buku PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

advertisement
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah satu kabupaten di wilayah
Provinsi Lampung. Sebelumnya, Kabupaten Tulang Bawang merupakan
bagian dari Kabupaten Lampung Utara. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1997, dibentuk Kabupaten Tulang Bawang dengan Ibukota
pemerintahan di Menggala. Setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor
49 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji dan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang
Barat, maka terjadi pemekaran 2 (dua) daerah otonomi baru, dan Kabupaten
Tulang Bawang sebagai Kabupaten Induk.
Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan, yakni
Kecamatan Menggala, Kecamatan Menggala Timur, Kecamatan Banjar Agung,
Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan Gedung Aji,
Kecamatan Penawar Aji, Kecamatan Meraksa Aji, Kecamatan Penawar Tama,
Kecamatan Rawajitu Selatan, Kecamatan Rawajitu Timur, Kecamatan
Rawapitu, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kecamatan Gedung Meneng dan
Kecamatan Dente Teladas
2.1.1. Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Tulang Bawang terletak pada koordinat
40° 08' LS – 04° 41' LS dan 105° 09’ BT – 105° 55' BT membentang
memanjang Timur ke Barat. Kabupaten Tulang Bawang merupakan pintu
gerbang jalur lintas timur menuju dan keluar dari Propinsi Lampung, yang
berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Propinsi Sumatera
Selatan, serta Laut Jawa. Infrastruktur Transportasi darat didukung Jalur
Lintas Timur dan Jalur Lintas Pantai Timur yang memperpendek jalur
ekonomi barang dan jasa ke Pulau Jawa dan dari Pulau Jawa ke Pulau
Sumatera.
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
2.1.2. Administratif
Batas wilayah administratif Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai
berikut :
 Sebelah Utara
: berbatasan dengan Kabupaten Mesuji
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan
Lampung Timur
 Sebelah Timur : berbatasan dengan kawasan pantai (Laut Jawa)
 Sebelah Barat
: berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat
Secara administratif Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari 15 (lima belas)
kecamatan dan 151 kampung/kelurahan dengan luas wilayah sebesar
3.466,32 Km2.
Tabel 2.1 Luas dan Jumlah Desa
No
Kecamatan
Ibukota
Luas (Km2)
Luas (%)
Desa
1.
Banjar Agung
Banjar Agung
230,88
6.66
11
2.
Banjar Margo
Agung Dalem
132,95
3.84
12
3.
Banjar Baru
Kahuripan Jaya
132,95
3.84
10
4.
Gedung Aji
Gedung Aji
114,47
3.30
10
5.
Penawar Aji
Gedung Rejo Sakti
104,45
3.01
9
6.
Meraksa Aji
Paduan Rajawali
94,71
2.73
8
7.
Menggala
Ujung Gunung
344,00
9.92
9
8.
Penawar Tama
Bogatama
210,53
6.07
14
9.
Rawajitu Selatan
Medasari
123,94
3.58
9
10.
Gedung Meneng
Gedung Meneng
657,07
18.96
11
11.
Rawajitu Timur
Bumi Dipasena Mulya
176,65
5.10
8
12.
Rawa Pitu
Batang Hari
169,18
4.88
9
13.
Gedung Aji Baru
Sidomukti
95,36
2.75
9
14.
Dente Teladas
Teladas
685,65
19.78
12
15.
Menggala Timur
Lebuh Dalem
193,53
5.58
10
3.466,32
100
151
Jumlah
Sumber : Tulang Bawang Dalam Angka 2013
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
2.1.3.
Kondisi Fisik Wilayah
Pada
bagian
ini
menampilkan
profil
wilayah
Kabupaten
Tulang Bawang berdasarkan kondisi fisik wilayah yang dimilikinya.
Kondisi yang hendak ditampilkan meliputi : ketinggian lahan, kelerengan,
keadaan geologi, fisiografi, jenis tanah, potensi pergerakan tanah, hidrologi
dan penggunaan lahan.
