Analisis Pola Komunikasi Organisasi Humas

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
State of The Art
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yang dapat memberikan
kontribusi untuk kepentingan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini diperlukan beberapa penelitian terdahulu yang bertujuan untuk mengumpulkan
referensi yang terkait dengan penelitian ini.Literasi yang diambil ada kaitannya dengan
Komunikasi Organisasi dalam melalui media komunikasi Beberapa penelitian tersebut disajikan
dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 State of The Art
Tempat
No
Nama Peneliti
dan
Waktu
1.
Judul
Metode
Penelitian
Penelitian
Kualitatif
Hasil Penelitian
Mohamad
Jepara,
Analisis
Rifqy
2012
Tingkat
tingkat penggunaan TIK pada UKM di
Penggunaan
Jepara pada tingkat sedang, cenderung
Teknologi
rendah. Hal ini ditunjukkan dari
Informasi dan
rendahnya kepemilikan peralatan TIK.
Komunikasi
Sedangkan pemanfaatan TIK memiliki
Pada Usaha
minat besar dalam memanfaatkan TIK
Roosdhani
Purwo Adi
Wibowo
Anna
Widiastuti
Kecil
Menengah di
Kab. Jepara
Hasil penelitian ditemukan bahwa
untuk
mendukung
bisnis
yang
dijalankannya.
Kesimpulan yang diperoleh adalah
tingkat kepemilikan fasilitas dan
infrastruktur TIK oleh UKM pada
tingkat sedang cenderung rendah,
pemanfaatan TIK masih pada hal-hal
yang bersifat umum belum secara
sinergi untuk meningkatkan kinerja
Tempat
No
Nama Peneliti
dan
Waktu
Judul
Metode
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
atau untuk mendukung pengolaan
usaha
secara
efisien,
persepsi
responden terhadap kemanfaatan TIK
pada bisnis tinggi, dan pengusaha
UKM memiliki minat besar dalam
mengadopsi TIK untuk mengelola
bisnis yang dijalankannya.
2
Kirana Devi
2014
Pradysta
Pola
Kualitaif
Berdasarkan hasil penelitian yang
Komunikasi
dilakukan dilapangan, maka dapat
Organisasi
dijelaskan bahwa komunikasi vertikal,
komunikasi
Pada Rumah
horisontal,
komunikasi
Makan
lintas saluran serta pola komunikasi
Paradise Resto
yang tercipta di rumah makan Paradise
Di Gamping
Resto
berjalan
lancar
baik
itu
Yogyakarta
komunikasi
formal
ataupun
Dalam
informalnya.
Semua
anggota
Menciptakan
organisasi dapat saling berkomunikasi
Keharmonisan
dan menyampaikan pesan dengan
Karyawan
baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
perusahaan mampu membentuk pola
dan aliran komunikasi yang baik dan
lancar sehingga mampu menciptakan
hubungan yang harmonis diantara
karyawan di rumah makan Paradise
Resto
3
Nopillo
2014
Analisis Pola
Komunikasi
Organisasi
Humas
Pemerintah
Kualitatif
Hasil
dari
penelitian
ini
adalah
menemukan berbagai pola atau bentuk
komunikasi organisasi yang sedang
Tempat
No
Nama Peneliti
dan
Waktu
Judul
Metode
Penelitian
Penelitian
Kota
Palangka
Raya (Studi
Deskriptif
pada
Organisasi
Bagian
Humas
Pemerintah
Kota
Palangka
Raya)
Hasil Penelitian
diterapkan
di
Bagian
Humas
Sekretariat Daerah Pemerintah Kota
Palangka
Raya.
Pola
komunikasi
organisasi yang terjadi di Bagian
Humas Sekretariat Daerah Pemerintah
Kota
Palangka
komunikasi
Raya
langsung
terdiri
dari
dan
tidak
langsung. Bentuk dari komunikasi
langsung
formal
itu
dan
berupa
komunikasi
informal,
sedangkan
bentuk komunikasi tidak langsungnya
ditandai dengan adanya penggunaan
media
komunikasi.
penerapannya,
Pada
keberhasilan
komunikasi organisasi itu dipengaruhi
oleh budaya organisasi dan berbagai
hambatan komunikasi organisasi di
Bagian Humas Sekretariat Daerah
Pemerintah Kota Palangka Raya.
4
Alessandra
Mazzei
2014
Internal
Tindakan komunikatif Karyawan telah
communication
dikategorikan ke dalam: eksplorasi,
for employee
interpretasi,
berbagi
enablement:
Strategi
Strategies in
memungkinkan
dan
komunikasi
karyawan
akting.
internal
untuk
American and
menjadi komunikator yang efektif.
Italian
Hasil dari penelitian tersebut adalah
companies
komunikasi internal yang berlangsung
Tempat
No
Nama Peneliti
dan
Waktu
Judul
Metode
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
didalam
perusahaan
komunikator
efektif.
menghasilkan
Namun
hasil
peneleitian ini, bukan hanya komunikator
atau si pengirim pesan saja yang mampu
berperan
dengan
baik
,
namun
komunikasinya pun melakuka hal yang
sama.
5
Alessandr a
2011
Mazzeu
Internal
Kualitatif Hasil dari penelitian tersebut adalah
communication
komunikasi internal yang berlangsung
for employee
didalam
enablement:
komunikator
Strategies in
peneleitian ini, bukan hanya komunikator
American and
atau si pengirim pesan saja yang mampu
Italian
Companies
berperan
perusahaan
efektif.
dengan
menghasilkan
Namun
baik
,
hasil
namun
komunikasinya pun melakuka hal yang
sama.
