Mengapa puasa ditentukan khusus di bulan Ramadan bagi umat muslim? Bulan Ramadan adalah bulan kesimbilan dalam kalendar Islam. Karena tahun bulan satu setengah minggu lebih pendek dari tahun matahari, bulan Ramadan dan siklusnya selalu mundur setiap tahun. Ia adalah bulan yg suci karena Tuhan menetapkannya melalui wahyu suci. Imam Ja’far Ash-Shadiq menukil dari Nabi Muhammad saw., “Kitab Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan; Taurat pada hari keenam bulan Ramadan; Injil pada hari ketiga belas bulan Ramadan..., dan Alquranulkarim pada hari ke dua puluh tiga bulan Ramadan.” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa, (yaitu) pada hari tertentu... (Quran: Surah ke-2, Ayat 183-184) Ia juga dianggap suci karena terdapatnya Malam Keputusan (Lailatulkadar). “Qadr” secara bahasa berarti takdir, dan pada malam ini Allah menentukan setiap kejadian yang akan terjadi selama setahun berikutnya kepada seluruh makhluk-Nya. Imam as-Shadiq, alaihi salam, memberi tahu kita bahwa, “Pada Laitalukadar, malaikat, ruh, dan pencatat terpercaya turun ke langit terendah dan menuliskan apapun yg Allah tentukan tahun itu, dan jika Allah ingin memajukan atau menunda atau menambahkannya, Dia memerintahkan malaikat untuk menghapus dan mengganti dengan apapun kehendak-Nya.” Nabi suci umat Islam, salam baginya dan keluarganya, mengabarkan kepada kita tentang karunia besar dari bulan Ramadan. “[Bulan Ramadan] melimpahkan keuntungan, rahmat, bersiap menghadirkan dosadosa akibat kelalaian Anda kepada Tuhan untuk mendapat ampunan-Nya. Hari-hari, malam-malam, dan setiap waktunya, dalam penilaian Tuhan, lebih utama dan lebih penting daripada hari, malam, dan waktu di bulan lain. Ia melampaui semua pahala dan nikmat di bulan lain... Jadi, bebaskan dari perbuatan kejahatan dan pikiran buruk dengan tulus, dengan kesadaran yg jernih. Berdoa dan mintalah kepada Allah agar memberikan hati dan kepercayaan untuk menjalankan puasa... sepanjang bulan ini..” Apa itu Puasa Ramadan? Kesimpulan: Umat muslim berpuasa, sebagai bentuk pengabdian, untuk meraih kedekatan dengan Allah, mengharap rida dan pengampunan-Nya, menghasilkan semangat kesalehan pada manusia. Berpuasa pada bulan ini juga menghormati wahyu dan firman Allah dan mensucikan seseorang dalam persiapan bagi malam takdir dengan mengharap ampunan. Berpuasa merupakan pembaruan spiritual tahunan, diberikan pahala berlimpah di bulan rahmat Allah, yang merupakan bagian dari jalan islam menuju kesempurnaan.. Untuk mencari tahu tentang Islam, kunjungi: http://al-islam.org/faq/ v1.0 4 Setiap tahun di bulan kesembilan kalender Islam, umat muslim seluruh dunia menjauhkan diri dari makan, minum, bicara siasia dan perbuatan lain sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Puasa ditentukan dalam keyakinan Ibrahimik Apa yang diperlukan dalam puasa Ramadan? Yahudi, Kristen, dan Islam memerintahkan berpuasa. Musa melakukan puasa empat puluh hari di Gunung Sinai pada saat turun wahyu Sepuluh Perintah. (Keluaran 24:18) Meski saat ini tidak lagi umum, adalah sebuah tradisi Yahudi untuk berpuasa ketika bersedih atau ketika dalam bahaya. Sebagian Yahudi masih berpuasa pada Hari Penebusan dan selama seminggu untuk memperingati kehancuran Yerusalem pada 597 M. Yesus dari Nazaret, alaihi salam, juga berpuasa pada Hari Penebusan dan empat puluh hari puasa Musa untuk menjauhkan pengaruh setan. Singkatnya, puasa melibatkan dari pantang untuk makan, minum, bicara tak perlu, dan hubungan seksual bagi pasangan menikah dari sebelum fajar sampai terbenam matahari ketika mega merah menghilang dari bagian Timur langit. Sebagian orang tidak dapat berpuasa karena masalah usia, kesehatan, kondisi melahirkan, dsb., dan menggantikan member sedekah, dan/atau mengganti hari puasa yang terlewatkan di masa mendatang (utang). “Kemudian Yesus dibawa Roh menuju padang gurun untuk diuji Iblis. Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, laparlah dia.” (Matthew 4:2) Namun, semangat sejati berpuasa di bulan Ramadan adalah lebih dari sekedar berpantang dari hal itu. Ia adalah masa berkelanjutan yg panjang, upaya memperkuat kesempurnaan spiritual.. Banyak Kristiani melakukan puasa empat puluh hari sebelum Paskah, meski sekarang hanya abstain dari makanan tertentu. Umat muslim puasa di bulan Ramadan, dan mungkin, sebagai sunah, puasa di hari-hari lain sepanjang tahun. “Haus dan lapar yg engkau jalani, rasakan dan lalui, sekarang dan nanti, dapat membawa kepada pikiran kedahsyatan dan kehebatan kekeringan dan kelaparan yang akan terjadi di hari pengadilan. Tuhan yg Esa menetapkan puasa bagi orang beriman; dan ini memiliki banyak manfaat. Kesenangan materi dapat digeneralisasi kepada makanan dan minuman, seksual, dan kesombongan. Berpuasa mengharuskan kita berpantang dari semua ini, melawan insting natural manusia untuk menjalankan perintah Tuhan. Hal ini membangun dan memperkuat pengendalian diri seseorang, mendekatinya kepada Sang Pencipta. Manfaat lain berpuasa, antara lain: Puasa menanamkan kesabaran, pengendalian diri dan disiplin. Puasa meningkatkan kasih sayang bagi yg kurang mampu. Puasa membangun fokus pada spiritual dan mengurangi fokus pada materialisme. Puasa memiliki banyak manfaat kesehatan. Puasa dapat menebus dosa dan mendapat pahala besar. Puasa bagian dari rencana memperkuat spiritual dan pembaruan fisik. Puasa memperingati peristiwa penting dan suci dalam agama . Puasa umat muslim di bulan Ramadan adalah kelanjutan dari sejarah panjang puasa dalam ajaran Ibrahim. Manfaat perbaikan diri dari berpuasa membuatnya menjadi sarana penting untuk meningkatkan keimanan seseorang dan praktik keagamaan. “Laki-laki dan perempuan yang berpuasa... Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan puasa yang besar.” (Quran 33:35) Berikan sedekah kepada orang miskin dan melarat. Perlakukan orang-orang tua dengan hormat. Berbuat baik dan penuh kasih kepada yang lebih muda. Merawat dan memperhatikan kerabat. Menjauhlah dari bercakap bahkan untuk berbisik sekalipun. Tutup mata untuk apa yang tidak pantas. Matikan telinga dari fitnah. Jadilah penyayang, lembut, dan ramah kepada anak yatim sehingga anak-anak Anda menerima perlakuan yang sama dari orang lain. Bertobatlah kepada Allah dan carilah kedekatan pada-Nya.” - Nabi Muhammad, salawat baginya dan keluarganya Selain puasa bertujuan bagi kesempurnaan karakter moral, umat muslim mencurahkan banyak waktu dan energi sebisa mungkin di bulan Ramadan untuk salat dan berdoa kepada Tuhan yg Esa. Di beberapa malam pada bulan ini, umat muslim akan tetap terjaga sepanjang malam untuk beribadah. Setelah hari-hari akhir bulan Ramadan, umat muslim merayakan Idul Fitri untuk merayakan kesempurnaan puasa. Mereka berkumpul bersama untuk salat, makan, dan bertukar hadiah sederhana (khususnya untuk anak-anak). Betapapun, inilah hari dengan perasaan bercampur, karena bulan paling suci Ramadan dan segala kesempatan bagi ampunan dan pahala telah berakhir. “Aku berlindung dengan penempatan-Mu yg paling baik, Ya Allah, jangan sampai fajar ini berakhir, atau bulan Ramadan berakhir; aku masih berdiri sebagai pendosa yg tak terampuni, yg pantas untuk dihukum, pada hari saya di hadapan-Mu.” [Dikutip dari doa malam terakhir di bulan Ramadan, diajarkan oleh Imam Jafar asShadiq, alaihi salam]