(1)
Topografi
Secara
garis
besar
bentang
lahan
di
Wilayah
Kabupaten
Tulang Bawang dapat dibagi dalam 4 (empat) unit, yaitu :
1.
Daerah dataran hingga dataran bergelombang.
Merupakan
daerah
dataran
sampai
dengan
dataran
bergelombang, berada pada kemiringan antara 15% – 30% yang
dimanfaatkan untuk area pertanian, perkebunan dan cadangan
pengembangan transmigrasi;
2.
Daerah Rawa.
Daerah Rawa terdapat di sepanjang Pantai Timur dengan
ketinggian 0 – 1 m yang merupakan muara dari Way Tulang
Bawang dan Way Mesuji. Rawa-rawa tersebut terdapat di tiga
wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Rawajitu Timur, Rawajitu
Selatan dan Kecamatan Dente Teladas. Daerah-daerah tersebut
merupakan areal yang cukup produktif untuk pengembangan
budidaya tambak dan perikanan laut;
3.
Daerah River Basin.
Terdapat 2 River Basin yang utama yaitu River Basin
Tulang Bawang dan River Basin sungai-sungai kecil lainnya.
Daerah ini berupa cekungan yang memungkinkan untuk diisi air
pada musim penghujan membentuk rawa-rawa atau lebunglebung. Pada areal River Basin Way Tulang Bawang dengan
anak-anak sungainya membentuk pola aliran ”dendritic”. Daerah
ini memiliki luas 10.150 Km2 dengan panjang 753 Km yang
digunakan untuk pengembangan tambak udang;
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
4.
Daerah Alluvial.
Daerah ini tertetak di pinggir pantai timur yang merupakan
bagian hilir (down stream) dari sungai besar yaitu Way Tulang
Bawang dan Way Mesuji yang dimanfaatkan untuk pelabuhan
dan areal persawahan pasang surut. Di lokasi Rawa Pitu telah
dimanfaatkan seluas ± 36.000 Ha dan ± 20,000 Ha (Rawa Pitu I
dan II).
(2)
Klimatologi
Kabupaten Tulang Bawang beriklim tropis dengan musim hujan dan
musim kemarau berganti sepanjang tahun. Temperatur rata-rata
31°C. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah amat basah,
dengan perbandingan devisit air 0 – 1.5 bulan. Kenyataan ini
menunjukan bahwa budidaya sawah dengan harapan produksi
sedang atau kurang optimal, atau apabila diusahakan secara luas
memerlukan usaha dan pertimbangan ketat dalam menentukan
jadwal tanamannya. Guna mendapatkan keandalan dalam budidaya
sawah perlu dikembangkan jenis padi lokal dengan suplai air berasal
dari tadah hujan.
Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah yang mengalami
siklus musiman dengan dominasi kondisi basah dimana bulan
Desember merupakan bulan terbasah di Kabupaten Tulang Bawang.
Daerah basah terdapat di bagian Barat atau hulu sungai, sedangkan
daerah yang kering terdapat di bagian Timur mendekati pantai.
Kondisi topografi Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan terbentuknya hamparan rawa di daerah
sepanjang aliran sungai sebelah hulu yang mengindikasikan adanya
sistem drainase alam yang kurang baik secara permanen.
Ketersediaan air yang paling rendah di Kabupaten Tulang Bawang
terjadi pada bulan Juli dan Agustus sehingga pada bulan-bulan
tersebut pada umumnya terjadi kekeringan khususnya di wilayah
pantai. Hal ini ditandai dengan ketersediaan hujan yang relatif
rendah (75 mm/bulan) dan lama hari tidak hujan mencapai 16 hari
(rerata). Kondisi ini mempengaruhi kualitas air setempat terutama
pada kualitas air sungai yang ditandai dengan adanya intrusi air laut
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
yang semakin ke hulu. Hal ini akan berpengaruh terhadap situasi dan
kondisi peri kehidupan masyarakat dan tata kehidupan flora dan
fauna.