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1
Proses Komunikasi
Setiap komunikasi yang terjadi terdapat unsurnya, yang mana setiap unsur
tersebut membetuk proses komunikasi. Tetapi sebelumnya apa saja yang menjadi unsur
komunikasi tersebut? Unsur komunikasi meliputi:
1. Komunikator : seseorang yang menyampaikan suatu pesan, atau dengan
kata lain pembicara.
2. Komunikan : Seseorang yang menerima suatu pesan, dengan istilah lain
pendengar.
3. Pesan : Informasi yang disampaikan dari pembicara kepada pendengar.
4. Media : Suatu informasi yang disampaikan dari pembicara kepada
pendengar.
5. Feedback : Umpan balik dari pendengar kepada pembicara.
Dari unsur-unsur tersebut akan membentuk suatu proses komunikasi, yang mana
dijelaskan dengan gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Proses komunikasi
Dari gambar tersebut menjelaskan bahwa suatu proses komunikasi dibentuk
karena adanya seorang penyampai pesan (komunikator) menyampaikan informasinya
kepada penerima pesan (komunikan) baik melalui media maupun tidak. Setelah informasi
disampaikan,
komunikan
mengumpanbalikkan
kepada
komunikator
berupa
respon/tanggapan. (Riswanto, 2011)
Menurut Harold D. Lasswell, dalam definisi komunikasi juga menyebutkan pula
unsur-unsur komunikasi, “Komunikasi pada dasarnya suatu proses yang menjelaskan
siapa ? mengatakan apa ? dengan saluran apa ? kepada siapa ? dengan akibat atau hasil
apa ?”. ( Lasswell,2001).
2.2.2
Media Komunikasi Internal
Berkomunikasi dengan anggota organisasi menjadi penting untuk menyamakan
pemahaman antara pimpinan suatu organisasi dengan anggotanya sehingga keduanya
saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, untuk menyamakan pemahaman
diperlukanlah sutu komunikasi internal. Komunikasi internal meliputi kegiatan
merancang program komunikasi yang efektif agar diterima dengan baik oleh seluruh
anggota organisasi, mulai dari top management hingga office boy. (Bewinda, 2008).
Media internal dibuat dan diterbitkan sebagai salah satu alat komunikasi internal,
maka karyawan dapat menyalurkan perasaannya dan dapat pula mengetahui segala
sesuatu mengenai perusahaan. Dengan demikian, hubungan antar karyawan maupun
dengan pimpinan/ atasan akan berlangsung baik.
Secara umum, ada empat fungsi media internal (Bewinda : 2008) yaitu :
1
Sebagai media komunikasi internal.
2
Ajang komunikasi khusus bagi karyawan.
3
Media pelatihan dan pendidikan.
4
Nilai tambah bagi tim pengelola.
Teknologi
komunikasi
komputer
seperti
surat
elektronik
(e-mail,
videoconferencing, voice messaging, dan faksimil, mengubah cara kita bekerja.
Komunikasi bermedia komputer memegang peranan sentral dalam transformasi
organisasi. Komunikasi bermedia komputer memperlancar penanggulangan hambatanhambatan karena ruang dan waktu, jadi lokasi pegawai secara fisik sudah tidak relevan
lagi. Dengan teknologi baru bermedia komputer ini, pegawai dapat berhubungan dengan
siapa pun, dan dimanapun dalam organisasinya. Sudah bukan masalah lagi apakah
mereka satu gedung dengan kantor mereka, atau mereka dipisahkan oleh jarak geografis.
Karena pesan-pesan komunikasi bermedia komputer dapat menerobos hierarki tradisional
dan hambatan-hambatan departemennya dengan mudah, batas-batas organisasi hilang.
Karena hubungan yang melekat dekat proses komunikasi organisasi, komunikasi
bermedia komputer dapat menentukan norma-norma, perilaku, dan keputusan organisasi.
Jadi implikasi sistem komunikasi bermedia komputer harus menjadi perhatian pokok
semua orang yang tertarik pada komunikasi organisasi. (Pace & Faules, 2010).
Sifat utama surat elektronik atau komputer adalah kemampuannya untuk
mengatasi kendala-kendala ruang dan waktu. Selain itu memberi kesempatan untuk
mengubah jarak dan wilayah komunikasi seseorang. Dengan hubungan surat elektronik,
arah dan pola-pola komunikasi menjadi tidak terbatas. Ruang, waktu, dan lokasi
geografis tidak menjadi masalah lagi dalam proses komunikasi. Surat elektronik memberi
alternatif kepada bentuk komunikasi tradisional, akses seseorang kepada pegawai
menjadi lebih luas, kini pesan-pesan dapat dikirimkan ke belahan dunia lainnya dalam
beberapa menit, serta dapat diarahkan untuk banyak tujuan dan pegawai. (Pace & Faules,
2010). Akibat komunikasi berbantuan komputer, batasan-batasan organisasional menjadi
tidak terlalu relevan. Jaringan komputer memungkinkan karyawan untuk melompati
tingkat-tingkat vertikal dalam organisasi, bekerja purna waktu d rumah atau di tempat
lain selain di fasilitas yang dioperasikan secara organisasional, dan melakukan
komunikasi terus-menerus dengan orang-orang di organisasi lain. Periset pasar yang
ingin mendiskusikan suatu isu dengan direktur pemasaran (yang secara hierarkis tiga
tingkat diatasnya) dapat melompati orang-orang diantaranya dan mengirimkan e-mail
secara langsung. Dengan demikian, status hierarki tradisional, yang sebagian besar
ditentukan oleh tingkatan dan akses secara mendasar dihapuskan. (Robbins & Judge,
2008)
Ada beberapa jenis komunikasi berbantuan komputer yang saat ini menjadi salah
satu alat komunikasi penting bagi perusahaan seperti e-mail, pesan instan, koneksi
intranet dan ekstranet serta konferensi video (Robbins & Judge , 2008). Alat komunikasi
ini sudah mulai menggeser penggunaan surat, memo, dan panggilan telepon yang dulu
sering digunakan untuk berhubungan dengan para pemasok, pembeli maupun antar
sesama karyawan.
