga melalui penghitungan rasio konsentrasi dengan 8
perusahaan terbesar dalam industri.
Berdasarkan pada Tabel 4.7 dapat dilihat rasio konsentrasi 8 perusahaan
kepemilikan modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Dari
hasil perhitungan konsentrasi dengan menggunakan rasio konsentrasi (CR8)
industri pengolahan di Jawa Tengah diketahui besarnya konsentrasi penanaman
71
modal pada perusahaan industri terus mengalami perubahan dari tahun 20052009. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata konsentrasi kepemilikan
modal tahun 2005 mencapai 94,79 persen dan terus mengalami penurunan
sampai dengan tahun 2009. Tahun 2006-2007 konsentrasi industri pengolahan
di Jawa Tengah mencapai rata-rata 92,86 persen dan 92,97 persen. Jika
dibandingkan pada tahun 2007, telah terjadi kenaikan rasio konsentrasi industri
pengolahan pada tahun 2008-2009 meskipun tidak terlalu besar yaitu sebesar
93,77 persen dan di tahun 2009 mencapai 94,24 persen.
72
Tabel 4.7
Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Investasi
Tahun 2005-2009, ISIC 5digit (persen)
ISIC
15
Nama Industri
Industri Makanan dan
Minuman
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
86,53
88,33
88,75
88,29
88,61
88,10
-
-
-
-
-
-
95,57
94,1
94,09
91,81
93,97
93,90
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
95,95
94,28
93,36
93,46
92,72
93,95
98,18
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
91,95
90,12
90,10
91,48
91,39
91,00
94,92
95,81
96,04
94,82
97,4
95,79
98,23
95,34
97,90
97,83
97,64
97,38
-
-
-
-
-
-
97,36
91,01
93,90
95,23
94,87
94,47
90,62
88,37
86,48
93,33
93,33
90,42
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Serta Perlengkapannya
Peralatan
Navigasi,Peralatan
optik,Jam, Lonceng
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain
kendaraan roda empat atau
lebih
Furnitur dan Industri
Pengolahan Lainnya
-
-
-
-
-
-
-
-
90,90
-
-
-
98,59
98,44
98,27
97,76
98,3
98,27
-
-
-
-
-
-
94,79
92,86
92,97
93,77
94,24
-
16
Industri Tembakau
17
Industri Tekstil
18
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang
dari Kulit
Industri Kayu, Barang dari
Kayu
Industri Kertas, Barang
dari Kertas
Industri Penerbitan,
Percetakan
Industri Batu Bara,
Pengilangan Minyak Bumi
Industri Kimia dan
Barang-Barang dari Kimia
Industrii Karet dan
Barang-Barang dari Karet
Industri Barang Galian
Bukan Logam
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang
dari Logam Kecuali Mesin
Industri Mesin
Perlengkapannya
Industri Mesin dan
Peralaatan Kantor
Industri Mesin Listrik dan
Lainnya
37
Daur ulang
Rata-rata Industri Pengolahan CR8
Sumber : Data Penelitian, diolah
73
Rasio konsentrasi (CR8) investasi sampai dengan tahun 2009 telah
mencapai rata-rata 94,24 persen dari seluruh rata-rata industri yang ada di Jawa
Tengah. Berdasarkan pada Tabel 4.7, adapun beberapa jenis industri yang telah
mencapai diatas nilai rata-rata dari keseluruhan industri di Jawa Tengah sampai
dengan tahun 2009 antara lain industri karet dan barang dari karet, industri
barang galian bukan logam, industri barang dari logam kecuali mesin, serta
industri furnitur dan pengolahan lainnya.
Selain itu, jenis industri yang masih berada di bawah nilai rata-rata
keseluruhan nilai industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu
industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kayu dan barang dari
kayu, industri kimia dan barang dari kimia, serta industri mesin dan
perlengkapan nya.
Pada industri makanan dan minuman, kepemilikan penanaman modal
sejak tahun 2005-2009 mengalami kenaikan, untuk tahun 2005 kepemilikan
modal pada jenis industri ini mencapai 86,53 persen, sedangkan untuk tahun
selanjutnya yaitu tahun 2006 investasi industri makanan dan minuman
meningkat menjadi 88,33 persen, tidak jauh berbeda di tahun 2007 mencapai
angka 88,75 persen. Sedangkan investasi industri makanan minuman di tahun
2008 mencapai 88,29 persen dan di tahun 2009 mencapai angka 88,61 persen.
Berbeda dengan industri makanan dan minuman, konsentrasi pada
industri tekstil, industri kayu barang dari kayu, industri kimia dan barang dari
kimia telah mengalami penurunan tingkat konsentrasi dari tahun 2005-2009.
Konsentrasi pada industri tekstil pada tahun 2005 mencapai angka 95,57
persen, sedangkan untuk tahun 2006-2009 juga masih mengalami penurunan
74
tingkat konsentrasi. Selain itu konsentrasi penanaman modal/investasi untuk
industri-industri lainnya di Jawa Tengah mengalami fluktuasi angka yang tidak
begitu jauh dari tahun 2005-2009. Adapun konsentrasi industri karet dan
barang-barang dari karet di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 mengalami
kenaikan, tahun 2005 konsentrasi industri ini mencapai 94,92 persen, di tahun
selanjutnya mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen sehingga menjadi 95,81
persen di tahun 2006. Konsentrasi investasi untuk 8 perusahaan industri ini di
tahun 2007 mencapai angka 96,04 persen, sedangkan konsentrasi investasi
pada tahun 2008 mencapi 94,82 persen menurun sebesar 1,22 persen dari tahun
sebelumnya. Untuk tahun 2009 konsentrasi pada industri jenis ini mencapai
angka 97,4 persen.
Konsentrasi investasi untuk industri galian bukan logam juga mengalami
perubahan tingkat konsentrasi dari tahun 2005-2009. Di tahun 2005 tingkat
konsentrasi investasi untuk jenis industri ini mencapai angka 98,23 persen.
Sedangkan konsentrasi di tahun 2006 menurun menjadi 95,34 persen, tahun
2007 konsentrasi industri ini mengalami kenaikan 2,56 persen menjadi 97,90
persen pada penanaman modal nya. Untuk tahun 2008-2009 konsentrsi pada
industri jenis ini mengalami perubahan angka yang tidak terlalu jauh berbeda
yaitu pada tahun 2008 mencapai 97,83 persen dan tahun 2009 mnecapai angka
97,64 persen tingkat konsentrasi nya.
Untuk industri furniture dan pengolahan lainnya, tingkat konsentrasi nya
merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan industri lainnya di
tahun 2005 yaitu mencapai 98,59 persen tingkat konsentrasi pada penanaman
kepemilikan modal di Jawa Tengah. Sedangkan perkembangan investasi
75
industri furnitur dan pengolahan lainnya dari tahun 2005-2009 mengalami
perubahan konsentrasi yang tidak terlalu jauh yaitu di tahun 2006 mencapai
angka 98,44 persen, tahun 2007 mencapai 98,27 persen, di tahun 2008
mengalami penurunan menjadi 97,76 persen.
Perkembangan
pertumbuhan
investasi
dengan
menggunakan
penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan (CR8) pada industri-industri di
Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam
setiap tahunnya. Hal
tersebut
dapat
dilihat pada Tabel 4.8 yang
menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan investasi rasio
konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah.
Beberapa industri yang mengalami pertumbuhan yang positif di Jawa
Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri makanan dan minuman,
industri tekstil, industri karet dan barang karet, serta industri furnitur dan
pengolahan lain nya. Selain itu ada juga industri-industri di Jawa Tengah yang
mengalami pertumbuhan yang negatif selama perkembangan nya sampai
dengan tahun 2009, yaitu industri kayu dan barang kayu, industri kimia dan
barang dari kimia, industri barang galian bukan logam, dan industri barangbarang dari logam kecuali mesin.
76
Tabel 4.8
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Investasi
Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)
ISIC
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama Industri
Industri Makanan dan
Minuman
Industri Tembakau
Industri Tekstil
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari
Kulit
Industri Kayu, Barang dari
Kayu
Industri Kertas, Barang dari
Kertas
Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara,
Pengilangan Minyak Bumi
Industri Kimia dan BarangBarang dari Kimia
Industrii Karet dan BarangBarang dari Karet
Industri Barang Galian Bukan
Logam
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari
Logam Kecuali Mesin
Industri Mesin
Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan
Kantor
Industri Mesin Listrik dan
Lainnya
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan
optik,Jam, Lonceng
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain
kendaraan roda empat atau
lebih
Furnitur dan Industri
Pengolahan Lainnya
Daur ulang
Sumber : Data Penelitian, diolah
2006
2007
2008
2009
2,08
0,47
-0,51
0,36
-1,53
-
-0,01
-
-2,42
-
2,35
-
-
-
-
-
-1,74
-0,97
0,10
-0,79
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-1,99
-0,02
1,53
-0,09
0,93
0,24
-1,27
2,72
-2,94
2,68
-0,07
-0,19
-
-
-
-
-6,52
3,17
1,41
-0,37
-2,48
-2,13
7,92
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-0,15
-0,17
-0,51
0,55
77
Tabel 4.9
Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja
Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)
ISIC
Nama Industri
Industri Makanan dan
Minuman
16
Industri Tembakau
17
Industri Tekstil
18
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang
19
dari Kulit
Industri Kayu, Barang dari
20
Kayu
Industri Kertas, Barang dari
21
Kertas
Industri Penerbitan,
22
Percetakan
Industri Batu Bara,
23
Pengilangan Minyak Bumi
Industri Kimia dan Barang24
Barang dari Kimia
Industrii Karet dan Barang25
Barang dari Karet
Industri Barang Galian
26
Bukan Logam
27
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari
28
Logam Kecuali Mesin
Industri Mesin
29
Perlengkapannya
Industri Mesin dan
30
Peralaatan Kantor
Industri Mesin Listrik dan
31
Lainnya
32
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan
33
optik,Jam, Lonceng
34
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain
35
kendaraan roda empat atau
lebih
Furnitur dan Industri
36
Pengolahan Lainnya
37
Daur ulang
Rata-rata Industri Pengolahan CR8
15
Sumber : Data Penelitian, diolah
2005
2006
2007
2008
2009
Ratarata
91,38
92,36
91,51
90,97
91,65
91,57
96,43
-
97,28
-
95,83
-
95,8
-
97,17
-
96,50
-
-
-
-
-
-
-
98,77
96,79
97,77
96,13
95,19
96,93
98,52
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
96,86
95,26
95,90
96,35
95,58
95,99
96,89
96,92
98,60
98,29
98,97
97,93
96,22
91,96
90,56
95,05
97,32
94,22
-
-
-
-
-
-
94,39
93,02
91,29
96,18
92,23
93,42
94,43
92,06
90,86
91,23
94,63
92,64
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
97,76
-
-
-
98,55
98,84
98,51
98,22
99,05
98,63
96,24
94,94
94,85
95,35
95,75
-
78
Berdasarkan pada Tabel 4.9 yang menggambarkan mengenai rasio
konsentrasi (CR8) tenaga kerja pada industri di Jawa Tengah selama tahun
2005-2009 diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata konsentrasi tenaga kerja
industri yaitu sebesar 96,24 persen di tahun 2005 yang juga merupakan ratarata tertinggi jika dibandingkan sampai pada tahun 2009 di Jawa Tengah.
Sedangkan untuk rata-rata konsentrasi tenaga kerja untuk tahun 2006 yaitu
sebesar 94,94 persen, 94,85 persen untuk tahun 2007, dan di tahun 2008 rasio
konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah mengalami kenaikan yaitu
menjadi 95,35 persen dan di tahun 2009 mencapai 95,75 persen rata-rata rasio
konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah.