(3)
Geologi
Berdasarkan peta Geologi Lembar Menggala, 1985 (Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, P3G, Bandung), diketahui
wilayah Tulang Bawang secara geologis tersusun oleh batu-batuan
dari berbagai umur, mulai dari yang termuda sampai yang tertua,
diantaranya adalah :
1.
Endapan Rawa (Qs) : terutama terdiri material lumpur, lanau,
dan pasir. Endapan rawa ini dijumpai di sepanjang pantai timur,
kiri kanan daerah aliran Way Tulang Bawang. Secara
administrasi termasuk wilayah Kecamatan Rawajitu Timur,
Rawajitu Selatan, Gedung Meneng dan sekitar Penawar Tama;
2.
Endapan Aluvial (Qa) : terdiri dari material kerakal, kerikil,
pasir, lempung dan gambut. Penyebaran endapan aluvial ini
terutama terdapat di daerah dataran dan di sekitar aliran sungai;
3.
Pasir Kwarsa (Qak) : Pasir kasar kerikilan sampai sedang, lepas,
penyusun dominan minerial kwarsa. Penyebarannya setempatsetempat yaitu sekitar Gedung Jaya, Rawa Ragil, Hargo Mulyo,
Bumiratu wilayah Kecamatan Rawajitu Timur dan Kecamatan
Dente Teladas sekitar aliran Way Palembang anak sungai Way
Seputih;
4.
Formasi Terbanggi (Qpt) : terdiri dari batu pasir dengan sisipan
batu lempung. Formasi batuan ini diantaranya ditemui di
sebagian wilayah Gedung Meneng dan Rawajitu Selatan;
5.
Formasi Kasai (Qtk) : terdiri dari tuf, batu lempung tufaan, batu
lempung, batu pasir dan konglomerat. Formasi ini ditemui
setempat-setempat dengan penyebaran yang luas, disekitar
wilayah Gedung Aji, Menggala, Penawar Tama, dan Banjar
Agung;
6.
Formasi Muara Enim (Tmpm) ; terdiri dari perselingan batu
lempung pasiran dan batu lanau, tufaan dengan sisipan batu
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
pasir tufaan, dan batu lempung hitam. Terutama dijumpai
dibagian utara wilayah Kabupaten Tulang Bawang sekitar
Penawar Tama, Banjar Margo dan Banjar Agung;
Secara garis besar tanah di wilayah Tulang Bawang dapat
dikelompokkan menjadi 8 jenis tanah (Masterplan Pengendalian
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tulang Bawang,
2008), yaitu: Dystropepts, haplodux, hydraquents, kanha pludults,
sulfaquents,
sulfihemists,
tropaquents,
tropaqueps
dan
tropop
samment.
(4)
Hidrologi
Way Tulang Bawang merupakan sungai yang membelah dari
barat ke timur Kabupaten Tulang Bawang. Dengan panjang 136 km
dan daerah alir 1.285 Km2. Kabupaten Tulang Bawang memiliki
potensi yang tinggi untuk perkembangan sektor pertanian, sebab
Way Tulang Bawang berpotensi untuk pengembangan irigasi.
Semua sungai utama dan anak sungai di Wilayah Sungai Tulang
Bawang merupakan sungai yang mempunyai aliran menerus baik di
musim hujan dan musim kemarau. Sebagian wilayah daratan pada
wilayah sungai ini adalah rawa-rawa yang berfungsi sebagai
penangkap air hujan dan sebagai bantaran sungai. Wilayah sungai
terletak
pada
Wilayah
Sungai
Mesuji-Tulang
Bawang
yang
merupakan wilayah sungai lintas provinsi yang menghubungkan
Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung. Daerah Aliran
Sungai tersebut melewati kecamatan antara lain :
1.
Kecamatan Menggala;
2.
Kecamatan Menggala Timur;
3.
Kecamatan Gedung Meneng;
4.
Kecamatan Gedung Aji;
5.
Kecamatan Meraksa Aji;
6.
Kecamatan Penawar Aji;
7.