E-mail
E-mail menggunakan internet untuk menyampaikan dan menerima teks serta
dokumen yang diolah dan dihasilkan oleh komputer. Pertumbuhannya sungguh
spektakuler. Sebagian besar e-mail datang dalam bentuk spam (iklan e-mail yang tidak
diminta atau materi yang tidak dikehendaki lainnya) dan e-mail yang mengganggu
(penipuan di internet yang dimulai dengan pesan e-mail bohong). Meskipun demikian,
alasan kita tetap menggunakan e-mail meski ada e-mail sampah adalah karena bagi
kebanyakan dari kita, e-mail merupakan sebuah cara berkomunikasi yang tidak
tergantikan.
Sebagai sebuah alat komunikasi, e-mail memiliki daftar manfaat yang panjang.
Pesan-pesan dalam e-mail dapat ditulis, diubahm dan disimpan dengan cepat. Pesanpesan tersebut dapat didistribusikan kepada satu atau seribu orang dengan hanya sekali
mengeklik mouse komputer kita. Pesan-pesan itu dapat dibaca secara keseluruhannya,
sesuai dengan waktu yang diinginkan penerima. Selain itu, biaya pengiriman sebuah
pesan e-mail formal bagi para karyawan hanya sedikit bila dibandingkan dengan biaya
yang mencetak, memperbanyak dan mendistribusikan sepucuk surat atau brosur yang
setara dengannya.
E-mail tentu saja bukannya tanpa kekurangan. E-mail dapat menjadi pengganggu
bagi aktivitas kerja bila para karyawan menggunakannya untuk tujuan-tujuan pribadi. Email juga hanya sedikit memiliki kandungan emosional. Tanda-tanda nonverbal dalam
pesan tatap muka atau nada bicara dalam suatu panggilan telepon menyampaikan
informasi penting yang tidak tersampaikan melalu e-mail. Dengan kata lain, e-mail
cenderung dingin dan impersonal. Sifat alamiah e-mail yang dingin dan berjarak memicu
timbulnya “spiral konflik” yang didapati mampu meningkatkan perasaan buruk dua kali
lipat dari tingkan komunikasi tatap muka. Banyak orang jadi bisa mengatakan hal-hal
lewat e-mail yang tidak akan pernah mereka katakan kepada seseorang secara langsung.
Pesan instan
Pesan instan (Instant Messaging-IM) yang telah popular di antara para remaja
selama lebih dari satu dasawarsa, sekarang dengan cepat bergerak ke dunia bisnis. Pesan
instan pada dasarnya adalah e-mail real-time. Karyawan membuat suatu daftar berisi
rekan kerja dan kawan-kawan yang ingin mereka ajak komunikasi, kemudian mereka
tinggal mengklik satu nama yang ditampilkan dalam sebuah kotak kecil di layar
komputer mereka, mengetik sebuah pesan, dan pesan tersebut secara instan muincul pada
layar si penerima. IM merupakan sebuah cara yang cepat dan murah bagi para manajer
untuk tetap berhubungan satu dengan yang lain. Namun IM tidak dapat menggantikan email. E-mail mungkin masih merupakan alat terbaik untuk menyampaikan pesan lebih
panjang yang perlu untuk disimpan. IM lebih dipilih untuk mengirimkan satu atau dua
baris pesan yang hanya akan memenuhi kotak masuk e-mail. Sisi buruknya, beberapa
pengguna IM merasakan teknologi ini mengusik dan mengganggu. Munculnya pesan IM
online yang terus menerus bisa membuat karyawan sulit untuk berkomunikasi dan fokus.
Para manajer khawatir bahwa IM akan digunakan oleh para karyawan untuk mengobrol
dengan teman dan rekan kerja mengenai isu-isu non-pekerjaan.
2.2.3
Network Communication
Saluran dimana arus informasi sangat penting sekali kita bergerak melampaui
kelompok dua atau tiga orang. cara kelompok struktur itu sendiri akan menentukan kasus
dan ketersediaan dengan yang anggota dapat mengirimkan informasi.
Terdapat 5 jaringan komunikasi (network communication) umum (Robins, 2009) :
Gambar 2.2 Model Jaringan Komunikasi
1. Chain
Di lima anggota organisasi, rantai akan mewakili lima tingkat hirarki dimana komunikasi
tidak bisa bergerak lateral, hanya atas dan ke bawah. dalam organisasi formal, jenis
organisasi akan ditemukan di direct-line hubungan otoritas tanpa penyimpangan.
misalnya, petugas penggajian melapor kepada atasan penggajian, yang pada gilirannya
melaporkan kepada manajer akuntansi umum, yang melaporkan ke controller, yang
melaporkan kepada manajer pabrik
2. Wheel
Wheel mewakili atasan dengan empat bawahan. Namun, tidak ada interaksi antara
bawahan. semua komunikasi disalurkan melalui atasan.
