Pertemuan Ketiga Sabtu, 19 November 2016 PERILAKU KONSUMEN BAGI MANAJEMEN PEMASARAN A. Konsumen dan Perilaku Konsumen 1. Arti Konsumen dan Perilaku Konsumen dari Perspektif Konsumen Definisi Perilaku Konsumen Schiffiman dan Kanuk (2010) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : “ Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”. Sedangkan Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mengartikannya sebagai : “ Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”. Beberapa definisi lainnya dan perilaku konsumen dikemukakan oleh : a) Proses pengambilan keputusan dan aktifitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa. (Loudon dan Della-Bitta, 1993). b) Perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. (Winardi, 1991). c) Perilaku yang dikaitkan dengan “preferences” & “possibilities”. (Deaton dan Muellbauer, 1986). d) Perilaku konsumen merupakan pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari (Mullen dan Johnson, 1990). e) Interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita, dimana manusia melakukan pertukaran dalam hidup kita (Peter & Olson, 2010). f) Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses-proses pertukaran yang terjadi dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menyimpan barang, jasa, pengalaman, dan ide (Mowen & Minor, 1998). Hawkins, Best, and Coney (1998) menyatakan bahwa Consumer Behavior consists of the MENTAL (thoughts) and BEHAVIORAL (action) processes which trigger the__________of goods and services: • Choice (selection & decision process); • Purchase (behavior); • Use (behavior); and • Disposal (behavior). Arnould, Price, Zinkhan (2002) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai individuals or groups acquiring, using, and disposing of products, service, ideas or experiences. Also includes acquisition and use of information. Peter dan Olson (2010) menyatakan bahwa Consumer Behavior involves the processes selecting, purchasing, using, evaluating, and disposing of product and service. Consumer Behavior is the process of exchanging something of value for a product or service that is satisfying. Sumarwan (2010) menyatakan, “Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat kita simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas atau kegiatan mengevaluasi”. Perspektif Riset Perilaku Konsumen Disiplin perilaku konsumen adalah salah satu cabang dari ilmu sosial, ia memanfaatkan riset yang berasal dari disiplin ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, dan antropologi dalam meneliti perilaku manusia sebagai konsumen. Riset perilaku konsumen terdiri atas tiga perspektif: perspektif pengambilan keputusan, perspektif eksperiensial (pengalaman), perspektif pengaruh perilaku. Ketiga perspektif ini sangat mempengaruhi cara berpikir dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Perspektif Pengambilan Keputusan Konsumen melakukan serangkaian aktifitas dalam membuat keputusan pembelian. Perspektif ini mengasumsikan bahwa konsumen memiliki masalah dan melakukan proses pengambilan keputusan rasional untuk memesahkan masalah tersebut. Perspektif Eksperensial (Pengalaman) Perspektif ini mengemukakan bahwa konsumen sering kali mengambil keputusan membeli suatu produk tidak selalu berdasarkan proses keputusan rasional untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Konsumen sering kali membeli suatu produk karena alasan untuk kegembiraan, fantasi, ataupun emosi yang diinginkan. Perspektif Pengaruh Behavioral Perspektif ini menyatakan bahwa seorang konsumen membeli suatu produk sering kali bukan karena alasan rasional atau emosional yang berasal dari dalam dirinya. Perilaku konsumen dalam perspektif ini dipengaruhi oleh faktor luar seperti program pemasaran yang dilakukan oleh produsen, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, faktor ekonomi dan undang-undang serta pengaruh lingkungan yang kuat membuat konsumen melakukan pembelian. Dimensi Perilaku KonsumenKonsumen akan melakukan tiga macam perilaku yang terkait dengan barang, jas, pengalaman, dan ide. 1. Bagaimana ia mendapatkanya? Maka ia akan melakukan hal-hal berikut : menemukan, menerima, memproduksi, memperoleh warisan dan membeli. 2. Bagaimana ia mengkonsumsinya? Maka ia akan melakukan hal-hal berikut : memakan, meminum, memakai, menggunakan, membaca, menonton, memiliki, mengendarai, menempati dan merawat. 