HUBUNGAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD (Kasus Siswa Kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor) FEBINA TALITHA DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Komunikasi Kelompok dengan Prestasi Belajar Siswa SD (Kasus Siswa Kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor) adalah benar hasil karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016 Febina Talitha NIM I34120099 iii ABSTRAK FEBINA TALITHA. Hubungan Komunikasi Kelompok dengan Prestasi Belajar Siswa SD (Kasus Siswa Kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor). Di bawah bimbingan AMIRUDDIN SALEH. Dunia pendidikan dasar memerlukan metode belajar yang dapat membangkitkan semangat belajar. Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi karakteristik siswa SD, pesan, dan saluran komunikasi, serta dukungan lingkungan sekolah dan orang tua, hubungannya karakteristik siswa SD, pesan, dan saluran komunikasi, serta dukungan dengan efektivitas komunikasi kelompok dan menganalisis hubungan efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor. Dari hasil kerja kelompok maka dapat dilihat prestasi belajarnya. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif dengan analisis data berupa analisis statistik deskripsi (frekuensi, persentase, dan tabulasi silang) dan analisis inferensial. Pengolahan data menggunakan uji korelasi rank Spearman. Hasil yang didapatkan bahwa siswa kelas V pada umumnya berusia sebelas tahun dengan jumlah siswa perempuan kelas V lebih banyak dibandingkan dengan siswa laki-laki dan siswa kelas V pada umumnya beretnis Sunda. Karakteristik pesan verbal termasuk kategori tinggi dan karakteristik pesan non verbal termasuk kategori sedang adapun karakteristik saluran komunikasi interpersonal termasuk kategori sedang dan karakteristik saluran komunikasi bermedia termasuk kategori sedang. Dukungan guru termasuk kategori tinggi dan dukungan orangtua termasuk kategori sedang. Karakteristik individu berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi kecuali jenis kelamin tidak berhubungan nyata dengan semangat. Komunikasi kelompok berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi khususnya pada karakteristik pesan verbal dan karakteristik saluran komunikasi interpersonal. Dukungan berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi kelompok. Dalam kegiatan kerja kelompok terdapat hubungan sangat nyata efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa kelas V. Kata Kunci: Siswa kelas V, kerja kelompok, prestasi belajar ABSTRACT FEBINA TALITHA. The Correlation of Group Communication and Learning Achievements of Primary School Student (The Case of Fifth Grader Students in SDN Ciluar 2, Bogor Residence). Supervised by AMIRUDDIN SALEH. The education sector needs a method of learning which can raised up the student’s spirit for study. The purposes of this research are to identify characteristics, message, channel, and support of fifth grader primary school students; to analyze the correlation between characteristics, message, channel, and support of fifth grader primary school students by effectiveness of group communication and to analyze the correlation between effectiveness of group communication by learning achievement. This research took place in SDN Ciluar 2 Bogor. This research used the quantitative approach, supported by qualitative approach with the analysis of descriptive statistical (frequency, percentage, and cross table) and the inferential statistical (rank Spearman correlation). The results are most of the fifth grader student were eleven years old, the total quantity of female students were more than male students and their ethnic were Sundanese in general. The characteristic of verbal message was high and the characteristic of non verbal message was medium. The characteristic of interpersonal channel was medium while the characteristic of media was medium. The teacher’s support was high and the parents support was medium. The characteristic of student had a significant correlation with the effectiveness of group communication except for the gender as this factor did not have correlation with the student’s spirit. Group communication had a significant correlation by the effectiveness of group communication especially characteristic of verbal message and characteristic of interpersonal channel. Support had a significant correlation with the effectiveness of group communication. However, the group work had a correlation with the effectiveness of group communication by learning achievement of fifth grader students. Key words: Fifth grader, learning achievement, work group HUBUNGAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD (Kasus Siswa Kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor) FEBINA TALITHA I34120099 Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 vii PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Hubungan Efektivitas Komunikasi Kelompok dengan Prestasi Belajar Siswa SD (Kasus Siswa Kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr Ir Amiruddin Saleh, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini; 2. Ir Siti Sugiah Mugniesyah, MS dan Ir Murdianto, MSi berturut-turut selaku dosen penguji utama dan selaku dosen penguji wakil Departemen SKPM, Fema IPB yang bersedia menguji sekaligus memberikan saran bagi perbaikan skripsi ini; 3. Ibu Sudarti selaku kepala sekolah SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, wali kelas, dan guru-guru yang telah memberi izin penulis untuk meneliti di sekolah tersebut dan sekaligus memberikan saran bagi perbaikan skripsi ini memberi informasi/data sekunder yang diperlukan dalam penelitian; 4. Mahmudi Siwi, MSi dan Heru Purwandari, SP, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya selama ini; 5. Kedua orangtua saya yang tercinta (Alm.) daddy Dr Ir H Bambang Dradjat, MEc dan mommy Dra Hj Azlinda A. Dradjat yang telah memberikan dukungan, doa, dan motivasi tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik; 6. Kakak saya tersayang sister Hasdevi Agrippina Dradjat, SP atas bantuan doa dan semangat; 7. Keluarga besar (Alm.) H Soerjo Sediono dan (Alm.) H Azahari atas dukungan moril dan motivasi mereka bagi saya selama menyelesaikan studi; 8. Saudara/i Agus, Desztiami Andaliva, dan Efriska Ginasti sebagai teman belajar dari dosen pembimbing yang sama, atas solidaritas dan proses berbagi pengalaman dalam penulisan skripsi; 9. Saudari Lici Meiranti sebagai sahabat atas dukungan yang diberikan pada penulis selama proses perbaikan skripsi; 10. Saudari Arum Tri Hartanti, Amd dan Fathmah Sutawati, S.Stat yang telah mengajarkan untuk mengoperasikan software SPSS dalam proses pengolahan data; Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berminat pada studi efektivitas komunikasi kelompok dalam proses belajar. Bogor, Agustus 2016 Febina Talitha DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN xi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Masalah Penelitian 2 Tujuan Penelitian 3 Kegunaan Penelitian 3 PENDEKATAN TEORITIS 5 Tinjauan Pustaka 5 Komunikasi dan Kelompok 5 Komunikasi Kelompok 5 Komunikan dan Komunikator 6 Pesan 6 Saluran Komunikasi 7 Efektivitas Komunikasi Kelompok 7 Hasil dan Prestasi Belajar 8 Penelitian Sebelumnya 8 Kerangka Pemikiran 8 Hipotesis Penelitian 10 Definisi Operasional 10 PENDEKATAN LAPANG 13 Metode Penelitian 13 Lokasi dan Waktu Penelitian 13 Populasi dan Sampel 13 Data dan Instrumen 13 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 14 Pengumpulan Data 14 Pengolahan dan Analisis Data 15 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 17 Geografi 17 Jumlah Guru dan Siswa 17 Fasilitas 18 HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK 19 HUBUNGAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK 25 ix Halaman HUBUNGAN DUKUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK 33 HUBUNGAN EFEKVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN PRESTASI BELAJAR 37 PENUTUP 43 Kesimpulan 43 Saran 43 DAFTAR PUSTAKA 45 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Halaman Jumlah dan persentase karakteristik individu siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 19 Hubungan antara karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 21 Hasil uji hubungan antara karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN 23 Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Jumlah dan persentase komunikasi kelompok siswa kelas V di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 25 Hubungan antara komunikasi kelompok dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 27 Hasil uji hubungan antara komunikasi kelompok dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 31 Jumlah dan persentase dukungan siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 33 Hubungan antara dukungan dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 35 Hasil uji hubungan antara dukungan dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 36 Jumlah dan persentase efektivitas komunikasi kelompok dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 37 Hubungan antara efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 39 Hasil uji hubungan antara efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 41 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Halaman Bagan hubungan antar variabel dalam studi efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar 10 Grafik tentang jumlah guru berdasarkan jenis kelamin SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor 17 Grafik tentang jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor 18 Grafik tentang jumlah siswa berdasarkan tingkatan kelas 18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Jadwal pelaksanaan penelitian Kerangka responden Peta lokasi penelitian Uji validitas instrumen Uji reliabilitas instrumen Halaman 49 51 55 57 59 PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2015 jumlah sekolah yang berada di Jawa Barat pada tahun 2013/2014 berjumlah 19.981 sekolah. Jumlah guru yang mengajar di sekolah yang berada di Jawa Barat pada tahun 2013/2014 berjumlah 209.033 orang. Jumlah murid yang bersekolah di Jawa Barat pada tahun 2013/2014 berjumlah 4.719.699 siswa. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan menyatakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksankan siswa di masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi kurikulum. Kurikulum KTSP sudah digunakan di sekolah dasar. Selanjutnya Kemendikbud juga menyatakan bahwa hasil belajar siswa harus mencakup semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan Terdapat beberapa metode pembelajaran, diantaranya guru menggunakan metode kerja kelompok baik yang dilakukan di kelas maupun di luar sekolah, yang bertujuan untuk membantu siswa yang kurang dalam nilai akademik mereka dan membantu siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Kegiatan belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok sebenarnya merupakan suatu proses komunikasi kelompok kecil. Menurut Beebe dan Masterson (1994) komunikasi kelompok kecil (small group communication) adalah komunikasi tatap muka dalam sekelompok kecil orang yang berbagi maksud atau tujuan bersama, yang mempunyai rasa memiliki terhadap kelompok, dan yang berkuasa mempengaruhi satu sama lainnya (Saleh, 2014). Dalam konteks kerja kelompok di kalangan siswa Sekolah Dasar (SD), proses yang berlangsung dalam kerja kelompok adalah proses belajar. Merujuk pada pendapat Gagne dalam Winkel (1991) proses belajar menghasilkan lima kategori hasil belajar, yaitu: informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan motorik dan sikap. Adapun menurut taksonomi tujuan Bloom yang dikutip oleh Winkel, tujuan pengajaran secara umum menghasilkan perubahan perilaku yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Merujuk pada tujuan metode kerja kelompok di atas, dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa hasil efektivitas metode kerja kelompok dapat dipelajari dalam konteks perubahan perilaku sebagaimana dikemukakan para ahli yang dikutip oleh Winkel tersebut di atas. Dalam konteks efektivitas kelompok yang berhubungan dengan tingkat-tingkat komunikasi kelompok, menurut Festinger dalam Winkel (1991) seringkali terjadi karena 