Kecamatan Rawa Pitu;
8.
Kecamatan Rawajitu Timur; dan
9.
Kecamatan Dente Teladas.
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
Cekungan Air Tanah (CAT) di Kabupaten Tulang Bawang meliputi
CAT Metro-Kotabumi yang merupakan CAT lintas kabupaten/kota.
Jaringan irigasi di Kabupaten Tulang Bawang meliputi :
a. Daerah Irigasi kewenangan pemerintah pusat, utuh kabupaten
dengan luasan total ± 19.201 Ha, meliputi :
1.
DI Dp. Rawa Pitu dengan luas ± 7.208 (tujuh ribu dua ratus
delapan) hektar; dan
2.
DI Pidada Tulang Bawang dengan luas kurang lebih 11.993
(sebelas ribu sembilan ratus sembilan puluh tiga) hektar.
b. Daerah Irigasi kewenangan kabupaten dengan luasan total
± 9.413 Ha, meliputi :
1.
DI Aji Mesir dengan luas kurang lebih 286 (dua ratus delapan
puluh enam) hektar;
2.
DI Bangun Rejo dengan luas kurang lebih 71 (tujuh puluh
satu) hektar;
3.
DI Batu Ampar dengan luas kurang lebih 737 (tujuh ratus tiga
puluh tujuh) hektar;
4.
DI Bedaro Indah dengan luas kurang lebih 185 (seratus
delapan puluh lima) hektar;
5.
DI Bumi Sari dengan luas kurang lebih 278 (dua ratus tujuh
puluh delapan) hektar;
6.
DI Dente Makmur dengan luas kurang lebih 910 (sembilan
ratus sepuluh) hektar;
7.
DI Dwi Mulyo dengan luas kurang lebih 250 (dua ratus lima
puluh) hektar;
8.
DI Gedung Meneng dengan luas kurang lebih 593 (lima ratus
Sembilan puluh tiga) hektar;
9.
DI Gedung Rejo Sakti dengan luas kurang lebih 460 (empat
ratus enam puluh) hektar;
10. DI Karya Cipta Abadi dengan luas kurang lebih 150 (seratus
lima puluh) hektar;
11. DI Kecubung Raya Hulu dengan luas kurang lebih 100
(seratus) hektar;
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
12. DI Marga Jaya dengan luas kurang lebih 347 (tiga ratus empat
puluh tujuh) hektar;
13. DI Mesir Dwi Jaya dengan luas kurang lebih 750 (tujuh ratus
lima puluh) hektar;
14. DI Mulyo Dadi dengan luas kurang lebih 602 (enam ratus
dua) hektar;
15. DI Pasiran Jaya Kanan dengan luas kurang lebih 900
(Sembilan raus) hektar;
16. DI Pasiran Jaya Kiri dengan luas kurang lebih 464 (empat
ratus enam puluh empat) hektar;
17. DI Pulau Rajo Sari dengan luas kurang lebih 657 (enam ratus
lima puluh tujuh) hektar;
18. DI Sidodadi dengan luas kurang lebih 330 (tiga ratus tiga
puluh) hektar;
19. DI Sungai Luar dengan luas kurang lebih 522 (lima ratus dua
puluh dua) hektar;
20. DI Way Dente dengan luas kurang lebih 621 (enam ratus dua
puluh satu) hektar; dan
21. DI Way Sungsang dengan luas kurang lebih 200 (dua ratus)
hektar.
2.2. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Tulang Bawang dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Sebagai landasan perencanaan pembangunan
sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang, perlu dibuat angka proyeksi untuk 5
tahun kedepan, dengan digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Pt = Po (1+r)t
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk tahun ke t
Po = Jumlah Penduduk awal
r = rata – rata pertumbuhan penduduk
t
= waktu (5)
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
Perhitungan didasarkan pada data hasil sensus tahun 2008, 2009, 2010,
2011 dan 2012, dapat diperoleh nilai rata-rata pertumbuhan jumlah
penduduk setiap tahun sebesar 3,28%, dengan hasil proyeksi jumlah
penduduk mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
Besarnya jumlah penduduk dalam suatu wilayah terutama untuk wilayah
yang
mempunyai
kepadatan
tinggi
ditambah
dengan
persebaran
penduduknya yang tidak merata akan menimbulkan permasalahan yang
cukup kompleks, karena pada dasarnya semua kegiatan baik kegiatan
perekonomian, kebudayaan, sosial dan lain sebagainya akan melibatkan
penduduk.
