1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tepung Terigu

advertisement
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Tepung Terigu
Makanan berbasis gandum atau tepung terigu telah menjadi makanan pokok
banyak Negara, salah satunya adalah Indonesia. Ketersediaannya yang melimpah di
pasaran dunia, proteinnya yang tinggi, dan pengolahannya yang praktis dan mudah telah
menjadikan makanan berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara.
Negara-negara pengekspor gandum antara lain, Australia, Kanada, Amerika, Rusia,
Cina. Biasanya terigu yang datang masih berupa butiran biji gandum. Lalu, melalui
proses pencucian, pengupasan sekam, penggilingan dan pemutihan (bleaching) maka
jadilah tepung terigu yang halus dan berwarna putih. (Bogasari, 2011).
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir/biji
gandum yang di haluskan, kemudian biasanya digunakan untuk pembuatan mie, kue dan
roti. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak
larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang
berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu.
(Aptindo, 2012).
Tepung yang berasal dari biji gandum ini terbilang istimewa karena mengandung
gluten. Gluten adalah protein yang secara alami terkandung di semua jenis serealia atau
biji-bijian yang tidak dapat larut dalam air dan bersifat elastis (lentur) sehingga mampu
membentuk kerangka yang kokoh dan makanan yang kenyal pada saat dimakan. Gluten
ini mengandung komponen protein yang disebut peptida. Kebanyakan orang
menghindari
gluten
karena
alasan
kesehatan,
terutama
para
penderita celiac
disease (alergi terhadap protein gluten yang menyebabkan gangguan kekebalan). Ketika
tepung dibasahi saat persiapan adonan, gluten mengikat sebagian air dan membentuk
struktur seperti kisi-kisi. Struktur ini yang dimanfaatkan untuk memerangkap udara guna
meningkatkan volume adonan pada pembuatan makanan. (Kompas, 2010).
11
12
Hampir dari semua makanan adalah berbahan dasar dari tepung terigu karena
tepung terigu memiliki andil yang sangat besar dalam menentukan kualitas tepung terigu
yang dihasilkan. Kemudian tepung terigu banyak dikonsumsi masyarakat karena
menjadi pengganti karbohidat.
2.1.2 Komposisi Utama Tepung Terigu
Menurut buku Professional Baking 6th edition Gisslen, Wayne (2013), tepung terigu
sebagian besar terdiri dari pati. Pati ini bisa menghasilkan jumlah produksi yang banyak,
contohnya roti. Berikut adalah komponen utama dari tepung terigu.
a. Pati
Tepung terigu memiliki sekitar 68-78% pati. Pati merupakan molekul
karbohidrat kompleks yang terdiri dari ikatan gula yang sederhana yang
bentuknya berupa buliran - buliran kecil dan buliran ini akan utuh sampai mereka
bercampur dengan air, jika tercampur dengan air, maka pati akan menyerap air
dan mengembang.
b. Protein
Sebanyak 6-8% dari tepung terigu berupa protein, tergantung dari jenis gandum
yang digunakan. Protein bereaksi sebagai binding agent (zat pengikat) yang
menahan bulir pati bersamaan dengan endosperm. 80% protein yang terdapat
dalam tepung terigu disebut gluten dan gliadin. Dua protein ini jika dicampur
dengan air dan dicampur ke adonan, maka akan membentuk zat yang elastis yang
disebut gluten.
c. Moisture (Kelembaban)
Kandungan kelembaban yang berkondisi baik pada tepung terigu berada di
Antara 11-14%. Jika kandungan lebih tinggi dari 14% maka kerusakan akan
muncul pada tepung terigu.
d. Gums (Perekat)
Gums terbentuk dari karbohidrat. Gums yang paling penting disebut dengan
pentosans. Pentosans ini menyerap air lebih banyak 10-15kali dan memiliki daya
serap yang lebih dibandingan dengan pati dan protein.
13
e. Fats (Lemak)
Lemak yang terkandung di dalam tepung terigu hanya 1%. Tetapi kita harus
waspada karena lemak berperan penting dalam pengembangan gluten, dan
mudah rusak sehingga dapat memberikan rasa pada tepung yang tidak baik
f. Ash (debu)
Debu merupakan kandungan mineral dalam tepung. Pada saat membeli tepung
terigu, pembuat kue akan melihat 2 angka penting pada tepung yaitu kandungan
protein dan kandungan mineral. Zat pati dan protein jika dibakar sempurna
makan akan berubah menjadi karbondioksida, uap air dan gas-gas lainnya. Tetapi
jika mineral yang dibakar maka akan tersisa dalam bentuk debu. Jika semakin
tinggi kandungan mineral, warna tepung akan semakin gelap. Kandungan
mineral yang terdapat pada tepung terigu berkisar antara 0.3% - 1.5%.
g. Pigmen
Pigmen yang berwarna oranye kekuningan disebut dengan carotenolds. Terdapat
