Evaluating - WordPress.com

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi atau Evaluating adalah suatu bagian yang telah atau bahkan harus ada di
dalam sistem manajemen yaitu terdiri beberapa proses seperti Perencanaan (Planning),
Organisasi (Organization), Pelaksanaan (Actuating), Pengawasan (Controlling) dan Evaluasi
(Evaluating). Di dalam suatu manajemen Organisasi juga dirancang atau selalu ada 5 tahap
tersebut agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan atau telah ditetapkan pada saat
membentuk Organisasi. Adanya tahap Evaluasi atau Evaluating sangatlah penting di dalam
suatu manajemen Organisasi karena dengan adanya Evaluasi (Evaluating) dapat dilakukan
perbaikan atas kesalahan yang terjadi pada saat tugas telah dikerjakan dan hasilnya tidak
sesuai dengan rencana.
Tetapi selain untuk menilai kesalahan yang terjadi, Evaluasi juga dilakukan untuk
menilai apabila ada hasil yang memuaskan kemudian pekerja tersebut diberikan reword agar
dapat bekerja lebih bagus lagi. Evaluasi itu sendiri harus terjadi diakhir tahap bukan diawal
tahap karena penilaian akan dapat dilakukan ketika hasil akhir telah ada atau pekerjaan
tersebut telah selesai dilakukan. Evaluasi masuk ke dalam tahap Pengawasan (Controlling)
karena ada banyak sebutan bagi fungsi pengawasan (Controlling) antara lain Evaluating,
Appraising atau Correcting. Mayoritas Akutansi Sumber Daya Manusia (ASDM) lebih
banyak menyebut Pengawasan (Contolling) karena lebih mengandung konotasi yang
mencakup penetapan standar, pengukuran kegiatan, dan pengambilan tindakan korektif.
Adapun makalah ini berisikan tentang pembahan dari fungsi Evaluasi (Evaluating)
karena tanpa adanya Evaluasi (Evaluating) di dalam suatu system manajemen Organisasi,
tidak akan dapat menghadapi masalah-masalah yang telah terjadi serta tidak akan bisa
mengetahui tentang kinerja yang dilakukan sudah benar atau tidak (dapat mencapai hasil
yang positif atau negatif).
1
1.2 Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut maka penulis
dapat merumuskannya menjadi.
1. Apa pengaruh yang terjadi didalam system manajemen apabila tidak dilakukan tahap
Evaluasi (Evaluating)?
2. Bagaimana fungsi atau tujuan di adakannya tahap Evaluasi atau Evaluating?
3. Apakah fungsi Evaluasi (Evaluating) selalu berhubungan dengan Organisasi
(Organization)
1.3 Tujuan
Pembahasan yang dilakukan oleh penulis di dalam makalah ini, memiliki beberapa
tujuan yang dapat diperinci menjadi.
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang terjadi ketika tidak adanya tahap
Evaluasi (Evaluating).
2. Untuk mengetahui fungsi atau tujuan dari Evaluasi (Evaluating).
3. Untuk mengetahui hubungan antara Evaluasi dengan Organisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fungsi Evaluasi (Evaluating)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:238) “Evaluasi/evaluasi/n penilaian :
hasil – itu hingga saat ini belum diperoleh”. Sementara dalam Bahasa Arab berarti Al –
taqdir, kata evaluation ini berasal dari akar kata value yang mempunyai arti nilai. Sehingga
dari pernyataan di atas, tersinyalir adanya kesamaan makna antara “Evaluasi” dengan
“Penilaian”. Sedangkan menurut suatu istilah evaluasi adalah suatu tindakan atau proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila dari beberapa definisi tersebut dikaitkan
dengan Evaluasi manajemen Perusahaan maka berarti tentang penilaian terhadap suatu
system manajemen perusahaan tersebut, apakah sudah sesuai dengan perencanaan sehingga
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan hasil yang sangat
memuaskan.