3. Circle
Memungkinkan anggota untuk berinteraksi dengan anggota sebelah, tapi tidak lebih. itu
merupakan hirarki tiga tingkat di mana ada komunikasi antara atasan dan bawahan, dan
lintas komunikasi pada tingkat terendah.
4. All-channel
Memungkinkan masing-masing subjek untuk bebas berkomunikasi dengan yang lain.
jaringan dibahas, itu adalah yang paling terstruktur. semua anggota bebas untuk berbagi
sudut pandang mereka.
5. “Y”
Merupakan jaringan terbalik, kita dapat melihat dua bawahan melaporkan kepada atasan,
dengan dua tingkat hirarki masih di atas supervisor. ini, pada dasarnya, hirarki empat
tingkat.
2.2.4
Komunikasi Organisasi
Komunikasi
organisasi
(organizational
communication)
mencakup
komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas.
Jenis komunikasi ini sangat bervariasi karena komunikasi organisasi juga meliputi
komunikasi interpersonal (percakapan antara atasan dan bawahan), kelompok
kecil (kelompok kerja yang mempersiapkan laporan), dan komunikasi dengan
menggunakan media (memo internal, e-mail, dan konferensi jarak jauh). Oleh
karenanya, organisasi terdiri atas kelompok yang diarahkan oleh tujuan akhir
yang sama (West & Turner, 2008).
Hal yang membedakan komunikasi organisasi dengan komunikasi lainnya adalah
adanya hierarki dalam hampir semua organisasi. Evert Rogers dalam buku
Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasi mengatakan bahwa Suatu alasan
yang penting untuk mempelajari organisasi ialah bahwa komunikasi tersebut
terjadinya sangat tergantung pada struktur. Suatu struktur organisasi cenderung
mempengaruhi proses komunikasi dengan demikian komunikasi dari bawahan
kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya.” (Thoha,
2012). Sedangkan
menurut West & Turner dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi mengatakan bahwa hierarki
(hierarchy) adalah prinsip-prinsip pengaturan dimana orang diberikan urutan di
atas atau di bawah yang lain (West & Turner, 2008). Dari dua definisi mengenai
hierarki diatas, dapat di simpulkan bahwa suatu struktur organisasi atau hierarki
merupakan suatu prinsip pengaturan mengenai siapa yang menjadi atasan dan
siapa yang menjadi bawahan dan sangat mempengaruhi proses komunikasi yang
ada di dalam perusahaan tersebut.
1.2.4.1 Arus Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas
lebih rendah. Biasanya kita berangapan bahwa informasi bergerak dari
manajemen kepada para pegawai, namun dalam organisasi kebanyakan hubungan
ada pada kelompok manajemen. Ada lima jenis informasi yang biasa
dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, diantaranya :
a.
informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
b.
informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
c.
informasi mengenai kebijakan dan praktik – praktik organisasi.
d.
informasi mengenai kinerja pegawai
e.
informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of
mission).
Sedangkan untuk pemilihan metode dan media dalam proses komunikasi ke
bawah dapat dilakukuan melalui:
a. tulisan saja
b. lisan saja
c. tulisan diikuti lisan
d. lisan diikuti tulisan.
Komunikasi ke bawah merupakan arus komunikasi dalam organisasi dimana arah
aliran informasi mengalir dari atasan kepada bawahan. Komunikasi ke bawah yang
berlangsung dari atasan kepada bawahan merupakan arus komunikasi yang perlu untuk
dilakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal tersebut dikarenakan terdapat
cukup banyak hal penting yang harus disampaikan oleh atasan kepada bawahan dalam
arus komunikasi ke bawah. Sehingga untuk karyawan atau bawahan dapat memahami
apa yang dimaksudkan oleh atasannya, atasan harus mampu mengkomunikasikan dan
menyampaikan hal tersebut di atas dengan baik dan terbuka. Dimana hal tersebut
bertujuan agar pesan dapat dikirim oleh atasan dan diterima oleh bawahan dengan tepat.
2. Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir
dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia).
Jenis komunikasi ini biasanya mencakup (Abdullah,2008) :
i. kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Artinya, apa yang sedang terjadi
di pekerjakan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus
dilakukan, dan masalah lain yang serupa.
ii. masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum
terjawab.
iii. berbagai gagasan untuk perubahan dan saran – saran perbaikan.
iv. perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan
itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa.
Komunikasi ke atas menjadi sangat penting untuk mempertahankan dan bagi
pertumbuhan organisasi. Dikatakan penting karena beberapa alasan, diantaranya :
a. Aliran inromasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan
keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi
kegiatan orang – orang lainnya;
b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan
mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan
menerima apa yang dikatakan oleh mereka;
c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh
kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu
mereka yang paling dekat dengan operasi – operasi sebenarnya;
d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi
dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan
dan menyumbang gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi;
e.
Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan
memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah;
f.
Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka
dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan dan dengan organisasi
tersebut.
Komunikasi ke atas merupakan arus komunikasi yang berlangsung dari bawahan
kepada atasan. Dalam kegiatan komunikasi arus ke atas ini juga terdapat beberapa jenis
kegiatan yang dilakukan dan informasi yang disampaikan dari bawahan kepada
atasannya. Dalam kegiatan yang dilakukan dan dalam penyampaian informasi dari
bawahan kepada atasan tidak luput dari adanya hambatan – hambatan di dalamnya.