pada tepung dengan kandungan yang sangat sedikit. Karena belum adanya
pigmen maka tepung yang belum diputihkan akan berwarna creamy. Tepung
yang telah melalui proses penggilingan akan bertambah usia, oksigen yang
terkandung dapat memudarkan sebagian dari pigmen dan menjadinya tepung
berwarna lebih putih.
14
2.1.3 Komponen Gandum
Gambar 2.1 Biji Gandum
Sumber: Professional Baking 6th edition Gisslen, Wayne (2013)
Menurut Wayne Gisslen, gandum memiliki biji yang berbentuk oval dengan
panjang sekitar 6-8mm dengan diameter 2-3mm. Gandum memiliki tekstur yang keras.
Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Endosperm merupakan komponen terbesar gandum, 83% dari biji gandum
merupakan endosperm. Endosperm juga merupakan komponen utama dari
gandum yang dimanfaatkan untuk menjadi tepung terigu. Endosperm
mengandung karbohidrat, pati, air, protein (Gluten) dan sedikit berminyak.
b. Bran adalah bagian terluar dari biji gandum, terdiri dari 7 lapisan, dan
merupakan 14.5% bagian dari setiap biji gandum. Bran adalah komponen
yang memberi tekstur, warna, dan serat pada tepung terigu jenis whole wheat
flour (tepung gandum utuh).
c. Germ merupakan bagian paling dalam dari biji gandum. Bagian dari biji
gandum ini bisa menjadi tempat tunas baru tanaman gandum berkembang
(mulai dari kecambah). Hal ini dapat terjadi apabila tejadinya kondisi
kelembaban yang tinggi, suhu yang relatif hangat, dan kandungan oksigen
yang melimpah. Germ memiliki kandungan lemak yang tinggi dan
merupakan bagian terkecil (2.5%) dari biji gandum.
15
2.1.4 Lokasi Pertumbuhan Gandum
Gambar 2.2 Peta Pertumbuhan Gandum
Sumber: Baking Fundamentals, Noble Masi (2007)
Berdasarkan gambar 2.2, peta tersebut menunjukan pertumbuhan dan tipe
gandum diberbagai Negara, yakni
Area yang berwarna hijau merupakan spesies gandum yang paling banyak ditanam.
Gandum ini memiliki biji yang keras, berwarna merah, tumbuh pada saat musim dingin,
berprotein tinggi, dan mengandung gluten yang tinggi. Gandum seperti ini biasa terdapat
pada ragi roti.
Area yang berwarna kuning merupakan spesies gandum dengan biji paling keras,
berwarna merah, tumbuh pada saat musim semi. Gandum yang tumbuh di area ini
mengandung protein yang sangat tinggi dibandingkan daerah lain.
Area yang berwarna merah biasanya tempat tumbuh durum wheat. Durum wheat
merupakan jenis gandum terbaik untuk membuat berbagai olahan pasta.
Area yang berwarna biru muda menghasilkan gandum dengan spesies yang berbeda dan
hanya sedikit ditanam. Ciri dari gandum yang tumbuh diarea ini adalah memiliki bran
berwarna putih, tumbuh pada saat musim dingin. Jenis gandum ini cocok digunakan
dalam membuat cake, crackers, dan pastries.
16
Area yang berwarna coklat memiliki ciri gandum yang berwarna merah, dan tumbuh
pada saat musim dingin.
Klasifikasi
Ada berbagai jenis gandum yang bisa diklasifikasikan berdasarkan tekstur biji
gandum (kernel), warna kulit biji (bran), dan musim tanam. Berdasarkan warna bran,
gandum diklasifikasikan menjadi red (merah) dan white (putih). Untuk musim tanam,
gandum dibagi menjadi winter (musim dingin) dan spring (musim semi). Berdasarkan
tekstur biji gandum (kernel) bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis: hard wheat, soft
wheat, dan durum wheat.
a. Hard wheat adalah spesies gandum yang paling banyak ditanam di dunia.
Gandum ini memiliki biji yang keras, bran dengan warna merah kecoklatan
dengan kadar protein dan daya serap air yang tinggi. Gandum jenis ini pada
umumnya dimanfaatkan untuk membuat tepung untuk membuat roti dengan ragi.
Setiap bulir terdiri dari dua sampai lima butir gabah.
b. Soft wheat merupakan spesies yang berberda dan hanya sedikit ditanam. Ciri
dari gandum ini memiliki bran berwarna putih kekuningan, berbiji lunak, serta
memiliki kadar protein dan daya serap air yang rendah. Gandum ini cocok
digunakan dalam tepung untuk membuat cake, pastries, dan jenis olahan lain
yang dipanggang, seperti biscuit dan sereal.
c. Durum wheat adalah gandum dengan biji paling keras. Ciri gandum ini adalah
endospermnya
berwarna
kuning,
dengan
kadar
protein
yang
tinggi.
Durum wheat adalah jenis gandum terbaik untuk membuat berbagai olahan pasta,
seperti spageti, makroni dan produk pasta lainnya.
(Sumber: Baking Fundamentals, Noble Masi, 2007).
17
2.1.5 Proses Pembuatan Tepung Terigu
Gambar 2.3 Proses Pembuatan Tepung
18
Sumber: Baking Fundamentals, Noble Masi (2007)
Gandum mengalami proses yang panjang hingga menjadi tepung terigu.