Selain beberapa definisi di atas, juga ada beberapa definisi yang telah dikemukakan
oleh para ahli tentang fungsi Evaluasi yakni terdiri dari :
a. Menurut Curtis, Dan B, Floyd, James J, Winsor, Jerryl L berpendapat bahwa Evaluasi
adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa bersifat menjadi netral, positif, negatif atau
merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi bisaanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai dan manfaatnya.
b. Menurut Tague – Sutclife (1996:1-3) mengartikan evaluasi sebagai “a systematic process
of determining the extent to which instructional objective are achived by pupils (Evaluasi
bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan
tujuan yang jelas)”.
c. Menurut Suharsimi Arikunto (2004:1) “Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternative yang tepat dalam pengambilan keputusan. Fungsi utama
Evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak
decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan di ambil berdasarkan evaluasi
yang telah dilakukan.
3
d. Menurut Rooijackers Ad mendefinisikan “Evaluasi sebagai setiap usaha atau proses
dalam menentukan nilai. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga dapat diartikan
sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk
keperluan pengambilan keputusan.”
e. Menurut Arikunto dan Cepi (2008:2) bahwa “ Evalluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerja sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut
diguanakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan
Dari beberapa difinisi tentang fungsi Evaluasi yang telah dijelaskan di atas. Maka
dapat menari sebuah benar merah yang berisi tentang pengertian fungsi Evaluasi adalah suatu
proses penilaian yang dilakukan terhadap di dalam sistem manajemen yang telah dilakukan.
Tetapi juga bisa diartikan evaluasi adalah suatu penilaian terhadap kinerja seseorang, sejauh
mana dia bisa mengerjakan pekerjaan tersebut serta tentang keberhasilan kinerjanya.
2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Setiap Organisasi (organization) yang telah dibentuk, pada saat awal akan dibentuk
pasti memiliki tujuan juga dengan Evaluasi awal menurut penulis terhadap dua macam tujuan
Evaluasi. Tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum lebih mengarah kepada seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung
jawab, sehingga tidak hanya terdapat pada pemeriksaan terhadap catatan akuntansinya saja
tetapi juga efektivitas dan efisiensi operasional (operational auditing)
Sedangkan tujuan khusus lebih mengarah kepada setiap kegiatan yang telah dilakukan
oleh setiap anggota sehingga lebih mendetail di dalam komponen-komponen yang telah
dilakukan oleh anggota manajemen. Atau dapat juga diartikan sebagai penilaian yang
dilakukan untuk menentukan secara obyektif dapat dipercaya tidaknya informasi yang
disampaikan oleh orang yang dipercaya. Adapun juga pendapat dari Crawford (2000:30)
tentang tujuan dan atau fungsi Evaluasi adalah:
a. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan
b. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil
c. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan
d. Untuk memberikan umpan balik bagi, kegiatan yang dilakukan.
4
2.3 Standar Evaluasi
Di dalam suatu kegiatan Organisasi, dapat diterapkan suatu standar yang dipakai
dalam mengevaluasi kegiatan tersebut yaitu terdiri dari :
a. Utility (manfaat)
Hasil dari evaluasi yang telah dilakukan seharunya bermanfaat bagi manajemen
agar dapat melalukan pengambilan keputusan atas program yang sedang
dilakukan.
b. Accuracy (akurat)
Di dalam informasi yang telah didapat dari evaluasi sebaiknya memiliki tingkat
kebenaran yang tinggai sehingga tidak akan terjadi kesalahan ketika melakukan
perubahan sistem rencana atau perbaikan dalam sistem perencanaan.
c. Feasibility (layak)
Pada sat melakukan tahap evaluasi atau evaluating hendaknya dilakukan dengan
layak atau sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
2.4 Teknik Evaluasi
Saat selesai melakukan suatu tahap evaluasi kemudian melakukan suatu pengambilan
keputusan yang tepat. Maka pada saat evaluasi harus dilakukan dengan data-data yang
diperoleh secara akurat dan instrument yang valid serta reliabel. Dari penjelasan tersebut
dapat disumpulkan bahwa evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
teknik notes (alternative test).