3. Bagaimana ia menghilangkan sisa konsumsi atau bagian yang tidak dikonsumsinya? Memberikan, membuang, mendaur ulang dan menjual kembali. Perilaku Konsumen Dunia 1. Disiplin perilaku konsumen tumbuh dan berkembang karena konsumen memiliki kesamaan perilaku dan juga perbedaan perilaku. 2. Konsumen di berbagai negara memakai pakaian dan aksesoris yang sama. Laki-laki memakai celana panjang atau pendek, kemeja berkerah atau kaos, memakai jam tangan dan menggunakan telepon genggam. Konsumen wanita memakai kosmetik dan menjinjing tas tangan saat bepergian, memakai gelang, kalung, cincin, dan lainnya. 3. Globalisasi ekonomi dan perdagangan serta budaya dan akses internet yang semakin luas menyebabkan semakin seragamnya perilaku konsumen diberbagai negara. Konsumen suatu negara akan mempengaruhi konsumen negara lain. 4. Globalisasi menyebabkan batas geografi dan budaya semakin berkurang sehingga perilaku konsumen semakin sama satu sama lain. Merk dagang dan jasa telah menjadi pengikat antarkonsumen diberbagai negara. 5. Program pemasaran yang agresif dari perusahaan multinasional telah mendorong konsumen di berbagai negara dapat dengan mudah mendapatkan berbagai barang dan jasa dari berbagai negara. Mengapa Kita Mempelajari Perilaku Konsumen a. Perilaku konsumen menarik dan dinamis serta menggambarkan perkembangan ekonomi sosial, budaya, teknologi dan informasi yang terjadi di sekeliling konsumen. b. Jika perusahaan ingin tetap berjalan dan terus tumbuh, maka ia harus dapat menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang telah menjadi pelanggannya. Tugas itu semakin mudah jika pelaku bisnis memahami perilaku konsumen dengan baik. c. Ekonomi dan perdagangan global memberi kesempatan pada pelaku bisnis untuk mengembangkan bisnisnya ke berbagai negara, maka syarat utama agar produk yang kita hasilkan dapat diterima konsumen di berbagai negara adalah produk sesuai dengan selera, kebutuhan, dan keinginan konsumen di negara tersebut. Para pelaku bisnis dituntut untuk memahami perilaku konsumen di negara tersebut agar tujuan pemasaran perusahaan tersebut dapat tercapai. d. Pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen akan menjadikan konsumen memiliki informasi yang lebih baik mengenai dirinya, sehingga dapat mengendalikan perilakunya agar dapat menjadi konsumen yang bijak dan melindungi dirinya dari praktek-praktek bisnis yang merugikan dirinya. Manfaat dalam Mempelajari Perilaku Konsumen a. Membantu para pimpinan perusahaan untuk memahami konsumen sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. b. Memberikan pengetahuan dan toeri-teori konsumen kepada para peneliti sehingga dapat menganalisis perilaku konsumen dengan baik. c. Membantu anggota DPR di pusat atau di daerah agar dapat merancang hukum, peraturan dan undang-undang yang melindungi kepentingan konsumen. d. Membantu konsumen agar dapat membuat keputusan konsumen dengan bijak. e. Meningkatkan pemahaman mengenai berbagai faktor (yaitu faktor psikologi, sosial, ekonomi, demografi, budaya, dan lingkungan) yang mempengaruhi perilaku manusia sebagai konsumen. f. Analisis konsumen menjadi landasan manajemen pemasaran. • Mendesain bauran pemasaran • Membuat segmentasi pasar • Posisi dan diferensiasi produk • Melakukan analisis lingkungan • Mengembangkan riset pasar g. Perilaku konsumen memegang peran yang penting dalam pengembangan kebijakan publik.Siapa yang Harus Mempelajari Perilaku Konsumen Pemasar Pemasar (produsen) yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga pemasar (produsen) dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Pegiat Pendidikan dan Perlindungan Konsumen Selain para pemasar atau produsen, lembaga pendidikan atau lembaga sosial dan pemerintah juga berkepentingan untuk mengetahui dan mempengaruhi perilaku konsumen. Mereka melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk mendidik dan melindungi konsumen. Pemerintah dan Anggota Legislatif Pemerintah dan DPR berkewajiban mempengaruhi pilihan konsumen agar konsumen dapat menjadi pengambil keputusan yang bijak dan dapat meningkatkan kesejahteraannya. DPR membuat undang-undang dan pemerintah membuat kebijakan dan berbagai peraturan untuk melindungi kepentingan konsumen. Perbedaan