Beberapa tahap proses pengolahan tepung terigu adalah tahap persiapan dan tahap
penggilingan. Tahap persiapan meliputi,
a. Proses pembersihan (cleaning).
Pada tahap ini, gandum dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti debu, kulit
gandum, batang gandum, batu-batuan, kerikil, logam, biji-bijian selain gandum seperti
biji jagung, kedelai, dll. Kotoran-kotoran tersebut harus dipisahkan dari gandum
sebelum proses penggilingan. Proses ini menggunakan ayakan kasar dan magnet agar
dapat memisahkan benda-benda asing dan substansi logam yang terdapat pada gandum.
b. Proses pelembapan (dampening).
Gandum yang telah dibersihkan mengalami proses selanjutnya, yaitu proses
pelembapan. Proses ini adalah proses penambahan air agar campuran gandum memiliki
kadar air yang diinginkan. Proses pelembapan tergantung pada kandungan air dari
gandum, kepadatan dan kekerasan biji gandum.
c. Proses pengondisiian (conditioning).
Gandum mengalami proses pengondisiian dengan menambahkan air pada
gandum dan didiamkan selama waktu tertentu agar air benar-benar meresap. Tahap ini
bertujuan untuk membuat kulit gandum menjadi liat sehingga tidak hancur pada saat
digiling, dan dapat mencapai kadar air tepung terigu yang diinginkan serta memudahkan
endosperma terlepas dari kulit dan melunakkan endorsperma. (Aptindo, 2012)
Tahap penggilingan meliputi,
a. Proses Penggilingan
Proses penggilingan modern dari gandum menjadi tepung sudah dilakukan oleh
sebuah sistem yang menggunakan proses penyaringan dengan alur roda berputar
menggunakan baja. Sistem ini dinamakan breaksystem. Ketika gandum dimasukkan ke
dalam
mesin
maka
roda
penggiling
tersebut
mengelupas
biji
gandum
dari bran dan germ dan menghancurkan lapisan endosperm menjadi berkeping-keping.
19
Dengan menyaring gandum yang sudah dihancurkan tadi, bagian-bagian tersebut dapat
dipisahkan. Endosperm juga memiliki bagian luar dan bagian dalam. Yang bagian
luar endosperm, itu berarti semakin dekat dengan bran sehingga mempunyai warna yang
lebih
gelap
dan
mempunyai
protein
yang
lebih
tinggi.
Untuk
bagian
dalamnya, endosperm berwarna creamywhite dan kandungan proteinnya lebih rendah
dibandingkan dengan endosperm bagian luar. Jika digiling, pecahan dari bagian
luar endosperm menghasilkan pecahan yang lebih besar dibandingkan dengan pecahan
endosperm bagian dalam.
b. Proses Penyaringan
Proses penyaringan, memisahkan tepung menjadi streams. Ini artinya gandum
sudah melewati proses penggilingan yang dilakukan berulang-ulang. Setelah melalui
roda penggiling, bagian-bagian endosperm sudah cukup baik untuk disaring untuk
menjadi tepung. Stream pertama, berasal dari bagian dalam kernel. Dan stream
selanjutnya terdiri dari bagian luar endosperm. Dengan pengilangan, penyaringan, dan
pemisahan maka gandum bisa menghasilkan grade atau kualitas tepung terigu yang
berbeda.
c. Proses Penambahan Nutrisi
Biasanya tepung akan diperkaya dengan menambahkan nutrisi yaitu vitamin dan
mineral. Karena sebagian nutrisi dari tepung sudah ada yang hilang pada saat proses
penggilingan untuk menghilangkan bran dan germ.
d. Proses Aging dan Bleaching
Tepung yang baru selesai digiling belum baik kualitasnya untuk digunakan
dalam membuat roti. Gluten masih lemah dan belum elastis dan warna tepung masih
kekuningan. Oleh karena itu, tepung akan disimpan dalam waktu beberapa bulan.
Oksigen yang ada akan mematangkan protein sehingga tepung menjadi lebih kuat dan
elastis. Selain itu, oksigen akan memudarkan warna tepung.
Sumber: Baking Fundamentals, Noble Masi (2007)
20
2.1.6 Jenis – Jenis Tepung Terigu
a. Tepung protein tinggi (Bread flour)
Tepung terigu yang mengandung kadar protein tinggi, antara 11% - 13%.
Jenis tepung ini adalah gandum hard dan mengandung gluten yang tinggi.
Tepung ini cocok untuk roti, mie, pasta dan donat.
b. Tepung protein sedang/serbaguna (All Purpose flour)
Tepung terigu yang mengandung kadar protein sedang, antara 8%-10%.
Tepung ini merupakan campuran gandum soft dan hard, dan memiliki gluten
yang sedang. Tepung ini cocok untuk pembuatan kue cake.
c. Tepung protein rendah (Pastry flour)
Tepung terigu yang mengandung kadar protein rendah, antara 6%-8%.
Tepung ini adalah jenis gandum yang soft dan mengandung gluten yang lemah.
Pada umumnya, tepung ini digunakan untuk membuat kue yang renyah, seperti
biskuit.
Sumber: Aptindo, (2012)
21
2.2 Kacang Hijau
2.2.1 Pengertian Kacang Hijau
Gambar 2.4 Kacang Hijau