Menurut Hisyam Zaini, dkk dalam Qomari (2008:8) mengelompokkan test sebagai
berikut:
a. Menurut bentuknya : secara umum terdapat dua bentuk tes yaitu tes objektif. Tes
objektif adala tes yan diskor secara objektif. Disebut objektif karena kebenaran
jawaban tes tidak berdasarkan pada penilain (judgement) dari korektor tes. Tes di
dalam bentuk ini hanya terdapat jawaban option untuk dipilih oelh anggota
sedangkan tes subjektif adalah tes yang diskor dengan memasukkan nilai dari
korektor tes. Jenis tes ini antara lain. Tes esai, dan lisan
b. Menurut Ragamnya : tes esai dapat dilakukan atau di kelompokkan menjadi tes
esai terbatas (restricted essay) dan tes esai bebas (extended essay). Tes esai
terbatas dapat diartikan dengan cara mengerjakan tes menjodohkan (matching) dan
5
tes pilihan (multiple choice) serta tes benar-salah (true-false). Sedangkan tes esai
bebas dapat di klasifikasikan seperti pengisian angker, yang berisikan tentang
pendapat masing-masing anggota sehingga isi dari pernyataan tidak ditentukan.
Dari pernyataan tersebut dapat di tarik sebuah kesimpulan yang dapat di artikan bahwa
di dalam suatu tahap evaluasi (Evolution) harus terdapat data yang akurat digunakan sebagai
patokan dalam melakukan suatu penilaian. Tetapi selain data yang akurat, juga diperlukan
informasi yang ketetapannya sangat tinggi. Informasi tersebut dapat diperoleh secara objektif
melalui orang-orang kepercayaan yang telah di tunjuk.
2.5 Model Evaluasi
Terdapat beberapa yang dapat dicapai dalam melakukan Evaluasi Evaluating
(Umar, 2002:41-42) yaitu:
a. Sistem Assessment
Merupakan evaluasi yang memberikan Informasi tentang keadaan atau posisi suatu
sistem. Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat menghasilkan Informasi
mengenai posisi terakhir dari suatu elemen program yang tengah diselesaikan.
b. Program Plaining
Adalah suatu evaluasi yang membantu pemilihan aktivitas-aktivitas dalam
program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan.
c. Program Improvement
Merupakan evaluasi orang memberikan informasi tentang bagaimana program
berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisipasi masalahmasalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan
d. Program Certification
Yakni evalusi yang memberikan informasi nilai atau manfaat program.
Dari penjelasan yang telah di jabarkan di atas dapat ditarik sebauh kesimpulan
meskipun terdapat bermacam-macam model evaluasi (Evaluating), tetapi secara gambaran
umum dari berbagai jenis model Evalusi (evaluating) terdapat persamaan yaitu
mengumpulkan berbagai macam data atau sumber Informasi yang akurat sedetail mungkin
agar dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, serta agar tidak
terjadi kesalahan ketika melakukan pengambilan keputusan atau kebijakan.
6
2.6 Pendekatan-Pendekatan terhadap Evaluasi (Evaluating)
Ketika melakukan thap Evaluasi, harus menggunakan beberapa pendekatan yang
sudah ditentukan. Pendekatan-pendekatan tersebut harus ada salah satu yang digunakan
meskipun tidak semua evaluator menyetujui adanya pendekatan-pendekatan terhadap
Evaluasi (Evaluating). Hal tersebut harus dilakukan agar tidak terjadi kesalahan ketika
melakukan perubahan terhadap suatu program atau kegiatan atau organisasi. Terdapat
beberapa pendekatan umum dalam melakukan Evaluasi atau Evaluating yakni:
1. Pendekatan Objective – Oriented Approach
Pendekatan ini memiliki pusat perhatiannya adalah tujuan dari Organisasi dan
seberapa jauh tujuan yang telah dicapai. Pendekatan ini dilakukan dengan cara
melakukan kontak langsung (intensif) dengan pelaksana (manajer) organisasi tersebut.
2. Pendekatan Three – Dimensional Cube atau Hammond’s Evaluation
Pendekatan Hammond melakukan pendekatan dengan cara tiga dimensi yaitu
Instruction (karakteristik pelaksanaan, isi, topik, metode, fasilitas, dan organisasi
program / proyek), institution (karakteristik individual peserta, instruktur, adminitrasi
organisasi) dan behavioral objective (tujuan program itu sendiri sesuai dengan
taksonomi Bloom, meliputi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor).