Konsentrasi rasio tenaga kerja tahun 2005, industri kayu dan barang dari
kayu merupakan salah satu industri yang memiliki rasio yang terkonsentrasi di
tahun 2005 yaitu mencapai 98,77 persen. Selain itu, industri jenis ini
merupakan salah satu industri yang perkembangan konsentrasinya mengalami
penurunan selama tahun 2005-2009. Pada tahun 2006 berdasarkan pada Tabel
4.9 diatas terlihat bahwa industri ini mengalami penurunan sebesar 1,98 persen
sehingga menjadi 96,79 persen. Di tahun 2007 konsentrasi tenaga kerja industri
kayu dan barang dari kayu mencapai 97,77 persen, sedangkan pada tahun 2008
rasio konsnetrasi tenaga kerja untuk industri jenis ini yaitu sebesar 96,13
persen.konsentrasi industri ini juga terus mengalami perkembangan yang
menurun sampai dengan tahun 2009, hal ini dapat terlihat bahwa pada tahun
2009 konsentrasi industri kayu dan barang dari kayu yaitu sebesar 95,19
persen.
79
Selain pada industri kayu, industri furnitur dan pengolahan lainnya juga
merupakan industri yang memiliki rasio konsentrasi yang tinggi jika
dibandingkan dengan jenis-jenis industri lainnya yang ada di Jawa Tengah
selama tahun 2005-2009. Pada tahun 2005 rasio konsentrasi tenaga kerja untuk
industri jenis iniyaitu sebesar 98,55 persen. Tidak berbeda jauh dengan tahun
berikutnya,ditahun 2006 konsentrasi tenaga kerja industri jenis ini mengalami
kenaikan yaitu menjadi 98,84 persen, sedangkan pada tahun 2007 konsentrasi
tenaga kerja industri ini yaitu sebesar 98,51 persen. Untuk konsentrasi tenaga
kerja industri ini di tahun 2008 yaitu sebesar 98,22 persen, menurun sebesar
0,29 persen dari tahun sebelumnya.
Konsentrasi tenaga kerja pada industri makanan dan minuman
merupakan jenis industri yang memiliki rasio terkecil jika dibandingkan
dengan rasio pada industri-industri lainnya yang ada di Jawa Tengah pada
tahun 2005 yaitu hanya sebesar 91,38 persen. Untuk tahun 2006 rasio
konsentrasi tenaga kerja pada industri ini mencapai angka 92,36 persen
meningkat sebesar 0,98 persen dari tahun sebelumnya. Berbeda dengan tahun
2006, di tahun 2007 rasio konsentrasi tenaga kerja industri ini mencapai 91,51
persen. Hingga tahun 2008 rasio konsentrasinya terus menurun menjadi 90,97
persen dan di tahun 2009 rasio konsentrasi tenaga kerja pada industri makanan
dan minuman meningkat kembali yaitu menjadi 91,65 persen.
Selain itu untuk rasio konsentrasi tenaga kerja pada industri tekstil,
industri kimia dan barang dari kimia, industri karet dan barang karet, serta
industri barang galian bukan logam merupakan industri-industri yang memiliki
tingkat konsentrasi yang sama di tahun 2005 yaitu sekitar 96 persen.
80
Tabel 4.10
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi
Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)
ISIC
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama Industri
Industri Makanan dan Minuman
Industri Tembakau
Industri Tekstil
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari Kulit
Industri Kayu, Barang dari Kayu
Industri Kertas, Barang dari Kertas
Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak
Bumi
Industri Kimia dan Barang-Barang dari
Kimia
Industrii Karet dan Barang-Barang dari
Karet
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari Logam
Kecuali Mesin
Industri Mesin Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan Kantor
Industri Mesin Listrik dan Lainnya
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam,
Lonceng
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain kendaraan roda
empat atau lebih
Furnitur dan Industri Pengolahan
Lainnya
Daur ulang
2006
1,07
0,88
-2,00
-
2007
-0,92
-1,49
1,01
-
2008
-0,59
-0,03
-1,67
-
2009
0,74
1,43
-0,97
-
-
-
-
-
-1,65
0,67
0,46
-0,79
0,03
1,73
-0,31
0,69
-4,42
-
-1,52
-
4,95
-
2,38
-
-1,45
-1,85
5,35
-4,10
-2,50
-
-1,30
-
0,40
-
3,72
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,29
-0,33
-0,29
0,84
-
-
-
-
Sumber : Data Penelitian, diolah
Perkembangan
pertumbuhan
tenaga
kerja
dengan
menggunakan
penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan (CR8) pada industri-industri di
Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam
setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10 yang
81
menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan tenaga kerja rasio
konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah.
Beberapa industri yang mengalami pertumbuhan tenaga kerja yang
positif di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri makanan dan
minuman yaitu sebesar 0,74 persen, industri tekstil yaitu tumbuh 1,43 persen,
industri karet dan barang karet yaitu tumbuh 0,69 persen, industri barang galian
bukan logam yaitu tumbuh sebesar 2,38 persen, industri mesin dan
perlengkapan nya yaitu tumbuh 3,72 persen, serta industri furnitur dan industri
pengolahan lain nya yang tumbuh sebesar 0,84 persen.
Selain itu ada juga industri-industri di Jawa Tengah yang mengalami
pertumbuhan yang negatif selama perkembangan nya sampai dengan tahun
2009, yaitu industri kayu dan barang kayu yang tumbuh -0,97 persen, industri
kimia dan barang dari kimia yang tumbuh -0,79 persen, dan industri barangbarang dari logam kecuali mesin yang tumbuh sebesar -0,41 persen.
82
Tabel 4.11
Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi Nilai Tambah
Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)
ISIC
Nama Industri
15
16
17
18
Industri Makanan dan Minuman
Industri Tembakau
Industri Tekstil
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari
19
Kulit
20 Industri Kayu, Barang dari Kayu
Industri Kertas, Barang dari
21
Kertas
22 Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara, Pengilangan
23
Minyak Bumi
Industri Kimia dan Barang24
Barang dari Kimia
Industrii Karet dan Barang25
Barang dari Karet
Industri Barang Galian Bukan
26
Logam
27 Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari
28
Logam Kecuali Mesin
29 Industri Mesin Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan
30
Kantor
Industri Mesin Listrik dan
31
Lainnya
32 Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan
33
optik,Jam, Lonceng
34 kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain kendaraan
35
roda empat atau lebih
Furnitur dan Industri Pengolahan
36
Lainnya
37 Daur ulang
Rata-rata Industri Pengolahan CR8
2005
2006
2007
2008
2009
93,99
98,59
-
92,73
99,18
-
90,71
96,99
-
94,17
97,15
-
94,39
98,33
-
Ratarata
93,19
98,04
-
-
-
-
-
-
-
99,26
98,16
98,46
98,89
98,13
98,58
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
98,52
97,6
93,99
95,86
94,38
96,07
99,52
99,03
98,31
97,48
98,39
98,54
-
99,15
98,87
99,26
99,69
-
-
-
-
-
-
-
-
96,17
94,37
99,12
94,65
-
-
96,25
98,62
95,89
97,58
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
99,59
-
-
-
99,4
99,05
98,59
98,54
99,44
99,00
98,21
97,48
96,85
97,37
97,22
-
Sumber : Data Penelitian, diolah
Berdasarkan analisis CR8 nilai tambah pada Tabel 4.11 yang dilakukan
pada berbagai jenis industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009,
83
diketahui bahwa rata-rata rasio konsentrasi nilai tambah industri di Jawa
Tengah pada tahun 2005 sebesar 98,21 persen. Sedangkan di tahun 2006-2007
rasio konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah mengalami penurunan
rata-rata tingkat rasio yaitu sebesar 97,48 persen untuk tahun 2006 dan sebesar
96,85 persen untuk rata-rata rasio tingkat konsentrasi untuk nilai tambah
industri di Jawa Tengah.sedangkan di tahun 2008-2009 rata-rata tingkat
konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah yaitu sekitar 97 persen.
Industri karet dan barang dari karet merupakan salah satu industri yang
memiliki tingkat rasio yang paling tinggi di tahun 2005 jika dibandingkan
dengan industri yang ada di Jawa Tengah yaitu sebesar 99,52 persen. Ditahun
2008 rasio konsentrasi nilai tambah industri jenis ini mengalami penurunan
yaitu hingga menjadi 97,48 persen.
84
Tabel 4.12
Pertumbuhan Rasio Konsentrasi (CR8) Sektor Industri dari segi
Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (persen)
ISIC
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama Industri
Industri Makanan dan Minuman
Industri Tembakau
Industri Tekstil
Industri Pakaian Jadi
Industri Kulit dan Barang dari Kulit
Industri Kayu, Barang dari Kayu
Industri Kertas, Barang dari Kertas
Industri Penerbitan, Percetakan
Industri Batu Bara, Pengilangan
Minyak Bumi
Industri Kimia dan Barang-Barang
dari Kimia
Industrii Karet dan Barang-Barang
dari Karet
Industri Barang Galian Bukan
Logam
Industri Logam Dasar
Industri Barang -Barang dari Logam
Kecuali Mesin
Industri Mesin Perlengkapannya
Industri Mesin dan Peralaatan
Kantor
Industri Mesin Listrik dan Lainnya
Serta Perlengkapannya
Peralatan Navigasi,Peralatan
optik,Jam, Lonceng
kendaraan Bermotor
Alat Angkutan selain kendaraan roda
empat atau lebih
Furnitur dan Industri Pengolahan
Lainnya
Daur ulang
2006
-1,34
0,59
-1,10
-
2007
-2,17
-2,20
0,30
-
2008
3,81
0,16
0,43
-
2009
0,23
1,21
-0,76
-
-
-
-
-
-0,93
-3,69
1,98
-1,54
-0,49
-0,72
-0,84
0,93
-
-0,28
0,39
0,43
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-0,35
-0,46
-0,05
0,91
-
-
-
-
Sumber : Data Penelitian, diolah
Perkembangan
pertumbuhan
nilai
tambah
dengan
menggunakan
penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan (CR8) pada industri-industri di
Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam
setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12 yang
85
menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan nilai tambah rasio
konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah.
Pertumbuhan konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah sampai
dengan tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan yang positif antara lain
industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri karet dan barang dari
karet, industri barang galian bukan logam, serta industri furnitur dan
pengolahan lain nya. Selain itu, ada juga beberapa ijenis industri di Jawa
Tengah
yang
mengalami
pertumbuhan
yang
negatif
selama
masa
perkembangan nya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yaitu industri
kayu dan barang dari kayu yaitu tumbuh -0,76 persen, dan indsutri kimia dan
barang dari kimia yaitu tumbuh -1,54 persen.
Struktur industri manufaktur di Propinsi Jawa Tengah memiliki
konsentrasi yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat rasio konsentrasi nya
pada tabel-tabel yang telah digambarkan pada penelitian. Industri manufaktur
di tahun 2009 dimana terdapat hampir sekitar 60 persen dari kelompok industri
(berdasarkan ISIC 5 digit) yang memiliki tingkat konsentrasi diatas 75 persen.
Artinya, industri pengolahan di Jawa Tengah dari masing-masing kelompok
industri memiliki penanaman modal, tenaga kerja, dan nilai tambah yang dapat
digolongkan ke dalam struktur pasar oligopoli.
86
Tabel 4.13
Rata-rata Rasio Konsentrasi (CR4) Industri Pengolahan
di Jawa Tengah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (%)
CR4
2005
2006
Investasi
83,29
82,23
Tenaga
85,82
84,39
Kerja
Nilai
88,84
89,08
Tambah
Sumber : Data Penelitian, diolah
2007
80,89
2008
82,59
2009
81,90
83,04
86,78
82,96
88,11
90,70
86,53
Berdasarkan pada Tabel 4.13 dapat dilihat nilai rata-rata konsentrasi
industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009 dengan ISIC 5 digit,
diketahui bahwa investasi di sektor industri di Jawa Tengah dari tahun 2005
sampai dengan tahun 2009 dengan menggunakan analisis CR4 yaitu 81,90
persen, konsentrasi tenaga kerja sektor industri sampai dengan tahun 2009
mencapai 82,96 persen, dan konsentrasi nilai tambah di sektor industri di Jawa
Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 86,53 persen. Hal ini berarti dari
penghitungan CR4 baik dalam penanaman modal, tenaga kerja, maupun nilai
tambah pada sektor industri di Jawa Tengah sampai 2009 memiliki struktur
pasar oligopoli tipe 2.