IndividuPerbedaan individu menggambarkan faktor-faktor karakteristik individu yang muncul dari dalam diri konsumen dan proses psikologi yang terjadi pada diri konsumen yang sangat berpengaruh terhadap proses keputusan konsumen, yaitu agama, kebutuhan, dan motivasi, kepribadian, pengaruh informasi dan persepsi, proses belajar, pengetahuan dan sikap konsumen. Faktor Lingkungan Konsumen Budaya Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi sikap, perilaku, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya bersifat akstrak, seperti nilai, pemikiran, dan kepercayaan; budaya bisa berbentuk obyek material (rumah, kendaraan, peralatan elektronik dan pakaian termasuk budaya masyarakat). Budaya akan mempengaruhi sikap, persepsi, dan perilaku konsumen. Karakteristik Demografi, Sosial dan Ekonomi Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk, misalnya suku adalah variabel demografi. Beberapa karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial. Keluarga Keluarga adalah lingkungan makro, yaitu lingkungan yang oaling dekat dengan konsumen. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian produk dan jasa. Kelompok Acuan Sebuah kelompok (group) merupakan kumpulan dari dua atau lebih orangorang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu maupun tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran masing-masing kelompok dimana dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Lingkungan dan Situasi Konsumen Lingkungan konsumen terbagi menjadi dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang. Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen, termasuk di dalamnya adalah beragam produk, toko, maupun lokasi toko dan produk di dalam toko. Arti situasi didefinisikan oleh seorang konsumen yang berperilaku di sebuah lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu. Teknologi Teknologi dalam bentuk perangkat keras dan lunak telah berkembang dengan pesat serta peralatan teknologi tersebut semakin terjangkau oleh masyarakat. Perangkat atau peralatan teknologi yang dimiliki dan digunakan seorang konsumen akan mempengaruhi sikap dan perilakunya. Contohnya adalah telepon genggam, ponsel telah menjadi barang teknologi yang sangat penting bagi konsumen, karena dapat memudahkan hidupnya dalam banyak hal. Serta beberapa lainnya yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah internet, kendaran bermotor, transportasi udara dan lainnya. Proses Keputusan Konsumen Proses pengenalan konsumen meliputi antara lain : a. Proses Keputusan Konsumen: Pengenalan Kebutuhan, Pencarian Informasi, dan Evaluasi Alternatif. Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merk tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi dan evaluasi alternatif. Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang terjadi sekarang. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya dan mencari informasi dari luar. Tahap ketiga adalah evaluasi alternatif yaitu proses mengevaluasi pilihan produk dan merk dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. b. Proses Keputusan Konsumen: Pembelian, Konsumsi, dan Kepuasan Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakan membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana cara pembayarannya. Tahap keempat dari proses pengambilan keputusan adalah konsumsi. Setelah konsumen membeli atau mendapat jasa biasanya akan terjadi proses konsumsi, dimana konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Inilah yang disebut sebagai evaluasi alternatif pascapembelian atau pascakonsumsi. Setelah proses evaluasi maka konsumen akan memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk yang dikonsumsi tersebut. Kepuasan akan mendorong konsumen mengkonsumsi ulang di kemudian hari. c. Tanggung Jawab Sosial terhadap Konsumen Konsumen menginginkan dapat memperoleh barang dan jasa dengan sebaikbaiknya, sementara produsen menginginkan memperoleh untung yang sebanyak-banyaknya agar ia tetap bertahan dalam usahanya. Perbedaan kepentingan tersebut seringkali menjadi sumber ketegangan bagi para produsen dan konsumen. Produsen seringkali memiliki posisi tawar yang lebih kuat dari konsumen, sehingga hal tersebut sering mendorong produsen mengabaikan hak-hak konsumen. Produsen mempunyai tanggung jawab moral untuk melindungi hak-hak