Prilaku penduduk dalam kegiatan sehari-hari diberbagai lapisan sosial turut
memberikan tekanan terhadap lingkungan yang akan memunculkan efek
negatif maupun positif. Dengan demikian perlu adanya pengendalian baik
terhadap jumlah, komposisi dan persebarannya, hal ini sebagai upaya untuk
mendukung kelancaran proses pembangunan di daerah.
Berdasarkan data Tulang Bawang Dalam Angka 2013, Kabupaten
Tulang Bawang memiliki jumlah penduduk 410.725 jiwa, bila dilihat
berdasarkan jenis kelamin di Tulang Bawang terdapat 213.474 jiwa penduduk
laki-laki dan 197.251 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan dengan jumlah
penduduk terbanyak adalah Kecamatan Dente Teladas sebanyak 59.376 jiwa
(14,46 %), Kecamatan Menggala sebanyak 47.020 jiwa (11,45 %), Kecamatan
Banjar Margo sebanyak 38.475 jiwa (9,37 %), Kecamatan Gedung Meneng
sebanyak 38.368 jiwa (9,34 %), Kecamatan Banjar Agung sebanyak 37.974
jiwa (9,24 %), Kecamatan Rawajitu Selatan sebanyak 31.980 jiwa (7,79 %),
Kecamatan Penawar Tama sebanyak 27.394 jiwa (6,67 %), Kecamatan Gedung
Aji Baru sebanyak 21,328 jiwa (5,19 %), Kecamatan Rawa Pitu sebanyak
19.386 jiwa (4,72 %), Kecamatan Penawar Aji sebanyak 18.014 jiwa (4,39 %),
Kecamatan Rawajitu Timur sebanyak 16.375 jiwa (3,99 %), Kecamatan
Meraksa Aji sebanyak 14.335 (3,49 %), Kecamatan Gedung Aji sebanyak
13.933 (3,39 %), Kecamatan Banjar Baru sebanyak 13.753 (3,35 %) dan
Kecamatan Menggala Timur sebanyak 13.014 (3,17 %),
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan (%)
Kepadatan penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
Dente Teladas
Menggala
Banjar Margo
Gedung Meneng
Banjar Agung
Rawajitu Selatan
Penawar Tama
Gedung Aji Baru
Rawa Pitu
Penawar Aji
Rawajitu Timur
Meraksa Aji
Gedung Aji
Banjar Baru
Menggala Timur
Jumlah
Sumber :
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksi untuk 5 Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan (%)
Kepadatan penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
Dente Teladas
Menggala
Banjar Margo
Gedung Meneng
Banjar Agung
Rawajitu Selatan
Penawar Tama
Gedung Aji Baru
Rawa Pitu
Penawar Aji
Rawajitu Timur
Meraksa Aji
Gedung Aji
Banjar Baru
Menggala Timur
Jumlah
Sumber
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
:
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
2.3.
Keuangan dan Perekonomian Daerah
Kinerja pendapatan daerah Kabupaten Tulang Bawang selama periode
2008 – 2012 mengalami fluktuasi, baik dari sisi target maupun realisasi
pendapatan daerah.
Pada tahun 2008, target pendapatan daerah yang ditetapkan dalam
APBD Kabupaten Tulang Bawang sebesar Rp. 675.001.378.486,31,- pada
tahun 2009 target pendapatan mengalami penurunan menjadi sebesar
Rp. 671.417.469.240,00,- Sedangkan target pendapatan dalam APBD Tahun
2010 sebesar Rp. 511.409.803.126,00,- pada tahun 2011 ditetapkan target
pendapatan sebesar Rp. 667.001.646.544,00,- dan pada tahun 2012
ditetapkan sebesar Rp.638.819.934.296,00,-.