Tabel 4.14
Rata-rata Rasio Konsentrasi (CR8) Industri Pengolahan
di Jawa Tengah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit (%)
CR8
2005
2006
Investasi
94,79
92,86
Tenaga
96,24
94,94
Kerja
Nilai
98,21
97,48
Tambah
Sumber : Data Penelitian, diolah
2007
92,97
2008
93,77
2009
94,24
94,85
95,35
95,75
96,85
97,37
97,22
87
Berdasarkan pada Tabel 4.14 diketahui rata-rata konsentrasi industri
pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009, ISIC 5 digit melalui
penghitungan analisis CR8 bahwa besarnya konsentrasi investasi pada sektor
industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 94,24 persen,
konsentrasi tenaga kerja sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun
2009 yaitu mencapai 95,75 persen, dan konsentrasi nilai tambah di sektor
industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 97,22 persen. Hal ini
berarti sektor industri pengolahan di Jawa Tengah memiliki struktur pasar yang
berbentuk oligopoli tipe 2.
4.4
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan rasio
konsentrasi CR4 dan CR8 maka dapat diketahui bagaimana struktur dari
masing-masing industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode tahun
2005-2009.
Kemudian interpretasi dari hasil estimasi dari rasio konsentrasi (CR4) dan
CR8 pada industri pengolahan di Jawa Tengah adalah sebagai berikut.
1. Banyaknya industri/perusahaan dan status penanaman kepemilikan modal
(investasi) dari tahun 2005-2009 di Propinsi Jawa Tengah berdasarkan
penghitungan dengan menggunakan analisis rasio konsentrasi CR4 dan CR8
mengalami perubahan angka konsentrasi yang tidak terlalu jauh. Pada tahun
2005 rasio konsentrasi investasi pada industri pengolahan di Jawa Tengah
dengan penghitungan CR4 yaitu rata-rata konsentrasi nya yaitu sebesar 83,29
persen, di tahun 2006 tingkat konsentrasi industri di Jawa Tengah yaitu
88
82,23 persen, hal ini berarti tingkat konsentrasi invesatsi industri menurun
sebesar 1,06 persen dari tahun 2005. Sama hal nya dengan tahun 2006, di
tahun 2007 konsentrasi invesatsi industri juga mengalami penurunan yaitu
menjadi 80,89 persen, berbeda dengan tahun 2007, di tahun 2008 investasi
industri pengolahan mengalami kenaikan yaitu menjadi sebesar 82,59
persen. Tahun 2009 investasi sektor industri di Jawa Tengah kembali
menurun hingga mencapai 81,90 persen.
Berdasarkan analisis CR4 industri yang termasuk dalam struktur pasar
oligopoli penuh adalah industri tekstil, industri kertas dan barang dari kertas,
industri kimia dan barang dari kimia, industri barang galian bukan logam,
serta industri furnitur dan pengolahan lain nya.
Industri yang termasuk ke dalam struktur pasar oligopoli tipe 2 adalah
industri kayu dan barang dari kayu, industri karet dan barang dari karet,
industri barang-barang dari logam kecuali mesin, dan industri mesin dan
perlengkapan nya.
Konsentrasi untuk investasi yang termasuk dalam struktur pasar oligopoli
tipe 3 adalah industri makanan dan minuman.
Hal ini berarti bahwa industri pengolahan Jawa Tengah sampai dengan
tahun 2009 memiliki struktur pasar oligopoli tipe 2, yaitu struktur pasar
yang memiliki jumlah produsen sedikit di dalam pasar, dalam hal
diferensiasi produk hanya terdapat sedikit atau tidak sama sekali pembedaan
produk, dan hanya ada beberapa industri yang mengendalikan harga di
dalam pasar.
89
Hasil dari penghitungan konsentrasi dengan analisis CR8 pada industri
pengolahan di Jawa Tengah adalah sebagai berikut. Rata-rata konsentrasi
industri di Jawa Tengah pada tahun 2005 diketahui yaitu 94,79 persen.
Selama perkembangannya rasio konsentrasi industri mengalami penurunan
sampai dengan tahun 2008 yaitu menjadi 93,77 persen. Di tahun 2009 ratarata rasio konsentrasi investasi industri pengolahan kembali meningkat
menjadi 94,24 persen.
Adanya naik dan turunnya nilai konsentrasi pada sektor industri pengolahan
dalam hal penanaman modal di Jawa Tengah menyatakan bahwa industri di
Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 memiliki struktur pasar oligopoli
tipe 2.
2. Kontribusi tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah selama periode
tahun 2005-2009 berdasarkan pada nilai CR4 yaitu pada tahun 2005 rata-rata
banyaknya tenaga kerja yang terserap sebesar 85.82 persen. Sedangkan
sampai pada tahun 2007 mengalami penurunan, adapun rata-rata rasio
konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2007
yaitu 83,04 persen. Pada tahun 2008 rata-rata rasio konsentrasi penyerapan
tenaga kerja di sektor industri sebesar 86,78 persen meningkat 3,74 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja sektor industri
Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu sebesar 82,96 persen.
Penghitungan dengan analisis CR8 rasio tenaga kerja industri pengolahan di
Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 yaitu pada tahun 2005 rata-rata rasio
konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah yaitu 96,24 persen dan hal
ini terus menurun sampai dengan tahun 2009. Di tahun 2006-2007 rasio
90
konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan di jawa Tengah mencapai
angka 94,94 persen dan 94,85 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2009
rasio konsentrasi industri untuk tenaga kerja di Jawa Tengah yaitu 95,75
persen.
Artinya bahwa baik dengan penghitungan CR4 maupun penghitungan CR8,
konsentrasi sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dalam hal tenaga
kerja memiliki struktur pasar oligopoli tipe 2, dimana hanya terdapat
beberapa produsen yang menguasai pasar, dalam hal diferensiasi produk
hanya ada sedikit pembedaan.
3. Nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah juga telah mengalami
peningkatan konsentrasi. Ini terlihat dari penghitungan nilai konsentrasi CR4
selama periode tahun 2005-2009. Kontribusi nilai tambah industri
pengolahan di tahun 2005 yaitu sebesar 88,84 persen. Sedangkan di tahun
2006
sumbangan nilai tambah industri pengolahan di jawa Tengah
mengalami penurunan hingga mencapai 0,24 persen sehingga menjadi 89,08
persen. Berbeda hal nya dengan tahun 2007, rata-rata rasio konsentrasi yaitu
sebesar 88,11 persen, kontribusi nilai tambah sektor industri pengolahan
Jawa Tengah tahun 2008 justru mengalami peningkatan sebesar 2,59 persen
yaitu hanya mencapai 90,70 persen dari tahun sebelumnya dan untuk tahun
2009 rata-rata rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu
sebesar 86,53 persen.
Hal ini berarti berdasarkan penghitungan dengan analisis CR4 dinyatakan
bahwa sektor industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun
2008 memiliki struktur industri yang berbentuk oligopoli penuh, berbeda
91
dengan tahun 2008, struktur industri di Jawa Tengah di tahun 2009
berstruktur oligopoli tipe 2.
Berdasarkan penghitungan dengan analisis CR8 diketahui bahwa sektor
industri pengolahan di Jawa Tengah dalam hal nilai tambah pada tahun 2005
memiliki nilai konsnetrasi sebesar 98,21 persen, sedangkan di tahun 2006
terjadi penurunan nilai konsentrasi nilai tambah pada sektor industri di Jawa
Tengah yaitu menjadi 97,48 persen. Konsentrasi nilai tambah pada sektor
industri di tahun 2007 juga masih mengalami penurunan nilai konsentrasi
yaitu menjadi 96,85 persen, sedangkan pada tahun 2008 telah terjadi
kenaikan nilai konsentrasi pada nilai tambah sektor industri di Jawa Tengah
sebesar 0,52 persen sehingga menjadi 97,37 persen, dan di tahun 2009 nilai
konsentrasi industri pengolahan dalam hal nilai tambah yaitu mencapai
97,22 persen.
Hal ini berarti sektor industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan
tahun 2009 berdasarkan pada penghitungan analisis CR8 memiliki struktur
pasar yang berbentuk oligopoli tipe 2.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa secara
umum baik penghitungan dengan analisis rasio konsentrasi CR4 maupun CR8.
Tujuan pengukuran konsentrasi dilakukan yaitu untuk mengetahui ciri-ciri
struktur pasar dalam variabel-variabel yang ada dalam industri. Adanya
konsentrasi yang tinggi serta halangan masuk yang besar merupakan struktur
pasar yang berbentuk oligopoli atau monopoli. Semakin terkonsentrasinya
suatu industri maka persaingan nya di dalam pasar akan menurun, demikian
sebaliknya jika tingkat konsentrasi nya semakin menurun maka persaingan
nya di dalam pasar akan semakin meningkat.
Adapun berdasarkan pada analisis CR4 dan CR8, peranan industri
pengolahan dan tingkat konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah
selama tahun 2005-2009 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Konsentrasi penanaman modal industri di Jawa Tengah sampai dengan
tahun 2009, berdasarkan analisis CR4 dan CR8 menyatakan bahwa industri
di Jawa Tengah berstruktur pasar oligopoli tipe 2, yaitu struktur pasar
yang hanya memiliki sedikit jumlah produsen dalam pasar, dalam hal
diferensiasi produk hanya ada sedikit pembedaan jenis produk , dan hanya
terdapat beberapa perusahaan yang mengendalikan harga di pasar.
2. Berdasarkan analisis CR4 dan CR8 diketahui bahwa industri pengolahan di
Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 berstruktur pasar oligopoli tipe 2.
92
93
3. Konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah berdasarkan analisis CR4
dari tahun 2005-2008 berstruktur pasar oligopoli tipe penuh, sedangkan
pada tahun 2009 konsentrasi sektor industri dari segi nilai tambah di Jawa
Tengah berstruktur pasar oligopoli tipe 2. Penghitungan dengan analisis
CR8 memiliki bentuk struktur pasar oligopoli tipe 2.
5.2 Saran
Analisis CR4 dan CR8 merupakan penghitungan/ukuran yang digunakan
untuk mengetahui bagaimana struktur pasar dalam suatu industri.
Untuk itu, saran dari peneliti yang bisa digunakan untuk pengambilan
kebijakan yang berhubungan dengan sektor industri di Jawa Tengah dapat
terwujud adalah :
1. Dalam upaya meningkatkan konsentrasi industri baik dalam hal
penanaman modal, tenaga kerja, dan nilai tambah di sektor industri di
Jawa Tengah, sekiranya pemerintah daerah serta dinas perindustrian
menetapkan kebijakan-kebijakan yang tepat terhadap subsektor industri
yang belum terkonsentrasi sehingga terkonsentrasi dalam dunia industri
khususnya di Jawa Tengah.
2. Berdasarkan pada hasil penelitian disimpulkan bahwa sektor industri di
Jawa Tengah berstruktur pasar oligopoli, dalam hal ini diperlukan
manajemen yang baik bagi setiap perusahaan industri yang telah
terkonsentrasi , sehingga tetap dapat berdaya saing tinggi bagi industri
dalam negeri maupun industri luar negeri.
94
3. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai struktur dan
konsentrasi industri dengan berbagai penghitungan analisis konsentrasi
yang lain selain dengan penghitungan rasio konsentrasi CR4 dan CR8 yang
peneliti lakukan dalam penelitian ini agar dapat digunakan sebagai bahan
refrensi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN
Yogyakarta
Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 edisi keempat
Ekonomi Makro. BPFE-Yogyakarta
BPS Propinsi Jawa Tengah. 2010. Jawa Tengah Dalam Angka, (www.bps.go.id
dikutip pada 18 Februari 2012 jam 22.30 WIB)
Kuncoro, M. 2007. Ekonometrika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri
Baru 2030. Yogyakarta : Andi
Kuncoro, M. 2004. Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,
Strategi, dan Peluang. Penerbit Erlangga.
Kuncoro, M. 2007. Metode Kuantitatif Teori Dan Aplikasi Untuk Bisnis Dan
Ekonomi edisi 3. UPP STIM YKPN
Kuncoro, M. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster
Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN
Kuncoro dan Sumarno. 2002. Jurnal Struktur, Kinerja, dan Kluster Industri
Rokok Kretek : Indonesia1996-1999.