Dimana hambatan – hambatan tersebut dapat membuat kegiatan komunikasi arus ke
atas terlihat sulit untuk dilakukan. Hambatannya pun beragam, maka bawahan sebisa
mungkin harus dapat mengatasi dan melewati hambatan – hambatan yang ada agar
proses komunikasi arus ke atas dapat berlangsung dengan baik dan terbuka.
Dapat dikatakan bahwa komunikasi arus ke atas merupakan kegiatan yang
penting untuk dilakukan. Karena terdapat beberapa hal yang menjadikan komunikasi
arus ke atas itu penting. Mengingat betapa pentingnya arus komunikasi ke atas,
alangkah baiknya apabila suatu organisasi atau perusahaan mampu mewujudkan
kegiatan komunikasi arus ke atas agar atasan menjadi tahu tentang apa yang diinginkan
dan dibutuhkan oleh para bawahannya dan atasan juga dapat mengapresiasi apa yang
telah dilakukan dan dicapai oleh bawahannya. Sehingga bawahan dapat semakin
termotivasi dan juga dapat meningkatkan kinerja mereka di organisasi atau perusahaan
tempat mereka bekerja.
Planty dan Machaver (Pace & Faules, 2010) mengemukakan tujuh prinsip sebagai
pedoman program komunikasi ke atas, yaitu:
1. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan. Meskipun
kerahasiaan dan keterusterangan memperkokoh semua program komunikasi
efektif, penyelia dan manajer harus merangsang, mendorong dan mencari jalan
untuk mengembangkan komunikasi ke atas;
2. Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan.
Bawahan harus memberi dan meminta informasi dari tingkat yang lebih tinggi
terlepas dari bagaimana segala sesuatu berjalan. Penyelia dan manajer harus mau
menerima informasi kepada bawahan dan memberi tanggapan atas apa yang
mereka terima, terlepas dari apakah organisasi berfungsi lancar atau sedang
mendapat gangguan;
3. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin. Tanpa
menghilangkan kesempatan bagi setiap pegawai untuk melakukan kontak dengan
dan didengar oleh manajer di setiap tingkat, informasi harus mengalir ke atas
melalui organisasi mengikuti tahap – tahap yang biasa dan rutin. Masalah dan
permohonan informasi harus berjalan ke atas melalui organisasi sampai menemui
orang yang dapat melakukan tindakan; bila orang tersebut dapat memberi
informasi atau menyelesaikan masalah, aliran komunikasi ke atas tidak perlu
berjalan lebih jauh lagi daripada orang tersebut;
4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan
penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah. Perbedaan
dalam interpretasi dan persepsi atau peristiwa harus diperhitungkan. Jabatan
seseorang dalam organisasi mendorongnya untuk memandang segala sesuatu
secara berbeda dan memberi makna yang berlainan pula atas yang dilihatnya itu.
Perbedaan dalam nilai – nilai dan prioritas menghasilkan perbedaan dalam dugaan
dan kesimpulan.
Mendengarkan dengan tujuan untuk memahami apa yang dimaksud oleh seseorang
adalah dasar bagi komunikasi ke atas yang efektif;
5. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara
obyektif. Manager harus menyediakan waktu untuk mendengarkan bawahan secara
obyektif. Kebiasaan mendengarkan dengan jengkel, menunjukkan bahwa
komunikasi ke atas sebenarnya tidak dikehendaki. Mendengarkan yang
disampaikan bawahan, memudahkan dan mengurangi ketegangan bawahan,
menunjukkan maksud menerima dan kesediaan untuk mendengarkan pendapat
yang bertentangan, kritik – kritik dan cara pandang yang berlainan;
6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi
masalah. Mendengarkan aktif dapat memancing munculnya gagasan – gagasan
baru, tetapi kegagalan untuk melakukan tindakan hanya menciptakan kemarahan
dan merusak ketulusan dalam komunikasi ke atas. Bila harus dilakukan perubahan
– perubahan dalam kebijakan atau tindakan, sekadar mendengarkan tanpa
melakukan suatu penyesuaian dapat menghapuskan gagasan komunikasi ke atas.
Bila tidak ada tindakan yang dapat diambil, bawahan harus diberi tahu dan diberi
alasan mengapa perubahan – perubahan tidak dapat dilakukan;
7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media dan
metode untuk meningkatkan aliran informasi. Metode komunikasi ke atas yang
paling efektif adalah kontak tatap muka setiap hari dan percakapan diantara
penyelia dan bawahan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaannya,
komunikasi arus ke atas memiliki beberapa prinsip yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan komunikasi arus ke atas di suatu organisasi atau
perusahaan. Beberapa prinsip tersebut diantaranya adalah program komunikasi ke
atas yang efektif harus direncanakan, program komunikasi ke atas yang efektif
berlangsung secara berkesinambungan, program komunikasi ke atas yang efektif
menggunakan saluran rutin, program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan
kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah,
program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara obyektif,
program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi
masalah, program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media dan
metode untuk meningkatkan aliran informasi.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan – rekan
sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu – individu yang
ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan
yang sama. Adapun tujuan komunikasi horizontal :
a. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja;
b. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan;
c. Untuk memecahkan masalah;
d. Untuk memperoleh pemahaman bersama;
e. Untuk mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan;
f.
Untuk menumbuhkan dukungan antarpersonal.