3. Pendekatan Management – Oriented Approach
Focus dari pendekatan ini adalah system dengan model (cipp:context-input-prosesproduct) Karena pendekatan ini melihat program Organisasi sebagai suatu system
sihingga jika tujuan organisasi tidak tercapai bias dilihat di proses bagian mana yang
perlu ditingkatkan.
4. Pendekatan Goal – Free Evaluation
Pendekatan ini sangat berbeda dengan ketiga pendekatan yang ada di atas karena
pendekatan ini tidak terfokus pada efek sampingnya, bukan kepada tujuan yang
diinginkan dari pelaksanaan organisasi dapat terlakasana atau tidak. Evaluasi ini
biasanya dilaksanakan oleh Evaluator Eksternal.
5. Pendekatan Consumer – Oriented Approach
Pendekatan ini mempunyai kemiripan dengan pendekatan kepuasan konsumen di Ilmu
Pemasaran karena pendekatan ini terfokus pada materi software, buku dan silabus.
Pendekatan ini hanya menyeleksi materi-materi yang akan digunakan apakah sesuai
7
dengan yang dibutuhkan oleh organisasi. Tetapi selain itu juga yang dievaluasi apakah
materi yang dievaluasi di follow-up dan cos effective.
6. Pendekatan Expertise – Oriented
Pendekatan ini menerapkan system Evaluasi yang dilaksanakan secara formal dan
informal, yang berarti jadwal dispesifikasikan atau tidak dispesifikasikan, standart
penilaian dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Pendekatan ini merupakan
pendekatan tertua dimana evaluator secara subjectif menilai kegunaan suatu program
Organisasi karena itu disebut sebagai subjective professional judgement. Adapun juga
pendekatan ini pada saat terjadi proses evaluasi dapat dilakukan oleh individu atau
kelompok.
7. Pendekatan Adversary – Oriented Approach
Di dalam melakukan tahap evaluasi dengan menggunakan pendekatan ini, evaluator
harus mempunyai sifat jujur dan adil atau tidak memihak, meminimalkan bias individu
dan mempertahankan pandangan yang seimbang. Sehingga terdapat dua pihak
evaluator yang masing-masing menunjukkan sisi baik dan sisi buruk. Di samping itu
juga terdapat juri yang menentukan argument evaluator mana yang dapat diterima.
8. Pendekatan Naturalistic dan Participatory Approach
Pelakasanaan evaluasi dengan pendekatan ini bias para stakeholder. Evaluasi yang
dilakukan menurut pendekatan ini sangat beragam, sangat deskriptif dan induktif.
Pendekatan ini dalam melakukan suatu tahap evaluasi menggunakan sumber data
berbagai macam dari berbagai sumber yang ada dan tidak ada standar rencana
evaluasinya.
Dari pernyataan yang telah dijabarkan di atas tentang berbgai macam pendekatan terhadap
tahap Evaluasi (Evaluating) maka dapat disimpulkan apabila ingin mengevaluasi suatu
organisasi yang telah dibentuk. Serta agar dapat mencapai suatu keefektivitas dan efisiensinya
suatu program organisasi tersebut baik secara ekternal maupun internal maka seharusnya
dilakukan bentuk-bentuk pendekatan evaluasi yang telah distandartkan dan harus terus
dikembangkan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan organisasi dengan hasilyang
maksimal (memuaskan).
8
2.7 Manfaat Adanya Evaluasi bagi Karyawan
Setiap Evalausi yang dilakukan dalam suatu organisasi tidak selamanya membawa
dampak yang negatif bagi para pegawai tetapi justru akan dapat membawa dampak positif
bagi pegawai. Hal tersebut dapat terjadi karena mempunyai manfaat yang sangat berpengaruh
besar terhadap kinerja para pegawai seperti :
a. Meningkatkan motivasi untuk menghasilkan hasil yang terbaik atau mencapai tujuan
dengan hasil yang memuaskan.
b. Adanya kejelasan standart hasil yang diterapkan oleh pegawai.
c. Adanya kesempatan untk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana
mereka mengatasinya.
d. Adanya pandangan yang jelas tentang konteks pekerjaan.
e. Dapat meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.
f. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan ataupun pelatihan serta
dorongan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan.
g. Peningkatan pengertian terhadap nilai pribadi.