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori makro ekonomi edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Harvard University
Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Beta Offset. Yogyakarta
Prasetyo, P. Eko. 2010. Ekonomi Industri. Beta Offset. Yogyakarta
Purnomo, D dan Istiqomah, D. 2008. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No.2,
Desember 2008 hal.137-155. Analisis Peranan Sektor Industri terhadap
Perekonomian Jawa Tengah Tahun 2000 dan Tahun 2004 (Analisis
Input-Output).
Statistik Industri Besar dan Sedang Propinsi Jawa Tengah. 2005-2009. BPS
Propinsi Jawa Tengah
95
96
Sugiyono. 2012. http://sugiyono.webs.com/paper/p0104.pdf. di unduh pada tangal
14 Mei 2012
Sukirno, Sadono.2000 Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari
Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka
Sularso,Havid. E.Restianto,Yanuar. 2011. Media Riset Akuntansi, Vol. 1 No. 2
Agustus 2011, Jurnal Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi
Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah.
Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi.
Penerbit: PT Bumi Aksara.
Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di
Dunia Ketiga, edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga
Wulandari, Fitri. 2007. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 8 No.2 Desember
2007, Jurnal Struktur dan Kinerja Industri Kertas dan Pulp di Indonesia:
Sebelum dan Pascakrisis.
97
97
Lampiran 1 : Data Penelitian
Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2005
ISIC
15122
15323
15410
15440
15492
15496
15499
TOTAL
ISIC
17114
17122
17123
17124
17211
17212
17400
TOTAL
ISIC
20101
20102
20213
20220
20291
20293
20299
TOTAL
ISIC
21012
21014
INVESTASI
41
46
75
79
41
81
55
418
INVESTASI
82
31
16
155
46
17
24
371
INVESTASI
77
10
21
32
6
10
6
162
INVESTASI
3
2
21015
21016
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
24115
24212
24220
24232
24234
24242
24294
TOTAL
ISIC
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26121
26201
26323
26412
26423
3
9
3
23
9
52
INVESTASI
8
7
10
16
21
7
6
75
INVESTASI
12
5
6
5
6
80
12
126
INVESTASI
3
7
67
21
37
26503
26601
TOTAL
ISIC
28111
28112
28920
28933
28939
28991
28999
TOTAL
ISIC
29120
29192
29211
29240
29250
29263
29309
TOTAL
ISIC
36101
36102
36915
36930
36991
36993
36999
TOTAL
28
2
165
INVESTASI
5
2
6
15
27
9
8
72
INVESTASI
6
3
8
2
2
4
2
27
INVESTASI
448
18
7
18
7
44
15
557
98
Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2005
ISIC
15122
15410
15440
15491
15495
15496
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17121
17122
17123
17124
TOTAL
ISIC
20101
20211
20212
20213
20220
20293
20294
TOTAL
ISIC
21013
21014
TENAGA KERJA
2477
5994
5332
9532
8721
3265
3303
38624
TENAGA KERJA
3217
24743
38434
5729
20411
11760
5804
110098
TENAGA KERJA
7682
1136
8621
6797
7784
2514
726
35260
TENAGA KERJA
1444
1327
21015
21016
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
24115
24119
24212
24220
24232
24234
24301
TOTAL
ISIC
25111
25121
25123
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26201
26323
26411
26412
426
369
707
2770
1187
8230
TENAGA KERJA
276
1361
1950
470
5983
6631
2425
19096
TENAGA KERJA
2714
6223
1662
875
22647
1256
1932
37309
TENAGA KERJA
2249
2621
2568
764
539
26423
26503
TOTAL
ISIC
28111
28112
28920
28933
28939
28991
28993
TOTAL
ISIC
29112
29120
29130
29199
29211
29263
29309
TOTAL
ISIC
36101
36102
36930
36941
36991
36993
36999
TOTAL
1968
771
11480
TENAGA KERJA
119
259
361
385
872
476
450
2922
TENAGA KERJA
246
206
175
891
540
1062
1092
4212
TENAGA KERJA
39345
1253
1578
983
609
11588
2419
57775
99
Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2005
ISIC
15121
15331
15410
15421
15491
15495
15540
TOTAL
ISIC
17112
17114
17121
17122
17123
17211
17301
TOTAL
ISIC
20101
20211
20212
20213
20220
20230
20293
TOTAL
NILAI TAMBAH
210172377
422942860
263982227
348833630
103829914
236657710
342875137
1929293855
NILAI TAMBAH
1212094842
909640878
311273560
507162428
1079977713
104542175
77584411
4202276007
NILAI TAMBAH
87190392
48403986
298978339
128046052
215623415
10489522
23781927
812513633
ISIC
24112
24115
24119
24212
24232
24234
24242
TOTAL
ISIC
25111
25121
25153
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26201
26323
26412
26422
26423
26503
TOTAL
NILAI TAMBAH
11731558
64244037
115191094
23386513
1091175107
178885092
51703292
1536316693
NILAI TAMBAH
210565212
84580935
79800638
29105991
686767925
102101142
14972553
1207894396
NILAI TAMBAH
58168789
80462490
14972553
2126980
296631
39394604
41824648
237246695
ISIC
28111
28120
28920
28933
28939
28991
28999
TOTAL
ISIC
29114
29120
29191
29292
29211
29240
29263
TOTAL
ISIC
36101
36102
36912
36930
36991
36993
36993
TOTAL
NILAI TAMBAH
1470403
660157
18195316
3352472
9434771
2655231
3095623
38863973
NILAI TAMBAH
3818540
7095211
5741472
3393004
22690618
803497
398994
43941336
NILAI TAMBAH
745653727
16189157
10757670
23428232
8778735
79578260
42352603
926738384
100
Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2006
ISIC
15122
15124
15410
15440
15491
15496
15499
TOTAL
ISIC
17112
17114
17122
17123
17124
17211
17212
TOTAL
ISIC
19112
19121
19122
19129
19201
19202
19203
TOTAL
ISIC
20101
20211
20212
20213
20291
20220
20292
TOTAL
ISIC
21011
21012
INVESTASI
62
113
124
95
57
175
77
703
INVESTASI
39
180
50
73
301
61
23
727
INVESTASI
9
18
2
4
8
1
2
44
INVESTASI
96
17
37
20
80
9
20
279
INVESTASI
2
4
21014
21015
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
24212
24220
24232
24234
24241
24242
24294
TOTAL
ISIC
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26323
26412
26421
26423
26503
26509
26601
TOTAL
ISIC
27102
27103
27201
27202
27203
5
6
9
22
15
63
INVESTASI
9
12
35
34
11
9
10
120
INVESTASI
6
19
11
19
11
144
14
224
INVESTASI
86
31
8
31
23
14
6
199
INVESTASI
6
11
2
6
1
27310
27320
TOTAL
ISIC
28111
28112
28920
28933
28939
28993
28999
TOTAL
ISIC
29113
29114
29120
29191
29211
29250
29263
TOTAL
ISIC
35111
35113
35120
35202
35302
35911
35912
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36930
36991
36993
36999
TOTAL
11
4
41
INVESTASI
10
4
7
7
24
15
8
75
INVESTASI
4
3
6
3
9
4
6
35
INVESTASI
7
6
1
2
2
5
5
28
INVESTASI
937
41
23
40
15
110
20
1186
101
Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2006
ISIC
15410
15421
15440
15491
15495
15496
15540
TOTAL
ISIC
17112
17114
17121
17122
17123
17124
17211
TOTAL
ISIC
19112
19121
19122
19129
19201
19202
19203
TOTAL
ISIC
20101
20211
20212
20213
20214
20220
20292
TOTAL
ISIC
21012
21014
TENAGA KERJA
9491
14574
8343
21278
16571
6903
5840
83000
TENAGA KERJA
40872
89347
39270
27327
40970
11653
5125
254564
TENAGA KERJA
994
2688
376
1606
3843
51
348
9906
TENAGA KERJA
5487
11021
23993
9449
2516
21978
2235
76679
TENAGA KERJA
1962
3005
21015
21016
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
24212
24232
24234
24241
24242
24292
24299
TOTAL
ISIC
25121
25123
25192
25199
25202
25205
25206
TOTAL
ISIC
26121
26129
26201
26202
26323
26411
26423
TOTAL
ISIC
27102
27103
27201
27202
27203
2614
24
1793
2951
1440
13789
TENAGA KERJA
2547
12770
14605
1034
1095
1067
3343
36461
TENAGA KERJA
11111
4660
3265
5339
8326
42186
4740
79627
TENAGA KERJA
2550
2084
4064
1616
3711
1528
1982
17535
TENAGA KERJA
1606
4401
57
496
34
27310
27320
TOTAL
ISIC
28910
28920
28939
28993
28994
28997
28999
TOTAL
ISIC
29112
29120
29191
29192
29211
29250
29302
TOTAL
ISIC
35111
35112
35113
35202
35302
35911
35912
TOTAL
ISIC
36101
36102
36922
36930
36942
36993
36999
TOTAL
2242
173
9009
TENAGA KERJA
327
390
1093
1925
381
429
433
4978
TENAGA KERJA
506
1927
310
407
1180
574
548
5452
TENAGA KERJA
624
22
175
394
704
1899
119
3937
TENAGA KERJA
83990
4797
1247
2796
2740
3693
1959
101222
102
Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2006
ISIC
15124
15211
15331
15421
15491
15495
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17121
17122
17123
17301
TOTAL
ISIC
19112
19121
19122
19129
19201
19202
19203
TOTAL
ISIC
20101
20211
20212
20213
20214
20220
20293
NILAI
TAMBAH
355075523
226088331
1260479314
563529572
318060267
452091154
693648131
3868972292
NILAI
TAMBAH
243017655
2348151457
1531090556
3780176582
2502095080
1561954886
174124507
12140610723
NILAI
TAMBAH
117167371
47541805
7737362
24254194
189085067
570314
3350424
389706537
NILAI
TAMBAH
121081519
221104010
474246134
334944414
99449222
569283489
30728161
TOTAL
ISIC
21011
21012
21014
21015
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
24115
24119
24131
24212
24220
24232
24234
TOTAL
ISIC
25121
25123
25199
25201
25202
25205
25206
TOTAL
ISIC
26111
26121
26129
26201
26323
26411
26423
1850836949
NILAI
TAMBAH
22722038
83689344
201251703
163735772
206985553
196107036
39367750
913859196
NILAI
TAMBAH
441625126
164356015
320377508
343238096
92856360
1544697872
431863273
3339014250
NILAI
TAMBAH
628519304
248760168
100866347
192547107
145998267
1565307536
360304814
3242303543
NILAI
TAMBAH
334915028
45518008
31425838
89342976
32146588
2989244046
108072109
TOTAL
ISIC
27102
27103
27201
27202
27203
27310
27320
TOTAL
ISIC
28112
28910
28920
28939
28993
28994
28999
TOTAL
ISIC
29112
29114
29120
29191
29211
29250
29302
TOTAL
ISIC
35111
35113
35120
35202
35302
35911
35912
3630664593
NILAI
TAMBAH
427647094
952864615
807675
33998297
412812
43784614
3116073
1462631180
NILAI
TAMBAH
15575111
8261306
8076192
16304092
90011491
32913630
10367592
181509414
NILAI
TAMBAH
34345558
5157040
72787981
9786216
34984984
11464778
53666960
222193517
NILAI
TAMBAH
131642030
4011830
440050
38596984
50543974
500058590
2149182
103
TOTAL
ISIC
36101
36102
727442640
NILAI
TAMBAH
1734979998
77485052
36912
36930
36942
36993
1430673034
47328303
70261528
307514922
36999
TOTAL
36986357
3705229194
104
Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2007
ISIC
15122
15124