Komunikasi horisontal memegang peranan penting dalam pembinaan hubungan di
antara para pegawai dan mendorong terciptanya unit kerja yang padu. Para pegawai
yang tingkatnya sama, yang sering berinteraksi, tampaknya lebih sedikit mengalami
kesulitan dalam memahami satu sama lainnya. Interaksi antar sejawat menghasilkan
dukungan emosional dan psikologis. Hambatan – hambatan pada komunikasi
horisontal banyak persamaannya dengan hambatan yang mempengaruhi komunikasi
ke atas dan komunikasi ke bawah. Ketiadaan kepercayaan di antara rekan – rekan
kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas, dan persaingan dalam sumber
daya dapat mengganggu komunikasi pegawai yang sama tingkatnya dalam organisasi
dengan sesamanya.
Dapat diketahui bahwa komunikasi horizontal merupakan proses komunikasi
yang terjadi antara rekan sejawat, rekan yang memiliki otoritas yang sama antar satu
dengan yang lainnya yang berlangsung di dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Komunikasi horizontal juga tidak luput dari hambatan – hambatan yang dapat
mengganggu proses berlangsungnya kegiatan komunikasi ini.
4. Komunikasi Lintas – Saluran
Abdullah (2008) Dalam kebanyakan organisasi, muncul keinginan pegawai untuk
berbagi informasi melewati batas – batas fungsional dengan individu yang tidak
menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Misalnya, bagian – bagian seperti
teknik, penelitian, akunting, dan personalia mengumpulkan data, laporan, rencana
persiapan, kegiatan koordinasi, dan memberi nasihat kepada manajer mengenai
pekerjaan pegawai di semua bagian organisasi. Mereka melintasi jalur fungsional dan
berkomunikasi dengan orang – orang yang diawasi dan yang mengawasi tetapi bukan
atasan atau bawahan mereka. Mereka tidak memiliki otoritas lini untuk mengarahkan
orang – orang yang berkomunikasi dengan mereka dan terutama harus
mempromosikan gagasan – gagasan mereka.
Namun, mereka memiliki mobilitas tinggi dalam organisasi, mereka dapat
menjunjung bagian lain atau meninggalkan kantor mereka hanya untuk terlibat dalam
komunikasi informal. Spesialis staf (staff specialists) biasanya paling efektif dalam
komunikasi lintas-saluran karena biasanya tanggung jawab mereka muncul di
beberapa rantai otoritas perintah dan jaringan yang berhubungan dengan jabatan.
Unit pelatihan dan pengembangan, misalnya, berhubungan dengan produksi,
penjualan, relasi industri, pembelian, penelitian, dan teknik juga dengan pelanggan,
untuk pelatihan pelanggan. Spesialis staf sering berhubungan dengan manajemen
puncak, yang memungkinkan mereka memperpendek rangkaian sistem otoritas.
1.2.4.2
Fungsi Komunikasi Organisasi
Stewart L. Tubs-Sylvia Moss dalam buku Komunikasi Organisasi dalam
Perspektif
Teori dan Praktek mendefinisikan komunikasi adalah alat untuk
mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam
organisasi: Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan
dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
(Abdullah, 2008) menjelaskan bahwa terdapat beberapa fungsi komunikasi dalam
organisasi diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi produksi dan pengaturan
Artinya, komunikasi yang terutama berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan dan
membantu organisasi menacapai tujuan produksi (produk, jasa – jasa dsb) adalah berorientasi
pengaturan dan produksi. Contoh komunikasi produksi adalah informasi penjualan, pesan
pengawasan mutu, anggaran, dan pesan – pesan kebijaksanaan dan pengaturan yang
menunjukkan kepada para anggota organisasi mengenai bagaimana melaksanakan tugas –
tugas mereka. Fungsi komunikasi ini meliputi pesan yang memungkinkan para manajer dan
para anggota organisasi untuk:
a. Menentukan sasaran dan tujuan;
b. Merumuskan bidang masalah;
c. Menilai prestasi;
d. Mengkoordinir tugas – tugas yang secara fungsional saling bergantung;
e. Menentukan standard hasil prestasi;
f. Mengomando, menunjukkan kepada pegawai apa yang harus dilakukan, memberi
perintah;
g. Memberikan instruksi, menunjukkan kepada pegawai bagaimana melaksanakan
suatu perintah, mengembangkan prosedur, dan memahami kebijaksanaan;
h. Memimpin dan mempengaruhi.
2. Fungsi pembaharuan
Fungsi ini menjadikan organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan –
perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Untuk itu suatu organisasi membuat rencana –
rencana baru, aktivitas – aktivitas baru, program – program baru, pengarahan yang baru,
proyek – proyek yang baru, dan saran – saran mengenai produksi baru. Rencana – rencana ini
misalnya disampaikan pada waktu pertemuan – pertemuan pemecahan masalah, pembuatan
rencana dan pada waktu rapat – rapat dengan anggota organisasi. Pesan yang disampaikan itu
termasuk kategori pesan pembaharuan.
Dengan adanya komunikasi sebagai fungsi pembaharuan, dapat membantu para
anggota dalam organisai untuk beradaptasi serta menerima adanya perubahan –
perubahan yang terjadi dalam lingkungan organisasi atau perusahaan tempat mereka
bekerja. Sehingga mereka dapat lebih siap untuk menghadapi peruabahan –
perubahan tersebut. Karena telah diadakannya proses komunikasi mengenai
perubahan yang terjadi.
3.