Kacang hijau (Vigna radiate) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum setelah kedelai dan kacang tanah. (Prospek Pengembangan
Agribisnis Kacang Hijau, 2013).
Kacang hijau dapat diolah dengan berbagai cara. Dimulai dari bjinya, biji kacang hijau
walaupun direbus lama (sampai hancur) khasiat kacang hijau tidak berkurang dan tidak
terpengaruh panas. Berbeda dengan bahan makanan yang lain seperti sayur, buah, dan
ramuan tradisional lainnya yang apabila direbus terlalu lama akan menurunkan khasiat
obatnya. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung
dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Kemudian jika biji
matang kacang hijau di gerus, dapat dijadikan sebagai isian bakpau, bakpia, gandasturi,
dan onde-onde. Kecambah kacang hijau yang dikenal sebagai tauge menjadi sayuran
yang umum dimakan dikawasan asia timur dan asia tenggara. Kecambah kacang hijau
banyak sekali mengandung enzim aktif, salah satunya adalah enzim amilase yang
membantu metabolisme karbohidrat. Kacang hijau juga dapat diolah menjadi tepung
yang disebut dengan tepung hunkue. Tepung ini biasanya digunakan untuk membuat kue
22
dan cenderung membentuk gel. Tepung kacang hijau ini dapat diolah menjadi mie yang
dikenal sebagai soun. (Prospek Pengembangan Agribisnis Kacang Hijau, 2013).
2.2.2 Kandungan Gizi Kacang Hijau
Table 2.1 Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100gram
Informasi Gizi
Energi
Lemak
Lemak Jenuh
Lemak tak Jenuh
Ganda
Lemak tak Jenuh
Tunggal
Kolesterol
per 100
gram (g)
339 kj
81 kkal
0,4 g
0,071 g
0,187 g
0,035 g
0 mg
Protein
5,42 g
Karbohidrat
14,46 g
Serat
5,1 g
Gula
5,67 g
Sodium
5 mg
Kalium
244 mg
Sumber : Fatsecret.co.id
Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A, B1, C dan E), serta
beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti amilium, besi,
belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, dan niasin. Kandungan protein
kacang hijau menempati peringkat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Dengan
23
kandungan zat gizi yang baik, bubuk kacang hijau banyak digunakan sebagai bahan
makanan dan minuman siap saji dalam kotak ataupun dalam kaleng. (Prospek
Pengembangan Agribisnis Kacang Hijau, 2013).
Tabel 2.2: Perbandingan Tepung Terigu dan Tepung Kacang Hijau.
Informasi Gizi
Energy
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Zat Besi
Vitamin B1
Tepung Terigu
(per 100gr)
365 kkal
8.9 gr
1.3 gr
77.3 gr
16 mg
100 mg
1 mg
0.38 gr
Tepung Kacang Hijau
(per 100gr)
440 kkal
7.02 gr
0.4 gr
19.15 gr
27 mg
106 mg
1 mg
0.46 gr
Kandungan energi pada tepung kacang hijau lebih tinggi dari tepung terigu. Tepung
kacang hijau mengandung vitamin B. Vitamin B merupakan bagian enzim yang
berperan penting dalam oksidasi karbohidrat agar bisa di ubah menjadi energi. Tanpa
kehadiran Vitamin B tubuh akan mengalami kesulitan dalam mencerna karbohidrat.
Kacang hijau merupakan sumber protein nabati tinggi. Protein yang terkandung
memiliki asam amino lengkap. Kacang hijau kemudian diolah menjadi tepung yang
mengakibatkan kandungan proteinnya menurun jika dibandingkan dengan protein
tepung terigu. Akan tetapi, asam aminonya sebagian berumah ke dalam bentuk bebas
yang cepat diserap oleh tubuh.
Kandungan lemak pada tepung kacang hijau lebih rendah dibandingkan kandungan
lemak pada tepung terigu . Tepung kacang hijau mengandung rendah lemak yang sangat
baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang
rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat
dari kacang hijau tidak mudah berbau. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam
lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang
24
mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk
menjaga kesehatan jantung.
Kandungan karbohidrat pada tepung kacang hijau lebih rendah dibanding kandungan
karbohidrat pada tepung terigu. Tepung kacang hijau mengandung rendah karbohidrat
dimana cocok untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang menjalani diet.
Tepung terigu mengandung Vitamin B1 lebih rendah dari tepung kacang hijau.
Kandungan vitamin B kompleks pada kacang hijau bermanfaat untuk membantu proses
pertumbuhan. Bila tubuh kekurangan vitamin B, hal ini dapat mengganggu proses
pencernaan sehingga berdampak buruk pada perkembangan tubuh.
Tepung kacang hijau merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor.
Kandungan kalsium dan fosfor pada tepung kacang hijau lebih tinggi dari kandungan
kalsium dan fosfor pada tepung terigu. Dimana kandungan kalsium dan fosfor pada