2 adanya kebutuhan individu-individu untuk membandingkan sikap, pendapat, keyakinan dan kemampuan mereka sendiri dengan orang. Telah ada sejumlah penelitian yang meneliti tentang kerja kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar. Hal ini dijumpai pada penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2012) dan Sa’adah (2015). Penelitian Wulandari (2012) berjudul Penggunaan Metode Kerja Kelompok sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Subpokok Bahasan Perubahan Sifat Benda Kelas V SDN 1 Mertapada Kulon. Penelitian ini mengajukan sejumlah pertanyaan yang dilakukan setelah melakukan kerja kelompok tetapi hanya dilakukan dalam mata pelajaran IPA, pada subpokok tentang perubahan sifat benda. Dengan demikian, penelitian ini hanya melihat hasil belajar dari post-test saja. Karenanya penelitian ini memiliki kelemahan karena tidak membanding pengetahuan siswa sebelum kerja kelompok (pretest) dengan post-test atas siswa yang ikut dalam kerja kelompok. Dalam penelitian Sa’adah (2015) yang berjudul Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03 lebih berfokus pada keadaan nyata, solusi, dan hasil, namun tidak melihat efektivitas kerja kelompok yang dilakukan siswa sebagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Sehubungan dengan itu, diperlukan penelitian yang mempertimbangkan pada sejumlah tingkat yang mempengaruhi efektivitas komunikasi kelompok secara lebih holistik, dengan mempertimbangkan karakteristik-karakteristik individu pembelajar, saluran komunikasi dan dukungan lingkungan (guru dan orangtua), yang kemudian mempelajari hubungan efektivitas komunikasi kelompokj dengan prestasi belajar yang lebih komprehensif, meliputi semua tingkat perilaku siswa. Masalah Penelitian Proses belajar menurut Leagans (1961) adalah peristiwa yang terjadi ketika seseorang berusaha untuk merubah perilakunya dengan kegiatan sendiri. Orang yang belajar melibatkan dirinya (secara mental) dengan materi yang dipelajarinya dan memberikan respons terhadap materi pelajaran (Mugniesyah, 2006). Dengan demikian proses belajar sangat berhubungan dengan karakteristik individu dari orang yang belajar tersebut. Sehubungan dengan itu bagaimanakah karakteristik individu siswa kelas V di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor? Dalam komunikasi kelompok terdapat sejumlah variabel yang mempengaruhi dinamika kelompok, di antaranya adalah pesan dan saluran komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi kelompok tersebut. Menurut Saleh (2014) pesan dibagi menjadi dua yaitu pesan verbal dan pesan non verbal. Menurut Berlo dalam Mugniesyah (2014) membedakan saluran komunikasi untuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi bermedia. Sehubungan dengan itu, bagaimanakah hubungan komunikasi kelompok dengan efektivitas komunikasi kelompok di kalangan siswa kelas V di SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor? 3 Leagans juga menyatakan bahwa proses belajar tidak bisa dilepaskan dengan proses mengajar. Dalam konteks proses belajar di kalangan siswa proses mengajar secara formal ditentukan oleh kapasitas gurunya (Mugniesyah, 2006). Di pihak lain seiring dengan adanya tugas di luar sekolah, tampaknya dukungan orangtua juga menjadi faktor yang menentukan efektivitas komunikasi kelompok. Sehubungan dengan itu bagaimana hubungan dukungan khususnya guru dan orangtua dengan efektivitas komunikasi kelompok? Merujuk pendapat Festinger dalam Winkel (1991) metode kerja kelompok di kalangan siswa Sekolah Dasar (SD) efektivitas komunikasinya diduga lebih merepresentasikan tingkat sikap, khususnya yang berhubungan dengan kepuasan dan semangat belajar mereka ketika bekerja dalam kelompok. Sehubungan dengan hal itu, bagaimanakah efektivitas komunikasi kelompok dari siswa kelas V di SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor dalam proses belajar melalui kerja kelompok? Taksonomi Bloom dalam Rusman (2012) proses belajar melalui metode kerja kelompok menghasilkan prestasi belajar yang meliputi tingkat kognitif, afektif, dan psikomotorik pada individu yang belajar. Berdasarkan hal itu, bagaimana hubungan efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar para siswa kelas V di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor? Tujuan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal, yaitu: 1. Mengidentifikasi karakteristik siswa kelas V, komunikasi kelompok, dan dukungan di SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor. 2. Menganalisis hubungan antara karakteristik siswa kelas V, komunikasi kelompok, dan faktor dukungan dengan efektivitas komunikasi kelompok, khususnya dalam tingkat kepuasan dan semangat siswa yang mengikuti proses belajar menggunakan metode belajar. 3. Menganalisis hubungan antara efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa kelas V yang meliputi tingkat kognitif, afektif dan konatif. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa SD. Khususnya kepada: 1. Akademisi Bagi akademisi hasil penelitian dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok yang terjadi di dalam 4 kelompok belajar siswa SD agar dapat melihat hubungan dari komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa SD. 2. Praktisi pendidikan Bagi praktisi pendidikan hasil penelitian dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sebagai solusi dengan permasalahan pendidikan yang ada. 3. Kebijakan Hasil penelitian dapat dijadikan masukan untuk menyusun strategi kebijakan bagi peningkatan hasil belajar siswa SD. PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Komunikasi dan Kelompok Menurut Wiryanto (2004) komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Menurut Cangara (2002) komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berhubungan satu sama lain baik secara sengaja atau tidak sengaja, serta tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa verbal tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Menurut Saleh (2014) menyatakan bahwa kelompok memiliki karakteristik yang meliputi adanya: (1) komunikasi, secara teratur, kesempatan berkomunikasi yang sama, (2) tujuan, anggota mempunyai tujuan atau minat berkelompok yang sama, (3) ukuran, jumlah anggota kelompok: relatif sedikit, memungkinkan dan memudahkan komunikasi antar anggota terjadi secara tatap muka karenanya proses komunikasi dalam kelompok selalu bersifat dinamis, dipengaruhi antara lain: oleh faktor seperti kepribadian anggota, jumlah anggota, kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi, maksud dan tujuan kelompok (Hubeis, 2014). Menurut Wonodiharjo (2014) kelompok adalah sekelompok orang yang anggota–angotanya merasa terikat dengan kelompok (sense of belonging) yang tidak dimiliki oleh anggota yang bukan kelompok, serta mereka merasa saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain. Dari persepsi psikologi dan juga sosiologi, menurut Riswandi (2009) kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu kelompok primer dan sekunder, ingroup dan outgroup, kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan, serta kelompok deskriptif dan preskriptif. Apabila jumlah orang yang ada dalam kelompok itu sedikit berarti kelompok itu merupakan kelompok kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication) jika jumlahnya banyak, berarti kelompoknya besar dan dinamakan komunikasi kelompok besar (large group communication). Komunikasi Kelompok Menurut Effendy (1993) komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan terapan yang tidak menitiberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok 6 tatap muka yang kecil. Menurut Huraerah & Purwanto (2006) komunikasi kelompok adalah komunikasi tatap muka dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Saleh (2013) komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seorang dengan orang-orang lain dalam kelompok, berhadapaan satu sama lain sehingga memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi setiap orang dalam kelompok untuk memberikan tanggapan secara verbal. Menurut Roudhonah (2007) komunikasi kelompok biasanya dilakukan dalam kelompok atau antar kelompok. Karakteristik komunikasi kelompok, yaitu: 1. Komunikasi kelompok bersifat formal, dalam arti pelaksanaannya direncanakan terlebih dahulu sesuai dengan komponen-komponennya. 2. Komunikasi kelompok terorganisir, yaitu orang-orang yang tergabung dalam kelompok mempunyai peranan dan tanggung jawab masing-masing dalam pencapaian tujuan. 3. Komunikasi kelompok terlembaga dalam arti ada aturan mainnya. 4. Komunikator dalam kelompok ini haruslah: a. Mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana dan mudah dimengerti dari sekian banyak proses-proses yang timbul secara stimultan. b. Menggunakan beberapa istilah yang memudahkan untuk mengorganisir pengamatan. Menurut Wonodiharjo (2014) komunikasi kelompok kecil memiliki beberapa karakterisitik, yaitu mengetahui kepribadian kelompok, pertemuan ramah tamah, kekompakkan, komitmen dengan tugas, adanya norma kelompok yang saling bergantung satu sama lain. Komunikan dan Komunikator Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara. Menurut Sendjaja (2008) terdapat tiga karakteristik dari sumber yang perlu diperhatikan, yakni: (1) Credibility (kredibilitas); (2) Attractiveness (daya tarik); dan (3) Power (kekuasaan/kekuatan). Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Pesan terdiri dari dua tingkat, yaitu isi pesan dan lambang pesan. Lambang utama pesan adalah bahasa. Menurut Putra (2015) pesan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pesan verbal dan pesan non verbal. Pesan verbal dibagi menjadi dua jenis, yaitu pesan tertulis 7 dan pesan lisan. Pesan tertulis seperti surat, buku, majalah, dan memo. Sedangkan pesan lisan seperti percakapan tatap muka atau melalui telepon dan radio. Pesan non verbal dapat disampaikan seperti isyarat gerak badan, ekspresi muka, dan nada suara. Menurut Saleh (2014), pesan komunikasi dalam komunikasi kelompok meliputi pesan non verbal dan verbal. Ada tiga rasional yang membuat pesan nonverbal itu penting dalam komunikasi kelompok. Pertama, dalam kelompok orang meluangkan lebih banyak waktu berkomunikasi secara non verbal daripada secara verbal; dan bahwa isyarat-isyarat non-verbal tersebut ada yang dikontrol secara sadar dan ada yang tidak. Kedua, pesan-pesan non verbal lebih dapat dipercaya dari pesan verbal dan secara dramatik dapat mempengaruhi suasana ada pesan verbal, terutama bila pesan-pesan verbal bertentangan dengan pesan-pesan non verbal. Ketiga, emosi dan perasaan dikomunikasikan terutama via isyaratisyarat non verbal. Kebosanan dapat ditunjukkan oleh perilaku non verbal, sekalipun tidak diutarakan. Ketertarikan dan rasa senang dengan kemajuan kelompok pun dapat dilihat secara non verbal (Hubeis, 2014). Saluran Komunikasi Saluran adalah jalan yang akan dilalui pesan dari komunikan ke komunikator. Menurut Berlo dalam Mugniesyah (2014) membedakan saluran komunikasi untuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi bermedia. Interpersonal dapat dilihat dari satu arah atau dua arah. Sedangkan bermedia adalah melewati sebuah media (Hubeis, 2014). Menurut Anatan & Nurrohim (2009) pesan yang telah dikemas disampaikan melalui media baik melalui media lisan (dengan menyampaikan sendiri, melalui telepon, mesin dikte, atau videotape), media tertulis (surat, memo, laporan, hand out, selebaran, catatan, poster, gambar, grafik), maupun media elektronik (faksimili, email, radio, televisi). Efektivitas Komunikasi Menurut Anatan & Nurrohim (2009) untuk menciptakan komunikasi yang efektif, seorang komunikator harus mampu mengidentifikasi sasaran yang menjadi penerima pesan, menentukan tujuan komunikasi, merancang pesan, memilih media, memilih sumber pesan, dan mengumpulkan umpan balik. 