Fungsi pemasyarakatan atau pemeliharaan
Artinya, aktivitas – aktivitas komunikasi yang menyangkut: harga diri para
anggota organisasi; imbalan dan motivasi pegawai; moral; hubungan antar-pribadi
mereka dalam organisasi. Agar pegawai betah dalam suatu organisasi dan berprestasi
memadai, mereka hendaklah memperoleh pengalaman menyenangkan dalam
organisasi itu. Imbalan itu dapat berupa uang, prestise, status, pekerjaan menarik,
identifikasi dengan produk organisasi, dan faktor kepuasan seperti terlibat dalam
pengambilan keputusan. Komunikasi sosial meliputi informasi yang menunjang
hubungan seseorang dengan lingkungan fisik dan manusia. Misalnya, informasi yang
menyokong pandangan anda tentang diri anda sendiri sebagai orang yang kompeten
dan berguna adalah bersifat menyatukan dan memperkuat harga diri anda. Fungsi
sosial dari komunikasi membantu membangun harapan bersama dengan para anggota
organisasi, harapan mengenai satu sama lain, pekerjaan yang akan dilaksanakan,
bagaimana mengerjakan pekerjaan itu, dan kontek organisasional dan lingkungan
dimana organisasi itu berada. Upacara (rituals), dan prosedur adalah cara – cara para
anggota organisai mengembangkan harapan bersama yang menyatukan mereka
bersama sebagai bagian dari organisasi. Oleh karena fungsi sosial dari komunikasi
itulah para anggota organisasi mengenal dan bergaul satu sama lain sebagai anggota
organisasi itu. Hanya dengan komunikasi sosial atau komunikasi pemeliharaan
pegawai dapat terlibat secara pribadi dalam sasaran suatu organisasi.
Fungsi pemasyarakatan atau pemeliharaan dalam kegiatan komunikasi organisasi
mampu mempersatukan pegawai yang yang satu dengan pegawai lainnya. Bukan
hanya itu, melalui fungsi pemasyarakatan atau pemeliharaan dapat juga menunjang
hubungan seseorang dengan lingkungan fisik di sekitarnya. Sehingga dapat membuat
para anggota organisasi nyaman berada di dalam lingkup organisasi atau perusahaan.
4.
Fungsi tugas
Artinya, aktivitas – aktivitas komunikasi yang berkenaan dengan pelaksanaan
tugas – tugas organisasi oleh anggota organisasi. Pesan ini mencakup pemberian
informasi kepada karyawan untuk melakukan tugas mereka secara efisien, seperti
aktivitas pemberian latihan kepada karyawan, memberikan orientasi bagi karyawan
baru, penentuan tujuan dan aktivitas lainnya yang berkenaan dengan produksi,
pelayanan, pemasaran dan sebagainya. Atau dengan kata lain fungsi tugas dapat
dikatakan sebagai pesan yang berhubungan dengan output sistem yang diinginkan
oleh organisasi.
Dengan adanya komunikasi di dalam suatu organisasi atau perusahaan, segala
informasi yang berkenaan dengan bagaimana seharusnya karyawan atau pegawai
melakukan pekerjaan dan melaksanakan tugas mereka secara efisien mampu
disampaikan dengan baik kepada para pegawai. Sehingga karyawan atau pegawai
dalam fungsi ini mampu membantu mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi atau perusahaan tempat mereka bekerja.
5. Fungsi perintah
Artinya, komunikasi memperbolehkan anggota organisasi “membicarakan,
menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah”. Dua jenis komunikasi
yang mendukung pelaksanaan fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik, dan
tujuannya adalah berhasil mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi
perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam
organisasi tersebut.
Di dalam kegiatan komunikasi yang berlangsung pada suatu organisasi atau
perusahaan, terdapat pesan berisi perintah yang biasanya dilakukan oleh atasan
kepada bawahan atau antar sesama pegawai yang sama tingkatannya. Kemudian
dapat diketahui bahwa fungsi perintah dapat menghasilkan koordinasi diantara
sejumlah anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan.
6. Fungsi relasional
Artinya, komunikasi memperbolehkan anggota organisasi “menciptakan dan
mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan anggota organisasi
lain”.
Hubungan
dalam
pekerjaan
mempengaruhi
kinerja
pekerjaan
(job
performance) dalam berbagai cara, misalnya kepuasan kerja, aliran komunikasi ke
bawah maupun ke atas dalam hirarki organisasional, dan tingkat pelaksanaan
perintah. Pentingnya keterampilan dalam hubungan antarpesona yang baik lebih
terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu
dilakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga
hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dan
sebagainya.
Fungsi relasional tidak kalah penting dari fungsi – fungsi lain dalam kegiatan
komunikasi organisasi. Di dalam suatu organisasi atau perusahaan, hubungan
diantara anggota organisasi berperan untuk meningkatkan kinerja pegawai. ketika
hubungan yang terjalin antar pegawai di dalam organisasi atau perusahaan terjalin
dengan baik, maka anggota dalam organisasi atau perusahaan pun dapat merasa
nyaman berada di dalam organisasi atau perusahaan tersebut, sehingga dapat
memotivasi mereka untuk bekerja lebih giat dan lebih baik lain.
7. Fungsi manajemen ambigu
Artinya, pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat
ambigu. Misalnya, motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan
mempengaruhi rekan kerja dan organisasi demikian juga diri sendiri; tujuan
organisasi tidak jelas, dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut
mungkin tidak jelas.
2.2.4.2 Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Kendala atau hambatan lumrah ditemukan dan terjadi dimana saja, terlebih dalam
suasana organisasi yang melibatkan banyak anggota. Ada enam macam hambatan
komunikasi yang dijelaskan Wursanto (Abdullah, 2008) dan hambatan tersebut dapat
dilihat di bawah ini:
1) Hambatan Teknis
Kurangnya sarana dan prasarana dalam organisasi termasuk termasuk dalam
hambatan teknis. Selain itu, kondisi fisik yang tidak memadai, dan penguasaan
teknik dan metode komunikasi yang kurang juga termasuk dalam hambatan
teknis.
