Puasa Meregenerasi Sel Saraf Otak

advertisement
 | LIBRARY AND KNOWLEDGE CENTER
Puasa Meregenerasi Sel Saraf Otak
Selasa, 7 Agustus 2012 | 07:41 WIB
Selama berabad-abad, para ilmuwan dan filsuf terpesona oleh otak. Laju percepatan penelitian
dalam ilmu saraf dan perilaku membuat para ilmuwan belajar lebih banyak dalam 10 tahun
terakhir dibandingkan dengan dekade sebelumnya untuk mengungkap berbagai misteri di dalam
otak.
Otak adalah bagian paling kompleks dari tubuh manusia. Organ ini memiliki fungsi utama
sebagai pusat kemampuan berpikir, kecerdasan, mengingat, inovasi, serta pusat penafsiran
terhadap fungsi panca indra, inisiator gerakan tubuh, dan pengendali perilaku.
Otak terdiri atas 100 miliar sel saraf (neuron) yang berhubungan. Hubungan antarsel saraf
disebut sinaps. Hubungan sel saraf (sinaps) terjadi melalui impuls listrik dan kimiawi dengan
neurotransmiter sebagai perantara. Neurotransmiter berperan dalam pengaturan sistem kerja
antarneuron. Jika terjadi gangguan pada neurotransmiter, neuron akan bereaksi abnormal.
Ada dua golongan sel saraf, excitatory dengan neurotransmiter kimiawi (glutamat) dan inhibitory
dengan neurotransmiter gamma aminobutyric acid (GABA). Kedua jenis sel saraf itu berfungsi
seimbang untuk melaksanakan fungsi otak.
Ada banyak faktor yang memengaruhi fungsi otak, antara lain faktor genetik, psikologi/kejiwaan,
lingkungan, temperatur, makanan, dan minuman. Dalam ilmu saraf dikenal istilah plastisitas
otak, yakni kapasitas sistem saraf untuk mengubah struktur dan fungsinya sebagai reaksi
terhadap keragaman lingkungan.
Tiga bentuk utama dari plastisitas otak adalah plastisitas sinaptik, neurogenesis, dan fungsional
kompensasi.
Plastisitas sinaptik terjadi ketika otak terlibat dalam pembelajaran dan pengalaman baru. Akan
terjadi interaksi dan networking baru pada hubungan sel-sel saraf di otak.
Neurogenesis merupakan proses kelahiran dan proliferasi neuron baru di dalam otak. Sel induk
dapat mengalami proliferasi dan berkembang menjadi sel piramidal dan sel yang akan
berkembang menjadi sel-sel dewasa yang memiliki akson dan dentrit. Sel-sel saraf baru akan
bermigrasi ke sejumlah daerah di otak untuk merehabilitasi sel-sel yang rusak atau mati.
Fungsional kompensasi terjadi pada saat seseorang menua, plastisitas otak akan menurun.
Namun, tidak semua orang tua menunjukkan kinerja lebih rendah. Bahkan, beberapa orang
mencapai kinerja lebih baik dibandingkan dengan yang lebih muda. Studi terbaru menunjukkan,
otak mencapai solusi fungsional melalui aktivasi jalur saraf alternatif, yang paling sering
mengaktifkan daerah di kedua belahan otak.
Kondisi saat puasa
Berpuasa pada bulan Ramadhan bagi kaum Muslim bukan hanya menahan dahaga dan lapar
mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Lebih dari itu, puasa adalah latihan psikis,
mental, dan fisik biologis.
| LIBRARY AND KNOWLEDGE CENTER
Secara psikis, orang yang menjalankan puasa akan memiliki jiwa dan perilaku sehat, menjauhkan
pikiran dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mencederai hakikat berpuasa. Dengan demikian,
bisa menjadi manusia berakhlak mulia.
Secara biologis, puasa diharapkan bermanfaat bagi kesehatan. Puasa dilaksanakan dengan cara
menahan dahaga dan lapar mulai dari subuh hingga maghrib. Selama puasa, tubuh mengalami
proses metabolisme. Makanan dicerna sekitar 8 jam. Rinciannya, 4 jam makanan disiapkan
dengan keasaman tertentu dengan bantuan asam lambung, selanjutnya dikirim ke usus, 4 jam
kemudian makanan diubah menjadi sari makanan di usus kecil, kemudian diabsorpsi oleh
pembuluh darah dan dikirim ke seluruh tubuh. Waktu sisa 6 jam sebelum berbuka merupakan
waktu bagi sistem pencernaan untuk beristirahat.
Puasa merupakan aktivitas fisik dan biologis untuk mengatur dan memperbaiki metabolisme
tubuh. Puasa mengajarkan dan melatih tubuh berdisiplin untuk makan dan minum secara tidak
berlebihan serta mengatur kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Menyehatkan
Menurut penelitian, puasa dapat menyehatkan tubuh karena makanan berkaitan erat dengan
proses metabolisme tubuh. Saat berpuasa ada fase istirahat setelah fase pencernaan normal, yaitu
6-8 jam. Pada fase itu terjadi degradasi dari lemak dan glukosa darah. Selain itu terjadi
peningkatan high density lipoprotein (HDL) dan apoprotein alfa1 serta penurunan low density
lipoprotein (LDL) yang sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. HDL
berefek baik bagi kardiovaskular dan LDL berefek negatif bagi kesehatan pembuluh darah.
Secara psikologis puasa menimbulkan suasana batin tenang, teduh, dan tidak dipenuhi rasa
amarah sehingga menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan adrenalin 20-30 kali
lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah
perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial, serta
menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung.
Adrenalin menambah pembentukan kolesterol dari LDL. Berbagai hal tersebut dapat
meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, jantung, dan otak sehingga timbul gangguan
jantung koroner, stroke dan lain-lain.
Penelitian endokrinologi menunjukkan, pola makan saat puasa yang bersifat rotatif menjadi
beban dalam akumulasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran
hormon sistem pencernaan, seperti amilase, pankrease, dan insulin, dalam jumlah besar sehingga
bisa meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh. Dengan demikian, puasa bermanfaat
menurunkan kadar gula darah dan kolesterol serta mengendalikan tekanan darah.
Saat seseorang melaksanakan puasa selama sebulan, plastisitas, neurogenesis, dan fungsional
kompensasi jaringan otak akan diperbarui. Dengan demikian, akan terbentuk networking atau
rute jaringan baru di dalam otak, yang akan membentuk pribadi dan manusia yang berpikiran
sempurna.
Pada hakikatnya puasa bermanfaat meningkatkan daya ingat, mengurangi kematian sel-sel saraf,
bahkan dalam tingkatan tertentu bisa meregenerasi sel-sel saraf otak.
Taruna Ikrar, Department of Neurobiology, School of Medicine, University of California,
Irvine, Amerika Serikat
| LIBRARY AND KNOWLEDGE CENTER
Sumber : Kompas Cetak
Editor : Lusia Kus Anna
Referensi :
Lusia Kus Anna (2012, Agustus 7) Puasa Meregenerasi Sel Saraf Otak
– KOMPAS health. KOMPAS health. Retrieved Agustus 7, 2012, from http://health.kompas.com/read/2012/08/07/07411912/Puasa.Meregenerasi.Sel.Saraf.Otak
Download