8 Hasil dan Prestasi Belajar Menurut Sianipar (2010) belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Menurut Rusman (2012) dalam taksonomi Bloom tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: a. Domain kognitif berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berpikir, b. Domain afektif berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai, c. Domain psikomotorik berkenaan dengan suatu keterampilan-keterampilan atau gerakan-gerakan fisik. Penelitian Sebelumnya Hasil penelitian Sa’adah (2015) yang berjudul Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03, menunjukkan bahwa penerapan metode kerja kelompok pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja kelompok memberikan peluang besar kepada siswa untuk berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian Lestari (2012) yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika menggunakan Metode Kerja Kelompok pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ketanggen Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa pelajaran Matematika dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ketanggen Tahun Pelajaran 2011/2012. Kerangka Berpikir Merujuk pada Leagans, proses belajar adalah peristiwa yang terjadi ketika seseorang berusaha untuk merubah perilakunya dengan kegiatan sendiri. Pada saat proses belajar melibatkan dirinya untuk memberi respons terhadap apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu karakteristik individu berhubungan dengan proses belajar. Dalam mengikuti pembelajaran, biasa metode yang digunakan adalah kerja kelompok. Pada saat siswa SD melakukan kerja kelompok maka mereka akan berdiskusi. Hal ini mengirimkan sebuah pesan melalui sebuah saluran tertentu. Selain itu, proses kerja kelompok tidak terlepas dari dukungan guru apabila kerja kelompok di sekolah dan dukungan orangtua apabila kerja kelompok di rumah. Setelah melakukan kerja kelompok, maka dapat dilihat efektivitas komunikasi kelompoknya. Tingkat yang dapat dilihat adalah tingkat sikap, 9 khususnya kepuasan dan semangat. Apabila efektivitas komunikasi kelompok terlihat dalam metode kerja kelompok maka menghasilkan prestasi belajar meliputi tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Merujuk pada Roger dan Shoemaker terdapat sejumlah variabel yang mempengaruhi hasil belajar (pengetahuan), yaitu karakteristik sosial, sehubungan dengan penelitian ini variabel independent yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi kelompok adalah usia (X1), jenis kelamin (X2), dan etnis (X3). Dalam komunikasi kelompok terdapat karakteristik pesan dan karakteristik saluran komunikasi. Merujuk pada Saleh terdapat dua kategori pada pesan. Sehubungan dengan itu independent variabel pada karakteristik pesan adalah karakteristik pesan verbal (X4) dan karakteristik pesan non verbal (X5). Merujuk Mugniesyah terdapat dua kategori pada saluran komunikasi pesan. Sehubungan dengan itu independent variabel pada karakteristik saluran komunikasi adalah karakteristik saluran komunikasi interpersonal (X6) dan karakteristik saluran komunikasi bermedia (X7). Dalam kegiatan kerja kelompok, dukungan guru dan orangtua sangat diperlukan agar siswa dapat bersemangat mengerjakan tugas kelompok dan karena itu ada dua variabel independent yaitu dukungan guru (X8) dan dukungan orangtua (X9). Dalam kegiatan kerja kelompok maka dapat melihat efektivitas komunikasi kelompok. Melihat efektivitas komunikasi kelompok (Y1) dengan melihat kepuasan dan semangat. Setelah melakukan kerja kelompok, maka dapat dilihat prestasi belajarnya. Melihat prestasi belajar (Y2) menggunakan taksonomi Bloom, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Berdasarkan penjelasan di atas, hubungan antara variabel-variabel terhubungan (dependent variables) dan sejumlah variabel hubungan (independent variables) dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1. 10 Karakteristik Individu X1 Usia X2 Jenis Kelamin X3 Etnis Komunikasi kelompok X4 Karakteristik Pesan Verbal X5 Karakteristik Pesan Non Verbal X6 Karakteristik Saluran Komunikasi Interpersonal X7 Karakteristik Saluran Komunikasi Bermedia Efektivitas Komunikasi Kelompok (Y1) - Kepuasan - Semangat Prestasi Belajar (Y2) - Kognitif - Afektif - Konatif Dukungan X8 Dukungan Guru X9 Dukungan Orangtua Gambar 1 Bagan hubungan antar variabel dalam studi efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar Hipotesis Penelitian Dari paparan kerangka berpikir keterkaitan elemen-elemen komunikasi sebagai faktor-faktor yang memhubungani efektivitas komunikasi kelompok dan prestasi belajar siswa SD. Hipotesis penelitian yang diuji adalah: 1. Karakteristik individu, komunikasi kelompok, dan dukungan berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi kelompok. 2. Efektivitas komunikasi kelompok berhubungan nyata dengan prestasi belajar. Definisi Operasional Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Karakteristik individu diukur berdasarkan beberapa indikator seperti usia, jenis kelamin, dan etnis. a. Usia diukur dengan ukuran rasio berdasarkan lamanya seseorang hidup yang dihitung semenjak lahir hingga penelitian dilakukan yang dibulatkan ke tanggal lahir dalam satuan tahun, selanjutnya dibedakan ke dalam 3 11 kategori yaitu: (1) usia 10 tahun, (2) usia 11 tahun, dan (3) usia 12 tahun, berturut-turut diberi kode 1, kode 2 dan kode 3. b. Jenis kelamin diukur berdasarkan sifat (keadaan) jantan atau betina. Pernyataan responden tentang jenis kelamin dikategorikan dengan skala nominal menjadi dua kelompok, yaitu: (1) laki-laki (kode 1) dan (2) perempuan (kode 2). c. Etnis adalah identitas yang melekat pada individu yang berhubungan dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, dan bahasa, dibedakan ke dalam 3 kategori: etnis non Sunda dan Jawa (kode 1), etnis Jawa (kode 2) dan etnis Sunda (kode 3). 2. Komunikasi kelompok diukur berdasarkan beberapa indikator seperti karakteristik pesan verbal, karakteristik pesan non verbal, karakteristik interpersonal, dan karakteristik bermedia. a. Karakteristik pesan verbal adalah informasi atau materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan secara lisan dan yang tidak diucapkan (secara tertulis), diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dibedakan ke dalam 3 kategori, yaitu: (a) rendah dengan skor 7-8, (b) sedang dengan skor 9-10, dan (c) tinggi dengan skor 11-12. b. Karakteristik pesan non verbal adalah informasi tentang mata pelajaran yang disampaikan guru kepada siswa dengan menggunakan ekspresi muka, nada suara, dan gerak tubuh, diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah dengan skor 15-18, (b) sedang dengan skor 19-22, (c) tinggi dengan skor 23-26. c. Karakteristik saluran komunikasi interpersonal adalah akumulasi skor (indeks) atas pertanyaan tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh guru secara lisan mencakup lima pertanyaan yang masing-masing pertanyaan memiliki skor 1-4; selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu (a) rendah dengan skor 13-15, (b) sedang dengan skor 1618, dan (c) tinggi dengan skor 19-21. d. Karakteristik saluran komunikasi bermedia adalah akumulasi skor (indeks) atas pertanyaan tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan media mencakup lima pertanyaan yang masing-masing pertanyaan memiliki skor 1-4; selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu (a) rendah dengan skor 11-14, (b) sedang dengan skor 15-18, dan (c) tinggi dengan skor 19-23. 3. Dukungan diukur berdasarkan beberapa indikator seperti dukungan guru dan orang tua. a. Dukungan guru adalah dorongan semangat, motivasi, dan perhatian yang diberikan oleh guru kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran dengan cara menjelaskan materi, menjelaskan aturan, memberikan nilai, dan 12 memberikan nasehat, diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: (a) rendah dengan skor 11-12, (b) sedang dengan skor 13-14, dan (c) tinggi dengan skor 15-16. b. Dukungan orangtua adalah dorongan semangat, motivasi, dan perhatian yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya dengan cara membantu mengerjakan tugas, mengawasi saat mengerjakan tugas, dan memberikan dukungan, diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: (a) rendah dengan skor 10-14, (b) sedang dengan skor 15-19, dan (c) tinggi dengan skor 20-24. 4. Efektivitas komunikasi kelompok diukur berdasarkan beberapa subpeubah seperti kepuasan dan semangat. a. Kepuasan adalah respons atau rasa puas yang dirasakan atau diterima komunikator setelah mendapatkan yang diinginkannya, seperti kenyamanan, kesenangan, dan kehandalan, diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: (a) rendah dengan skor 14-18, (b) sedang dengan skor 19-23, dan (c) tinggi dengan skor 24-27. b. Semangat adalah keinginan yang kuat dalam belajar seperti kehadiran, kerjasama, dan disiplin, diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: (a) rendah dengan skor 8-9, (b) sedang dengan skor 10-11, dan (c) tinggi dengan skor 12-13. 5. Prestasi belajar diukur berdasarkan beberapa subpeubah seperti kognitif, afektif, dan konatif. a. Kognitif berdasarkan kepada pengetahuan faktual dan empiris berupa pengetahuan dan pemahaman, diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: (a) rendah dengan skor 7-8, (b) sedang dengan skor 9-10, dan (c) tinggi dengan skor 11-12. b. Afektif mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi berupa mengubah sikap, membantu dalam kegiatan belajar mengajar, dan sarana dan prasarana yang mendukung, diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: (a) rendah dengan skor 6-7, (b) sedang dengan skor 8-9, dan (c) tinggi dengan skor 10-12. c. Konatif adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh responden untuk menanggapi hal-hal mengenai materi yang disampaikan berupa mendukung, menginginkan, menerapkan, dan melakukan, diukur dengan menggunakan indeks dan selanjutnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: (a) rendah dengan skor 11-12, (b) sedang dengan skor 13-14, dan (c) tinggi dengan skor 15-16. PENDEKATAN LAPANG Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif didukung dengan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan kepada siswa kelas V yang menjadi sampel pada penelitian ini. Pendekatan kualitatif dilakukan kepada guru dan orang tua siswa kelas V. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor, yang dipilih secara purposif dengan pertimbangan bahwa SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor ini mengimplementasikan metode kerja kelompok bagi siswa Kelas V dalam mengerjakan tugas. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Agustus 2016. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, uji kelayakan, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian. Adapun jadwal penelitian secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas V di SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor. Responden penelitian ditentukan dengan melakukan teknik pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan mengambil sampel enam puluh responden dari siswa kelas V dari populasi sembilan puluh enam siswa. Tabel responden dapat dilihat pada Lampiran 2. Hal tersebut agar dapat mewakili populasi. Unit analisis dalam penelitian adalah individu. Selain responden, penelitian juga melibatkan lima orang informan yang memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Lima orang informan dalam penelitian ditentukan secara langsung yang berasal dari dua guru kelas V dan tiga orang tua siswa kelas V karena guru dan orang tua berperan langsung dengan kerja kelompok. Guru berperan memberikan tugas kelompok dan orang tua mengawasi dan menyemangati pada saat kerja kelompok di rumah. Data dan Instrumen Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi yang meliputi semua variabel independen dan dependen dalam penelitian ini sebagaimana dikemukakan pada Gambar 1. Data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari berbagai sumber rujukan atau literatur berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik penelitian ini. 14 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari enam bagian, yaitu bagian pertama berupa karakteristik individu, bagian kedua berupa komunikasi kelompok, bagian ketiga berupa dukungan, bagian keempat berupa efektivitas komunikasi kelompok, dan bagian kelima berupa prestasi belajar. Selain itu, digunakan kuesioner terbuka yang digunakan sebagai panduan wawancara mendalam. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di SDN Ciluar 2 Kota Bogor pada tanggal 16 Maret 2016. Untuk menguji validitas dan reliabiltas kuesioner dibagikan sebanyak sepuluh kuesioner kepada siswa kelas V. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Dalam proses ini menggunakan uji koefisien korelasi product moment Pearson. Untuk mengetahui terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansi dan seberapa kuat hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi atau nilai r. Hasil dari uji validitas adalah pada bagian karakteristik individu yaitu jenis kelamin dan etnis dinyatakan valid, pada bagian komunikasi kelompok yaitu pesan 1, pesan 2, pesan 3, pesan 4, pesan 6, pesan 8, pesan 9, pesan 10, saluran 1, dan saluran 10 dinyatakan valid, pada bagian dukungan yaitu dukungan 1, dukungan 3, dukungan 4, dukungan 6, dukungan 7, dukungan 8, dukungan 9, dan dukungan 10 dinyatakan valid, pada bagian efektivitas komunikasi kelompok yaitu efektivitas 1, efektivitas 2, efektivitas 3, efektivitas 4, efektivitas 7, efektivitas 8, dan efektivitas 9 dinyatakan valid, dan pada bagian prestasi belajar yaitu prestasi 1, prestasi 2, prestasi 3, prestasi 5, prestasi 7, prestasi 8, dan prestasi 9 dinyatakan valid karena nilai koefisien korelasi product moment Pearson di atas 0,576. Uji reliabilitas instrumen menggunakan uji koefisien Alpha Cronbach. Reliabilitas item dapat diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan software SPSS. Hasi dari uji reliabilitas adalah pada bagian komunikasi kelompok, dukungan, efektivitas komunikasi kelompok, dan prestasi belajar dinyatakan reliable karena nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach di atas 0,600 sedangkan karekteristik individu dinyatakan cukup terandal karena nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach di bawah 0,600. Pengumpulan Data Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara berkuesioner, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan data wawancara mendalam merupakan teknik pengambilan data dengan melakukan interaksi dua arah. Melakukan wawancara mendalam dimaksud adanya temu muka antara peneliti dan siswa kelas V. Wawancara mendalam dilakukan secara sengaja. 15 Pengolahan dan Analisis Data Penelitian memiliki dua jenis data yang diolah dan dianalisis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dientri ke dalam Microsoft Excel 2013. Untuk mengguji hipotesis menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 22. Data yang sudah diolah menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferesial. Analisis deskriptif berupa frekuensi, presentasi, dan tabulasi silang. Analisis inferensial berupa uji korelasi rank Spearman yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar dua variabel. Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Ketiga ialah verifikasi berupa langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi. 16 17 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Geografi Di Ciluar ada dua SD, yaitu: SDN Ciluar 1, Kabupaten Bogor dan SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor. Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor. SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor terletak di Jalan BKIA Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Sekolah berdiri di lahan seluas tanah 1.000 m2. SDN Ciluar 1 Kabupaten Bogor harus berbagi lapangan dengan SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor. SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor juga dekat dengan beberapa cagar budaya antara lain: a. Gedung Blenong, b. Rumah Tinggal Song Beng Tjoeij, c. Situs Prasasti Ciaruteun, d. Monumen dan Museum Peta, e. Situs Kawasan Prasasti Tapak Gajah. SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor terletak di Kecamantan Sukaraja, Kabupaten Bogor dengan batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cimandala, Kabupaten Bogor, b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cijujung, Kabupaten Bogor, c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Bogor Utara, d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciparigi, Kota Bogor. Jumlah Guru dan Siswa Terdapat tujuh belas guru yang mengajar di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor. Berdasarkan jenis kelamin, guru laki-laki berjumlah tiga guru dengan persentase 17,6 persen dan guru perempuan berjumlah empat belas guru dengan persentase 82,4 persen. Sekolah tersebut dipimpin oleh kepala sekolah bernama Ibu Sudarti. Jumlah seluruh siswa adalah lima ratus delapan siswa. Berdasarkan jenis kelamin, siswa laki-laki berjumlah 258 siswa dengan persentase 50,7 persen dan siswa perempuan berjumlah 250 siswa dengan persentase 49,3 persen. 15 10 5 0 Laki-laki Perempuan Gambar 2 Grafik jumlah guru berdasarkan jenis kelamin di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor berdasarkan jenis kelamin 18 260 258 256 254 252 250 248 246 Laki-laki Perempuan Gambar 3 Grafik jumlah siswa di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor berdasarkan jenis kelamin Sekolah tersebut memiliki enam tingkat kelas. Siswa kelas I berjumlah sembilah puluh siswa dengan persentase 17,7 persen. Siswa kelas II berjumlah tujuh puluh siswa 13,7 persen. Siswa kelas III berjumlah delapan puluh tiga siswa dengan persentase 16,3 persen. Siswa kelas IV berjumlah tujuh puluh tiga siswa dengan persentase 14,7 persen. Siswa kelas V berjumlah sembilan puluh enam siswa dengan persentase 18,8 persen. Siswa kelas VI berjumlah sembilan puluh enam siswa dengan persentase 18,8 persen. 120 100 80 60 40 20 0 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Gambar 4 Grafik tentang jumlah siswa berdasarkan tingkatan kelas Fasilitas Sekolah tersebut memiliki fasilitas antara lain ruang kelas dan ruang perpustakaan. Terdapat enam ruang kelas, satu ruang perpustakaan, dan satu lapangan. Selain itu, sekolah ini memiliki akses internet yang terdapat di ruang guru. Kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut adalah kurikulum KTSP. HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK Dalam melakukan metode kerja kelompok dibentuklah kelompok belajar. Kelompok dibentuk dengan cara dipilihkan oleh guru, diundi, dan sesuai dengan keinginan siswanya. Dengan adanya metode kerja kelompok maka dapat melatih jiwa kepemimpinannya, berinteraksi satu sama lain, mengurangi rasa bosan saat belajar, menambah pengetahuan, dan suasana baru dalam belajar. Dalam kelompok terdapat beberapa siswa yang masing-masing memiliki karakteristik individu yang berbeda. Karakteristik individu pada siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor merupakan ciri-ciri yang melekat pada diri siswa SD yang meliputi: usia, jenis kelamin, dan etnis. Tabel 1 Jumlah dan persentase karakteristik individu siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Karakteristik Individu Jumlah Persentase (orang) (%) Usia 10 Tahun 22 36,7 11 Tahun 31 51,7 12 Tahun 7 11,6 Jenis Kelamin Laki-laki 27 45,0 Perempuan 33 55,0 Etnis Jawa 17 28,3 Sunda 35 58,4 Luar Jawa dan Sunda 8 13,3 n= 60 orang Usia siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor terdiri dari dua belas tahun, sebelas tahun, dan sepuluh tahun. Usia dua belas tahun terdiri dari tujuh orang siswa dengan persentase 11,6 persen. Usia sebelas tahun terdiri dari tiga puluh satu orang siswa dengan persentase 51,7 persen. Usia sepuluh tahun terdiri dari dua puluh dua orang siswa dengan persentase 36,7 persen. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa siswa yang berusia sebelas tahun lebih banyak dibandingkan dengan siswa berusia dua belas tahun dan sepuluh tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia siswa SD pada umumnya adalah sebelas tahun. Usia sebelas tahun termasuk usia yang ideal untuk Siswa kelas V karena untuk masuk SD, calon siswa berusia tujuh tahun. Jenis kelamin siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin laki-laki terdiri dari dua puluh tujuh orang siswa dengan persentase 45 persen. Jenis kelamin perempuan terdiri dari tiga puluh 20 tiga orang siswa dengan persentase 55 persen. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada jenis kelamin laki-laki. Etnis siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor terdiri dari etnis Sunda, etnis Jawa, dan selain etnis Sunda dan Jawa. Etnis Sunda terdiri dari tiga puluh lima orang siswa dengan persentase 58,4 persen. Etnis Jawa terdiri dari tujuh belas orang siswa dengan persentase 28,3 persen. Etnis di luar Jawa dan Sunda terdiri dari delapan orang siswa dengan persentase 13,3 persen yang masing-masing dua siswa pada Etnis Palembang dan Lampung, dan masing-masing satu siswa pada Etnis Aceh, Dayak, Minahasa, dan Batak. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Etnis Sunda lebih banyak dibandingkan dengan Etnis Jawa dan Etnis di luar Etnis Sunda dan Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnis Sunda lebih dominan dikarenakan orangtua dari siswa berasal dari Sunda dan letak geografis SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor yang berada di Kabupaten Bogor yang termasuk ke dalam wilayah Jawa Barat dimana etnis Sunda merupakan penduduk asli di Jawa Barat. 21 Tabel 2 Hubungan antara karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Karakteristik Individu Efektivitas Komunikasi Kelompok Rendah Jumlah Persentase (orang) (%) Usia 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Etnis Luar Sunda dan Jawa Jawa Sunda Kepuasan Sedang Jumlah Persentase (orang) (%) Tinggi Jumlah Persentase (orang) (%) Rendah Jumlah Persentase (orang) (%) Semangat Sedang Jumlah Persentase (orang) (%) Jumlah (orang) Tinggi Persentase (%) 2 13 4 3,3 21,7 6,7 2 5 3 3,3 8,3 5,0 3 13 15 5,0 21,7 25,0 2 7 2 3,3 11,7 3,3 2 11 18 3,3 18,3 30,0 3 13 18 5,0 21,7 30,0 7 12 11,7 20,0 4 6 6,7 10,0 16 15 26,7 25,0 4 7 6,7 11,7 7 8 11,7 13,3 16 18 26,7 30,0 5 8,3 2 3,3 2 3,3 4 6,7 2 3,3 3 5,0 7 7 11,7 11,7 2 6 3,3 10,0 8 21 13,3 35,0 3 4 5,0 6,7 8 5 13,3 8,3 6 25 10,0 41,7 n= 60 orang Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas V di SDN Ciluar 2 Kabupaten Bogor berusia 10 tahun. Siswa berusia 10 tahun memiliki kepuasan rendah berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen, kepuasan sedang berjumlah dua orang 3,3 persen, dan kepuasan tinggi berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa berusia 10 tahun memiliki semangat rendah berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen, semangat sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen, dan semangat tinggi berjumlah tiga orang 21 22 dengan persentase 5 persen. Siswa berusia 11 tahun memiliki kepuasan rendah berjumlah tiga belas orang dengan persentase 21,7 persen, kepuasan sedang lima orang dengan persentase 8,3 persen, dan kepuasaan tinggi tiga belas orang dengan persentase 21,7 persen. Siswa berusia 11 tahun memiliki semangat rendah berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen, semangat sedang berjumlah sebelas orang dengan persentase 18,3 persen, dan semangat tinggi tiga belas orang dengan persentase 21,7 persen. Siswa berusia 12 tahun memiliki kepuasan rendah berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen, kepuasan sedang berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen, dan kepuasan tinggi berjumlah lima belas orang dengan persentase 25 persen. Siswa berusia 12 tahun memiliki semangat rendah berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen, semangat sedang berjumlah delapan belas orang dengan persentase 30 persen, dan semangat tinggi berjumlah delapan belas orang dengan persentase 30 persen. Pada Tabel 2, siswa laki-laki memiliki kepuasan rendah berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen, kepuasan sedang berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen, dan kepuasan tinggi berjumlah enam belas orang dengan persentase 26,7 persen. Siswa laki-laki memiliki semangat rendah berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen, semangat sedang berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen, dan semangat tinggi berjumlah enam belas orang dengan persentase 26,7 persen. Siswa perempuan memiliki kepuasan rendah berjumlah dua belas orang dengan persentase 20 persen, kepuasan sedang berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen, dan kepuasan tinggi berjumlah lima belas orang dengan persentase 25 persen. Siswa perempuan memiliki semangat rendah berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen, semangat sedang berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen, dan