15410
15422
15440
15496
15499
TOTAL
ISIC
17114
17115
17122
17123
17124
17211
17302
TOTAL
ISIC
19111
19112
19121
19129
19201
19202
19203
TOTAL
ISIC
20101
20102
20212
20213
20220
20292
20293
TOTAL
ISIC
21012
21014
INVESTASI
50
85
105
59
81
152
69
601
INVESTASI
78
34
28
61
246
54
50
551
INVESTASI
2
5
8
1
3
2
1
22
INVESTASI
70
14
14
19
44
20
20
201
INVESTASI
3
3
21015
21016
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
24115
24212
24220
24232
24234
24242
24294
TOTAL
ISIC
25111
25123
25199
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26201
26322
26323
26412
26423
26502
26502
TOTAL
ISIC
27101
27102
27103
27202
27204
6
11
3
29
8
63
INVESTASI
5
6
11
17
23
7
8
77
INVESTASI
5
13
5
12
8
102
21
166
INVESTASI
4
3
81
27
39
6
24
184
INVESTASI
2
2
6
2
1
27310
27320
TOTAL
ISIC
28111
28920
28932
28933
28939
28991
28999
TOTAL
ISIC
29120
29130
29150
29211
29240
29250
29253
TOTAL
ISIC
35111
35112
35113
35120
35202
35911
35912
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36930
36991
36993
36999
TOTAL
6
3
22
INVESTASI
9
4
6
11
30
11
7
78
INVESTASI
6
3
3
4
4
4
5
29
INVESTASI
3
1
5
1
1
3
5
19
INVESTASI
698
45
24
34
16
64
18
899
105
Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2007
ISIC
15124
15410
15421
15440
15491
15495
15496
TOTAL
ISIC
17112
17114
17121
17123
17124
17211
17302
TOTAL
ISIC
19111
19112
19121
19129
19201
19202
19203
TOTAL
ISIC
20101
20212
20213
20214
20220
20230
20293
TOTAL
ISIC
21012
21014
TENAGA KERJA
8008
5997
10481
5651
10730
7186
5701
53754
TENAGA KERJA
26968
25943
6684
36967
10449
11542
8879
127432
TENAGA KERJA
181
672
693
43
80
1176
174
3019
TENAGA KERJA
3314
14761
7480
1749
10229
1071
1506
40110
TENAGA KERJA
942
807
21015
21016
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
25119
24132
24212
24232
24234
24299
24301
TOTAL
ISIC
25121
25122
25123
25201
25202
25205
25209
TOTAL
ISIC
26111
26121
26201
26202
26323
26423
26503
TOTAL
ISIC
27101
27102
27103
27201
27202
1586
312
877
3625
892
9041
TENAGA KERJA
1047
2289
1733
5532
7450
1255
5361
24667
TENAGA KERJA
2938
5135
4742
798
2276
22252
2699
40840
TENAGA KERJA
796
962
2258
926
2682
2395
791
10810
TENAGA KERJA
76
295
2440
51
271
27310
1927
27320
92
TOTAL
5152
ISIC
TENAGA KERJA
28111
385
28920
342
28933
257
28939
1232
28991
377
28993
473
28999
268
TOTAL
3334
ISIC
TENAGA KERJA
29112
252
29192
243
29199
958
29211
476
29221
527
29250
435
29302
317
TOTAL
3208
ISIC
TENAGA KERJA
35111
162
35112
68
35113
263
35202
187
35302
352
35911
2242
35912
126
TOTAL
3400
ISIC
TENAGA KERJA
36101
51734
36102
3883
36104
1208
36930
2321
36942
1566
36991
885
36993
20507
TOTAL
82104
106
Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2007
ISIC
15143
15331
15332
15421
15495
15497
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17121
17123
17211
17302
TOTAL
ISIC
19111
19112
19121
19129
19201
19202
19203
TOTAL
ISIC
20101
20212
20213
20214
20220
20293
20299
TOTAL
ISIC
21012
21014
NILAI TAMBAH
399897150
516158137
292812605
1012900033
321041737
397745660
355963689
3296519011
NILAI TAMBAH
131952309
2744291751
902271493
628300420
1467819968
666085536
236188566
6776910043
NILAI TAMBAH
8468549
66278935
18800010
845337
1749935
43501827
5112120
144756713
NILAI TAMBAH
143730102
469225592
272977232
59090733
506141385
25208934
25187841
1501561819
NILAI TAMBAH
57015732
79496271
21015
21016
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
24119
24132
24212
24231
24232
24234
24242
TOTAL
ISIC
25121
25122
25123
25201
25202
25205
25209
TOTAL
ISIC
26111
26121
26201
26202
26323
26411
26423
TOTAL
ISIC
27102
27103
27201
27202
27204
70098612
5605801
73220214
326583059
13835897
625855586
NILAI TAMBAH
153011514
176370859
261719913
141652738
1343587402
381649214
382421652
2840413292
NILAI TAMBAH
135313758
170293355
190295582
93289809
67129152
1217339779
81156202
1954817637
NILAI TAMBAH
148651408
14653062
127860420
49615960
24847509
660231228
96027710
1121887297
NILAI TAMBAH
21686609
403326609
14935401
20835990
1755616
27310
27320
TOTAL
ISIC
28111
28113
28910
28931
28939
28991
28993
TOTAL
ISIC
29112
29150
29199
29221
29240
29250
29302
TOTAL
ISIC
35111
35112
35113
35202
35302
35911
35912
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36912
36922
36930
36993
TOTAL
434133816
3139365
899813406
NILAI TAMBAH
19133547
19047282
15905771
17090445
37653568
12876341
71780860
193487814
NILAI TAMBAH
43991573
13981250
64759792
458121836
19516151
21034992
49800884
671206478
NILAI TAMBAH
25365736
1854805
38061626
19720289
44928576
273509024
6397580
409837636
NILAI TAMBAH
1315571381
179804343
44940034
65562861
50056613
45808668
274037978
1975781878
107
Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2008
ISIC
15122
15124
15410
15422
15440
15496
15499
TOTAL
ISIC
17114
17115
17122
17123
17124
17211
17302
TOTAL
ISIC
19112
19121
19122
19129
19201
19202
19209
TOTAL
ISIC
20101
20102
20212
20213
20220
20292
20299
TOTAL
ISIC
INVESTASI
50
76
96
47
76
131
61
537
INVESTASI
68
22
30
52
181
57
38
448
INVESTASI
7
8
1
1
6
1
1
25
INVESTASI
61
15
14
18
39
18
11
176
INVESTASI
21012
21013
21015
21016
21019
21020
21090
TOTAL
ISIC
24115
24121
24212
24220
24232
24234
24294
TOTAL
ISIC
25112
25121
25123
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26201
26202
26323
26412
26423
26502
26503
TOTAL
ISIC
28111
8
2
6
9
3
22
3
53
INVESTASI
7
6
7
10
20
25
6
81
INVESTASI
6
8
8
10
8
102
18
160
INVESTASI
4
2
79
23
38
6
27
179
INVESTASI
6
28920
28932
28933
28939
28921
28999
TOTAL
ISIC
29120
29130
29192
29211
29221
29250
29263
TOTAL
ISIC
35111
35112
35113
35911
35912
35921
35922
TOTAL
ISIC
36101
38102
36104
36109
36930
36993
36999
TOTAL
7
4
13
27
11
9
77
INVESTASI
3
6
2
5
3
3
4
26
INVESTASI
4
1
7
3
2
1
1
19
INVESTASI
559
32
14
15
35
66
12
733
108
Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2008
ISIC
15124
15410
15421
15440
15491
15295
15496
TOTAL
ISIC
17112
17114
17121
17122
17123
17124
17302
TOTAL
ISIC
19112
19121
19122
19129
19201
19202
19209
TOTAL
ISIC
20101
20212
20213
20214
20220
20230
20299
TOTAL
TENAGA
KERJA
6339
5756
9900
5613
12042
7498
5331
52479
TENAGA
KERJA
35079
20249
5786
12607
32814
10410
7672
124617
TENAGA
KERJA
769
793
292
43
871
1574
43
4385
TENAGA
KERJA
3029
12696
9695
1801
10765
1381
1833
41200
ISIC
21012
21013
21014
21015
21016
21019
21020
TOTAL
ISIC
24115
24118
24212
24232
24234
24242
24299
TOTAL
ISIC
25121
25122
25123
25201
25202
25205
25209
TOTAL
ISIC
26201
26202
26323
26411
26423
26503
26900
TOTAL
TENAGA
KERJA
2471
1404
128
2664
555
410
3627
11259
TENAGA
KERJA
548
552
1769
7648
9508
535
1005
21565
TENAGA
KERJA
6829
4002
1578
835
854
25244
2145
41487
TENAGA
KERJA
2252
907
2705
764
2277
838
837
10580
ISIC
28111
28920
28933
28939
28991
28997
28999
TOTAL
ISIC
29112
29120
29211
29221
29250
29299
29302
TOTAL
ISIC
35111
35112
35113
35202
35911
35912
35921
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36930
36942
36993
TOTAL
TENAGA
KERJA
147
2995
335
1082
483
153
367
5562
TENAGA
KERJA
257
956
337
372
403
272
437
3034
TENAGA
KERJA
208
66
736
187
2893
119
50
4259
TENAGA
KERJA
45324
2346
823
1118
1821
1565
22613
75610
109
Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2008
ISIC
15144
15321
15331
15421
15491
15497
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17122
17123
17301
17302
TOTAL
ISIC
19112
19121
19122
19129
19201
19202
19209
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20214
20220
TOTAL
NILAI
TAMBAH
233507161
279519047
1058353477
1407027428
218229154
461083168
404291462
4062010897
NILAI
TAMBAH
229324088
3914697234
442489481
567771473
1517113805
161143908
138501378
6971041367
NILAI
TAMBAH
40619382
20711900
11775510
651135
39097582
77714687
453462
191023658
NILAI
TAMBAH
85173966
31910284
47061944
313178382
1111683807
123210057
468999956
2181218396
ISIC
21012
21013
21014
21015
21016
21019
21020
TOTAL
ISIC
24115
24119
24212
24232
24234
24241
24299
TOTAL
ISIC
25121
25122
25123
25201
25202
25205
25206
TOTAL
ISIC
26121
26201
26202
26323
26411
26423
26503
TOTAL
NILAI
TAMBAH
457814541
90217027
15660928
460839535
17385263
25008263
591310293
1658235850
NILAI
TAMBAH
198319593
113056929
264329475
1043720096
182818358
93439166
240166774
2135850391
NILAI
TAMBAH
187771180
173778736
144345911
37860526
38575120
1098110640
67763520
1748205633
NILAI
TAMBAH
27310220
108740694
81028102
25707763
1433809005
152813821
22940785
1852350390
ISIC
28113
28920
28939
28991
28993
28994
28999
TOTAL
ISIC
29112
29120
29211
29221
29250
29299
29302
TOTAL
ISIC
35111
35112
35113
35202
35911
35912
35922
TOTAL
ISIC
36101
36102
36914
36922
36930
36942
36993
TOTAL
NILAI
TAMBAH
9304784
564996800
19295300
23664824
6239115
10111736
7186846
640799405
NILAI
TAMBAH
24463196
37286766
19210361
41925569
21892199
10316463
69925800
225020354
NILAI
TAMBAH
56398900
6159535
51054974
21426076
30818508
1494552
1288060
168640605
NILAI
TAMBAH
1101940213
76844949
29467791
23094009
26990607
28300569
272506993
1559145131
110
Data CR4 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2009
ISIC
15122
15124
15410
15422
15440
15496
15499
TOTAL
ISIC
17114
17122
17123
17124
17211
17212
17400
TOTAL
ISIC
20101
20102
20212
20213
20220
20292
20293
TOTAL
ISIC
21012
21014
21015
21016
21019
21020
INVESTASI
37
54
86
55
71
110
58
471
INVESTASI
139
27
32
263
43
19
19
542
INVESTASI
57
12
10
17
27
9
13
145
INVESTASI
6
1
5
8
1
23
21090
TOTAL
ISIC
24115
24121
24220
24232
24234
24242
24294
TOTAL
ISIC
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26321
26323
26412
26423
26503
26509
26601
TOTAL
ISIC
27101
27102
27103
27202
4
48
INVESTASI
8
6
9
20
23
7
6
79
INVESTASI
7
12
7
10
10
91
9
146
INVESTASI
4
70
20
32
31
3
3
163
INVESTASI
1
5
6
5
27204
27310
27320
TOTAL
ISIC
28111
28112
28113
28933
28939
28991
28999
TOTAL
ISIC
29120
29130
29192
29193
29211
29250
29263