tepung kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.
Zat besi yang terkandung dalam tepung terigu dan tepung kacang hijau adalah sama.
Dimana kandungan zat besi pada tepung kacang hijau berfungsi untuk menghasilkan sel
darah merah, mencegah anemia. Zinc membantu membentuk keseimbangan hormon dan
sistem kelenjar.
25
2.2.3 Manfaat Kacang Hijau
Kacang hijau memiliki banyak manfaat, baik bagi kesehatan tubuh, yaitu aman
dikonsumsi penderita diabetes, karena merupakan makanan dengan indeks glikemik
rendah. Makanan yang memiliki kadar glikemik rendah menyebabkan kadar gula yang
sehat. Kacang hijau dapat menurunkan kadar kolesterol karena kacang hijau banyak
mengandung serat yang mudah larut. Selain itu, mencegah kanker payudara karena
mengandung zat yang dapat memerangi infeksi virus (memperlambat pertumbuhan selsel kanker). Kacang hijau juga dapat membantu mengatur hormon pasca menopause
karena mengandung nutrisi isoflavon yang dapat membantu pengaturan aktivitas
hormonal pasca menopause. Kacang hijau juga dapat memperlancar pencernaan karena
kandungan serat tinggi yang dimiliki kacang hijau berfungsi membersihkan saluran
pencernaan, meningkatkan gerak peristaltik usus sehingga mengurangi waktu kotoran
menumpuk di dalam usus. Kacang hijau sebagai sumber energi karena kandungan
vitamin B kompleks pada kacang hijau bermanfaat untuk membantu proses
pertumbuhan. Bila tubuh kekurangan vitamin B, hal ini dapat mengganggu proses
pencernaan sehingga berdampak buruk pada perkembangan tubuh. Hal ini dikarenakan
vitamin B merupakan bagian enzim yang berperan penting dalam oksidasi karbohidrat
agar bisa di ubah menjadi energi. Tanpa kehadiran Vitamin B tentu tubuh akan
mengalami kesulitan dalam mencerna karbohidrat. (Prospek Pengembangan Agribisnis
Kacang Hijau, 2013)
26
2.2.4 Proses Pembuatan Kacang Hijau Menjadi Tepung
Gambar 2.5 Proses Pembuatan
Sumber: Prospek Pengembangan Agribisnis Kacang Hijau, 2013.
27
2.3 Sejarah Tartlet
Pada penelitian ini, dimana penulis mencari sumber tentang sejarah tartlet, dan
sumber yang didapat oleh penulis adalah
“Tartlet adalah jenis pastry yang popular di Amerika. Hidangan panggang ini
konon ditemukan sejak jaman Mesir kuno. Pada jaman Romawi dan pada abad
pertengahan, tartlet digunakan sebagai pembungkus daging dan bahan-bahan lainnya
agar tetap lembab selama dimasak dan agar isinya kedap udara serta tidak mudah basi.
Kulit tartlet dahulu adalah keras dan padat, terbuat dari tepung terigu, suet (lemak
daging sapi), telur dan bahan lainnya. Namun, seiring dengan perkembangan dunia
kuliner, lambat laun kulit tartlet pun diciptakan sedemikian rupa dengan komposisi
tepung terigu yang telah ditentukan, sehingga kulit tartlet dapat ikut dikonsumsi
bersama dengan isinya. Berkat keunikan cita rasanya, tartlet pun akhirnya menyebar ke
suluruh penjuru Eropa termasuk Inggris. Tartlet ini biasanya dijual pada saat musim
dingin dengan berbagai bentuk dan ukuran. Awalnya, tartlet termasuk hidangan utama
yang berisi daging, baik daging sapi atau kambing. Akibat perkembangan dunia kuliner
dan resep roti, tartlet pun mulai dikenal sebagai hidangan populer. Isian tartlet pun
menjadi beragam. Di sekitar tahun 1500an, resep kue tartlet mulai bertransformasi
dengan memakai berbagai jenis buah-buahan sebagai isinya. Setelah populer di Inggris,
tartlet akhirnya dikenal di Amerika yang kemudian diolah sedemikian rupa hingga
memiliki berbagai jenis isian. Hal ini dapat dibuktikan dari buku resep kue yang
ditemukan di Amerika pada tahun 1940an, ditemukan 65 resep tartletdi dalamnya.”
(Bogasari, 2010).
Perbedaan Tartlet dan Pie
Tartlet dan Pie merupakan kedua jenis makanan yang memiliki konsep yang sama.
Namun, tartlet dan pie juga memiliki perbedaan. Kulit tartlet memiliki rasa lebih manis
daripada kulit pie. Ketebalan diameter tartlet kurang dari 1 inch (2,5cm) karena tartlet
biasanya disajikan dalam bentuk yang kecil. Ketebalan diameter pie bisa mencapai 8
inch (20cm). Untuk isian pie dapat berupa manis atau asin, sedangkan isian untuk tartlet
28
adalah manis. Jika pie sudah matang, pie dapat langsung disajikan. Namun, tartlet
menggunakan loyang khusus tartlet yang harus dilepas terlebih dahulu, lalu dipindahkan
ke piring. Untuk pie terdapat bagian atas (top crust) yang di tutup sedangkan tartlet,
bagian atas (topcrust) tidak di tutup.
Sumber : Professional Baking 4th edition Gisslen, Wayne (2005)
29
2.3.1 Resep Tartlet
( oleh, BARA PATTIRADJAWANE, 2015 )
Bahan Kulit:

225 gram margarin

100 gram gula halus

1sdt essens vanila

425 gram tepung terigu

Sedikit air es (± 3-4 sdm)
Bahan untuk krim Vla (pastry cream):

4 kuning telur

100 gram gula pasir

50 gram tepung maizena

500 ml susu cair

200 gram margarin

Essens lemon secukupnya
Bahan topping:

Berbagai macam jenis buah-buahan seperti anggur merah, anggur hijau,
lengkeng, ceri segar, kurma, melon, blueberry, strawberry, kiwi, peach, dll
Bahan olesan:

Selai jeli instan atau selai apricot secukupnya.
30

2.3.2 Alat – Alat Dalam Pembuatan Tartlet
a. Baskom
Gambar 2.6: Baskom
Baskom digunakan sebagai wadah untuk menguleni adonan hingga merata dengan
menggunakan tangan atau spatula.
b. Timbangan
Gambar 2.7: Timbangan
Timbangan merupakan salah satu alat utama yang selalu digunakan untuk mengukur
bahan-bahan yang akan digunakan, seperti mengukur tepung terigu, margarin, gula, dll.
c. Saringan
31
Gambar 2.8: Saringan
Saringan digunakan untuk mengayak tepung agar dapat menghasilkan tepung yang lebih
bersih dan lebih halus.
d. Spatula
Gambar 2.9: Spatula
Spatula ada yang berbahan plastik atau karet. Spatula ini digunakan untuk mengaduk
adonan yang sudah tercampur menjadi satu dalam baskom dan dapat membersihkan
sisa-sisa adonan pada bagian sisi baskom.
32
e. Hand Mixer
Gambar 2.10: Hand Mixer
Hand mixer digunakan untuk menghaluskan bahan-bahan seperti mentega, gula, dan
telur hingga mengembang dan tercampur rata.
f. Kuas
Gambar 2.11: Kuas
Kuas ini digunakan untuk mengoles margarin pada cetakan tartlet agar tartlet mudah
dilepaskan pada saat matang.
g. Loyang
Gambar 2.12: Loyang
33
Loyang digunakan sebagai alas pada cetakan tartlet untuk dimasukan ke dalam oven.
h. Cetakan Tartlet
Gambar 2.13: Cetakan Tartlet
Cetakan tartlet berbentuk bunga dan memiliki banyak ukuran. Cetakan harus diolesi
margarin terlebih dahulu sebelum dicetak adonan. Cara mencetakan adonan dengan cara
ditekan-tekan menggunakan kedua jari sesuai dengan bentuk cetakan.
i. Oven
Gambar 2.14: Oven
Oven yang digunakan adalah oven listrik. Oven digunakan untuk memanggang kulit
tartlet hingga matang, kurang lebih 10 – 12 menit dengan suhu 200 derajat celcius.
34
j. Stock Pot
Gambar 2.15: Stock Pot
Stock pot digunakan untuk memasak vla.
k. Kocokan Telur / Balloon Whisk
Gambar 2.16: Kocokan Telur
Kocokan telur digunakan untuk mengaduk adonan vla agar tercampur rata. Dalam
pembuatan, harus diaduk terus menerus dengan api kecil agar vla tidak gosong.
35
l. Plastik Segitiga / Pipping Bag
Gambar 2.17: Plastik Segitiga
Plastik segitiga atau yang dikenal dengan Pipping bag berbentuk segitiga, ada yang
berbahan plastik dan kain (cuci-pakai). Vla yang sudah jadi, dimasukan kedalam plastik
segitiga.
m. Noozle
Gambar 2.18: Noozle
Noozle terbuat dari besi dan memiliki banyak bentuk. Noozle diletakan pada bagian
ujung
plastik
segitiga
yang
kemudian
digunakan
untuk
dekorasi.
36
2.3.3 Bahan – Bahan Dalam Pembuatan Tartlet
a. Tepung terigu rendah
Gambar 2.19: Tepung Terigu
Tepung terigu adalah bahan yang diambil (ekstrak) dari bagian dalam (endosperm) biji
gandum, berwarna putih sedikit kekuningan dan mengandung protein yang disebut
gluten (Bogasari, 2011). Tepung yang digunakan adalah tepung berprotein sedang.