konsumen, terpenuhinya hak-hak konsumen akan mendorong konsumen menjadi loyal terhadap produsen. d. Iklan yang Menyesatkan dan Mengelabuhi Konsumen Salah satu bentuk penyampaian informasi yang paling sering dilakukan produsen kepada konsumen adalah melalui iklan dengan menggunakan beragam media. Iklan telah menjadi media yang efektif dalam mendorong konsumen untuk membeli suatu produk. Produsen akan menempatkan biaya iklan menjadi prioritas yang utama dalam menjalankan usahanya. Namun, seringkali dijumpai iklan yang memberikan informasi yang mengelabui (deceptive information). Secara sepintas, informasi yang disampaikan terasa benar, namun apabila diamati secara teliti akan terbukti bahwa informasi tersebut seringkali tidak benar, tidak logis dan tanpa mendasar. Produsen harus menyadari bahwa konsumen berhak mendapatkan informasi yang benar. Hal ini produsen harus mengikuti etika yang baik dalam menyampaikan informasi. Konsumen dituntut untuk dapat bersikap kritis dalam menerima informasi, jangan mudah mempercayai setiap informasi yang diperolehnya. B. Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Konsep pemasaran adalah suatu konsep bisnis yang menekankan bahwa strategi pemasaran yang berhasil adalah strategi yang dibangun berdasarkan kepada pemahaman yang lebih baik dari perilaku konsumen. Pemahaman yang baik kepada perilaku konsumen akan membantu para manajer pemasaran dalam melakukan hal-hal berikut ini : 1. Analisis LingkunganPara manajer dapat mengevaluasi faktor kekuatan luar yang berpengaruh terhadap perusahaan dan pelanggannya, serta menciptakan tantangan dan peluang. Faktor-faktor yang dapat diamati adalah Demografi, Ekonomi, Alam, Teknologi, Politik dan Budaya. 2. Riset Pasar Para manajer dapat mengumpulkan data dan informasi mengenai perilaku konsumen, seperti bagaimana konsumen mencari informasi, membeli, mengkonsumsi, dan melakukan keputusan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Segmentasi Segmentasi adalah pengelompokan pasar atau konsumen berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu, misalnyan berdasarkan kesamaan kebutuhan barang dan jasa. Kelompok konsumen atau segmen tersebut dapat dipilih oleh produsen untuk dijadikan sasaran atau target penjualan produknya. 4. Positioning atau Differensiasi Positioning adalah menciptakan atau membangun persepsi mengenai karakteristik atau citra suatu produk atau merk dibandingkan dengan produk dan merk pesaing. Positioning merk yang berhasil adalah ketika konsumen memiliki persepsi atau cita-cita merk sesuai yang diinginkan produssen. Positioning sangat terkait dengan tindakan differensiasi yaitu merancang barang dan jasa yang memiliki fitur atau karakteristik yang berbeda dengan produk pesaing. 5. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran atau marketing mix adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasarannya. Alat pemasaran yang sangat populer dibagi ke dalam empat kelompok yang dikenal dengan nama 4P, yaitu product (produk), price (prive), place (distribusi), dan promotion (promosi atau komunikasi). Alat pemasaran untuk jasa dikenal dengan 7P (4P + 3P) atau 4P yang diperluas. Ke 3P itu adalah people (orang-orang), process (proses), dan proff (bukti). MOTIVASI DAN KEBUTUHAN A. Model Motivasi Motivasi muncul karena kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berupa dorongan untuk melakukan sesuatu yang telah menjadi keinginan. Stimulus atau rangsangan (misalnya rasa lapar) akan menyebabkan pengenalan kebutuhan (need recognition). Rangsangan tersebut bisa datang dari diri seseorang karena adanya kondisi fisiologis tertentu. Rangsangan terjadi karena adannya Gap antara apa yang dirasakan dengan apa yang seharusnya dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan adanya rasa lapar dan haus, sehingga konsumen merasakan adanya pengenalan kebutuhan akan makanan dan minuman. 1. Kebutuhan Kebutuhan yang dirasakan konsumen (fell need) bisa dimunculkan oleh faktor diri konsumen sendiri (fisiologis), misalnya rasa lapar dan haus. Kebutuhan juga bisa dimunculkan oleh faktor luar konsumen, misalnya aroma makanan yang datang dari restoran sehingga konsumen terangsang ingin makan. 