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36930
36993
36999
TOTAL
1
3
2
23
INVESTASI
8
8
4
7
28
7
9
71
INVESTASI
4
4
2
2
6
5
3
26
INVESTASI
465
27
15
12
22
75
14
630
111
Data CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2009
ISIC
15124
15410
15421
15440
15491
15295
15496
TOTAL
ISIC
17112
17114
17115
17122
17123
17124
17302
TOTAL
ISIC
20101
20211
20212
20213
20220
20293
20299
TOTAL
ISIC
21012
21014
21015
21016
21019
TENAGA
KERJA
5849
4913
7221
6073
12325
5625
4367
46373
TENAGA
KERJA
20191
43369
3816
13178
25377
12246
10867
129044
TENAGA
KERJA
4044
9278
5098
8164
6954
1974
3968
39480
TENAGA
KERJA
1750
31
1567
215
125
21020
21090
TOTAL
ISIC
24115
24119
24132
24212
24232
24234
24242
TOTAL
ISIC
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26121
26202
26323
26411
26423
26503
26601
TOTAL
ISIC
27101
27102
2777
95
6560
TENAGA
KERJA
550
1203
1666
1474
6843
7260
615
19611
TENAGA
KERJA
2210
8467
2710
2028
1338
21894
1527
40174
TENAGA
KERJA
1134
808
2426
764
2533
1125
798
9588
TENAGA
KERJA
62
1047
27103
27202
27204
27310
27320
TOTAL
ISIC
28111
28112
28113
28933
28939
28991
28999
TOTAL
ISIC
29112
29120
29130
29211
29250
29299
29302
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36930
36993
36999
TOTAL
2672
1378
777
307
60
6303
TENAGA
KERJA
229
237
229
476
977
554
542
3244
TENAGA
KERJA
271
1120
283
290
598
272
597
3431
TENAGA
KERJA
41076
2092
1260
1010
1400
27804
691
75333
112
Data CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2009
ISIC
15331
15421
15423
15491
15495
15497
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17113
17114
17122
17123
17302
TOTAL
ISIC
20211
20212
20213
20214
20220
20293
20299
TOTAL
ISIC
21012
21014
21015
21016
21019
NILAI
TAMBAH
1280764356
1480655090
1147965498
413247548
295944620
282692317
461529508
5362798937
NILAI
TAMBAH
255420132
1783970814
1125916323
1140279722
950213304
3080651030
353530236
8689981561
NILAI
TAMBAH
468684240
131279593
310048043
159803632
236455314
50168548
215222724
1571662094
NILAI
TAMBAH
286173171
482560
125014755
2116113
6656874
21020
21090
TOTAL
ISIC
24115
24119
24123
24132
24212
24232
24234
TOTAL
ISIC
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25206
TOTAL
ISIC
26202
26323
26411
26412
26423
26503
26601
TOTAL
ISIC
27101
27102
258251029
1276893
679971395
NILAI
TAMBAH
363312185
183313079
617954928
309022865
211069473
1133472362
341692334
3159837226
NILAI
TAMBAH
92146212
324768045
50615178
90431089
31824663
892648409
64968100
1547401696
NILAI
TAMBAH
89458200
18197453
1273180698
4848706
122340633
23354344
58525970
1589906004
NILAI
TAMBAH
27107574
272084751
27103
27202
27204
27310
27320
TOTAL
ISIC
28113
28920
28933
28939
28991
28994
28999
TOTAL
ISIC
29112
29120
29130
29211
29250
29299
29302
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36922
36930
36993
36999
TOTAL
87664770
108261299
9881263
212013677
891502
717904836
NILAI
TAMBAH
40812872
22340460
50140609
17796352
10380721
14519224
17220931
173211169
NILAI
TAMBAH
30283880
81738612
6447180
23506101
23628449
29071679
73504800
268180701
NILAI
TAMBAH
1064702530
98750083
27359347
64002319
43485612
417360565
16408817
1732069273
113
Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2005
ISIC
15122
15125
15129
15323
15410
15440
15492
15496
15499
15540
TOTAL
ISIC
17112
17114
17122
17123
17124
17211
17212
17293
17302
17400
TOTAL
ISIC
20101
20102
20104
20212
20213
20220
20291
20293
20294
20299
TOTAL
ISIC
INVESTASI
38
35
35
46
75
79
41
81
55
35
520
INVESTASI
14
82
8
16
155
46
17
9
13
24
384
INVESTASI
77
10
3
4
21
32
6
10
4
6
173
INVESTASI
24112
24115
24119
24212
24220
24232
24234
24241
24242
24294
TOTAL
ISIC
25111
25112
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26124
26201
26209
26323
26412
26422
26423
26503
26601
TOTAL
ISIC
28111
3
8
5
7
10
16
21
4
7
6
87
INVESTASI
5
4
12
5
6
5
6
80
3
12
138
INVESTASI
3
1
7
2
67
21
2
37
28
2
170
INVESTASI
5
28112
28113
28120
28920
28932
28933
28939
28991
28999
TOTAL
ISIC
29112
29114
29120
29191
29192
29211
29240
29250
29263
29309
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36915
36930
36942
36991
36993
36999
TOTAL
2
1
2
6
1
15
27
9
8
76
INVESTASI
1
2
6
2
3
8
2
2
4
2
32
INVESTASI
448
18
5
3
7
18
6
7
44
15
571
114
Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2005
ISIC
15122
15129
15410
15421
15440
15491
15495
15496
15499
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17121
17122
17123
17124
17211
17301
17302
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20220
20291
20293
20294
20299
TOTAL
ISIC
TK
2477
2332
5994
10566
5332
9532
8721
3265
2307
3303
53829
TK
3217
24743
38434
5729
20411
11760
6187
5804
2825
1469
120579
TK
7682
243
1136
8621
6797
7784
344
2514
726
198
36045
TK
24119
24212
24220
24231
24232
24234
24241
24242
24294
24301
TOTAL
ISIC
25111
25121
25122
25123
25199
25201
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26111
26121
26201
26321
26323
26411
26412
26423
26503
26601
TOTAL
ISIC
28111
1361
1950
470
286
5983
6631
479
829
365
2425
20779
TK
2714
6223
705
1662
1046
525
875
22647
1256
1932
39585
TK
452
2249
2621
189
2568
764
539
1968
771
279
12400
TK
119
28112
28120
28920
28933
28939
28991
28993
28994
28999
TOTAL
ISIC
29112
29120
29130
29192
29199
29211
29250
29263
29299
29309
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36913
36915
36930
36941
36991
36993
36999
TOTAL
259
71
361
385
872
476
450
136
260
3389
TK
246
206
175
97
891
540
371
1062
205
1092
4885
TK
39345
1253
530
339
518
1578
983
609
11588
2419
59162
115
Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2005
ISIC
15121
15331
15410
15421
15424
15440
15491
15493
15495
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17121
17122
17123
17124
17211
17301
17303
TOTAL
NT
210172377
422942860
263982227
348833630
82854120
71111658
103829914
57436567
236657710
342875137
2140696200
NT
59379386
1212094842
909640878
311273560
507162428
1079977713
62842907
104542175
77584411
1588264
4326086564
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20220
20230
20291
20292
20294
TOTAL
ISIC
24112
24115
24119
24212
24220
24232
24234
24241
24242
24294
TOTAL
NT
87190392
4215389
48403986
128046052
298978339
215623415
10489522
1876208
23781927
8031615
826636845
NT
11731558
64244037
115191094
23386513
10060203
1091175107
178885092
13143022
51703292
15031047
1574550965
ISIC
25111
25112
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36912
36915
36930
36942
36991
36993
36999
TOTAL
NT
210565212
5264109
84580935
79800638
2669965
3147358
29105991
686767925
102101142
14693475
1218696750
NT
745653727
16189157
5678181
10757670
3135418
23428232
2407451
8778735
79578260
42352603
937959434
116
Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2006
ISIC
15122
15124
15125
15410
15422
15440
15491
15496
15499
15540
TOTAL
ISIC
17112
17114
17115
17122
17123
17124
17211
17212
17293
17400
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20220
20291
20292
20293
20299
TOTAL
ISIC
INVESTASI
62
113
48
124
54
95
57
175
77
52
857
INVESTASI
39
180
26
50
73
301
61
23
21
23
797
INVESTASI
96
9
17
37
20
80
9
20
12
15
315
INVESTASI
24115
24121
24212
24220
24232
24234
24241
24242
24294
24299
TOTAL
ISIC
25111
25112
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26321
26323
26412
26421
26423
26503
26509
26601
26900
TOTAL
ISIC
28111
18
17
9
12
35
34
11
9
10
7
162
INVESTASI
6
19
5
11
5
5
19
11
144
14
239
INVESTASI
5
5
86
31
8
31
23
14
6
6
215
INVESTASI
10
28112
28910
28920
28931
28932
28933
28939
28993
28999
TOTAL
ISIC
29112
29113
29114
29120
29191
29192
29211
29240
29250
29263
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36915
36930
36942
36991
36993
36999
TOTAL
4
5
7
4
5
7
24
15
8
89
INVESTASI
2
4
3
6
3
3
9
3
4
6
43
INVESTASI
937
41
23
14
9
40
10
15
110
20
1219
117
Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2006
ISIC
15121
15122
15124
15410
15421
15440
15491
15495
15496
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17115
17121
17122
17123
17124
17211
17302
TOTAL
ISIC
20101
20211
20212
20213
20214
20220
20230
20292
20293
20299
TOTAL
ISIC
TK
3836
4032
12215
9491
14574
8323
21278
16571
6903
5840
103063
TK
4281
40872
89347
3895
39270
27327
40970
11653
5125
38734
301474
TK
5487
11021
23993
9449
2516
21978
1364
2235
1247
2198
81488
TK
24119
24211
24212
24231
24232
24234
24241
24242
24292
24299
TOTAL
ISIC
25121
25123
25192
25199
25201
25202
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26129
26201
26202
26323
26411
26412
26423
26503
26601
TOTAL
ISIC
28111
894
973
2547
967
12770
14605
1034
1095
1067
3343
39295
TK
11111
4660
3265
5339
1653
8326
1542
42186
4740
1033
83855
TK
2550
2084
4064
1616
3711
1528
908
1982
726
1174
20343
TK
285
28910
18920
28931
28932
28939
28993
28994
28997
28999
TOTAL
ISIC
29112
29113
29114
29120
29191
29192
29211
29221
29250
29302
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36912
36922
36930
36942
36991
36993
36999
TOTAL
327
390
202
194
1093
1925
381
429
433
5659
TK
506
265
230
1927
310
407
1180
290
574
548
6237
TK
83990
4797
1423
730
1247
2796
2740
859
36693
1959
137234
118
Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2006
ISIC
15124
15149
15211
15331
15421
15432
15491
15495
15497
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17115
17121
17122
17123
17211
17301
17302
TOTAL
ISIC
20101
20211
20212
20213
20214
20220
20291
20292
20293
20299
TOTAL
ISIC
NT
355075523
140272852
226088331
1260479314
563529572
183931438
318060267
452091154
130043094
693648131
4323219676
NT
243017655
2348151457
1531090556
43442134
3780176582
2502095080
1561954886
57090283
174124507
64135306
12305278446
NT
121081519
221104010
474246134
334944414
99449222
569283489
17155785
19076483
30728161
17753917
1904823134
NT
24112
24115
24119
24131
24212
24220
24232
24234
24241
24294
TOTAL
ISIC
25112
25121