b. Tepung Kacang Hijau
Gambar 2.20: Tepung Kacang Hijau
Kacang hijau yang sudah melalui proses pembentukan menjadi tepung yang akan
digunakan untuk membuat kulit tartlet. Menurut Suprapto dan Sutarman (2012), kacang
hijau memiliki protein yang tinggi (22.2%) dan kaya akan asam amino lisin sehingga
dapat melengkapi kandungan nilai gizi kacang hijau.
37
c.Mentega
Gambar 2.21: Mentega
Mentega terbuat dari lemak nabati dan kandungan lemak jenuhnya lebih sedikit daripada
mentega. Mentega kaya akan lemak tak jenuh yang mengandung omega-3 dan omega-6.
Mentega dapat dikonsumsi tanpa dimasak. Sifat fisik mentega pada suhu kamar adalah
berbentuk padat, berwarna lebih kuning dan bersifat plastis. Penggunaan mentega pada
kue akan menambahkan rasa asin serta aroma. (Professional Baking 6th edition. Wayne,
Gisslen, 2013).
d.Gula Halus
Gambar 2.22: Gula Halus
Gula halus adalah gula yang dihaluskan hingga mencapai tekstur bubuk, dan diproduksi
dengan dicampur tepung pati jagung atau tepung terigu. (Professional Baking 6th edition.
Wayne, Gisslen, 2013).
38
39
e.Gula Pasir
Gambar 2.23: Gula Pasir
Gula pasir adalah gula hasil kristalisasi cairan tebu. Gula pasir ada yang berwarna putih
dan coklat. Penggunaan gula pasir ini dapat memperhalus tekstur, volume lebih besar,
memberi rasa dan warna pada kulit tartlet. (Professional Baking 6th edition. Wayne,
Gisslen, 2013).
f. Kuning Telur
Gambar 2.24: Kuning Telur
Kuning telur memiliki berat 25 % dari berat bersih telur utuh. Di dalam kuning telur
berfungsi sebagai emulsifier yang dapat membuat tekstur tartlet menjadi lebih halus.
Kuning telur ini akan mengikat minyak yang ada didalam adonan karena kuning telur
mengandung Lecithin. Kuning telur banyak digunakan dalam pembuatan kue maupun
mayonaise. (Professional Baking 6th edition. Wayne, Gisslen, 2013).
40
g. Essens Lemon
Gambar 2.25: Essens Lemon
Essens yang digunakan adalah aroma lemon. Essens ini berfungsi untuk menambah
aroma pada pembuatan vla.
h. Susu Cair
Gambar 2.26: Susu Cair
Susu cair yang digunakan adalah susu cair Full Cream. Penggunaan susu cair untuk
menambah aroma, memberi warna dan tekstur menjadi lebih halus dan menambah
kandungan gizi pada pembuatan vla. (Nestle, 2012).
41
i.Tepung Maizena
Gambar 2.27: Tepung Maizena
Tepung maizena berasal dari pati jagung. Tepung maizena berfungsi sebagai pengental
apabila dicampur dengan susu/air yang kemudian dididihkan.
j. Air Es
Gambar 2.28: Air Es
Bahan cair yang digunakan dalam pembuatan berbagai macam adonan adalah air
ataupun juga bisa dari bahan cair yang sudah mengandung unsur lain seperti santan, atau
susu. Fungsi air es dalam adonan, antara lain: memungkinkan terbentuknya gluten,
mengontrol kepadatan suhu pada adonan, melarutkan gula dan garam. (Professional
Baking 6th edition. Wayne, Gisslen, 2013).
42
k. Vanilla essence
Gambar 2.29: Vanilla Essence
Essens yang digunakan adalah aroma vanilla. Essens ini berfungsi untuk menambah atau
menguatkan aroma pada pembuatan vla.
l. Jeli instan
Gambar 2.30: Jeli Instan
Jeli yang digunakan adalah jeli dengan tanpa rasa. Jeli dimasak dahulu dengan air dan
gula hingga mendidih. Jeli ini dioles pada permukaan buah agar buah terlihat lebih