Dari sisi realisasi, pada tahun 2008 realisasi pendapatan daerah
Kabupaten Tulang Bawang sebesar Rp. 654.160.166.511,89,- sedangkan
realisasi pendapatan pada tahun 2009 sebesar Rp. 660.569.797.889,72,pada tahun 2010, realisasi pendapatan mengalami penurunan sebesar
Rp. 456.299.939.465,49,- pada tahun 2011 realisasi pendapatan tercapai
sebesar Rp. 665.691.886.136,77,- sedangkan pada tahun 2012 terealisasi
sebesar Rp. 653.709.459.966,05,-.
Berikut ini disajikan target dan realisasi pengelolaan pendapatan
daerah periode 2008 – 2012 dalam tabel dibawah ini
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
Tabel 2.5 Rekapitulasi realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 – 2014
Tabel 2.6 Rekapitulasi realisasi belanja sanitasi SKPD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 – 2014
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2009 – 2013
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi per kapita Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2009 – 2013
Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per kapita
Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2009 – 2013
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
2.4.
Tata Ruang Wilayah
Tujuan
dari
mempertimbangkan
RTRW
visi
Kabupaten
misi
daerah,
Tulang
potensi
Bawang
yang
dengan
dimiliki
dan
permasalahan yang saat ini sedang dihadapi adalah :
“untuk mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten yang aman,
sejahtera, mandiri dan berketahanan pangan berbasis agribisnis
dengan memperhatikan pemerataan pembangunan wilayah yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan”.
Strategi pengembangan Kabupaten Tulang Bawang diturunkan dari
konsep pengembangan ruang serta diuraikan dalam 6 (enam) strategi
pengembangan, yaitu Arahan Pengembangan Struktur Kota, Fungsi dan
Peran Kota, Indentifikasi Wilayah yang Perlu Dikendalikan, Indentifikasi
Wilayah
yang
Penduduk
dan
Didorong
Pertumbuhannya,
Permukiman
serta
Arahan
Arahan
Pengembangan
Rencana
Induk
Sistem
Prasarana dan Sarana. Arahan pengembangan Struktur Pemanfaatan
Ruang di antaranya meliputi hirarki pusat pelayanan wilayah seperti
sistem
pusat-pusat
perkotaan
dan
perdesaan,
pusat-pusat
permukiman, hirarki sarana dan prasarana, sistem jaringan transportasi
seperti sistem jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan kelas terminal.
Di dalam pengembangan suatu wilayah didasarkan pada Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW).
2.4.1. Arahan Pengembangan Struktur Ruang
Rencana struktur ruang yang akan dikembangkan untuk Kabupaten
Tulang Bawang adalah konsep struktur ruang
yang tersentralisasi dan
terdesentralisasi,
hanya
artinya
tersentralisasi
sebagai
pusat
pemerintahan, namun dalam mengembangkan wilayahnya pada masingmasing kecamatan mendapat kelonggaran dalam menentukan dan
mengambil keputusan sendiri dengan tetap mengkoordinasikan serta tidak
mengesampingkan hubungan kebijakan struktural (pemkab → pemprov →
pempus). Sedangkan dimaksud dengan terdesentralisasi yakni dalam
mengembangkan wilayah kecamatannya harus memperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan wilayah kecamatan yang melingkupinya.
Dari 15 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Tulang Bawang,
belum semua kecamatan memiliki kelengkapan fasilitas dan memiliki
tingkat hirarki yang setara. Beberapa Kecamatan masih sangat minim
kelengkapan fasilitasnya. Pola persebaran kegiatan, kondisi kecenderungan
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
pergerakan penduduk dan karakteristik fisik lahan dapat direncanakan
satu pola pengembangan pewilayahan kawasan secara hirarkis sebagai
berikut:
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
PKW
terdapat di Perkotaan Menggala di Kecamatan Menggala,
berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan pusat
pelayanan kesehatan.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
PKL terdapat di Perkotaan Unit II Banjar Agung di Kecamatan Banjar
Agung yang berfungsi sebagai pusat kegiatan industri dan pusat
perdagangan dan jasa.
3. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)
PKLp terdapat di Perkotaan Teladas di Kecamatan Dente Teladas
diarahkan perkembangannya sebagai kawasan industri dan kawasan
minapolitan.
4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
PPK terdapat di:
a.
Perkotaan Batang Hari di Kecamatan Rawa Pitu yang berfungsi
sebagai
pusat
pemerintahan
kecamatan
dan
kawasan
agropolitan;
b.
Perkotaan Medasari di Kecamatan Rawajitu Selatan yang
berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pertanian,
perdagangan dan jasa;
c.
Perkotaan Bumi Dipasena Mulya di Kecamatan Rawajitu Timur
yang
berfungsi
sebagai
pusat
pemerintahan
kecamatan,
kawasan tambak strategis, kawasan minapolitan, industri dan
pergudangan;
d.
Perkotaan Gedung Aji di Kecamatan Gedung Aji yang berfungsi
sebagai
pemerintahan
kecamatan,
perdagangan
dan
jasa,
pendidikan, kesehatan,perkebunan dan pariwisata;
e.
Perkotaan Karya Bhakti di Kecamatan Meraksa Aji yang
berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan
jasa, pendidikan, dan kesehatan;
f.
Perkotaan
Bogatama
di
Kecamatan
Penawar
Tama
yang
berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
jasa, pendidikan, dan kesehatan;
g.
Perkotaan Sidomukti di Kecamatan Gedung Aji Baru yang
berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan
jasa, pendidikan, dan kesehatan;
h.
Perkotaan Gedung Meneng di Kecamatan Gedung Meneng yang
berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan
jasa, pendidikan, dan kesehatan;
i.
Perkotaan Gedung Rejo Sakti di Kecamatan Penawar Aji yang
berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan
jasa, pendidikan, dan kesehatan;
j.
Perkotaan Agung Dalem di Kecamatan Banjar Margo yang
berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan
jasa, pendidikan, dan kesehatan;
k.
Perkotaan Kahuripan Jaya di Kecamatan Banjar Baru yang
berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan
jasa, pendidikan, dan kesehatan; dan
l.
Perkotaan Lebuh Dalem di Kecamatan Menggala Timur yang
berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan
jasa, pendidikan, kesehatan dan pariwisata.
5.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
PPL terdapat di:
a.
Perdesaan Pasiran Jaya di Kecamatan Dente Teladas yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian, perikanan dan
perdagangan dan jasa;
b.
Perdesaan Panca Karsa Purna Jaya di Kecamatan Banjar Baru
yang
berfungsi
sebagai
pusat
kegiatan
pertanian
dan
perkebunan; dan
c.
Perdesaan Sungai Luar di Kecamatan Manggala Timur yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian, perkebunan dan
pariwisata.
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
2.4.2.
Fungsi dan Peran Kota
Tabel 2.11. Hirarki Pusat Kegiatan.