25123
25199
25201
25202
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26111
26121
26129
26201
26202
26323
26411
26423
26509
26601
TOTAL
ISIC
28111
53714242
441625126
164356015
320377508
343238096
92856360
1544697872
431863273
52027101
31292718
3476048311
NT
19939370
618519304
248760168
100866347
192547107
145998267
64191744
1565307536
360304814
12133361
3328568018
NT
334915028
45518008
31425838
89342976
26483024
32146588
2989244046
108072109
15566740
15671514
3688385871
NT
4110623
28112
28113
28910
28920
28933
28939
28993
28994
28999
TOTAL
ISIC
29112
29114
29120
29191
29192
29211
29240
29250
29263
29302
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36912
36922
36930
36942
36991
36993
36999
TOTAL
15575111
7171868
8261306
8076192
3387350
16304092
90011491
32913630
10367592
196179255
NT
34345558
5157040
72787981
9786216
3958527
34984984
4866637
11464778
4883493
53666960
235902174
NT
1734979998
77485052
22196187
1430673034
25069164
47328303
70261528
13390619
307514922
36986357
3765885164
119
Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2007
ISIC
15122
15124
15125
15323
15410
15422
15440
15492
15496
15599
TOTAL
ISIC
17112
17114
17115
17122
17123
17124
17211
17293
17302
17400
TOTAL
ISIC
20101
20102
20212
20213
20214
20220
20291
20292
20293
20299
TOTAL
ISIC
INVESTASI
50
85
40
46
105
59
81
42
152
69
729
INVESTASI
20
78
34
28
61
246
54
16
50
23
610
INVESTASI
70
14
14
19
6
44
9
20
20
10
226
INVESTASI
24115
24119
24121
24212
24220
24232
24234
24241
24242
24294
TOTAL
ISIC
25111
25112
25121
25122
25123
25199
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26121
26201
26322
26323
26412
26422
26423
26502
26503
26601
TOTAL
ISIC
28111
28112
5
4
5
6
11
17
23
5
7
8
91
INVESTASI
5
4
3
4
13
5
12
8
102
21
177
INVESTASI
2
4
3
81
27
3
39
6
24
2
191
INVESTASI
9
3
28113
28910
28920
28931
28932
28933
28939
28991
TOTAL
ISIC
29113
29120
29130
29150
29192
29199
29211
29240
29250
29263
TOTAL
ISIC
35111
35112
35113
35120
35202
35302
35911
35912
35921
35922
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
3
2
4
3
6
11
30
11
82
INVESTASI
2
6
3
3
3
3
4
4
4
5
37
INVESTASI
3
1
5
1
1
1
3
5
1
1
22
INVESTASI
698
45
24
11
120
36912
36915
36930
5
13
34
36991
36993
36999
16
64
18
TOTAL
928
121
Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2007
ISIC
15121
15124
15410
15421
15440
15491
15495
15496
15499
15540
TOTAL
ISIC
17112
17114
17121
17122
17123
17124
17211
17301
17302
17400
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20214
20220
20230
20293
TK
2588
8008
5997
10481
5651
10730
7186
5701
2730
3615
62687
TK
26968
25943
6684
6006
36967
10449
11542
4397
8879
1403
139238
TK
3314
482
449
14761
7480
1749
10229
1071
1506
20299
TOTAL
ISIC
24119
24132
24212
24220
24232
24234
24242
24292
24299
24301
TOTAL
ISIC
25111
25121
25122
25123
25199
25201
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26111
26121
26201
26202
26323
26411
26412
876
41917
TK
1047
2289
1733
516
5532
7450
1031
580
1255
5361
26794
TK
229
2938
5135
4742
354
798
2276
458
22252
2699
41881
TK
796
962
2258
926
2682
764
791
26423
26503
26601
TOTAL
ISIC
28111
28113
28920
28931
28932
28933
28939
28991
28993
28999
TOTAL
ISIC
29112
29120
29192
29199
29211
29221
29240
29250
29263
29302
TOTAL
ISIC
35111
35112
35113
35202
35302
2395
791
445
12810
TK
385
200
342
164
173
257
1232
377
473
268
3871
TK
252
213
243
958
476
527
181
435
163
317
3765
TK
162
68
263
187
352
122
35911
35912
35921
35922
35990
TOTAL
2242
126
50
54
29
3533
ISIC
36101
36102
36104
36915
36922
TK
51734
3883
1208
594
659
36930
36942
36991
36993
36999
TOTAL
2321
1566
885
20507
785
84142
123
Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2007
ISIC
NT
20212
469225592
25204
21961976
15124
226721445
20213
272977232
25205
1217339779
15143
399897150
20214
59090733
25209
81156202
15321
201260892
20220
506141385
TOTAL
2011813154
15331
516158137
20230
14280704
ISIC
15332
292812605
20293
25208934
26111
148651408
15421
1012900033
20299
25187841
26121
14653062
15491
159304409
TOTAL
1539410094
26201
127860420
15495
321041737
ISIC
26202
49615960
15497
397745660
24119
153011514
26323
24847509
15540
355963689
24132
176370859
26411
660231228
TOTAL
3883805757
24212
261719913
26423
96027710
24220
118391522
26503
14468814
ISIC
NT
NT
NT
17111
131952309
24231
141652738
26601
7473699
17112
2744291751
24232
1343587402
26900
5410987
17114
902271493
24234
381649214
TOTAL
1149240797
17121
628300420
24241
100076632
ISIC
17122
92804987
24242
382421652
28111
19133547
17123
1467819968
24301
88890677
28112
7207846
17124
120778207
TOTAL
3147772123
28113
19047282
17211
666085536
ISIC
28910
15905771
17301
124291725
25111
11892995
28920
7733025
17302
236188566
25121
135313758
28931
17090445
TOTAL
7114784962
25122
170293355
28939
37653568
25123
190295582
28991
12876341
ISIC
NT
NT
NT
20101
143730102
25199
23140546
28993
71780860
20102
11226550
25201
93289809
28999
4795411
20211
12341021
25202
67129152
TOTAL
213224096
124
ISIC
NT
ISIC
NT
ISIC
NT
29112
43991573
35111
25365736
36101
1315571381
29114
4650180
35112
1854805
36102
179804343
29120
4879073
35113
38061626
36104
44940034
29150
13981250
35202
19720289
36912
65562861
29199
64759792
35302
44928576
36915
12498069
29211
11193495
35911
273509024
36921
16090728
29221
458121836
35912
6397580
36922
50056613
29240
19516151
35921
560137
36930
45808668
29250
21034993
35922
1103135
36991
31301481
29302
49800884
35990
1605792
36993
274037978
TOTAL
691929227
TOTAL
413106700
TOTAL
2035672156
125
Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2008
ISIC
15122
15124
15125
15323
15410
15422
15440
15492
15496
15599
TOTAL
ISIC
17112
17114
17115
17122
17123
17124
17211
17212
17302
17400
TOTAL
ISIC
20101
20102
20212
20213
20220
20230
20291
20292
20293
20299
TOTAL
ISIC
INVESTASI
50
76
39
44
96
47
76
38
131
61
658
INVESTASI
22
68
22
30
52
181
57
20
38
23
513
INVESTASI
61
15
14
18
39
5
8
18
10
11
199
INVESTASI
24115
24121
24212
24220
24232
24234
24241
24242
24294
24299
TOTAL
ISIC
25111
25112
25121
25122
25123
25199
25202
25204
25205
25209
TOTAL
ISIC
26201
26202
26321
26322
26323
26412
26421
26423
26502
26503
TOTAL
ISIC
28111
7
6
7
10
20
25
4
5
6
4
94
INVESTASI
4
6
8
5
8
5
10
8
102
18
174
INVESTASI
4
2
2
2
79
23
2
38
6
27
185
INVESTASI
6
28112
28113
28920
28932
28933
28939
28991
28993
28999
TOTAL
ISIC
29112
29113
29114
29120
29130
29192
29211
29221
29250
29263
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36915
36930
36942
36991
36993
36999
TOTAL
2
2
7
4
13
27
11
3
9
84
INVESTASI
1
2
1
3
6
2
5
3
3
4
30
INVESTASI
559
32
14
15
12
35
9
8
66
12
762
126
Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2008
ISIC
15121
15122
15124
15410
15421
15440
15491
15495
15496
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17121
17122
17123
17124
17211
17301
17302
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20214
20220
20230
20292
20299
TOTAL
ISIC
TK
2801
2786
6339
5756
9900
5613
12024
7498
5331
3856
61904
TK
2128
35079
20249
5786
12607
32814
10410
3825
3502
7672
134072
TK
3029
1081
870
12696
9695
1801
10765
1381
832
1833
43983
TK
24115
24118
24212
24220
24232
24234
24241
24242
24292
24299
TOTAL
ISIC
25111
25121
25122
25123
25201
25202
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26201
26202
26323
26411
26412
26423
26502
26503
26601
26900
TOTAL
ISIC
28111
543
552
1769
510
7648
9508
387
535
448
1005
22905
TK
287
6829
4002
1578
835
854
473
25244
440
2145
42687
TK
2252
907
2705
764
686
2277
231
838
355
837
11852
TK
147
28920
28932
28933
28939
28991
28993
28994
28997
28999
TOTAL
ISIC
29112
29113
29120
29130
29193
29211
29221
29250
29299
29302
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36915
36922
36930
36942
36993
36999
TOTAL
2995
122
335
1082
483
104
136
153
367
5924
TK
257
222
956
197
116
337
372
403
272
437
3569
TK
45324
2346
823
1118
654
808
1821
1565
22613
725
77797
127
Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2008
ISIC
15144
15321
15331
15410
15421
15432
15491
15495
15497
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17121
17122
17123
17124
17211
17301
17302
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20214
20220
20230
20293
20299
TOTAL
ISIC
NT
233507161
279519047
1058353477
135726118
1407027428
125953109
218229154
170104754
461083168
404291462
4493794878
NT
229324088
3914697243
442489481
222698077
567771473
1517113805
151807558
72634428
161143908
138501378
7418181439
NT
85173966
31910284
47061944
315178382
1111683807
123210057
468999956
15086431
9546650
29395567
2237247044
NT
24111
24115
24119
24212
24232
24234
24241
24242
24294
24299
TOTAL
ISIC
25111
25121
25122
25123
24201
25202
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26201
26202
26323
26411
26421
26423
26503
26601
26900
TOTAL
ISIC
28111
54885896
198319593
113056929
264329475
1043720096
182818358
93439166
55716965
39645010
240166774
2286098262
NT
24525127
187771180
173778736
144345911
37860526
38575120
21293330
1098110640
67763520
27469163
1821493253
NT
27310220
108740694
81028102
25707763
1433809005
7137680
152813821
22940785
6839034
31136056
1897463160
NT
2331505
28113
28910
28920
28933
28939
28991
28993
28994
28999
TOTAL
ISIC
29112
29113
29120
29130
29193
29211
29221
29250
29299
29302
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36914
36915
36922
36930
36942
36993
36999
TOTAL
9304784
3356970
564996800
4256000
19295300
23664824
6239115
10111736
7186846
650743880
NT
24463196
6539705
37286766
5879847
4020458
19210361
41925569
21892199
10316463
69925800
241460364
NT
1101940213
76844949
17235593
29467791
12103324
23094009
26990607
28300569
272506993
11160082
1599644130
128
Data CR8 Sektor Industri dari segi Investasi di Jawa Tengah Tahun
2009
ISIC
15122
15124
15125
15410
15422
15440
15491
15492
15496
15599
TOTAL
ISIC