2) Hambatan Perilaku
Adanya perilaku negatif partisipan seperti sifat apriori, emosi, otoriter, ketidak
mauan untuk berubah, egosentris.
3) Hambatan Bahasa
Penggunaan tanpa menghiraukan kemampuan bawahan akan menimbulkan
salah pengertian. Maka kalimat sederhana, singkat dan jelas, serta tata bahasa
yang benar dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lawan bicara merupaka
hal mutlak yang harus disanggupi komunikator agar salah pengertian dapat
diminimalisir.
4) Hambatan Struktur
Hambatan struktur berasal dari perbedaan tingkat dalam struktur organisasi
yang menimbulkan perasaan sungkan ketika berhadapan dengan pimpinan.
5) Hambatan Jarak
Jarak menjauhkan pengirim dan penerima pesan dan tentu saja memakan waktu
yang lebih lama. Sarana komunikasi yang memadai sangat dibutuhkan untuk
kecepatan dan ketepatan penyampaian pesan yang terhalang oleh jarak ini.
6) Hambatan Latar Belakang
Perbedaan latar belakang tak jarang menimbulkan gap antara anggota, atasan
dengan bawahan. Latar belakang yang dimaksud bisa merupakan latar
belakang sosial dan latar belakang pendidikan.
Melalui penjelasan Wursanto tersebut dapat disimpulkan bahwa hambatan –
hambatan dalam komunikasi organisasi adalah hambatan teknis, hambatan perilaku,
hambatan bahasa, hambatan struktur, hambatan jarak, dan hambatan latar belakang.
Dalam proses pengaplikasiannya, komunikasi organisasi mempunyai beberapa
hambatan dari aspek – aspek tertentu. Hambatan – hambatan tersebut dapat menjadi
penyebab terganggunya keberlangsungan proses komunikasi dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Hambatan dalam komunikasi organisasi dapat mengakibatkan pesan
yang disampaikan
1.2.5
Kerjasama
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan
setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri dalam melakukan segala
aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa adanya bantuan dari orang lain. Secara
alamiah manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia
maupun dengan makhluk hidup lainnya. Kerjasama pada intinya menunjukkan adanya
kesepakatan diantara dua oang atau lebih yang saling menguntungkan. Kerjasama biasa
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan suatu aktivitas bersama, dimana
aktivitas yang dilakukan secara bersama – sama tersebut adalah bertujuan untuk
mencapai suatu tujuan yang dimiliki oleh suatu organisasi. Menurut Thomson dan Perry
dalam Keban (2011:28), kerjasama memiliki derajat yang berbeda, mulai dari koordinasi
dan kooperasi (cooperation) sampai pada derajat yang lebih tinggi yaitu collaboration.
Perbedaannya terletak pada kedalaman interaksi yang dilakukan, integrasi, komitmen dan
kompleksitas
dimanacooperation terletak
pada
tingkatan
yang
paling
rendah.
Sedangkan collaboration pada tingkatan yang paling tinggi.
Kerjasama dapat dijadikan suatu alat bagi para pegawai, dapat mendorong para
pegawai agar dapat bekerja lebih produktif, efektif dan efisien. Kemudian di dalam
kerjasama yang terjalin antar satu pegawai dengan pegawai lainnya, terdapat komunikasi
yang berlangsung di dalamnya. Kerjasama yang ada di dalam sebuah organisasi dapat
terbentuk karena didukung oleh adanya pertukaran informasi atau pesan yang
disampaikan oleh satu pegawai kepada pegawai lainnya. Pertukaran informasi tersebut
dapat menambah kedekatan atau relasi yang baik antar sesama pegawai. Sehingga situasi
yang kondusif pun dapat muncul untuk mendukung keberlangsungan arus komunikasi
organisasi. Selain itu, dengan adanya komunikasi yang baik di dalam suatu organisasi,
arus komunikasi yang mengalir dari atasan kepada bawahan, bawahan kepada atasan,
antar rekan sejawat yang berada pada tingkat otoritas yang sama, maupun komunikasi
yang mengalir antar unit/bidang satu dengan unit/bidang lainnya dapat menciptakan
kerjasama antar atasan dengan bawahan dan sebaliknya, antar rekan sejawat, maupun
antar unit/bidang satu dengan unit/bidang lainnya.
2.3
Kerangka Pemikiran
Komunikasi Organisasi
Media Komunikasi Internal
Network Communication
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
(Sumber : Pemikiran Peneliti)
Kerjasama Karyawan
Setiap kegiatan dalam perusahaan tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi yang terjadi
di dalam perusahaan atau organisasi besar akan semakin kompleks. Karena proses komunikasi
dalam sebuah organisasi atau perusahaan besar melibatkan banyak individu sehingga perusahaan
harus memberikan fasilitas untuk dapat membuat proses komunikasi dalam perusahaan dapat
berjalan dengan baik dan efektif. Salah satu cara yang sering digunakan adalah melalui media.
Media internal yang digunakan harus mengjangkau seluruh karyawan sehingga jaringan
komunikasinya (network communication) di dalam sebuah perusahaan atau organisasi bisa
menghubungkan setiap individu dengan individu lain di dalam satu divisi atau divisi lainnya.
Apabila setiap individu dapat terhubung langsung dengan individu lainnya maka akan
memperkecil kendala ruang dan waktu dalam proses komunikasi dan dapat membentuk kerjasama
karyawan yang lebih baik.
Download