2. Tujuan Sebuah perilaku/tindakan adalah berorientasi pada tujuan (goal oriented behavior) yang artinya untuk memenuhi kebutuhannya, seorang konsumen harus memiliki tujuan akan tindakannya. Tujuan adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan ada karena adanya kebutuhan. Tujuan dibedakan ke dalam tujuan generik (generic goals), yaitu kategori umum dari tujuan yang dipandang sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan. B. Teori Kebutuhan 1. Teori Maslow Dr. Abraham Maslow adalah seorang psikolog klinis yang memperkenalkan teori kebutuhan berjenjang yang dikenal sebagai Teori Maslow atau Hierarki Kebutuhan Manusia (Maslow’s Hierarchy of need). Maslow mengemukakan lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari yang paling rendah yaitu kebutuhan biologis sampai paling tinggi yaitu kebutuhan psikogenik. Menurut teori maslow, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya dari tinggat rendah terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Konsumen yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya maka kebutuhan lainnya yang lebih tinggi akan muncul. 2. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan tersebut meliputi makanan, air, udara, rumah, pakaian, dan sex. Seorang ekonom yang bernama Engel membuat suatu teori yang terkenal dengan Teori Engel, yang menyatakan bahwa semakin sejahtera seseorang maka semakin kecil persentase pendapatannya untuk membeli makanan. 3. Kebutuhan Rasa Aman (safety needs) Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tinggat dua setelah kebutuhan dasar. Ini merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. Manusia membutuhkan perlindungan dari gangguan kriminalitas, sehingga ia bisa hidup dengan aman dan nyaman ketika di rumah maupun ketika bepergian. 4. Kebutuhan Sosial Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman terpenuhi, manusia membutuhkan rasa cinta dari orang lain, rasa memilik dan dimiliki, serta diterima oleh orang-orang disekelilingnya. Inilah kebutuhan tingkat ketiga dari Maslow, yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan tersebut berdasarkan kepada perlunya manusia berhubungan satu dengan lainnya. 5. Kebutuhan Ego (egoistic or Esteem Needs) Kebutuhan ego atau esteem adalah kebutuhan tingkat keempat, yaitu kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya. Manusia tidak hanya puas dengan yang telah terpenuhinya kebutuhan dasar, rasa aman, dan sosial. Manusia memliki ego yang kuat untuk bisa mencapai prestasi kerja dan karir yang lebih baik untuk dirinya maupun lebih baik dari orang lain. 6. Kebutuhan Aktualisasi Diri (needs for self-actualization) Derajat tertinggi atau kelima dari kebutuhan adalah keinginan dari seorang individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuas yang dimilikinya. Seorang individu perlu mengekspresikan dirinya dalam suatu aktivitas untuk membuktikan dirinya bahwa ia mampu melakukan hal tersebut. C. Teori Motivasi McClelland David McClelland mengembangkan suatu teori motivasi yang disebut sebagai McClellabd’s Theory of Learned Needs. Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang individu untuk berperilaku, yaitu (1) kebutuhan untuk sukses yaitu keinginan manusia untuk mencapai prestasi, reputasi dan karir yang baik, (2) kebutuhan untuk afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya, ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang-orang yang bisa menerimanya, dan (3) kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi orang-orang sekelilingnya. Tujuannya adalah untuk bisa mempengaruhi, mengarahkan, dan mengatur orang lain. D. Motivasi dan Strategi Pemasaran Setelah kita memahami arti motivasi dan kebutuhan dan bagaimana pentingnya dalam mempengaruhi perilaku seseorang, maka kita perlu mengetahui bagaimana teori-teori motivasi tersebut bisa dimanfaatkan dalam strategi pemasaran. Dua aplikasi penting dalam aplikasi dari teori motivasi adalah 1. Segmentasi Para pemasar bisa menggunakan teori motivasi Maslow atau Hierarki kebutuhan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Produk dan jasa yang dipasarkan diarahkan untuk target pasar berdasarkan tingkat kebutuhan konsumrn. 2. Positioning Hierarki kebutuhan dari Maslow juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan positioning produk atau jasa. Positioning adalah citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning adalah persepsi konsumen terhadap produk atau jasa.