17111
17112
17115
17122
17123
17124
17211
17212
17302
17400
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20220
20291
20292
20293
20299
TOTAL
ISIC
INVESTASI
37
54
34
86
55
71
35
31
110
58
571
INVESTASI
20
139
18
27
32
263
43
19
18
19
598
INVESTASI
57
12
6
10
17
27
8
9
13
6
165
INVESTASI
24115
24121
24212
24220
24232
24234
24241
24242
24294
24299
TOTAL
ISIC
25111
25112
25121
25123
25199
25202
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26321
26323
26412
26421
26323
26502
26503
26509
26601
TOTAL
ISIC
28111
8
6
6
9
20
23
4
7
6
4
93
INVESTASI
2
4
7
12
7
10
10
91
2
9
154
INVESTASI
3
4
70
20
2
32
2
31
3
3
170
INVESTASI
8
28112
28113
28910
28920
28931
28933
28939
28991
28999
TOTAL
ISIC
29111
29112
29113
29120
29130
29192
29193
29211
29250
29263
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36915
36930
36942
36991
36993
36999
TOTAL
8
4
2
2
3
7
28
7
9
78
INVESTASI
1
1
2
4
4
2
2
6
5
3
30
INVESTASI
465
27
15
12
5
6
22
8
75
14
649
129
Data CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja di Jawa Tengah
Tahun 2009
ISIC
15121
15124
15410
15421
15440
15491
15495
15496
15497
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17114
17115
17121
17122
17123
17124
17211
17302
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20214
20220
20292
20293
20299
TOTAL
ISIC
TK
2304
5849
4913
7221
6073
12325
5625
4367
2321
4414
55412
TK
2170
20191
43369
3816
3125
13178
25377
12246
1667
10867
136006
TK
4044
1624
9278
5098
8164
1661
6954
454
1974
3968
43219
TK
24115
24119
24121
24132
24212
24220
24232
24234
24242
24292
TOTAL
ISIC
25111
25121
25123
25199
25202
25203
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26202
26321
26323
26324
26411
26412
26423
26503
26601
TOTAL
ISIC
28111
550
1203
481
1666
1474
503
6843
7260
615
448
21043
TK
190
2210
8467
2710
2028
230
1338
21894
470
1527
41064
TK
1134
808
174
2428
106
764
595
2533
1125
798
10465
TK
229
28112
28113
28920
28931
28933
28939
28991
28994
28999
TOTAL
ISIC
29112
29114
29120
29130
29193
29211
29250
29262
29299
29302
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36915
36922
36930
36991
36993
36999
TOTAL
237
229
155
212
476
977
554
136
542
3747
TK
271
99
1120
283
166
290
598
105
272
597
3801
TK
41076
2092
1260
1010
439
624
1400
286
27804
691
76682
130
Data CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah di Jawa Tengah
Tahun 2009
ISIC
15124
15144
15331
15421
15423
15432
15491
15495
15497
15540
TOTAL
ISIC
17111
17112
17113
17114
17115
17121
17122
17123
17124
17302
TOTAL
ISIC
20101
20102
20211
20212
20213
20214
20220
20291
20293
20299
TOTAL
ISIC
NT
150045414
180221973
1280764356
1480655090
1147965498
178910608
413247548
295944620
282692317
461529508
5871976932
NT
255420132
1783970814
1125916323
1140279722
84842405
65547155
950213304
3080651030
189512925
353530236
9029884046
NT
92511435
22122503
468684240
131279593
310048043
159803632
236455314
9473938
50168548
215222724
1695769970
NT
24112
24115
24119
24123
24132
24212
24232
24234
24241
24242
TOTAL
ISIC
25111
25121
25123
25199
25202
25203
25204
25205
25206
25209
TOTAL
ISIC
26121
26202
26322
26323
26411
26412
26421
26423
26503
26601
TOTAL
ISIC
28111
84256854
363312185
183313079
617954928
309022865
211069473
1133472362
341692334
114309639
177563672
3535967391
NT
7901984
92146212
324768045
50615178
90431089
21162206
31824663
892648409
64968100
17752996
1594218882
NT
21941755
89458200
2308629
18197453
1273180698
4848706
2678653
122340633
23354344
58525970
1616835041
NT
5239894
28112
28113
28910
28920
28933
28939
28991
28994
28999
TOTAL
ISIC
29112
29120
29130
29193
29211
29250
29262
29263
29299
29302
TOTAL
ISIC
36101
36102
36104
36109
36912
36915
36922
36930
36993
36999
TOTAL
10241894
40812872
5118700
22340460
50140609
17796352
10380721
14519224
17220931
193811657
NT
30283880
81738612
6447180
3765934
23506101
23628449
3227325
3489514
29071679
73504800
278663474
NT
1064702530
98750083
8797204
8797204
4142529
5544149
64002319
43485612
417360565
16408817
1731991012
131
Lampiran 2 : Hasil Penelitian CR4 Sektor Industri dari segi Investasi
ISIC
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
15
69,37
72,11
70,38
70,57
69
70,28
16
-
-
-
-
-
-
17
84,63
84,59
79,67
79,91
88
83,36
18
-
-
-
-
-
-
19
-
88,63
81,81
84
-
-
20
86,41
83,51
76,61
77,27
78,62
80,48
21
84,61
82,53
85,71
84,9
87,5
85,05
22
-
-
-
-
-
-
23
-
-
-
-
-
-
24
73,33
76,66
76,62
76,54
75,94
75,81
25
87,3
87,5
89,15
93,29
84,24
88,29
26
92,72
85,92
92,93
93,29
93,86
91,74
27
-
82,92
77,27
88,23
82,6
-
28
81,94
76
78,20
77,92
74,64
77,74
29
77,77
71,42
65,51
69,23
73,07
71,4
30
-
-
-
-
-
-
31
-
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
-
33
-
-
-
-
-
-
34
-
-
-
-
-
-
35
83,33
82,14
84,21
84,21
-
-
36
94,79
95,1
93,54
94,4
93,49
94,26
37
-
-
-
-
-
-
83,29
82,23
80,89
82,59
81,90
Rata-rata
CR4
132
Lampiran 3 : Hasil Penelitian CR4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja
ISIC
2005
15
76,58
16
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
68,17
67,85
70,98
74,59
67,72
-
-
-
-
-
-
17
86,6
82,67
79,58
80,84
79,13
81,76
18
-
-
-
-
-
-
19
-
92,17
90,16
91,37
-
-
20
87,58
86,64
89,21
87,82
74,7
85,19
21
81,74
76,37
77,92
90,29
96,17
84,49
22
-
-
-
-
-
-
23
-
-
-
-
-
-
24
88,96
91,23
83,64
92,41
87,92
88,83
25
89,83
84,09
85,86
92,41
87,82
88
26
81,93
70,76
76,75
76,94
75,28
76,33
27
-
97,06
95,74
98,13
93,19
-
28
74,7
77,94
73,99
88,58
75,92
78,75
29
85,11
77,56
74,68
71,45
75,92
79,94
30
-
-
-
-
-
-
31
-
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
-
33
-
-
-
-
-
-
34
-
-
-
-
-
-
35
95,97
91,97
88,79
94,48
-
-
36
95,07
94,12
95,54
95,36
96,06
95,23
37
-
-
-
-
-
-
85,82
84,39
83,04
86,78
82,96
Rata-rata
CR4
133
Lampiran 4 : Hasil Penelitian CR4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah
ISIC
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
15
71,45
76,75
70,58
81,99
81,5
76,45
16
-
-
-
-
-
-
17
88,25
83,95
84,73
92,41
82,05
86,27
18
-
-
-
-
-
-
19
-
92,77
94,67
92,41
-
-
20
89,82
86,42
92,70
92,47
78,28
87,93
21
-
84,04
87,78
96,49
99,43
-
22
-
-
-
-
-
-
23
-
-
-
-
-
-
24
94,34
82,7
83,41
81,77
77,73
83,99
25
89,74
86,44
87,64
91,75
90,47
89,20
26
92,66
96,99
92,05
95,89
97,08
94,93
27
-
99,7
97,79
-
94,72
-
28
87,68
85,28
76,29
96,45
75,68
84,27
29
89,54
88,11
91,87
77,14
80,02
85,33
30
-
-
-
-
-
-
31
-
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
-
33
-
-
-
-
-
-
34
-
-
-
-
-
-
35
-
99,09
93,17
94,69
-
-
36
96,14
95,82
92,87
94,97
94,96
94,95
37
-
-
-
-
-
-
88,84
89,08
88,11
90,70
86,53
Rata-rata
CR4
134
Lampiran 5 : Hasil Penelitian CR8 Sektor Industri dari segi Investasi
ISIC
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Rata-rata
CR8
2005
86,53
95,57
95,95
98,18
91,95
94,92
98,23
97,36
90,62
98,59
-
2006
88,33
94,1
94,28
90,12
95,81
95,34
91,01
88,37
98,44
-
2007
88,75
94,09
93,36
90,10
96,04
97,90
93,90
86,48
90,90
98,27
-
2008
88,29
91,81
93,46
91,48
94,82
97,83
95,23
93,33
97,76
-
2009
88,61
93,97
92,72
91,39
97,4
97,64
94,87
93,33
98,3
-
94,79
92,86
92,97
93,77
94,24
Rata-rata
88,10
93,90
93,95
91
95,79
97,38
94,47
90,42
98,27
-
135
Lampiran 6 : Hasil Penelitian CR8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja
ISIC
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
15
91,38
92,36
91,51
90,97
91,65
91,57
16
-
-
-
-
-
-
17
96,43
97,28
95,83
95,8
97,17
96,50
18
-
-
-
-
-
-
19
-
-
-
-
-
-
20
98,77
96,79
97,77
96,13
95,19
96,93
21
98,52
-
-
-
-
-
22
-
-
-
-
-
-
23
-
-
-
-
-
-
24
96,86
95,26
95,90
96,35
95,58
95,99
25
96,89
96,92
98,60
98,29
98,97
97,93
26
96,22
91,96
90,56
95,05
97,32
94,22
27
-
-
-
-
-
-
28
94,39
93,02
91,29
96,18
92,23
93,42
29
94,43
92,06
90,86
91,23
94,63
92,64
30
-
-
-
-
-
-
31
-
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
-
33
-
-
-
-
-
-
34
-
-
-
-
-
-
35
-
-
97,76
-
-
-
36
98,55
98,84
98,51
98,22
99,05
98,63
37
-
-
-
-
-
-
96,24
94,94
94,85
95,35
95,75
Rata-rata
CR8
136
Lampiran 7 : Hasil Penelitian CR8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah
ISIC
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
15
93,99
92,73
90,71
94,17
94,39
93,19
16
-
-
-
-
-
-
17
98,59
99,18
96,99
97,15
98,33
98,04
18
-
-
-
-
-
-
19
-
-
-
-
-
-
20
99,26
98,16
98,46
98,89
98,13
98,58
21
-
-
-
-
-
-
22
-
-
-
-
-
-
23
-
-
-
-
-
-
24
98,52
97,6
93,99
95,86
94,38
96,07
25
99,52
99,03
98,31
97,48
98,39
98,54
26
-
99,15
98,87
99,26
99,69
-
27
-
-
-
-
-
-
28
-
96,17
94,37
99,12
94,65
-
29
-
96,25
98,62
95,89
97,58
-
30
-
-
-
-
-
-
31
-
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
-
33
-
-
-
-
--
-
34
-
-
-
-
-
-
35
-
-
99,59
-
-
-
36
99,4
99,05
98,59
98,54
99,44
99
37
-
-
-
-
-
-
98,21
97,48
96,85
97,37
97,22
Rata-rata
CR8
137
Keterangan dari Kode ISIC :
ISIC 15 = Industri Makanan dan Minuman
ISIC 16 = Industri Tembakau
ISIC 17 = Industri Tekstil
ISIC 18 = Industri Pakaian Jadi
ISIC 19 = Industri Kulit dan Barang dari Kulit
ISIC 20 = Industri Kayu, Barang dari Kayu
ISIC 21 = Industri Kertas dan Barang dari Kertas
ISIC 22 = Industri Penerbitan, Percetakan
ISIC 23 = Industri Batu Bara, dan Pengilangan Minyak Bumi
ISIC 24 = Industri Kimia, dan Barang-barang dari Kimia
ISIC 25 = Industri Karet, dan Barang-barang dari Karet
ISIC 26 = Industri Barang Galian Bukan Logam
ISIC 27 = Industri Logam Dasar
ISIC 28 = Industri Barang-Barang dari Logam kecuali Mesin
ISIC 29 = Industri Mesin Perlengkapannya
ISIC 30 = Industri Mesin dan Peralatan Kantor
ISIC 31 = Industri Mesin Listrik dan Lainnya
ISIC 32 = Industri Serta Perlengkapannya
ISIC 33 = Industri Peralatan Navigasi, Peralatan Optik, Jam Lonceng
ISIC 34 = Industri Kendaraan Bermotor
ISIC 35 = Industri Alat Angkutan selain Kendaraan Roda Empat atau Lebih
ISIC 36 = Industri Furnitur dan Pengolahan Lainnya
ISIC 37 = Industri Daur Ulang
Download