No
1
Lokasi
Perkotaan Menggala
Hirarki
PKW
(Pusat Kegiatan Wilayah)
Fungsi Utama
 pusat pemerintahan,
 pusat pendidikan
 pusat pelayanan kesehatan
2
Perkotaan Unit II Banjar Agung
PKL
 pusat kegiatan industri
(Pusat Kegiatan Lokal)
 pusat perdagangan dan jasa
3
Perkotaan Teladas
PKLp
(Pusat Kegiatan Lokal
Promosi)
 kawasan industri dan
 kawasan minapolitan
4
Perkotaan Batang Hari
PPK
 pusat pemerintahan
kecamatan dan
(Pusat Pelayanan Kawasan)
 kawasan agropolitan
Perkotaan Medasari
 pusat pemerintahan
kecamatan dan
 perkebunan
 perdagangan dan jasa
Perkotaan Bumi Dipasena
Mulya
 pusat pemerintahan
kecamatan,
 kawasan tambak strategis,
 kawasan minapolitan, dan
 pergudangan
 industri
Perkotaan Gedung Aji
 pemerintahan kecamatan,
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan,
 kesehatan, dan
 pariwisata
 perkebunan
Perkotaan Karya Bhakti
 pemerintahan kecamatan,
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan, dan
 kesehatan
Perkotaan Bogatama
 pemerintahan kecamatan,
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan, dan
 kesehatan
Perkotaan Sidomukti
 pemerintahan kecamatan,
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan, dan
 kesehatan
Perkotaan Gedung Meneng
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
 pemerintahan kecamatan,
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
No
Lokasi
Hirarki
Fungsi Utama
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan, dan
 kesehatan
Perkotaan Gedung Rejo Sakti
 pemerintahan kecamatan,
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan, dan
 kesehatan
Perkotaan Agung Dalem
 pemerintahan kecamatan,
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan, dan
 kesehatan
Perkotaan Kahuripan Jaya
 pemerintahan kecamatan,
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan, dan
 kesehatan
Perkotaan Lebuh Dalem
 pemerintahan kecamatan,
 perdagangan dan jasa,
 pendidikan,
 kesehatan dan
 pariwisata.
5
Perdesaan Pasiran Jaya
 pusat kegiatan pertanian,
 perikanan dan
 perdagangan dan jasa
Perdesaan Panca Karsa Purna
Jaya
PPL
(Pusat Pelayanan
Lingkungan)
Perdesaan Sungai Luar
 pusat kegiatan pertanian dan
 perkebunan
 pusat kegiatan pertanian,
 perkebunan dan
 pariwisata
Sumber : Hasil Analisis RTRW Kab.Tulang Bawang Tahun 2012
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
2.5.
Sosial dan Budaya
Kondisi Sosial Budaya daerah dapat dilihat dari beberapa aspek, mulai dari
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Pendidikan sangatlah penting untuk
kemajuan sebuah bangsa, karena pendidikan menyangkut masa depan sebuah
negara. Maka dari itu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan.
Tingkat kemajuan pendidikan dapat dilihat dari data fasilitas pendidikan atau
jumlah sekolah yang ada di sebuah wilayah tersebut. Untuk Kota Madiun jumlah
sekolah yang ada bisa dikatakan lebih dari cukup bila dihitung dengan
perbandingan luas wilayah terhadap jumlah penduduk.
Tabel 2.11 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tulang Bawang
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Umum
SLTP
SMA
SMK
Nama Kecamatan
SD
Banjar Agung
Banjar Margo
Banjar Baru
Gedung Aji
Penawar Aji
Meraksa Aji
Menggala
Penawar Tama
Rawajitu Selatan
Gedung Meneng
Rawajitu Timur
Rawa Pitu
Gedung Aji Baru
Dente Teladas
Menggala Timur
17
13
8
15
5
9
12
8
24
17
11
17
12
9
15
23
9
6
1
8
7
4
8
2
4
2
5
6
4
2
,,2
1
5
2
2
1
1
4
-
Agama
MTs
MI
-
MA
1
2
-
3
2
-
2
-
1
1
3
3
1
3
3
3
1
1
1
2
3
4
1
2
1
-
2
1
1
2
1
1
1
-
-
-
-
1
Tabel 2.12 Jumlah penduduk miskin per kecamatan
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ____________________________________________________
Tabel 2.13 Jumlah rumah per kecamatan
2.6.
Kelembagaan Pemerintah Daerah
Gambar 2.1 Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang
-Gambar 2.2 Diagram SKPD terkait dalam pembangunan sanitasi
kabupaten Tulang Bawang
2.7. Komunikasi dan Media
PPSP (Program Percepatan Sanitasi Permukiman)
15
Download