SYARI’AT SHIYAM ISLAM ADALAH SYARI’AT YANG SEMPURNA Syari’at shiyam Islam adalah syari’ah yang bersifat mudah dan memudahkan kehidupan manusia, bukan memberatkan kehidupan manusia. Q.S 2:185 ALLAH kehendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan. Dalam hal ini berkaitan dengan syariat puasa jika dilihat dalam Qoidah Ushul bahwa agama dalam kondisi normal bersifat ketat dan mengikat tetapi jika dalam kondisi darurat bersifat longgar dan mudah. Maksudnya berpuasa itu wajib dikerjakan oleh orang-orang yang : 1) 2) 3) 4) ISLAM BALLIGH SEHAT MUQIM Jika empat syarat ini ada tetapi berani tidak berpuasa maka dia berdosa dan tidak bisa diganti dihari lain meski seribu hari berpuasa. Namun ada dua golongan lain yang (1) BOLEH TIDAK BERPUASA TETAPI MENGGANTI DI HARI LAIN YAITU ORANG YANG SAKIT ATAU MUSAFIR: Jika sakit atau musafir boleh tidak puasa dan mengganti di hari yang lain sebanyak hari yang ditinggalkan. Dalam kelompok ini juga termasuk WANITA HAIDH DAN NIFAS. Golongan ke (2) yang dapat keringanan adalah ORANG YANG BOLEH TIDAK PUASA, TIDAK PERLU MENGGANTI DI HARI LAIN TETAPI MEMBAYAR FIDYAH PADA ORANG MISKIN. YAITU: 1 DAN BAGI ORANG YANG BERAT MENJALANKANNYA MAKA DIA MEMBERI FIDYAH PADA ORANG MISKIN. FIDYAH adalah memberi makan pada satu orang miskin sebanyak hari yang puasa tidak dikerjakan. Golongan ini terutama adalah orang yang sakit menahun yang sulit diharapkan kesembuhannya. Yang termasuk golongan ini juga orang yang hamil dan menyusui karena saat hamil dan menyusui bayi memerlukan asupan makanan lha kalo ibu hamil dan menyusui apa ngga kurang dan berat menjalankan puasanya??? Kasihan ibu hamil dan menyusui dan juga bayinya jika dipaksakan tetap puasa. Kemudian ada ijtihad ulama golongan ini termasuk: tukang becak, kuli pelabuhan, pekerja bangunan yang karena keadaan terpaksa harus bekerja berat di bulan ramadhan walaupun idealnya saat ramadhan harusnya free dari kerja dunia dan focus akherat tapi lha gimana lagi karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan. Dari pembahasan 3 golongan di atas bisa dipahami bahwa syariat Islam dalam bab puasa ini sudah sangat pas dosis dan keperluannya baik dalam keadaan normal maupun darurat semua segi-segi sudah detail tercover. Bahkan puasanya orang Islam itu paling unggul syariatnya dibandingkan agama lain. Di agama hindu saat saya di new delhi saya pernah diskusi katanya puasa yang wajib adalah 9 hari dalam setahun dan dalam puasa itu dimulai jam 12 malam sampai jam 12 siang. Berpantang makan tapi boleh minum. Jadi enak sekali ya misalnya tidur malam dan pagi-pagi bangun jam 7 atau jam 8 sudah start puasa dan tinggal nunggu jam 12 siang, menunggunya sambil minum teh atau kopi susu. Di agama Kristen syariat puasa lebih ngga jelas lagi. Bisa dibaca di Wikipedia atau situs manapun tidak ada kejelasan wajib tidaknya puasa. Dan setiap kongregasi dan denominasi bisa membuat tafsir seenaknya sendiri tentang apa yang menjadi pantangan dalam puasa. Ada yang puasa tidak makan daging saja, puasa tidak merokok saja, puasa tidak nonton teve dst. Juga terserah mau puasa satu hari, dua hari, seminggu, sebulan, 40 hari terserah.lha opo ora mumet jika peraturan boleh ditafsirkan sendiri di setiap denominasi dan ngga ada aturan yang tetap yang berlaku normal dan darurat?????? 2