semangat tinggi berjumlah delapan belas orang dengan persentase 30 persen. Pada Tabel 2, siswa etnis di luar Sunda dan Jawa memiliki kepuasan rendah berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen, kepuasan sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen, dan kepuasan tinggi berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa etnis di luar Sunda dan Jawa memiliki semangat rendah berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen, semangat sedang dua orang dengan persentase 3,3 persen, dan semangat tinggi tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa etnis Jawa memiliki kepuasan rendah berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen, kepuasan sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen, dan kepuasan tinggi berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen. Siswa etnis Jawa memiliki semangat rendah berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen, semangat sedang berjumlah delapan dengan persentase 13,3 persen, dan semangat tinggi berjumlah enam dengan persentase 10 persen. Siswa etnis Sunda memiliki kepuasan rendah berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen, kepuasan sedang berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen, dan kepuasan tinggi berjumlah dua puluh satu orang dengan persentase 35 persen. Siswa etnis Sunda memiliki semangat rendah berjumlah empat orang 23 dengan persentase 6,7 persen, semangat sedang berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen, dan semangat tinggi berjumlah dua puluh lima orang dengan persentase 41,7 persen. Tabel 3 Hasil uji hubungan antara karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Karakteristik Individu Efektivitas Komunikasi Kelompok Kepuasan Semangat Usia 0,27* 0,36** Jenis Kelamin -0,42** -0,11 Etnis 0,36** 0,38** Keterangan : **sangat nyata pada p ≤ 0,01; *nyata pada p ≤ 0,05 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi usia responden maka semakin tinggi kepuasan belajar. Usia berhubungan nyata (p ≤ 0,05) dengan kepuasan belajar. Semakin tinggi usia responden maka semakin tinggi semangat belajar. Usia berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan semangat belajar. Semakin berjenis kelamin laki-laki maka semakin rendah kepuasan belajar. Jenis kelamin berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan kepuasan belajar. Begitu pun semakin berjenis kelamin laki-laki maka semakin rendah semangat belajar, walau peubah jenis kelamin tidak berpengaruh nyata (p > 0,05) dengan semangat belajar. Semakin dominan etnis Sunda maka semakin tinggi kepuasan belajar. Etnis berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan kepuasan belajar. Semakin dominan etnis Sunda maka semakin tinggi semangat belajar. Etnis berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan semangat belajar. Berdasarkan uji regresi, diperoleh bahwa terdapat hubungan nyata karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi kelompok. Hanya ada satu peubah dalam peubah karakteristik individu yang tidak terdapat hubungan nyata dengan satu peubah dalam efektivitas komunikasi kelompok. Tidak terdapat hubungan nyata jenis kelamin dengan semangat belajar. Tidak ada perbedaan semangat belajar antara laki-laki dan perempuan. 24 HUBUNGAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK Sebelum melakukan kerja kelompok maka guru akan menyampaikan tugas kelompok kepada siswanya dengan cara disampaikan langsung di depan kelas dan dituliskan di papan tulis. Setelah itu semua siswa mengerjakan tugasnya dengan kelompok masing-masing. Di dalam kelo mpok setiap siswa dapat mengemukakan pendapatnya dan setiap pertanyaan dibagikan ke masing-masing anggota kelompok. Untuk mencari jawabannya, setiap anggota dapat membuka buku catatan atau internet. Oleh karena itu, dalam mengerjakan tugas kelompok setiap siswa saling berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat disebut dengan komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok pada siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor meliputi karakteristik pesan verbal, karakteristik pesan non verbal, karakteristik komunikasi interpersonal, dan karakteristik komunikasi bermedia. Tabel 4 Jumlah dan persentase komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Komunikasi Kelompok Jumlah Persentase (orang) (%) Karakteristik Pesan Verbal Rendah 3 5,0 Sedang 11 18,4 Tinggi 46 76,6 Karakteristik Pesan Non Verbal Rendah 12 20,0 Sedang 41 68,4 Tinggi 7 11,6 Karakteristik Saluran Komunikasi Interpersonal Rendah 10 16,6 Sedang 38 63,4 Tinggi 12 20,0 Karakteristik Saluran Komunikasi Bermedia Rendah 15 25,0 Sedang 28 46,6 Tinggi 17 28,4 n= 60 orang Karakteristik pesan verbal yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh tiga orang siswa kelas V dengan persentase 5 persen. Kategori sedang dimiliki oleh sebelas orang siswa kelas V dengan persentase 18,4 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh empat puluh enam orang siswa kelas V dengan persentase 76,6 persen. Dari Tabel 4, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten 26 Bogor pada umumnya memiliki karakteristik pesan verbal yang tinggi. Contoh untuk menyampaikan pesan verbal adalah berdiskusi, menulis, dan membaca buku. Karakteristik pesan non verbal yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh dua belas orang siswa kelas V dengan persentase 20 persen. Kategori sedang dimiliki oleh empat puluh satu orang siswa kelas V dengan persentase 68,4 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh tujuh orang siswa kelas V dengan persentase 11,6 persen. Dari Tabel 4, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki karakteristik pesan non verbal yang sedang. Contoh untuk menyampaikan pesan non verbal adalah gerak tubuh dan ekspresi muka. Karakteristik saluran komunikasi interpersonal yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh sepuluh orang siswa kelas V dengan persentase 16,6 persen. Kategori sedang dimiliki oleh tiga puluh delapan orang siswa kelas V dengan persentase 63,4 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh dua belas orang siswa kelas V dengan persentase 20 persen. Dari Tabel 4, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal yang sedang. Contoh karakteristik saluran komunikasi interpersonal yang digunakan dengan cara komunikasi satu arah atau dua arah. Karakteristik saluran komunikasi bermedia yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh lima belas orang siswa kelas V dengan persentase 25 persen. Kategori sedang dimiliki oleh dua puluh delapan orang siswa kelas V dengan persentase 46,6 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh tujuh belas orang siswa kelas V dengan persentase 28,4 persen. Dari Tabel 4, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia yang sedang. Contoh saluran komunikasi bermedia yang digunakan oleh Siswa SD adalah internet, buku catatan, laporan kerja kelompok, dan papan tulis. Hal ini diperkuat oleh salah satu orang tua siswa. “Kalau ada kerja kelompok di rumah saya, saya suka perhatiin siswasiswa. Ternyata siswa zaman sekarang lebih suka mencari jawaban lewat buku catatan dibandingkan berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Bahkan ada yang mencari jawaban lewat internet di handphone. Jadi mereka jarang memberikan pendapatnya.” (IA, perempuan) 27 Tabel 5 Hubungan antara komunikasi kelompok dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Komunikasi Kelompok Efektivitas komunikasi kelompok Kepuasan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) Karakteristik Pesan Verbal Rendah 7 11,7 0 0,0 2 3,3 Sedang 1 1,7 2 3,3 2 3,3 Tinggi 11 18,3 8 13,3 27 45,0 Karakteristik Pesan Non Verbal Rendah 13 21,7 5 8,3 10 16,7 Sedang 2 3,3 1 1,7 5 8,3 Tinggi 4 6,7 4 6,7 16 26,7 Karakteristik Saluran Komunikasi Interpersonal Rendah 6 10,0 2 3,3 17 28,3 Sedang 8 13,3 5 8,3 5 8,3 Tinggi 5 8,3 3 5,0 9 15,0 Karakteristik Saluran Komunikasi Bermedia Rendah 8 13,3 2 3,3 11 18,3 Sedang 3 5,0 4 6,7 5 8,3 Tinggi 8 13,3 4 6,7 15 25,0 Semangat Rendah Sedang Tinggi Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) 5 1 5 8,3 1,7 8,3 2 1 12 3,3 1,7 20,0 2 3 29 3,3 5,0 48,3 8 0 3 13,3 0,0 5,0 7 2 6 11,7 3,3 10,0 13 6 15 21,7 10,0 25,0 5 3 3 8,3 5,0 5,0 3 8 4 5,0 13,3 6,7 17 7 10 28,3 11,7 16,7 6 2 3 10,0 3,3 5,0 3 6 6 5,0 10,0 10,0 12 4 18 20,0 6,7 30,0 n= 60 orang Pada Tabel 5, siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal rendah dan kepuasan rendah berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal rendah dan kepuasan tinggi berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal rendah dan semangat rendah berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal rendah dan semangat sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki 27 28 karakteristik pesan verbal rendah dan semangat tinggi berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal sedang dan kepuasan rendah berjumlah satu orang dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal sedang dan kepuasan sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal sedang dan kepuasan tinggi berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal sedang dan semangat rendah berjumlah satu orang dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal sedang dan semangat sedang berjumlah satu orang dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal sedang dan semangat tinggi berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal tinggi dan kepuasan rendah berjumlah sebelas orang dengan persentase 18,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal tinggi dan kepuasan sedang berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal tinggi dan kepuasan tinggi berjumlah dua puluh tujuh orang dengan persentase 45 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal tinggi dan semangat rendah berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal tinggi dan semangat sedang berjumlah dua belas orang dengan persentase 20 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan verbal tinggi dan semangat tinggi berjumlah dua puluh sembilan orang dengan persentase 48,3 persen. Pada Tabel 5, siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal rendah dan kepuasan rendah berjumlah tiga belas orang dengan persentase 21,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal rendah dan kepuasan sedang berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal rendah dan kepuasan tinggi berjumlah sepuluh orang dengan persentase 16,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal rendah dan semangat rendah berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal rendah dan semangat sedang berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal rendah dan semangat tinggi berjumlah tiga belas orang dengan persentase 21,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal sedang dan kepuasan rendah berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal sedang dan kepuasan sedang berjumlah satu orang dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal sedang dan kepuasan tinggi berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal sedang dan semangat sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal sedang dan semangat tinggi berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal tinggi dan kepuasan rendah berjumlah empat orang 29 dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal tinggi dan kepuasan sedang berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal tinggi dan kepuasan tinggi berjumlah enam belas orang dengan persentase 26,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal tinggi dan semangat rendah berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal tinggi dan semangat sedang berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki karakteristik pesan non verbal tinggi dan semangat tinggi berjumlah lima belas orang dengan persentase 25 persen. Pada Tabel 5, siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal rendah dan kepuasan rendah berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal rendah dan kepuasan sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal rendah dan kepuasan tinggi berjumlah tujuh belas orang dengan persentase 28,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal rendah dan