mengkilat.
43
2.3.4 Cara Pembuatan Tartlet
2.3.4.1 Pembuatan Kulit Tartlet
Gambar 2.31 :Menimbang bahan
Siapkan baskom, lalu timbang semua bahan terlebih dahulu.
Gambar 2.32 : Pengocokan semua bahan menjadi satu.
Masukan semua bahan menjadi satu, lalu aduk menggunakan hand mixer atau balloon
whisk. Masukan sedikit air es dan aduk terus hingga semua gumpalan menjadi halus.
44
Gambar 2.33 : Pembentukan adonan
Uleni adonan menggunakan tangan hingga adonan tercampur rata dan adonan tidak
menempel lagi pada permukaan baskom.
Gambar 2.34 : Pengolesan cetakan tartlet
Olesi cetakan tartlet dengan margarin terlebih dahulu.
45
Gambar 2.35 : Membentuk adonan sama rata
Bentuk adonan dengan sama rata seperti bola-bola kecil dengan berat 8gr. Atau, ambil
kurang lebih 1 sdm , kemudian lapis bagian dalam loyang tartlet yang berdiameter 56cm.
Gambar 2.36 : Pemipihan adonan
Pipihkan adonan di cetakan tartlet dengan menggunakan dua jari sambil mengikuti
bentuk cetakan tartlet.
46
Gambar 2.37 : Menusuk adonan menggunakan garpu
Lalu, tusuk-tusuk dengan garpu adonan yang sudah dipipihkan.
Gambar 2.38 : Pemanggangan tartlet
Panggang dalam oven dengan suhu 200 derajat celcius hingga matang, kurang lebih 10 –
12 menit.
47
2.3.4.2 Pembuatan Krim Vla :
Gambar 2.39 : Masukan susu cair dan gula pasir
Siapkan dan timbang bahan terlebih dahulu.Masukan gula pasir dan susu cair terlebih
dahulu. Masak hingga mendidih.
Gambar 2.40 : Masukan kocokan kuning telur
Setelah mendidih, masukan larutan maizena yang sudah bercampur dengan sedikit susu
dan kuning telur. Masak hingga mengental menggunakan api kecil.
48
Gambar 2.41 : Masukan margarin dan lemon essesens.
Masukan essens lemon dan margarin, kemudian aduk sebentar dan di angkat. Dinginkan
vla.
Gambar 2.42 : Masukan vla ke dalam plastik segitiga dan isi kedalam tartlet.
Setelah vla dingin, vla boleh dimasukan kedalam kantong segitiga. Kemudian, isi tartlet
dengan vla.
49
Gambar 2.43 : Letak buah dan oleskan jeli
Susun buah – buahan diatas vla sebagai pelengkap. Lalu oleskan jeli.
50
2.4 Kerangka Penelitian
Tepung
Tepung Terigu
Tepung Kacang Hijau
1. Dari segi harga, tepung kacang
hijau lebih mahal dari tepung
terigu. Harga tepung kacang
hijau Rp. 21.000
1. Dari segi harga, tepung
terigu lebih murah
dibandingkan tepung
kacang hijau. Harga tepung
terigu Rp. 11.000
2. Mengandung gluten,
dimana gluten adalah racun
akan dapat berdampak tidak
baik bagi tubuh seperti bisa
terkena penyakit celiac atau
celiac disease.
3. Dari segi kandunga gizi :
Energi : 365 kkal
Protein : 8.9 gr
Lemak : 1.3 gr
Karbohidrat : 77.3 gr
Kalsium : 16 mg
Fosfor : 100 mg
Zat Besi : 1 mg
Vitamin B1 : 0.38 gr
2. Merupakan salah satu tepung
yang tidak mengandung
gluten, serta dapat di konsumsi
bagi penderita autis GFCF
diet.
3. Dari segi kandunga gizi :
Energi : 440 kkal
Protein : 7.02 gr
Lemak : 0.4 gr
Karbohidrat : 19.15 gr
Kalsium : 27 mg
Fosfor : 106 mg
Zat Besi : 1 mg
Vitamin B1 : 0.46 gr
Pemanfaatan tepung kacang hijau pada pembuatan kulit tartlet
Rasa
Aroma
Tekstur
Warna
“ Uji Kesukaan Hasil Jadi Kulit Tartlet Menggunakan Tepung
Teigu dan Tepung Kacang Hijau “
Hasil uji kesukaan di terima responden
51
Gambar 2.44 : Kerangka Penelitian
Download