2.8 Pihak-Pihak yang Berkepentingan untuk Di Evaluasi
Evaluasi (Evaluating) yang dilakukan terhadap semua pihak pasti mempunyai tujuan
yakni agar mereka dapat mengetahui manfaat dari yang mereka kerjakan. Adapun pihakpihak yang berkepentingan di dalam melakukan Evaluasi (Evaluating) adalah sebagai
berikut:
a. Orang yang dinilai (Karyawan).
b. Penilai (atasan, supervisior, pimpinan, manager, konsultan) ; serta
c. Perusahaan
2.9 Hubungan Antara Evaluasi (Evaluating) dengan Organization
Ketika melakukan suatu Evaluasi pasti tidak akan bisa lepas dari yang namanya
Organisasi. Karena pengertian dari adanya Evaluasi sudah sangat jelas bahwa Evaluasi
muncul atau sangat penting dilakukan agar suatu organisasi tersebut dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya serta dapat menghasilkan suatu hasil yang sangat
memuaskan. Meskipun tahap Evalausi dapat dilakukan secara individu atau kelompok tetapi
tetap saja di dalam suatu sistem manajemen harus terdapat 5 aspek yang sangat penting dan
9
tidak dapat dipisahkan karena 5 aspek tersebut telah menjadi hukum mutlak dalam suatu
sistem manajemen. 5 aspek tersbut terdiri dari Perencanaan (Plainning), Organisasi
(Organization), Pergerakakan (Actuating), Pengawasan (Ccontrolling) dan yang terakhir
adalah Penilaian (Evaluating).
Apabila di dalam suatu organisasi, tidak dilakukan atau tidak adanya tahap Evaluasi
terhadap kinerja semua anggota Organisasi maka Organisasi tersebut tidak akan dapat
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan maksimal. Evaluasi terhadap Organisasi
sangatlah penting agar dapat melakukan suatu pengambilan keputusan atau kebijakan yang
tepat apabila terjadi kesalahan ketika melakukan pelaksanaan. Selain dengan tujuan tersebut
tahap Evalausi juga dapat membawa dampak yang positif bagi para pegawai, manajer, dan
perusahaan. Karena dapat terjalin suatu Organisasi yang harmonis melalui saling berdiskusi
atas hasil yang telah dilakukan.
Evaluasi tidak dapt dilakukan apabila tidak terdapat suatu Organisasi bagitu juga
dengan suatu organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak dilakukan tahap
Evalausi (Evaluating) dihasil akhir. Evalausi dan Organisasi sudah saling bergantungan dan
tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek termasuk dalam 5 aspek sistem manajemen yang
menjadi hokum mutlak dalam sistem manajemen.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai macam penjelasan yang ada dan telah dijabarkan secara detail maka
dapat disimpulkan bahwa Evaluasi (Evaluating) sangatlah penting karena Evaluasi
mempunyai manfaat yang sangat bagus bagi perkembangan suatu Organisasi dalam
mencapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Selain itu juga dapat menciptakan suatu
Organisasi yang harmonis karena terjadi suatu diskusi atau penilaian terhadap pekerjaan yang
telah dilakukan.
3.2 Saran
Di dalam suatu Organisasi, harus diadakan tahap Evaluasi (Evaluating) untuk menjaga
kelancaran dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di dalam Evaluasi yang dilakukan
dapat atau bahkan harus dilakukan melalui pendekatan-pendekatan yang telah dijelaskan
tetapi apabila pendekatan tersebut tidak sesuai dengan sistem manajemen Organisasi maka
dapat dilakukan suatu perubahan terhadap pendekatan tersebut yang sesuai dengan sistem
manajemen organisasi tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Poerwodaminto.1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka
Handoko.T.Hani.1984.Manajemen Edisi ke 2. Yogyakarta:BPFE
www.PengertianFungsiEvaluasi.com
www.LatarBelakangEvaluasi.com
www.Evaluasi(Evaluating).com
Sumber-sumber lain.
12
Download