semangat rendah berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal rendah dan semangat sedang berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal rendah dan semangat tinggi berjumlah tujuh belas orang dengan persentase 28,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal sedang dan kepuasan rendah berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal sedang dan kepuasan sedang berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal sedang dan kepuasan tinggi berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal sedang dan semangat rendah berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal sedang dan semangat sedang berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal sedang dan semangat tinggi berjumlah tujuh orang dengan persentase 11,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal tinggi dan kepuasan rendah berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal tinggi dan kepuasan sedang berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal tinggi dan kepuasan tinggi berjumlah sembilan orang dengan persentase 15 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal tinggi dan semangat rendah berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal tinggi dan semangat sedang berjumlah empat orang dengan persentase 30 6,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi interpersonal tinggi dan semangat tinggi berjumlah sepuluh orang dengan persentase 16,7 persen. Pada Tabel 5, siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia rendah dan kepuasan rendah berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia rendah dan kepuasan sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia rendah dan kepuasan tinggi berjumlah sebelas orang dengan persentase 18,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia rendah dan semangat rendah berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia rendah dan semangat sedang berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia rendah dan semangat tinggi berjumlah dua belas orang dengan persentase 20 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia sedang dan kepuasan rendah berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia sedang dan kepuasan sedang berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia sedang dan kepuasan tinggi berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia sedang dan semangat rendah berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia sedang dan semangat sedang berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia sedang dan semangat tinggi berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia tinggi dan kepuasan rendah berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia tinggi dan kepuasan sedang berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia tinggi dan kepuasan tinggi berjumlah lima belas orang dengan persentase 25 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia tinggi dan semangat rendah berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia tinggi dan semangat sedang berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki karakteristik saluran komunikasi bermedia tinggi dan semangat tinggi berjumlah delapan belas orang dengan persentase 30 persen. 31 Tabel 6 Hasil uji hubungan antara komunikasi kelompok dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Komunikasi Kelompok Efektivitas Komunikasi Kelompok Kepuasan Semangat ** Karakteristik Pesan Verbal 0,494 0,417** Karakteristik Pesan Non 0,229 0,147 Verbal Karakteristik Saluran 0,311* 0,363** Komunikasi Interpersonal Karakteristik Saluran -0,011 0,104 Komunikasi Bermedia Keterangan : **sangat nyata pada p ≤ 0,01; *nyata pada p ≤ 0,05 Semakin tinggi karakteristik pesan verbal maka semakin tinggi kepuasan belajar. Karakteristik pesan verbal berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan kepuasan belajar. Semakin tinggi karakteristik pesan verbal maka semakin tinggi semangat belajar. Karakteristik pesan verbal berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan semangat belajar. Semakin tinggi karakteristik saluran komunikasi interpersonal maka semakin tinggi kepuasan belajar. Karakteristik saluran komunikasi interpersonal berhubungan nyata (p ≤ 0,05) dengan kepuasan belajar. Semakin tinggi karakteristik saluran komunikasi interpersonal maka semakin tinggi semangat belajar. Karakteristik saluran komunikasi interpersonal berhubungan nyata (p ≤ 0,01) dengan semangat belajar. Berdasarkan uji regresi, diperoleh bahwa terdapat hubungan nyata karakteristik pesan verbal dan karakteristik saluran komunikasi interpersonal dengan efektivitas komunikasi kelompok. Ada dua peubah dalam peubah komunikasi kelompok yang tidak terdapat hubungan nyata dengan efektivitas komunikasi kelompok, yaitu karakteristik pesan non verbal dan karakteristik saluran komunikasi bermedia. 32 HUBUNGAN DUKUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK Dukungan pada siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor meliputi dukungan guru dan dukungan orang tua. Guru sangat mendukung dengan adanya metode kerja kelompok. Dukungan guru yang diberikan pada saat kerja kelompok dengan cara memberikan nilai tambah, memberi nasehat kepada siswa, menjelaskan kembali aturan dalam kerja kelompok, dan mengawasi kegiatan kerja kelompok. Selain guru yang mendukung adanya kerja kelompok, orangtua pun mendukung adanya kerja kelompok. Dukungan orangtua terasa apabila kerja kelompok dilakukan di salah satu rumah anggota kelompok. Dukungan orangtua meliputi mengawasi kegiatan kerja kelompok dan membantu mengerjakan tugas kelompok. Tabel 7 Jumlah dan persentase dukungan siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Dukungan Jumlah Persentase (orang) (%) Dukungan Guru Rendah 7 11,6 Sedang 19 31,7 Tinggi 34 56,7 Dukungan Orangtua Rendah 10 16,6 Sedang 33 55,0 Tinggi 17 28,4 n= 60 orang Dukungan guru yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh tujuh orang siswa kelas V dengan persentase 11,6 persen. Kategori sedang dimiliki oleh sembilan belas orang siswa kelas V dengan persentase 31,7 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh tiga puluh empat orang siswa kelas V dengan persentase 56,7 persen. Dari Tabel 7, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki dukungan guru yang tinggi. Contoh dukungan yang diberikan oleh guru kepada siswa kelas V adalah menjelaskan materi, memberikan nilai, memberikan nasehat, dan menjelaskan tata cara. Hal ini diperkuat oleh dua orang guru. “Guru sangat mendukung kegiatan kerja kelompok dengan cara memberikan nilai tambah kepada kelompok yang mengumpulkan tugasnya dengan tepat waktu.” (S dan SR, perempuan) Hal ini diperkuat oleh ketiga orangtua murid. “Guru mendukung dengan cara memberi nasihat kepada siswa yang susah diajak kerja pada saat kerja kelompok.” (BS, laki-laki) 34 “Guru mendukung dengan cara menjelaskan kembali aturan dalam kerja kelompok dan memberikan nilai tambah pada siswa yang aktif di dalam kelompoknya.” (R, perempuan) “Guru mendukung dengan cara mengawasi kegiatan kerja kelompok apabila dilakukan di dalam kelas.” (IA, perempuan) Dukungan orangtua yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh sepuluh orang siswa kelas V dengan persentase 16,6 persen. Kategori sedang dimiliki oleh tiga puluh tiga orang siswa kelas V dengan persentase 55 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh tujuh belas orang siswa kelas V dengan persentase 28,4 persen. Dari Tabel 7, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki dukungan orangtua yang sedang. Contoh dukungan yang diberikan oleh orang tua kepada siswa kelas V adalah ibu dan bapak mengawasi saat kerja kelompok dan ibu dan bapak memberikan semangat saat kerja kelompok. Hal ini diperkuat oleh salah satu guru. “Kebanyakan pekerjaan orang tua siswa adalah buruh. Untuk menjadi seorang buruh menyita waktu banyak sehingga untuk bertemu dengan siswanya saja sangat sedikit waktunya. Buruh bekerja setiap hari dari pagi sampai malam sehingga untuk memberi dukungan untuk belajar saja sangat jarang diberikan oleh orang tua siswa.” (S, perempuan) Hal ini diperkuat oleh dua orangtua. “Saya mendukung adanya kerja kelompok tetapi saya sangat jarang mengawasi pada saat kerja kelompok di rumah saya.” (BS, laki-laki) “Saya mendukung kerja kelompok. Kalau saya sedang ada di rumah saya mengawasi siswa yang kerja kelompok di rumah saya. Terkadang saya membantu mereka mengerjakan tugasnya apabila mereka anggap tugasnya sulit.” (R, perempuan) 35 Tabel 8 Hubungan antara dukungan dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Dukungan Efektivitas Komunikasi Kelompok Kepuasan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) Dukungan Guru Rendah 9 15,0 3 5,0 2 3,3 Sedang 4 6,7 3 5,0 5 8,3 Tinggi 6 10,0 4 6,7 24 40,0 Dukungan Orangtua Rendah 5 8,3 4 6,7 4 6,7 Sedang 11 18,3 4 6,7 12 20,0 Tinggi 3 5,0 2 3,3 15 25,0 Semangat Rendah Sedang Tinggi Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) 9 1 1 15,0 1,7 1,7 3 3 9 5,0 5,0 15,0 2 8 24 3,3 13,3 40,0 5 5 1 8,3 8,3 1,7 2 8 5 3,3 13,3 8,3 6 14 14 10,0 23,3 23,3 n= 60 orang Pada Tabel 8, siswa yang menerima dukungan guru rendah dan kepuasan rendah berjumlah sembilan orang dengan persentase 15 persen. Siswa yang menerima dukungan guru rendah dan kepuasan sedang berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang menerima dukungan guru rendah dan kepuasan tinggi berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang menerima dukungan Pada Tabel 8, siswa yang menerima dukungan orangtua rendah dan kepuasan rendah berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua rendah dan kepuasan sedang berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua rendah dan kepuasan tinggi berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua rendah dan semangat rendah berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua rendah dan semangat sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua rendah dan semangat tinggi berjumlah enam orang dengan persentase 10 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua sedang dan kepuasan rendah berjumlah sebelas orang dengan persentase 18,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua sedang dan kepuasan sedang berjumlah empat orang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua sedang dan kepuasan tinggi berjumlah dua belas orang dengan persentase 20 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua sedang dan semangat rendah berjumlah lima orang 35 36 dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua sedang dan semangat sedang berjumlah delapan orang dengan persentase 13,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua sedang dan semangat tinggi berjumlah empat belas orang dengan persentase 23,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua tinggi dan kepuasan rendah berjumlah tiga orang dengan persentase 5 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua tinggi dan kepuasan sedang berjumlah dua orang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua tinggi dan kepuasan tinggi berjumlah lima belas orang dengan persentase 25 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua tinggi dan semangat rendah berjumlah satu orang dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua tinggi dan semangat sedang berjumlah lima orang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang menerima dukungan orangtua tinggi dan semangat tinggi berjumlah empat belas orang dengan persentase 23,3 persen. Tabel 9 Hasil uji hubungan antara dukungan dengan efektivitas komunikasi kelompok siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Dukungan Efektivitas Komunikasi Kelompok Kepuasan Semangat ** Dukungan Guru 0,446 0,480** Dukungan Orangtua 0,322* 0,266* Keterangan : **sangat nyata pada p ≤ 0,01; *nyata pada p ≤ 0,05 Semakin tinggi dukungan guru maka semakin tinggi kepuasan belajar. Dukungan guru berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan kepuasan belajar. Semakin tinggi dukungan guru maka semakin tinggi semangat belajar. Dukungan guru berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan semangat belajar. Semakin tinggi dukungan orang tua maka semakin tinggi kepuasan belajar. Dukungan orang tua berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,05) dengan kepuasan belajar. Semakin tinggi dukungan orang tua maka semakin tinggi semangat belajar. Dukungan orang tua berpengaruh nyata (p ≤ 0,05) terhadap semangat belajar. Berdasarkan uji regresi, diperoleh bahwa terdapat hubungan nyata dukungan dengan efektivitas komunikasi kelompok. Dari Tabel 9, dukungan guru sangat berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi kelompok. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara kepada salah satu guru. ”Sebagai guru, saya sangat mendukung adanya kerja kelompok dalam kegiatan belajar mengajar supaya siswa-siswa dapat saling menghargai dan menjalin pertemanan satu sama lain. Saya juga akan memberikan nilai yang tinggi kepada kelompok yang mengerjakannya tepat waktu.” (SR, perempuan) HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN PRESTASI BELAJAR Efektivitas komunikasi kelompok pada siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor meliputi kepuasan dan semangat. Prestasi belajar pada siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor meliputi kognitif, afektif, dan konatif. Tabel 10 Jumlah dan persentase efektivitas komunikasi kelompok dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Efektivitas Komunikasi Jumlah Persentase Kelompok dan Prestasi (orang) (%) Belajar Kepuasan Rendah 4 6,6 Sedang 33 55,0 Tinggi 23 38,4 Semangat Rendah 11 18,4 Sedang 36 60,0 Tinggi 13 21,6 Kognitif Rendah 5 8,4 Sedang 19 31,6 Tinggi 36 60,0 Afektif Rendah 2 3,4 Sedang 22 36,6 Tinggi 36 60,0 Tingkat Konatif Rendah 15 25,0 Sedang 28 46,6 Tinggi 17 28,4 n= 60 orang Kepuasan yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh empat orang siswa kelas V dengan persentase 6,6 persen. Kategori sedang dimiliki oleh tiga puluh tiga orang siswa kelas V dengan persentase 55 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh dua puluh tiga orang siswa kelas V dengan persentase 38,4 persen. Dari Tabel 10, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki kepuasan yang sedang. Contoh dari kepuasan yang didapatkan oleh siswa kelas V adalah merasa nyaman, merasa senang, dan merasa puas. Semangat yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki 38 oleh sebelas orang siswa kelas V dengan persentase 18,4 persen. Kategori sedang dimiliki oleh tiga puluh enam orang siswa kelas V dengan persentase 60 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh tiga belas orang siswa kelas V dengan persentase 21,6 persen. Dari Tabel 10, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki semangat yang sedang. Contoh dari semangat yang didapatkan oleh siswa kelas V adalah kehadiran dari teman sekelompok yang tepat waktu, kedisplinan dalam mengerjakan tugas, dan adanya kerjasama antara anggota kelompok. Kognitif yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh lima orang siswa kelas V dengan persentase 8,4 persen. Kategori sedang dimiliki oleh sembilan belas orang siswa kelas V dengan persentase 31,6 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh tiga puluh enam orang siswa kelas V dengan persentase 60 persen. Dari Tabel 10, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki kognitif yang tinggi. Manfaat kerja kelompok dari kognitif yang didapatkan siswa kelas V adalah bertambahnya pengetahuan dan pemahaman. Afektif yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh dua orang siswa kelas V dengan persentase 3,4 persen. Kategori sedang dimiliki oleh dua puluh dua orang siswa kelas V dengan persentase 36,6 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh tiga puluh enam orang siswa kelas V dengan persentase 60 persen. Dari Tabel 10, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki afektif yang tinggi. Manfaat kerja kelompok dari afektif yang didapatkan siswa kelas V adalah mengubah sikap dan dapat membantu dalam kegiatan belajar mengajar. Konatif yang terdapat di SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah dimiliki oleh lima belas orang siswa kelas V dengan persentase 25 persen. Kategori sedang dimiliki oleh dua puluh delapan orang siswa kelas V dengan persentase 46,6 persen. Kategori tinggi dimiliki oleh tujuh belas orang siswa kelas V dengan persentase 28,4 persen. Dari Tabel 10, siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor pada umumnya memiliki konatif yang sedang. Contoh dari tingkat konatif siswa kelas V adalah dapat mendukung kerja kelompok, menginginkan kerja kelompok di setiap mata pelajaran, menerapkan materi, dan melakukan kembali materi yang telah didapatkan pada saat kerja kelompok. 39 Tabel 11 Hubunga Efektivitas Komunikasi Kelompok dengan Prestasi Belajar siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Efektivitas Prestasi Belajar Komunikasi Kognitif Afektif Konatif Kelompok Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Kepuasan 16,7 6,7 8,3 25,0 3,3 3,3 15,0 6,7 10,0 Rendah 5,0 5,0 6,7 6,7 6,7 3,3 8,3 3,3 5,0 Sedang 3,3 5,0 45,0 8,3 8,3 35,0 1,7 8,3 41,7 Tinggi Semangat 15,0 1,7 1,7 15,0 1,7 1,7 10,0 5,0 3,3 Rendah 5,0 10,0 10,0 15,0 3,3 6,7 6,7 6,7 11,7 Sedang 5,0 3,3 48,3 10,0 13,3 33,3 8,3 6,7 41,7 Tinggi Pada Tabel 11, siswa yang memiliki kepuasan rendah dan kognitif rendah dengan persentase 16,7 persen. Siswa yang memiliki kepuasan rendah dan kognitif sedang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki kepuasan rendah dan kognitif tinggi dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan kognitif rendah dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan kognitif sedang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan kognitif tinggi dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan kognitif rendah dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan kognitif sedang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan kognitif tinggi dengan persentase 45 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan kognitif rendah dengan persentase 15 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan kognitif sedang dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan kognitif tinggi dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki 39 40 semangat sedang dan kognitif rendah dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki semangat sedang dan kognitif sedang dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki semangat sedang dan kognitif tinggi dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan kognitif rendah dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan kognitif sedang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan kognitif tinggi dengan persentase 48,3 persen. Pada Tabel 11, siswa yang memiliki kepuasan rendah dan afektif rendah dengan persentase 25 persen. Siswa yang memiliki kepuasan rendah dan afektif sedang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan rendah dan tinggi dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan afektif rendah dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan afektif sedang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan afektif tinggi dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan afektif rendah dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan afektif sedang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan afektif tinggi dengan persentase 35 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan afektif rendah dengan persentase 15 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan afektif sedang dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan afektif tinggi dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki semangat sedang dan afektif rendah dengan persentase 15 persen. Siswa yang memiliki semangat sedang dan afektif sedang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki semangat sedang dan afektif tinggi dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan afektif rendah dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan afektif sedang dengan persentase 13,3 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan afektif tinggi dengan persentase 33,3 persen. Pada Tabel 11, siswa yang memiliki kepuasan rendah dan konatif rendah dengan persentase 15 persen. Siswa yang memiliki kepuasan rendah dan konatif sedang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki kepuasan rendah dan konatif tinggi dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan konatif rendah dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan konatif sedang dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan sedang dan konatif tinggi dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan konatif rendah dengan persentase 1,7 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan konatif sedang dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki kepuasan tinggi dan konatif tinggi dengan persentase 41,7 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan konatif rendah dengan persentase 10 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan konatif sedang dengan persentase 5 persen. Siswa yang memiliki semangat rendah dan konatif tinggi dengan persentase 3,3 persen. Siswa yang memiliki semangat sedang dan konatif rendah dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki semangat 41 sedang dan konatif sedang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki semangat sedang dan konatif tinggi dengan persentase 11,7 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan konatif rendah dengan persentase 8,3 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan konatif sedang dengan persentase 6,7 persen. Siswa yang memiliki semangat tinggi dan konatif tinggi dengan persentase 41,7 persen. Hasil analisis uji korelasi rank Spearman menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar Siswa SD didapatkan hasil bahwa kepuasan dan semangat berhubungan nyata dengan prestasi belajar Siswa SD. Hubungan antar peubah penelitian tersebut digambarkan pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil uji hubungan antara efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Ciluar 2, Kabupaten Bogor, 2016 Efektivitas Prestasi Belajar Komunikasi Kognitif Afektif Konatif Kelompok Kepuasan 0,466** 0,456** 0,491** Semangat 0,602** 0,546** 0,408** Keterangan : **sangat nyata pada p ≤ 0,01 Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa semakin tinggi kepuasan belajar maka semakin tinggi kognitif, afektif, dan konatif. Kepuasan belajar berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan kognitif, afektif, dan konatif. Semakin tinggi semangat belajar maka semakin tinggi kognitif, afektif, dan konatif. Semangat belajar berhubungan sangat nyata (p ≤ 0,01) dengan konitif, afektif, dan konatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan sangat nyata efektivitas komunikasi kelompok terhadap prestasi belajar anak SD. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slamet, 1995). Dengan diadakan metode belajar kerja kelompok dapat membuat prestasi belajar anak SD meningkat. Dapat dilihat dari hasil rapot di setiap akhir semester. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunkan metode kerja kelompok siswa kelas V mendapatkan suatu perubahan tingkah laku dari pengalamannya sendiri. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara kepada salah satu guru dan orang tua murid. “Kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa yang awalnya malas-malasan untuk belajar karena adanya kerja kelompok siswa tersebut lebih giat untuk belajar.” (SR, perempuan) “Anak saya yang tadinya tidak suka belajar jadi suka belajar karena malu dengan teman satu kelompoknya. Awalnya pulang sekolah main sama tetangga sekarang setiap mau kerja kelompok belajar terlebih dahulu.” (BS, laki-laki) 42 Hasil analisis inferensial dan penjelasan di atas menyatakan bahwa hipotesis penelitian tentang “terdapat hubungan nyata efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar,” diterima. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik beberapa hal sebagai simpulan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa hal yang dapat ditarik sebagai simpulan adalah sebagai berikut. 1. Siswa kelas V pada umumnya berusia sebelas tahun dengan jumlah siswa perempuan kelas V lebih banyak dibandingkan dengan siswa laki-laki dan siswa kelas V pada umumnya beretnis Sunda. Karakteristik pesan verbal termasuk kategori tinggi dan karakteristik pesan non verbal termasuk kategori sedang. Adapun karakteristik saluran komunikasi interpersonal termasuk kategori sedang dan karakteristik saluran komunikasi bermedia termasuk kategori sedang. Dukungan guru termasuk kategori tinggi dan dukungan orangtua termasuk kategori sedang. 2. Karakteristik individu berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi kecuali jenis kelamin tidak berhubungan nyata dengan semangat. Komunikasi kelompok berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi khususnya pada karakteristik pesan verbal dan karakteristik saluran komunikasi interpersonal. Dukungan berhubunga nyata dengan efektivitas komunikasi kelompok. 3. Dalam kegiatan kerja kelompok terdapat hubungan sangat nyata efektivitas komunikasi kelompok dengan prestasi belajar siswa kelas V. Saran Metode kerja kelompok yang diterapkan pada kegiatan belajar mengajar mendorong penulis untuk merekomendasikan beberapa hal terkait kegiatan kerja kelompok yang diharapkan pada siswa kelas V. Beberapa saran sebagai berikut. 1. Hasil dari kerja kelompok dipresentasikan di depan kelas. Lalu lakukan sesi tanya jawab agar guru dapat mengetahui seberapa jauh siswa memahani materi. Hal ini dilakukan untuk mendorong siswa yang tidak aktif di kelas menjadi aktif di kelas. 2. Kerja kelompok dapat dilakukan di rumah salah satu anggota agar siswa merasakan dukungan orang tua yang diberikan pada saat kerja kelompok. 44 DAFTAR PUSTAKA Anatan L, Nurrohim H. 2009. Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi. Jurnal Manajemen, 08(02): 3-7. [internet]. [16 Januari 2016]. [diunduh dari http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/216]. [BPS] Badan Pusat Statistika. 2015. Jumlah sekolah dasar, guru, dan murid tahun 2014/2015. [internet]. [4 Agustus 2016] [diunduh dari https://bps.go.id/link TabelStatis/view/id/1810]. Cangara H. 2002.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta [ID]: PT. RajaGrafindo. Effendy OU. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung [ID]: Citra Aditya Bakti. Huraerah A, Purwanto. 2006. Dinamika Kelompok. Bandung [ID]: PT. Refika Aditama. [Kemendikbud] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peta Lokasi Penelitian. [internet]. [25 Maret 2016]. [diunduh dari http://referensi.data.kemdikbud. go.id/tabs.php?npsn=20201776#]. Lestari H. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika menggunakan Metode Kerja Kelompok pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ketanggen Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. [skripsi]. Salatiga [ID]: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. [internet]. [18 Juli 2016]. [diunduh dari http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/317 bfe894722bf55.pdf]. Mugniesyah SS. 2006. Ilmu Penyuluhan. Bogor [ID]: Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. _____________. 2014. Sejarah Komunikasi dalam Dasar-dasar Komunikasi. Hubeis AV. Bogor [ID]: Sains KPM IPB Press. Mulyana D. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung [ID]: Remaja Rosdakarya. [PP] Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan. [internet]. [diunduh dari http://sdm.data.kemendikbud.go.id/ SNP/dokumen/Kur/Lampiranpersen20Permenpersen20Nomorpersen2061pe rsen20thpersen202014persen20ttgpersen20KTSP.pdf]. Putra CP. 2015. Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Permainan Air Soft. Jurnal Skripsi, 01(01): 6-7. [internet]. [16 Januari 2016]. [diunduh dari http://jurnalkommas.com/docs/Jurnalpersen20Christian.pdf]. Rakhmat J. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung [ID]: PT Remaja Rosdakarya. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta [ID]: Graha Ilmu. Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta [ID]: UIN Jakarta Press. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta [ID]: Raja Grafindo Persada. Sa’adah S. 2015. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03. [skripsi]. Jakarta [ID]: Universitas Negeri Islam. [internet]. [18 Juli 2016]. [diunduh dari repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/.../3/SITI persen20SA'ADAH-FITK.pdf]. Saleh A. 2014. Komunikasi Kelompok. Hubeis AV, editor Bogor [ID]: Sains KPM IPB Press. 46 Sendjaja SD. 2008. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta [ID]: Penerbit Universitas Terbuka. Sianipar S. 2010. Hubungan antara Pemanfaatan Sumber Belajar Perpustakaan dan Komunikasi Interpersonal dengan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X SMA Swasta Sekecamatan Sunggal. Jurnal Teknologi Pendidikan, 01(01): 14. [internet]. [pada 03 Februari 2016]. [diunduh dari http://digilib.unimed.ac .id/publicUNIMED –article23970Salemanpersen20Sianipar.pdf]. Winkel WS.1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta [ID]: Grasindo. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta [ID]: Grasindo. Wonodiharjo F. 2014. Komunikasi Kelompok yang Memhubungani Konsep Diri dalam Komunitas Cosplay “COSURA” Surabaya. Jurnal E-Komunikasi, 02(03): 1-3. [internet]. [10 Maret 2016]. [diuduh dari http://studentjournal. petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/3798/3571]. Wulandari E. 2012. Penggunaan Metode Kerja Kelompok sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Subpokok Bahasan Perubahan Sifat Benda Kelas V SDN 1 Mertapada Kulon. [skripsi]. Cirebon [ID]: Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati. LAMPIRAN 48 49 Lampiran 1 Jadwal pelaksanaan penelitian Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Skripsi Pengambilan Data Lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Kelayakan Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi 49 51 Lampiran 2 Kerangka responden No Nama Alamat Siswa (1) (2) (3) 1 AKA Jalan Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 2 NMD Desa Cimandala Sari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 3 RNF Babakan Rawa Haur 4 MKF Ciluar 5 MR Jalan Bantex 6 AZ Jalan Dharmais, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 7 RAP Jalan Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 8 SSA Jalan BKIA, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 9 I Kabupaten Bogor 10 IP Jalan Dharmais, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 11 FA Jalan BKIA, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 12 RP Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 13 S Kabupaten Bogor 14 RAP Kampung Kebon Kelapa 15 NIA Desa Cijujung Tengah, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 16 NA Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 17 NFB Nanggewer, Bogor 18 NHH Jalan Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 19 IR Jalan Jembatan Hitam, Kabupaten Bogor 20 MRR Ciluar 21 TWK Jalan Jembatan Pari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 22 RRL Jalan Dharmais, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 23 FDR Jalan Jembatan Pari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Etnis (4) Sunda Jawa Jawa Jawa Sunda Sunda Sunda Sunda Sunda Sunda Sunda Jawa Sunda Sunda Lampung Sunda Sunda Sunda Palembang Sunda Sunda Sunda Sunda 52 (1) 24 25 26 27 (2) SBK NJA ALS GNI 28 SZC 29 DA 30 ABR 31 ZGR 32 DEP 33 34 AP ARA 35 NCR 36 SM 37 NC 38 MA 39 MAR 40 HSF 41 WAM 42 FA 43 NR 44 LM 45 VMF (3) Kampung Ciparengga Graha Kartika Pratama Kampung Kebon Kelapa Jembatan Pari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Jalan Dharmais, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Cijujung Blodes, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Jalan Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Pabuaran RT 03 RW 07, Kabupaten Bogor Kampung Kebon Kelapa Jalan Dharmais, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Jalan BKIA, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cijujung Tengah, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cimandala Sari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Jalan Jembatan Hitam RT 02 RW 11, Kabupaten Bogor Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Perumahan Mega Sentul Jalan Bogenvil, Kabupaten Bogor Kampung Mandala Sari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor (4) Jawa Minahasa Sunda Jawa Sunda Sunda Sunda Jawa Jawa Jawa Sunda Sunda Jawa Jawa Sunda Jawa Jawa Jawa Sunda Sunda Sunda Sunda 53 (1) (2) 46 RMS 47 PUM 48 DO 49 DF 50 DNH 51 FS 52 FN 53 54 AP NNS 55 MMDS 56 AB 57 AANH 58 DE 59 RAA 60 B (3) Jalan BKIA, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Jembatan Pari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cimandala Sari RT 01 RW 03, Kabupaten Bogor Kandang Roda RT 07 RW 05, Kabupaten Bogor Desa Cimandala Sari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Kampung Kebon Kelapa, Kabupaten Bogor Jembatan Progo Jembatan Pari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Ciparigi RT 02 RW 09, Kabupaten Bogor Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Jembatan Pari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Kampung Kebon Kelapa, Kaupaten Bogor Jalan Dharmais, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor Desa Cimandala Sari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor (4) Jawa Batak Lampung Palembang Sunda Sunda Sunda Sunda Sunda Jawa Dayak Sunda Sunda Aceh Jawa 54 55 Lampiran 3 Peta lokasi penelitian Sumber: kemendikbud 56 57 Lampiran 4 Uji validitas instrumen Karakteristik Individu, Komunikasi Kelompok, Dukungan, Efektivitas Komunikasi Kelompok, dan Prestasi Belajar Usia Jenis Kelamin Etnis Pesan 1 Pesan 2 Pesan 3 Pesan 4 Pesan 5 Pesan 6 Pesan 7 Pesan 8 Pesan 9 Pesan 10 Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3 Saluran 4 Saluran 5 Saluran 6 Saluran 7 Saluran 8 Saluran 9 Saluran 10 Dukungan 1 Dukungan 2 Dukungan 3 Dukungan 4 Dukungan 5 Dukungan 6 Dukungan 7 Dukungan 8 Dukungan 9 Pearson Correlation Karakteristik Individu -0,138 0,745 ** 0,913 ** Komunikasi Kelompok 0,788 ** 0,704 * 0,885 ** 0,788 ** 0,538 0,772 ** 0,422 0,830 ** 0,885 ** 0,788 ** 0,776 ** 0,463 0,576 0,463 0,415 0,463 0,493 0,555 0,418 0,876 ** Dukungan 0,788 ** 0,422 0,885 ** 0,788 ** 0,538 0,772 ** 0,704 * 0,830 ** 0,885 ** Sig, (2-tailed) 0,70 0,01 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,10 0,00 0,22 0,00 0,00 0,00 0,00 0,17 0,08 0,17 0,23 0,17 0,14 0,09 0,22 0,00 0,00 0,22 0,00 0,00 0,10 0,00 0,02 0,00 0,00 58 Karakteristik Individu, Pearson Correlation Sig, (2-tailed) Komunikasi Kelompok, Dukungan, Efektivitas Komunikasi Kelompok, dan Prestasi Belajar Dukungan 10 0,788 ** 0,00 Efektivitas Komunikasi Kelompok Efektivitas 1 0,860 ** 0,00 Efektivitas 2 0,901 ** 0,00 Efektivitas 3 0,632 * 0,05 Efektivitas 4 0,635 * 0,04 Efektivitas 5 0,459 0,18 Efektivitas 6 0,605 0,06 Efektivitas 7 0,657 * 0,03 Efektivitas 8 0,901 ** 0,00 Efektivitas 9 0,688 * 0,02 Efektivitas 10 0,401 0,25 Prestasi Belajar Prestasi 1 0,784 ** 0,00 Prestasi 2 0,725 ** 0,00 Prestasi 3 0,640 * 0,04 Prestasi 4 0,441 0,20 Prestasi 5 0,730 ** 0,00 Prestasi 6 0,431 0,21 Prestasi 7 0,892 ** 0,00 Prestasi 8 0,899 ** 0,00 Prestasi 9 0,843 ** 0,00 Prestasi 10 0,574 0,08 59 Lampiran 5 Uji reliabilitas instrumen Karakteristik Individu, Cronbach’s Alpha Komunikasi Kelompok, Dukungan, Efektivitas Komunikasi Kelompok, dan Prestasi Belajar Karakteristik individu 0,578 Komunikasi kelompok 0,851 Dukungan 0,879 Efektivitas komunikasi 0,850 kelompok Prestasi belajar 0,878 N of Items 4 20 10 10 10 60 61 RIWAYAT HIDUP Febina Talitha dilahirkan di Bogor, 18 Februari 1994. Penulis adalah anak ke dua dari dua bersaudara dari pasangan (alm) Dr Ir Bambang Dradjat, Mec dan Dra Azlinda Sri Rahayu Azahari Dradjat. Pendidikan formal yang pernah dijalani penulis adalah SD Negeri Polisi 4 Bogor pada periode 2000-2006, SMP Negeri 1 Bogor pada periode 2006-2009, dan SMA Negeri 1 Bogor pada periode 2009-2012. Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Intstitut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN tulis. Selain aktif dalam perkuliahan, penulis juga aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bulutangkis. Penulis juga telah mengikuti perlombaanperlombaan bulitangkis di IPB. Penulis pernah menjadi juara di beberapa perlombaan bulutangkis di IPB antara lain juara 3 E-Spent 2013, juara 1 OMI 2013, dan juara 3 OMI 2014. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah komunikasi kelompok.